Inez

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Suatu perusahaan didirikan tentunya disertai dengan

harapan bahwa kelak di kemudian hari akan mengalami

perkembangan yang pesat. Apapun lingkup usaha yang dikelola

dari perusahaan tersebut serta bagaimanapun bentuk dari

perusahaan itu didirikan.Harapan yang cerah di kemudian hari

merupakan salah satu dasar mengambil tindakan-tindakan yang

dianggap di perlukan sekarang.Dalam pembuatan usaha baru,

perusahaan-perusahaan ini mempunyai beberapa kesulitan dalam

melaksanakan kegiatan operasinya, sehingga dalam perusahaan

tersebut akan sangat menghambat dalam pengembangannya.


Mendirikan suatu perusahaan bukanlah merupakan

pekerjaan yang mudah.Namun demikian untuk memelihara dan

mengembangkan perusahaan yang sudah didirikan tersebut

merupakan suatu pekerjaan yang jauh lebih berat, karena akan

menyangkut berbagai macam masalah yang lebih banyak dan

banyaknya tantangan untuk mempertahankan konsistensi

perusahaan tersebut karena masalah yang datang akan datang

silih berganti. Persoalan akan selalu muncul baik yang berasal dari

dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan tersebut. Untuk

mempertahankan perusahaan tersebut berjalan dengan konsisten,

maka perusahaan tersebut sebaiknya tidak lari atau menghindar

dari tiap masalah yang menimpa perusahaan tersebut.

1
Perusahaan harus bisa menyelesaikan tiap-tiap masalah

yang dihadapi oleh perusahan tersebut tidak menghindari masalah

apalagi harus lari karena apabila perusahaan melakukan seperti itu

maka akan berakibat fatal bagi perusahaan tersebut. Akibat yang

fatal yang dimaksud adalah menumpuknya masalah yang dihadapi

oleh perusahaan tersebut yang hingga pada akhirnya perusahaan

tersebut tidak dapat lagi menyelesaikan masalah-masalah yang

dihadapi oleh perusahaan. Ketika masalah dalam perusahaan

sudah tak dapat diatasi maka perusahaan tersebut akan menunggu

waktu kebangkrutan atau penutupan dari perusahaan itu sendiri

karena tidak mampu menyelesaikan masalah-masalah yang telah

di hadapi perusahaan tersebut.


I.2 Tujuan PKL

Dengan adanya Praktek Kerja Lapangan, diharapkan dapat

dihasilkan tenaga teknis kesehatan dibidang farmasi tingkat

diploma yang mampu bekerja dalam sistim pelayanan kesehatan.


Pelaksanaan PKL pada prinsipnya mempuyai tujuan sebagai

berikut :
a. Meningkatkan, memperluas dan memantapkan keterampilan

yang membentuk kemampuan mahasiswa sebagai bekal untuk

memasuki lapangan kerja sesuai dengan kebutuhan program

pendidikan yang ditetapkan.


b. Mengenal kegiatan-kegiatan penyelenggaraan program

kesehatan masyarakat secara menyeluruh baik ditinjau dari

aspek administrasi, teknis maupun sosial budaya.

2
c. Menumbuh kembangkan dan menetapkan sikap etis,

profesionalisme dan nasionalisme yang diperlukan mahasiswa

untuk memasuki lapangan kerja sesuai dengan bidangnya.


d. Meningkatkan, memperluas dan memantapkan proses

penyerapan teknologi baru dari lapangan kerja sekolah dan

sebaliknya.
e. Memperoleh masukkan dan umpan balik, guna memperbaiki

dan mengembangkan serta meningkatkan penyelenggaraan

pendidikan Akademi Farmasi Yamasi Makassar.


f. Memberikan kesempatan penempatan kerja kepada

mahasiswa.

I.3 Tujuan Pembuatan Laporan


Peserta study tour akan mampu memahami, memantapkan dan

mengembangkan pelajaran yang telah diperoleh di kampus dan

kunjungan industri.

a. Peserta study tour mampu mencari alternative pemecahan masalah

yang ditemukan pada kunjungan industri.


b. Mengumpulkan data guna kepentingan institusi pendidikan maupun

peserta didik yang bersangkutan.


c. Menambah pembendaharaan perpustakaan sekolah untuk

menunjang peningkatan pengetahuan peserta didik angkatan

berikutnya.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Uraian Umum
Satu produk kosmetik modern yang diformulasikan khusus oleh

Mr. Nobert Haans, seorang kosmetik konsultan dari belgia, yang telah

berpengalaman lebih dari 35 thn didunia kecantikan wanita di Eropa,

Amerika dan Indonesia. Dengan keahlian dan pengalamannya

diberbagai benua inilah, Inez kosmetik hadir dengan teknologi Eropa

untuk wanita modern yang menghargai kecantikan dan kesehatan

kulit. Inez kosmetik adalah hasil karya Mr. Nobert Haans yang

diciptakan khusus untuk wanita indonesia.


