Leukhemia Dan Gangguan Rhesus
Leukhemia Dan Gangguan Rhesus
Leukhemia Dan Gangguan Rhesus
A. Pendahuluan
1. Leukhemia
Leukemia atau kanker darah adalah penyakit neoplastik yang beragam,
ditandai oleh produksi secara tak normal (transformasi maligna) dari sel-sel
pembentuk darah di sumsum tulang dan jaringan limfoid. Sel-sel normal di dalam
sumsum tulang belakang digantikan oleh sel abnormal. Sel abnormal ini keluar dari
sumsum dan dapat dijumpai di dalam darah perifer atau sel darah tepi. Sel leukemia
sangat mempengaruhi pembentukan sel darah normal (hematopoiesis) dan imunitas
tubuh penderita (Yayan, 2010).
Kasus Leukemia banyak terjadi pada kelompok usia anak kurang dari 15
tahun. Jenis leukemia yang terjadi pada kelompok usia anak adalah Leukemia
Limfositik Akut (LLA), Leukemia Mielositik Akut (LMA), Leukemia Limfositik
Kronis (LLK), dan Leukemia Mielositik Kronis (LMK). Dimana kejadian LLA
pada kelompok usia anak 5 kali lebih sering terjadi dibanding dengan kejadian
LMA. (Belson et al, 2007). Proporsi besar kejadian kanker pada kelompok usia
anak adalah 32% dan 74% dari kelompok usia anak tersebut terdiagnosis leukemia.
Tahun 1994, insidensi kejadian Leukemia di Amerika adalah 31,8 per 1.000.000
kelahiran hidup (Ross et al, 1994).
1
2. Rhesus
Darah merupakan suatu cairan yang sangat penting bagi manusia karena
berfungsi sebagai alat transportasi serta memiliki banyak kegunaan lainnya untuk
menunjang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di
dunia ini sebenarnya dikenal sekitar kehidupan. Tanpa darah yang cukup seseorang
dapat mengalami gangguan kesehatan dan bahkan dapat mengakibatkan kematian.
Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya
perbedaan jeniskarbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah.
Dua jenis penggolongan darah yang 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh,
hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi darah dari golongan yang tidak
kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia
hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian.
2
orang dengan golongan darah AB-positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali
pada sesama AB-positif.
Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi
memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan
golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan
golongan darah ABO apapun dan disebutdonor universal. Namun, orang dengan
golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O-negatif.
B. Epidemiologi
Global :
3
Prevalensi kasus leukemia pada kelompok usia 65-74 merupakan prevalensi
tertinggi yaitu sebesar 22.4% dengan median usia 66 tahun saat terdiagnosis
leukemia. Sedangkan jumlah kematian akibat leukemia paling tinggi ditemui pada
kelompok usia 75-84 tahun yaitu sebesar 30.2% dengan median usia 75 tahun saat
kematian.
Kejadian leukemia pada anak (0-19 tahun) menurut CDC pada tahun 2014
adalah sebesar 8.4 per 100.000 ditemukan pada kelompok usia 1-4 tahun dan
tingkat kematian akibat leukemia sebesar 0.8 per 100.000 anak ditemukan pada
kelompok usia 15-19 tahun.[6,7]
Indonesia :
4
C. Pengertian
1. Pengertian Leukhemia
Tapi, terkadang proses yang teratur ini berjalan menyimpang, Sel-sel baru
ini terbentuk meski tubuh tidak membutuhkannya, dan sel-sel lama tidak mati
seperti seharusnya. Kejanggalan ini disebut leukemia, di mana sumsum tulang
menghasilkan sel-sel darah putih abnormal yang akhirnya mendesak sel-sel lain.
a) Leukimia adalah proliferasi sel darah putih yang masih imatur dalam
jaringan pembentuk darah. (Suriadi, & Rita yuliani, 2001 : 175).
b) Leukimia adalah proliferasi tak teratur atau akumulasi sel darah putih
dalam sum-sum tulang menggantikan elemen sum-sum tulang normal
(Smeltzer, S C and Bare, B.G, 2002 : 248 )
c) Leukimia adalah suatu keganasan pada alat pembuat sel darah berupa
proliferasio patologis sel hemopoetik muda yang ditandai oleh adanya
kegagalan sum-sum tulang dalam membentuk sel darah normal dan
5
adanya infiltrasi ke jaringan tubuh yang lain. (Arief Mansjoer, dkk,
2002 : 495)
d) Leukemia adalah neoplasma akut atau kronis dari sel-sel pembentuk
darah dalam sumsum tulang dan limfa nadi (Reeves, 2001).
