LP CA Mammae

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

TENTANG CA MAMMAE
RSI. IBNU SINA PADANG

Oleh :
Nama : Che-che kirani
Nim : 1610105047
Prodi : Keperawatan

Pembimbing Klinik Pembimbing Akademik

( ) ( )

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


ALIFAH PADANG
LAPORAN PENDAHULUAN
“CA MAMMAE”

A. DEFINISI
Camammae (kankerpayudara) adalah tumor ganas yang menyerang jaringan
payudara. Jaringan payudara tersebut terdiri dari kelenjar susu, saluran kelenjar dan
jaringan penunjang payudara. Kanker payudara menyebabkan sel dan jaringan payudara
berubah bentuk menjadi abnormal dan bertambah banyak secara tidak terkendali
(Mardiana,).
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus
tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk bejolan di payudara. Jika
benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar
(metastase) pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah
bening (limfe) ketiak ataupun di atas tulang belikat. Selain itu sel-sel kanker bisa
bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit dan bawah kulit (Tapan,).

B. KLASIFIKASI CA MAMMAE
Kanker payudara mempunyai 4 stadium, yaitu:
a. Stadium I
Tumor yang berdiameter kurang 2 cm tanpa keterlibatan
limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh. Tumor terbatas
pada payudara dan tidak terfiksasi pada kulit dan otot pektoralis.
b. Stadium IIa
Tumor yang berdiameter kurang 2 cm dengan keterlibatan
limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh atau tumor yang
berdiameter kurang 5 cm tanpa keterlibatan limfonodus (LN) dan
tanpa penyebaran jauh.
c.Stadium IIb
Tumor yang berdiameter kurang 5 cm dengan keterlibatan
limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh atau tumor yang
berdiameter lebih 5 cm tanpa keterlibatan limfonodus (LN) dan
tanpa penyebaran jauh.
d. Stadium IIIa
Tumor yang berdiameter lebih 5 cm dengan keterlibatan
limfonodus (LN) tanpa penyebaran jauh.
e. Stadium IIIb
Tumor yang berdiameter lebih 5 cm dengan keterlibatan
limfonodus (LN) dan terdapat penyebaran jauh berupa
metastasis ke supraklavikula dengan keterlibatan limfonodus
(LN) supraklavikula atau metastasis ke infraklavikula atau
menginfiltrasi / menyebar ke kulit atau dinding toraks atau tumor
dengan edema pada tangan.
Tumor telah menyebar ke dinding dada atau menyebabkan
pembengkakan bisa juga luka bernanah di payudara. Didiagnosis
sebagai Inflamatory Breast Cancer. Bisa sudah atau bisa juga
belum menyebar ke pembuluh getah bening di ketiak dan lengan
atas, tapi tidak menyebar ke bagian lain dari organ tubuh
f. Stadium IIIc
Ukuran tumor bisa berapa saja dan terdapat metastasis
kelenjar limfe infraklavikular ipsilateral, atau bukti klinis
menunjukkan terdapat metastasis kelenjar limfe mammaria
interna dan metastase kelenjar limfe aksilar, atau metastasis
kelenjar limfe supraklavikular ipsilateral
g. Stadium IV
Tumor yang mengalami metastasis jauh, yaitu : tulang, paru-
paru, liver atau tulang rusuk.

C. ETIOLOGI
Etiologi dari kanker payudara belum diketahui secara spesifik, namun ada faktor
resiko yang dapat menyebabkan terjadinya kanker payudara, yaitu:
1. Riwayat pribadi tentang kanker payudara
2. Anak perempuan dan saudara perempuan dari wanita dengan kanker payudara
3. Menarke dini (kurang dari 12 tahun)
4. Nulipara dan usia maternal lanjut saat kelahiran anak pertama (>30 tahun)
5. Menopouse pada usia lanjut
6. Riwayat penyakit payudara jinak
7. Obesitas setelah menopouse
8. Kontrasepsi oral
9. Terapi penggantian hormon estrogen atau progesteron
10. Gaya hidup
11. Status sosial ekonomi tinggi (Swart, 2011).

