Apriliano Kuruniawan Metodologi PAK UTS LB2-1
Apriliano Kuruniawan Metodologi PAK UTS LB2-1
Apriliano Kuruniawan Metodologi PAK UTS LB2-1
NIM : 16.20.15
Mata Kuliah : Metodologi PAK
Dosen Pengampu : Pdt. Happy Seviana Undas, M.Th
Tugas : Laporan Bacaan
Buku : Sejarah Musik 1: Musik Awal sejak masa Yunani Kuno Sampai
Akhir Masa Barok
Penulis : Dr. Rhoderick J. McNeill
Penerbit : BPK Gunung Mulia
Kota Terbit : Jakarta
Tahun Terbit : 1998
Deskripsi Buku : xvii, 384 hlm. ; 21 cm.
1. Pandangan umum tentang buku
Sampai sekitar tahun 1750, perkembangan music Barat sangat berkaitan dengan gereja,
khususnya, karena sampai waktu itu gereja merupakan penyokong utama seluruh kesenian Barat,
khususnya di bidang musik. Pada waktu itu, gereja merupakan pusat peradaban Barat. Hal ini
merupakan suatu fakta yang tidak dapat disangkal. Itu sebabnya konteks gereja dari masa kemasa
juga perlu disebutkan, dalam menerangkan teks liturgi. Penulis buku ini memandang bahwa
banyak guru piano dan guru-guru music lain yang belum mempunyai dasar pengetahuan yang
kuat tentang sejarah musik, sehingga pengenalan atas repertoar belum memadai seperti yang
seharusnya sebagai seorang yang berprofesi sebagai pemusik. Sejarah Musik ini secara khusus
dan kronologis menjabarkan sejarah music dari awal sejak masa Yunani Kuno sampai akhir
masa Barok (tahun 0-1760) dan sejarah musik barat (1760) sampai akhir abad 20, akan bermakna
untuk memperkaya wawasan pengetahuan di bidang secara mendalam dan sekaligus melengkapi
khasanah buku-buku music di Indonesia sehingga menjadikan buku ini sebuah referensi yang
lengkap.
2. Isi Buku
Bagaimana Tradisi Yunani Kuno adalah suatu pengaruh utama kebudayaan dan pemikiran
Eropa Barat selama 2000 tahun termasuk musik. Menurut mitos Yunani Kuno, Musik dianggap
sebagai ciptaan dewa-dewi atau setengah dewa seperti Apollo, Amphion, dan Orpheus. Jadi ada
anggapan bahwa Musik memiliki kekuasaan yang ajaib yang dapat menyempurnakan tubuh dan
jiwa manusia serta membuat mujizat dalam dunia alamiah. Didalam Teori Musik Yunani Kuno,
ada dua golongan yang dikelompokkan: 1) Ide-ide tentang sifat music: perannya di alam
semesta, efek-efeknya, dan gunya dalam masyarakat; 2) Penjelasan tentang interval-interval,
modus-modus, dan komposisi musik. Banyak diantara wawasan dan prinsip Yunani Kuno
tentang filsafat dan ilmu music masih berpengaruh sampai sekarang. Misalnya ukuran interval-
interval music, termasuk pembagian oktaf ke dalam delapan nada, telah dibuat oleh Pythagoras
pada pertengahaan abad ke-6 SM. Pytagoras juga merumuskan ide “Harmoni dari Alam
Semesta’ (Musik of the Spheres) dan menjadi ide yang sangat popular diantara teoretikus music
dari Abad Pertengahan. Banyak di antara kaisar mendukung kegiatan musik tersebut. Kaisar
yang paling terkenal sebagai pemusik adalah Nero. Kemerosotan kekuasaan Roma menyebabkan
terhentinya banyak kegiatan music dan setelah abad ke-5, hampir semua naskah tentang music
sekuler lenyap. Yunani dan romawi mewariskan budaya Islam dan Budaya Barat dari Abad
Pertengahan:
1. Ide tentang melodi yang terkait dengan teks, khususnya dari segi irama dan metrum;
2. Tradisi penyajian music berdasarkan improvisasi
3. Filsafat tentang music sebagai:
a. Sistem yang teratur dan yang berhubungan dengan “hukum alam”;
b. Suatu kekuatan yang sanggup untuk mempengaruhi pemikiran dan kelakuan
manusia;
4. Teori akustik yang dihasilkanb secara ilmiah;
5. Sistem untuk membentuk tangga nada yang berdasarkan tetrakord-tetrakord;
6. Terminologi musikal.
Puncak perkembangan kesenian dan ilmu yang terdapat ke Kaisran Romawi merosot
dengan cepat di Eropa, setelah kejatuhan bagian Kekaisaran Barat pada abad ke-5 oleh
kekuasaan Islam mulia dari abad ke-7, sedikit-demi sedikit ditaklukan oleh Kekaisaran
Ottoman. Warisan kebudayaan yang tinggi dari Yunani/Roma kuno menjadi milik Arab
sehingga daerah Timur Tengah dan Negara-negara Islam menjadi pusat intelektual
sepanjang Abad Pertengahan. Melalui konfrontasi di antara kaum Kristen dan Islam di
Spanyol hingga terjadi perang Salib pada abad ke-11 sampai ke-14, kesenian dan ilmu
Yunani/Roma Kuno mulai mempengaruhi Eropa Barat melalui pengaruh-pengaruh Islam.
Menjelang masa abad 476-800 sering disebut “zaman gelap” karena banyak kekacauan
Eropa Barat setelah kejatuhan dan tahun 800 adalah permulaan zaman Abad Pertengahan.
