Kimia Universitas - Asas Dan Struktur Jilid 1 - James E. Brady Alih Bahasa - Aloysius Hadyana Pudjaatmaka, Suminar Achmadi

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 9

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar belakang


Dewasa ini, berbagai jenis bahan kimia sering digunakan dalam
kehidupan sehari-hari maupun dalam industri. NaOH dan klor merupakan
salah satu industri kimia yang paling penting. Industri NaOH sering kali
disebut industri klor alkali. Industri ini selain menghasilkan NaOH juga
menghasilkan klor (Cl2) sebagai produk utamanya. Kebutuhan NaOH di
Indonesia dewasa ini terus meningkat terutama digunakan untuk industri pulp
dan kertas, tekstil, deterjen dan sabun. Kebutuhan NaOH di Indonesia pada
saat ini masih ditunjang dengan impor dari luar negeri (BPS, 2015) padahal
Indonesia kaya NaCl yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam
pembuatan NaOH dengan proses elektrolisis.
Proses klor-alkali merupakan proses elektrolisis yang berperan penting
dalam industri manufaktur dan pemurnian zat kimia. Produk yang dihasilkan
dari industri klor-alkali adalah Cl2, H2, serta NaOH sebagai hasil dari
elektolisis larutan NaCl. Teknologi ini dipilih karena bahan baku garam
relatif murah, kemurnian produk tinggi, serta tekanan dan temperaturnya
rendah. Jika klor dan NaOH yang diinginkan sebagai produk akhir, rancangan
sel elektrolisis harus dibuat sedemikian rupa, sehingga kedua bahan itu tidak
dapat bercampur. Tiga macam proses elektrolisis yang banyak dipergunakan
dalam industri klor-alkali adalah proses elektrolisis dengan sel diafragma, sel
membran, dan sel merkuri.
I.2 Sifat-Sifat Bahan Baku dan Produk
I.2.1 Garam Industri
Garam merupakan merupakan komoditi terbesar di Indonesia. Garam
adalah salah satu kebutuhan yang merupakan pelengkap dari kebutuhan
pangan dan merupakan sumber elektrolit bagi tubuh manusia. Garam seperti
yang kita kenal dapat didefinisikan sebagai suatu kumpulan kimia yang
bagian utamanya adalah natrium klorida (NaCl) dengan zat-zat pengotor yang
terdiri dari CaSO4, MgCl2, CaCl2 dan pengotor-pengotor lainnya yang

PRARENCANA PABRIK NaOH DARI GARAM INDUSTRI


BAB I PENDAHULUAN I-2

terdapat pada garam tersebut (Marihati dan Muryati, 2008). Garam dibagi
menjadi dua jenis yaitu garam konsumsi dan garam industri, perbedaan
kedua garam tersebut terletak pada kadar NaCl-nya dan spesifikasi mutu.
Garam industri umumnya digunakan dalam industri perminyakan,
metalurgi, tekstil, penyamakan kulit, pengolahan air, industri pembuatan
natrium sulfat (Na2SO4), dan sebagai bahan baku utama dalam industri
pembuatan natrium hidroksida (NaOH). Komposisi garam dari berbagai jenis
dapat dilihat pada tabel I.1
Tabel I.1 Komposisi Garam (Departemen Perindustrian dan Perdagangan
Republik Indonesia, 2002)
Garam Rakyat Garam Industri Garam Farmasi
Komponen
(LIPI) (SII) (Farmakope)
NaCl 85-95% > 98,5% > 99,5%
Ca2+ 0,1% < 0,1%
< 0,005%
Mg2+ 0,3-0,8% < 0,06%
SO42- 0,5-1,2% < 0,2% < 0,015%
H2O < 8,5 < 1,14% < 0,48 %

Tabel I.2 Sifat Fisik Natrium Klorida Murni (Othmer, 1969)


Parameter
Berat molekul 58,44 g/mol
Bentuk kristal kubik
Warna tidak berwarna-putih
Densitas 2,165 g/mL
Titik leleh 801 oC
Titik didih 1413 oC
Kapasitas panas 0,853 J/g.oC
Panas peleburan 517,1 J/g
Panas pelarutan, 1 kg H2O, 25 oC 3,757 kJ/mol
o
Kelembaban kritik pada 20 C 75,3 %

