CBR Pancasila

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 53

Critical Book Report (CBR)

Pendidikan Pancasila

Disusun Oleh

Nama : Reza Suganda (5171151015)


Arya Zebua (5173151003)
M. Farhan Syahputra (5172151008)
M. Fauzi Rayda (5172151009)
Zaidan Hamdany (5172151011)

Dosen Pengampu : Wiflihani, S.Pd., M.Pd.


Mata Kuliah : Pendidikan Pancasila

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMATIKA DAN


KOMPUTER
FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
SEPTEMBER 2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kesehatan sehingga kita masih tetap bisa menikmati indahnya alam cipataan-Nya. Sholawat
beriringan salam tetaplah kita curahkan kepada baginda Muhammad SAW yang telah
menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama yang sempurna dengan
bahasa yang sangat indah.

Kami disini akhirnya merasa sangat bersyukur karena telah menyelesaikan Tugas
Critical Book Review (CBR) sebagai tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila. Dalam
makalah ini kami mencoba untuk menjelaskan tentang pembahasan isi buku, juga kelebihan
dan kekurangann buku. Kami berharap makalah ini menjadi salah satu referensi bagi
pembaca apabila ingin membandingkan isi buku tentang materi kepemimpinan.

Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
hingga terselesaikannya tugas CBR ini. Dan kami memahami jika makalah ini tentu jauh
dari kesempurnaan maka kritik dan saran sangat kami butuhkan guna memperbaiki
tugassaya dilain waktu. Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada pembaca atas
perhatiannya.

Medan,17 September 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................................i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Identitas buku yang direview: ............................................................................. 1
BAB II :RINGKASAN ISI BUKU
A. Bab I Konsep Dasar Dan Tujuan Pendidikan Pancasila Di Perguruan Tinggi .. 2
B. Bab II Pancasila Dan Permasalahan Bangsa .................................................................. 5
C. Bab III Makna Pancasila Dalam Konsep, Prinsip, Dan Nilai .............................. 9
D. Bab IV Pancasila Sebagai Dasar Negara ................................................................ 12
E. Bab V Pancasila Sebagai Ideologi Nasional Bangsa Indonesia .......................... 17
F. Bab VI Pancasila Sebagai Pandangan Hidup ........................................................ 22
G. Bab VII Pancasila Sebagai Pemersatu Bangsa ...................................................... 31
H. Bab VIII Implementasi Pembukan Undang – Undang Dasar 1945 .................... 35
I. Bab XI Kedudukan Pancasila Dan Uud 1945 Dalam Reformasi Pelaksanaan
Pancasila ..................................................................................................................... 38
J. Bab X Pancasila Sebagai Dasar Pembentukan Bangsa ........................................ 42
BAB III : KEUNGGULAN BUKU
A. Keunggulan Buku .............................................................................................. 47
BAB IV : KELEMAHAN BUKU
A. Kelemahan Buku .............................................................................................. 48
BAB V : HASIL ANALISIS
A. Hasil Analisis..................................................................................................... 49
BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 50
B. Saran .................................................................................................................. 50

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. IDENTITAS BUKU YANG DI REVIEW


1. Judul : Pendidikan Pancasila
2. Penulis : Dra. Hj. RUSNILA, M.Si
3. Penerbit : IAIN Pontianak Press
4. Tahun Terbit : 2016
5. ISBN : 978-602-0868-64-6
6. Jumlah Halaman : 131 Halaman
7. Edisi :1

1
BAB II
RINGKASAN BUKU

BAB I
KONSEP DASAR DAN TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA DI PERGURUAN
TINGGI
A. Dasar-Dasar Pendidikan Pancasila
1. Dasar Filosofis
Perumusan Pancasila tidak muncul dari sekedar pikiran logis-rasional, tetapi
digali dari akar budaya masyarakat bangsa Indonesia sendiri. Dalam hal ini
Bung Karno hanya mengaku diri sebagai penggali Pancasila, nilai-nilai yang
dirumuskan dalam Pancasila itu diambil dari nilai-nilai yang sejak lama hadir
dalam masyarakat Nusantara. Oleh karena itulah Pancasila disebut mengandung
nilai-nilai dasar filsafat (philosophische grondslag), merupakan jiwa bangsa
(volksgeist) atau jati diri bangsa (innerself of nation), dan menjadi cara hidup
(way of life) bangsa Indonesia yang sesungguhnya. Dengan demikian nilai-nilai
dalam Pancasila merupakan karakter bangsa, yang menjadikan bangsa Indonesia
berbeda dengan bangsa-bangsa lain. Pendidikan Pancasila perlu karena dengan
cara itulah karakter bangsa dapat lestari, terpelihara dari ancaman gelombang
globalisasi yang semakin besar
2. Dasar Sosiologis
Keanekaragaman dan kebhinekaan atau pluralitas masyarakat bangsa
Indonesia sangat signifikan, dimana agama, ras, etnik, bahasa, tradisi-budaya
penuh perbedaan, menyebabkan ideologi Pancasila dapat diterima sebagai
ideologi pemersatu. Indonesia sebagai bangsa yang plural, secara sosiologis
membutuhkan ideologi pemersatu Pancasila. Nilai-nilai Pancasila perlu
dilestarikan dari generasi ke generasi untuk menjaga keutuhan masyarakat
bangsa. Pelestarian nilai-nilai Pancasila dilakukan khususnya lewat proses

2
pendidikan formal, karena lewat pendidikan berbagai butir nilai Pancasila
tersebut dapat disemaikan dan dikembangkan secara terencana dan terpadu.
3. Dasar Yuridis.
Apabila seluruh warga bangsa taat asas pada nilai-nilai instrumental, taat
pada semua peraturan perundang-undangan yang betul-betul merupakan
penjabaran dari nilai dasar Pancasila, maka sesungguhnya nilai praksis Pancasila
telah wujud pada amaliyah setiap warga. Pemahaman perspektif hukum seperti
ini sangat strategis disemaikan pada semua warga negara sesuai dengan usia dan
tingkat pendidikannya, termasuk pada para penyusun peraturan perundang-
undangan. Oleh karena itu menjadi suatu kewajaran, bahkan keharusan, jika
Pancasila disebarluaskan secara massif antara lain melalui pendidikan, baik
pendidikan formal maupun nonformal.
B. Tujuan Penyelenggaraan Pendidikan Pancasila
Secara spesifik tujuan penyelenggaraan pembelajaran Pendidikan Pancasila
di Perguruan Tinggi adalah untuk:
1. Memperkuat Pancasila sebagai dasar falsafah negara dan ideologi bangsa melalui
revitalisasi nilai-nilai dasar Pancasila sebagai norma dasar kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
2. Memberikan pemahaman dan penghayatan atas jiwa dan nilainilai dasar
Pancasila kepada mahasiswa sebagai warga negara Republik Indonesia, serta
membimbing untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
3. Mempersiapkan mahasiswa agar mampu menganalisis dan mencari solusi
terhadap berbagai persoalan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
melalui sistem pemikiran yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila dan UUD NRI
Tahun 1945.
4. Membentuk sikap mental mahasiswa yang mampu mengapresiasi nilai-nilai
ketuhanan, kemanusiaan, kecintaan pada tanah air dan kesatuan bangsa, serta
penguatan masyarakat madani yang demokratis, berkeadilan, dan bermartabat

3
berlandaskan Pancasila, untuk mampu berinteraksi dengan dinamika internal dan
eksternal masyarakat bangsa Indonesia

C. Capaian Pembelajaran Pendidikan Pancasila


1. Memiliki kemampuan analisis, berfikir rasional, bersikap kritis dalam
menghadapi persoalan-persoalan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
2. Memiliki kemampuan dan tanggung jawab intelektual dalam mengenali masalah-
masalah dan memberi solusi berdasarkan nilai-nilai Pancasila
3. Mampu menjelaskan dasar-dasar kebenaran bahwa Pancasila adalah ideologi
yang sesuai bagi bangsa Indonesia yang majemuk (Bhinneka Tunggal Ika).
4. Mampu mengimplementasikan dan melestarikan nilai-nilai Pancasila dalam
realitas kehidupan
5. Memiliki karakter ilmuwan dan profesional Pancasilais yang memiliki komitmen
atas kelangsungan hidup dan kejayaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

4
BAB II
PANCASILA DAN PERMASALAHAN BANGSA
A. Pancasila di Era Global
Dalam tataran kenyataan bahwa bangsa Indonesia menghadapi berbagai
macam permasalahan. Mayarakat Indonesia masih hidup dibawah kemiskinan (pra
sejahtera) Permasalah utama adalah permasalahan moralitas bangasa yang lemah,
yakni semua pihak kehilangan kepercayaan pada diri sendiri, bangsa dan Negara.
Terjadi krisis kepercayaan disebabkan “pemimpin” tidak bertanggung jawab. Sikap
yang utama seperti amanah dan kejujuran merupakan sikap yang langka.
Sebagaimana yang terdapat dalam surah Al-Maidah ayat 51 yang berbunyi:

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-


orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka
adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil
mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan
mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang
zalim”.
Untuk itu prinsip keterbukaan (transparasi) yang sampai saat ini belum
memberikan kesan yang baik dan positif seperti proses demokratisasi dalam hukum
dan ekonomi dan hukum belum membuahkan hasil yang baik. Semestinya masalah,
cobaan, rintangan, masyarakat dapat menyikapinya dengan bijaksana.
B. Permasalahan yang dihadapi Bangsa Indonesia
Permasalahan yang dihadapi bangsa dan rakyat Indonesia sebagai berikut:

5
1. Permasalahan sosial budaya dan lingkuangan. Seperti korupsi yang sudah
kronik dan membudaya di kalangan pejabat dan pemerintah dari atas sampai ke
bawah. Krisis multideminsi (politik, sosial, ekonomi, asset dll) rendahnya SDM
(human capital), krisis kepemilikan dan penyedian modal dan peralatan dan
keselamatan kerja.
2. Permasalahan Ekonomi seperti tidak terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat
(sandang, pangan, papan) disebabkan kemiskinan, penghasilan masyarakat
dibawah standar UMR, pengangguran merjalela, pemutusan hubungan kerja
(PHK). Mata pencaharian tidak merata. Pembangunan terseok-seok; Penyediaan
listrik/ energi, pengelolaan BBM, Penyelundupan. Sering terjadi kelangkaan
kebutuhan pokok masyarakat. Ketimpangan ekonomi. Infrastruktur yang tidak
bagus. Pungutan liar, Industri militer yang lemah. Daya saing yang lemah dan
sebagainya.
3. Permasalahan Sara dimana konflik itu dapat berupa konflik vertikal maupun
horisontal. Konflik vertikal misalnya antara si kuat dengan si lemah, antara
penguasa dengan rakyat, antara mayoritas dengan minoritas, dan sebagainya.
Sementara itu konflik horisontal ditunjukkan misalnya konflik antar umat
beragama, antarsuku, atarras, antargolongan dan sebagainya. Jurang pemisah ini
merupakan potensi bagi munculnya konflik.

