Pemikiran Hadis Taufiq Shidqi PDF

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 12

Pemikiran Hadis Taufiq

Shidqi
Zahra Zakiyya
16550022
Sekilas Mengenal Shidqi
Dr. Muhammad Taufiq Shidqi (1881-1920 M) adalah
seorang dokter di penjara Departemen Pemerintahan
daerah kota Thurra (kota dekat Kairo Mesir)
Ia merupakan murid dari M. Rasyid Ridha (1865-1935 M)
dalam studinya tentang teologi
 Shidqi juga mempelajari buku-buku apologetik
(literatur mengenai polemik misionaris Kristen dilihat dari
perspektif Islam) dan buku-buku kedokteran
Pemikiran Shidqi terhadap Otoritas Hadis
 Shidqi dikenal sebagai orang yang pertama kali menuliskan kritik
pemikirannya tentang hadis melalui sebuah artikel dalam
majalah Al-Manar dengan judul yang sangat kontroversial yaitu
“al-Islam Huwa al-Quran Wahdahu” atau Ajaran agama Islam
adalah Al-Quran itu sendiri
 Ia mengatakan:
Manusia tidak membutuhkan sunnah, karena Al-Quran telah
memberikan jawaban atas segala persoalan dalam kehidupan.
Semua orang Islam tidak ada yang meragukan otoritas nash Al-
Quran, berbeda dengan Hadist yang baru di tulis beberapa abad
setelah Rasul saw wafat.
Lanjutan
 Shidqi mengutip ayat Al-Quran dalam Surat Al-An’am ayat 38:
… ‫ىء‬ ِ ‫طنَا فِى ْٱلكِ َٰ َت‬
َ ‫ب ِمن‬
ْ ‫ش‬ ْ ‫… َّما َف َّر‬
“ … Tidak ada sesuatu pun yang Kami luputkan di dalam Kitab..”

 Dan surat An-Nahl : 89


ُ ْ َ ‫… َونَ َّز ْلنَا َعلَ ْي‬
… ‫ىء‬ ْ ‫ش‬ ِ ‫ك ٱلكِ َٰ َتبَ تِ ْب َٰيَ ًنا لِك‬
َ ‫ل‬
“…Dan Kami turunkan Kitab (Al-Qur’an) kepadamu untuk
menjelaskan segala sesuatu…”
Kritik atas Pemikiran Shidqi

 Ahmad Manshur al-Bazz dan Syekh Thaha al-Bisyri, mewakili


sudut pandang Islam ortodoks:

Sunnah sangat diperlukan dalam Islam, karena sunnah


menjelaskan secara terperinci apa yang disinggung al-Qur’an
secara umum.
Lanjutan...
 Musthafa al-Siba’i dalam karyanya al-Sunnah wa Makanatuha fi al-Tasyri’
al-Islami dengan mengutip pernyataan al-Syafi’i:
istilah bayan (atau tibyan, seagaimana yang digunakan Shidqi dari ayat Al-
Quran Surah An-Nahl[16] ayat 89) bermaksud menerangkan bahwa Al-
Quran mungkin saja memberikan ajaran-ajaran yang terinci, sehingga tidak
diperlukan lagi penjelasan tambahan. Namun Al-Quran juga mengandung
ajaran-ajaran yang kata-katanya disusun dalam istilah-istilah yang luas
sehingga sangat diperlukan keterangan untuk menjelaskan istilah-istilah
tersebut. penjelasan tersebut dapat ditemukan dalam sunnah Nabi saw.
Seperti yang diperintah Allah kepada manusia untuk mentaati Nabi-Nya.
Dengan kata lain, Al-Quran dan Hadist Nabi saw adalah Hujjah dan sunnah
juga demikian, karena ketaatan kepada Nabi saw dalam segala yang
diperintahkannya ditekankan oleh Al-Quran
Tanggapan Shidqi
 Motif Shidqi melucuti nilai sunnah ialah untuk memberikan
hantaman mematikan kepada taqlid
 Shidqi mengakui bahwa contoh keteladanan Nabi tentu saja
jauh lebih mencerahkan dibandingkan dengan keterangan
apa pun yang disampaikan oleh kata-kata.
 Mengikuti keteladanan Nabi saw adalah wajib bagi umat Islam,
hanya jika Al-Quran memerintahkannya secara eksplisit dan
yang berada di luar ketentuan Al-Quran tidaklah wajib.
 Shidqi merumuskannya dalam ungkapan “Al-wajib ‘alal basyar
la yakhruju ‘amma fi kitab Allah” (yang wajib bagi umat
manusia tidaklah diluar kitab Allah swt).
Perbedaan al-Qur’an dan Sunnah menurut
Shidqi

Al-Qur’an Sunnah

• Tidak dapat dipalsukan • Dapat dipalsukan


• Teksnya sudah ditegaskan • Hanya sebagian saja yang
keshahihannya secara ditegaskan secara
mutawatir mutawatir
• Ditulis selama masa hidup • Nabi melarang penulisan
Nabi atas perintahnya sunnah
• Firman Allah yang meliputi • Sabda (akhlak dan perilaku)
segalanya Nabi, berlaku hanya untuk
generasi Nabi saat itu
Tanggapan Rasyid Ridha
 Muhammad bukan hanya Rasul Allah untuk bangsa Arab saja,
namun untuk semua masyarakat di seluruh penjuru dunia
hingga datangnya hari kiamat (universalitas kenabian
Muhammad)
 Bagi Ridha, istilah yang dipakai Shidqi terlalu fulgar dan berani.
Padahal apa yang ingin diungkapkan Shidqi adalah bahwa
hadis mutawatir itu yaqin (pasti), sedangkan yang ahad adalah
zhan (mungkin) dan tidak harus dipercayai
 Shidqi menerima sepenuhnya argumen sang guru dan
mengakui kesalahan dan kekeliruannya mengenai persoalan
menentang sunnah
Pandangan Shidqi tentang Sunnah
‘Amaliyah dan Qauliyah
 Sunnah qauliyah dapat bermanfaat untuk memecahkan
problem-problem dalam bidang sejarah, bahasa, literatur, dan
tafsir al-Qur’an, namun tidak dapat digunakan sebagai satu
prinsip pembimbing yang umum, karena ahadits qauliyah
secara tekstual tidak dapat dipercaya
 Sunnah ‘Amaliyah termasuk mutawatir, berisikan ajaran-ajaran
yang bersangkutan dengan prinsip-prinsip agama maupun
praktek keagamaan.
Kritik

 Menurut pemakalah, Shidqi terlalu berlebihan ketika ia mengkritik atau


mencurigai rijal al-hadits (kritik sanad). Sehingga ia lupa bahwa di dalam
kajian kritik matan ada poin penting yang tidak bisa ditinggalkan, yaitu
asbab al-wurud dan sya’n al-wurud.
Referensi

 Kontroversi Hadis di Mesir (1890-1960)


 Yang Membela dan yang Menggugat

Anda mungkin juga menyukai