PRARENCANA PABRIK NaOH DARI GARAM INDUSTRI


BAB I PENDAHULUAN I-3

I.2.2 Sifat-sifat HCl


Asam klorida merupakan asam kuat, tak berwarna, kadang-kadang
berwarna kuning pucat, sangat krosif, larut dalam air, alkohol dan benzene
(Lewis, 1993).
Sifat-sifat fisik HCl adalah:
1. Berat molekul : 36,461 g/mol
2. Tak berwarna atau kuning pucat
3. Densitas larutan HCl pada 25oC adalah 1,18 g/mL
4. Titik leleh : 114,4 oC
5. Titik didih : -85oC
6. Entalpi pembentukan : 1970 J/gmol
7. Entropi pembentukan : 12,54 J/gmol
8. Entalpi penguapan pada -85oC : 16,15 KJ/gmol
9. Kapasitas panas pada 20oC dengan konsentrasi berat 10 % adalah 3,47
kJ/kg.K
10. Viskositas pada 20oC dengan konsentrasi berat 10 % adalah sebesar 1,16
mPa.s
(Lewis, 1993)
I.2.3 NaOH
Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau
sodium hidroksida yang merupakan jenis basa logam kaustik. Natrium
hidroksida murni berbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk pelet,
serpihan, butiran ataupun larutan jenuh 50%. Natrium hidroksida sangat larut
dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilarutkan. Natrium hidroksida
juga larut dalam etanol dan metanol, walaupun kelarutan NaOH dalam kedua
cairan ini lebih kecil daripada kelarutan KOH (Kirk & Othmer, 1981). Adapun
sifat–sifat fisika natrium hidroksida (NaOH) ditunjukkan pada tabel I.3

PRARENCANA PABRIK NaOH DARI GARAM INDUSTRI


BAB I PENDAHULUAN I-4

Tabel I.3 Sifat Fisika Natrium Hidroksida (NaOH) (Perry, 1984)


Karakteristik Nilai
Berat molekul 40 g/mol
Titik leleh 323°C
Titik didih 1390 °C
Temperatur Kritis 2546,85 °C
Tekanan kritis 249,998 atm
Kapasitas Panas -36,56 Kkal/kg.°C
Densitas 1090,41 kg/m3
Panas Pembentukan -47,234 Kkal/kmol
Wujud padat, kristal higroskopis
Warna putih

NaOH merupakan zat berwarna putih dan rapuh dengan cepat dapat
mengabsorbsi uap air dan CO2 dari udara, kristal NaOH berserat membentuk
anyaman. NaOH mudah larut dalam air, jika kontak dengan udara akan
mencair dan jika dibakar akan meleleh (Kirk & Othmer, 1981).
I.2.4 Sifat-Sifat Cl2
Klorin merupakan gas beracun, larut dalam air dingin, kelarutannya
dalam larutan garam menurun seiring dengan bertambahnya konsentrasi garam
dan suhu, lebih larut dalam asam klorida daripada di dalam air dan
kelarutannya bertambah seiring dengan bertambahnya konsentrasi asam. Gas
klor dapat di kompres menjadi liquid pada suhu 15oC dengan tekanan 5,7 atm
atau pada suhu -34,05oC pada tekanan atmosfer. (Keyes, 1993)
Sifat-sifat fisik Cl2 disajikan pada tabel I.4

PRARENCANA PABRIK NaOH DARI GARAM INDUSTRI


BAB I PENDAHULUAN I-5

Tabel I.4 Sifat Fisika Cl2 (Keyes, 1993)


Karakteristik Nilai
Berat molekul 70,906 g/mol
Titik leleh -100,98 °C
Titik didih -34,05 °C
Temperatur kritis 144oC
Tekanan kritis 7,71083 MPa
Densitas kritis 565 kg/cm3
Volume kritis 0,0017699 L/g
Wujud gas
Warna kuning atau kuning kehijauan