D. MANIFESTASI KLINIS
1. Gejala klinisnya insidensius, umumnya lesi dan tidak ada nyeri tekan, terikat dan
keras dengan perbatasan tak teratur, mayoritas terjadi pada kuadran luar atas,
lebih sering pada payudara kiri.
2. Nyeri biasanya terjadi pada tahap akhir, sebagian wanita tidak menunjukan
gejala-gejala dan tidak mempunyai benjolan yang dapat terapi.
3. Dimpling atau peau d’orange yaitu kondisi yang disebabkan oleh obstruksi
sirkulasi limfatik dalam lapisan dermal.
4. Asimetris dan peninggian payudara yang terkena, retraksi puting susu, payudara
sedikit terikat pada dinding dada, ulserasi dan metastasis (Swart, 2011).

E. PATOFISIOLOGI DAN PATHWAY


Kanker payudara adalah penyakit yang terjadi jika terjadi kerusakan genetik pada
DNA dari sel epitel payudara. Ada banyak jenis dari kanker payudara. Perubahan
genetik ditemukan pada sel epitel, menjalar ke duktus atau jaringan lobular. Tingkat
dari pertumbuhan kanker tergantung pada efek dari estrogen dan progesteron. Kanker
dapat berupa invasif (infiltrasi) maupun noninvasif (in situ). Kanker payudara invasif
atau infiltrasi dapat berkembang ke dinding duktus dan jaringan sekitar, sejauh ini
kanker yang banyak terjadi adalah invasif duktus karsinoma. Duktus karsinoma
berasal dari duktus lactiferous yang menyerang struktur payudara di sekitarnya.
Tumornya biasanya unilateral, tidak bisa digambarkan, padat, non mobile dan
nontender. Lobular karsinoma berasal dari lobus payudara. Biasanya bilateral dan
tidak teraba. Nipple karsinoma (paget’s disease) berasal dari puting. Biasanya terjadi
dengan invasif duktal karsinoma. Perdarahan, berdarah dan terjadi pengerasan puting
(Lowdermilk, Shanon & Irene, 2000).
Kanker payudara dapat menyerang jaringan sekitar sehingga mempunyai
tentakel. Pola pertumbuhan invasif dapat menghasilkan tumor irregular yang bisa
terapi saat palpasi. Pada saat tumor berkembang, terjadi fibrosis di sekitarnya dan
memendekkan Cooper’s ligamen. Saat Cooper’s ligamen memendek, mengakibatkan
terjadinya peau d’orange (kulit berwarna orange)perubahan kulit dan edema
berhubungan dengan kanker payudara. Jika kanker payudara menyerang duktus
limpatik, tumor dapat berkembang di nodus limpa, biasanya menyerang nodus limpa
axila. Tumor bisa merusak lapisan kulit, menyebabkan ulserasi. Metastasis
diakibatkan oleh kanker payudara yang menempati darah dan sistem lympa,
menyebabkan perkembangan tumor di tulang, paru-paru, otak dan hati (Lowdermilk,
Shanon & Irene, 2000).
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Deteksi awal dilakukan untuk mencegah perkembangan kanker payudara. Tumor
payudara yang lebih kecil lebih mudah diobati bila terdeteksi dan prognosisnya lebih
baik. Pemeriksaan untuk mendeteksi kanker payudara antara lain: (Swart, 2011).

