Skripsi Zulkifli 14 3145 105 039
Skripsi Zulkifli 14 3145 105 039
Skripsi Zulkifli 14 3145 105 039
ZULKIFLI
14 3145 105 039
7
KATA PENGANTAR
8
6. Ibu Ns Herty Haerani. S.Kep., M. Kes., selaku Pembimbing I yang begitu
banyak memberikan pengarahan dan masukan serta meluangkan waktunya
untuk membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi penelitian ini.
7. Bapak Dr. Haeruddin, K, S.S., SKM., M.Kes. selaku Pembimbing II yang
begitu banyak memberikan pengarahan dan masukan serta meluangkan
waktunya untuk membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi penelitian
ini.
8. Ns Julia Fitria Ningsih.,S.Kep., M.Kes., M.Kep., selaku Penguji yang banyak
memberikan kritik dan saran bagi peneliti.
9. Ns Seluruh dosen dan staf program Studi S1 Keperawatan STIKes Mega
Rezky Makassar yang telah memberikan bimbingan kepada peneliti selama
menjadi mahasiswa.
10. Teristimewa terima kasih yang tulus dan penghargaan tak terhingga peneliti
ucapkan kepada kedua orang tua. Kamaruddin sebagai ayahanda dan ST
Subaedah S.pd sebagai ibunda tercinta yang telah memberi motivasi,
dukungan dan bantuan moral dalam menyelesaikan proposal penelitian ini.
11. Kepada teman teman kelas A S1 Keperawatan terutama Nurlita Makbul yang
selalu menemani dan menbantu menyelesaikan penelitian ini dan teman yang
lain yang temani saya selama 4 tahun bersama sama menuntut ilmu di
kampus Stikes Mega Rezky Makassar
12. Kepada Sri Ernianti yang selalu memberi support untuk menyelesaikan
penelitian ini.
13. Kepada teman organisasi KBM_Keperawatan yang selalu memberi support
untuk menyelesaikan penelitian ini.
Semoga segala bantuan, bimbingan dan saran yang diberikan kepada
peneliti, senantiasa mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah
SWT, akhir kata peneliti berharap semoga skripsi penelitian dapat memberi
manfaat. Amin.
Wasalamu alaikum Wr.Wb.
9
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................... II
DAFTAR TABEL.................................................................................................. VI
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar belakang........................................................................................... 1
B. Rumusan masalah ..................................................................................... 5
C. Tujuan penelitian ...................................................................................... 5
D. Manfaat penelitian .................................................................................... 6
10
F. Jenis Instrument ........................................................................................ 33
G. Etika Penelitian ......................................................................................... 34
H. Alat Pengumpulan Data ............................................................................ 35
A. Gambaran .................................................................................................. 38
B. hasil penelitian .......................................................................................... 38
C. pembahasan ............................................................................................... 43
A. Kesimpulan ............................................................................................... 51
B. Saran ......................................................................................................... 52
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
11
DAFTAR TABEL
kesehatan gigi
12
DAFTAR LAMPIRAN
13
ABSTRAK
14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya karena akan
tidak menyadari awal mula timbulnya penyakit gigi dan mulut bersumber
dari kesehatan rongga mulut secara menyeluruh. Hal ini dipengaruhi oleh
factor perilaku masyarakat yang kurang peduli akan kebersihan gigi dan
mulut yang dijadikan suatu kebiasaan dan budaya Penyakit gigi dan mulut
karies.
pada abad terakhir tetapi prevalensi terjadinya karies gigi pada anak tetap
merupakan masalah klinik yang serius. Karies gigi masih perlu mendapat
urutan tertinggi dalam masalah penyakit gigi dan mulut termasuk pada anak.