Hampir seluruh kegiatan musik di Eropa dipusatkan dalam gereja Kristus. Sejak jatuhnya
Kekaisaran Romawi sampai dengan masa renaisans, sejarah music Barat harus memusatkan
perhatian pada musik gerejawi. Melalui gereja, suatu tradisi musik gerejawi yang sangat
tinggi sifatnya, yang kita sebut Cantus Plantus. Sumber-sumber nya yaitu agama Yahudi
sebagai hal yang tepat untuk memulai pembicaraan tentang sumber-sumber liturgy (tata
ibadah) Kristen dan music gerejawi. Dalam Perjanjian Baru, dapat terlihat bahwa para Rasul
Yesus meneruskan kebiasaan mereka sebagai orang Yahudi dengan mengikuti ibadah, baik di
Bait Suci di Yerusalem maupun di Sinagoge (tempat ibadah biasa ) sampai mereka diusir
oleh kaum Yahudi, sekitar tahun 44. Ciri:cirinya seperti: Kontilasi, Mazmur Responsorial,
Mazmur Alleluia, Mazmur Anthiponal, Tractus, dan Jubilus. Perkembangannya cantus
planus akan dipusatkan pada tradisi Byzantine (Konstantinopel, lalusecara khusus pada
tradisi Romawi yaitu dari Byzantium, Eropa Barat, dan Roma. Cantus Planus Gregoria
menjadi standar di seluruh Gereja Roma, sejenis notasi music mulai diciptakan dan
dikembangkan supaya lagu-lagu itu dapat ditransmisikan dengan tepat pada setiap
wilayahDidalam tata ibadah Gereja Roma ada dua golongan kebaktian utama, Office dan
Misa. Ada delapan Office yang diselenggarakan setiap harinya. Kebaktian misa adalah
kebaktian utama dalam gereja Roma Katolik, walaupun liturginya dikembangkan setelah
liturgy office. Ada tiga jenis Cantus Planus Gregoria yang tampak dalam naskah-naskahnya
yaitu Gaya Syllabik, Gaya Neumatik, dan Gaya Melismatik. Cantus Palnuis Gregoria
menjadi suatu warisan music yang agung dalam peradaban Barat. Seluruh Musik Barat
dipengaruhi oleh tradisi itu, baik secara langsung maupun tidak langsung. Sifatnya objektif
dan kerohanian, yang menggambarkan konsepsi orang dari Abad Pertengahan mengenai
Allah. Pada umumnya, kata-kata nya lebih penting daripada musiknya. Ini suatu music yang
dimaksudkan berfungsi sebagai alat ibadah saja, bukan untuk dinikmati sebagai hiburan.
Namun selama Abad Pertengahan tidak ada suatu perbedaan yang dibuat antara hal yang
sakral dan yang sekuler. Musik Gerejawi menjadi biasa dalam kehidupan sehari-hari. Tidak
ada naskah yang berisikan contoh-contoh lagu instrumental sampai sekitar tahun 1300.
Namun, lukisan dan banyak gambar dari naskah-naskah Alkitab dari zaman itu serta gambar-
gambar yang terdapat pada jendela-jendela gereja, memperlihatkan beberapa jenis alat musik.
Termasuk harpa, Vielle, organistrum, kecapi, lut, suling, shawm, dan organ-organ terbentuk
“portatif” (organ kecil yang bisa digerakan) dan “positif” (organ besar yang tidak bisa
bergerak).
Berbicara awal music Polifonik dan perkembangannya. Dari abad ke-10 dan ke-11
menjadi pedoman untuk menjelaskan perkembangan teknik music polifonik tersebut.
Naskah-naskah yang berisikan contoh-contoh dalam notasi music yang pertama bersmuber
dari pertengahan sampai akhir abad ke-11. Musik polifonik awal sering disebut Organum
dalam risalah-risalah- teoritis. Anggapan dari beberapa penuli9s bahwa istilah music
“organum” ini terkait dengan pemaiakan organ pipa yang ditiip dengan pompa angin masuk
ke Prancis dari Konstatinopel pada akhir abad ke-8. Menurut Sumber-sumber teoritis yaitu
Hucbald (840-930). Ia menulis bahwa polifonik terdapat karena adamya perbendaan tinggi
nada antara suara pria dewasa dan suaraanak-anak kecil. Intervalnya yang dianggap
konsonan olehnya adalah oktaf, kuin, dan kuart. Organum dalam Naskah Notasi Musik pada
Tahun 1050-1150 salah satu buku musiknya adalah Winchester Troper dari Inggris. adanya
Cantus Firmus yaitu satu suara yang bukan ciptaan baru dalam sebuah lagu polifonik, namun
berfungsi sebagai dasar untuk komposisi suara-suara lain. Lalu perkembangan ilmu polifoni
di Paris oleh Aliran Notre Dame dan Ars Antiqua tahun 1150-1300, yang melahirkan enam
jenis ritme, semua seperti metrum 6/8 atau 9/8 dalam notasi modern. Belum ada perbedaan
yang tepat dalam bentuk not untuk suatu nada panjang atau pendek. Perkembanghan sistem
Ligatura(penulisan notasi yang menggabungkan not dengan satu lambing/notasi lain) ini
tampak. Khusunya dala karya-karya Leoninus dan Perotinus. Leoninus mencetus duplum
(suara di tengah) dengan nada yang yang sangat panjang. Sedangkan Perotinus dengan
triplum dan quadruplum (lebih tinggi dari duplum) yaitu dari tiga dan empat suara.
Pada abad ke-13, puncaknya Abad Pertengahan, jenis lagu polifonik yang terpenting
adalah motet (dari kata “mot” yang berarti “kata” dalam bahasa Prancis). Setiap suara dala
sebuah motet – ada motet dalam dua, tiga, atau empat suara – mempunyai teksnya sendiri.
Teknik yang sangat menarik dan cukup sering ditemukan dalam motet-motet pada
perkembangan motet adalah Hocket. Hocket terjadi apabila satu suara beristirahat sejenak,
sementara suara yang lain bernyanyi satu nada, kemudian sebaliknya. Kata Hocket sedu
karena bunyi efef itu. Hocket juga terdapat dalam music pada abad ke14 dan awal abad ke-
15. Dalam pada akhir abad ke-13, suatu sistem notasi ritme yang baru dikembangjkan dan
mengantikan sistem ritme modal. Ada empat nilai nada; yang terpanjang disebut Maximus,
sesudah Lunga, Brevis, dan Semibrevis.
Dibalik puncak kekuasaan paus dan gereja Roma Katolik yang mulai mengalami
kemerosotan pada abad 14, maka mulailah perkembangan ide-ide baru mengenai arti
kehidupan Kristen dan gereja. Di luar gereja, peristiwa yang terpenting adalah Perang 100
tahun antara Inggris dan Prancis. Selain itu, sejarah Musik juga mengalami perkembangan
yang pesat di abad 14 yakni dengan adanya kemunculan musik Ars Nova. Ars Nova
memiliki arti yaitu Gaya Baru. Istilah “Ars Nova” di ambil dari suatu judul risalah musik
yang dituliskan oleh komponis Phillippe de Vitry (1291-1361) sekitar tahun 1320. Tanda
untuk membedakan not panjang mulai lebih jelas, di samping sistem ligatura yang lama.
