Rantik Susu Uts
Rantik Susu Uts
Rantik Susu Uts
Susu merupakan sekresi dari kelenjar susu binatang yang menyusui anaknya dan salah
satu sumber protein hewani yang memiliki daya cerna tinggi dan kaya akan protein,
laktosa, mineral dan vitamin
Kimia Susu merupakan suatu emulsi lemak dalam air di dalamnya terkandung
gula, garam – garam mineral dan protein dalam bentuk suspensi koloidal
- Suatu emulsi minyak dalam air dengan globular lemak yang tersebar dalam fase kontinu
pada serum;
- Suatu suspensi koloid yang terdiri dari casein micelles, globular protein dan partikel
lipoprotein;
- Suatu larutan yang terdiri dari laktosa, protein terlarut, mineral, vitamin dan komponen –
komponen lain
SNI cairan yang berasal dari ambing sapi sehat dan bersih, yang diperoleh
dengan cara pemerahan yang benar, yang kandungan alaminya tidak dikurangi atau
ditambah sesuatu apapun dan belum mendapat perlakuan apapun kecuali
pendinginan
Merupakan susu yang dihasilkan oleh suatu perusahaan peternakan sapi perah dengan syarat–
syarat tertentu.
Susu Konsumsi
Susu mentah yang dapat langsung dikonsumsi, biasanya diproduksi oleh suatu perusahaan
khusus dan langsung dijual ke konsumen.
Komposisi Susu segar SNI
Air (87%)
:
Bahan kering ( 13%) : 1) Fat ( 3-4%)
- Whole milk: skim + cream 2) SNF / bahan kering tanpa - Protein (3-4%)
lemak (9-10%): - Karbohidrat (4-5%)
- Vitamin, mineral (1-2%)
Struktur Susu
1) Lemak susu
Lemak di dalam susu terdapat dalam bentuk jutaan bola kecil berdiameter 1 –20
mikron dan rata –rata berdiameter 3 mikron
Setiap ml susu terdapat sekitar 1000 x 106 butiran lemak.
2) Protein
- Besarnya kandungan kasein sekitar 80% dan tersusun dari empat komponen protein, yaitu:
alpha(s1), alpha(s2)-caseins, ß-casein, dan kappa-casein.
- Kasein terdapat dalam bentuk casein micelles (berfungsi secara biologi membawa CaP
untuk hewan mamalia muda dalam bentuk cair dan membentuk gumpalan dalam perut agar
lebih efisien dalam membawa zat –zat nutrisi)
- Casein micelles memiliki daya larut rendah pada pH 4,6.
- Casein micelle terdiri dari protein casein, kalsium, fosfat, sitrat, minor ion, enzim lipase dan
plasmin juga serum susu. Bentuk dari misel berlubang –lubang dan berisi sekitar 4 ml/g.
Protein whey: 0,6% (protein yang dapat mengalami denaturasi oleh panas pada suhu
0
sekitar 65 C).
- Protein yang terjadi setelah proses pemisahan pada pH 4,6 adalah protein whey.
- Globular protein whey lebih mudah larut dalam air dibandingkan kasein, tetapi globular
juga terdenaturasi oleh panas.
- Protein whey memiliki daya gel yang baik dan dapat mengembang. Denaturasi protein akan
meningkatkan daya mengikat air.
- Protein whey terdiri atas ß -lactoglobulin, alpha-lactalbumin, bovine serum albumin
(BSA), dan immunoglobulins (Ig)
- Komposisi protein whey terdiri atas protein laktalbumin (10% dari total protein susu) dan
laktoglobulin.
3) Laktosa/gula susu
Laktosa adalah karbohidrat utama yang terdapat dalam susu dan merupakan disakarida yang
terdiri atas glukosa dan galaktosa serta terdapat dalam fase larutan sesungguhnya sehingga
mudah diasimilasikan sebagai makanan dengan proses hidrolisa menjadi glukosa dan
galaktosa oleh enzim laktase (β–galaktosidase).
- Laktosa dihidrolisa oleh enzim laktase akan meningkatkan kemanisan dan menekan titik
beku.
- Laktosa memiliki daya larut 20% pada suhu kamar, mudah difermentasikan oleh bakteri
asam laktat menjadi asam laktat,
- laktosa memiliki sifat mengendap atas larutan sebagai kristal yang keras sehingga perlu
dicegah pembentukannya dalam es krim dan susu kental.
- Selain laktosa, susu segar juga terdapat glukosa, galaktosa dan oligosakarida dalam jumlah
sedikit.
