Proposal Anggre
Proposal Anggre
Proposal Anggre
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Daging buah kelapa dapat diolah menjadi beraneka ragam produk, seperti
pada bagian kulit/testa dapat diolah menjadi minyak kelapa atau coconut oil,
untuk bagian yang diparut, daging kelapa dapat diolah menjadi santan atau coco
milk dan produk lain dari olahan parutan kelapa seperti tepung kelapa, minyak
kelapa menghasilkan residu yaitu ampas kelapa. Selama ini, pemanfaatan
ampas kelapa hanya digunakan sebagai bahan baku pakan ternak dan masih
dianggap sebagai produk samping yang tidak bernilai. Untuk mendapatkan nilai
mutu yang lebih bermanfaat ampas kelapa dapat diolah menjadi tepung ampas
kelapa (Yulvianti, 2015).
1
Pengolahan tepung ampas kelapa berserat kasar tinggi, sebagai bahan baku
makanan rendah kalori hanya mengikuti pemanfaatan kelapa untuk pengolahan
santan dan minyak cara basah, sebab yang digunakan adalah hasil samping
ampas kelapa. Meskipun ampas kelapa merupakan hasil samping pembuatan
santan, namun karena kandungan seratnya cukup tinggi maka ampas kelapa
dapat dimanfaatkan sebagai bahan substitusi pada produk pangan. Oleh sebab
itu tepung dari ampas kelapa sangat baik digunakan sebagai salah satu bahan
dalam membuat formula makanan, khusus untuk konsumen yang berisiko tinggi
terhadap penyakit obesitas, kardiovaskuler dan lain-lain (Putri, 2010).
Ampas kelapa dapat digunakan sebagai bahan baku tepung. Tepung ampas
kelapa dapat lebih mudah diaplikasikan pada produk pangan apabila berada
dalam bentuk tepung sehingga dapat menggantikan sebagian bahan baku
tepung terigu atau tepung lainnya yang bisa digunakan dalam pengolahan
pangan. Tepung ampas kelapa merupakan salah satu alternatife pengganti
tepung terigu atau tepung lainnya karena kandungan seratnya yang tinggi dan
kandungan karbohidrat kompleks yang baik bagi kesehatan terutama untuk
penderita diabetes. Tepung ampas kelapa merupakan salah satu tepung
sebagai sumber serat pangan dan tepung ampas kelapa mengandung air cukup
rendah yaitu 6,9969 % lebih rendah dari pada tepung terigu yang kandungan
airnya 11,31% (Putri, 2010).
Kue bangkit adalah jenis kue kering yang memliki tekstur halus, renyah dan
mudah rapuh, berukuran kecil-kecil serta memilki rasa manis yang menjadi daya
tarik bagi penikmatnya baik orang dewasa maupun anak-anak. Pembuatan kue
bangkit pada umumnya menggunkan bahan dasar tapioka, produk hasil olahan
ubi kayu (singkong) yang berbentuk butiran pati. Pembutan kue bangkit tidak
2
memerlukan bahan yang volumenya dapat mengembang besar atau kandungan
gluten tinggi (Efendi.R, 2015).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Menilai daya terima warna terhadap kue bangkit susu dengan variasi
penambahan tepung ampas kelapa
b. Menilai daya terima tekstur terhadap kue bangkit susu dengan variasi
penambahan tepung ampas kelapa
3
c. Menilai daya terima rasa terhadap kue bangkit susu dengan variasi
penambahan tepung ampas kelapa
d. Menilai daya terima aroma terhadap kue bangkit susu dengan variasi
penambahan tepung ampas kelapa
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
2. Bagi Masyarakat
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kelapa
1. Pengertian kelapa
Bagian yang yang dianggap paling penting dari buah kelapa ialah daging
buahnya, yang biasanya digunakan sebagai sumber minyak nabati. Dalam satu
bulir kelapa berukuran medium mengandung air sebanyak satu cup (satu cup =
239 ml). Bila daging kelapanya diparut maka dapat menghasilkan tiga atau
empat cup parutan daging kelapa dalam bentuk minyak goreng atau hasil olahan
lainnya (Somaatmadja,1978 dalam Winarno 2014).