Bentuk musik yang terpenting sejak Ars Nova adalah motet isoritmik. Pola melodi disebut
color; pola ritmik disebut talea. Biasanya color dan talea berbeda panjangnya dan keduanya
diulangi terus sampai bertemu kembali dalam bentuk seperti pada permulaan lagu. Pada
masa Ars Nova kebanyakan perkembangan baru terlihat dalam musik sekuler, bukan dalam
musik gerejawi. Di balik perkembangan sejarah musik pada abad itu, ada beberapa komponis
penting yang berperan besar dalam menciptakan gaya-gaya baru dalam musik. Guillaune De
Machaut adalah satu-satunya komponis pada Abad Pertengahan yang diwakili oleh hampir
semua karyanya pada masa kini. Karya musiknya diurut berdasarkan jenisnya terdiri dari
lagu-lagu dalam bentuk lai, motet, misa, hocket, ballade, rondeau, dan virelai. Walaupun
kita mendengar banyak nada kuin yang sejajar dan banyak disusun yang tajam dalam lagu-
lagu Machaut, efek itu sedikit dihaluskan oleh pemakaian lebih banyak interval terts dan sext
dalam harmoninya daripada musik awal Ars Nova.
Sampai dengan tahun 1860, Italia bukanlah suatu negara yang bersatu, melainkan satu
kumpulan daerah-daerah yang merdeka, daerah-daerah lain yang dijajah Prancis atau
“Kekaisaran Romawi yang Suci”, dan daerah-daerah lain yang dimiliki oleh paus. Suatu hal
yang dapat membangkitkan identitas Italia adalah bahasa Italia, diwujudkan dengan
munculnya “trecento” pada abad ke-14 yang dianggap sebagai suatu masa emas dalam
kebudayaan Italia. “Trecento” dapat dikatakan sebagai musik yang mengembangkan suatu
teknik polifoni yang khas. Pada umumnya, para komponis Italia menghasilkan suatu gaya
musik polifonik yang lebih sederhana daripada gaya Prancis, namun lebih melodis, liris, dan
halus efeknya. Kemudian pada akhir abad ke-14, suatu gaya musik sekuler yang sangat
kompleks dikembangkan di istana paus “kedua” di Kota Avignon, Prancis Selatan. Jenis lagu
yang diciptakan di Avignon terdiri dari ballade, virelai, dan rondeau untuk suara solo
diiringi suara tenor dan contratenor pada alat-alat musik. Musik Avignon ini sangat
kompleks dari segi notasi, ritme, bentuk, harmoni kromatis, dan disonan. Para komponis
Avignon yang paling penting termasuk seorang Italia Anthonello da Caserta, dan dua
komponis Prancis yang bernama Solage dan Jacob de Senleches yang kemudian karya-karya
mereka diabadikan dalam suatu naskah yang sangat indah yang berjudul Chantilly codex.
Tahun 1400-1450, dalam sejarah musik , merupakan sejarah musik dari suatu masa
transisi antara Abad Pertengahan pada tingkat terakhir, yaitu masa Ars Nova dan zaman
Renaisans, yang dimulai sekitar tahun 1450. Adapun dua aliran utama Ars Nova yaitu gaya
aliran utama dari masa Ars Nova yang dipusatkan di Prancis yang diwakili oleh Machaut.
Musisi polifonik dari daerah Italia yang muncul untuk pertama kalinya selama abad ke-14,
dan diwakili oleh Landini.
Sejak abad ke-13, gaya musik polifonik Inggris sangat kontras dengan gaya Prancis dan
dapat terlihat dalam kecenderungan musik Inggris, yaitu: Penggunaan tangga nada mayor
yang lebih menonjol daripada modus gerejawi, gaya yang lebih bersifat harmonis daripada
kecenderungan musik Prancis pada suara-suara independen, gaya yang berbunyi sonoritas
yang lebih penuh, dan interval terts dan sekst lebih sering dipakai daripada musik Eropa.
Old Hall adalah sumber musik Inggris dari tahun 1380-1420 yang terlengkap dan
terpenting, diberi nama dari seminari Katolik tempat naskah ini disimpan pada zaman
dahulu, adalah kumpulan lagu yang dipakai di kapel raja. Sampai pertengahan abad ke-20,
musik Inggris hampir selalu dipandang sebagai aliran musik yang lebih konservatif
dibanding dengan musik dari benua Eropa. Lima hal yang mempengaruhi perkembangan
musik Eropa selanjutnya muncul dalam musik ciptaan komponis Inggris dari awal abad ke-
15, termasuk: pemakaian trisuara lengkap dalam kebanyakan akord, melodi-melodi yang
memakai progresi nada 1-3-5, dan pemakaian homofoni, yaitu rangkaian akord-akord dalam
irama yang hampir sama dalam semua suara, harmoni yang hampir selalu konsonan, dan
pemakaian bagian-bagian dalam dua suara yang sama pentingnya sebagai kontras dengan
bagian-bagian lain yang disusun untuk banyak suara.
Komponis terpenting dalam naskah Old Hall adalah Leonel Power (sekitar tahun 1375-
1445), walaupun karya yang terlihat dalam kumpulan tersebut adalah karya awal.
Keterangan tentang riwayat hidupnya Leonel Power hampir tidak ada. Ia meninggal dunia di
Kota Canterbury, pada tahun 1445. Sekitar 50 buah komposisinya masih ada sampai saat ini.
Motet-motet Power tergolong dalam tiga kategori yang saling berkaitan satu sama lain:
Harmonisasi melodi-melodi sari Cantus Planus Gregoria yang dibuat secara sederhana
dalam gaya “diskant” dengan jalinan kontrapung nada melawan nada dan Motet-motet -
dalam tiga atau empat suara yang suara tertinggi mempunyai peranan penting. Beberapa
motet mungkin diciptakan oleh Power pada akhir hidupnya.