6
BAB III
MAKNA PANCASILA DALAM KONSEP, PRINSIP DAN NILAI
A. Pancasila sebagai Gagasan Dasar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Pendidikan pancasila sebagai salah satu komponen mata kuliah
pengembangan kepribadian (MKP) memegang peranan penting dalam membentuk
kepribadian mahasiswa di perguruan tinggi. Sikap dan prilaku tersebut diharapkan
menjadi dasar keilmuan yang dimiliki agar bermanfaat bagi dirinya sendiri,
keluarga dan masyarakat. Pendidikan pancasila di perguruan tinggi, secara khusus
bertujuan sebagai berikut :
a. Dapat memahami, menghayati dan melaksanakan pancasila dan undang – undang
dasar 1945 dalam kehidupan sebagai warga Negara republic Indonesia yang berjiwa
pancasila.
b. Menguasai pengetahuan dan pemahaman tentang beragam masalah dasar
kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara yang hendak diatasi dengan
penerapan pemikiran yang berlandaskan pancasila dan UUD 1945.
c. Memupuk sikap dan prilaku yang sesuai dengan nilai – nilai dan norma pancasila
(Dirjen Dikti, 1995:3)
B. Pancasila Sebagai Ideologi Dalam Berbagai Bidang
Tujuan pembangunan nasional adalah proses perubahan yang terus menerus,
yang merupakan kemajuan dan perbaikan menuju kearah tujuan yang ingin dicapai
yaitu tujuan sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 .
Hakekat Pembangunan Nasional itu adalah pembangunan manusia indonesia
seutuhnya dan pembangunan masyarakat indonesia seluruhnya. Dan dengan
melaksanakan pembangunan itu Indonesia ingin mengejar:
1.kepuasan lahiriah
2. Kepuasan batiniah
3. Keselarasan
Pembangunan nasional bersifat:

7
1.Menyeluruh
2.Berencana
3.Terpadu

C. Pancasila Ditengah – Tengah Ideologi – Ideologi Besar Dunia


Ditengah – tengah ideologi besar dunia yang akan dibicarakan adalah
ideologi liberalisme, komunisme, dan pancasila. Ideologi liberalisme adalah
ideologi yang sangat mengagung -agungkan kebebasan pribadi (individu) di atas
segalanya. Setiap orang mementingkan hak daripada kewajibannya. Ideologi
komunisme adalah ideogi yang berfikir berdasarkan materealisme
histories/dialektika yang berpangkal tolak merubah masyarakat menjadi masyarakat
tanpa kelas, menstratakan golongan masyarakat . Ideologi pancasila ialah
mendasarkan pada struktur filsafat pancasila itu sendiriyang berpangkal tolak dari
nilai dasar yang luhur, tidak berubah dan terdapat nilai sosial budaya bangsa itu
sendiri.
D. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Bangsa Indonesia
Pengertian paradigma ialah kerangka berfikir. Pancasila sebagai paradigma
pembangunan bangsa artinya mengubah keadaan yang belum baik menjadi baik
atau keadaan yang lebih baik . Pancasila sebagai paradigma pembangunan ilmu
pengetahuan dan pendidikan
E. Pancasila dalam Proses Perumusan Dasar Negara
Perumusan Pancasila diawali dengan pembentukan BPUPKI sebagai syarat
untuk mempersiapkan kemerdekaan , sekaligus sebagai syarat yang dipenuhi oleh
suatu Negara yang merdeka. Sejak tanggal 29 Mei – 1 Juni 1945 dilangsungkan
sidang pertama BPUPKI yang membicarakan dasar Negara. Usul-usul yang
dikemukakan pada siding itu antara lain, sebagai berikut :
1. Prof. Muh Yamin
2. Prof. Dr. Soepomo
3. Panitia Sembilan

8
4. Nilai Dasar Fundamental
5. Nilai Instrumental
6. Nilai Praktis

F. Pancasila dalam Konsep, Prinsip dan Nilai


a. Konsep Religiusiitas
Konsep Religiusitas mengakui eksistensi agama dan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.
b. Konsep Humanitas
Paham humanisme adalah suatu paham yang menjunjung tinggi hakekat dan
martabat manusia sebagai pribadi yang memiliki ciri masing-masing secara
tersendiri, atau disebut sebagai jati diri.
c. Konsep Nasionalitas
1. Ikhlas dan rela berkorban
2. Loyal terhadap kepentingan umum
3. Etnis, suku, agama, adat istiadat dihormati dan ditempatkan secara
proporsional
4. Atribut Negara bangsa seperti bendera merah putih, Lagu kebangsaan
Indonesia Raya, Lambang Negara Gauda Pancasila, Bahasa Nasional
Indonesia dan Kepala Negara dihormati dan didudukan secara proporsional
sesuai dengan kesepakatan bangsa.
5. Bangsa Indonesia tidak menolak masuknya kebudayaan asing dengan syarat
bahwa kebudayaan tersebut menuju kearah kemajuan
6. Dalam mengembangkan wawasan kebangsaan, perlu dihindari
berkembangnya paham kebangsaan yang sempit, yang memandang bangsa
sendiri yang paling hebat di dunia dan memandang rendah bangsa yang lain.
d. Konsep Sovereinitas

9
Menggambarkan bagaimana selayaknya hubungan unsur-unsur yang terlibat
dalam kehidupan bersama, dan selanjutnya bagaimana menentukan kebijakan
dan langkah-langkah dalam menghadapi permasalahan hidup.
e. Konsep Sosialitas
Konsep sosialitas memberikan gambaran mengenai tujuan yang ingin
diwujudkan dalam kehidupan bersama, yaitu kesejahteran bagi seluruh rakyat.

BAB IV
PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

A. MAKNA PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA


Pancasila sebagai dasar Negara sekaligus sebagai sumberdari segala sumber tertib
hukum, baru menjadi kesepakatan bangsa sejak tahun 1966 dengan ditetapkanya
TAPMPRS No.XX/MPRS/1966 diantaranya menetapkan.Sumber dari tertib
hukum sesuatu Negara atau biasa dinyatakan sebagai “sumber dari segala sumber
hukum” adalah pandangan hidup, kesadaran dan cita-cita
moral yang meliputi suasana kejiwaan dan watak dari rakyat Negara
yang bersangkutan.

Sumber dari tertib hukum RI adalah pandangan hidup, kesadaran dan cita-cita
moral yang meliputisuasana kejiwaaan serta watak
dari bangsa Indonesia, ialah cita-cita mengenai kemerdekaan individu,
kemerdekaan bangsa , peri-kemanusiaan,keadilan sosial, perdamaian
nasional dan mondial, cita-cita politik mengenai sifat bentuk dan tujuan Negara, cita-
cita moral mengenai kehidupan kemasyarakatan dankeagamaan sebagai
pengejawantahan dari Budi Nurani Manusia.
Pandangan hidup, kesadaran dan cita-cita hukum serta cita-cita
moral luhur yang meliputi suasana kejiwaan serta watak dari bansa Indonesi. Pada
tanggal 18 Agustus 1945 telah dimurnikan dan dipadatkan

10
oleh PPKI atas nama Rakyat Indonesia, menjadi dasar Negara RI, yakni
pancasila:Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusian Yang adil dan beradab, Persatuan
Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, dan Keadilan Sosial.
Dari ketetapan MPRS tersebut dapat ditarik kesimpulan:
1. Pancasila sebagai dasar Negara adalah podasi bagi pembentukanNegara
bangsa.

2. Pancasila sebagai dasar Negara merupakan cita Negara (staatsidee) dan


cita hukum (rechtsidee) yang berkembang menjadi
staatsfundamentalnorm bersifat konstitutif dan regulative,sehinggaharus
menjiwai dan menjadi acuan static bagai segala peraturan
perundang-undangan yang berlaku di Negara Kesatuan

3. Pancasila sebagai dasar Negara adalah asas dari hukum positif


yang berlaku di NKRI, dengan kata lain merupakan sumber dari
segala sumber hokum, sebagaimana ditegaskan dalam UU No 10
tahun 2004, tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.
Dengan demikian segala peraturan perundang-undangan.

4. Yang berlaku di NKRI harus berdasar pada Pancasila yang bersifat


fial dan mengikat.

5. Pancasila sebagai dasar Negara menjiwai UUD 1945 dalam mengatur


penyelenggaraan Negara serta menata kehidiupan warga
Negara dalam bermasyarakat, bebangsa dan bernegara.

11
B. PANCASILA TETAP SEBAGAI DASAR NEGARA NKRI

Bangsa Indonesia sejak tanggal 18 Agustus 1945 telah menetapkan Pancasila


sebagai “Wiltanschauung” atau dasar Negara bagi Negara
bangsanya. Hal ini terbukti bahwa sejak saat itu sila-sila yang terkandung dalam
Pancasila selalu tercantum dalam Pembukaan atau Mukadimah UUD yang berlaku di
Negara RI.
1. Pancasila sebagai dasar Negara NKRI dengan alasan:
Pancasila digali dari adat dan budaya bangsa Indonesia, menjadi
common denominator atau degrootstc gemene dan de kleinste gemene
veelvoud dari adat istiadat dan budaya bangsa Indonesia. Prinsip
dan nilai Pancasila telah ditetapkan dalam kehidupan keseharian
tanpa disadarinya.

2. Pancasila memiliki potensi menampung kondisi dan sifat pluralistic


bangsa. Bagi bangsa Indonesia yang majemuk hanya pancasila
yang mampu mengikat unsure-unsur bangsa menjadi Negara Kesatuan.

3. Pancasila menjamin kebebasan warga Negara untuk beribadah


menurut agama. dan keyakinannya.