dengan kebiasaan menyikat gigi. Anak usia sekolah dasar perlu mendapat
perhatian lebih karena rentan terhadap gangguan kesehatan gigi dan mulut,
karena pengetahuan anak tentang waktu menyikat gigi yang tepat masih
sangat kurang serta masih belum mampu membiasakan diri untuk melakukan
15
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Menyikat gigi memiliki peran yang
perhatian dari orang tua terutama ibu karena mereka menganggap bahwa gigi
anak akan digantikan dengan gigi tetap. Ibu kurang menyadari dampak yang
akan timbul akan lebih besar apabila anak tidak dibimbing untuk melakukan
perawatan gigi sejak dini. Pengetahuan ibu mengenai kesehatan gigi dan
mulut merupakan salah satu faktor yang berperan dalam pencegahan karies
gigi pada anak. Pengetahuan ibu menjadi dasar terbentuknya perilaku positif
anak untuk menjaga kesehatan gigi dan mulutnya dengan perawatan yang
baik dan benar. Orang tua perlu mengetahui, mengajarkan serta melatih anak
karies gigi yang tertinggi terdapat di asia dan di amerika latin.data terbaru
yang di rilis oleh Oral Health Media centre 2012 memperlihatkan sebanyak
60-90% anak usia sekolah dan hampir semua orang dewasa di seluruh dunia
yang serius pada anak usia sekolah terutama sekolah dasar.hal ini disebabkan
16
mengalami karies pada gigi tetapnya sebanyak 20% meningkat 60% pada
akar gigi yang dapat dicegah. Prevalensi karies masih cukup tinggi di seluruh
dunia, sehingga karies merupakan suatu penyakit infeksi gigi yang menjadi
Indonesia 460 buah gigi per 100 orang. Jumlah ini terbilang masih tinggi
tahun ketahun. Kejadian karies gigi pada anak sangat bervariasi apabila
didasarkan atas golongan usia. Anak 8-9 tahun memiliki persentase karies
yang tinggiyaitu 40%-75%. Faktor penyebab karies pada anak usia sekolah
yaitu frekuensi menyikat gigi anak, suplai air yang kurang mengandung fluor,
jauhnya jarak untuk akses pelayanan kesehatan gigi, diet dan yang paling
penting adalah pengetahuan orang tua mengenai kesehatan gigi dan mulut
17
pertengahan ini dimulai dengan masuknya anak kedalam lingkungan sekolah
(Santrock, 2008). Periode anak usia sekolah terbagi menjadi tiga tahapan usia
yaitu: tahap awal 6-7 tahun; tahap pertengahan 7-9 tahun; dan tahap
praremaja 10-12 tahun (DeLaune& Ladner, 2002; Potter & Perry, 2005).
dan V sebagian anak yang menderita karies gigi karena tidak menggosok gigi
pada saat tidur dan setelah makan juga mengkonsumsi jajanan yang
mengandung gula, dan ada juga anak menderita stomatitis karena infeksi
dalam mulut, dan ada anak tidak menderita karies gigi maupun stomatitis.dari
39 siswa, yang menggosok gigi pada saat tidur dan sesudah makan hanya 6
orang saja Peneliti mengambil kesimpulan bahwa hal tersebut terjadi karena
kurangnya pengetahuan yang dimiliki oleh para siswa SDN 61 Batu Menteng
Kab. Jeneponto. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
Dengan Perilaku Perawatan Gigi Pada Anak Usia Sekolah di SDN 61 Batu
18
B. Rumusan masalah
tentang kesehatan gigi dengan perilaku perawatan gigi pada anak usia
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan Umum
dengan perilaku perawatan gigi pada anak usia sekolah di SDN 61 batu
2. Tujuan Khusus
gigi pada anak usia sekolah di SDN 61 batu menteng kab. Jeneponto
gigi yang benar dalam kehidupan sehari-hari pada anak usia sekolah di
gigi dengan perilaku perawatan gigi pada anak usia sekolah di SDN 61
19
C. Manfaat penelitian
kesehatan gigi dengan perilaku perawatan gigi pada anak usia sekolah
kebersihan gigi dan mulut para siswa dan siswinya dapat meningkatkan
2. Bagi pemerintah
3. Bagi peneliti
perawatan gigi pada anak usia sekolah sehingg adapat dijadikan sebagai
20
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada lubang atau
(2007) gigi yang sehat adalah gigi yang tidak terlihat bercak hitam apabila
diberikan sinar.
individu. Karies gigi pada anak usia sekolah memiliki prevalensi yang
lingkungan oral yang sesuai. Karies gigi dimulai dengan larutnya mineral
merupakan kelompok usia kritis terkena karies gigi karena terjadi transisi
21
2. Maloklusi
Maloklusi terjadi jika gigi rahang atas dan rahang bawah tidak
pada gigi rahang atas dan bawah yang tidak diperbaiki dengan tetap dan
penunjang gigi seperti gusi pun dapat rusak.Kondisi lebih berat akibat
tulang rahang rahang dan tulang wajah) yang bisa menimbulkan sakit
kepala yang terus menerus atau masalah pencernaan (Potter & Perry,
2005).