Inez kosmetik diluncurkan pertama kali pada bulan mei 1998 di kota

malang yang kemudian merupakan kantor pusat operasional dan

sudah merambah di selurh kepulauan jawa, madura, bali, lombok,

beberapa kota di sumatera (medan, lampung, palembang), sulawesi

(makassar), kalimantan (banjarmasi), dan masih akan terus menyebar

diseluruh indonesia.
Inez kosmetik memiliki rangkaian produk perawatan wajah dan

dekorafif yang sangat lengkap. Perawatan wajh untuk berbagai jenis

kulit, termasuk yang sensitif dan bermasalah. Juga ada rangkaian

4
perawatan untuk pencerah warna kulit, serta peremajaan kulit,

rangkaian warna dari dekoratif juga dapat memuaskan keinginan dari

konsumen.
II.2 Arti dan Makna dari Inez Kosmetik
Nama Inez selalu identik dengan wanita aristokrat/bangsawan

yang cantik dan berkelas di daratan eropa, sehingga Inez Kosmetik

ditujukan pada wanita cantik yang berkelas. Logo dari Inez kosmetik

bergambar kuncup bunga yang dilingkari garis wana emas.

Maksud dari logo tersebut adalah bunga selalu identik dengan

wanita, indah, harum semerbak, sama seperti kosmetik yang identik

dengan wanita, harum, lembut, dan halus hasilnya. Lingkaran yang

melingkari kuncup bunga tersebut maksudnya adalah bunga yang

diidentikkan dengan wanita dlindungi oleh kosmetik yang aman,

lembut, dan halus hasilnya. Sedangkan warna emas pada logo Inez

Cosmetics identik dengan mewah, mahal, dan berkelas.


Maksud dari logo tersebut adalah bunga selalu identik dengan

wanita, indah, harum semerbak, sama seperti kosmetik yang identik

5
dengan wanita, harum, lembut, dan halus hasilnya. Lingkaran yang

melingkari kuncup bunga tersebut maksudnya adalah bunga yang

diidentikkan dengan wanita dlindungi oleh kosmetik yang aman,

lembut, dan halus hasilnya. Sedangkan warna emas pada logo Inez

Cosmetics identik dengan mewah, mahal, dan berkelas.

II.3 Pengolahan Limbah Industri


Tekonologi pengolahan limbah adalah kunci dalam memelihara

kelestarian lingkungan. Apapun macam teknologi pengelolahan limbah

domestic maupun industri yang dibangun harus dapat operasikan dan

dipeliharan oleh masyarakat setempat. Jadi teknologi pengolahan

yang dipilih harus sesuai dengan kemapuan teknologi masyarakat

yang bersangkutan. Berbagai teknik pengolahan limbah umtuk

menyisihkan bahan polutannya telah dicoba dan dikembangkan

selama ini. Pengolahan air buangan yang telah dikembangkan

tersebut secara umum terbagi menjadi 3 metode pengolahan :

1. Pengolahan secara fisika

Dalam industri kosmetik, limbah cair secara umum diolah

secara fisika dengan cara pengendapan purifikasi sehingga

dihasilkan air yang terpurifikasi yang dapat recycle untuk kegiatan

yang lain. Namun dalam industry kosmetik terdapat limbah bahan

berbahaya dan beracun (B3) yang biasaya berupa logam-logam

berat dan sisa-sisa pelarut yang bersifat toksik. Untuk bahan-

bahan yang mengapung seperti minyak dan lemak agar tidak

mengganggu proses pengolahan berikutnya digunakan proses

6
floatasi. Floatasi juga dapat digunakan sebagai cara penyisihan

bahan-bahan tersuspensi atau pemekatan lumpur endapan dengan

memberikan aliran udara ke atas. Proses filtrasi dalam pengolahan

air buangan biasanya dilakukan untuk mendahului proses adsobrsi

atau proses revers osmosis, untuk menyisihkan sebanyak mungkin

partikel tersuspensi dari dalam air agar tidak mengganggu proses

adsorbsi atau menyumbat membran yang dipergunakan dalam

proses osmosis. Proses adsorbsi biasanya menggunakan karbon

aktif, dilakukan untuk menyisihkan senyawa aromatik (fenol) dan

senyawa organik terlarut lainnya, terutama jika diinginkan untuk

menggunakan kembali air buangan tersebut. Teknologi membran

(reverse osmosis) biasanya diaplikasikan untuk unit-unit

pengolahan kecil, terutama jika pengolahan ditujukan untuk

menggunakan kembali air yang diolah. Biaya instalasi dan

operasinya sangat mahal (Majaromagazine, 2008).