4. Pancasila menjamin keutuhan Negara Kesatuan dalam mengantisipasi


ancaman, tantangan, hambatan dan ganguan dalam hidup
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

5. Pancasila memberikan landasan bagi bangsa Indonesia dalam


mengantisipasi ATHG dalam hidup bermasyarakat , berbangsa dan
bernegara

12
6. Pancasila memberikan jaminan terselenggaranya demokrasi dan
hak asasi manusia sesuai dengan adat dan budaya bangsa.

C. PERAN DAN FUNGSI PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

1. Ketetapan MPR RI No. XVIII/MPR/ 1998, Pasal 1 menetapkan:


Pancasila sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan Undang-undang Dasar
1945adalah dasar Negara Kesatuan RI harus dilaksanakan secara konsisten
dalam kehidupan bernegara”

2. UU No. 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian,menentukan di


antaranya:

3. UU No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah menyatakan:


a) Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah mempunyai kewajiban memegang
teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan UUD Negara RI th 1945,
serta mempertahankan danmemelihara keutuhan Negara RI (pasal 27)
b) Anggota DPRD mempunyai kewajiban mengamalkan Pancasila,
melaksanakan UUD Negara RI tahun 1945, dan mentaati segala peraturan
perundang-undangan , mempertahankan dan memelihara kerukunan nasional
serta keutuhan Negara Kesatuan RI (pasal 45).

D. IMPLEMENTASI PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

13
Tujuan yang hendak diwujudkan adalah peraturan perundang-undangan harus bisa
diberlakukan di Negara RI dengan dasarkeadilan, kesejahteraan, keamanan dan kebahagian
yang dapat dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia.Nilai yang hendak diwujudkan
(diimplementasikan) dapat dilaksanakan sesuai dengan pola pikir Pancasila. Paham
nasionalisme harusmewarnai peraturan perundang-undangan sesuai dengan cita-cita dalam
Pembukaan UUD 1945.Hasil peraturan perundangan harus sesuai dengan situasi dan
kondisi sehingga dapat diterapkan secara kontektual dan actual.
E. IMPLEMENTASI DASAR NEGARA PADA OTONOMI DAERAH

1. Undang-undang No 32 Tahun 2004 tentang pemerintah Daeah adalah


memberikan otonomi kepada daerah dengan otonomi yang seluas-luasnya.
Dengan memberikan akpmodasi terhadap kearifan local (local wisdom).
Daerah memiliki hak untuk bebas dalam mengembangkan daerahnya.
Rambu-rambu pada otonomi daerah adalah apabila produk hukum (perda)
bertetangan dengan dasar Negara Pancasilamaka perda itu harus dicabut dan
diubah serta disesuaikan dengan dasar Negara Pancasila.Faktor yang
mempengaruhi:
Masih adanya Pihak-pihak yang belum ikhlas atau belum memahami
Pancasila. Atau mengganti asas Pancasila dengan asas lainya.

2. Masih terjadinya penyimpangan dalam penyusunan peraturan


perundangan-undangan karena terbatasnya ahli penyusun Undang-undang
(legal drafter) yang masih belum memahami Pancasila sebagai dasar Negara
di lembaga legislatif.

3. Masih kurang dipahaminya atau diabaikanya Undang-undang No


10 Tahun 2004, terlihat masih ada kerancuan dalam penyusunaan
peraturan perundang-undangan oleh anggota legislatif

14
4. Masih adanya kesalahan dalam memaknai kearifan local atau local
wisdom di daerah, sehingga ada perda yang terkesan ekslusivisme
daerah.

BAB V
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL BANGSA INDONESIA
A. PENGERTIAN IDEOLOGI

Ideologi adalah ajaran, doktrin, teori atau ilmu yang diyakini kebenarannya
dan disusun secara sistimatis serta diberi petunjuk pelaksanaannya guna
menanggapi dan menyelesaikan masalah yang dihadapi masyarakat dalam
berbangsa dan bernegara. Ideologi berasal dari kata Yunani yaitu idein yang berarti
melihat dan logia berarti kata atau ajaran, sehingga ideologi adalah ilmu tentang
melihat ke depan atau cita-cita, gagasan atau buah pikiran. Ideologi merupakan
bagian dari fisafat, karena fisafat mendasari semua ilmu seperti pendidikan, etika
dan politik.

Ideologi adalah:
1. Gagasan, cita-cita, dan nilai dasar yang membentuk system nilai
yang utuh, bulat dan mendasar
2. Merupakan pencerminan dari pandangan hidup dan fisafat hidup
satu bangsa
3. Berbentuk kepercayaan politik yang kokoh sebagai hasil kemauan
bersama.

15
4. Menjadi landasan yang tangguh dan arah dalam mencapai cita-cita
bersama.

B. PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL BANGSAINDONESIA

Ketetapan MPR RI No. XVIII/MPR/1998, diantaranya menentukan bahwa


“Pancasila sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan Undang-undang Dasar 1945
adalah dasar negara dari negara Kesatuan Republik Indonesia harus dilaksanakan
secara konsisten dalam kehidupan bernegara” Dalam catatan Risalah /Penjelasan
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Ketetapan ini
disebutkan”Bahwa dasar Negara yang dimaksud dalam Ketetapan ini di dalamnya
mengandung makna ideology nasional sebagai cita-cita dan tujuan Negara.” Dengan
demikian tidak perlu diragukan lagi bahwa Pancasila telah ditetapkan oleh bangsa
Indonesia,yang bermakna bahwa Pancasila bukan ideologi bagi suku atau golongan
tertentu dari bangsa Indonesia, tetapi merupakan ideologi seluruh bangsa Indonesia.
Konsep-konsep yang terdapat dalam Pancasila sebagaimana tersebut dalam Bab
terdahulu tidak berdiri sendiri-sendiri, tetapi merupakan suatu rangkaian yang
merupakan suatu kesatuan sistematik dan integral. Kehilangan satu satu konsep
akan menghilangkan eksistensi Pancasila. Konsep yang terdapat dalam Pancasila
merupakan kenyataan hidup dalam masyarakat Indonesia dari Sabang sampai
Marauke, dari Miangas sampai Rote, sehingga merupakan ideologi bangsa
Indonesia.

C. PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

Ideologi terbuka memiliki tiga demensi:

1. Dimensi realitas, yaitu nilai-nilai dasar yang terkandung dalam


ideologi tersebut secar riil berakar dan hidup dalam masyarakat.

16
Bahwa nilai yang terkandung dalam Pancasila memang senyatanya, secara
riil, terdapt dalam kehidupan di berbagai pelosok tanah
air, sehingga nilai-nilai tersebut bersumber dari budaya dan pengalaman
sejarah bangsa.
2. Dimensi idealism yaitu ideologi teresebut memberikan harapan
tentang masa depan yang lebih baik. Bahwa nilai yang terkandung
dalam Pancasia memberikan harapan tentang masa depan yang
lebih baik, menggambarkan cita-cita yang ingin dicapai dalam kehidupan
bersama.
3. Dimensi flksibilitas atau dimensi pengembangan, yaitu ideologi
tersebut memiliki keluwesan yang memungkinkan pengembangan
pemikiran. Bahwa Pancasila memiliki keluwesan yang memungkinkan dan
bahkan mendorong pengembangan pemikiran baru
yang relevan tentang dirinya, tanpa menghilangkan atau mengingkari
hakekat atau jati diri yang terkandung dalam nilai-nilainya.
Dengan demikian Pancasila tidak diragukan lagi, diharapkan selalu
tetap komukatif dengan perkembangan masyarakatnya yang dinamis
dan memantapkan keyakinan masyakarakat tehadapnya. Pancasila
harus dibudayakan, menjiwai dan memberi arah dalam proses pembangunan
dalam berbagai bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara. Utamanya dalam memecahkan berbagai permasalahan
menjadi lebih konsisten, actual dan konstektual, sehingga Pancasila
benar-benar bermanfaat dan bermakna dalam kehidupan nyata.

D. IMPLEMENTASI PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

Dalam rangka mengembangkan dan menerapkan Pancasila sebagai ideologi tebuka.


Para ahli menggunakan pendekatan kontektual dan actual. Pancasila dibedakan
antar nilai dasar dan nilai instrumental dan nilai praksis. Nilai dasar adalah nilai

17
yang terkandung dalam Pancasila yang bersifat tetap, tidak berubah dalam
menghadapi
berbagai situasi dan kondisi. Nilai instrumental adalah nilai-nilai yang
merupakan penjabaran dari nilai dasar dan bentuk peraturan perundang-undangan
yang disesuaikan dengan substansi yang dihadapi, namun tetap tidak menyimpang
dari nilai dasarnya. Nilai praksis turunan
dari nilai dasar da nilai instrumental yang disesuaikan dengan situasi
dan kondisi sewaktu dan setempat.Contoh nilai dasar sejahtera mimiliki makna
sejahtera bagi seluruh rakyat Indoenesia terjabar dalam
nilai instrumental yang terkandung dalam norma instrumental seperti
tercantum dalam UUD 1945 pasal 33 ayat (1), (2) dan (3) dengan rumusan sebagai
berikut:
1. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas
asas kekeluargaan
2. Cabang-cabang produksi yang penting dan menguasai hajat orang
banyak dikuasai oleh Negara
3. Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat.
E. PERAN DAN FUNGSI PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGINASIONAL
BANGSA INDONESIA

Ideologi berperan memberikan stabilitas, arah dalam hidupberkelompok dan


sekaligus memberikan dinamika gerak menuju yang dicita-citakan. Ideologi berupa
pandangan hidup, falsatah hidup bangsa, merupakan seperangkat tata nilai yang
dicita-citakan, yang diyakini kebenarannya, perlu direalisasikan dala kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, untuk menjaga tetap tegak dan kokohnya Negara bangsa.
Agenda pokok dalam pembanguan ideologi bangsa adalah membangun
keimanan dan etika sosial atau akhlak / karakter bangsa. Karakter dan kemuliaan

18
manakala dilakuan sebuah proses objektivikasi etika dan fomula hukum yang
bersifat rasional dan inklusif sehingga dapat diterima semua pihak agama dan etnis.

F. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI IDEOLOGI


PANCASILA
Dalam mengimplentasikan ideologi Pancasila perlu diperhatikan factor intern
maupun factor ekstern yang berpengaruh tehadap berkembangnya ideologi
Pancasila. Sifat pluralistic bangsa, ditinjau dari keanekaragaman suku, adat budaya
dan agama yang dipeluk masyarakat, sangat mungkin dimanfaatkan oleh pihak-
pihak tertentu untuk memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa. Sementara itu
arus globalisasi bakan mustahil dimuati oleh ideologi transnasional yang dapat
mengganggu perkembangan dan kokohnya ideologi nasional.
Paham liberalism yang mendukung prinsip kebebasan dan kesetaraan
menyuburkan berkembangnya sikap materialistic, pragmatic, konsumeristik dan
hedonistic sehingga melumerkan sikap terpujisebagai pencerminan ideology
nasional Pancasila. Demikian ideologi yang mengusung prinsip-prinsip atau
pemahaman “agama” yang sempit dan tidak akomodatif terhadap kemajemukan
bangsa dapat mengandung konflk yang dapat bermuara pada pertumpahan darah.
Kita harus bersikap inklusif, saling menghormati antar umat beragama dan
berkepercayaan dengan tidak merasa benar sendiri, merasa bahwa agama dan
kepercayaan yang saling benar dan menganggap salah agama atau kepercayaan
yang lain.Harus diwaspadai adalah kemungkinan berkembangnya komunisme,
dalam berbagai dimensi dan lembaga kehidupan berbangsa dan bernegara. Perlu
diingat bahwa komunisme/Marxisme/Leninisme dilarang di Negara ini, karena TAP
MPRS No.XXV/MPRS/1966 masih tetap berlaku. Dalam ketetapan MPRS tersebut
dinyatakan bahwa ajaran Komunisme/Marxisme/Leninisme dan yang sejenis
bertentangan dengan ideologi Pancasila. Untuk itu:
1. Pancasila telah memenuhi syarat sebagai ideologi kerena telah
mengandung konsep, prinsip dan nilai yang membentuk sistem

19
nilai yang utuh, bulat dan mendasar yang merupakan pencerminan dari
pandangan hidup, fisafat hidup dan cita-cita bangsa Indonesia.
2. Upaya implementasi Pancasila dapat dilakukan melalui penjabaran nilai
dasar ke dalam nilai instrumental dan nilai praktis. Untuk melaksanakan hal
tersebut perlu ditempuh tiga tahapan yaitu
pemahaman (artikulasi), internalisasi dan aplikasi.

BAB VI
PANCASILA SEBAGAI PANDANGAN HIDUP
A. MAKNA PANDANGAN HIDUP
Pengertian pandangan hidup adalah suatu hal yang dijadikan sebagai
pedoman hidup, dimana dengan aturan aturanyang di buat untuk mencapai yang di
cita citakan. Pancasila sebagai pandangan hidup merupakan sarana ampuh untuk
mempersatukan bangsa Indonesia dan memberi petunjuk dalam mencapai
kesejahteraan dan kebahagiaan lahir dan batin dalam masyarakat kita yang beraneka
ragam sifatnya.

Manfaat Pandangan Hidup

20
1. Kekokohan dan tujuan, setiap bangsa yang ingin berdiri kokoh dan
mengetahui jelas kearah mana tujuan yang ingin dicapai memerlukan pandangan
hidup
2. Pemecahan masalah, dengan pandangan hidup suatu bangsa
akan memandang persoalan yang dihadapi dan menentukan cara
bagaimana memecahkan persoalan
3. Pembangunan diri, dengan pandangan hidup suatu bangsa akan
memiliki pegangan dan pedoman bagaiman memecahkan masalah
politik, ekonomi, social dan budaya dalam gerak masyarakat yang
makin maju dan akan membangun dirinya.

Aktualisasi Pancasila Dalam Kehidupan

Aktualisasi berasal dari kata actual, yang berarti betul betul ada,
terjadi, atau sesungguhnya. Aktualisasi pancasila adalah bagaimana
nilai nilai pancasila benar-benar dapat tercermin dalam sikap dan
prilaku seluruh warga Negara, mulai dari aparatur dan pimpinan nasional samapi kepada
rakyat biasa. Aktualisasi pancasila dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:

1. Aktualisasi Pancasila Objektif


Pelaksanaan pancasila dalam bentuk realisasi dalam setiap aspek
penyelenggaraan Negara, baik di bidang legislative, eksekutif, yudikatif maupun
semua bidang kenegaraan lainnya.
2. Aktualisasi Pancasila Subyektif
Pelasanaan dalam sikap pribadi perorangan, setiap warga Negara,
setiap individu, setiap penduduk, setiap penguasa dan setiap orang
diIndonesia.

21
Mengingat bahwa setiap manusia di dunia pasti mempunyai pandangan
hidup. Pandangan hidup adalah suatu wawasan menyeluruh
terhadap kehidupan yang terdiri dari kesatuan rangkaian nilai-nilai
luhur. Pandangan hidup berfungsi sebagai pedoman untuk mengatur
hubungan manusia dengan sesama, lingkungan dan mengatur hubungan manusia
dengan Tuhannya.
Pandangan hidup yang diyakini suatu masyarakat maka akanberkembang secara
dinamis dan menghasilkan sebuah pandangan hidup bangsa. Pandangan hidup
bangsa adalah kristalisasi nilai-nilai yang
diyakini kebenarannya maupun manfaatnya oleh suatu bangsa sehingga darinya
mampu menumbuhkan tekad untuk mewujudkannya di
dalam sikap hidup sehari-hari.
Setiap bangsa di mana pun pasti selalu mempunyai pedoman
sikap hidup yang dijadikan acuan di dalam hidup bermasyarakat. Demikian juga
dengan bangsa Indonesia. Bagi bangsa Indonesia, sikap
hdup yang diyakini kebenarannya tersebut bernama Pancasila. Nilainilai yang
terkandung di dalam sila-sila Pancasila tersebut berasal dari
budaya masyarakat bangsa Indonesia sendiri. Oleh karena itu, Pancasila sebagai inti
dari nilai-nilai budaya Indonesia maka Pancasila dapat
disebut sebagai cita-cita moral bangsa Indonesia. Cita-cita moral inilah
yang kemudian memberikan pedoman, pegangan atau kekuatan rohaniah kepada
bangsa Indonesia di dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Pancasila di samping merupakan cita-cita moral
bagi bangsa Indonesia, juga sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia.
Pancasila sebagaimana termuat dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945 adalah hasil kesepakatan bersama bangsa Indonesia yang
pada waktu itu diwakili oleh PPKI. Oleh karena Pancasila merupakan
kesepakatan bersama seluruh masyarakat Indonesia maka Pancasila
sudah seharusnya dihormati dan dijunjung tinggi.

22
B. ETIKA KEHIDUPAN BERBANGSA

Pokok-pokok etika dalam kehidupan berbangsa mengedepankan


kejujuran, amanah, keteladanan, sportifias, etos kerja, kemandirian,
sikap toleransi, rasa malu, tanggung jawab, menjaga kehormatan serta
martabat diri sebagai warga bangsa.
Etika kehidupan berbangsa meliputi:

1. Etika Sosial dan Budaya , dengan sikap jujur, saling peduli, saling
memahami, saling menghargai, saling mencintai dan saling menolong di
antara sesame manusia dan warga bangsa serta perlu
menumbuh kembangkan budaya malu dan budaya keteladanan
oleh para pemimpin formal maupun nonformal
2. Etika Politik dan Pemerintahan untuk diwujudkan pemerintahan yang bersih,
efesien dan efektif serta menumbuhkan suasana
politik yang demokratis bercirikan keterbukaan, rasa bertanggung
jawab, tanggap akan aspirasi rakyat, menghargai perbedaan, jujur dalam
persaiangan serta menjunjung tinggi hak asasi manusia dan keseimbangan
hak dan kewajiban dalam kehiduapan berbangsa. Etika Politik dan
Pemerintahan mengandung misi kepada
setiap pejabat dan elit politik untuk bersikap jujur, amanah, sportif, siap
melayani, berjiwa besar, memiliki keteladanan, rendah hati
dan siap mundur dari jabatan public apabila terbukti melakukan
kesalahan secara moral maupun secara hukum dan rasa keadilan.
3. Etika Ekonomi dan Bisnis dimaksudkan agar prinsip-prinsip perilaku
ekonomi dan bisnis dapat dilahirkan kondisi dan realitas
ekonomi yang bercirikan persaiangan yang jujur, berkeadilan,
mendorong berkembangnya etos kerja ekonomi, daya tahan
ekonomi, pemberdayaan ekonomi yang berpihak kepada rakyat kecil secara

23
berkesinambungan. Etika ini bertujuan untuk mencegah
terjadinya praktek monopoli, oligapoli, kebijakan yang mengarah
kepada korupsi, kolusi, nepotisme dan diskriminasi
4. Etika Penegakan Hukum yang Berkeadilan bertujuan untuk
menumbuhkan kesadaran bahwa tertib sosial, ketenangan dan
keteraturan hidup bersama hanya dapat diwujudkan dengan ketaatan
terhadap hukum dan semua peraturan yang berlaku. Etika ini
untuk menegakan hukum secara adil, perlakuan yang sama dan tidak
diskriminatif terhadap setiap warganegara dihadapan hukum.
5. Etika Keilmuan dimaksudkan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusian,
ilmu pengetahuan dan teknologi agar warga bangsa
mampu menjaga harkat dan martabanya yang berpihak kepada
kebenaran untuk mencapai kemaslahatan dan kemajuan sesuai
dengan nilai-nilai agama dan budaya. Etika ini diwujudkan secara pribadi
maupun kolektif dalam karsa, cipta dan karya, yang
tercermin dalam prilaku kreatif, inovatif, inventif dan komunikatid
dalam kegiatan membaca, belajar, meneliti dan menulis, berkarya
serta menciptakan iklim kondusip bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Etika ini menegaskan betapa pentingnya
budaya kerja keras dengan menghargai dan memanfaatkan waktu,
disiplin dalam berpikir, berbuat dan menepati janji serta menolong
tumbuhnya kemampuan menghadapi hambatan, tantangan, rintangan dalam
kehidupan, tahan uji dan pantang menyerah.
6. Etika Lingkungan menegaskan pentingnya kesadaran menghargai
dan melestarikan lingkungan hidup serta penataan tata ruang secara
berkelanjutan dan bertanggung jawab.

