Kelompok 3 PT Unilever (PEKPL) Fix

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

Perencanaan dan Evaluasi K3 dan Kesling

Kelompok 3
 Vira Kurniati 1710713038
 Avell Pratama Putra. 1710713087
 Zefanya Geraldine 1710713108
 Dhesti N. 1710713145
 Gian Jordan. 1710713148

Penerapan K3 di PT Unilever

A. Analisa SWOT PT Unilever


1. Strength (Kekuatan)
 Strategi promosi produk PT Unilever yang efektif dengan menampilkan
model-model yang tipikal muda, berkulit putih, berambut panjang, sehingga
memacu konsumen (lebih spesifik perempuan) untuk membeli produk
tersebut agar dapat mengalami sendiri hasil yang diterima si model dalam
iklan tersebut.
 PT Unilever gencar di misi sosial, sehingga kedekatan dengan konsumen
dapat terus terjaga. Hal ini terlihat dari pembelanjaan iklan dan promosi
yang telah mendorong pertumbuhan penjualan di tengah pasar yang
kompetitif. PT Unilever Indonesia sebagai salah satu perusahaan dengan
belanja iklan terbesar menurut majalah marketing.
 Pemimpin pasar consumer goods di Indonesia.
 Memiliki tim yang terdiri dari orang-orang berdedikasi, terampil, dan
termotivasi di segenap jajaran.
 Adanya kenaikan pangsa pasar untuk kategori-kategori penting seperti face
care, savoury, dan ice cream.
 Perencanaan baik dan kerja sama erat dengan para pemasok, konsumen dan
distributor untuk menghantar produk-produk dari pabrik ke tempat-tempat
penjualan.
 PT Unilever sudah memiliki jaringan distribusi sendiri sehingga distribusi
produknya hingga ke daerah-daerah dapat terlayani.
 PT unilever mempunyai moto “operational excellent with no compromise on
quality”. Unilever dalam menjalankan operasinya dijalankan dengan baik
tanpa mengabaikan kualitas produk.
2. Weakness (Kelemahan)
 PT Unilever memiliki struktur matriks, yang terdapat beberapa tantangan
yang mesti dihadapi perusahaan yaitu pertama, sulitnya koordinasi
kegiatan antar departemen yang mempunyai agenda dan jadwal sendiri-
sendiri. Kedua,ko munikasi pada karyawan yang bisa menerima pesan
yang berbeda-beda.Dan ketiga, resolusi konflik antara inisiatif dari
dukungan departemen (SDM, keuangan, dan lain-lain) dengan departemen
lini produk yang biasanya sangat berorientasi komersial.
 Rendahnya respon pasar terhadap produk-produk tertentu.
 Jumlah karyawan yang tambun.
 Birokrasi yang panjang karena kebijakan sentralisasi yang menyebabkan
unilever indonesia tidak bisa begitu saja memutuskan sesuatu.
 Lambatnya konsolidasi intern dalam pengambilan keputusan.
 Ketidakjelasan sertifikat halal untuk produk tertentu.
 Mayoritas produk unilever memiliki entry barrier rendah.
 Growth omzet penjualan dibawah rata-rata industri.
3. Opportunities (Kesempatan)
 Stabilitas ekonomi yang relatif baik dengan pertumbuhan yang
menggembirakan bagi ekonomi Indonesia sebesar 6.3%.
 Pertumbuhan ekonomi yang kuat di wilayah pulau-pulau seperti Sumatera,
Kalimantan, Sulawesi, dan papua.
 Tingginya kepuasan konsumen terlihat dari predikat prima indeks
kepuasan konsumen.
 Banyaknya pemain pasar nasional yang belum memiliki cara produksi
kosmetik yang baik.
 Luasnya potensial market sekitar 250 juta tepatnya 122.527.186 laki-laki
(49,9%) dan 122.922.553 (50,1%) perempuan.
 Tingginya tingkat ketergantungan masyarakat akan jenis produk consumer
goods.
 Rekomendasi investasi pada saham dengan level beta dibawah 1.
 Tinggi dan stabilnya tingkat kesetiaan masyarakat atas produk consumer
goods 83 %.
4. Threats (Ancaman)
 Adanya kenaikan biaya bahan baku dan bahan kemasan seperti minyak
kelapa sawit, gula kelapa, dan bahan berbahan dasar petroleum yang
disebabkan oleh kenaikan harga minyak, bahan kimia dan komoditas
lainnya.
 Tidak stabilnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing.
 Melemahnya daya beli konsumen.
 Maraknya pemalsuan dan penyelundupan produk dari cina.
 Rendahnya infrastruktur yang memadai berupa jalan yang menyebabkan
tingginya biaya pemasaran produk.
 Adanya penghapusan subsidi BBM bagi industri.
 Tidak konsistennya pasokan gas dari pertamina.
 Adanya tren perubahan gaya hidup masyarakat dari produk tradisional-
nasional menjadi produk-produk luar negeri.
 Adanya campaign against unilever oleh greenpeace akibat penggundulan
hutan yang membahayakan komunitas orang utan.
 Adanya pemboikotan produk zionisme termasuk unilever.
 Produk pesaing dengan harga lebih rendah.

