Tugas 2 Perekonomian Indonesia (ESPA4314) - Heri Jasmadi - 023309869

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 4

SOAL TUGAS 2

Sobat mahasiswa berikut adalah soal tugas tutorial yang wajib anda kerjakan, Sertakan
sumber bacaan sebagai referansi anda dan unggah tugas dalam format docx atau pdf. Selamat
mengerjakan.

1. Apa yang menjadi hambatan dalam pengembangan investasi dalam negeri Indonesia?

 banyak peraturan yang menghambat datangnya penanam modal, Ketiadaan


kepastian hukum tetap membuat penanam modal ragu untuk mengembangkan
usahanya di Indonesia, maka dibutuhkan upaya merampingkan peraturan.
 rezim perpajakan yang tidak memberikan ruang lebih kepada pengusaha.
Akibatnya, penanam modal memilih untuk berinvestasi di daerah lain yang
memberikan kemudahan perpajakan.
 kualitas SDM yang relatif masih rendah. Untuk mengatasi kendala itu, maka
pemerintah mendorong pemuda untuk menempuh pendidikan kejuruan, agar
memiliki kemampuan khusus yang dibutuhkan dalam industri.
 masalah pertanahan di pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Penanam modal
yang tertarik untuk berinvestasi terkendala masalah sertifikasi, izin bangunan
serta zonasi lahan.
 Hambatan terakhir, adalah masalah infrastruktur sebagai pendukung utama dari
industri. untuk mengatasi kendala itu, pemerintah giat membangun infrastruktur,
mulai dari listrik, sarana angkut, air bersih dan pengumpulan sampah.

2. Uraikan contoh kasus privatisasi di Indonesia yang mengakibatkan pemindahan


kepemilikan mayoritas saham ke korporat asing!

Privatisasi atas Aset PT. Semen Indonesia

PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (dahulu PT Semen Gresik (Persero) Tbk) adalah
pabrik semen yang terbesar di Indonesia. Pada tanggal 20 Desember 2012, PT Semen
Indonesia (Persero) Tbk resmi berganti nama dari sebelumnya bernama PT Semen
Gresik (Persero) Tbk. Diresmikan di Gresik pada tanggal 7 Agustus 1957 oleh Presiden
RI pertama dengan kapasitas terpasang 250.000 ton semen per tahun. Saat ini kapasitas
terpasang Semen Indonesia sebesar 16,92 juta ton semen per tahun, dan menguasai
sekitar 46% pangsa pasar semen domestik. Semen Indonesia memiliki anak perusahaan
PT Semen Padang dan PT Semen Tonasa. Lokasi pabrik sangat strategis di Sumatera,
Jawa dan Sulawesi menjadikan Semen Indonesia mampu memasok kebutuhan semen di
seluruh tanah air yang didukung ribuan distributor, sub distributor dan toko-toko. Selain
penjualan di dalam negeri, Semen Indonesia juga mengekspor ke beberapa negara antara
lain: Singapura, Malaysia, Korea, Vietnam, Taiwan, Hongkong, Kamboja, Bangladesh,
Yaman, Norfolk USA, Australia, Canary Island, Mauritius, Nigeria, Mozambik, Gambia,
Benin dan Madagaskar.
Sesuai dengan UU No 19/2003 dan PP 33/2005 persero yang dapat diprivatisasi
sekurang-kurangnya memenuhi kriteria salah satunya sektor usahanya kompetitif. Dan
kriteria ini sesuai dengan PT Semen Indonesia yang bidang usaha bergerak di sector yang
kompetitif. Siap dan mudah dijual dengan harga yang kompetitif, Saham SMGR
bergerak naik 100 ke 6950 dan cukup aktif diperdagangkan Bidang usaha perseroan ini
mempunyai pesaing-pesaing dalam negeri maupun luar negeri yang cukup berat. Banyak
perusahaan-perusahaan semen di Indonesia berkompetisi di dalam negeri untuk memikat
atau menarik minat konsumen. Seperti : PT.Indocement Tunggal Prakarsa, PT.Semen
Cibinong (Holchim), PT.Semen Bosowa (Semen Bosowa) dll. Jika perusahaan semen
milik Negara dalam hal ini PT Semen Indonesia tidak melakukan peningkatan kualitas
produk maupun pelayan maka bukan tidak mungkin Badan Usaha Milik Negara ini akan
mengalami kehancuran yang mengakibatkan keuangan Negara semakin memburuk.
Sedangkan fungsi BUMN adalah sebagai instrumen penyeimbang bagi negara untuk
menjamin bekerjanya mekanisme pasar secara berkeadilan.Dengan adanya privatisasi,
pihak luar baik swasta maupun masyarakat umum dapat membeli saham perseroan.
Kepemilikan saham atas swasta dan masyarakat akan membuat perseroan bisa
meningkatkan kualitas perusahaan karena modal yang didapat atas penjualan saham bisa
digunakan untuk peningkatan kualitas tersebut. Tidak hanya itu, control manajemen
perusahaan pun bisa dilakukan dengan baik karena pemilik saham tidak ingin uang yang
dia investasikan merugi.