C. PERANAN DAN FUNGSI PANCASILA SEBAGAI PANDANGANHIDUP

24
Pancasila dalam fungsinya sebagai way of life, Waltanschauung,
wereldbeschauwing, wereld en levenbeschouwing, pandangan dunia,
pandangan hidup, pedoman hidup. Pancasila digunakan dalam pedoman hidup
sehari (diamalkan dalam kehidupan sehari-hari) menjadi
pedoman, arah dalam semua kegiatan/aktivitas hidup dan kehidupan
di segala bidang. Ini berarti semua tingkah laku dan tindak tanduk perbuatan semua
manusia Indonesia harus dijiwai dan merupakan pancaran dari semua sila pancasila.
Pancasila sebagai pedoman, dan pandangan hidup memiliki
fungsi menjadi pegangan atau acuan, penuntun, ukuran dan kreteria
dan berlaku untuk semua pihak dan bagi manusia Indonesia dalambertingkah laku,
baik dalam hubungannya dengan sesama manusia,
dengan Tuhan yang menciptakannya maupun dengan lingkungannya.
Pancasila sebagai pandangan hidup mempunyai peran dan fungsi sebagai berikut:
1. Membuat bangsa kita berdiri kokoh dan memiliki daya tahan
terhadap segala ancaman, tantangan , hambatan dan gangguan
2. Menunjukan arah tujuan yang akan dicapai sesuai dengan cita-cita
bangsa.
3. Menjadikan pegangan dan pedoman untukmemecahkan berbagai
masalah dan tantangan di bidang politik, ekononi, sosial budaya
dan keamanan nasional.
4. Mendorong timbulnya semangat dan kemampuan untuk membangun
diri bangsa Indonesia.
5. Menunjukkan gagasan-gagasan mengenai wujud kehidupan yang
dicita-citakan.
6. Memberikan kemampuan untuk menyaring segala gangguandan
pengaruh kebudayaan asing yang menyusup melalui ilmu
pengetahuan dan teknologi modern.

D. IMPLEMENTASI PANCASILA SEBAGAI PANDANGAN HIDUP

25
1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa maksudnya bangsa Indonesia
menyatakan kepercayaan dan ketakwaan terhadap Tuhan YME
dan oleh karenanya manusia Indonesia takwa kepada TYM sesuai
dengan agama dan kepercayaan masing-masing, menurut dasar
kemanusian yang adil dan beradab. Dan dikembangkan sikap hormat
menghorati dan bekerjasama antara pemeluk-pemeluk agama
dan penganut –penganut kepercayaan yang berbeda-beda, sehingga dapat
selalu dibina kerukunan hidup di antara sesame dan
antar umat beragama dan berkepercayaan terhadap Tuhan YME.
Sadar bahwa agama dan kepercayaan terhadap Tuhan YME adalah
masalah yang menyangkut hubungan pribadi dengan Tuhan YME
yang dipercayai dan diyakininya. Untuk itu dikembangkan sikap
saling menghormati kebebasan menjalanlan ibadah susuai dengan
agama dan kepercayaan dan tidak memakasakan suatu agama
dankepercayaan itu kepada orang lain, Sesuai dengan Al Qur’an Surah
Al Kafirun:6.
2. Sila Kemanusian Yang Adil dan Beradab, Sila ini mengakui kemanusian dan
manusia diperlakukan sesuai dengan harkat dan martabatnya sesuai dengan
mahluk Tuhan YE, sesuai dengan derajatnya,
hak dan kewajiban sesuai dengan ham, tanpa membeda-bedakan
suku, keturuna, agama dn kepercayaan , jenis kelamin, kedudukan
sosial, warna kulit dan sebagainya. Perlu dikembangkan adalah
sikap saling mencintai, menghormati sesama manusia, sikap tenggang rasa
dan “tepe salira”, serta sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
Menjungjung tinggi nilai-nilai kemanusian, gemar
melakukan kegiatan-kegiatan kemanusiaan, berani membela kebenaran dan
keadilan. Senantiasa sadar bahwa manusia sederajat,

26
da mengembangkan sikap saling hormat menghormati dan bekeja
sama dengan bangsa-bangsa lain.
3. Sila Persatuan Indonesia
Manusia Indonesia harus menempatkan kepentingan Negara dan
Bangsa di atas kepentingan pribadi atau golongan. Artinyan manusia
Indonesia sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan
Negara dan Bangsa. Sikap ini dilandasi rasa cinta kepada Tanah
Air dan Bangsa dan bangga berkebangsaan dan bertanah air Indonesia. Demi
kesatuan dan persatuan bangsa dikembangkan semboyan Bhinneka Tunggal
Ika. Dikmbangkan prinsip saling menghormati dan berkerjasama untuk
mencapai perdamaian dunai atas
dasar kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

4. Sila Kerakyatan Yang dipimpin Oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan/Perwakllan
Manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban
yang sama. Mengutamakan kepentingan Negara dan kepentingan
masyarakat di atas kepentingan pribadi. Tidak boleh ada kehendak
yang dipaksakan kepada orang lain. Dalam mengambil keputusan
yang menyangkut kepentingan bersama perlu diadakan musyawarah, untuk
mufakat. Ciri khas bangsa Indonesia adalah Menjujung
tinggi keputusan yang diambil secara musyawarah, dan mengembangkan
semangat kekeluargaan. Musyawarah dilakukan dengan
akal sehat sesuai dengan hati nurani yang luhur. Keputusan yang
diambil harus dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada
Tuhan YME, menjujung tinggi martabat manusia dilandasi nilai
kebenaran, keadilan, mengutamakan nilai persatuan dan kesatuan dan
kepentingan bersama. Dalam permusyawatan bisa juga
diwakilkan kepada wakil -wakil yang dipercayai.

27
5. Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dalam
rangka mewujudkan kesejahteraan yang merata, maka
perlu dikembangkan adalah perbuatan luhur yang mencerminkan
sikap dan prilaku dalam suasana kekeluargaan serta kegotong royongan.
Sikap adil terhadap sesama, menghormati hak-hak orang
lain dan menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban. Suka
member pertolongan agar mereka bisa mandiri. Tidak melakukan
pemerasan dan tidak bergaya hidup mewah atau pemborosan dan
hal-hal yang merugikan kepentingan umum. Suka bekerja keras
dan menghargai hasil karyan orang lain.

E. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI

Pada era global ini upaya yang harus dilakukan adalah supaya
manusia berpegang teguh kepada moral agama dan adat istiadat. Sikap
“keterbukaan” pada hal-hal yang baik perlu dikembangkan agar kita tidak tertinggal
oleh kemajuan bangsa-bangsa lain. Untuk itu nilai-nilai
bangsa diharapkan dapat menyaring masuknya kebudayaan asing, sehingga yang
menjadi pedoman adalah nilai-nilai yang baik dan nilainilai yang sesuai dengan
Paacasila yang menjadi kepribadian bangsa
sedangkan nilai-nilai yang dapat merusak kepribadian bangsa harus
ditolak. Untuk itu hal yang perlu diperhatikan adalah:

1. Kita merasa sangat bersyukur bahwa founding fathers, pendiri


dan pendahulu RI ini dapat menggali dan meruskan secara jelas
apa sesungguhnya pandangan hidup
2. Pancasila itu adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia, kepribadian
bangsa Idonesia, pandangan hidup bangsa Indonesia dan dasarNegara NKRI.

28
Disamping itu Pancasila juga menjadi tujuan hidup
bangsa Indonesia.
3. Pancasila bagi kita merupakan pandangan hidup, kesadaran dan
cita-cita moral yang meliputi kejiwaan dan watak yang sudah berurat
berakar di dalam kebudayaan bangsa Indonnesia
4. Dengan Pancasila sebagai pandangan hidup maka manusia Indonesia dalam
bersikap dan bertingkah laku dituntun kelima sila
dari Pancasila

BAB VII

29
PANCASILA SEBAGAI PEMERSATU BANGSA

A. MAKNA PANCASILA SEBAGAI PEMERSATU BANGSA INDONESIA

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk dan bersatu. Kata-kata majemuk
dan bersatu adalah kata kuncidalam perbedaan bangsa dan dimatraikan dalam
Sumpahpemuda 28 Oktober 1928. Kebangsaan Indonesia adalah kebangsaansebuah
masyarakat majemuk yang dipersatukan oleh penderitaan danketehinaan harkat
kemanusiaan oleh penjajah dirasakan bersama dandambaan akan hari depan bersama yang
merdeka, cerah, berkeadilan
dan berkemakmuran.Seorang Nasionalis Islam Bertepatan dengan waktu Kongres
Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 Bangsa Indonesia sudah terbetuk , yakni dengan
sumpah Pemuda yang diproklamasikan yangisinya “Pertama Kami putera dan puteri
Indonesia mengaku bertumpahdarah yang satu, tanah Indonesia; Kedua Kami putera dan
puteri Indonesia mengaku berbangsa yang satu bangsa Indonesia. Ketiga Kami putera dan
puteri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia”Sumpah Pemuda
menjadi kometmen seluruh organisasi dan seluruhgolongan masyarakat untuk
direalisasikan dala kehidupan nyata. Bersatunya organisasi tersebut dilandasi oleh niat
untuk bersatu karenaadanya persamaan nasib di bawah penjajah Belanda serta
pengalamanmelawan Belanda yang gagal karena bersifat kedaerahan.
Para founding Fathers memilih bentuk Negara kesatuan RI,dilatarbelakangi bahwa
Negara yang akan didirikan memiliki keanekaragaman unsur bangsa-bangsa yang luar
biasa, sehingga memerlukan pengikat untuk kemajemukan unsur-unsur Negara tersebut.
Pacasila berkedudukan sebagai perekat dan pemersatu bangsa. MenjadiPengikat bangsa
Indonesia menjadi satu Negara bangsa yang kokohdan kuat.