John Dunstable adalah komponis terkenal dalam kelompok komponis Inggris yang begitu
berpengaruh pada awal abad ke-15. Karya-karya Dunstable yang paling awal, yang masih
ada pada masa kini mungkin diciptakan olehnya antara tahun 1410-1420-an. Dunstable
menulis bahwa musik yang diciptakannya, pada 40 tahun yang silam sejak masa Dunstable,
adalah musik yang masih patut didengarkan. Tujuh puluh tiga karyanya dikumpulkan dalam
sebuah edisi lengkap dalam jilid 8 dari Musica Britannica (1953, rev. 1970), termasuk
jalinan-jalinan Ordinarus Misa, 12 motet-motet lain, dan lima lagu sekuler. Seperti dalam
musik Power, kontras di antara bagian-bagian yang disusun dalam dua suara dan bagian-
bagian tutti (semua suara) sering muncul dalam musik Dunstable, yang kemudian
digolongkan menjadi empat kategori oleh Margaret Bent (New Grove Dictionary of Music
and Musicians): Lagu-lagu yang dibentuk secara isoritmik, lagu-lagu yang berdasarkan
Cantus Planus Gregoria namun bukan isoritmik, lagu-lagu dalam gaya ballade, dengan
sebuah melodi, yang baru diciptakan atau berdasarkan Cantus Planus Gregoria secara bebas,
yang dinyanyikan di atas dua suara iringan yang bergerak lebih lambat daripada suara
pertama, Lagu-lagu dengan irama teks mempengaruhi irama musik.Quam pulchra est adalah
contoh gaya ini yang paling jelas. Musik Dunstable merupakan puncak musik Inggris dari
awal abad ke-15 dalam kesempurnaan teknik komposisinya.
Pada abad ke-15, kekuasaan Pangeran Burgundi hampir sama pentignya dengan
kekuasaan Raja Prancis. Ia juga pendukung seni, termasuk seni lukis dan musik.
Kebanyakan komponis pada abad ke-15 dan ke-16 mendapat pelajaran musik pertama kali
dalam musik sebagai penyanyi dalam sekolah katedral, yaitu belajar kontrapung, membaca
notasi musik dan liturgi. Guillame Dufay lahir di Kota Cambrai sekitar tahun 1400. Dia
tidak belajar komposisi secara formal kepada Loqueville, tetapi dari pengalaman bernyanyi
di bawah kepemimpinannya dan menyalin komposisinya. Naskah dari Roma tahun 1430
menyatakan bahwa Dufay memiliki dua jabatan sebagai pastor di Keuskupan Loan selain
jabatannya di Cambrai. Sampai akhir hayatnya Dufay tetap mencipta musik, namun hanya
sedikit dari karyanya yang masih ada saat ini.
Dari musik Dufay, kita mendapat suatu pertemuan antara tiga aliran musik yang
mempunyai latar belakang berbeda, yaitu berciri khas Ars Nova Prancis, yang berciri khas
Inggris dan yang berciri khas Italia. Ia memberikan musik Prancis/Belanda suatu sonoritas
baru yang berdasarkan:
1. Trisuara-trisuara penuh, pengarahan harmonik dan kontrol atas nada-nada disonan;
2. Sejenis melodi baru yang dibentuk dalam ritme-ritme yang mengalir dan melengkung
secara halus;
3. Susunan musik yang homogen, yaitu hampir sama pentingnya di antara semua suara.
Ciri khas musik Dufay yang paling penting terdiri dari hal-hal berikut:
a. Pemakaian dan perkembangan kanon digunakan sebagai teknik biasa dalam musik.
b. Pemakaian harmoni konsonan seperti gaya Dinstable, yaitu banyak akord trisuara yang
lengkap.
c. Perasaan “tonalita” dikuatkan karena trisuara tonika sering dibunyikan, dan efeknya
dikuatkan melalui penggunaan banyak kadens.
d. Kadens-kadens sering kali sama dengan jenis “Landini”, dengan pola harmonik VII 6/3,
Dan pola melodi 7-6-8, namun kadens V-I dan I- yang “modern”
e. Empat suara menjadi kebiasaan dalam musik gerjawinya dan menjadi lebih dekat pada
susunan S.A.T.B.
f. Dalam misa-misa dan motet-motet-nya cantus firmus terletak pada salah satu suara
tengah.
g. Sebagai kontras dalam susunannya, Dufray sering kali menciptakan bagian-bagian dalam
dua atau tiga suara yang disajikan tanpa cantus firmus, sama seperti Dunstable dan Power
pada masa sebelumnya.
h. Suara yang paling rendah tidak harus berfungsi sebagai cantus firmus.
A. Chanson-chanson Dufay
Dufay menghasilkan lebih dari 70 chanson (lagu sekuler dalam bahasa Prancis) dan juga
beberapa lagu sekuler dalam bahasa Italia. Tiga perempat dari lagu sekuler Dufay berbentuk
rondeau. Kebanyakan musik sekuler Dufay diciptakannya untuk penyanyi solo dan dua
instrumen yang mengiringi. Bagi Dufay, teknik imitasi dan kanon biasanya lebih sering
berhubungan dengan musik vokal daripada musik instrumental.
B. Motet-motet Dufay
Motet-motet Dufay dapat digolongkan dalam tiga kategori, yaitu harmonisasi Cantus
Planus Gregoria, motet-motet isoritmik, dan jenis-jenis motet lain. Dufay bukanlah
komponis pertama menciptakan bentuk misa yang disebut “siklik”, dengan lima bagian dari
Ordinarius Misa (yaitu, Kyrie, Gloria, Credo, Sanctus, dan Agnus Dei) berdasarkan cantus
firmus yang sama. Dia juga salah satu komponis pertama untuk menggunakan melodi
sekuler sebagai cantus firmus dan dasar dalam sebuah susunan misa. Susunan-susunan
Ordinarius Misa sebelum tahun 1450 termasuk: Bagian-bagian yang terdiri; Kelompok-
kelompok dan atau tiga gerakan yang ada hubungan satu sama lain; Tiga siklus misa yang
lengkap, tetapi tanpa cantus firmus yang mempersatukan semuanya.