2. Pengolahan secara kimia
Pengolahan limbah industri kosmetik yang berupa logam berat

dan sisa pelarut toksik secara kimia dilakukan dengan pengikatan

bahan kimia menggunakan partikel koloid. Penyisihan bahan

tersebut dilakukan melalui perubahan sifat bahan tersebut, yaitu tak

mudah diendapkan (flokulasi-koagulasi), baik dengan atau tanpa

reaksi oksidasi-reduksi, dan juga berlangsung sebagai hasil reaksi

oksidasi (Majaromagazine, 2008).


Pengendapan bahan tersuspensi yang tak mudah larut

dilakukan dengan membubuhkan elektrolit yang mempunyai

7
muatan yang berlawanan dengan muatan koloidnya agar terjadi

netralisasi muatan koloid tersebut, sehingga akhirnya dapat

diendapkan. Penyisihan logam berat dan senyawa fosfor dilakukan

dengan membubuhkan larutan alkali (air kapur misalnya) sehingga

terbentuk endapan hidroksida logam-logam tersebut atau endapan

hidroksiapatit. Endapan logam tersebut akan lebih stabil jika pH air

> 10,5 dan untuk hidroksiapatit pada pH > 9,5. Khusus untuk krom

heksavalen, sebelum diendapkan sebagai krom hidroksida

[Cr(OH)3], terlebih dahulu direduksi menjadi krom trivalent dengan

membubuhkan reduktor (FeSO4, SO2, atau Na2S2O5). Penyisihan

bahan-bahan organik beracun seperti fenol dan sianida pada

konsentrasi rendah dapat dilakukan dengan mengoksidasinya

dengan klor (Cl2), kalsium permanganat, aerasi, ozon hidrogen

peroksida. Pada dasarnya kita dapat memperoleh efisiensi tinggi

dengan pengolahan secara kimia, akan tetapi biaya pengolahan

menjadi mahal karena memerlukan sbahan kimia. Hasil

pengolahan limbah B3 dari industri kosmetik ini harus di buang .

Salah satunya dengan metode injection well (Majaromagazine.

2008)
3. Pengolahan secara biologi
Pengolahan limbah secara biologi dapat dilakukan dengan

metode lumpur aktif. Pengolahan sistem lumpur aktif adalah

metode pemprosesan limbah dengan mempelajari proses

dekomposisi secara mikrobiologis yang dikenal dengan

8
biodegradasi oleh mikroorganisme pengurai. Lumpur akan

mengandung berbagai jenis mikroorganisme heterotrofik termasuk

bakteri yang memiliki peran penting dalam proses pembersihan

secara biologis. Bakteri dapat memanfaatkan bahan terlarut

maupun yang tersuspensi dalam air sebagai energi. Bakteri

tersuspensi dalam lumpur digunakan untuk mengolah limbah

secara mikrobiologis dapat dikembangkan dengan pembibitan

(seeding) lumpur yang berasal dari ekosistem alam yang

terkontaminasi, tercemar, maupun dari ekosistem alami yang

memiliki sifat-sifat khas ataupun ekstrim. Salah satu limbah yang

dapat diolah dengan metode tersebut adalah limbah deterjen.

Deterjen adalah senyawa sintetik yang termasuk surface active

agent. Deterjen merupakan salah satu bahan pencuci yang banyak

digunakan sebagai zat pencuci untuk keperluan kosmetik karena

memiliki sifat sebagai pendispersi, pencuci dan pengemulsi.

Penyusun utama deterjen adalah Dodecyl Benzene Sulfonat (DBS).

DBS berfungsi untuk menghasilkan busa. Keberadaan busa-busa

tersebut dapat membatasi kontak udara-air sehingga organisme air

akan kekurangan oksigen (Majaromagazine, 2008).

BAB III
URAIAN KHUSUS
III.1 Waktu Kegiatan

9
Kegiatan kunjungan dalam rangka kegiatan PKL Industri ini

dilakukan tanggal 25 April 2018.