Strategi SWOT di PT Unilever:

1. Strategi SO:
 Penetrasi dan pengembangan pasar atas produk-produk yang sudah ada.
 Peningkatan kualitas, kapasitas sarana dan prasarana untuk mengantisipasi
permintaan dimasa depan.
 Peningkatan kecepatan proses pelayanan klaim.
 Pemantapan pola kerjasama yang sinergis dengan mitra kerja dalam hal
pemasaran IW dan SW.
 Peningkatan kehandalan sistim pengawasan.

2. Strategi WO:
 Peningkatan peran Humas dalam mempromosikan dan memposisikan
produk secara efektif.
 Peningkatan struktur pegawai yang memiliki gelar profesi.
 Penguatan sistem manajemen investasi dan keuangan.
 Penguatan struktur permodalan.
 Pemantapan sistim pembebanan dan pengaturan kerja.

3. Strategi ST:
 Penguatan sistim akuntansi keuangan serta mekanismenya, yang
komunikatif dan interaktif dalam hubungan antara pusat dan daerah.
 Peningkatan koordinasi dengan instansi terkait untuk menyelesaikan
klaim sesuai dengan standar yang berlaku.
 Perencanan Strategis Sistem Informasi Studi Kasus PT Jasa Raharja
(PERSERO).
 Konsolidasi kekuatan moral SDM melalui upaya yang mengarah pada
filosofi “respect to people”
 Peningkatan sistim kearsipan sebagai salah satu fasilitas penyedia
informasi.
 Peningkatan kualitas produk hukum untuk mendukung operasi perusahaan.

4. Strategi WT:
 Penguatan struktur organisasi untuk mengantisipasi perubahan dimasa
depan.
 Penguatan sistim manajemen SDM.
 Peningkatan profesionalisme dan jiwa kewirausahaan untuk mendukung
daya saing perusahaan.
 Pengembangan sistem komputerisasi yang terintegrasi dan mampu
mendukung proses pengambilan keputusan strategis maupun operasional.
 Pengembangan sistim budaya kerja yang kreatif dan inovasi.
 Perancangan program kegiatan LITBANG yang lebih berorientasi kepada
kebutuhan pasar.
B. Analisis Visi dan Misi PT Unilever
1. Visi
Untuk meraih rasa cinta dan penghargaan dari Indonesia dengan menyentuh
kehidupan setiap orang Indonesia setiap harinya.
2. Misi
 Bekerja untuk menciptakan masa depan yang lebih baik setiap hari.
 Membantu konsumen merasa nyaman, berpenampilan baik dan lebih
menikmati hidup melalui brand dan layanan yang baik bagi mereka dan
orang lain.
 Menginspirasi masyarakat untuk melakukan langkah kecil setiap harinya
yang bila digabungkan bisa mewujudkan perubahan besar bagi dunia.
 Senantiasa mengembangkan cara baru dalam berbisnis yang
memungkinkan PT Unilever tumbuh dua kali lipat sambal mengurangi
dampak terhadap lingkungan, dan meningkatkan dampak sosial.

C. Penerapan K3 di PT Unilever

Unilever adalah perusahan yang bergerak dibidang produksi makanan, minuman,


pembersih, dan juga perawatan tubuh. Unilever merupakan bisnis yang didirikan
berdasarkan motivasi dan misi dari pendirinya, yaitu untuk memberikan kehidupan yang
lebih baik bagi orang yang menggunakan produk unilever. Unilever sebagai sebuah
perusahaan kelas dunia, mengedepankan prinsip kesehatan dan keselamatan kerja dan
lingkungan. Dengan mendirikan pusat jaminan keselamatan dan lingkungan hidup,
unilever menjamin kesehatan dan keberlangsungan dari para pekerja, masyarakat sekitar
dan lingkungan.