2. Pengertian Rhesus
Rhesus adalah protein (antigen) yang terdapat pada permukaan sel darah
merah. Sistem penggolongan berdasarkan rhesus ini ditemukan
oleh Landsteiner dan Wiener tahun 1940. Disebut “rhesus” karena saat
itu Landsteiner-Wienermelakukan riset dengan menggunakan darah kera rhesus
(Macaca mulatta), salah satu spesies kera yang banyak dijumpai di India dan
Cina. Mereka yang mempunyai faktor protein ini disebut rhesus positif.
Sedangkan yang tidak memiliki faktor protein ini disebut rhesus negatif.
6
D. Etiologi
Penyebab leukemia yang pasti belum diketahui, akan tetapi terdapat faktor
predisposisi yang menyebabkan terjadinya leukemia, yaitu :
a) Genetik
Adanya Penyimpangan Kromosom Insidensi leukemia meningkat pada
penderita kelainan kongenital, diantaranya pada sindroma Down,
sindroma Bloom, Fanconi’s Anemia, sindroma Wiskott-Aldrich,
sindroma Ellis van Creveld, sindroma Kleinfelter, D-Trisomy sindrome,
sindroma von Reckinghausen, dan neurofibromatosis ( Wiernik, 1985;
Wilson, 1991 ) . Kelainan-kelainan kongenital ini dikaitkan erat dengan
adanya perubahan informasi gen, misal pada kromosom 21 atau C-
group Trisomy, atau pola kromosom yang tidak stabil, seperti pada
aneuploidy.
b) 2 Saudara kandung
c) Faktor Lingkungan
Beberapa faktor lingkungan di ketahui dapat menyebabkan kerusakan
kromosom dapatan, misal : radiasi, bahan kimia, dan obat-obatan yang
dihubungkan dengan insiden yang meningkat pada leukemia akut,
khususnya ANLL ( Wiernik,1985; Wilson, 1991 )
d) Virus
7
dari virus tipe C yang merupakan virus RNA yang menyebabkan leukemia
pada hewan. ( Wiernik, 1985 ).Salah satu virus yang terbukti dapat
menyebabkan leukemia pada manusia adalah Human T-Cell Leukemia .
Jenis leukemia yang ditimbulkan adalah Acute T- Cell Leukemia . Virus ini
ditemukan oleh Takatsuki dkk ( Kumala, 19990).
f) Obat-obatan
g) Radiasi
h) Leukemia Sekunder
8
Leukemia yang terjadi setelah perawatan atas penyakit malignansi lain
disebut Secondary Acute Leukemia ( SAL ) atau treatment related
leukemia. Termasuk diantaranya penyakit Hodgin, limphoma, myeloma,
dan kanker payudara . Hal ini disebabkan karena obat-obatan yang
digunakan termasuk golongan imunosupresif selain menyebabkan dapat
menyebabkan kerusakan DNA . Leukemia biasanya mengenai sel-sel darah
putih. Penyebab dari sebagian besar jenis leukemia tidak diketahui.
Pemaparan terhadap penyinaran (radiasi) dan bahan kimia tertentu
(misalnya benzena) dan pemakaian obat antikanker, meningkatkan resiko
terjadinya leukemia. Orang yang memiliki kelainan genetik tertentu
(misalnya sindroma Down dan sindroma Fanconi), juga lebih peka terhadap
leukemia.
E. Patofisiologi
Leukemia disebabkan akibat dari adanya mutasi pada DNA somatik. Mutasi
tersebut disebabkan oleh terjadinya aktivasi onkogen atau deaktivasi gen tumor
supresor dan terganggunya pengaturan program kematian sel (apoptosis). Mutasi
tersebut bisa terjadi secara spontan atau karena pengaruh radiasi atau pemaparan
substansi karsinogen dan erat hubungannya dengan faktor genetik.