III.2 Tempat Kegiatan


Kegiatan kunjungan dalam rangka kegiatan PKL Industri kali ini

bertempat di PT. KOSMETIKATAMA SUPER INDAH (INEZ

KOSMETIK) yang beralamat di JL. Industri 6, Singosari, 65153,

Randuangung, Singosari, Malang, Jawa Timur 65126


III.3 Petugas Pembimbing

Pembimbing Praktek Kerja Lapangan (PKL) Industri terdiri dari

dosen pembimbing dan pembimbing lapangan. Dosen Pembimbing

adalah dosen pengajar yang bertugas untuk mengawasi jalannya

kegiatan PKL Industri khususnya terkait dengan kelancaran kegiatan

ke PT. Kosmetikatama Super Indah (Inez Kosmetik). Sedangkan

Pembimbing Lapangan adalah pembimbing/supevisor yang

ditunjuk dan ditetapkan oleh pejabat yang berwenang di tempat

Praktek Kerja Lapangan (PKL) Industri dalam hal ini yang ditunjuk

sebagai pembimbing lapangan di PT. Kosmetikatama Super Indah

(Inez Kosmetik)

III.4 Pengelolaan dan Proses Produksi


1. Perencanaan Produk
Fungsi Perencanaan Produksi
Perencanaan produksi (Production Planning) adalah salah

satu dari berbagai macam bentuk perencanaan yaitu suatu

kegiatan pendahuluan atas proses produksi yang akan

dilaksanakan dalam usaha mencapai tujuan yang diinginkan.

10
Perencanaan produksi sangat erat kaitannya dengan

pengendalian persediaan sehingga sebagian besar perusahaan

manufacture menempatkan fungsi perencanaan dan

pengendalian persediaan dalam satu kesatuan.


Ditinjau dari bentuk industri, perencanaan produksi suatu

perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lainnya terdapat

perbedaan. Banyak hal yang menyebabkan perbedaan tersebut,

bahkan pada perusahaan yang sejenis.


Tujuan produksi bagi perusahaan adalah barang dengan

spesifikasi tertentu memenuhi permintaan pelanggan. Tujuan

tersebut dituangkan dalam Order Confirmation yang dibuat oleh

bagian penjualan. Dengan demikian dapat disimpulkan tujuan

produksi sepenuhnya dirumuskan oleh sales department,

berdasarkan order yang telah diterima. Karena tujuan produksi

dirumuskan berdasarkan order yang telah diterima maka dalam

fungsi perencanan produksi pengaruh forecasting pada sistem

perencanaan produksi dapat dikatakan tidak signifikan.

Untuk mencapai tujuan, khususnya dalam perencanaan

produksi dan pengendalian persediaan perusahaan perlu

menyediakan fasilitas komunikasi dan sistem informasi yang

mendukung sistem pengolahan data terdistribusi. Program aplikasi

database management system yang terintegrasi dengan sistem

lainnya di lingkungan perusahaan sehinngga bagian perencanaan

produksi dan pengendalian persediaan memiliki sarana yang cukup

11
handal yang dapat memberikan informasi yang dibutuhkan dalam

waktu yang relatif singkat. Bagian perencanaan dengan mudah

dapat mengumpulkan informasi yang diperlukan dalam menyusun

perencanaan produksi.
Agar masing-masing fungsi yang terdapat dalam Sistem

perencanaan dan bagian terkait dengan sistem perencanaan

produksi dapat menjalankan kerja dan tanggung jawabnya sesuai

dengan sistem, maka setiap personal disyaratkan mengenal

sistem akuntansi komputer dan procedure yang diterapkan.

Dengan demikian efektifitas kerja dapat ditingkatkan.


Dalam usaha mencapai tujuan perencanaan produksi

terdapat berbagai macam permasalahan sesuai dengan proses

yang akan dilaksanakan, kemudian dirumuskan bagaimana

pekerjaan tersebut dilaksanakan secara efektif dan efisien serta

bagaimana cara pengendaliannya. Keberhasilan dalam membuat

perencanaan produksi dan pencapaiannya tidak hanya tergantung

pada organisasi bagian perencanaan itu sendiri, melainkan sangat

tergantung pada struktur organisasi secara keseluruhan dan

sistem yang diterapkan.


Kegagalan dapat terjadi akibat kesalahan dalam

penggunaan sistem informasi tidak efektif, bahkan sering terjadi

kesalahan dalam pengambilan keputusan akibat tidak memahami

informasi yang ditampilkan oleh sistem informasi yang tersedia.

Manajer bagian prencanaan mutlak harus memahami sistem

informasi yang digunakan, karena sistem informasi yang digunakan

12
adalah berbasis komputer maka manajer bagian perencanaan

produksi dan pengendalian persediaan serta bagian yang terkait

langsung dengan bagian tersebut harus memahami dan mengerti

sistem komputer yang digunakan. Jika tidak maka terbuka peluang

untuk mengambil keputusan-keputusan yang keliru.


