Panduan Telaah Resep
Panduan Telaah Resep
Panduan Telaah Resep
TELAAH RESEP
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SEKADAU
Jl. Merdeka Timur Km. 6 Kode Pos 78582
Telp. (0564) – 41186 – 41159 Fax. (0564) 41157
Email : [email protected]
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keamanan penggunaan obat merupakan hal yang perlu diperhatikan
oleh setiap orang yang terlibat dalam pelayanan dan perawatan pasien di
rumah sakit. Keaneka ragaman obat – obatan, meningkatnya jumlah dan
jenis obat yang ditulis dokter untuk setiap pasien dan meningkatnya jumlah
pasien di rumah sakit mengharuskan agar tercipta suatu system pelayanan
kesehatan yang aman .
Instalasi farmasi merupakan salah satu sarana rumah sakit yang
berfungsi memberikan pelayanan kesehatan dan informasi kepada pasien.
Resep yang masuk ke instalasi farmasi melalui beberapa alur pelayanan
sampai akhirnya penyerahan obat kepada pasien, apabila terjadi kesalahan
dalam suatu komponen pelayanan dapat secara berantai menyebabkan
kesalahan pada komponen berikutnya.
Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi dan dokter
hewan kepada apoteker untuk membuatkan obat dalam bentuk sediaan
tertentu dan menyerahkan kepada penderita atau pasien. Resep merupakan
sarana komunikasi profesional antara dokter, apoteker dan pasien. Penulisan
resep dibuat lengkap dan jelas agar obatnya bisa dibuat atau dilayani oleh
farmasi di instalasi farmasi RSUD Sekadau.
Sebelum dilayani, resep harus ditelaah dulu oleh apoteker atau asisten
apoteker yang memiliki kompetensi. Telaah resep ini dilakukan untuk
mencegah terjadinya kelalaian pencantuman informasi, penulisan resep yang
tepat, duplikasi terapi, dan interaksi obat. Selain itu telaah resep harus
dilakukan dari berbagai aspek. Untuk menjamin keselamatan pasien.
Beberapa faktor yang perlu ditingkatkan adalah keamanan pengobatan
dimulai dari penulisan resep yang rasional, penyiapan obat sampai obat
dikonsumsi oleh pasien. Maka dari itu dilakukanlah telaah resep yang
merupakan hal penting dalam menjamin keselamatan pasien.
B. TUJUAN
Telaah resep obat memiliki tujuan untuk mencegah terjadinya kelalaian
pencantuman informasi, penulisan resep yang buruk dan penulisan resep
yang tidak tepat, sehingga pasien terhindar dari efek yang tidak diharapkan
dari efek duplikasi obat, efek interaksi obat dan efek alergi obat.
C. PENGERTIAN
1. Telaah resep adalah suatu pengkajian resep yang dilakukan oleh
apoteker atau asisten apoteker yang memiliki kompetensi meliputi
persyaratan administratif, persyaratan farmasi dan pelayanan klinis
pada resep untuk mencegah terjadinya kelalaian pencantuman
informasi, duplikasi pengobatan dan interaksi obat.
2. Persyaratan telaah resep
a. Nama pasien
b. Nama obat
c. Frekuensi dan rute pemberian kurang jelas
d. Terdapat duplikasi obat
e. Ada riwayat alergi obat yang diresepkan
f. Terdapat interaksi dari obat – obat dalam resep dan atau
obat – obat yang sedang dikonsumsi oleh pasien (untuk pasien
rawat inap)
g. Tidak ada berat badan pasien untuk pasien anak – anak
h. Obat yang diminta tidak ada dalam stok rumah sakit.
BAB II
TATA LAKSANA
A. PELAKSANAAN
1. Telaah resep di Rumah Sakit RSUD Sekadau dilakukan terhadap
semua resep obat yang ditulis dokter yang disiapkan baik untuk pasien
rawat jalan maupun pasien rawat inap.
2. Telaah resep dilakukan oleh apoteker atau asisten apoteker yang
berkompeten (memiliki surat ijin kerja dan telah bekerja minimal 1
tahun).