4) Mineral
- 22 mineral yang penting bagi kesehatan manusia terdapat dalam susu, dapat dibedakan
menjadi 3 kelompok, yaitu:
Natrium (Na), Kalium (K) dan Klor (Cl): ion –ion bebas dari Na, K dan Cl memiliki
korelasi negatif terhadap laktosa dan menjaga keseimbangan osmotis susu dengan
darah;
Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Fosfor Anorganik (P(i)) dan Sitrat: terdiri atas 2/3
Ca, 1/3 Mg, ½ P(i) dan kurang dari 1/10 sitrat dalalm bentuk koloid (tidak terdifusi)
dan terdapat dalam casein micelle;
Garam terdifusi dari Ca, Mg, Sitrat dan Fosfat: garam – garam ini sangat tergantung
pada pH dan berperan dalam keseimbangan asam –basa susu.
- Mineral yang paling banyak terdapat dlm susu: potassium (0,14%) (20% dlm bentuk abu)
5) Vitamin
- Vitamin yang terdapat dalam susu adalah vitamin yang larut dalam lemak seperti vitamin A,
D, E dan K, juga vitamin yang larut dalam air (vitamin B dan C)
- Vitamin A pada susu berasal-carotene
Kandungan per 100 g
Vitamin susu
Vitamin A 160 IU
Vitamin C 2,0 mg
Vitamin D 0,5 –4,4 IU
Vitamin E 0,08 mg
Vitamin B
Thiamine 0,035 mg
Riboflavin 0,17 mg
Niacin 0,08 mg
Pantothenic acid 0,35 –0,45 mg
Folic acid 3 –8 μ g
Biotin 0,5 μ g
Pyridoxine 0,05 –0,1 mg
Vitamin B12 0,5 μ g
6) Enzim
Lipoprotein lipase (LPL): enzim yang akan memecah lemak menjadi gliserol dan asam
lemak. Enzim ini ditemukan sebagian besar plasma dan bergabung dengan casein
micelle.
Plasmin: enzim proteolitik yang akan memecah protein. Plasmin akan menyerang β-
casein dan alpha (s2)-casein. Enzim ini sangat stabil terhadap panas dan bertanggung
jawab dalam menimbulkan rasa pahit dalam susu pasteurisasi dan susu UHT. Enzim
ini juga dapat berperan dalam proses pematangan dan pembentukan citarasa keju
tertentu seperti keju Swiss;
Alkalin fosfatase: enzim ini dapat memecah ester asam fosfat menjadi asam fosfat dan
alkohol. enzim ini memiliki pH optimum yaitu 9,8. Enzim ini dapat rusak oleh suhu
minimum pasteurisasi, uji fosfatase dapat dilakukan untuk menguji benar atau
tidaknya proses pasteurisasi susu.
enzim yang terdapat di dalam susu berasal dari tiga sumber utama, yaitu :
Keadaan Susu
1. Uji Warna,
susu normal berwarna putih susu
warna biru (bercampur dengan air)
warna kuning (mengandung carotene (pro-vitamin A))
warna merah (mungkin mengandung darah)
2. Uji Bau
susu yang normal bau susu
bau busuk (berarti terkena mastitis)
bau masam (berarti susu telah membusuk)
bau silage (bau lobak dll berarti tercemar bau makanan yang dimakan sapi)
3. Uji Rasa
rasa susu yang normal agak manis
rasa asam, ada kuman asam susu
rasa pahit, ada kuman pembentuk pepton
rasa lobak, ada kuman coli
rasa sabun, ada kuman laktis
BAB 3
Sifat Fisik
-warna -konduktivitas elektrik
-cita rasa -panas jenis
-viskositas
-densitas dan grafitasi (BJ) -titik beku
-tegangan permukaan -titik didih
-refraktivitas -foaming
Warna
Menggambarkan kualitas susu, warna putih menandakan kemampuan merefleksikan cahaya.
Pemberi warna pada susu adalah karoten dan xanthophyll. Keduanya memberikan warna
golden yellow pada susu.
Cita rasa
Sedikit manis (laktosa) dan sedikit garam (klorida). Rasa manis Laktosa seimbang dengan
rasa asin klorida, keduanya dimoderasi oleh protein. Rasa dikaitkan dengan keberadaan
lakton, metilketon, aldehida, dimetil sulfide pada susu.
Rasa tidak enak> keseimbangan terganggu> M.O, kondisi pemrosesan, reaksi kimia dan
biokimia.
Viskositas
Susu murni dan susu skim menampilkan viskositas 2,0-2,1 dan 1,5-1,8 cP (atau mPa / detik).
Whey memiliki viskositas 1,2 cP. Dari sudut pandang organoleptik, viskositas berkontribusi
terhadap pelepasan rasa mulut dan rasa. Misel kasein dari susu berkontribusi lebih banyak
terhadap viskositas susu daripada komponen lainnya. Peningkatan suhu menyebabkan
penurunan viskositas yang nyata.