Misa caput, sebuah misa cantus firmus yang masa dahulu dihubungkan dengan Dufay,
mungkin bukan ciptaannya. Namun, bukti bahwa Dufay sebagai komponis misa terlihat
pada empat karya agung yang pasti diciptakan olehnya; dua buah yang berdasarkan melodi
sekuler sebagai cantus firmus, yaitu: Misa “Se la face ay pale” (sekitar tahun 1450) dan
Misa “L’ homme arme” serta dua buah yang berdasarkan melodi-melodi dari Cantus Planus
Gregoria: Misa “Ecce ancilla Domini” dan Misa “Ave regina caelorum”.
Dengan demikian, cantus firmus itu mendasari bentuk misa. Diminusi yang terjadi pada
akhir Gloria dan Credo menghasilkan rasa puncak. Setiap gerakan, kecuali Kyrie eleison,
mulai dengan kontrapung dalam dua suara tanpa cantus firmus, kemudian dilengkapi dengan
empat suara termasuk cantus firmus dalam suara tenor.
Walaupun nama Gilles Binchois tidak sepenting komponis Dufay bagi para sejarawan
musik, pengaruhnya terhadap para komponis lain di Burgundi hampir seimbang dengan
Dufay. Binchois lahir di Kota Mons sekitar tahun 1400. Dari bagian-bagian dalam misa-
misa Power dan Dufay, tidak digunakan oleh Binchois.
Pada masa Renaisans tahun 1450-1600, suatu istilah yang dipinjam dari sejarah seni lukis
seperti kata “barok” atau Rokoko. Dari segi music, ide-ide humanism mulai tampak dakam
karya Josquin Desprez dan Henricus Isaac pada akhir abad ke-15. Kemudian humanisme
mempunyai pengaruh yang kuat terhadap reformasi Protestan yang mulai terasa sekitar tahun
1520. Mawsa awal Renaisans sering disebut aliran Netherlands, oleh karena didominasi para
komponis Belada di seluruh Eropa. Norma-norma yang yampak dalam music Dofay,
Ockeghem, dan josquin kemudia menjadi aliran utama dalam musik polifonik selama abad
ke-16. Tradisi mereka dilanjutkan dalam abad ke-16 oleh Hombert, Clemens, Willaert, dan
Lassus juga oleh komponis-komponis Italia seperti Palestrina.
Johannes Ockeghem lahir sekitar tahun 1410 di Belanda yang pada saat itu diperintah
oleh Pangeran Burgundi. Jumlah karya Ockeghem yang masih ada sampai kini tidak banyak.
Lagu-lagunya terdiri dari 10 misa yang lengkap, tiga misa yang tidak lengkap, sebuah Credo,
Sebuah Misa Requiem (misa polifonik pertama untuk kebaktian pemakaman yang masih ada,
10 motet, dan sekitar 20 lagu sekuler.dari seluruh karya Ockghem yang paling penting adalah
misa-misanya.
Josquin Deprez dan Komponis lain pada masanya. Josquin lahir pada sekitaran tahun
1440 di daerah Pikardi, yaitu wilayah dekat perbatasan antara Prancis dan Belgia. Bebebrapa
Josquin berdasarkan melodi-melodi ciptaan Ockeghem. Josquin juga menciptakan sebuah
lagu ratapan atas meninggalnya Ockeghem pada tahun 1497.Josquin adalah salah satu
senimn yang paling terkenal di masanya dan reputasinya berlangsung lama. Martin Luther
menganggap Josquin sebagai komponis yang paling agung di masanya. Pengaruh music
Josquin dipengaruhi music Italia yang cenderung homofonik dan dibentuk secara vertical
menur akordd-akordd. Musik Josquin yang masih ada termasuk 20 misa, 75 lagu sekuler dan
jenis chanson dan frottola, dan sekitar 100 motet. Josquin juga menunjukan bahwa karya
Misa-misanya memiliki berpengaruh dan sangat sangat agung.
Lalu komponis-komponis penting penting lainnya pada masa Josquin adalah Jacob
Obrecht(1450-1505), Pierre De La Rue (1460-1516), Henricus Isaac (1450-1517), Jean
Mouton (1459-1422), dan Antoine Brumel (1460-1515) yang berperan penting pula dalam
Musik. Banyak Tradisi Belanda/Josquin sekitara 1520-1560 yang diteruskan oleh Nicolas
Gombert (1495-1556), Jacobus Clemens “non- Papa”, Ludwig Senfl (1486-1543)
Musik pada masa Reformasi Protestan yang sangat berpengaruh adalah Luther dan
Musiknya. Pentingnya music dalam gereja Lutheran, khususnya pada abad ke-16
mencerminkan pendapat Luther sendiri tentang music. Menurutnya, music adalah, “suatu
karunia yang sangat indah dari Allah sendiri”. Ia juga pernah mengatakan, “ saya perlu
menempatkan music hanya di bawah teologi dan memberi pujian yang sangat tinggi”. Ia
berpendapat bahwa music mempunyai satu fungsi yang sangat penting dalam pendidikan dan
etika, sehingga ia ingin semua anggota jemaat telibat langsung dalam music ibadah. Warisan
Luther yang paling penting pada music Protestan adalah perkembangan nyanyian jemaat
yang sederhana, yang memakai strofik (setiap ayat disusun dengan melodi yang sama).
Efek reformasi pada musi di Prancis, Belanda, dan Swiss sangat berbeda dari Jerman.
Jean Calvin (1509-1564) dan Ulrich Zwingli (1484-1531), dua tokoh dalam Reformasi
Protestan, sangat menentang aspek-aspek liturgy dan unsur upacara (termasuk music) yang
ada kaitan langsung dengan tradisi lama dari umat Katolik. Zwingli berpendapat bahwa
music dapat mengganggu konstrasi pada saat berdoa dan mendengarkan firman Tuhan.
Mungkin pendapat ini ada kaitannya dengan mutu musiknya dan cara bernyanyi yang kurang
baik di Zurich pada waktu ia menduduki jabatannya. Bagi Zwingli, main music dan
bernyanyi merupakan kegiatan sekuler. Jean Calvin lebih memilih music sederhana seperti
Mazmur-mazmur daripada music Choral. Sebernarnya Calvin bukan pemusik, melainkan
sebagai orang yang mengenai ide-ide dari Yunani Kuno, yakni bahwa music mempunyai
kekuatan untuk mempengaruhi perilaku manusia. Calvin juga melarang music instrumental,
termasuk pemakaian organ karena music itu sebagai berasal dari dunia ajaran Perjanjian
Lama.