Kelancaran proses produksi ditentukan oleh tingkat

kematangan penjadwalan produksi. Dalam menyusun perencanaan

harus memperhatikan berbagai element dari berbagai bagian

sehingga sangat memerlukan sistem yang terintegrasi dan harus

didukung dengan fasilitas yang memadai. Perencanaan produksi

dituntut harus lebih besifat (sales oriented) namun di sisi lain tanpa

mengabaikan efisiensi dan kelancaran proses produksi

Kemampuan sumber daya manusia sangat tergantung pada sistem

yang diterapkan. Tidak jarang orang yang mampu tidak dapat

berbuat karena terikat oleh sistem dan fasilitas yang tersedia.

Pembagian tugas dan tanggung jawab harus jelas dan dilakukan

pengukuran efektifitas kerja. (Standard operational process) dan

(Standard Instruction Process) harus dipahami oleh bagian

operasional dan juga bagian perencanaan.


Perencanaan produksi sangat tergantung pada kapasitas,

jenis perusahaan, sumber daya dan jenis produksi yang

dikerjakan. Berdasarkan hal tersebut perusahaan yang

mengerjakan order yang terputus-putus berdasarkan permintaan

pelanggan yang pemenuhannya pada waktu yang akan datang,

13
tingkat kesulitan dalam menyusun perencanaan jauh lebih sulit

dibanding perusahaan yang mengerjakan produksi continue.

Pengukuran keberhasilan perencanaan tidak tepat untuk

dibandingkan dengan perusahaan lain karena perbedaan

kelengkapan, kapasitas dan sumberdaya apalagi dibanding

dengan perusahaan lain yang tidak sejenis.


Faktor penting dalam melakukan pengukuran adalah standar

produksi meliputi waktu, mutu, jumlah yang dapat dihasilkan

berdasarkan penelitian yang dilakukan pada jangka waktu tertentu

di perusahaan ini. Pengukuran perlu dilakukan secara terus-

menerus sehingga keputusan yang diambil untuk pengembangan

jangka panjang mempunyai dasar yang objectif.


Dalam membuat usaha pasti akan memproduksi sesuatu

atau ada yang dihasilkan. Dan sebelum produksi berjalan maka

rencana produksi harus dipikirkan dengan matang, karena tidak

mungkin membuat atau mendirikan usaha jika tidak mengetahui

produk apa yang akan diproduksi oleh perusahaan.


Usaha yang rencananya akan diproduksi adalah produksi

Kosmetik. Kosmetik ini pun harus mempunyai nama, merk, atau

brand sehingga Kosmetik ini menjadi produk yang mempunyai

keunggulan dan kwalitas yang bagus.


Usaha“INEZ COSMETIK” ini merencanakan produknya

dengan mempertimbangkan dan melihat peluang bisnis yang ada di

Malang, Jawa Timur karena para konsumen yang ada di Malang

14
mayoritas kaum perempuan. Maka dari itu pemilik dari usaha “INEZ

COSMETIK” membuka usaha ini.


2. Perencanaan Lokasi Usaha atau Pabrik
Lokasi yang tepat akan mempunyai pengaruh positif bagi

kelangsungan usaha. Oleh karena itu, dalam penentuan lokasi

perlu mempertimbangkan faktor-faktor yang berpengaruh. Selain

itu, juga perlu melihat prospek lokasi tersebut pada masa yang

akan datang. Lokasi yang dipilih sebaiknya dapat mendukung untuk

mendatangkan keuntungan terbesar. Selain itu, lokasi yang akan

digunakan sangat berpotensi tinggi untuk kegiatan usaha.


Tempat dimana proses produksi dijalankan ini seharusnya

direncanakan dengan sebaik mungkin, karena kesalahan dalam

pemilihan lokasi usaha akan menimbulkan kerugian bagi usaha

yang kita kelola. Pemilihan lokasi usaha harus menunjang kegiatan-

kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan sehingga dapat

menunjang potensi untuk mendapatkan laba yang besar.


Lokasi usaha “INEZ COSMETIC” ini berlokasi di Jl.Industri

No.6 Ds Randuagung.
faktor tempat usaha yang ada disekitar kawasan Industri,

masyarakat bisa langsung membelinya melalui pesan langsung ke

perusahaan atau membeli di toko yang tersedia produk inez.


3. Perencanaan Lingkungan Kerja
Setiap rencana pastilah rencana itu yang baik tak ada rencana

yang buruk apalagi masalah kerjaan. Dalam merencanakan

lingkungan kerja pun pasti menginginkan lingkungan kerja yang

baik, sehat, menyenangkan dan tidak cepat bosan, agar setiap

15
karyawan bisa bekerja dengan nyaman dan tidak terganggu

dengan hal-hal diluar pekerjaan tersebut.