Daging buah kelapa yang sudah masak dapat dijadikan kopra dan bahan
makanan, daging buah merupakan sumber protein yang penting dan mudah
dicerna. Komposisi kimia daging buah kelapa ditentukan oleh umur buah. Pada
tabel 1 (satu) dapat dilihat komposisi kimia buah kelapa pada berbagai tingkat
kematangan.
5
Tabel 1. Komposisi Kimia Daging Buah Kelapa pada Berbagai Tingkat
Kematangan
Analisis (dalam 100 gr) Buah Muda Buah setengah tua Buah Tua
Kalori 68,0 kal 180,0 kal 359,0 kal
Protein 1,0 gr 4,0 gr 3,4 gr
Lemak 0,9 gr 13,0 gr 34,7 gr
Karbohidrat 14,0 gr 10,0 gr 14,0 gr
Kalsium 17,0 mg 8,0 mg 21,0 mg
Fosfor 30,0 mg 35,0 mg 21,0 mg
Besi 1,0 mg 1,3 mg 2,0 Iµ
Aktivitas vitamin A 0,0 Iµ 10,0 Iµ 0,0 mg
Thiamin 0,0 mg 0,5 mg 0,1 mg
Asam askorbat 4,0 mg 4,0 mg 2,0 mg
Air 83,3 gr 70,0 gr 46,9 gr
Bagian yang dapat dimakan 53,0 gr 53,0 gr 53,0 gr
Sumber : Thieme,J.G. (1968) dalam Ketaren (1986)
Santan kelapa merupakan emulsi minyak kelapa dalam air, yang berwarna
putih, diperoleh dengan cara memeras daging kelapa segar yang sudah diparut
atau dihancurkan dengan atau tanpa penambahan air (Hagenmaeir, 1973).
Santan berwarna putih karena partikelnya berukuran lebih besar dari satu micron
(Kuh dan Othmer, 1951).
6
diperoleh hasil samping ampas kelapa. Sampai saat ini pemanfaatannya masih
terbatas untuk pakan ternak dan sebagian dijadikan tempe bongkrek untuk
makanan di desa-desa provinsi Jawa Timur (Hutasoit, 1988).
Untuk pengolahan minyak kelapa cara basah, dari 100 butir kelapa diperoleh
ampas 19,50 kg. Balasubramanian (1976), melaporkan bahwa analisis ampas
kelapa kering (bebas lemak) mengandung 93% karbohidrat yang terdiri atas:
61% galaktomanan, 26% manosa dan 13% selulosa.
Tepung ampas kelapa dibuat secara langsung dari hasil samping ampas
kelapa. Pada proses pemisahan santan kelapa tersisa hasil samping atau
limbah yang masih dapat dimanfaatkan yaitu ampas kelapa hasil ekstraksi yang
cukup banyak. Tepung ampas kelapa adalah tepung yang diperoleh dengan
cara menghaluskan ampas kelapa yang dikeringkan (Putri, 2010).
Tepung adalah bahan baku utama pembuatan berbagai jenis makanan (kue).
Disamping sebagai sumber pati (gizi), tepung juga sebagai pembentuk struktur.
Sifat fisik tepung harus diperhatikan adalah harus berwarna putih, tidak
menggumpal dan tidak lengket.
7
1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Tepung Ampas Kelapa
a. Tingkat (Derajat) Keputihan
Tepung ampas kelapa yang dibuat secara manual biasanya agak kasar
karena menggunakan ayakan dengan ukuran yang kurang sesuai (dibawah 40
mesh). Tingkat kehalusan tepung ditentukan oleh ukuran ayakan dengan satuan
ukuran mesh.
8
C. Kue Bangkit Susu
Kue bangkit merupakan kue tradisional khas melayu yang dapat dengan
mudah ditemukan disemenanjung Malaysia dan Sumatera, terutama Sumatera
Utara, Riau, Jambi dan Sumatera Barat. Warna kue bangkit putih kekuningan
dan memilki tekstur yang sangat halus dan mudah hancur. Kue bangkit
merupakan sejenis kue kering (cookies). Kue bangkit akan lumer didalam mulut
dan mempunyai rasa yang renyah ketika dikunyah. Kue bangkit susu terbuat
dari bahan tepung tapioka, tepung gula, susu kental manis, dan mentega.
9
Standart mutu tepung tapioka di Indonesia tercantum dalam Standart
Nasional Indonesia SNI 01-3729-1995. Klasifikasi dan standart mutu tepung
tapioka disajikan pada tabel 5.
