Bab 2 Ronde Keperawatan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Ronde Keperawatan (Nursing Rounds)


Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi
masalah keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh perawat di samping
melibatkan pasien untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan.
Pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat primer dan/atau konselor,
kepala ruangan, dan perawat associate yang perlu juga melibatkan seluruh
anggota tim kesehatan (Nursalam, 2002).
Ronde keperawatan memungkinkan perawat untuk melakukan
hubungqn timbal balik dengan pasien secara teratur dan sistematis untuk
menunjukkan keberadaan perawat dalam membantu mengantisipasi
kebutuhan dan memberikan kenyamanan serta perlindungan bagi pasien
(Woolley et. Al, 2012). Ronde keperawatan merupakan strategi yang efektif
dalam memulai banyak perubahan dalam aspek perawatan terutama
meningkatkan komunikasi diantara anggota tim terkait interaksi antar perawat
(Aitken et al, 2010).

2.2 Tujuan Timbang Terima


Clement (2011) menyebutkan ada dua tujuan dilaksanakannya ronde
keperawatan yaitu bagi perawat dan bagi pasien adalah:
1. Pertama, bagi perawat bertujuan untuk melihat kemampuan staf dalam
manajemen pasien, mendukung pertumbuhan dan pengembangan
professional, meningkatkan pengetahuan perawat dengan menyajikan
dalam format studi kasus, menyediakan kesempatan pada staf perawat
untuk belajar meningkatkan keterampilan klinis, membangun kerjasama
dan rasa hormat, meningkatkan retensi perawat berpengalaman dan
mempromosikan kebanggaan dalam profesi keperawatan.
2. Kedua, bagi pasien bertujuan untuk mengamati kondisi fisik dan mental
pasien dan kemajuan dari hari ke hari, membuat pengamatan khusus dan
memberikan laporan ke dokter, memperkenalkan pasien ke petugas dan
sebaliknya, melaksanakan rencana yang dibuat untuk perawatan pasien,
mengevaluasi hasil pengobatan dan kepuasan pasien serta memodifikasi
tindakan keperawatan yang diberikan.

2.3 Manfaat Ronde Keperawatan


Nursalam dan Efendi (2008), manfaat ronde keperawatan yaitu:
1. Untuk menumbuhkan cara berpikir kritis dan sistematis
2. Meningkatkan kemampuan validasi data klien
3. Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan
4. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berorientasi
pada masalah klien
5. Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan keperawataN
6. Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja

2.4 Mekanisme Ronde Keperawatan


Mekanisme ronde keperawatan yaitu:
1. Perawat sebelum melakukan ronde keperawatan sebaiknya membaca
laporan mengenai pasien melalui status pasien selama 2-3 menit
2. Perawat menentukan pasien yang akan dilakukan ronde keperawatan.
Sebaliknya dipilih klien yang membutuhkan perawatan khusus dengan
masalah yang relatif kompleks
3. Ketika ronde keperawatan dilakukan pada pasien, perawat melaporkan
kondisi, tindakan yang sudah dilakukan dan akan dilakukan, pengobatan
serta rencana yang lain
4. Waktu yang dilakukan untuk melakukan keseluruhan ronde adalah setiap
hari dengan waktu kurang lebih satu jam ketika intensitas kegiatan di
ruang rawat sudah relatif tenang
5. Setelah ronde keperawatan dilakukan diskusi dengan perawat yang
mengikuti ronde keperawatan (Nursalam & Efendi, 2008)
2.5 Langkah-Langkah Dalam Ronde Keperawatan
Langkah-langkah dalam ronde keperawatan adalah sebagai berikut.

Keterangan
1. Praronde
a. Menentukan kasus dan topik (masalah yang tidak teratasi dan masalah
yang langka).
b. Menentukan tim ronde.
c. Mencari sumber atau literatur.
d. Membuat proposal.
e. Mempersiapkan pasien: imformed consent dan pengkajian.
f. Diskusi: Apa diagnosis keperawatan? Apa data yg mendukung?
Bagaimana intervensi yang sudah dilakukan? Apa hambatan yang
ditemukan selama perawatan?
2. Pelaksanaan Ronde
a. Penjelasan tentang pasien oleh perawat primer yang difokuskan pada
masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan dilaksanakan
dan atau telah dilaksanakan serta memilih prioritas yang perlu
didiskusikan.
b. Diskusi antaranggota tim tentang kasus tersebut.
c. Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau konselor atau kepala
ruangan tentang masalah pasien serta rencana tindakan yang akan
dilakukan.
3. Pascaronde
a. Evaluasi, revisi, dan perbaikan.
b. Kesimpulan dan rekomendasi penegakkan diagnosis; intervensi
keperawatan selanjutnya.

2.6 Peran Masing-Masing Anggota Tim


a. Peran Perawat Primer dan Perawat Associate
1. Menjelaskan data pasien yang mendukung masalah pasien.
2. Menjelaskan diagnosis keperawatan.
3. Menjelaskan intervensi yang dilakukan.
4. Menjelasakan hasil yang didapat.
5. Menjelaskan rasional (alasan ilmiah) tindakan yang diambil.
6. Menggali masalah-masalah pasien yang belum terkaji.
b. Peran Perawat Konselor dan Tenaga Kesehatan Lainnya
1. Memberikan justifikasi.
2. Memberikan reinforcement.
3. Memvalidasi kebenaran dari masalah dan intervensi keperawatan serta
rasional tindakan.
4. Mengarahkan dan koreksi.
5. Mengintegrasikan konsep dan teori yang telah di pelajari.

2.7 Kriteria Evaluasi


a. Struktur
1. Persyaratan administratif (informed consent, alat, dan lainnya).
2. Tim ronde keperawatan hadir di tempat pelaksanaan ronde
keperawatan.
3. Persiapan dilakukan sebelumnya.
b. Proses
1. Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
2. Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran yang
telah ditentukan.
c. Hasil
1. Pasien merasa puas dengan hasil pelayanan.
2. Masalah pasien dapat teratasi.
3. Perawat dapat:
a. Menumbuhkan cara berpikir yang kritis.
b. Meningkatkan cara berpikir yang sistematis.
c. Meningkatkan kemampuan validitas data pasien.
d. Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan.
e. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang
berorientasi pada masalah pasien.
f. Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan
keperawatan.
g. Meningkatkan kemampuan justifikasi.
h. Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.

Anda mungkin juga menyukai