I.3 Kegunaan dan Keunggulan Produk


I.3.1 Soda Kaustik (NaOH)
Natrium hidroksida (NaOH) banyak digunakan di industri-industri,
terutama sebagai bahan kimia dasar dalam pembuatan pulp dan kertas, tekstil,
air minum, sabun dan deterjen.
1. Industri Pulp dan Kertas
Industri pulp dan kertas merupakan salah satu pengguna terbesar produk
NaOH di seluruh dunia, dimana NaOH digunakan sebagai bahan baku
dalam proses pulping dan bleaching. NaOH juga digunakan dalam proses
daur ulang kertas bekas, yaitu dalam proses “de-inking” kertas bekas,
disamping juga banyak digunakan dalam proses pengolahan air.
2. Industri Tekstil
Dalam industri tekstil, NaOH digunakan dalam pemrosesan kapas dan
proses pewarnaan serat sintetik seperti nilon dan polyester.
3. Industri Sabun dan Detergen
Dalam industri sabun dan deterjen, NaOH digunakan dalam reaksi
saponifikasi, yaitu reaksi konversi minyak nabati menjadi sabun. NaOH
juga digunakan dalam pembuatan surfaktan anionik yang merupakan
komponen penting dalam produk deterjen maupun produk pembersih.

PRARENCANA PABRIK NaOH DARI GARAM INDUSTRI


BAB I PENDAHULUAN I-6

4. Industri Minyak dan Gas Bumi


Industri minyak dan gas bumi (migas) memanfaatkan kaustic soda dalam
tahap eksplorasi, produksi maupun pemrosesan minyak dan gas alam,
dimana NaOH digunakan untuk menghilangkan bau yang berasal dari
hidrogen sulfida (H2S) maupun mercaptan.
5. Proses Produksi Aluminium
Dalam proses produksi aluminium, NaOH digunakan untuk melarutkan
bijih bauksit yang merupakan bahan baku dalam produksi aluminium.
6. Industri Kimia
Dalam industri kimia, NaOH digunakan sebagai bahan baku atau bahan
kimia proses yang menghasilkan berbagai produk kimia hilir, seperti bahan
plastik, obat-obatan, pelarut, kain sintetik, adesif, zat pewarna, cat, tinta,
dan lain-lain. NaOH juga digunakan secara luas untuk menetralisasi limbah
yang bersifat asam dan juga untuk menyerap komponen dalam gas buang
yang bersifat asam.
(Asahimas Chemical, 2010).
Keunggulan produk NaOH yang dihasilkan adalah menggunakan bahan
baku garam industri. Garam industri mempunyai kemurnian NaCl yang tinggi
yaitu ± 98,5% dimana pengotor-pengotor seperti CaS04, MgCl2, CaCl2
persentasenya sangat kecil. Dengan kecilnya persentase pengotor-pengotor di
dalam garam industri, maka produk NaOH yang dihasilkan akan mempunyai
kemurnian yang tinggi sehingga daya minat konsumen terhadap produk akan
lebih besar.
I.3.2 Klorin (Cl2)
Klorin (Cl2) digunakan sebagai alat pemutih pada industri kertas, pulp
dan tekstil. Digunakan untuk manufaktur, pestisida dan herbisida, misalnya
DDT, untuk alat pendingin, obat farmasi, vinyl (pipa PVC), plastik,
disinfektan air dalam proses pembuatan air minum. Supaya bisa dipakai,
klorin sering dikombinasikan dengan senyawa organik yang biasanya
menghasilkan organoklorin. Organoklorin itu sendiri adalah senyawa kimia
yang beracun dan berbahaya bagi kehidupan karena dapat terkontaminasi dan
persisten di dalam tubuh makhluk hidup. Klorin dalam bentuk asam klorida

PRARENCANA PABRIK NaOH DARI GARAM INDUSTRI


BAB I PENDAHULUAN I-7

(HCl) digunakan pada industri logam sebagai bahan baku ekstraksi. Unsur
halogen klorin dalam kalium klorida (KCl) digunakan sebagai pupuk
tanaman (MacDougall, 1994).
I.3.3 Hidrogen (H2)
Sejumlah besar H2 diperlukan dalam industri petrokimia dan kimia.
Penggunaan terbesar H2 adalah untuk memproses bahan bakar fosil dan
dalam pembuatan ammonia. Konsumen utama dari H2 di kilang petrokimia
meliputi hidrodealkilasi, hidrodesulfurisasi, dan penghidropecahan
(hydrocracking). H2 digunakan sebagai bahan hidrogenasi, terutama dalam
peningkatan kejenuhan dalam lemak tak jenuh dan minyak nabati (ditemukan
di margarin), dan dalam produksi metanol. Ia juga merupakan sumber
hidrogen pada pembuatan asam klorida. H2 juga digunakan sebagai reduktor
pada bijih logam (Chemistry Operation, 2003).
I.4 Kapasitas dan Bahan Baku
I.4.1 Kapasitas Produksi
Produk NaOH yang dihasilkan sangat bermanfaat dan dibutuhkan oleh
masyarakat Indonesia khususnya di bidang industri karena banyak digunakan
sebagai bahan baku maupun bahan tambahan. Kapasitas produksi pabrik
pembuatan NaOH dari garam industri ditentukan dengan cara meninjau data
impor NaOH di Indonesia.