Klasifikasi Keterangan
1. Keadaan
1. Bau Normal
2. Warna Normal
3. Rasa Normal
2. Benda Asing Tidak boleh ada
3. Serangga (bentuk stadia dan potongannya) Tidak boleh ada
4. Jenis pati lain Tidak boleh ada
5. Air (%) Maksimum 13
6. Abu (%) Maksimum 0,5
7. Serat kasar (%) Maksimum 0,1
Sumber : Badan Standarisasi Nasional 2011
b. Gula
c. Mentega
10
d. Susu Kental Manis
Susu kental manis adalah makanan cair yang dibuat dari susu segar yang
ditambah gula sukrosa atau campuran gula sukrosa dan dekstrosa kemudian
diuapkan sebagian airnya sehingga kental dan dan mempunyai kadar padatan
minimum 28%, kadar lemak minimum 8.5%, kadar gula minimum 42% serta tidak
berwarna karamelisasi. Susu kental manis berfungsi memberikan aroma,
memperbaiki tekstur dan permukaan.
Alat
Mixer
Sendok
Kompor gas
Cetakan kue bangkit
Rolling pin
Oven/pemanggang
Prosedur pembuatan
11
D. Panelis
1. Panel Perseorangan
Panel perseorangan yaitu orang yang sangat ahli dengan kepekaan fisik
yang sangat tinggi. Keuntungan menggunakan panelis ini adalah kepekaan
tinggi, bias dapat dihindari dan penilaian efisien. Panel ini biasanya digunakan
untuk mendeteksi penyimpangan yang tidak terlalu banyakdan mengenali
penyebabnya.
2. Panel Terbatas
3. Panel Terlatih
Panel terlatih terdiri dari 15-25 orang dan mempunyai kepekaan yang cukup
baik yang telah diseleksi dan dilatih. Panel ini dapat menilai beberapa
rangsangan sehingga tidak terlalu spesifik. Keputusan diambil setelah data
dianalisis secara bersama.
Panel agak terlatih terdiri dari 15-25 orang yang sebelumnya dilatih untuk
mengetahui sifat-sifat tertentu. Panel agak terlatih dapat dipilih dari kalangan
terbatas dengan menguji datanya terlebih dahulu, sedangkan data yang sangat
menyimpang boleh tidak digunakan dalam keputusannya.
12
5. Panel Tidak Terlatih
Panel tidak terlatih terdiri dari 25 orang awam. Panel ini hanya diperbolehkan
menilai sifat-sifat organoleptik yang sederhana seperti sifat kesukaan tetapi tidak
boleh digunakan dalam uji pembedaan.
6. Panel Konsumen
Panel konsumen terdiri dari 30 hingga 100 orang yang tergantung pada
target pemasaran komoditi. Panel ini mempunyai sifat yang sangat umum dan
dapat ditentukan berdasarkan perorangan atau kelompok tertentu.
E. Uji Organoleptik
Pengujian organoleptik adalah pengujian yang didasarkan pada proses
pengindraan. Uji kesukaan disebut uji hedonik. Panelis dimintakan
tanggapan pribadinya tentang kesukaan atau sebaliknya (ketidaksukaan).
Tingkat – tingkat kesukaan ini disebut skala hedonik. Misalnya dalam hal
“suka“ dapat mempunyai skala hedonik seperti : amat sangat suka, sangat
suka, suka, agak suka. Sebaliknya jika tanggapan itu “tidak suka“ dapat
mempunyai skala hedonik seperti tidak suka dan sangat tidak suka, bisa
juga netral, yaitu bukan suka tetapi juga bukan tidak suka ( neither like nor
dislike ).
1. Warna
2. Aroma
Aroma adalah suatu yang dapat diamati dengan indera pembau untuk
data menghasilkan aroma, zat harus dapat menguap, sedikit larut dalam air dan
sedikit larut dalam lemak.
13
3. Tekstur
4. Rasa
Rasa merupakan faktor yang cukup penting dari suatu produk makanan.
Komponen yang dapat menimbulkan rasa yang diinginkan tergantung senyawa
penyusunnya. Umumnya bahan pangan tidak hanya terdiri dari satu macam rasa
yang terpadu sehingga menimbulkan cita rasa makanan yang utuh.