Virus juga ada hubungannya dengan leukemia, paada hewan uji coba mencit
dan hewan uji coba lainnya dengan infeksi retrovirus ada hubungannya dengan
kejadian leukemia. Retrovirus yang teridentifikasi adalah Human T-lymphotropic
virus atau HTLV-1 yang selanjutnya diketahui sebagai penyebab T-cell Leukemia.
9
Penderita leukemia diduga mempunyai gen tunggal atau gen multipel penyebab
leukemia, jenis leukemia bisa sama atau juga bisa jenis leukemia yang lain. Pada
kelainan genetik tersebut individu mempunyai kromosom defek atau kelainan
genetik tertentu yang mempunyai risiko lebih besar terhadap leukemia. Misalnya,
seseorang dengan gejala down’s syndrome mempunyai risiko tinggi terhadap
kejadian leukemia (Darmono, 2012)
F. Manifestasi Klinis
1. Demam
Penderita akan mengalami demam yang kadang suhu tubuh turun dengan
sendirinya namun setelah itu demam datang dengan suhu tubuh yang lebih tinggi
dari demam sebelumnya. Hal ini akibat dari aktivitas sel imun yang menyerang sel
kanker dalam tubuh sebagai bentuk pertahanan tubuh.
2. Sakit kepala
Berat badan merupakan salah satu gejala yang timbul akibat proses
penyerapan gizi yang tidak stabil karena adanya gangguan sel kanker yang
menyerang organ-organ pencernaan. Fungsi dari organ-organ tersebut terganggu
sehingga fungsinya kurang maksimal.
4. Anemia
10
Penderita akan menampakkan cepat lelah, pucat dan bernafas cepat (sel
darah merah dibawah normal menyebabkan oksigen dalam tubuh berkurang,
akibatnya penderita bernafas cepat sebagai kompensasi pemenuhan kekurangan
oksigen dalam tubuh).
5. Perdarahan
Ketika Platelet (sel pembeku darah) tidak terproduksi dengan wajar karena
didominasi oleh sel darah putih, maka penderita akan mengalami perdarahan
dijaringan kulit (banyaknya bintik merah lebar/kecil dijaringan kulit).
6. Terserang Infeksi
Sel darah putih berperan sebagai pelindung daya tahan tubuh, terutama
melawan penyakit infeksi. Pada Penderita Leukemia, sel darah putih yang
diterbentuk adalah tidak normal (abnormal) sehingga tidak berfungsi semestinya.
Akibatnya tubuh penderita rentan terkena infeksi virus/bakteri, bahkan dengan
sendirinya akan menampakkan keluhan adanya demam, pilek dan batuk.
Hal ini disebabkan sebagai akibat dari sumsum tulang (bone marrow)
mendesak padat oleh sel darah putih. Sehingga penderita merasakan nyeri pada
tulang dan persendiannya.
8. Nyeri Perut
Nyeri perut juga merupakan salah satu indikasi gejala leukemia, dimana sel
leukemia dapat terkumpul pada organ ginjal, hati dan empedu yang menyebabkan
pembesaran pada organ-organ tubuh ini dan timbulah nyeri. Nyeri perut ini dapat
berdampak hilangnya nafsu makan penderita leukemia.
11
bertugas menyaring darah, sel leukemia dapat terkumpul disini dan menyebabkan
pembengkakan.
G. Pemeriksaan Laboratorium
1. Hitung darah lengkap : Menunjukkan normositik, anemia normositik
2. Hemoglobulin : Dapat kurang dari 10 gr/100ml
3. Retikulosit : Jumlah biasaya rendah
4. Trombosit : Sangat rendah (< 50000/mm)
5. SDP : Mungkin lebih dari 50000/cm dengan peningkatan
SDP immature
6. PTT : Memanjang
7. LDH : Mungkin meningkat
8. Asam urat serum : Mungkin meningkat
9. Muramidase serum : Pengikatan pada leukemia monositik akut dan
mielomonositik
10. Copper serum : Meningkat
11. Zink serum : Menurun
12. Foto dada dan biopsi nodus limfe : Dapat mengindikasikan derajat keterlibatan.
12
H. Penatalaksanaan / Pengobatan
1. Kemoterapi
2. Terapi radiasi
3. Transplantasi sumsum tulang
13
REFERENSI
M. Aidil, 2013. Hubungan Kejadian Kanker Anak dengan Riwayat Kanker pada
Keluarga. Skripsi: Univesitas Diponegoro.
14