B. SEJARAH DAN LANDASAN HUKUM BHINNEKA TUNGGAL IKA

30
Semboyan Bhinneka Tunggal Ika diungkapkan pertama kali olehMpu Tantular, pujangga
agung kerajaan Majapahit yng hidup padamasa pemerintahan Raja Hayam Wuruk, di abat
ke-14 (1350-1389).Sesanti tersebut terdapat dalam karya Kakawin Sutasoma yang berbunyi
“Bhinn ika tunggal ika, tan hana dharma mangrwa” yang artinya“berbeda-beda itu, satu
itu, tak ada pengabdian yang mendua. “Semboyan yang kemudian dijadikan prinsip dalam
kehidupan dan pemerintahan kerajaan Majapahit itu untuk mengantisipasi adanya keaneka-
ragaman agama yang dipeluk oleh rakyat Majapahit pada waktuitu. Miskipun mereka
berbeda agama tetapi mereka tetap dalam pengabdian. Terkandung nilai-nilai kemanusian
yang luhur yang menghargai kesetaraan dan kebersamaan dalam perbedaan.
MAKNA LAMBING NEGARA ADALAH SEBAGAI BERIKUT:

Garuda Pancasila disamping menggambarkan tenaga pembangunan yang kokoh dan


kuat, juga melambangkan tanggal kemerdekaanbangsa Indonesia yang digambarkan oleh
bulu-bulu yang terdapat padapada Burung Garuda tersebut. Jumlah bulu sayap sebanyak 17
di tiapsayapnya melambangkan tanggal 17, jumlah bulu pada ekor sebanyak8
melambangkan bulan 8, jumlah bulu di bawah perisai sebanyak 19,sedangkan jumlah bulu
pada leher sebanyak 45. Jumlah bulu-bulu burung garuda tersebut melambangkan tanggal
hari kemerdekaan bangsa Indonesia, yakni 17-8-1945.
Perisai yang tergantung di leher garuda di garis khatulistiwa,dilambangkan dengan
garis hitam horizontal yang membagi perisai,sedang lima segmen menggambarkan sila-sila
Pancasila. KetuhananYang Maha Esa dilambangkan dengan bintang menggambarkan sinar
Ilahi. Rantai yang merupakan rangkaian yang tidak terputus dari bulatan dan persegi
menggambarkan kemanusiaan yang adil dan beradab, melambangkan monodualistik
manusia Indonesia.Kebangsaandilambangkan oleh pohon beringin, tempat berlindung.
Kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawatan/perwakilan dilambangkan
dengan benteng yang menggambarkankekuatan dan kedaulatan rakyat. Keadilan sosial bagi
seluruh rakyatIndonesia dilambangkan dengan kapas dan padi yang menggambarkan
kesejahteraan dan kemakmuran.

31
C. KONSEP BHINNEKA TUNGGAL IKA

Indonesia adalah sebagai bangsa yang terdiri dari banyak sukudan sub-kultur,
disebabkan oleh kesaan sejarah di bawah kolonialismeBelanda akhirnya menerima hakekat
walaupun berbeda-beda, tetapitelah ditempa menjadi satu bangsa. Semagat Bhinneka
Tunggal Ikamembiasakan hidup ditengah-tengah perbedaan sehingga menjagapersatuan
dan selalu mempu mencari persamaan serta tujuan bersama(Common goal dan objective).
Cirinya kegotong royongan, saling membantu dalam banyak hal, musyawarah untuk
mufakat dalam pengambilan keputusan, mencegah pertentangan.
D. PRINSIP-PRINSIP YANG TERKANDUNG DALAM BHINNEKA
TUNGGAL IKA
1) Dengan Bhinneka Tunggal ika tidak dimaksudkan untuk mem bentuk agama baru
2) Bhinneka Tunggal Ika tidak bersifat sectarian dan eksklusif
3) Bhinneka Tunggal Ika tidak bersifat formalistis
4) Bhinneka Tunggal Ika bersifat konvergen tidak divergen

E. IMPLEMENTASI BHINNEKA TUNGGAL IKA BERSIFAT


PLURALISTIK
1) Perilaku inklusif
2) Mengakumudasi sifat pluralistic
3) Tidak mencari menangnya sendiri
4) Musyawarah untuk mencapai mufakat
5) Dilandasi rasa kasih sayang dan rela berkorban

F. FAKTOR YANG MEMPENGRARUHI BHINNEKA TUNGGAL IKA

Founding Fathers dengan arif bijaksana mengakomodasi kemajemukan bangsa dengan


suatu rumusanyangterteradalampenjelasanUUD 1945 sebagai berikut:

32
1. Kebudayaan bangsa adalah kebudayaan yang timbul sebagai buahusaha budinya
rakyat Indonesia seluruhnya.

2. Kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagai puncak kebudayandi daerah di
seluruh Indonesia, terhitung sebagai kebudayaanbangsa. Usaha kebudayaan harus
menuju kea rah kemajuan adab,budaya, persatuan dan kesatuan, dengan tidak menolak
bahan-bahan baru dari kebudayaan asing yang dapat memperkembangkanatau
memperkaya kebudayaan bangsa sendiri, serta mempertinggidejarat kemanusiaan
bangsa Indonesia.

BAB VIII
IMPLEMENTASI PEMBUKAAN UNDANG – UNDANG DASAR 1945

A. PENGERTIAN, KEDUDUKAN, DAN SIFAT UUD 1945

33
UUD 1945 merupakan hukum dasar yang tertulis. Hukumdasar berarti bahwa UUD
RI mengikat pemerintah, lembaga negara, dan lembaga masyarakat serta setiap
warganegara Indonesia di mana pun ia berada, bahkan setiap penduduk yangberada di
wilayah Republik Indonesia. UUD juga memuat norma-norma, aturan-aturan, atau
ketentuan-ketentuan yang harus dilaksanakandan ditaati (bersifat imperatif), UUD RI
merupakan sumber hukumyang mempunyai kedudukan tertinggi dalam kerangka tata
urutan hukum.UUD 1945 mempunyai fungsi sebagai alat kontrol, yaitumengecek apakah
pemberlakuan norma hukum yang lebih rendah sudah sesuai dengan ketentuan UUD RI
atau belum. UUD 1945 bukanlahsatu-satunya hukum dasar sebab karena maisih ada hukum
dasar yangtidak tertulis (konvensi). Syarat konvensi adalah:

1) Tidak boleh bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dalam UUD 1945


2) Bersifat pelengkap atau pengisi kekosongan yang timbul dalam praktik kenegaraan
karena aturan dasar itu belum ada di dalam UUD.

UUD RI bersifat singkat dan supel. Tujuannya: UUD RI sudah cukup apabila memuat
aturan-aturan pokok atau garis-garis besar sebagaiinstruksi kepada pemerintah pusat dan
penyelenggara lainnya dalammenjalankan tugasnya karena jika terlampau mendetail akan
mudahmenjadi usang padahal perubahan UUD memerlukan persyaratan khusus yang berat,
yaitu melalui sidang MPR. Sesuai dengan UUD pasal37, usul perubahan pasal-pasal UUD
dapat diagendakan dalam sidangMPR apabila diajukan oleh sekurang-kurangnya sepertiga
dari jumlahanggota MPR dengan persetujuan sekurang-kurangnya 50% ditambahsatu
anggota dari seluruh anggota MPR.

B. PEMBUKAAN UUD 1945

a. Makna Pembukaan Bagi Perjuangan Bangsa

34
Pembukaan UUD 1945 merupakan sumber motivasi dan inspirasi perjuangan dan
tekad bangsa Indonesia sekaligus sumber cita-citahukum dan moral yang ingin ditegakkan
oleh bangsa Indonesia dalamlingkungan nasional maupun internasional. Suasana kebatinan
yang
melatarbelakangi perjuangan bangsa Indonesia merebut kemerdekaantercemin pada pokok-
pokok pikiran Pembukaan.

d. HUBUNGAN PEMBUKAAN DENGAN BATANG TUBUH UUD 1945

Pembukaan (yang memuat Pancasila) adalah dasar batangubuh UUD. Hubungan itu
bersifat kausal organis. “Kausal” artinyaPembukaan menjadi penyebab keberadaan pasal-
pasal UUD, dan “Organis” berarti satu kesatuan yang tidak terpisahkan antara Pembukaan
dan batang tubuh.
E. SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA
1) Negara Indonesia adalah negara hukum. Prinsip ini mengandung arti bahwa negara,
termasuk pemerintahan dan lembaga-lembaga negara yang lain, dalam
melaksanakan tindakannya harus dilandasi oleh hukum dan harus dapat
dipertanggung jawabkan secara hukum.

2) Sistem Konstitusional sebagaimana diamanatkan Pembukaan UUD 1945,


pemerintahan dijalankan berdasarkan sistem konstitusi (hukum dasar).

3) Presiden
Presiden adalah penyelenggara pemerintahan negara yang tertinggi sekaligus kepala
negara dan kepala pemerintahan yang mengordinasikan semua menteri.

4) Presiden Tidak Bertanggung Jawab Kepada DPR


Presiden mempunyai kedudukan yang sejajar dengan DPR. Jadi Presiden tidak

35
betanggung jawab kepada DPR dan sebaliknya Presiden juga tidak bisa
membekukan dan atau membubarkan DPR (Pasal 7C).

5) Kekuasaan kepala Negara Tidak Tak terbatas


Meskipun Presiden tidak betanggung jawab kepada DPR, ia bukan diktator sebab
kekuasaannya dibatasi oleh beberapa aturan-aturan yang ada.

F. KELEMBAGAAN NEGARA
1) Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
2) Presiden dan Wakil Presiden
3) Dewan Pertimbangan Rakyat (DPR)
4) Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
5) Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, dan Komisi Yudisial
6) Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)

G. HUBUNGAN NEGARA DENGAN WARGA NEGARA DAN


PENDUDUK
1) Warga Negara dan Penduduk (Pasal 26)
2) Persamaan kedudukan dalam hukum dan Pemerintahan (Pasal 27 ayat 1)
3) Hak atas Pekerjaan dan Penghidupan yang Layak (Pasal 27 ayat 2)
4) Kemerdekaan Berserikat dan Berkumpul
5) Hak asasi manusia (Pasal 28A-28J)
6) Kemerdekaan Memeluk Agama (Pasal 29)
7) Pertahanan dan Keamanan Negara (Pasal 30)
8) Hak Pendidikan
9) Kebudayaan Nasional Indonesia (Pasal 32)
10) Perekonomian nasional dan Kesejahteraan Sosial (Pasal 33dan 34)