Syarat minimum uji organoleptik yaitu, panelis yang sudah terlatih yaitu :
jujur, tidak dalam keadaan sakit, tidak dalam keadaan lapar, perempuan/lelaki
yang tidak merokok. Panelis yang di gunakan pada penelitian ini ada panelis
agak terlatih yang terdiri dari 15-25 orang yang sebelumya sudah pernah
melakukan uji organoleptik.
F. Kerangka Konsep
Variabel bebas Variabel terikat
Variasi penambahan
tepung ampas kelapa :
tepung tapioka Mutu organoleptik kue
bangkit susu tepung
95:5
ampas kelapa yang
90:10 meliputi : warna, tekstur,
rasa dan aroma
85:15
Keterangan :
14
G. Defenisi Operasional
H. Hipotesa
Ho : Tidak ada pengaruh variasi penambahan tepung ampas kelapa
terhadap daya terima kue bangkit susu
15
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini terdiri dari dua bagian yaitu uji pendahuluan dan penelitian
utama. Uji pendahuluan dilaksanakan tanggal 18 Oktober 2016 dan penelitian
utama dilaksanakan pada bulan Januari 2017 di Laboratorium Teknologi Pangan
Poltekes Kemenkes Medan Jurusan Gizi Lubuk Pakam.
I. Perlakuan
a. Perlakuan A yaitu dengan perbandingan tepung tapioka dengan
tepung ampas kelapa = 95 gr : 5 gr
b. Perlakuan B yaitu dengan perbandingan tepung tapioka dengan
tepung ampas kelapa = 90 gr : 10 gr
c. Perlakuan C yaitu dengan perbandingan tepung tapioka dengan
tepung ampas kelapa = 85 gr : 15 gr
II. Pengulangan
Jumlah unit percobaan (n) dalam penelitian dihitung dengan rumus:
unit percobaan
n=rxt
=2x3
= 6 unit percobaan
Keterangan:
n = Jumlah unit percobaan
r = Jumlah pengulangan (replikasi)
t = jumlah perlakuan (treatment)
16
C. Penentuan Bilangan Acak
Pengacakan dilakukan dengan menggunakan kalkulator dengan cara
menekan tombol ‘2ndf’ dan ‘RND’ sebanyak 6 kali dengan hasil : 0,150 ; 0,458 ;
0,555 ; 0,781 ; 0,980 ; 0,546
Bilangan acak diberi rangking dari yang terendah hingga yang tertinggi
1 2 4 5 6 3
A1 A2 B1 B2 C1 C2
1 2
A1 (0,150) A2 (0,458)
3 4
C2 (0,546) B1 (0,555)
5 6
B2 (0,781) C1 ( 0,980)
Keterangan :
17
D. Alat dan Bahan
1. Alat
2. Bahan
1. Bahan yang digunakan untuk membuat tepung ampas kelapa
No Bahan Jumlah
1. Ampas Kelapa 1 kg
18
Kebutuhan bahan yang digunakan untuk membuat kue bangkit susu dengan 3
perlakuan dan 2 kali pengulangan adlah sebagai berikut :
E. Prosedur Pembuatan
a. Pembuatan Tepung Ampas Kelapa
1. Ampas kelapa dibeli dari pasar tradisional, kemudian letakkan
diloyang lalu masukkan kedalam cabinet dryer selama ± 3,5 jam
dengan suhu 600 C.
2. Setelah proses pengeringan selesai, ampas kelapa kering digiling
dengan menggunakan blender hingga menjadi tepung
3. Ampas kelapa yang sudah menjadi tepung disaring dengan
menggunakan ayakan 40 mesh.
4. Setelah diayak didapatkan hasil tepung ampas kelapa
19
Berikut adalah bagan Alir pembuatan Tepung Ampas Kelapa
Ampas Kelapa
Penggilingan
Pengayakan 40 mesh
Tepung Ampas
Kelapa
20
Berikut Adalah Bagan Alir Pembuatan Kue Bangkit Susu Dengan Variasi
Penambahan Tepung Ampas Kelapa.