PT Semen Indonesia juga tidak bergerak dibidang yang secara khusus harus dikelola oleh
BUMN. Bidang yang secara khusus harus dikelola oleh BUMN adalah bidang yang
mengusai hajat hidup orang banyak, seperti : air dan listrik. Maka dari itu privatisasi
dapat dilakukan pada perseroan ini.

Pertimbangan lain yang dilakukan dalam pemilihan kebijakan di PT Semen Indonesia


dilakukan untuk mempertimbangan kriteria yang sesuai, seperti :

1) Adanya penurunan rasio yang cukup tajam (50%). Dapat memberikan indikasi positif
dalam kinerja perusahaan, dimana kontribusi rata-rata laba terhadap penjualan selama
kurang lebih dua tahun.
2) Indikasi daya saing yang meningkat, ditunjukkan dalam aset penjualan.
3) Peningkatan profitabilitas operasi, efisiensi operasi, dan turunnya leverage
perusahaan.

tujuan privatisasi diantaranya berupa meningkatkan efisiensi, mutu pelayanan public,


mengurangi campur tangan langsung pemerintah. serta memberikan kebebasan memilih
“kekuatan pasar” yang dapat menyediakan tekanan secara berkelanjutan untuk
meningkatkan efisiensi. Hal itu pula yang dapat ditemukan dalam tujuan privatisasi PT
Semen Indonesia, yang mana tujuan secara umum nya adalah guna meningktakan
efisiensi dan efektifitas agar dapat berdaya saing baik di sector nasional maupun
internasional. Dimana kemampuan perusahaan untuk dapat berdaya saing dilakukan
melalui pembenahan-pembenahan pengrurusan dan pengawasan berdasarkan prinsip-
prinsip tata kelola perusahaan yang baik atau Good Corporate Governance (GCG).
Dengan begitu dapat dikethui jika adnya privatisasi bukan hanya dalam rangka
memperoleh dana segar, melainkan untuk menumbuhkan budaya korporasi dan
profesionalisme dalam diri BUMN yang menjurus pada penerapan konsep efektif dan
efisien.
Untuk hal mengurangi campur tangan pemerintah langsung mengingat bahwa begitu
banyaknya fokus pemerintah, tidak hanya sector pada pembenahan BUMN namun juga
sector sosial, dll nya dengan begitu membuat semakin menguatkan konsep bahwa peran
pemerintah hraus sedikit dikurangi dengan msauknya sector swasta di dalam
pembangunan dalam BUMN. Di dalam PT Semen Indonesia di tunjukan dengan
kebijkan pemerintah untuk melepas sebagian sahamnya kepada pihak swasta, yang mana
saat ini pemerintah menguasai 51% saham di PT Semen Indonesia. Ini ditujukan salah
satunya agar memberikan kesempatan kepada semua pihak untuk dapat berpartisispasi
dalam pembnbgunan BUMN dan diharapkan dapat terciptanya taranspaaransi.

Dalam hal memberi kebebasan memilih “kekuatan pasar” untuk meningktkan efisiensi
pada PT Semen Indonesia, dapat terlihat dari adanya proses tender serta pemilihan mitra
strategis yang dilakukan dengan dua tahap. Dimana dengan adanya itu memberikan
kesempatan seluas-luasnya pada semua kalangan untuk dapat berpasrtisipasi di dalamnya
serta memberikan banyak pilihan pada PT Semen Gresik yang nantinya akan terpilih
untuk dapat bergabung dalam mitra strategis PT Semen Gresik. Tender ini dimennagkan
oleh Cemex pada proses sleksi tahap pertama karena pada 25 Juni 1998 hanya ada 2
perusahaan yang memasukan penawaran harga untuk membeli 35% saham pemerintah
yaitu cemex dengan harga penawaran US$ 1,38 persaham sedangkan lawannya yaitu
Heidelberger CBR US$ 1,20 per saham. Dengan begitu maka Cemex yang mempunyai
penawaran tertinggi dinyatakan sebgai calon terbaik di tahap pertama.