3. Penyakit Periodontal
degeneratif yang mengenai gusi dan jaringan penyokong gigi. Penyakit ini
periodontitis (inflamasi gusi dan kehilangan jaringan ikat serta tulang yang
oleh peradangan reversibel yang dimulai pada sebagian anak usia dini
22
yang mengakibatkan gusi menjadi merah, bengkak, nyeri tekan, dan
substrat makanan, dan waktu (Suwelo, 2012). Faktor lain adalah usia, jenis
dengan baik), rasa sakit setiap mengunyah (sakit kepala, infeksi, sakit
D. Perawatan Gigi
penting dilakukan karena dapat menyebabkan rasa sakit pada anak, infeksi,
bahkan malnutrisi.Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa ada
23
lubang atau penyakit gigi lainnya. Tan dalam Houwink, et al (2010)
cara menggosok gigi yang salah. Pada prinsipnya mengosok gigi yang
luar dan permukaan dalam gigi, lakukan gerakan vertikal dan searah dari
bagian gusi ke arah permukaan gigi.Untuk rahang atas gerakan sikat dari
atas ke bawah, untuk rahang bawah dari bawah ke atas. Sedangkan untuk
bagian permukaan kunyah, baik gigi atas maupun gigi bawah, teknik
arah gigi depan. Selain itu permukaan lidah juga perlu disikat pelan-pelan,
makanan.
24
gerakan sikat dari atas ke bawah dan sebaliknya untuk gigi bawah
sisa-sisa makanan yang ada di sela gigi tidak dapat terjangkau. Untuk
anak usia sekolah sikat gigi yang baik adalah sikat gigi dengan bulu
halus yang terbuat dari nilon dengan panjang sekitar 21 cm (Potter &
Perry, 2005). Menurut Fitriana (2006) pilih sikat gigi yang kecil baik
tidur sangat penting karena saat tidur terjadi interaksi antara bakteri
mulut dengan sisa makanan pada gigi (Hockenberry & Wilson, 2007).
menggosok gigi sehari cukup 2 kali, setelah makan pagi dan sebelum
tidur malam.
25
2. Pemeriksaan ke Dokter Gigi
karies gigi akan berkurang. Pemeriksaan secara rutin 6 bulan sekali telah
anak usia sekolah, karena pada anak usia sekolah mengalami pergantian
dari gigi susu menjadi gigi permanen. Usaha lain yang dilakukan
3. Mengatur Makanan
apabila tidak dikontrol dengan perawatan gigi yang benar akan berisiko
terkena karies gigi. Oleh karena itu pada anak usia sekolah dianjurkan diet
rendah gula dan tinggi nutrisi serta memperhatikan perawatan gigi lainnya
(Potter & Perry, 2005). Penelitian yang dilakukan oleh Stephen 1981
26
dalam Schuurs 2007) menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara
pH dari plak gigi akan turun dari 6.5 menjadi 5.0. Penurunan pH tersebut
dan vitamin D adalah fondasi penting untuk membuat tulang dan gigi yang
keju, yogurt, telur, sayur mayur, buah-buahan, dan lain sebagainya Gupte
(1991).
4. Penggunaan Flouride
pada dasar enamel (Schuurs, 2007). Pasta gigi yang sekarang beredar
27
negara maju seperti Belanda dan Amerika, sebagian besar jumlah fluoride
5. Flossing
saat itu pasta gigi masih ada dalam mulut. Dental flossing yang dilakukan
Perry (2005) dental flossing cukup dilakukan satu kali dalam sehari.
faktor yang berasal dari ekternal antara lain orang tua, tingkat pendidikan,
28
Faktor internal merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi dari dalam
diri seseorang, seperti usia, pengalaman, dan motivasi anak. Hal ini dapat
1. Usia
2. Jenis Kelamin
anak laki-laki sehingga masa terpajan dalam mulut lebih lama (Cahyadi,
2010).
29
3. Pengalaman
hal negatif terulang kembali dikemudian hari. Anak usia sekolah tidak
(Notoatmodjo, 2010).