21
Gambar Kue Bangkit Susu Tepung Ampas Kelapa
Berat : 180 gr
Berat per kue : 4 gr, sebanyak 45 keping kue
Hasil per porsi : 4 porsi Berat per porsi : 50 gr
Harga per porsi : Rp. 1500
Berat : 175 gr
Berat per kue : 4 gr, sebanyak 45 keping kue
Hasil per porsi : 4 porsi Berat per porsi : 50 gr
Harga per porsi : Rp. 1500
22
3. Gambar hasil dari perlakuan C yaitu dengan perbandingan tepung tapioka
dengan tepung ampas kelapa = 85 gr : 15 gr
Berat : 185 gr
Berat per kue : 4 gr, sebanyak 45 keping kue
Hasil per porsi : 4 porsi Berat per porsi : 50 gr
Harga : Rp. 1500
Berat : 190 gr
Berat per kue : 4 gr, sebanyak 45 keping kue
Hasil per porsi : 4 porsi Berat per porsi : 50 gr
Harga per porsi : Rp. 1500
23
5. Gambar hasil dari perlakuan E yaitu dengan perbandingan tepung tapioka
dengan tepung ampas kelapa = 75 gr : 25 gr
Berat : 190 gr
Berat per kue : 4 gr, sebanyak 45 keping kue
Hasil per porsi : 4 porsi Berat per porsi : 50 gr
Harga per porsi : Rp. 1500
Sampel disediakan di dalam piring kecil dengan setiap piring diberi label
sesuai dengan perlakuan. Setiap panelis diberi formulir unit organoleptik masing-
masing satu lembar untuk setiap percobaan. Penilaian dinyatakan dalam skala
hedonik dengan kriteria sebagai berikut:
24
Prosedur uji organoleptik
25
DAFTAR PUSTAKA
Effendi, Raswen, Netti Herawati Dan Selvi Mustika Sari. 2015. Evaluasi Mutu
Kue Bangkit Dengan Bahan Dasar Kombinasi Tepung Sagu, Tepung
Tempe Dan Tepung Ubi Jalar Ungu. Program Studi Teknologi Hasil
Pertanian, Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas
Riau. Riau
Khasanah, Sin. 2006. Pengaruh Substitusi Pollar Biji Gandum Dan Jumlah
Penggunaan Kacang Tanah Terhadap Kualitas Organoleptik, Kandungan
Protein Dan Kandunhan Serat Pada Kue Bangket. Jurusan Teknologi
Jasa Dan Produksi, Universitas Semarang. Semarang.
Putri, Meddiati Fajri. 2010. Kandungan Gizi Dan Sifat Fisik Tepung Ampas
Kelapa Sebagai Bahan Pangan Sumber Serat. Fakultas Teknik UNNES.
Semarang.
Putri, Meddiati Fajri. 2010. Tepung Ampas Kelapa Pada Umur Panen 11-12
Bulan Sebagai Bahan Pangan Sumber Kesehatan. Jurusan Teknologi
Jasa Dan Produksi UNNES. Semarang.
26
Lampiran 1
Formulir Isian Untuk Uji Daya terima Kue Bangkit Susu Dengan Variasi
Penambahan Tepung Ampas Kelapa
Nama :
Tanggal pengujian :
Instruksi : Berilah penilaian kue bangkit susu dengan variasi
penambahan tepung ampas kelapa terhadap
warna, rasa,tekstur, rasa, dan aroma. Kue bangkit
susu diberikan kode sampel berdasarkan tingkat
kesukaan yang anda anggap paling cocok. Pada
setiap panelis yang akan meminum air putih
terlebih dahulu
Nyatakan penilaian saudara dengan skala sebagai berikut :