Unilever sebagai salah satu produsen pangan terbesar di indonesia menunjukan


kepedulianya terhadap kesehatan melalui Indonesia Hygiene Forum, dimana terdapat
banyak peneliti dan ahli kesehatan pangan yang bekerja sama untuk menjaga kualitas
pangan yang dihasilkan agar tidak menurunkan kesehatan masyarakat. Dan juga berfungsi
untuk menetapkan standar hygiene makanan di Indonesia.

Menurut PP No.50 Th 2012, penerapan SMK3 bertujuan untuk :


 Meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja yang
terencana, terukur, terstruktur, dan terintegrasi;
 Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dengan
melibatkan unsur manajemen, pekerja/buruh, dan/atau serikat pekerja/serikat
buruh;
 Serta menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk
mendorong produktivitas.

1. Perencanaan K3
Unilever dapat menerapkan pendekatan manajemen risiko K3 terintegrasi, yang
menempatkan penilaian risiko dan peluang sebagai agenda inti tim kepemimpinan.
Perencanaan K3 dapat dilakukan berdasarkan:
a. Hasil penelaahan awal,
b. Identifikasi potensi bahaya,
c. Penilaian dan pengendalian risiko, serta
d. Peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya.
2. Pelaksanaan Rencana K3
Unilever dapat melaksanakan rencana K3 dengan menciptakan tempat kerja yang
aman, selamat dan sehat dengan :
 Pembentukan Central of Safety, Health & Environment Committee (CSHEC)
dan Unit Komite Keselamatan Kesehatan dan Lingkungan (USHEC), atau
membentuk P2K3
 Menerapkan K3 untuk menekan ‘Vision Zero’, yaitu tidak ada kematian akibat
kecelakaan, tidak ada cedera terjadi dalam proses kerja, serta tidak ada
toleransi terhadap perilaku atau praktik kerja yang tidak selamat,
 Melakukan kampanye K3/ safety campaign baik di pabrik, depot, kantor pusat,
gudang dan pabrik pihak ketiga
 Menerapkan perilaku yang selamat dan sehat dengan program BeSafE.
 Memperoleh sertifikasi SMK3 di semua pabrik Unilever Indonesia oleh
Kementerian Tenaga Kerja, OHSAS 18001, dan sesuai PP no 50/2012.
 Aturan, kebijakan, dan prosedur keselamatan harus diterapkan secara
konsisten baik secara internal maupun eksternal, dan juga melalui Pelatihan
Keselamatan, Lokakarya, Safety sharing.
3. Implementasi Kebijakan K3
Unilever Indonesia telah mengimplementasikan Sistem Manajemen Kesehatan
dan Keselamatan Kerja yang disebut sebagai Occupational Health and Safety MS
pada seluruh lokasi pabrik. Sistem ini dirancang dalam rangka memenuhi kriteria
OHSAS (Occupational Health and Safety Assessment Series) 18001.
SMK3 mewajibkan perusahaan untuk bertanggung jawab dalam menjaga
tempat kerja yang produktif di setiap wilayah dengan meminimalkan risiko
kecelakaan, cedera, dan bahaya kesehatan terkait pekerjaan bagi seluruh pekerja,
kontraktor dan mitra usaha. Untuk mendukung implementasi Sistem Manajemen
K3, Unilever mengadakan lebih dari 150 angkatan pelatihan K3 yang melibatkan
pemangku kepentingan terkait.
 Karyawan dan orang lain yang bekerja untuk Unilever
Harus mematuhi prosedur dan instruksi kesehatan dan keselamatan yang
relevan dengan pekerjaan dan/atau yang pernah dilatih atau
disosialisasikan kepada mereka.
 Semua pimpinan di lokasi Unilever
Memiliki tanggung jawab operasional keseluruhan atas kesehatan dan
keselamatan di lokasi kerja dan harus membangun serta memelihara
SMK3 di lokasi kerja, termasuk penunjukan komite, manajer, tenaga ahli
yang kompeten dan sistem untuk mengumpulkan masalah/input dari
karyawan.
4. Inisiatif K3
Inisiatif-inisiatif K3 yang diluncurkan PT Unilever pada 2017 merupakan
pembelajaran dari analisis insiden sebelumnya, dimana tingkat kecelakaan yang