4. Motivasi
1994).
dan sosial budaya (Notoatmodjo, 2010). Hal ini dapat dijelaskan sebagai
berikut:
30
1. Peran Orang Tua
perawatan gigi pada anak dipengaruhi oleh peran orang tua dalam
dibandingkan anak yang menggosok gigi tanpa contoh yang baik dari
orang tua (Potter & Perry, 2005; McDonald, 1994). Beberapa hal yang
dapat dilakukan orang tua dalam perawatan gigi antara lain membantu
anak dalam menggosok gigi terutama pada anak yang berusia dibawah
2. Tingkat Pengetahuan
pengetahuan yang lebih tinggi, maka perhatian akan kesehatan gigi akan
31
pengetahuan yang kurang, maka perhatian pada perawatan giginya juga
rendah.
3. Fasilitas
anak yang memiliki komputer dengan akses internet yang memadai akan
dengan anak yang memiliki televisi saja. Ia akan lebih update terhadap
4. Penghasilan
5. Sosial Budaya
32
jarang melakukan kebiasaan gosok gigi sebelum tidur, maka itu dapat
tuanya.
1. Defenisi pengetahuan
a) Tahu (know).
b) Memahami (comprehension).
diketahui tersebut.
33
c) Aplikasi (application).
d) Analisis (analysis).
e) Sintesis (synthesis).
f) Evaluasi (evaluation).
34
2. Pengukuran pengetahuan
penglihatan (mata).
1. Pengertian Perilaku
35
terhadap stimulus sosial. Seperti halnya pengetahuan, sikap juga terdiri
a) Menerima (receiving).
b) Merespon (responding).
sikap.
c) Menghargai (valuing).
langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. Praktik
36
a) Persepsi (perception).
pertama.
kedua.
c) Mekanisme (mecanism).
d) Adopsi (adoption).
1. Pengukuran Perilaku
37
H. Karakteristik Anak Usia Sekolah
menjadi tiga tahapan usia yaitu: tahap awal 6-7 tahun; tahap pertengahan
7-9 tahun; dan tahap pra remaja 10-12 tahun (DeLaune & Ladner, 2002;
Potter & Perry, 2005). Sekolah dapat memperluas dunia anak dan
dalam perkembangan dan hubungan anak dengan orang lain. Anak usia
secara dini sangat berguna bagi kesehatan gigi anak yang masih dalam
tetapi pasti jika dibandingkan masa sebelumnya. Dari segi nutrisi, pada
anak usia sekolah terjadi sedikit defisiensi nutrisi. Anak memiliki nafsu
makan yang besar setelah pulang sekolah dan memerlukan makanan kecil
38
untuk menunjang aktivitasnya seperti buah dan roti untuk menghindari
sesuai dengan energi yang dikeluarkan. Hal tersebut baik, namun harus
untuk berfikir dengan cara yang logis bukan sesuatu yang abstrak (Potter
& Perry, 2005). Pada usia 7 tahun anak memasuki tahap Pieget ketiga
Mereka mampu menyelesaikan masalah secara nyata dan runut dari apa
(Muscari, 2005; Potter & Perry, 2005; Santrock, 2008; Wong, 2009).
mereka untuk dapat sejajar dengan orang dewasa. Anak usia sekolah
menurut Erikson dalam Wong (2009) berada dalam fase industri. Anak
bekerja sama dari aturan yang diberikan (Wong, 2009). Anak mulai
39
kreativitas, keterampilan dan keterlibattan dalam pekerjaan yang berguna
secara sosial (Santrock, 2008; Wong, 2009). Anak usia sekolah sekolah
akan menarik diri dari lingkungannya (Potter & Perry, 2005). Untuk itu
perintah dari orang lain yang memiliki otoritas. Hubungan dengan teman
sebaya juga terlihat pada anak usia sekolah. Ia lebih banyak menghabiskan
Perkembangan moral sejalan dengan cara pikir anak usia sekolah yang
lebih logis (Hockenberry & Wilson, 2007). Anak pada usia sekolah dapat
bagaimana harus memperlakukan orang lain sesuai dengan apa yang ingin
diterima oleh mereka dari oranglain (Muscari, 2005; Wong, 2009). Anak
mulai melihat berbagai cara pandang untuk menilai suatu tindakan benar
40
Perkembangan anak yang berkembang seiring bertambahnya usia
Begitu pula yang dialami anak usia sekolah, masalah kesehatan yang
sering muncul pada periode ini adalah masalah gigi (Wong, 2009).