Didalam produksi “INEZ COSMETIC” lingkungan kerjanya

hampir memenuhi dari semua yang diharapkankan baik antar

karyawan maupun dengan sang pemilik Perusahaan. Lingkungan

kerja yang harmonis, nyaman, tidak membuat karyawan jenuh dan

semakin betah untuk bekerja.Fasilitas pun sudah dilengkapi dari

yang tadinya tidak ada kini sudah diadakan. Kebersihan dari

fasilitas itu pun terjaga dengan baik hingga higenis.Dari fasilitas

inilah karyawan bias bekerja dengan nyaman dan santai.


4. Perencanaan Standar Produksi
Perencanaan standar produksi kita selalu menginginkan agar

diperoleh perencanaan produksi yang baik namun merencanakan

proses produksi bukanlah hal yang mudah karena banyaknya faktor

yang mempengaruhinya. Faktor-faktor internal relative mudah

dapat dikuasai oleh PPC manager, namun faktor external tidak

demikian. Karena itu perencanaan harus dibuat ketat namun tidak

kaku, artinya dapat dirubah bila diperlukan dan kemungkinan

perubahan ini juga harus diperhitungkan agar tidak menimbulkan

kesulitan. Perencanaan yang baik hanya akan diperoleh dengan

didasarkan kepada informasi yang baik dan pengukuran

keberhasilan didasarkan kepada standard yang ditetapkan.


Standar produksi merupakan pedoman yang dapat

dipergunakan untuk melaksanakan proses produksi. Standar

produksi memberikan data sebagai dasar untuk pengambilan

16
keputusan-keputusan dalam berproduksi.Selain itu, standar

produksi memberikan manfaat terhadap berbagai macam

penghematan dalam proses produksi.


Dalam “INEZ COSMETIC” standar produksi sudah dilakukan

seperti pada kenyaman atau Kualitas produk Cosmetic. Hal itu

dilakukan untuk harga tetap tidak berubah walaupun harga bahan

baku naik.
III.5 Sistem Pengendalian Produksi
Pengendalian produksi adalah berbagai kegiatan dan metode

yang digunakan oleh majemen perusahaan untuk mengelolah,

mengatur, mengkoordinir, dan mengarahkan proses produksi

(peralatan, bahan baku, mesin, tenaga kerja) kedalam suatu arus

aliran yang memberikan hasil dengan jumlah biaya yang seminimal

mungkin dan waktu yang secepat mungkin.


Pengendalian produksi yang dilaksnakan pada perusahaan

yang satu dengan yang perusahaan yang lain akan berbeda-beda

terghantung pada sistem kebijaksanaan perusahaan yang

digunakan. Pengendalian produksi dapat dilakukan :


1. Order Control : Perusahaaan yang beroperasi

berdasarkan pesanan dari konsumen

sehingga kegiatan operasionalnya juga

tergantunmg pada pesanan tsb.


2. Follow Control: Perusahaan yang beroperasi untuk

menghasilkan produk standar sehingga

sebagian produk merupakan produk untuk

persediaan dalam jumlah besar.

17
Pengendalian keduanya bertujuan sama bagaimana jangka

waktu arus material apakah sudah sesuai dengan yang

direncanakan demikian juga bagaimana transportasi dari pabrik

proses produksi) ke gudang dan dari gudang ke tempat

penyimpan sistem pengendalian produksi ini ada beberapa hal

yang perlu dibicarakan yaitu seperti masalah pengendalian proses

produksi, pengendalian bahan baku, pengendalian tenaga kerja,

pengendalian biaya produksi, pengendalian kualitas serta

pemeliharaan. Semua hal tersebut sangat mempengaruhi sistem

pengendalian pada sebuah usaha untuk memajukan usaha yang

dikelolanya.
1. Pengendalian Proses Produksi
Pengendalian proses produksi adalah disiplin ilmu yang

melibatkan statistikadan teknik yang melibatkan pembuatan

mekanisme dan algoritma untuk mengendalikan keluaran dari

suatu proses tertentu.


Dalam pengendalian proses produksi ini menyangkut

beberapa masalah tentangperencanaan dan pengawasan dari

proses produksi dalam sebuah usaha atau perusahaan.


Dalam usaha “INEZ COSMETIC” ini yang akan

diproduksikan adalah kosmetik. Dan kosmetik yang di

produksinya pun ada beberapa macam seperti :


· Color Contour Plus
· Beauty Spa-Treatment Line
· Beauty Spa-Extension Line
· Active White Series
· Acne Treatment Series
· INEZ 900, dll.

18
Pembuatan Inez disini usahanya masih secara tradisional

dan dibantu dengan karyawannya dalam proses pembuatannya.