Namun tidak hanya berhenti disitu, tetapi juga masih terdapat penawaaran harga tahap
dua. Dimana para calon mitra strategis lain diberi kesmpatan untuk memasukan
penawaran harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan penwaran harga Cemex. Belum
berakhir seleksi tahap dua ini muncul keberatan dari sebgaian masyartkat menganai
kepemilikan saham yang terlalu banyak di PT Semen Indonesia, maka dri itu pemerintah
melkuakan negosiasi dengan Cemex dan di hasilkan keputusan bahwa Cemex
menawarkan harga US$ 1,38 per saham untuk 14% penjuala sahm pemerintah. Yang
mana pada proses seleksi tahap kedua diikuti oleh 3 calon di samping Cemex yaitu : (1)
Heidelberger CBR (Jerman/Belgia) (2) Holderbank (Swiss) dan (3) LaFarge (Perancis).
Pada batas waktu yang telah ditetapkan, yaitu tanggal 28 Sepetember 1998, tidak ada bid
tahap kedua yang dimasukan oleh ketiga calon tersebut untuk menawarkan harga yang
lebih tinggi dari pada harga penawaan Cemex. Dengan demikian maka Cemex ditetapkan
sebagai pemenang final.

Privatisasi yang dilakukan pada PT Semen Indonesia adalah dengan cara Penjualan
saham berdasarkan ketentuan Pasar Modal. Penjualan saham berdasarkan ketentuan
pasar modal ini dilakukan melalui penawaran umum (IPO). Cara ini sesuai dengan
Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: PER-01/MBU/2010 tentang Cara
Privatisasi, Penyusunan Program Tahunan Privatisasi, dan Penunjukan Lembaga dan/atau
Profesi Penunjang Serta profesi lainnya. Privatisasi melaui pasar modal yang dilakukan
oleh PT Semen Indonesia pada tahun 1991 dilakukan atas beberapa pertimbangan.
Menurut (Bastian,2002) antara lain adalah :

a) Kondisi pasar modal pada saat itu sedang baik (bullish)


b) Untuk perluasan usaha diperlukan dana yang besar untuk mengurangi beban
keuangan Negara. Cara yang paling baik adalah dengan menghimpun dana melalui
penjualan saham pemerintah di BEJ
c) Meningkatkan efisiensi pengelolaan perusahaan. Melalui penjualan saham kepad
public akan tercipta adanya transparansi manajemen sehingga perusahaan akan lebih
berorientasi kepada bisnis dan profesionalisme. Hasil akhir yang diharapkan akan
memaksa pengelola untuk lebih efisien dan menyederhanakan operasi perusahaan
dan mengurangi biaya produksi
d) Mengurangi campur tangan birokrasi terhadap pengelolaan perusahaan
e) Setelah go public, maka campur tangan aparat birokrasi dapat lebih dikurangi,
sehingga manajemen dapat mengambil keputusan dengan cepat dan tepat

Proses persiapan go public PT Semen Indonesia diawali dengan persiapan intern


perusahaan (house keeping), penunjukan penjamin emisi (underwriter), beserta seluruh
lembaga penunjangnya, public expose atau road show, proses perdagangan perdana, dan
terakhir kegiatan pasca penjualan perdana (after market service) (Bastian, 2002).

Proses IPO PT Semen Indonesia mendapat tanggapan yang cukup besar dari calon
investor luar negeri. Hal ini terlihat dari porsi saham untuk asing yang sempat habis
sebelum tanggal penutupan. Pada saat IPO tahun 1991 PT Semen Indonesia berhasil
menarik dana sebesar Rp 280 miliar dengan menjual 40 juta saham (26,07%) di Bursa
Efek Indonesia pada tanggal 8 Juli 1991. Dana tersebut digunakan untuk mendanai
perluasan kapasitas produksi sebesar 1,6 juta ton.

Sebelum penjualan saham dilakukan, pemerintah memiliki 65% saham Semen Indonesia.
Dalam proses pelaksanaan divestasi (penjualan saham), struktur transaksi mengalami
perubahan. Pada struktur awal, pemerintah merencanakan menjual 35% sampai 40%
saham yang dimilikinya kepada mitra strategis dan mitra strategis juga membeli
tambahan saham yang dimiliki public melalui tender offer, sehingga mitra strategis
memperoleh kepemilikan mayoritas sebesar 51% setelah transaksi diselesaikan.
Perubahan dilakukan atas struktur awal ini sebagai tanggapan atas keberatan masyarakat
dengan adanya kepemilikan mayoritas dari mitra strategis asing. Dalam struktur final,
pemerintah hanya menjual 14% saham yang dimilikinya kepada mitra strategis, dengan
demikian pemerintah tetap menjadi pemegang saham mayoritas 51% dalam PT Semen
Indonesia.

Privatisasi melalui pasar modal pada PT Semen Indonesia dilakukan sebagai salah satu
cara untuk meningkatkan transparansi dan kontrol publik, independensi, serta kinerja
BUMN, dengan tetap mempertahankan kepemilikan mayoritas Pemerintah dikarenakan
perusahaan ini merupakan perusahaan yang besar.

Anda mungkin juga menyukai