BAB IX

36
KEDUDUKAN PANCASILA DAN UUD 1945 DALAM REFORMASI
PELAKSANAAN PANCASILA

Menghadapi gelombang perubahan nasional, regionaldan global maka bangsa Indonesia


harus mengaktulisasikankonsep, prinsip dan nilai yang terkandungdalam Pancasila pada
berbagai aspek kehidupan masyarakat, bebangsadan bernegara.
Oleh karena itu kajian untuk melestarikan dan mengembangkanPancasila harus terus
menerus dilakukan agar bangsa Indonesi yakinpahwa Pancasila cocik dan tepat bagi bangsa
Indonesia. Demikian jugaupaya untuk memahami, mengimplementasikan dan
mengaktualisasikanPancasila dalam kehidupan sehari-hari dalam bermasyarak,berbangsa
dan bernegara adalah keharusan untuk suatu “conditionsine qua non”, untuk membangun
integrasi nasional dengan memperkokoh wawasan kebangsaan, persatuan dan kesatuan
bangsa sertakeutuhan Negara Kesatuan RI.
A. Pancasila Dalam Rumusan Piagam Jakarta
Panitia khusus telah mengadakan sidang yang dihadirijuga oleh anggota-anggota
BPUPKI, sehinggamenjadi tiga puluh delapan (38) orang, mereka kebetulan sedang
beradadi Jakarta pada tangga 22 Juni 1945. Sidang ini dipimpin
olehSoekarno.Panitia khusus telah mengadakan sidangnya yang dihadiri
olehanggota BPUPKI, Hasil rumusan diberi nama Piagam Jakarta.Dalamkonteks ini
Muh Yamin menegaskan sebagai berikut:Dalam bulan Juni 1945, pada tanggal 22
juni 1945 dan hampirdua bulan sebelum Proklamasi, maka untuk menetapkan dasar
dantujuan Negara serta untuk mempersatukan dasar dan tujuan Negaraserta untuk
mempersatukan aliran politik dan agama, ajaran Pancasilaitu dirumuskan dalam
piagam Jakarta yang dipergunakan untuk mempersatukansegala aliran dan ditanda
tangani di gedung pegangsaanTimur 56, tempat Bung Karno waktu berdiam
(tinggal) oleh sembilanorang pemimpin.
Panitia khusus inilah yang menghasilkan rumusan yang menggambarkanmaksud
dan tujuan pembentukan Negara Indonesia merdeka.Rumusan hasil Panitia ini, Muh
Yamin memberikan nama JakartaCharter atau Piagam Jakarta. Jika diperhatian

37
pernyataan Soeharto dalamlaporannya yang disampaikan pada sidang Badan
Penyelidik 10 Juli1945, Soekarno mengakui secara jujur bahwa Panita Sembilan
(PanitiaKhusus) ini sangat berat karena terjadi perselisihan pandangan
antaragolongan Nasionalis Sekuler dan golongan Nasionalis Islam. Dalamhubungan
ini Soekarno menegaskan demikian:
“Allah SWT memberkati kita, sebenarnya ada kesukaran mula-mula, antara
golongan yang dinamakan Islam dan golongan yangdinamakan golongan
Kebangsaan. Mula-mula ada kesukaran mencarikecocokan fakah antara kedua
golongan itu terutama mengenai soalagama dan Negara, tetapi kita sekarang ada
persetujuan.”

B. Pembukaan (Priambule)
Priambule atau Piagam Jakarta ditanda tangani pada 22 Juni1945 digedung
Pegangsaan Timur No. 56. Tempat tinggal Bung Karno. Karna Priambul ini ditanda
tangani di Jakarta, maka kemudian dikenaldengan sebutan Piagam Jakarta atau
Jakarta Charter, satu sebutan untukpertama kalinya digunakan oleh Muh. Yamin.
Selain itu disebut jugaGentlement Agreement.
Dalam Piagam Jakarta terdapat rumusan Pancasila yang pertamadan lengkap,
konprehensif dan sistematik.
Sidang kedua tanggal 19 Agustus 1945, PPKI membuat pembagiandaerah propinsi,
termasuk pembentukan 12 departemen ataukementerian. Sidang ketiga tanggal 20,
membicarakan agenda badanpenolong keluarga korban perang, satu di antaranya
adalah pembentukanBadan Keamanan Rakyat (BKR). Pada 22 Agustus 1945
diselenggarakansidang PPKI keempat. Sidang ini membicarakan
pembentukanKomite Nasional Partai Nasional Indonesia. Setelah selesai sidang
keempatini, maka PPKI secara tidak langsung bubar, dan para anggotanyamenjadi
bagian Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP). AnggotaKNIP ditambah dengan
pimpinan-pimpinan rakyat dari semua golonganatau aliran dari lapisan masyarakat
Indonesia.

38
C. Kedudukan Hakiki Pembukaan UUD’45 dan PelaksanaanReformasi Pancasila
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 memiliki kedudukanyang sangat penting
bagi kelangsungan hidup bangsa Indonesia karenaterlekat pada proklamasi 17
Agustus 1945, sehingga tidak bisa dirubahbaik secara formal maupun material.
Adapun kedudukan hakikiPembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah pertama;
PembukaaanUndang-Undang Dasar memiliki kedudukan hakiki sebagai
pernyataankemerdekaan yang terperinci, yaitu proklamasi kemerdekaan
yangsingkat dan padat 17 Agustus 1945 itu ditegaskan dan dijabarkan lebihlanjut
dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
Kedua;Bahwa Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 mengandungdasar, rangka
dan suasana bagi negara dan tertib hukum Indonesia.Maksudnya adalah Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945merupakan pengejawantahan dari kesadaran dan cita-
cita hukum sertacita-cita moral rakyat Indonesia yang luhur (Suhadi, 1998). Ketiga;
Bahwa Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 memuat sendi-sendimutlak bagi
kehidupan negara, yaitu tujuan negara, bentuk negara,asas kerohanian negara, dan
pernyataan tentang pembentukan UUD.
Kedudukan hakiki Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yangterakhir adalah
bahwa Pembukaan UUD 1945 mengandung adanyapengakuan terhadap hukum
kodrat, hukum Tuhan dan adanya hukumetis atau hukum moral. Di dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar1945 terdapat unsur-unsur, bentuk-bentuk
maupun sifat-sifat yangme-mungkinkan tertib hukum negara Indonesia mengenal
adanya hukum-hukum tersebut. Semua unsur hukum itu merupakan sumber
bahandan sumber nilai bagi negara dan hukum positif Indonesia.

D. Reformasi Pelaksanaan Pancasila


Reformasi secara sempit dapat diartikan sebagai menata kembali keadaan yang
tidak baik menjadi keadaan yang lebih baik. Reformasikadang disalahartikan

39
sebagai suatu gerakan demonstrasi yang radikal,“semua boleh”, penjarahan atau
“pelengseran” penguasa tertentu.
Beberapa catatan penting yang harus diperhatikan agar orang tidaksalah
mengartikan reformasi, antara lain sebagai berikut.
1. Reformasi bukan revolusi
2. Reformasi memerlukan proses
3. Reformasi memerlukan perubahan dan berkelanjutan
4. Reformasi menyangkut masalah struktural dan kultural
5. Reformasi mensyaratkan adanya skala prioritas dan agenda
6. Reformasi memerlukan arah
Berbagai faktor yang mendorong munculnya gerakan reformasiantara lain: Pertama,
akumulasi kekecewaan masyarakat terutama ketidakadilandi bidang hukum,
ekonomi dan politik; kedua, krisis ekonomiyang tak kunjung selesai; ketiga,
bangkitnya kesadaran demokrasi, keempat,merajalelanya praktek KKN, kelima,
kritik dan saran perubahanyang tidak diperhatikan.
Gerakan reformasi menuntut reformasi total, artinya memperbaikisegenap tatanan
kehidupan bernegara, baik bidang hukum, politik,ekonomi, sosial-budaya, hankam
dan lain-lain. Namun pada masa awalgerakan reformasi, agenda yang mendesak
untuk segera direalisasikanantara lain: pertama, mengatasi krisis; kedua,
melaksanakan reformasi,dan ketiga melanjutkan pembangunan. Untuk dapat
menjalankanagenda reformasi tersebut dibutuhkan acuan nilai, dalam konteks
inirelevansi Pancasila menarik untuk dibicarakan.

40
BAB X
PANCASILA SEBAGAI DASAR PEMBENTUKAN KARAKTER BANGSA

Pancasila merupakan suatu system, yaitu satu kesatuan dan keutuhanyang majemuk
tunggal yang artinya bahwa kelima silanya, baikrumusan, isi dan intinya merupakan
satu kesatuan yang bulat. Satukesatuan yang saling berhubungan saling berkerja
sama untuk tujuanyang sama atau (tertentu) dan secara keseluruhan merupakan satu
kesatuan
yang utuh.
Pancasila harus dipahami secara hikmah dengan menggunakanmetode yang actual,
kontekstual, dan dinamis. Ketepatan pemilihanmetode akan sangan bermanfaat dan
induktif sehingga terjadinyatransfer nilai-nilai maupun pengetahuan tentang
pancasila agar bermuarapada pembentukan karakter bangsa. Untuk itu pancasila
disosialisasikan dan diaktualisasikan bukan sekedar untuk menambahpengetahuan
melainkan lebih penting adalah untuk dihayati dan diamalkandalam kehidupan
sehari-hari sesuai dengan posisi dan peranmasing-masing. Pendidikan sebagai usaha
sadar untuk menyiapkansetiap WNI melalui kegiatan bimbingan pengajaran dan
pelatihanbagi peranannya di masa yang akan datang. Dalam pelatihan perluadanya
proses komunikasi yang berlangsung secara terus-menerusdan berkesinambungan.
Dari guru atau pelatih kepada peserta pelatihanbaik di dalam maupun di luar kelas.
sasaran dan manfaat pelatihanditujukan untuk individu masyarakat dan bangsa
secara utuhdan menyeluruh. Outcome pelatihan diyakinkan memiliki
kekuatandinamis dan mampu mempengaruhi kemampuan, kepribadian dan
kehidupanbangsa dalam pergaulan dengan bangsa lain serta mampumeningkatkan
kadar ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

41
A. Pancasila sebagai Way Of Live
Pengertian way of live sering dipandang dengan pandanganhidup atau falsafah
hidup. Kata falsafah atau filsafat merupakan katamajemuk dan berasal dari kata-
kata philia yang artinya persahabatanatau cinta dan Sophia artinya kebijakan. Orang
yang bijaksana adalahorang cinta kepada subyek atau obyek tertentu berdasarkan
akal sehat.
Bijaksana dalam bercinta akan terlahir dalam sikap sebagai berikut:
1. Rela dan ikhlas berkorban demi yang dicintai
2. Senantiasa bersedia memberikan pelayanan terbaik
3. Melakukan dengan penuh kasih sayang

B. Isi Pancasila berupa Nilai-Nilai


Nilai atau value merupakan pengertian filsafat yang artinya tolakukur untuk
menimbang-nimbang dan memutuskan apakah benar atausalah, baik dan buruk.
Pendapat Notonagoro (1971) Nilai pancasilaterbagi dalam tiga kategori :
1. Nilai materil, yaitu berguna bagi unsur manusia.
2. Nilai vital, yaitu sesuatu yang berguna bagi manusia dalam kegiatan atau
aktifitasnya.
3. Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohanimanusia seperti :
a. Nilai kebenaran atau kenyataan yang bersumber pada akalmanusia (rasio budi
cipta)
b. Nilai keindahan yang bersumber pada rasa manusia (gevoelperasaan dan
estetika)
c. Nilai kebaikan atau moral yang bersumber pada kehendakatau kemauan
manusia (will karsa dan etik)
d. Nilai religius yang merupakan nilai ketuhanan, kerohanianyang tertinggi dan
mutlak. Nilai relegius bersumber pada kepercayaandan keyakinan.