Proses produksi “INEZ COSMETIC” menggunakan alat tradisional

dan masih memakai bantuan karyawannya dan diakhiri dengan

proses pembungkusan dan pemberian label nama produknya. Dan

semua kegiatan produksi itu dimulai pada pukul 08.00 - 16.00 WIB.
2. Pengendalian Bahan Baku
Bahan Baku merupakan unsur yang paling penting dalam

proses produksi bagi suatu usaha. Tidak adanya bahan baku dapat

menimbulkan terhentinya proses produksi sebuah usaha. Oleh

karena itu, dalam suatu perusahaan atau jenis usaha pengendalian

bahan baku merupakan hal yang penting agar usaha yang

dijalankan tidak terhenti akibat kurangnya persediaan bahan baku.


Selama dalam usaha pembuatan “Inez Cosmetic” ini

berproduksi, tidak pernah mengalami kendala yang berat yang

diakibatkan oleh kekurangan persedian bahan baku. Hal itu

disebabkan oleh persediaan yang cukup dan sistem pengendalian

bahan baku yang cukup baik dilakukan oleh pemilik usaha agar

usaha yang mereka dirikan tetap berjalan.

3. Pengendalian Tenaga Kerja


Tenaga kerja sangat penting dalam kegiatan produksi, dan

tenaga kerja langsung yang produktif akan membantu seluruh

jalannya kegiatan perusahaan sehingga semua kegiatan usaha itu

berjalan dengan baik dan efektif serta akan memberikan

keuntungan tambahan bagi usaha itu sendiri.

19
Dalam pelaksanaan kegiatan produksi “Inez Cosmetic” ini

lumayan banyak karyawan yang terlibat dalam pembuatan inez.

Usaha ini melibatkan banyak karyawan yakni pemilik usaha itu

sendiri. Dan karyawannya itu dibagi atas berbagai kerjaan, Jadi

dalam usaha ini ada sistem pengendalian tenaga kerja yang baik

dari pemilik usaha tersebut.


4. Pengendalian Kualitas
Karakteristik lingkungan dunia usaha saat ini ditandai oleh

perkembangan yang cepat di segala bidang yang menuntut

kepiawaian manajemen dalam mengantisipasi setup perubahan

yang terjadi dalam aktivitas ekonomi dunia. Ada tiga ciri gambaran

perubahan yang banyak didengungkan untuk menghadapi

lingkungan tersebut, yaitu kesementaraan, keanekaragaman, dan

kebaruan. Kesementaraan antara lain ditunjukkan dengan semakin

pendeknya umur suatu produk yang bukan disebabkan tidak

berfungsinya produk tersebut secara teknis tetapi karena sudah

ketinggalan jaman dengan adanya perkembangan teknologi,

perubahan selera konsumen dan perubahan corak persaingan.

Keanekaragaman terlihat dengan semakin banyaknya jenis produk

yang beredar di pasar yang tidak terbatas pada consumer’s goods

tetapi juga pada jenis teknologi yang ditawarkan. Selain itu,

produsen maupun pelanggan secara umum, sering dihadapkan

pada halhal baru yang tidak pernah bayangkan sebelumnya,

20
teknologi baru, ilmu pengetahuan baru, produk dan jasa baru, gaya

hidup baru, harapan-harapan baru, dan sebagainya.


perubahan-perubahan yang cepat dalam era globalisasi saat

ini akan membawa implikasi pada pengelolaan ekonomi nasional

maupun operasi dunia usaha sebagai pelaku kegiatan ekonomi.

Perubahan itu sendiri memang mengandung risiko karena ada

kemungkinan keadaan yang diharapkan tidak dapat tercapai.

Namun tidak jarang adanya kondisi yang tidak berubah atau

terlambat berubah juga besar risikonya, bahkan lebih besar

daripada risiko perubahan. Oleh karena itu, semakin banyak

perusahaan telah mengubah strateginya dari perusahaan yang

berusaha menguasai sumber daya dalam negeri untuk menguasai

pasar domestik ke perusahaan yang berusaha menemukan

kombinasi optimal dari sumber daya lokal dan luar negeri untuk

dapat bersaing baik di pasar domestik maupun pasar luar negeri.

Dalam kondisi yang seperti ini, hanya produk dan jasa yang ber-

kualitaslah yang akan memenangkan persaingan dan

mempertahankan posisinya di pasar. Keberadaan produk dan jasa

lokal dan nasional di suatu negara tidak akan luput dari tuntutan

persaingan di samping juga mempunyai peluang untuk

berkembang menjadi produk global dan membanjiri pasar lokal

negara lainnya, sejauh persyaratan yang dituntut oleh pasar

dipenuhinya.

