Swot Unilever

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 4

Strengths (Kekuatan):

1. Strategi promosi produk PT Unilever yang efektif dengan menampilkan model-model yang
tipikal muda, berkulit putih, berambut panjang, sehingga memacu konsumen (lebih spesifik
perempuan) untuk membeli produk tersebut agar dapat mengalami sendiri hasil yang diterima si
model dalam iklan tersebut.

2. PT Unilever gencar di misi sosial, sehingga kedekatan dengan konsumen dapat terus terjaga.
Hal ini terlihat dari pembelanjaan iklan dan promosi yang telah mendorong pertumbuhan penjualan
di tengah pasar yang kompetitif. PT Unilever Indonesia sebagai salah satu perusahaan dengan
belanja iklan terbesar menurut majalah marketing (top Brand Survey, edisi khusus 2007).

3. Pemimpin pasar consumer goods di Indonesia.

4. Memiliki tim yang terdiri dari orang-orang berdedikasi, terampil, dan termotivasi di segenap
jajaran.

5. Adanya kenaikan pangsa pasar untuk kategori-kategori penting seperti face care, savoury, dan
ice cream.

6. Perencanaan baik dan kerja sama erat dengan para pemasok, konsumen dan distributor untuk
menghantar produk-produk dari pabrik ke tempat-rempat penjualan.

7. PT Unilever sudah memiliki jaringan distribusi sendiri sehingga distribusi produknya hingga ke
daerah-daerah dapat terlayani.

8. PT unilever mempunyai moto “operational excellent with no compromise on quality”. Unilever


dalam menjalankan operasinya dijalankan dengan baik tanpa mengabaikan kualitas produk.

Kelemahan (Weaknesses)

1. PT Unilever memiliki struktur matriks, yang terdapat beberapa tantangan yang mesti dihadapi
perusahaan yaitu pertama, sulitnya koordinasi kegiatan antar departemen yang mempunyai agenda
dan jadwal sendiri-sendiri. Kedua,ko munikasi pada karyawan yang bisa menerima pesan yang
berbeda-beda.Dan ketiga, resolusi konflik antara inisiatif dari dukungan departemen (SDM,
keuangan, dan lain-lain) dengan departemen lini produk yang biasanya sangat berorientasi
komersial.

2. Rendahnya respon pasar terhadap produk-produk tertentu.

3. Jumlah karyawan yang tambun.

4. Birokrasi yang panjang karena kebijakan sentralisasi yang menyebabkan unilever indonesia
tidak bisa begitu saja memutuskan sesuatu.

5. Lambatnya konsolidasi intern dalam pengambilan keputusan.

6. Ketidakjelasan sertifikat halal untuk produk tertentu.

7. Mayoritas produk unilever memiliki entry barrier rendah.

8. Growth omzet penjualan dibawah rata-rata industri.


Kesempatan (Opportunities)

1. Stabilitas ekonomi yang relatif baik dengan pertumbuhan yang menggembirakan bagi ekonomi
Indonesia sebesar 6.3%.

2. Pertumbuhan ekonomi yang kuat di wilayah pulau-pulau seperti Sumatera, Kalimantan,


Sulawesi, dan papua.

3. Tingginya kepuasan konsumen terlihat dari predikat prima indeks kepuasan konsumen.

4. Banyaknya pemain pasar nasional yang belum memiliki cara produksi kosmetik yang baik.

5. Luasnya potensial market sekitar 250 juta tepatnya 122.527.186 laki-laki (49,9%) dan
122.922.553 (50,1%) perempuan.

6. Tingginya tingkat ketergantungan masyarakat akan jenis produk consumer goods.

7. Rekomendasi investasi pada saham dengan level beta dibawah 1.

8. Tinggi dan stabilnya tingkat kesetiaan masyarakat atas produk consumer goods 83 %.

Ancaman (Threats)

1. Adanya kenaikan biaya bahan baku dan bahan kemasan seperti minyak kelapa sawit, gula
kelapa, dan bahan berbahan dasar petroleum yang disebabkan oleh kenaikan harga minyak, bahan
kimia dan komoditas lainnya.

2. Tidak stabilnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing.

3. Melemahnya daya beli konsumen.

4. Maraknya pemalsuan dan penyelundupan produk dari cina.

5. Rendahnya infrastruktur yang memadai berupa jalan yang menyebabkan t

ingginya biaya pemasaran produk.

6. Adanya penghapusan subsidi BBM bagi industri.

7. Tidak konsistennya pasokan gas dari pertamina.

8. Adanya tren perubahan gaya hidup masyarakat dari produk tradisional-nasional menjadi
produk-produk luar negeri.

9. Adanya campaign against unilever oleh greenpeace akibat penggundulan hutan yang
membahayakan komunitas orang utan.

10. Adanya pemboikotan produk zionisme termasuk unilever.

11. Produk pesaing dengan harga lebih rendah.

Strategi SO:

1. Penetrasi dan pengembangan pasar atas produk-produk yang sudah ada.


2. Peningkatan kualitas, kapasitas sarana dan prasarana untuk mengantisipasi permintaan dimasa
depan.

3. Peningkatan kecepatan proses pelayanan klaim.

4. Pemantapan pola kerjasama yang sinergis dengan mitra kerja dalam hal pemasaran IW dan SW.

5. Peningkatan kehandalan sistim pengawasan.

Strategi WO:

1. Peningkatan peran Humas dalam mempromosikan dan memposisikan produk secara efektif.

2. Peningkatan struktur pegawai yang memiliki gelar profesi.

3. Penguatan sistem manajemen investasi dan keuangan.

4. Penguatan struktur permodalan.

5. Pemantapan sistim pembebanan dan pengaturan kerja.

Strategi ST:

1. Penguatan sistim akuntansi keuangan serta mekanismenya, yang komunikatif dan interaktif
dalam hubungan antara pusat dan daerah.

2. Peningkatan koordinasi dengan instansi terkait untuk menyelesaikan klaim sesuai dengan
standar yang berlaku.

Perencanan Strategis Sistem Informasi Studi Kasus PT Jasa Raharja (PERSERO).

3. Konsolidasi kekuatan moral SDM melalui upaya yang mengarah pada filosofi “respect to
people”

4. Peningkatan sistim kearsipan sebagai salah satu fasilitas penyedia informasi.

5. Peningkatan kualitas produk hukum untuk mendukung operasi perusahaan.

Strategi WT:

1. Penguatan struktur organisasi untuk mengantisipasi perubahan dimasa depan.

2. Penguatan sistim manajemen SDM.

3. Peningkatan profesionalisme dan jiwa kewirausahaan untuk mendukung daya saing


perusahaan.

4. Pengembangan sistem komputerisasi yang terintegrasi dan mampu mendukung proses


pengambilan keputusan strategis maupun operasional.

5. Pengembangan sistim budaya kerja yang kreatif dan inovasi.

6. Perancangan program kegiatan LITBANG yang lebih berorientasi kepada kebutuhan pasar.

Anda mungkin juga menyukai