relatif tinggi adalah kecelakaan lalu lintas dan kecelakaan kerja yang dikaitkan
dengan operasi mesin di pabrik. Untuk mengurangi dan mencegah insiden serupa,
Unilever Indonesia melakukan dua inisiatif besar yaitu Safe Travel khususnya
bagi pengemudi dan 3 for Zero Fatalities bagi pekerja di pabrik.
 Safe Travel
Difokuskan pada business driver dan business vehicle, dengan kegiatan:
a. Pelatihan Defensive Driving dan First Aid bagi 401 pengemudi.
b. Asessment Fleet Driver Risk bagi pengemudi.
c. Pemasangan blackbox pada 199 unit kendaraan untuk memantau
perilaku pengemudi.
d. Road safety campaign sepanjang tahun dan inspeksi kendaraan
operasional.
 3 For Zero Fatalities
Difokuskan pada pekerja di pabrik manufaktur, dengan kegiatan
kampanye. Terdapat tiga fokus keselamatan, yaitu:
a. Pencegahan insiden pada tangan operator (hand in machine).
b. Penguatan prosedur keselamatan kerja listrik.
c. Disiplin prosedur lock-out tag-out.
5. Kesehatan Kerja
Unilever melakukan layanan pemeriksaan kesehatan bagi seluruh karyawan
dan penyediaan layanan kesehatan kerja normatif sesuai dengan peraturan. Bagi
pekerja tertentu yang bekerja dengan menggunakan material berisiko tinggi,
dilakukan pemeriksaan kesehatan khusus dengan frekuensi lebih sering dibanding
pekerja lainnya.
Promosi kesehatan dilakukan bagi karyawan melalui kampanye untuk
meningkatkan aktivitas fisik terutama bagi mereka yang bekerja di perkantoran.
Kantor pusat kami dirancang sedemikian rupa sehingga karyawan bisa mengatur
mobilitas lebih tinggi dengan berjalan. Untuk menciptakannya, divisi
communication relations dan human resources mengadakan kampanye ‘Biggest
Loser’, sebuah tantangan bagi karyawan untuk mengadopsi gaya hidup yang lebih
sehat. Sekitar 500 karyawan berpartisipasi sejak November 2016-Januari 2017
mengikuti kegiatan outdoor run, seminar kesehatan dan nutrisi, yoga, gym, dan
kegiatan lainnya.
Untuk meningkatkan kesadaran K3 seluruh karyawan, Unilever Indonesia
secara periodik menyelenggarakan Safety Day dengan tema yang difokuskan pada
pengelolaan keselamatan sesuai risiko di masing-masing lokasi kerja.
Contoh:
Safety Day 2017 mengusung tema utama ‘I Choose to be Safe’ dan subtema:
o Manufacturing : Hand in Machine Safety
o Depot Office : Motor-On, Mobile-Off (MOMO)
o Head Office : Slip-trip-fall (Holding Handrail)
o Warehouse & Pabrik Pihak-3 : Machinery Handling Equipment Safety
6. Pemantauan Kinerja K3
Dilaksanakan di perusahaan dengan melakukan pemeriksaan, pengujian, dan
pengukuran, serta audit internal SMK3. Seperti melaksanakan pemantauan KPI
(Key Performance Indicator) dan melaksanakan audit Fire & Explosion Risk
Analysis (FERA) ke pabrik pihak ketiga.
7. Evaluasi Kinerja K3
Untuk memeriksa keefektifan pelaksanaan manajemen K3, audit keselamatan
dilakukan di semua lokasi secara periodik, termasuk untuk mengevaluasi tingkat
kepatuhan terhadap kebijakan, prosedur dan proses keselamatan.
Audit keselamatan meliputi audit regional (SHE), PAR audit, audit SHE
eksternal, audit re-sertifikasi OHSAS, audit pergudangan, audit pemakaian
aerosol, dan audit pabrik. Sepanjang tahun 2017, Unilever telah melaksanakan
lebih dari 68 kegiatan audit di pabrik.
Unilever juga mencermati kenaikan pelaporan insiden near-miss yang
merupakan leading indicator, yang juga mengindikasikan peningkatan kesadaran
karyawan untuk melaporkan insiden sekecil apa pun.
Secara keseluruhan, Unilever Indonesia mencatatkan peningkatan kinerja K3
menunjukkan perbaikan sejalan dengan target-target program yang dilakukan pada
2017, dengan hasil sebagai berikut:
Kesimpulan :