42
Oleh karena itu nilai pancasila merupakan nilai-nilai yang sesuaidengan hati nurani
bangsa. Adapun bentuk dan susunannya sebagaiberikut :
1. Pancasila sebagai system nilai yang mempunyai cirri kesatuanyang utuh dari
setiap unsure pembentukannya. Unsur itu mutlakadanya tidak dapat dibantah dan
dikurangi.
2. Susunan sila pancasila merupakan kesatuan organis disebut systemmajemuk
tunggal artinya pancasila terdiri dari lima sila tetapimerupakan satu kesatuan
yang berdiri sendiri secara untuh.

C. Tujuan Pancasila
Untuk mencapai tujuan dalam kehidupan kebangsaandan kenegaraan terutama
dalam melaksanakan pembangunandan pembaharuan maka harus mendasarkan pada
suatu kerangkapikir, sumber nilai serta arahan yang didasarkan pada nilai-
nilaiPancasila. Secara filosofis kedudukan pancasila sebagai paradigma
kehidupankenegaraan dan kebangsaan mengandung suatu konsekuensibahwa dalam
segala aspek kehidupan kenegaraan dan kebangsaanmendasarkan pada nilai-nilai
yang terkadung dalam pancasila. Secaraontologis manusia adalah sebagai
pendukung pokok Negara danmanusia memiliki unsur fundamental “monoplurasi”,
yang unsur-unsurnya meliputi susunan kodrat jasmani-rohani, sifat kodrat
manusiasosial dan kedudukan kodrat makhluk pribadi yaitu makhluk TuhanYang
Maha Esa.
Negara adalah sebagai perwujudan sifat kodrat manusia individudan sosial yang
senantiasa tidak dapat dilepas dengan lingkungangeografis sebagai ruang tempat
bangsa tersebut hidup. Akan tetapiharus diingat bahwa manusia kedudukan
kodratnya adalah sebagaimakhluk Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena itu baik
dalam kehidupan
kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan tidak dapat dipisahkandengan nilai
Ketuhanan Yang Maha Esa.

43
D. Sejarah Pancasila adalah Bagi Bangsa Indonesia merupakanLima Mutiara.
Pancasila sudah ada sebelum ada republik Indonesia dari dulubangsa Indonesia
telah mengenal Tuhan dan hidup di alam Ketuhananyang Maha Esa dari dulu
bangsa Indonesia telah cinta kepada tanahair dan bangsa dan sudah mengenal rasa
kebangsaan dan rasa kemanusiaan.
Pancasila memberikan kemudahan, kelapangan dan fasilitatif terhadaporang-orang
yang ingin menjalankan adat-istiadatnya, kebudayaannyadan siapapun yang taat
beragama dan dalam menjalankan agamanyakafah, selaras dengan budaya dan adat-
istiadat bangsa, berarti dia telahmengamalkan pancasila itu dengan baik dan
benar.Fungsi pancasila adalah memberi arah motivasi dan enegi untukmencapai
keberkahan hidup. Puncaknya adalah kebersatuan dengantuhan yang maha esa,
memposisikan tuhan yang maha esa sebagaitolak ukur kebenaran dan kebaikan akan
mengahsilkan kekuatan yanglahir batin yang mampu menembus segala dimensi
wujud. Keimanankepada Allah SWT merupakan pembuka pintu rizki. Rizki
dalamsekala luas meliputi segala hal yang member manfaat bagi manusiadalam
rangka peningkatan harkat dan martabat hidupnya. Orang berpancasilaadalah
manusia yang berketuhanan yang maha esa manusiaberadab adalah manusia yang
mampu berbuat adil bagi kehidupan bersama
didukung akal cerdas proses berfikir produktif melahirkan berbagaikreatifitas.
Ujungnya, progresivitas. Keberkahan hidup manusiayang menjadikan pancasila
sebagai way of life, bak turunnya hujan darilangit, bak tumbuhnya pepohonan dari
bumi. Tinggal bagaimana kitamemahami nilai-nilai pancasila dan
menerjemahkannya kedalam pemikiran,sikap dan perilaku sehari-hari sebagai
pribadi maupun makhluksosial.

E. Implemintasi Pancasila Yang Mencakup KebutuhanMaterial Spiritual


1. Pancasila menunjukkan arah atau kiblat perjalanan manusia darimana asal-usul
dan kemana berkesudahan. Tidak lain, dari Tuhansang pencipta dan kelak
kembali menghadap ke hadirat-Nya. Kerikaitu segala amal perbuatan

44
dipertanggung jawabkan. Pahaladan dosa ditimbang, masing-masing diberi
tempat sesuai kadaramal perbuatannya. Untuk mencapai tempat mulia (surga),
disyaratkanmanusia bersih dari segala noda. Untuk itu, segala pemikiran,sikap
dan perilaku wajib bermuatan moralitas (akhlak), baik akhlak terhadap diri
sendiri, sesama manusia, tehadap alamlingkungan dan hubungan vertical
(beribadah) kepada Tuhan.
2. Pancasila sebagai way of life mengejawantah dalam bentuk pedomanhidup, di
dalamnya tekandung perintah, anjuran dan laranganserta sanksi (hukuman).
Rambu-rambu itu memberikangaransi terwujudnya kehidupan yang mudah,
nyaman dan amanserta produktif untuk beramal dalam bentuk apapun.
Hukumberdasarkan pancasila, ada dan wajib diadakan untuk dimengertidan
ditaati, bukan untuk dilanggar. Hukum dalam maknanya sebagaikaidah moral
sosial, berisi pesan bahwa bertegur sapa danberupaya mempererat silaturhmi
sesama manusia merupakan kewajibanmoral dan sekaligus kewajiban hukum.
Ada pesan moralagar manusia berlomba-lomba berbuat kebajikan. Sesuai
denganpetunjuk nabi SAWyang mengatakan bahwa “sebaik-baik manusiaadalah
yang memberi manfaat bagi manusia lain”. Amal perbuatanitu menjadi tangga
untuk naik ketingkat martabat dan kehormatanmanusia. Betapa indahnya bila
pelayanan publik oleh birograsipenegakan hukum oleh kepolisian, perawatan
pasien oleh rumahsakit, santunan orang kaya terhadap si miskin dilakukan
dalambingkai kaidah moral sosial.

F. Hak dan Kewajiban Warga Negara


Hak warga Negara :
1. Kebebasan beragama dan beribadah sesuai dengan kepercayaan
2. Bebas berkumpul dan berserikat
3. Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hukumyang adil
4. Hak untuk bekerja serta mendapatkan imbalan dan pengakuanyang adil dan layak
dalam hubungan kerja

45
5. Hak atas status kewarganegaraan (hak asasi)

Kewajiban warga negara :


1. Membayar pajak sebagai kontrak utama antara Negara dan warganegara
2. Membela tanah air
3. Membela pertahanan keamanan Negara
4. Menghormati hak asasi orang lain dengan memenuhi pembatasanyang tertuang
dalam peraturan dan kewajiban lainnya dalam undang-undang.

G. Penutup
Untuk membangkitkan semangat pengamalan pancasila adalah :
1. Generasi dahulu pada zaman sebelum kemerdekaan mengamalkanpancasila
sebagai way of life sehingga masa-masa kejayaan negerimampu diraihnya
tidakkah malu bila generasi sekarang justrulalai tidak paham dan tidak mampu
mengamalkan pancasila.

2. Galau, gelisah dan resah atas nasib negeri merupakan dari siksaTuhan di dunia.
Mengapa bangsa ini tersiksa tentu karena kufurdan ingkar atas nikmat dan
anugrah Tuhan yang maha esa. Nafsumemupuk harta, ingin cepat kaya, ingin
langgeng berkuasa, telahmelalaikan mengingat TuhanYang Maha Esa.

3. Di dalam pancasila nilai-nilai keadaban dan keadilan menjadi dasardan sumber


untuk membentuk perilaku bersyukur. Pada jiwa manusiaberadab, terutama budi
luhur dan mulai mendaya gunakancipta rasa dan kasa dihasilkan kebudayaan.
Perilaku korup
BAB III

KEUNGGULAN BUKU

46
A. Keunggulan Buku
Menurut kami buku yang kami kritik punya beberapa keunggulan yaitu :
1) Keterkaitan antar bab pada buku yang kami kritik saling berkaitan antar bab
satu dengan bab lain, jadi pembahasan tentang pancasila sangat baik
2) Dengan berisi 130 halaman, memiliki teori yang lengkap dan baik
3) Buku ini sangat terkait dengan mata kuliah pancasil

BAB IV

KELEMAHAN BUKU

47
A. Kelemahahan Buku
Pada buku yang kami kritik, menurut kami, tidak ada kekurang pada buku yang
kami kritik karena menurut kami isi buku ini sudah lengkap

BAB V

48
HASIL ANALISIS

A. Hasil Analisis
Di dalam pancasila nilai-nilai keadaban dan keadilan menjadi dasar dan sumber
untuk membentuk perilaku bersyukur. Pada jiwa manusia beradab, terutama budi
luhur dan mulai mendaya gunakan cipta rasa dan kasa dihasilkan kebudayaan.
Perilaku korup jelas bukan budaya, bukan lahir dari keluhuran budi, melainkan
mentalitas sesat dan rakus terhadap uang Negara. Pengamalan pancasila dapat
menjadi penangkal korupsi.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
1) Generasi dahulu pada zaman sebelum kemerdekaan mengamalkan pancasila
sebagai way of life sehingga masa-masa kejayaan negeri mampu diraihnya

49
2) Di dalam pancasila nilai-nilai keadaban dan keadilan menjadi dasar dan
sumber untuk membentuk perilaku bersyukur.

B. Saran
Sebagai warga Negara Indonesia yang baik, kita harus menjadikan pancasila
sebagai pedoman hidup agar kedepannya bangsa Indonesia menjadi bangsa yang
maju dan beradab

50

Anda mungkin juga menyukai