Masalah lain yang muncul adalah kecelakaan dan cedera yang berkaitan
Secara fisiologis anak usia sekolah dimulai dengan tanggalnya gigi susu
yang pertama dan diakhiri dengan masa pubertas dan tumbuhnya gigi
perpindahan dari gigi susu menuju gigi permanen memiliki risiko tinggi
terkena karies gigi (Potter & Perry, 2005). Pada usia 6 tahun sampai 7
tahun, gigi yang tumbuh antara lain gigi seri tengah dan gigi geraham
pertama. Usia 7 sampai 8 tahun tumbuh gigi seri tengah, dan gigi seri
10 sampai 12 tahun tumbuh gigi geraham kecil pertama, gigi taring bagian
41
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
a. Variabel penelitian
Tingkat
Pengetahuan
Umur
Perilaku
Perawatan Gigi
Sikap
Dukungan
Keluarga
Keterangan:
: Variabel Independen
: Variabel Dependen
42
b. Hubungan antar variabel
pengetahuan
perawatan gigi.
a. Tingkat pengetahuan
Kriteria Objektif:
43
B. Hipotesis
maka
perilaku perawatan gigi pada anak usia sekolah di SDN 61 Batu Menteng
perilaku perawatan gigi pada anak usia sekolah di SDN 61 Batu Menteng
44
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
peneliti.
B. Rancangan penelitian
1. Lokasi Penelitian
2. Waktu Penelitian
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
45
ditarik kesimpulannya (Saryono dan Anggraeni, 2013). Populasi dalam
Keterangan :
n : jumlah sampel
N : jumlah populasi
N
𝑛 = 1+𝑁 (0.05)2
39
𝑛=
1 + 39(0.05)2
39
𝑛=
1 + 39(0.0025)
39
𝑛=
1 + 0,0975
39
𝑛=
1,0975
46
𝑛 = 35
5. Jenis Instrument
cukup sampai yang baik dan juga gradasi yang baik sampai yang cukup.
mempunyai gradasi yang cukup sampai yang baik dan juga gradasi yang
47
likert dapat dibuat dengan diberikan pilihan sebagai berikut, penilaian
yaitu:
6. Etika Penelitian
penelitian. Penelitian ini bersifat suka rela dan responden berhak untuk
48
responden dalam lembar alat ukur. Penelitiakan menggunakan kode
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
pada konsep dan teori sesuai dengan uraian pada tinjauan pustaka.
digunakan dalam penelitian ini adalah skala Guttman dan skala Likert.
benar dan salah dari sebuah pertanyaan (Hidayat, 2007). Skala Likert
pendapat, dan persepsi seseorang tentang gejala atau masalah yang ada
tentang karakteristik responden yang terdiri dari usia dan jenis kelamin.
49
Bagian kedua terdiri dari 15 pertanyaan yang berisi pertanyaan-
1. Pengolahan Data
langkah
dijumlahkan.
komputer.
50
e. Cleaning, setelah semua data dimasukkan langkah selanjutnya
sebagainya
a) Analisis univariat
b) Analisis Bivariat
51
0,05 maka Ha ditolak dan Ho diterima sehingga tidak ada
BAB V
jumlah siswa dari keseluruhan kelas adalah 135 siswa yang terdiri dari 68
B. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden
52
Data yang diperoleh yaitu menggunakan kuesioner kemudian
a. Umur
Tabel 5.1
Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur
Umur n %
9-10 17 48,6
11-12 18 51,4
N 35 100
sumber: data primer juni 2018
orang.
b. Jenis kelamin
Tabel 5.2
Distribusi frekuensi responden menurut jenis kelamin
Jenis kelamin n %
Laki-laki 11 31,4
perempuan 24 68,6
53
N 35 100
sumber : data primer juni 2018
orang.
c. Kelas
Tabel 5.3
Distribusi frekuensi responden berdasarkan kelas IV Dan V
Kelas n %
Kelas IV 17 48,6
Kelas V 18 51,4
N 35 100
Sumber : data primer juni 2018
2. Analisa univariat
Tabel 5.4
54
kesehatan gigi.