21
Sementara itu, untuk menjaga konsistensi kualitas produk

dan jasa yang dihasilkan dan sesuai dengan tuntutan kebutuhan

pasar, perlu dilakukan pengendalian kualitas (quality control) atas

aktivitas proses yang dijalani. Dari pengendalian kualitas yang

berdasarkan inspeksi dengan penerimaan produk yang memenuhi

syarat dan penolakan yang tidak memenuhi syarat sehingga

banyak bahan, tenaga, dan waktu yang terbuang, muncul

pemikiran untuk menciptakan sistem yang dapat mencegah

timbulnya masalah mengenai kualitas agar kesalahan yang pernah

terjadi tidak terulang lagi.


Menjaga kualitas produk sangat penting bagi sebuah usaha

untuk meningkatkan atau bahkan mempertahankan kelangsungan

sebuah usaha yang mereka dirikan. Memproduksi produk tanpa

mengamati dan mempertahankan kualitas hasil produksi yang

menjadi standar dalam usaha mereka, maka akan berakibat pada

kelangsungan usaha mereka itu sendiri di masa yang akan datang.


Disamping dengan akan bermunculannya usaha-usaha

sejenis yang mungkin menawarkan kualitas produk yang lebih baik.

Maka usaha “Inez Cosmetic” ini sangat memperhatikan

pengendalian kualitas inez, produksi inez ini dari dulu tidak berubah

mungkin berubah hanya dalam kemasannya atau bungkusnya agar

hasil produksinya memuaskan sehingga tingkat kepercayaan

konsumen pada produk Inez ini sangat bagus atau tinggi dan

22
tingkat penjualannya menjadi tinggi dan pembeli akhirnya tidak

berpindah hati pada produksi-produksi yang lain.

BAB IV

PEMBAHASAN

IV.1 Masalah yang ditemukan

Selama kami mengikuti PKL Industri PT. Kosmetikatama Super

Indah (Inez Kosmetik), ada beberapa hal yang kami hadapi

diantaranya :
a. Waktu Kunjungan yang relatif singkat sehingga pengetahuan

tentang industry masih kurang.


b. Dalam proses kunjungan, hanya diperlihatkan ruang industry

dan kegiatan yang dilakukan dalam ruangan tersebut.


c. Dalam proses kunjungan kurangnya keterampilan yang kami

dapatkan karena tidak turut serta dalam proses produksi.

IV.2 Alternatif Pemecahan Masalah

23
a. Waktu kunjungan hendaknya diperpanjang dengan

memperbanyak agenda dalam kunjungan.


b. Sebaiknya mahasiswa dapat turut andil dalam proses produksi

salah satu produk.


c. Sebaiknya pada saat kujungan diadakan pelatihan pelatihan

terutama yang berhubungan dengan CPKB ( Cara Produksi

Kosmetik yang baik) agar mahasiswa lebih memahami lagi

kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam industry terutama dalam

penerapan CPKB (Cara Produksi Kosmetik yang Baik).

BAB V

PENUTUP

V.1 Kesimpulan

Dari penjelasan dan pembahasan materi yang telah

disampaikan diatas dapat disimpulkan bahwa Inez Cosmetic

sudah menjalankan manajemen operasionalnya dengan cukup

baik, dengan melakukan beberapa manajemen seperti

perencanaan sistem produksi, sistem pengendalian produksi dan

sitem informasi produksi yang baik pula.


Usaha “Inez Cosmetic” ini juga menjual kepada para

konsumennya dengan harga terjangkau yang bisa dibeli. Usaha

“Inez Cosmetic ” ini telah menjalankan usahanya selama

bertahun-tahun tanpa mengalami kendala yang sangat berarti.

Baik dari segi pesaing maupun kendala dari lingkungan disekitar

lokasi produksi itu berdiri.

24
V.2 Saran

Di era persaingan bisnis yang sangat cepat akhir-akhir ini

Usaha “Inez Cosmetic” ini sangat perlu menjaga kualitas mutu dan

standar produksinya dengan baik agar pelanggan atau konsumen

produk “Inez Cosmetic” ini tidak berpindah ke tempat produksi

lainnya. Supaya usaha ini tetap bertahan dan terus memajukan

usahanya walaupun banyak pesaing-pesaing lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Kotler Philip.”Manajemen Pemasaran”. Edisi millennium. Cetakan

pertama. Penerbit Indeks. Jakarta.


Porter E. Michael.1997.”Strategi bersaing: Tekhnik menganalisis

industri dan pesaing”. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Majaromagazine. 2008. “Teknologi Pengolahan Limbah B3”.

Tim Penyusun, 2017, “Panduan PKL Industri Akfar Yamasi”. Makassar:

Akademi Farmasi Yamasi

25

Anda mungkin juga menyukai