Gereja Anglikan (Inggris) memilih untuk memisahkan diri gereja Romawi karena
masalah politik (Paus tidak memberi ijin untuk membatalkan (cerai) kepada Ratu Catherine
agar ia dapat menikah lagi). Dalam bentuk dasar dalam music anglikan adalah service
(susunan bagian-bagian tertentu dari kebaktian Doa Pagi dan Doa Petang) dan anthem
(motet). Diantara anthem itu adalah full anthem (dalam bentuk kor) dan verse anthem (
beberapa suara solo dengan diiringi organ atau ansambel viol dan kor).
Dalam perkembangan music di Inggris, Tahun 1450-1520, diterbitkan Buku Kor Eton
yang berisikan dari 38 antifon (motet) untuk Bunda Maria, empat Magnificat, dan satu karya
berisi cerita sengsara Yesus yang tidak lengkap. Lalu komponis lainnya yang berpengaruh di
Inggris adalah John Taverner (1490-1545), yang memengaruhi para komponis lain, anatara
lain Christopher Tye (1500-1572), John Sheppard (1520-1560), dan Thomas Tallis (1505-
1585) yang menciptakan music liturgy Anglikan pertama dalam bahasa Inggris tahun 1553
dan perkembangan music instrumental viol dan music organ.
Efek-efek reformasi di Eropa memaksa gereja Katolik untuk menyadari keadaannya dan
“membersihkan rumahnya sendiri”. Akhirnya katolik mengadakan Konsili Trente yang
terdiri dari tiga sidang (1545-1548, 1551-1552, dan 1560-1563) di Kota Trento, Italia Utara,
yang membicarakan keadaan gereja dalam segala aspek. Konon ada usul untuk melarang
polifoni dari gereja yang dibicarakan dalam konsili. Kemudian dikatakan Palestrina
menciptakan sebuah misa enam suara untuk memperlihatkan bahwa polifonik tidak
bertentangan dengan suasana ibadah yang hikmat dan dapat disusn agar ucapan teks
terdengar jelas dan mudah dimengerti. Jadi efek Konsili Trente adalah untuk membuat gaya
music Roma sebagai contoh gaya music gerejawi “sebagaimana mestinya” pada tempat-
tempat lain.
Dimasa Akhir tradisi Musik Belanda, Orlande de Lassus (1532-1594) dan Philippe de
Monte (1521-1603) merupakan komponis terakhir dalam tradisi polifoni Belanda dan Prancis
yang memulai dengan musik dufay. Suatu hal yang menarik dari Karya Lassus adalah bahwa
ia tidak pernah menerbitkan music khusus alat-alat music. Haln ini memperlihatkan betapa
pentingnya music vocal dibandingkan music instrumental selama abad ke-16. Akan tetapi,
Lassus termasuk komponisi terakhir yang tidak memikirkan penggunaan music instrumental
secara khusus. Pada abad ke 16 pula, hal yang paling berkesan dalam sejarah music adalah
Mandrigal Italia dan Chanson Prancis. Mandrigal adalah susunan syair yang pendek dan
through –composed- yaitu diciptakan secara baru dari permulaan sampai akhir tanpa unsur
berbait.
Jika berbicara perkembangan yang paling penting dalam music pada tahun 1450-1600
adalah tentang Musik Intrumental, sebagai suatu jenis music yang independen dan music
lokal. Alat-alat music diantaranya adalah gesek (Viol dan Biola), Tiup jenis kayu (rekorder,
Krumhorn, Shawm atau Pommer, Dulcian, dan Kornetto), Tiup jenis Logam (Terompet dan
Trombon), Petik (Lut dan Vilhuela), dan Keyboard (Organ, Harpsikord, dan Klavikord).
Dimasa Barok, istilah “Barok” dipakai oleh para sejarawan dalam bidang music untuk
mengklarifikasi music yang diciptakan antara tahun 1600-1750. Istilah ini jugta dipakai
dalam bidang seni lukis, seni patung, dan arsitektur. Gereja masih mendukung kegiatan
music, namun perannya berkurang disbanding dengan masa Renaisans atau sebelumnya,
Kosert-konsert umum yang komersial sifatnya belum dibudayakan di Eropa. Namun, ada
beberapa himpunan yang mulai mementaskan opera atau menyelenggarakan konsert-konsert
untuk anggota-anggota mereka. Dalam permulaan Gaya barok, perkembangan gaya tersebut
di Italia dapat kita amati dari beberapa segi khusus diantaranya lahirnya Seconda Pracctica,
Monodi dan Stile Recitativo, Bas Kontinuo, Perkembangan Tonalitas. Perkembangan
Repertoar Musik untuk Instrumen yang bersifat “Virtuoso”, dan pentingnya Unsur Kontras
dalam dinamika dalam partitur. Salah satu komponis pencetus Seconda Pracctica di Venezia
adalah Giovanni Gabrieli. Lalu komponis berpengaruh lain ialah Claudio Monteverdi (1567-
1643) sebagai komponis paling modern, dimana ia mengusung opera yang bernama L’Orfeo
dalam konsep musikalisasi dari segi gaya yang baru, yang dipakai secara lebih kuat dan
mengesankan; serta menciptakan music Vesperae Beatae Mariae Virginis yang memiliki 14
lagu yang memperlihatkan beberapa cara untuk menciptakan music gerejawi menurut gaya
baru tanpa melupakan teknik-teknik yang lama. Pentingnya music Monteverdi adalah ia
mencoba memakai teknik-teknik komposisi lama dalam suatu konteks baru.
Masa Barok juga mempengaruhi di dalam Musik Sakral di Jerman. Dari segi
perkembangan gaya Barok awal di Jerman, pengaruh yang paling penting pada umumnya
adalah music Venizia, dan secara khusus music Giovanni Gabrieli. Komponis yang
berpengaruh pada masa itu Heinrich Schutz (1585-1672),dimana didalam musiknya, Schutz
menghasilkan suatu paduan antara tradisi music Jerman Protestan dan gaya polifonik
imitative Belanda (seperti music Lassus) pada akhir abad ke-16, teknik-teknik baru dari
Italia, khususnya, yang dikembangkan oleh Geovanni Gabrieli dan Claudio Monteverdi, serta
karya Mazmur 150 yang diterbitkan olehnya pada tahun 1619. Masa ini merupakan masa
transisi dari pemakaian metode gerejawi dan pola-pola lama yang berdasarkan heksakord
menuju pada pemakaian tonalitas. Pada tahun 1650-1700, para komponis mempelajari
bagaimana memperpanjang bahan music mereka lewat pengulangan tema-tema dalam nada
dasar yang berhubungan dengan tonika yang dominan, subdominant, dan minor relatif.