3. Telaah resep dilakukan dengan mengisi form telaah resep yang
berisi
a. Kejelasan tulisan resep
b. Tepat obat
c. Tepat dosis
d. Tepat rute
e. Tepat waktu
f. Duplikasi
g. Alergi
h. Interaksi obat
i. Berat badan pasien
j. Kontra indikasi lainnya
4. Telaah obat yang berisi :
a. Obat dengan resep / pesanan
b. Jumlah / dosis dengan resep / pesanan
c. Rute dengan resp / pesanan
d. Waktu dan frekuensi pemberian dengan resep / pesanan
5. Jenis obat, rute pemberian, frekuensi, dosis obat
Untuk mengecek kelengkapan resep dimana resep dicek untuk jenis
obat yang diminta, frekuensi pemberian obat (berapa kali sehari), rute
penggunaan obat (oral/ per rectal/ per vag / tetes / intravena dll), dan
dosis pemakaian obat. Bila semua variable ada maka diberi cek list
pada kolom “ADA“ pada stempel, bila tidak lengkap maka harus
konfirmasi ke dokter.
5.1. Duplikasi obat
Untuk mngecek ada tidaknya penggunaan obat yang memiliki
efek terapi dan indikasi yang sama dalam satu masa terapi. Bila
tidak terdapat duplikasi diberikan cek list pada kolom “TIDAK“.
5.2. Alergi obat
Status alergi pasien bias dilihat pada lembar resep pasien. Bila
pada resep tidak ada status alergi maka diberikan cek list pada
kolom “ TIDAK “.
5.3. Interaksi obat
Interaksi obat dapat diketahui melalui program software yang
dimiliki Rumah Sakit. Telaah interaksi obat dilaksanakan
dengan memasukkan nama obat yang akan diketahui
interaksinya, maka akan muncul interasi obat yang terjadi.
Bila terjadi interaksi obat maka dilakukan melalui tatalaksana
sebagai berikut :
5.3.1. Menghindari kombinasi obat yang
berinteraksi dengan resiko obat lebih besar daripada
manfaat yang diberikan,maka harus
mempertimbangkan obat pengganti.
5.3.2. Penyesuaian dosis, jika interaksi obat
meningkatkan atau mengurangi efek obat, maka perlu
melakukan modifikasi dosis salah satu atau kedua obat
untuk mengimbangi atau menurunkan efek obat
tersebut.
5.3.3. Memantau pasien, jika hal ini dianggap
relevan dan praktis. Pemantauannya berupa :
a. Pemantauan klinis untuk menemukan efek
yang tidak diinginkan.
b. Pengukuran kadar obat dalam darah bila da
pertimbangan interaksi potensial yang berbahaya.
c. Pengukuran indicator interaksi.
5.4. Melanjutkan pengobatan seperti sebelumnya bila interaksi
obat tidak bermakna klinis dan jika kombinasi obat yang
berinteraksi tersebut merupakan pengobatan yang optimal,
pengobatan pasien dapat diteruskan.
5.5. Bila ditemukan interaksi pada penulisan resep, farmasi
melakukan konfirmasi pada dokter dan menginformasikan
interaksi yang terjadi. Farmasi memberikan alternative
penggunaan obat (perubahan aturan minum atau penggantian
obat), dan dokter memutuskan terapi yang sesuai.
5.6. Berat badan
Berat badan pasien terutama berat badan pada pasien anak –
anak harus dicantumkan, bila tidak dicantumkan hubungi dokter
penulis resep.
5.7. Ketersediaan obat
Bila obat tidak tersedia di stok rumah sakit, farmasi
menginformasikan pada dokter untuk memberitahukan substitusi
obat sesuai standart obat rumah sakit yang berlaku. Bila dokter
tetap menghendaki obat tersebut selama obat masih dalam
standart obat Rumah Sakit, farmasi menghubungi apotek
rekanan untuk pengadaan obat.
B. PENCATATAN
1. Pencatatan dilakukan untuk interaksi yang terjadi dalam peresepan
pasien
2. Dilakukan pencatatan setiap kali terdapat interaksi obat beserta
tindak lanjut yang dilakukan
3. Pelaporan setiap satu bulan sekali pada panitia farmasi dan terapi.
C. ANALISA
Analisa dilakukan satu tahun sekali.
BAB III
DOKUMENTASI