1. Pertama, Analisa SWOT PT Unilever pertama dilihat dari :


 strength (strategi promosi produk yang efektif, berperan aktif di misi
sosial, memimpin pasar consumer goods di Indonesia, tim yang
berkualitas, adanya kenaikan pangsa pasar, perencanaan baik, jaringan
distribusi mandiri serta operasinya dijalankan dengan baik dengan produk
berkualitas).
 weakness (koordinasi buruk antar departemen, miskomunikasi pada
karyawan, resolusi konflik yang berorientasi komersial, rendahnya respon
pasar terhadap produk tertentu, jumlah karyawan yang tambun, birokrasi
yang panjang, lambat dalam pengambilan keputusan, ketidakjelasan
sertifikat halal, mayoritas produk memiliki entry barrier rendah dan
growth omzet penjualan dibawah rata-rata industri).
 opportunities (stabilitas ekonomi yang relatif baik, tingginya kepuasan
konsumen, banyaknya pemain pasar nasional yang belum memiliki cara
produksi kosmetik yang baik, luasnya potensi pasar, tingginya tingkat
ketergantungan masyarakat).
 threats (terdapat kenaikan biaya bahan baku dan kemasan, tidak stabilnya
nilai tukar rupiah, melemahnya daya beli konsumen, maraknya pemalsuan
dan penyelundupan, rendahnya infrastruktur yang memadai, adanya
penghapusan subsidi BBM, tidak konsistennya pasokan gas, adanya
perubahan gaya hidup masyarakat, adanya campaign against unilever,
adanya pemboikotan produk zionisme, produk pesaing dengan harga lebih
rendah).
Lalu strategi SWOT di PT Unilever yaitu :
 Strategi SO (penetrasi dan pengembangan pasar atas produk-produk,
peningkatan kualitas, kapasitas sarana dan prasarana, peningkatan kecepatan
proses pelayanan klaim, pemantapan pola kerjasama, peningkatan kehandalan
sistem pengawasan)
 Strategi WO (peningkatan peran Humas, peningkatan struktur pegawai,
penguatan sistem manajemen investasi dan keuangan, penguatan struktur
permodalan, pemantapan sistim pembebanan dan pengaturan kerja)
 Strategi ST (penguatan sistim akuntansi keuangan, peningkatan koordinasi,
konsolidasi kekuatan moral SDM, peningkatan sistim kearsipan, peningkatan
kualitas produk)
 Strategi WT (penguatan struktur organisasi, penguatan sistim manajemen
SDM, peningkatan profesionalisme dan jiwa kewirausahaan, pengembangan
sistem komputerisasi yang terintegrasi, pengembangan sistim budaya kerja
yang kreatif dan inovasi, perancangan program kegiatan yang berorientasi
kepada kebutuhan pasar).

2. Visi PT Unilever yaitu untuk meraih rasa cinta dan penghargaan dari Indonesia dengan
menyentuh kehidupan setiap orang Indonesia setiap harinya.
Misi PT Unilever adalah bekerja untuk menciptakan masa depan yang lebih baik setiap
hari, membantu konsumen merasa nyaman, berpenampilan baik dan lebih menikmati
hidup melalui brand dan layanan yang baik bagi mereka dan orang lain, menginspirasi
masyarakat untuk melakukan langkah kecil setiap harinya yang bila digabungkan bisa
mewujudkan perubahan besar bagi dunia dan senantiasa mengembangkan cara baru
dalam berbisnis yang memungkinkan PT Unilever tumbuh dua kali lipat sambal
mengurangi dampak terhadap lingkungan, dan meningkatkan dampak sosial.

3. Penerapan K3 pada PT Unilever adalah :


 Unilever dapat menerapkan pendekatan manajemen risiko K3 terintegrasi.
 Unilever dapat melaksanakan rencana K3 dengan menciptakan tempat
kerja yang aman, selamat dan sehat (CSHEC dan USHEC, atau
membentuk P2K3, lalu menekan Vision Zero, melakukan kampanye K3,
menerapkan perilaku yang selamat dan sehat serta memperoleh sertifikasi
SMK3 dan aturan, kebijakan, dan prosedur keselamatan harus diterapkan
secara konsisten)
 Unilever Indonesia telah mengimplementasikan SMK3 pada seluruh lokasi
pabrik.
 Unilever Indonesia melakukan dua inisiatif besar yaitu Safe Travel
khususnya bagi pengemudi dan 3 for Zero Fatalities bagi pekerja di
pabrik.
 Unilever melakukan layanan pemeriksaan kesehatan bagi seluruh
karyawan dan penyediaan layanan kesehatan kerja normatif sesuai dengan
peraturan, promosi kesehatan dilakukan bagi karyawan,
menyelenggarakan Safety Day dengan tema yang difokuskan pada
pengelolaan keselamatan sesuai risiko di masing-masing lokasi kerja.
 Unilever melakukan pemeriksaan, pengujian, dan pengukuran, serta audit
internal SMK3.
 Unilever memeriksa keefektifan pelaksanaan manajemen K3, audit
keselamatan dilakukan di semua lokasi secara periodik, termasuk untuk
mengevaluasi tingkat kepatuhan terhadap kebijakan, prosedur dan proses
keselamatan.

Anda mungkin juga menyukai