Abad ke 17, Musik Vokal mulai diperhatikan di Perancis, terutama dalam opera-opera
sebagai hiburan bagi Raja Perancis dan bangsawannya, selain sandiwara, tari, dan dekor.
Salah satu komponis yang melihat hal itu adalah Jean Baptise Lully (1632-1687) dengan
acara opera-operanya. Disisi lain, musik di Inggris pada Abad ke-17 agak terhalang
dikarenankan pembubaran kerajaan menjadi republic sehingga pemerintah Inggris menutup
semua lembaga music istana, termasuk kapel raja. Digereja-gereja dilarang segala jenis
music kecuali, susunan mazmur yang sederhana. Larangan ini termasuk music kor dan music
organ, sesuai dengan aliran Calvinis yang pada saat itu mempengaruhi tokoh-tokoh
parlemen. Namun 1660, Parlemen Inggris mengmbalikan sistem pemerintahan yang lama,
yaitu sistem kerajaan, Putra Raja Charles I sehingga music kembali diperizinkan. Komponis
yang paling penting di Inggris 1670-1700, yaitu John Blow (1649-1708) dan yang paling
berpengaruh adalah Henry Purcell (1857-1934). Purchel adalah salah satu komponis masa
Barok yang paling penting. Ia berhasil memadu beberapa gaya, yaitu gaya Inggris Prancis,
dan Italia, sehingga menjadi satu gaya yang khas dan orisinal. Ia menguasai setiap bentuk
music yang ada di Inggris pada masa itu, baik dalam tradisi lama maupun menurut “trend-
trend” yang baru. Pada abad ke-20, music Purcell menjadi sangat berpengaruh kuat pada
music Benyamin Britten.
Setelah “Perang Tiga Puluh Tahun”, yang menghancurkan kesenian di Jerman berakhir
pada tahun 1648, kegiatan music di gereja –gereja besar yang melibatkan banyak komponis,
pemain organ, dan pemusik lain kembali tumbuh. Musik di Jerman tahun 1650-1750 dapat
dianggap “masa emas” untuk musik Protestan di Jerman. Sampai sekarang, dalam sejarah
music organ dari kantata sakral yang bermutu di Eropa Barat, belum ada yang lebih kaya
daripada masa tersebut. Kejayaan dari tradisi ini adalah music Johann Sebastian Bach.
Selama masa tersebut, dikembangkan suatu gaya nasionalis yang khas, yang berbeda dengan
music Italia dan music Prancis. Diantaranya ialah Koral sebagai dasar music Gereja Protestan
di Barat, Musik vocal, music instrumental, bahkan opera dalam bahasa Jerman di Hamburg.
Di Italia pada abad ke-17 (1660-1725), yang ditunjukan didalam bidang music mereka
adalah opera. Namun pokok untuk kesuksesan opera adalah para penyanyinya. Komponis
yang berpengaruh dalam hal ini adalah Agostino Steffani (1654-1728). Ia menciptakan tiga
opera untuk Dusseldorf. Salah satu penerus music Steffani yang dapat diamati dalam karya
Alessandro Scarlatti (1660-1725), yang mewakilli perkembangan opera di Kota Napoli,
Italia. Walau opera-opera Scarlatti merupakan puncak music Italia pada masa Barok, namun
gayanya lebih mempengaruhi Handel dalam opera-operanya. Arcangelo Corelli (1653-1713)
merupakan salah satu komponis dan penmain biola yang paling penting di Italia pada abad
ke-17. Walaupun karyanya tidak banyak, namun ia pengaruh Corelli ini terasa dalam bentuk,
gaya, teknik memainkan biola, dan teknik menggunakan orkes alat music gesek. Komponis
lain yang mencetus dan mengembangkan bentuk konserto Barok kepuncaknya adalah
Antonio Vivaldi (1678-1741) dimana ia mengembangkan teknik biola dan ilmu orkestrasi,
serta termasuk sebagai seorang pelopor untuk orkes dalam program music.
Musik di Prancis ketika tahun 1685 sempat terlibat dalam berbagai peperangan yang
tidak menghasilkan kemenangan bahkan merugikan keuangan Negara. Raja Louis XIV pada
tahun 1715, pertunjukan-pertunjukan opera dan ballet sangat dikurangi. Musik kembali
dibangkitkan oleh Richard de Lalande (1657-1726) dengan menciptakan banyak motet besar
untuk para penyanyi solo, kor, dan orkes. Lalu tradisi opera Lully diteruskan oleh Andre
Campra (1660-1774) dengan karya L’Europe Galante (1697) disusul para komponis lain
adalah Andre Destouches (1672-1749) dan Jean-Joseph Mouret (1682-1738). Namun
komponis yang paling tepat untuk menggambarkan masa itu adalah Francois Couperin
(1668-1733) seorang pemain harpikord dan organ adalah pemusik yang paling penting di
Perancis di antara masa Lully dan Jean-Philippe Rameau (1683-1764). Ia dapat menciptakan
music untuk para pemusik yang paling terampil terampil di Prancis. Dengan sengaja,
Couperin membatasi musiknya untuk ansambel-ansambel kecil atau harpsichord saja untuk
raja Louis XIV. Pengaruh Couperin paling kuat di Prancis dan terasa sampai masa Debussy,
Ravel, dan Poulenc. J. C. Bach adalah seorang penggemar pada music Couperin dan
menyalin beberapa karya Couperin untuk mempelajari gayanya. Hasil studi itu terlihat dalam
suita-suita Bach untuk harpsichord. Unsur “programatik” ini menjadi suatu ciri khas music
harpsichord di Prancis pada masa itu. Kadang-kadang, music Couperin dapat disebut
“impresionis” karena kemampuannya menggambarkan atau mengangkap suatu suasana
tertentu dalam music. Lalu ketika Coperin meninggal, Jean- Philippe Rameau (1683-1764)
juga adalah komponis yang paling penting selama masa 1730-1760. Sama pentingnya seperti
Handel dalam bidang opera Italia, opera-opera Rameau merupakan puncak opera Prancis
pada masa akhir Barok. Rameau lebih memakai orkes sebagai iringan pada recitavivo-nya.