Tegangan permukaan
Menyebabkan pengurangan luas permukaan, sifat karakteristik cairan. Sifat permukaan
terlibat dalam fenomena adsorpsi dan pembentukan serta stabilitas emulsi. Tegangan
permukaan susu murni biasanya sekitar 50-52 mN/m (atau dyn/cm) pada 20oC. Tegangan
permukaan susu skim adalah 55-60 mN/m, untuk krim sekitar 46-47 mN/m.
Refraktivitas
Sifat fisik suatu zat yang berkaitan dengan bagaimana cahaya dibiaskan dari bahan.
Pembiasan cahaya oleh suatu larutan adalah fungsi dari konsentrasi molekuler zat terlarut
dalam larutan. Komponen susu yang berkontribusi pada indeks biasnya dalam urutan
kepentingan yang menurun adalah air, protein, laktosa, dan konstituen minor. Indeks bias
susu pada 20 ° C adalah 1,3440-1,3485.
Konduktivitas elektrik
Arus mengalir melalui susu berdasarkan aktivitas konstituen mineral ioniknya, di mana ion
klorida membawa 60-68% arus. Konduktivitas susu adalah dasar dari proses ohmik baru
untuk mensterilkan susu. Efek fermentasi> meningkatkan konduktivitas
Panas jenis
Jumlah kalori yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 g zat hingga 1 derajat C. Whey susah
dinaikkan panas jenisnya. Panas jenis lemak kecil. Nilai untuk susu murni, susu skim, krim
40%, mentega, dan whey pada 15 ° C adalah 0,93, 0,95, 0,68, 0,53, dan 0,97 BTU / lb.
Titik beku
itik beku susu memiliki kisaran yang relatif sempit (dari –0.520 hingga –0.560 ° C, rata-rata
menjadi –0.540 ° C). Penambahan air meningkatkan titik beku. Laktosa dan klorida adalah
konstituen susu utama yang bertanggung jawab atas 70-80% dari keseluruhan depresi pada
titik beku susu.
Titik didih
Titik didih susu adalah 100,17 ° C. Peningkatan titik didih didasarkan pada prinsip yang sama
dengan depresi titik beku.
Foaming
Pembentukan busa stabil tergantung pada dua faktor utama.
- Pertama, penurunan tegangan permukaan memungkinkan pengumpulan dan
penyebaran komponen permukaan aktif menjadi lapisan tipis
- Kedua, film harus cukup elastis dan stabil untuk mencegah koalesensi sel gas.
Karenanya, busa stabil terbentuk ketika tegangan permukaan cairan tidak cukup
besar untuk menarik film dari sel-sel gas dan ketika zat stabilisasi memiliki
viskositas internal yang besar.
Busa susu minimal 30–35 ° C. Pada 60 ° C, volume busa tidak tergantung pada kandungan
lemak. Di bawah 20 ° C dan di atas 30 ° C, kecenderungan berbusa tampaknya meningkat.
Lemak cenderung menstabilkan busa yang terbentuk di bawah 20 ° C, misalnya, selama
pengadukan. Susu skim menghasilkan busa yang sedikit lebih stabil di atas 30 ° C daripada
susu murni atau krim ringan.
Sifat kimia
Keasaman
pH
Buffer
Potensial redoks
Keasaman
Ketika susu segar normal dititrasi dengan larutan alkali menggunakan fenolftalein sebagai
indikator, susu tampak asam meskipun susu segar tidak mengandung asam apa pun. Sifat
asam dari susu segar ini disebabkan oleh adanya fosfat, protein, sitrat dan karbondioksida
terlarut. Keasaman ini dalam susu disebut keasaman alami. Keasaman alami dalam susu
dapat berkisar dari 0,13 hingga 0,21 persen.
pH
Susu segar normal memiliki konsentrasi ion hidrogen sekitar pH 6,5 hingga 6,7, yang
menunjukkan bahwa susu tersebut sedikit bersifat asam. Jika hewan tersebut menderita
penyakit ambing terutama mastitis, maka susu yang diperoleh dari hewan tersebut mungkin
memiliki pH di atas 7 yang menunjukkan bahwa ia bersifat basa. Sampel susu seperti itu akan
memiliki bau, rasa, dan stabilitas panas yang buruk. Jika nilai pH kurang dari 6,6 maka itu
dianggap ditambahkan dengan kolostrum atau kerusakan bakteri telah terjadi dalam susu.
Buffer
Komposisi tertentu yaitu. karbondi-oksida, protein, fosfat, sitrat dan sejumlah konstituen
minor bertanggung jawab atas kapasitas buffering susu.
Potensial redoks
Faktor-faktor tertentu seperti perlakuan panas, aktivitas bakteri dan kontaminasi dengan trace
metal, khususnya dengan tembaga, mempengaruhi potensial redoks susu. Uji reduksi metilen
biru susu didasarkan pada oksigen yang tersedia oleh mikroorganisme. Dengan tes ini kita
dapat menguji pengaruh logam yang digunakan dalam industri susu dan juga tingkat aktivitas
mikroba.