1. Pemeriksaan payudara sendiri


Pemeriksaan payudara sendiri dan pemeriksaan payudara klinis adalah prosedur
murah dan tidak invasif untuk pemeriksaan payudara. Apabila ditemukan indikasi
yang abnormal, yaitu benjolan atau penebalan pada jaringan payudara, sakit pada
salah satu payudara atau pada ketiak. Satu payudara menjadi lebih besar atau
lebih rendah, puting tertarik ke dalam atau berubah posisi, perubahan kulit
(mengkerut), bengkak di bawah ketiak atau tulang selangka, ruam pada atau
sekitar kulit. Jika ada tanda-tanda tersebut harus dilakukan tiga pengkajian, yaitu
pemeriksaan klinis payudara, mammografi atau ultrasonografi dan biopsi.
2. Mammografi
Mamografi menggunakan sinar x dosis rendah untuk membuat gambaran rinci
dari payudara. Mammografi bisa mendeteksi kanker payudara pada tahap awal,
bisa menunjukkan lesi yang tidak bisa dideteksi dengan pemeriksaan payudara
klinis. Ada 2 dua jenis pemeriksaan mamografi, skrining dan diagnostik. Skrining
payudara dilakukan pada wanita tanpa gejala misalnya ketika ada benjolan pada
payudara atau putting discharge ditemukan ada pemeriksaan payudara sendiri
atau kelainan yang ditemukan selama skrining mamografi. Wanita dengan implan
payudara atau riwayat penyakit kanker payudara menggunakan diagnostik
mamografi.
3. Ultrasonografi
Ultrasonografi dari lesi mencurigakan terdeteksi pada mamografi atau
pemeriksaan fisik. Ultrasonografi digunakan terutama sebagai metode relatif
murah dan efektif untuk membedakan massa kistik payudara, yang tidak
memerlukan sampling dari massa payudara padat yang biasanya diperiksa dengan
biopsi, dalam banyak kasus, hasil dari biopsi adalah tumor jinak. Namun,
sekarang mapan yang ultrasonografi juga memberikan informasi berharga tentang
sifat dan tingkat massa padat dan lesi payudara lainnya.
4. MRI
MRI digunakan untuk beberapa kasus, yaitu : kasus kanker payudara dengan
hasil mammografi negatif, untuk mengetahui ukuran tumor dalam kanker lobular
invasif, untuk memantau respon kanker payudara terhadap terapi preoreratif, ada
kejanggalan antara penilaian pengkajian awal terhadap gumpalan di payudara.
5. Positron Emision Tomography (PET) Scanning
PET scanning digunakan untuk mengidentifikasi metastasis kelenjar getah bening
nonaxilary untuk kanker payudara stadium lanjut dan kanker payudara
inflamatory sebelum memulai terapi non adjuvant.
6. Tes Genetik
Penyebab utama dari pewarisan kanker payudara adalah mutasi dari gen yang
merupakan faktor resiko dari pengembangan penyakit lain. Akan tetapi gen ini
sangat jarang ditemukan pada populasi wanita dengan kanker payudara. Tes ini
sudah dilakukan di Amerika Serikat.

G. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Mastektomi
Mastektomi adalah operasi pengangkatan payudara. Ada 3 jenis mastektomi
yaitu:
a. Modified Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara,
jaringan payudara ditulang dada, tulang selangkangan dan tulang iga, serta
benjolan diskitar ketiak.
b. Total (simple) Mastectomy, yaitu pengangkatan diseluruh payudara saja,
tetapi bukan kelenjar ketiak.
c. Radical mastectomy, yaitu operasi pengangkatan sebagian dari payudara.
Biasanya disebut lumpectomy, yaitu pengangkatan hanya pada bagian yang
mengandung sel kanker, bukanseluruh payudara.
2. Radiasi
3. Kemoterapi
4. Lintasan metabolism
Asam bisofonat merupakan senyawa penghambat aktivitas osteoklas dan
resorbsi tulang yang sering digunakan untuk melawan osteoporosis yang di
induksi oleh overian suppression, hiperkalsemia dan kelainan metabolism tulang.
Walaupun penggunaan dalam jangka panjang dapat menimbulkan efek samping
seperti osteonecrosis dan turunnya fungsi ginjal.

ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS


A. PENGAKAJIAN
1. Pengkajian
Identitas klien meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin, pendidikan,
tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, No register, dan dignosa
medis.
a. Keluhan utama
Pasien datang dengan keluhan adanya benjolan pada payudara. Nyeri
yang menyebar sampai punggung.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Adanya benjolan pada payudara baik sebelah kiri, kanan, ataupun
keduanya. Nyeri yang menyebar sampai punggung.
c. Riwayat Kesehatan Masa lalu
Adanya riwayat terkena ca. mamae sebelumnya. Gaya hidup yang
tidak sehat seperti merokok, suka mengkonsumsi makanan cepat saji,
dan lain sebagainya.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Adanya anggota keluarga lain yang memiliki ca. mamae.