Emosi para pemeran digambarkan oleh orkes khususnya melalui gaya harmoni yang dipakai.
Peranan Ansambel, music balet, dan lagu-lagu kor sangat penting pada semua opera Ramerau
(lain dari opera pada masa yang sama).
Antara pertengahan abad ke-16 dan pertengahan abad ke 19, pemusik yang paling
berkesan di Jerman tengah berasal dari keluarga pemusik yaitu Johann Sebastian Bach (1685-
1750), dimana ayahnya Johann Ambrosius Bach, adalah seorang pemain terompet dan
dirigen orkes di kota Eisenach. J. C. Bach tidak pernah merai prestasi sebagai komponis
terkemuka seperti Handel maupun Telemann, yang jauh lebih terkenal sebagai komponis
internasional karena musiknya dianggap tidak bersifat natural (alamiah yaitu tanpa melodi
yang sederhana dn iringan homofonik seperti yang dikehendaki oleh pemusik yang berselera
stile galant; dimana ia masih memakai gaya kuno. Namun sekarang, music Bach masih
dijunjung tinggi sebagai kejayaan music pada masa Barok; Bach dianggap kompinis yang
menguasai teknik komposisi pada tingkat sempurna, tanpa ada perbandingan dari segi sifat
intelektual dan daya cipta. Paduan kontrapung dan harmoni yang kaya merupakan ciri khas
dari gayanya, tidak pernah dilebihi oleh siapapun. Musik Bach memperlihatkan paduan dari
tiga gaya nasional; dari Italia, terlihat dalam konserto-konsertonya, dari Prancis tampak
dalam suita-suita-nya dan dari tradisi music Jerman yang beragama Protestan; ia lebih
menekankan kontrapung. Karya-karya sakral yang paling banyak adalah cantata gerejawi,
diciptakan selama ia berada di Leipzig, khusunya pada tahun 1724-1730. Musik sakral itu
ialah : Kantata-kantata, passio-passio, Orantorio, Motet-motet, dan Misa dalam B Minor.
Jika berbicara music Intrumental, Bach tertarik dengan gaya music instrumental dari Italia,
khususnya konserto-konserto yang diciptakan Vivaldi yang mempengaruhi :
Musik Keyboard Bach ini diciptakan untuk Keyboard tanpa papan pedal kaki. Musik ini
diciptakan untuk harpsichord atau klavikord. Bach menyadari bahwa bunyi klavikord terlalu
lembut untuk ruangan besar. Ada tiga karya dalam kelompok ini yaitu Aria dan variasi
(1709, BWV 989) dalam gaya Italia, Sarabande dan variasi (BWV 990) dalam C mayor.
Dan yang paling penting, Aria dan 30 variasi(BWV 988) yang biasanyan dokenal sebagai
Variasi Goldberg. Karya ini dianggap sebagai music dalam bentuk dan variasi yang paling
agung dalam repertoar musik keyboard. Namun sepanjang hidupnya, Bach terkenal sebagai
pemain organ. Sepnjang kariernya ia menciptakan music untuk alat ini, yang sekarang
dianggap sebagai puncak dan pusat dari reaptoar music organ pipa yang berpengaruh bagi
para komponis- lain darim tradisi organ Jerman. Bach tertarik pada music para komponis
Italia selama masa jabatannya di Weimar yang mengakibatkan perubahan gaya music ini
bukan hanya tampak dalam konserto-konserto Bach saja, melainkan juga dalam music
organnya ketika tinggal di Weimar. Pengaruh-pengaruhnya ialah Musik dalam bentuk
Prelude dan Fuga, Enam Trio Sonata (BWV 525-530), dan Prelude-prelude koral.
Jika J. S. Bach adalah komponis lagu gerejawi, berbeda dengan George Fridenric Handel
(1685-1759) adalah komponis teater berkebangsaan Jerman. Ia lebih berkecimpung dalam
dunia Teater dan Opera. Musik Handel sangat berpengaruh di Inggris sampai-sampai para
komponis agung mengaku dipengaruhi Handel adalah Mozart., Josef Haydn (Die
Schopfung), Bethoven (Misa Solemnis), dan Mendelssohn. Musik-Musik Handel lebih
kepada musik instrumental untuk opera-operanya, oratorio-oratorionya, dan karynya yang
paling terkenal ialah Messiah (bersifat sebuah renungan melalui music tentang makna
kedatangan, kematian, kebangkitan, dan kedatangan Yesus Kristus Kembali.
Lalu Komponis Jerman yang paling penting ialah Georg Philipp Telemann.Telemann
dianggap sebagai seorang komponis “progresif”, seorang yang cenderungt pada gaya yang
lebih sederhana dan melodis sifatnya daripada gaya kontrapung yang kompleks (seperti J. C.
Bach). Musiknya lebih ditekankan pada rasa ringan, lincah, melodis, irama simetris, dan
iringan yang tidak bersaingan dengan melodi utama. Suatu karya utama dalam
perkembangan stile galant, jadi Telemann harus dianggap salah satu pelopor gaya tersebut.
Yang menjadi pusat perhatian kita sekarang adalah bahwa gaya masa klasik berakar dari
gaya dalam music Telemann tersebut.
3. Sumbangsih Buku.
Sejarah tentang Musik dari masa-masa tersebut.
Makna Musik bagis setiap komponis.
Peran Musik dalam berbagai aspek.
1. Pelajari dan kuasai tata tulis untuk penulisan huruf besar di tengah-tengah kalimat.
2. Pelajari dan kuasai tata tulis untuk penulisan cetak miring, istilah-istilah musik dan judul-
judul karya tulis atau musik.
3. Konsisten untuk menulis huruf besar dan cetak miring dalam teks.
4. Lihat lagi kesalahan penulisan dan peletakkan tanda baca.
5. Sayang sekali tidak ada tanggapan kritis.
79