Pengetahuan n %
kesehatan baik
Baik 21 60.6
kurang 14 40.0
N 35 100
Sumber: data juni 2018
(40,0%) orang.
Tabel 5.5
distribusi frekuensi responden berdasarkan perilaku
perawatan gigi
Perilaku
perawatan baik n %
Baik 10 38,6
kurang 25 71,4
N 35 100
Sumber: data juni 2018
55
sedangkan responden yang perilaku perawatan gigi buruk berjumlah 25
(71,4%) orang.
3. Analisa Bivariat
perawatan gigi pada anak usia sekolah SDN 61 Batu Menteng kelas IV
dan V.
Tabel 5.6
distribusi responden berdasarkan pengetahuan kesehatan
gigi dengan perilaku perawatan gigi
kesehatan gigi baik dan perilaku kesehatan gigi kategori baik berjumlah
56
C. Pembahasan
responden dan umur dari 11-12 terdapat 18 (51,4%) responden, dan dari
responden.
Hasil analisa data dengan menggunakan uji statistic fisher exact test
gigi diperoleh nilai p =0,002 yang menunjukkan nilai >0,05 hasil tersebut
gigi.
Asumsi peneliti dari hasil uraian diatas bahwa perilaku perawatan gigi
57
didapatkan setelah uji statistic fisher Exact test dengan hasil p:(0,002)
Hal ini sejalan dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh (Rohimi
gigi dan mulut dengan indeks DMF-T dan SiC siswa SMPN 5 Marabahan di
mulut dengan indeks karies. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil
memelihara kesehatan gigi dan mulutnya, maka semakin rendah pula angka
karies DMF-T dan SiC, didukung oleh teori Blum yaitu status kesehatan
individu atau masyarakat dipengaruhi oleh banyak faktor salah satunya yang
kesehatan gigi maka semakin baik pula status kesehatan gigi individu
tersebut.
terjadinya karies, misalnya menggosok gigi setelah sarapan pagi dan malam
sebelum tidur. Menyikat gigi sebelum tidur sangat efektif untuk mengurangi
58
resiko terjadinya karies. Hal ini berhubungan dengan proses terjadinya
karies, apabila sukrosa mengendap dalam waktu yang lama dalam mulut
pasta gigi yang berlebihan, dan konsumsi makanan manis yang berlebihan.
kebersihan gigi dan mulut dengan kejadian karies anak SDN Kleco II kelas
bahwa tingkat pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut di SDN Kleco
kesehatan gigi dan mulut dengan kejadian karies gigi anak SDN Kleco
59
Hutabarat (2009) tentang peran petugas kesehatan, guru, dan orang tua
dan mulut murid sekolah dasar di Kota Medan tahun 2012. Hasil penelitian
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Dewanti, FIK UI, 2012 Hasil
gigi dan perilaku perawatan gigi. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori
60
yang dipaparkan oleh Notoatmodjo (2010) menyatakan bahwa terdapat
dan mulut dengan kejadian karies anak SDN Kleco II kelas V danVI
yang signifikan antara tingkat pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut
dengan kejadian karies gigi anak SDN Kleco II kelas V dan VI Kecamatan
tentang hubungan
gigi apada siswa kelas V dan VI SDN Kedung bulus Kecamatan Prembun
karies gigi dan angka kejadian karies gigi didominasi oleh siswa yang tidak
61
yang timbul adalah kesadaran. Kesadaran merupakan tahap awal dalam
untuk berfikir lebih lanjut tentang apa yang ia terima. Dalam hal ini anak
usia sekolah mengetahui tentang kebersihan gigi termasuk masalah gigi dan
kesehatan gigi maka tahapan selanjutnya adalah ketertarikan. Pada tahap ini
gigi. Kemudian pada tahap ini pula anak sudah mulai melakukan suatu
tindakan. Dalam penelitian ini anak telah melakukan teknik menggosok gigi
Apabila stimulus yang dianggap buruk atau kurang berkesan, maka ia akan
D. keterbatasan penelitian
BAB VI
PENUTUP
62
A. KESIMPULAN
dengan perilaku perawatan gigi pada anak usia sekolah SDN 61 Batu Menteng
perawatan gigi pada anak usia sekolah SDN 61 Batu Menteng kelas
IV dan V. Dari hasil uji statistis fisher Exact Test maka diperoleh nilai p=
B. Saran
63
Perlu menerapkan lagi pembelajaran tentang kesehatan gigi dengan
3. Bagi peneliti
ilmu yang telah diperoleh selanjutnya dapat diterapkan dalam anak atau
masyarakat.