a. Amat sangat suka : 5
b. Sangat suka : 4
c. Suka : 3
d. Kurang suka : 2
e. Tidak suka : 1
Tidak Suka
27
Lampiran 2
Perencanaan Anggaran Biaya
1. Pembuatan Kue Bangkit Susu Tepung Ampas Kelapa
No Nama Bahan Kebutuhan Harga Satuan Harga Bahan
1 Tepung tapioka 540 gr Rp.8000,- Rp. 9.000,-
2 Tepung gula 300 gr Rp. 10.000,- Rp. 3.500,-
3 Tepung ampas 60 gr Rp. 2.000,- Rp. 400,-
kelapa
4 Margarine 300 gr Rp. 6.000,- Rp. 9.000,-
5 Susu kental 150 gr Rp. 1.500,- Rp. 5.000,-
manis
Total biaya penelitian Rp. 26.900,-
Rp. 26.900,-
2. Penelusuran Pustaka
a) Print Jurnal : Rp. 75.000,-
b) Fotocopy : Rp. 35.000,-
c) Pembelian buku : Rp. 100.000,-
3. Pengadaan Proposal dan KTI
a) Print dan Jilid : Rp. 250.000,-
b) Fotocopy : Rp. 50.000,-
4. Transportasi : Rp. 150.000,-
28
Lampiran 3
BUKTI BIMBINGAN KARYA TULIS ILMIAH DASAR
29
Lampiran 4
JADWAL PENELITIAN
Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul
1 Penelusuran
Pustaka
2 Penentuan Sampel
dan uji pendahuluan
3 Penulisan Proposal
4 Seminar Proposal
5 Perbaikan Proposal
6 Pembuatan kue
bangkit susu dengan
variasi penambahan
tepung ampas
kelapa
7 Uji organoleptik Oleh
panelis
8 Pengolahan dan
Analisis Data
10 Penyusunan KTI
11 Seminar KTI
12 Perbaikan KTI
30
Lampiran 5
1. WARNA
Nomor Kode Sampel
Responden A B C D E
1 3 3 3 3 3
2 3 3 5 3 4
3 3 3 3 3 3
4 3 3 3 2 3
5 2 2 4 2 1
6 4 3 3 3 3
7 2 3 3 1 3
8 3 3 4 3 3
9 5 2 3 5 3
10 3 3 3 3 2
11 2 2 3 3 3
12 3 2 3 1 1
13 4 3 2 3 3
14 4 3 3 2 3
15 3 2 3 2 3
16 3 3 3 3 3
17 3 3 2 2 3
18 3 3 3 3 2
19 3 3 3 2 3
20 2 2 4 2 1
Total 61 54 63 51 53
Rata-Rata 3,05 2,7 3,15 2,55 2,65
31
2. TEKSTUR
Nomor Kode Sampel
Responden A B C D E
1 3 4 3 3 2
2 4 4 4 3 3
3 2 3 4 2 1
4 2 3 4 1 1
5 3 2 3 1 1
6 4 4 4 1 1
7 2 3 1 1 1
8 3 2 4 4 2
9 4 4 2 2 2
10 3 3 4 2 2
11 3 2 3 3 3
12 2 2 3 1 1
13 2 3 3 3 2
14 3 3 4 2 2
15 3 2 1 1 2
16 3 4 2 3 2
17 2 3 2 1 2
18 2 3 4 2 1
19 2 3 4 1 1
20 3 2 3 2 1
Total 55 59 62 39 33
Rata-rata 2,75 2,95 3,1 1,95 1,65
32
3. RASA
Nomor Kode Sampel
Responden A B C D E
1 3 4 3 2 2
2 5 4 4 3 2
3 3 3 4 2 2
4 3 3 3 2 1
5 4 3 4 1 2
6 3 4 3 2 2
7 2 2 1 1 1
8 3 3 4 2 4
9 3 3 2 2 3
10 3 2 3 3 2
11 2 2 2 3 2
12 2 2 4 1 1
13 2 3 4 2 1
14 3 3 4 2 1
15 3 2 2 1 3
16 1 2 3 3 2
17 3 4 4 1 2
18 3 3 3 2 1
19 3 3 3 2 1
20 4 3 4 1 2
Total 58 58 64 38 37
Rata-Rata 2,9 2,9 3,2 1,9 1,85
33
4. AROMA
Nomor Kode Sampel
Responden A B C D E
1 4 3 3 3 3
2 3 3 4 4 3
3 3 3 4 2 1
4 3 2 2 2 2
5 2 3 3 2 2
6 2 4 4 2 2
7 1 2 1 3 1
8 3 3 3 2 4
9 2 3 3 3 3
10 2 3 3 3 3
11 2 3 3 3 2
12 2 2 4 1 1
13 2 2 3 2 1
14 3 3 3 2 1
15 3 3 1 1 5
16 3 3 2 3 3
17 2 3 4 1 3
18 3 3 4 2 1
19 3 2 2 2 1
20 2 3 4 2 2
Total 50 56 60 45 44
Rata-Rata 2,5 2,8 3 2,25 2,2
34