I.4.1.1 Impor NaOH


Kebutuhan NaOH di Indonesia saat ini masih didominasi oleh pasokan
impor dari negara lain. Adapun data impor NaOH dari tahun 2010-2014
disajikan Pada Tabel I.5
Tabel I.5 Jumlah Impor NaOH (solid) Tahun 2010-2014 (BPS, 2015)
Tahun Jumlah Impor NaOH (ton)
2010 16.723,94
2011 17.902,61
2012 24.733,04
2013 27.734,22
2014 36.686,07

PRARENCANA PABRIK NaOH DARI GARAM INDUSTRI


BAB I PENDAHULUAN I-8

Data impor NaOH di Indonesia dari tahun 2010-2014 dapat disajikan dalam Gambar
I.1 berikut ini.

40000
y = 4975.6x - 1E+07
35000
R² = 0.9425
30000

25000
Jumlah Impor (ton)
20000

15000 Linear (Jumlah


Impor (ton))
10000

5000

0
2010 2011 2012 2013 2014

Gambar I.1 Jumlah Impor NaOH tahun 2010-2014


Dengan menggunakan persamaan regresi linear, jumlah impor NaOH tahun 2020
dapat dicari dengan cara :

Y = a + bX

= (-1 x 107) + (4975,6 × 2020)


Y = 50.712 ton

Keterangan:
Y = jumlah (ton)
X = tahun
I.4.1.2 Perhitungan Kapasitas Produksi
Perkiraan impor NaOH pada tahun 2020 yaitu sebesar 50.712 ton. Penentuan
kapasitas produksi dari pabrik NaOH ini didasarkan pada data impor NaOH tersebut.
Hal ini dimaksudkan untuk menekan adanya impor NaOH. Pabrik diperkirakan
mampu memenuhi 10 % dari impor.
Kapasitas Produksi = 10 % × impor NaOH pada tahun 2020
= 0,1 x 50.712 ton/tahun
= 5.071,2 ton/tahun

PRARENCANA PABRIK NaOH DARI GARAM INDUSTRI


BAB I PENDAHULUAN I-9

= 5.071,2 ton/tahun x 1 tahun/330 hari


= 15 ton/hari = 15.000 kg/hari = 4900 ton/tahun

I.4.2 Ketersediaan Bahan Baku


Ketersediaan bahan baku garam industri di Indonesia saat ini masih
sangat minim, hal ini dikarenakan minimnya perusahaan yang memproduksi
garam industri tersebut. Adapun perusahaan yang memproduksi garam
industri di Indonesia yakni, PT. Garam (Persero). Untuk mengatasi hal ini,
Indonesia kebanyakan masih mengimpor garam industri. Berikut data jumlah
ketersediaan garam industri disajikan pada tabel I.6
Tabel I.6 Ketersediaan Garam Industri di Indonesia Tahun 2010-2014 (BPS,
2015)
Jumlah Ketersediaan Garam
Industri (ton)
Tahun Total (ton)
PT. Garam Impor
Persero
2010 121.140 1.733.952 1.855.092
2011 156.713 1.691.446 1.848.159
2012 307.348 1.819.771 2.127.119
2013 156.829 1.743.458 1.900.287
2014 315.000 1.778.444 2.093.444

Perhitungan garam industri yang dibutuhkan untuk memproduksi NaOH sebanyak


15.000 kg/hari adalah sebagai berikut.
Bahan baku (garam industri) NaOH
1.000 kg/hari 555 kg/hari
X 15.000 kg/hari
diperoleh nilai X = 27.000 kg/hari
Nilai X diperoleh dari = (15.000 / 555) x (1.000)
= 27.000

PRARENCANA PABRIK NaOH DARI GARAM INDUSTRI

Anda mungkin juga menyukai