64
DAFTAR PUSTAKA
65
Muscari. M . E. (2005) panduanbelajar: Keperawatan pediatric (3ed.) Jakarta
penerbit
EGC.
NotoatmodjoS .(2010) Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Notoatmojo S. (2010) Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta :Rineka Cipta.
Notoatmodjo S. (2005) Metodologi penelitian kesehatan Jakarta: Rineka Cipta
Persatuan Dokter Gigi Indonesia. (2006, Desember). Kondisi kesehatan
gigi dan mulut masyarakat Indonesia. Mei 10, 2018.
Potter P.A., &Perry, A. Y. (2005). Fundamental Nursing: concept, proses, and
practice
(6thed). St. louise: Mosby Year Book.12-15.
Riset kesehatan dasar (RISKESDAS) (2013) Profil kesehatan gigi dan mulut di
Indonesia. Jakarta Depkes RI.
Saryono. (2011) Metodologi penelitian kesehatan: penuntun praktis bagi pemula.
Yogyakarta: Mitra Cendikia Press.
Santrock J.W. (2008). Life span Development (12th.ed). Newyork: McGraw Hill.
Suwelo, I. S. (2012). Karies gigi pada anak dengan pelbagai faktor etiologi.
Jakarta : IGC.
Schuurs, A. H. B. (2007). Patologi gigi-geligi: kelainan-kelainan jaringan keras
gigi,
hlm.135. (Sutatmi Suryo, Penerjemah). Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Tampubolon, N.S. (2005). Dampak karies gigi dan penyakit periodontal
terhadap kualitas hidup. Skripsi. (Tidak dipublikasikan)
Wong, D. L., et al. (2009) Buku ajar KeperawatanPediatrik. (A. Hartono, S.
Kurnianingsi, danSetiawan, Penerjemah) Jakarta: EGC.
World Health Organization (WHO ) tahun 2012 karies gigi
66
MASTER TABEL
67
18 ARDI 2 1 2 2 2
19 ERNA 2 2 2 2 2
20 ERWINA 2 2 2 2 2
21 FADILLAH 2 2 2 1 1
22 ZAHRA 2 2 2 2 2
23 NURBAETY 2 2 2 2 2
24 NURDIANA 2 2 2 2 2
25 PINA 2 2 2 1 1
26 RAPPO 2 1 2 1 1
27 RESKY 2 1 2 1 1
28 SUARDI 2 1 2 1 2
29 WILA 2 2 2 1 2
30 ALIF 2 1 2 1 2
31 IRDA 2 2 2 1 2
32 JELITA 2 2 2 1 2
33 DEWI 2 2 2 1 2
34 AULIA 2 2 2 1 1
35 LESTI 2 2 2 1 1
KETERANGAN :
1. > 8 1. > 35
2. ≤ 8 2. ≤ 35
68
ANALISA UNIVARIAT
USIA
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Per
cen
t
Pengetahuan kesehatan gigi 35 100.0% 0 0.0% 35 100
* perilaku perawatan gigi .0%
JENIS KELAMIN
69
KELAS
70
ANALISA BIVARIAT
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
pengetahuan kesehatan gigi 35 100% 0 0.0% 35 100%
* perilaku perawatan gigi
perilaku Tota
perawatan gigi l
Baik kura
ng
pengetahuan Baik Count 10 11 21
kesehatan Expected Count 6.0 15.0 21.0
gigi % within pengetahuan 47.6 52.4 100.
kesehatan gigi % % %
% within perilaku 100.0 44.0 60%
perawatan gigi % %
% of Total 28.6 31.4 60%
% %
kuran Count 7 7 14
g Expected Count 4.0 10.0 14
% within pengetahuan 45.0 45.0 100.
kesehatan gigi % % 0%
% within perilaku 20.0 20.0 40.0
perawatan gigi % % %
71
Fisher’s Exact Tests
72
73