BAB 4
1. penerimaan susu
2. Seleksi (quality control)
3. Good Farming Practices
1. peternakan
2. Koperasi pengumpul susu
3. industri pengolahan susu
4. ketika pengoahan
Pemalsuan Susu
Food safety
Penanganan, penyimpanan, dan penyiapan makanan untuk mrncegah infeksi dan memastikan
nutrisinya terjaga. Kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan
cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan
kesehatan manusia (UU RI No. 7 Tahun 1996 tentang Pangan)
Pengertian NKV
• NKV Nomor Kontrol Veteriner, sertifikat sebagai bukti tertulis yang sah telah dipenuhinya
persyaratan higiene sanitasi sebagai kelayakan dasar jaminan keamanan pangan asal hewan
pada unit usaha pangan asal hewan
• Tujuan untuk menjamin pangan asal hewan yang aman, sehat, utuh, dan halal (untuk
pangan asal babi tanpa halal)
7 Prinsip HACCP
1. Mengidentifikasi potensi bahaya
2. Menentukan titik atau tahapan operasional yang dapat dikendalikan untuk meminimalkan
bahaya (CCP)
3. Menetapkan batas kritis yang harus dicapai untuk menjamin bahwa CCP berada dalam
kendali
4. Menetapkan sistem monitoring
5. Menetapkan tindakan perbaikan bila hasil monitoring menunjukkan bahwa CCP tertentu
tidak terkendali
6. Menetapkan prosedur verifikasi untuk keperluan penyesuaian
7. Menjalankan sistem dokumentasi tentang HACCP
Pengolahan susu
1. Pemanasan
2. Menurunkan suhu
Co: Eskrim
Tujuan
1 Memperpanjang umur simpan
2 Meningkatkan nilai (gizi, ekonomis,dll)
3 Menimbulkan cita rasa unik , co: susu fermentasi
4 Menginaktifkan enzim-enzim yang merusak susu (protiolitik, pateolitik)
Sejarah
1. Pasteurisasi: oleh Louis Pasteur
2. Sterilisasi
3. Pra Pasteurisasi => suhu < susu pasteurisasi. Hanya untuk inaktivasi enzim dan tidak
membunuh mikroorganisme
4. Tyndalisasi => menyucihamakan , tidak ada mikroba patogen
Sterilisasi : Pemanasan diatas suhu titik didih suhu (100,15-100,21ºC). Bertujuan membunuh
seluruh mikroorganisme
PASTEURISASI STERILISASI
Pemanasan <100,15-100,21ºC Pemanasan >100,15-100,21ºC
Membunuh mikroorganisme patogen Membunuh seluruh mikroorganisme
Menginaktifasi enzim Food safety sangat bagus (kemampuan
membunuh mikroorganisme 1012
Umur simpan singkat (3-7 hari) Umur simpan lebih lama
=> karena hanya menurunkan 1log Mikroba => khusus tetra pack (6bulan-1tahun)
patogen
=> disimpan pada suhu ≤4ºC/>60 ºC
Proses murah Proses lebih mahal
Protein mulai terdenaturasi Protein nutrisi tidak berkurang
=> protein tidak banyak berkurang, dan => kegunaan pada tubuh berkurang karena
masih bermanfaat untuk tubuh proteinnya tidak aktif
Alat : Pasteurizer Alat: Heat Exchanger
Jenis : Jenis:
1. LTLT (63-65 ºC , 30 mnt) 1. steril (>100 ºC waktu bebas)
2. HTST (72C, 15 ºC dtk) 2. UHT (>100 ºC beberapa detik)
3. Yoghurt (80-90 ºC, 30 mnt) 3. Ultra Pasteurisasi (>100 ºC)
4. Cream (80-85 ºC, 15 mnt)
Organoleptik lebih baik Organoleptik lebih jelek
Karena warna masih putih dan kekuningan Karena warna berubah cenderung kecoklatan
Cita rasa tidak berubah Cita rasa berubah
Aroma susu segar Aroma karamel
BAB 7
Matematika Susu
Digunakan untuk perhitungan resep formula untuk produk olahan susu. Misalnya es krim,
yogurt, kefir, dan frozen diary dessert.
Laju perhitungan
E Produk
1. SNF
SNF dalam SM 9 97 – 14,5 = 82,5
14,5
2. Lemak
Lemak dalam SM 0,1 50 – 14,5 = 48,5
14,5
Jumlah skimmed milk yang dibutuhkan = 48,5 x 500 / 49,9 = 485,97 liter
Jumlah cream yang dibutuhkan = 1,4 x 500 / 49,9 = 14,03 liter