2. Fungsional Gordon
a. Pola persepsi terhadap kesehatan
Bagaimana pasien memanajemen kondisi kesehatannya. Apakah
dibawa ke pelayanan kesehatan atau ke dukun. Menganggap
penyakitnya guna-guna.
b. Pola nutrisi / metabolic
Adanya penurunan nafsu makan dan penurunan berat badan.
c. Pola eliminasi
Pasien dengan ca.mamae tidak mengalami gangguan eliminasi.
d. Pola aktivitas dan latihan
Pasien dengan ca.mamae akan mengalami gangguan dalam aktivitas
akibat rasa nyeri.
e. Pola tidur dan istirahat
Akan mengalami perubahan pola tidur akibat nyeri.
f. Pola kognitif-perseptual
Bagaimana pengetahuan pasien terhadap kondisi penyakitnya.
g. Pola persepsi diri / konsep diri
Pasien ca.mamae akan mengalami gangguan konsep diri seperti harga
diri rendah.
h. Pola seksual dan produksi
Akan mengalami gangguan seksualitasnya akibat nyeri dan gangguan
citra tubuh
i. Pola peran-hubungan
Adanya gangguan pola peran dan hubungan pada pasien dengan ca.
mamae
j. Pola menajemen koping stress
Pasien dengan ca.mamae akan mengalami gangguan dalam
penanganan stress, gangguan konsep diri seperti harga diri rendah.
k. Pola keyakinan-nilai
Bagaimana pasien menggunakan nilai-nilai agama
3. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : biasanya pasien ca.mamae akan mengalami gangguan
pada rambut yang rontok
b. Mata : conjungtiva anemis, sclera tidak ikterik.
c. Hidung : kelembapan mukosa hidung
d. Mulut : kelembapan bibir dan mukosa mulut
e. Leher : tidak ada pembesaran kelenjer getah bening dan vena
jugularis, tidak ada pembesaran kelenjer tiroid
f. Toraks :
 Inspeksi : pergerakan dinding dada simetris
 Palpasi : fremitus
 Perkusi : sonor
 Auskultasi : suara nafas vesikuler
g. Payudaya
Terdapat benjolan pada payudara. Adanya kelainan pada letak
putting dan bentuk putting susu.

B. DIAGNOSA
1. Nyeri akut berhubungan dengan terbentukya sel-sel abnormal dipayudara.
2. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan gangguan sirkulasi.
3. Resikoinfeksiberhubungandenganpenyakit kronis, pertahankan tubuh primer
yang tidak adekuat, ketidakadekuat pertahankan sekunder, vaksinasi tidak
adekuat.
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
suplay nutrisi ke jaringan lain.
5. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penyakit ca mammae.
C. RENCANA KEPERAWATAN
N DIAGNOSA RENCANA TINDAKAN
O KEPERAWATAN TUJUAN (NOC) INTERVENSI (NIC) RASIONAL
1 Nyeri akut Setelah diberikan 1. Kaji keluhan nyeri secara 1. Kaji keluhan nyeri merupakan
berhubungan dengan tindakan selama … x … komprehensif (PQRST). informasi untuk efektifnya
terbentukya sel-sel jam nyeri berkurang intervensi yang diberikan
2. Observasi TTV
2. mengetahui perubahan- perubahan
abnormal dipayudara. atau hilang secara
yang mungkin terjadi secara dini
bertahap.
3. Ajarkan tindakan penurunan nyeri non 3. Agar tidak terfokus pada nyeri
Kriteria hasil :
invasive relaksasi, alih perhatian, melainkan mengalihkan perhatianya
- Ekspresi wajah tidak
posisi yang nyaman sehinga nyeri dilupakan
meringis 4. Atur posisi nyaman klien 4. Posisi yang sesuai dapat
meningkatkan kenyamanan klien
- Skala nyeri dapat 5. Kolaborasi dengan dokter untuk terapi 5. Pemberian terapi dapat mengurangi
berkurang sampai (1- analgetik dan kaji efeksifitasnya
dan menghilangkan rasa nyeri untuk
2) nyeri ringan. mencegah terjadinya infeksi

0 : tidak nyeri

1-3 : nyeri ringan


4-6 : nyeri sedang

7-9 : nyeri berat


terkontrol

10 : nyeri berat tidak


terkontrol

- TTVdalambatas
normal.
2. Kerusakan integritas Setelah dilakukan 1. Anjurkan klien untuk menggunakan 1. Mencegah iritasi dan tekanan dari
jaringan berhubungan tindakan keperawatan pakaian yang longgar baju
2. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih 2. Area yang lembab dan
dengan selama … x … jam,
dan kering. terkontaminasi merupakan media
perfusijaringantergan kerusakan integritas
untuk pertumbuhan organisme
ggukarenaulkus. kulit dapat teratasi.
3. Monitor kulit adanya kemerahan. patogenik.
Kriteria Hasil :
3. Area ini meningkat resikonya
- Integritas kulit yang
untuk kerusakan dan memerlukan
baik bisa
4. Observasi luka klien. pengobatan lebih intensif.
dipertahankan 4. Mengetahui tingkat kerusakan
5. Lakukan perawatan luka dengan steril
(sensasi, elastisitas, jaringan
5. Merawat luka agar tidak terjadi
temperatur, hidrasi,
kerusakan berkelanjutan
pigmentasi)
3. Resiko infeksi Setelah dilakukan 1. Monitor tanda dan gejala infeksi 1. Mengetahui adanya gejala awal dari
berhubungan dengan tindakan keperawatan sitemik dan lokal. proses infeksi
2. Inspeksi kondisi luka / insisi bedah 2. Deteksi dini perkembangan infeksi
penyakit kronis, selama … x … jam,
memungkinkan untuk melakukan
pertahankan tubuh klien akan terbebas dari
tindakan dengan segera dan
primer yang tidak infeksi.
pencegahan komplikasi selanjutnya.
adekuat, Kriteria Hasil : 3. Ajarkan cara menghindari infeksi
3. Meningkatkan pengetahuan klien
ketidakadekuat - Menunjukkan
mengenai cara mencegah infeksi.
pertahankan kemampuan untuk
sekunder, vaksinasi mencegah timbulnya
tidak adekuat. infeksi.
- Tidak ada tanda
tanda infeksi
(merah,panas,nyeri,e
dema,fungsiolesa)
- TTV dalam batas
normal.
4. Ketidakseimbangan Setelah dilakukan 1. Pantau masukan makanan tiap hari 1. Mengidentifikasi kekuatan/
nutrisi kurang dari tindakan keperawatan defisiensi nutrisi
2. Sajikan makanan yang mudah dicerna
2. Makanan lembek dapat dengan
kebutuhan tubuh selama … x … jam,
dalam keadaan hangat dan berikan
mudah
berhubungan suplay pemenuhan nutrisi
sedikit-sedikit
nutrisi ke jaringan terpenuhi. 3. Berikan makanan yang bervariasi 3. Untuk merangsang nafsu makan
lain. Kriteria Hasil : klien
4. Kebersihan lingkungan dapat
- Nafsu makan 4. Jaga kebersihan lingkungan
meningkatkan nafsu makan
bertambah
5. Mengkonsumsi makanan sesuai
- porsi makan dapat
5. Anjurkan klien untuk menghabiskan
kebutuhan tubuh dapat menambah
dihabiskan
makanan yang di berikan
- IMT (18-22,5) energi
5. Gangguan citra tubuh Setelah dilakukan 1. Kaji secara verbal dan non verbal 1. Mengetahui penilaian klien terhadap
berhubungan dengan tindakan keperawatan respon klien terhadap tubuhnya. dirinya.Untuk mengetahui keadaan
perubahan pada selama … x … jam, klien
2. Monitor frekuensidirinya
2. Mengidentifikasi kepercayaan
bentuk tubuh karena konsep diri positif.
dirinya.
proses penyakit Kriteria Hasil :
3. Jelaskan tentang pengobatan, 3. Memberikan motivasi kepada klien
(mammaea simetrik) - Menerima diri dan
perawatan, kemajuan dan prognosis. untuk sembuh.
percaya diri 4. Dorong klien mengungkapkan 4. Mengetahui perasaan yang dialami
perasaannya. klien.
DAFTAR PUSTAKA

Mardiana, (2007). Kanker pada Wanita, Pencegahan dan Pengobatan dengan


Tanaman Obat. Jakarta : Peneber Swadaya.

NANDA – International. (2014), Diagnosis keperawatan Definisi dan Klasifikasi


2012 – 2014. Jakarta : EGC
Nugroho, T., (2007). Asuhan keperawatan maternitas, anak, bedah, penyakit
dalam. Yogyakarta : Nuha Medika.
Nurarif, H.N. dan Kusuma, H. (2013). Aplikasi Asuhan Keperawatan Diagnosa
Medis dan NANDA NIC-NOC. Mediaction Publishing. Yogyakarta.
Tapan, (2005), Kanker, Anti Oksidan dan Terapi Komplementer, Elex Media
Komputindo, Jakarta.
Wilkinson, A. (2011). BukuSaku Diagnosis Keperawatan : Diagnosis NANDA,
Intervensi NIC, KriteriaHasil NOC. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai