Laporan Akhir Tptpie
Laporan Akhir Tptpie
Laporan Akhir Tptpie
I. PENDAHULUAN
Kelapa adalah satu jenis tumbuhan dari suku aren-arenan atau Arecaceae dan
merupakan anggota tunggal dalam marga Cocos. Tumbuhan ini dimanfaatkan hampir
semua bagiannya oleh manusia sehingga dianggap sebagai tumbuhan serba guna,
khususnya bagi masyarakat pesisir. Pohon dengan batang tunggal atau kadang-
bonggol, adaptif pada lahan berpasir pantai. Batang beruas-ruas namun bila sudah tua
tidak terlalu tampak, khas tipe monokotil dengan pembuluh menyebar (tidak
konsentrik), berkayu. Batang pohon kelapa banyak digunakan untuk bagian atap dari
sebuah bangunan rumah. Batang pohon kelapa tidak boleh terkena air atau lembab
pohon kelapa kebanyakan masyarakat memilih batang kelapa yang sudah tua, kering
dan sebagian masyarakat mengolesinya dengan oli ( oli bekas kendaraan atau oli tab
). Daun tersusun secara majemuk, menyirip sejajar tunggal, pelepah pada ibu tangkai
m. Ia berasal dari pesisir Samudera Hindia, namun kini telah tersebar di seluruh
daerah tropika. Tumbuhan ini dapat tumbuh hingga ketinggian 1000 m dari
Buah dari tanaman kelapa memiliki sumber protein nabati yang bagus dan
dapat diolah menjadi aneka produk yang bermanfaat bagi manusia dan bisa
2
usahatani tanaman kelapa ini harus dibuat pangsa pasar dan kepastian harga yang
jelas agar petani kelapa mau membudidayakan tanaman kelapa. Salah satu cara untuk
menjaga dan melindungi harga dari kelapa yaitu dengan cara membuat kontrak atau
Tanaman Kelapa sawit (Elaeis guineensis jacq.) merupakan salah satu jenis
tanaman perkebunan yang menduduki posisi terpenting di sektor pertanian dan sektor
perkebunan khususnya. Hal ini disebabkan karena dari sekian banyak tanaman yang
menghasilkan minyak atau lemak, kelapa sawit yang menghasilkan nilai ekonomi
terbesar per hektar di dunia. Melihat pentingnya tanaman kelapa sawit dewasa ini dan
masa yang akan datang, seiring dengan meningkatnya kebutuhan penduduk dunia
akan minyak sawit maka perlu usaha peningkatan kualitas dan kuantitas produksi
kelapa sawit secara tepat agar sasaran yang diinginkan dapat tercapai (Sastrosayono,
2003).
Indonesia oleh pemerintah Belanda pada tahun 1848. Saat itu ada empat batang bibit
kelapa sawit yang ditanam di Kebun Raya Bogor (Bogor), dua berasal dari Bourbon
nilai ekonomis yang cukup tinggi karena merupakan salah satu tanaman penghasil
minyak nabati. Bagi Indonesia, kelapa sawit memiliki arti penting karena mampu
menciptakan kesempatan kerja bagi masyarakat dan sebagai sumber perolehan devisa
negara. Sampai saat ini Indonesia merupakan salah satu produsen utama minyak
sawit dunia selain Malaysia dan Nigeria. Permintaan kelapa sawit yang meningkat
meningkat.
Dalam pengembangan kelapa sawit, bibit merupakan produk dari suatu proses
pengadaan tanaman yang dapat berpengaruh terhadap pencapaian hasil produksi dan
kegiatan budidaya tanaman kelapa sawit. Melalui tahap pembibitan ini diharapkan
akan menghasilkan bibit yang baik dan berkualitas. Bibit kelapa sawit yang baik
memiliki kekuatan dan penampilan tumbuh yang optimal serta berkemampuan dalam
Salah satu upaya peningkatan produktivitas dapat dilakukan dengan cara pemberian
pupuk secara efisien dan efektif dari masa pertumbuhan awal dari tanaman belum
menghasilkan (TBM).
1.2 Tujuan
Tujuan pembuatan laporan ini adalah agar para pembaca bisa lebih
Pembaca juga akan mengetahui jenis-jenis hama dan penyakit pada tanaman Kelapa
serta cara pengolahannya setelah panen sedangkan tujuan dari kelapa sawit yaitu
lapangan sesuai kompetensi diri serta mengetahui teknik budidaya kelapa sawit.
5
tersebar di wilayah tropis. Produk utamanya adalah kopra, yang berasal dari daging
buah yang dikeringkan. Pohon kelapa yang telah ditebang akan menjadi limbah yang
terbatas, batang kelapa mulai banyak dimanfaatkan sebagai pengganti kayu sehingga
Tanaman kelapa digolongkan atas 2 tipe, yaitu kelapa tipe Dalam dan tipe
Genjah. Kelapa tipe Dalam umumnya memiliki batang yang tinggi sekitar 15 meter
dan bagian pangkal membengkak (disebut bol), mahkota daun terbuka penuh berkisar
– 10 tahun setelah tanam, buah masak sekitar 12 bulan setelah penyerbukan, umur
tanah dan kondisi iklim, kualitas kopra dan minyak serta sabut umumnya baik, pada
Kelapa genjah umumnya memiliki batang pendek berkisar 12 meter dan agak
kecil, tidak memiliki bol, panjang daun berkisar 3 – 4 meter, berbunga pertama cepat
berkisar 3 – 4 tahun setelah tanam, buah masak berkisar 11-12 bulan sesudah
serta sabut kurang baik (Rompas, 1989), umumnya menyerbuk sendiri (Foale, 1992).
Berbeda dengan kayu pada umumnya batang kelapa memiliki sel pembuluh yang
berkelompok (vascular bundles) yang menyebar lebih rapat pada bagian tepi dari
pada bagian tengah serta pada bagian bawah dan atas batang. Hal itu mengakibatkan
perusak kayu seperti jamur dan serangga. Bagian keras batang kelapa yang tidak
maksimum dapat bertahan tiga tahun. Sedangkan untuk bagian lunak hanya beberapa
yang berasal dari udara, terutama sinar matahari, temperatur, curah hujan dan
kelembaban. Faktor yang berasal dari dalam tanah, terutama partikel tanah, jenis
mudanya akan tumbuh lambat dan berbuahnya juga agak terlambat. Fremond et al.
jam per tahun atau 120 jam per bulan dapat dipandang sebagai batas penyinaran
minimun yang dapat menganggu produksi. Tanaman kelapa sangat peka terhadap
suhu rendah. Hal ini merupakan sebab, mengapa penyebaran tanaman kelapa terbatas
7
pada sabuk khatulistiwa yaitu pada 270 Lintang Utara dan 270 Lintang Selatan dan
pada ketinggian 0 – 900 meter diatas permukaan laut. Walaupun begitu tanaman
kelapa masih dapat tumbuh hingga pada ketinggian 1500 mdpl namun sudah
Kelapa hibrida merupakan kelapa hasil persilangan atau hibridasi antara dua
tanaman kelapa sejenis yang memiliki perbedaan sifat (Suhardiman, 1985 dalam
Wijaya 2007). Berdasarkan jumlah perbedaan yang dimiliki oleh kedua tanaman yang
disilangkan, hasil hibrida dapat menjadi: a) Monohibrida, yakni hibrida dengan satu
perbedaan sifat, misalnya perbedaan bentuk buah b) Di- atau trihibrida dengan dua
atau tiga perbedaan sifat, misalnya warna buah, bentuk buah, dan umur mulai berbuah
c) Polihibrida, yakni hibrida dengan banyak perbedaan sifat, namun tetap dalam satu
jenis. Persilangan antara kelapa dalam dengan kelapa genjah dapat digolongkan ke
dalam jenis polihibrida karena memiliki perbedaan sifat yang cukup banyak
(Suhardiman, 1985 dalam Wijaya, 2007). Kelapa hibrida bersifat unik karena
mempunyai keseragaman susunan genetik dan secara praktis mempunyai satu genotif,
sehingga jika dalam lahan ada 1.000 tanaman kelapa hibrida, satu tanaman terserang
penyakit, maka 999 tanaman lain mempunyai peluang yang sama untuk terserang.
Hal ini berbeda dengan kelapa tipe jangkung dan genjah yang secara genetik beragam
(Bari dan Mansjur 1987 dalam Wijaya, 2007). Sedangkan menurut Fremond dan de
Lamote (1971) dalam Wijaya (2007), kelapa hibrida memiliki sifat unggul yang
diwariskan oleh tetuanya, antara lain: (1) berbuah cepat (4-5 tahun), (2) potensi
berbuah rata-rata mencapai 120 butir per pohon per tahun, (3) daging buah tebal, (5)
8
kandungan minyak tinggi, (6) habitus tanaman sedang, serta (7) relatif serangan hama
dan penyakit.
1. Persyaratan Benih
Syarat pohon induk adalah berumur 20-40 tahun, produksi tinggi 80-120
Batangnya kuat dan lurus dengan mahkota berbentuk sperical (berbenuk bola) atau
semi sperical, daun dan tangkainya kuat, bebas dari gangguan hama penyakit. Ciri
buah yang matang untuk benih yaitu berumur ± 12 bulan, 4/5 bagian kulit berwarna
coklat, bentuk bulat dan agak lonjong, sbut tiak terluka, tidak mengandung hama
penyakit, panjang buah 22-25 cm, lebar buah 17-22 cm, buah licin dan mulus, air
2. Penyiapan Benih
gudang dengan kondisi udara segar dan kering, tidak bocor, tidak langsung terkena
sinar matahari dan suhu udara dalam gudang 25-27 0C dan dilakukan dengan
menumpuk buah secara piramidal tunggal setinggi 1 meter dan diamatai secara ritun.
drainase baik, dekat dengan sumber air dengan jumlah cukup banyak, dan dekat
lokasi penanaman. Kegiatan yang perlu dilakukan dalam persiapan bedengan atau
polybag yaitu mengolah tanah sampai gembur sedalam 30-40 cm, bentuk bedengan
dengan lebar 2 m, tinggi 25 cm dan panjang tergantung lahan dengan jarak antar
9
hitam dengan ukuran 50 x 40 cm dan tebal 0.2 mm, bagian bawah berlubang diameter
0,5 cm dengan jarak antar lubang 7,5 cm sebanyak 48 lubang unutk aerasi dan
drainase serta diisi dengan tanah top soil halus setinggi 2/3 (Adiwiganda dan Siagaan
sabut sebelah tangkai berhadapan sisi terlebar dengan alat yang tajam dan jangan
dilubang. Desinfektan benih dengan insektisida dan fungisida selama dua menit.
Penanam dilakukan dengan posisi segitiga bersinggungan, setiap satu meter persegi
dapat diisi 30-35 benih atau 25.000 butir/hektar. Bila disemai di bedengan, maka
berlangsung selama 6-12 bulan, berdaun ± 6 helai dan tinggi 90-100 cm.
4. Pemeliharaan penyemaian
rumput. Penyiraman dilakukan dengan menggunakan gembor atau springkel pada dua
hari pertama dengan dosis 5 liter/m2/hari setiap pagi dan sore hari, selanjutnya 6
liter/m2/hari. Untuk mengetahui cukup tidaknya penyiraman, maka setelah 2jam pada
bagian sayatan ditekan dengan ibu jari, apabila keluar air maka penyiraman telah
dan penyakit (salman dan wibowo 1992). Sedangkan pada masa pembibitan
dapat disiram dengan gembor, selang, atau springkel pada pagi dan sore hari.
Kebutuhan penyiraman per polybag per hari tergantung pada umur bibit. Proteksi,
10
cc/liter dan disemprotkan pada tanaman sampai basah dan merata (Poeloengan dkk
2003). Penyiangan gulma, dilakukan setiap satu bulan sekali dengan cara mekanis
kegiatan memisahkan tanaman kerdil, terkena hama dan penyakit, serta dilakukan
Tanaman kelapa sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) berasal dari Afrika Barat.
Tetapi ada sebagian berpendapat justru menyatakan bahwa kelapa sawit berasal dari
kawasan Amerika Selatan yaitu Brazil. Hal ini karena spesies kelapa sawit banyak
kelapa sawit hidup subur di luar daerah asalnya, seperti malaysia, Indonesia,
Thailand, dan Papua Nugini. Bahkan, mampu memberikan hasil produksi perhektar
kolonial Belanda pada tahun 1848. Ketika itu ada empat batang bibit kelapa sawit
yang dibawa dari Maritius dan Amsterdam untuk ditanam di Kebun Raya Bogor.
Tanaman kelapa sawit mulai diusahakan dan dibudidayakan secara komersial pada
tahun 1911. Perintis usaha perkebunan kelapa sawit di Indonesia adalah Adrien
Haller, seorang berkebangsaan Belgia yang telah belajar banyak tentang kelapa sawit
lahirnya perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Sejak saat itu perkebunan kelapa
Pantai Timur Sumatra (Deli) dan Aceh. Luas areal perkebunannya saat itu sebesar
5.123 ha. Indonesia mulai mengekspor minyak sawit pada tahun 1919 sebesar 576 ton
ke negara-negara Eropa, kemudian tahun 1923 mulai mengekspor minyak inti sawit
sektor perkebunan. Klasifikasi botani tanaman kelapa sawit adalah sebagai berikut:
Divisi : Embryophyta
Kelas : Angiospermae
Ordo : Monocotyledonae
Famili : Arecaceae
Subfamili : Cocoideae
Genus : Elaeis
a. Akar
12
tunggang. Radikula (bakal akar) pada bibit terus tumbuh memanjang ke arah bawah
selama enam bulan terus-menerus dan panjang akarnya mencapai 15 meter. Akar
primer kelapa sawit terus berkembang. Susunan akar kelapa sawit terdiri dari serabut
primer yang tumbuh vertikal ke dalam tanah dan horizontal ke samping. Serabut
primer ini akan bercabang menjadi akar sekunder ke atas dan ke bawah. Akhirnya,
cabang-cabang ini juga akan bercabang lagi menjadi akar tersier, begitu seterusnya.
Kedalaman perakaran tanaman kelapa sawit bisa mencapai 8 meter hingga 16 meter
secara vertikal.
b. Batang
Tanaman kelapa sawit umumnya memiliki batang yang tidak bercabang. Pada
pertumbuhan awal setelah fase muda (seedling) terjadi pembentukan batang yang
melebar tanpa terjadi pemanjangan internodia (ruas). Titik tumbuh batang kelapa
sawit terletak di pucuk batang, terbenam di dalam tajuk daun, berbentuk seperti kubis
dan enak dimakan. Pada batang tanaman kelapa sawit terdapat pangkal pelepah-
pelepah daun yang melekat kukuh dan sukar terlepas walaupun daun telah kering dan
mati. Pada tanaman tua, pangkal-pangkal pelepah yang masih tertinggal di batang
akan terkelupas, sehingga batang kelapa sawit tampak berwarna hitam beruas.
c. Daun
Tanaman kelapa sawit memiliki daun (frond) yang menyerupai bulu burung
atau ayam. Di bagian pangkal pelepah daun terbentuk dua baris duri yang sangat
tajam dan keras di kedua sisinya. Anak-anak daun (foliage leaflet) tersusun berbaris
13
dua sampai ke ujung daun. Di tengah-tengah setiap anak daun terbentuk lidi sebagai
tulang daun.
Tanaman kelapa sawit yang berumur tiga tahun sudah mulai dewasa dan
mulai mengeluarkan bunga jantan atau bunga betina. Bunga jantan berbentuk lonjong
memanjang, sedangkan bunga betina agak bulat. Tanaman kelapa sawit mengadakan
penyerbukan silang (cross pollination). Artinya, bunga betina dari pohon yang satu
dibuahi oleh bunga jantan dari pohon yang lainnya dengan perantaraan angin dan atau
serangga penyerbuk. Buah kelapa sawit tersusun dari kulit buah yang licin dan keras
(epicarp), daging buah (mesocrap) dari susunan serabut (fibre) dan mengandung
minyak, kulit biji (endocrap) atau cangkang atau tempurung yang berwarna hitam dan
keras, daging biji (endosperm) yang berwarna putih dan mengandung minyak, serta
lembaga (embryo). Lembaga (embryo) yang keluar dari kulit biji akan berkembang
ke dua arah, yaitu: 1. Arah tegak lurus ke atas (fototropy), disebut dengan plumula
yang selanjutnya akan menjadi batang dan daun 2. Arah tegak lurus ke bawah
(geotrophy) disebut dengan radicula yang selanjutnya akan menjadi akar. Plumula
tidak keluar sebelum radikulanya tumbuh sekitar 1 cm. Akar-akar adventif pertama
membentuk akar-akar sekunder sebelum daun pertama muncul. Bibit kelapa sawit
mampu melakukan fotosintesis dan menyerap makanan dari dalam tanah. Buah yang
sangat muda berwarna hijau pucat. Semakin tua warnanya berubah menjadi hijau
kehitaman, kemudian menjadi kuning muda, dan setelah matang menjadi merah
14
kuning (orange). Jika sudah berwarna orange, buah mulai rontok dan berjatuhan
(buah leles).
e. Biji
Setiap jenis kelapa sawit memiliki ukuran dan bobot biji yang berbeda. Biji
dura afrika panjangnya 2-3 cm dan bobot rata-rata mencapai 4 gam, sehingga dalam 1
kg terdapat 250 biji. Biji dura deli memiliki bobot 13 gam per biji, dan biji tenera
afrika rata-rata memiliki bobot 2 gam per biji. Biji kelapa sawit umumnya memiliki
lebih cepat dan tingkat keberhasilannya lebih tinggi, biji kelapa sawit memerlukan
pre-treatment.
2.2.2 LSU
Pada analisis daun sangat tepat dilaksanakan pada tanaman kelapa sawit
karena tanaman kelapa sawit memproduksi daun dan tandan sepanjang tahun secara
teratur sehingga memudahkan tim pengambil daun untuk pengumpulan daun pada
tidak berbeda nyata. Kadar hara Mg daun kelapa sawit pada tanah gambut tergolong
tinggi berkisar 0,49-0,53% Mg, sedangkan kadar hara Mg daun pada tanah mineral
Dalam Pengambilan Contoh Daun Berdasarkan pada suatu unit yang dikenal
dengan Kesatuan Contoh Daun (KCD) atau Leaf Sampling Unit (LSU). Satu KCD
tindakan kultur teknis dan topografi drainase. Syarat –syarat pohon contoh: 1. Pohon
tidak dekat jalan, sungai, bangunan, atau parit 2. Bukan pohon sisipan 3. Tidak
berdekatan dengan hiaten (areal terbuka) 4. Pohon normal dan tidak terkena penyakit
daun kelapa sawit yaitu susunan pelepah kelapa sawit dengan spiral arah kanan ( right
handed palm) dan susunan pelepah kelapa sawit dengan spiral arah kiri (left handed
palm). 2. Penentuan contoh daun. Pada tanaman menghasilkan (TM), contoh daun
diambil dari pelepah ke -17. Daun ke-17 letaknya di bawah daun ke -9 agak ke
sebelah kiri pada spiral arah kanan dan agak ke sebelah kanan pada spiral arah kiri
(Winarna et al.,2007). Letak daun ke-17 ada yang ternaungi daun lainnya
secara fisiologis kadangkadang lebih tua dari daun ke 17 yang mendapat cahaya
matahari penuh. Hal ini disebabkan tingkat pertumbuhan yang lebih cepat, daun ke-
17 tanaman muda mungkin hanya berumur 5-6 bulan sedangkan daun ke-17 tanaman
1. Weeding
menggunakan alat, dan tenaga secara langsung, atau menggunakan alat pertanian.
Alat yang digunakan antara lain sabit, cangkul garu, dan parang babat. Pengendalian
mekanis dapat dilakukan dengan cara clean wedding atau penyiangan bersih pada
daerah piringan dan selective weeding yaitu penyiangan untuk jenis rumput tertentu,
seperti alang-alang, krisan, dan teki. Pengendalian gulma dengan cara ini dapat
16
dilakukan 5-6 kali pada tahun pertama atau tergantung pada perkebunan. Gulma
seperti paspalum conjugatum, Ottocholoa nodosa (berdaun sempit), dan borreria alata
(daun lebar) sering melihat menutup tanah pada bagian yang terbuka. Gulma ini
pemberantasan tumbuhan liar pada area piringan dilakukan secara manual dan kimia.
2. Weeping
dengan pemberian zat-zat kimia tertentu pada gulma yang dimana zat-zat tersebut
yang digunakan untuk mengendalikan gulma sering disebut dengan istilah Herbisida.
Herbisida berasal dari kata herba (gulma) dan sida (membunuh). Jadi dapat
disimpulkan bahwa herbisida tersebut adalah bahan kimia yang diberikan dengan
tujuan untuk membunuh gulma atau herbisida adalah senyawa atau material yang
disebarkan pada lahan pertanian untuk menekan atau memberantas tumbuhan yang
pembuangan pelepah- pelepah yang sudah tidak produktif / pelepah kering pada
pula. Pemangkasan daun pada tanaman kelapa sawit harus dilakukan, karena tidak
mudah rontok, meskipun sudah tua atau kering, terkadang baru rontok setelah
yang bersih dengan jumlah daun yang optimal dalam satu pohon serta memudahkan
jumlah pelepah yang optimal yang berguna untuk tempat munculnya bunga &
tanaman sudah mulai memasuki tahap awal panen.Pemangkasna dimulai sejak masa
sebagai berikut :
Memangkas pelepah searah dengan arah spiral / letak alur pelepah. Supaya hasil
Memangkas pelepah secara mepet & tepat pada bagian bawah pangkal pelepah.
2.2.5 Pemancangan
pembuatan lubang tanam sesuai dengan jarak tanam yang telah direncanakan. Selain
itu, pemancangan juga digunakan sebagai acuan untuk pembuatan jalan, parit, teras
Teknologi Budidaya Kelapa dan Kelapa Sawit ini dilaksanakan mulai Bulan
September hingga Bulan Oktober 2018. Praktikum ini dilaksanakan di UPT Kebun
Perkebunan dan Industri Ekosistem Sub-Optimal ini diantara nya adalah buah kelapa
dalam , Daun kelapa sawit, Tanaman kelapa sawit TM, Pupuk N,P,K mutiara, plastik
dan Karung.
Sedangkan alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini diantara nya adalah
Meteran, Ember, Alat tulis, Dodos, Egrek, Angkong, Tojok dan Gancu.
3.3.1 Pembibitan
1. Persiapan naungan
dengan lebar 1 m dan panjang 10 m dan tinggi bedengan 20-30 cm dan lebar
drainase 50 cm
3. Persiapan Benih
a. Ditentukan bagian atas dan bawah benih dengan cara dimasukkan buah ke
dalam air sampai mengapung. Bagian buah yang berada di atas permukaan air
b. Ditandai terlebih dahulu bagian atas kulit buah yang akan disayat
tangkai berhadapan sisi terlebar dengan alat yang tajam dan jangan diulang
d. Ditanam buah pada bedengan yang telah dipersiapkan sedalam 2/3 bagian
buah dengan sayatan menghadap ke atas dan mikrofil buah menghadap kea
rah timur dan susun secara teratur dengan jarak antar buah dalam barisan 5-10
3.3.3 LSU
b. Diambil daun yang memiliki tulang daun yang sejajar dengan daunnya dari
sertiap sisi
3.3.4 Weeding
a. Dibuat piringan disekitar pokok kelapa sawit dengan cara menyiangi seluruh
gulma dengan diameter 2-3 m pada tanaman TM dan seluas daun sawit pada
tanaman TBM.
3.3.5 Panen
3.3.6 Pruning
b. Dibuang pelepah kering dan diikuti sesuai jumlah tandan setiap umur tanaman
22
Adapun hasil yang diperoleh dari pengambilan data pada tanaman kelapa
adalah banyak kelapa yang bertunas dengan panjang tunas yang kurang baik dari
pada sampel lainnya namun lingkar tunas pada sayatan ke 7 belum dapat diukur.
23
Kelapa yang tanpa diberi perlakuaan memiliki 2 sampel yang bertunas dan panjang
tunas yang lebih panjang dari pada sayatan 3 cm, 5 cmdan 7 cm, pada sayatan tanpa
perlakuan juga memiliki lingkar tunas yang lebir besar adari pada yang lain. Benih
kelapa yang tumbuhnya kurang baik kemungkinan dikarenakan bibit kelapa ditanam
tidak sesuai kriteria buah yang matang untuk dijadikan benih dan kurang perawatan
yang intensif dalam membibitkan kelapa tersebut, seperti penyiraman yang kurang
intensif dan kurang cukup sesuai kebutuhan air untuk pembibitan, karena pada saat
pembibitan kelapa membutuhkan air yang cukup banyak. Pembersihan gulma juga
kurang intensif dilakukan sehingga terjadinya persaingan air dan unsur hara antara
4.2 LSU
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan LSU pada TBM, dilakukan LSU
untuk mengetahui kandungan unsur hara dan sebagai rekomendasi pupuk pada
pemupukan selanjutnya.
contoh daun dari setiap blok di lahan untuk keperluan analisis daun di laboratorium,
sawit. Adapun tujuan dari pelaksanaan pengambilan sampel daun ini adalah :
a) Dapat mengidentifikasi pelepah pertama (1), tiga (3), sembilan (9), dan ke tujuh
belas (17).
24
b) Dapat menilai kondisi lahan secara visual ( gejala-gejala defisiensi hara pada
akan memberi dampak positif terhadap produksi kelapa sawit. Pemahaman yang
memadai tentang penentuan daun yang akan dijadikan sampel sangat penting.
minimal oleh tiga orang pekerja, dengan ketentuan orang pertama menentukan daun
pertama dan menentukan daun/pelepah dan orang kedua memotong pelepah setra
orang ketiga bertugas memotong daun. Jika terjadi kebingungan dapat dirundingkan
4.3 Weeding
Weeding adalah pengendalian gulma dalam area kebun kelapa sawit baik
dalam gawangan maupun dengan penyiangan. dalam meliputi yang berada diantara
penutup (LCC) dilakukan mekanik. memiliki rotasi 16 kali dalam setahun pada TBM
I. Sedangkan pada TBM II dan TBM III rotasi wiping 12 kali dalam setahun.
25
Penyiangan pada piringan memiliki rotasi 12 kali pada TBM I dan 10 kali pada TBM
II dan TBM III. Piringan daerah pokok sawit berbentuk berdiameter diameter
piringan tergantung pada umur TBM, TBM I : 2 m, TBM II : 2,5 m, TBM III : 3 m.
Penyiangan atau pemberantasan tumbuhan liar pada area piringan dilakukan secara
secara manual dengan penggunaan alat yaitu diantaranya parang, cangkul, dan juga
4.4 Prunning
kultur teknis yang diperlukan dalam upaya peningkatan produktivitas kelapa sawit.
Pekerjaan ini mengandung dua aspek yang saling bertolak belakang, yakni
mengusahakan agar pelepah yang masih produktif (daun masih hijau) tetap
terdapat buah dan sisanya tidak menghasilkan buah. Produktivitas yang tinggi akan
tercapai jika penunasan dilakukan dengan cara yang benar, tetapi jika tidak dilakukan
justru akan menurunkan produksi. Jumlah pelepah yang optimum untuk menjaga
keseimbangan kedua aspek di atas adalah 48 - 56 pelepah (untuk tanaman muda) dan
tanaman muda tidak dibenarkan dan harus digunakan dodos. Akan tetapi pada
26
tanaman teruna dan tua (umur > 8 tahun), tidak dapat dihindarkan penggunaan egrek
sampai 6 bulan menjelang panen pertama, dan biasanya 24 bulan setelah tanam,
pekerja tidak boleh memotong atau membuang pelepah pada masa ini. Pelaksanaan
pruning bisa dilakukan apabila adanya pelepah yang mati dan tidak produktif, serta
adanya janjang dan buah busuk, dan ini disebut pruning sanitasi, gunanya adalah
diketahui bahwa semakin banyak pelepah kelapa sawit pada tanaman maka akan
semakin tinggi buah yang akan dihasilkan oleh tanaman tersebut. Hal ini disebabkan
karena semakin banyak daun maka proses fotosintesis akan semakin besar terjadi.
dilakukan dengan cara yang kurang tepat seperti daun terpotong terlalu banyak akan
Umumnya pelepah dipotong rapat ke batang dan bekas potongan berbentuk tapak
kuda dengan sudut 30 derajat terhadap garis horizontal, dengan tujuan menghindari
tersangkutnya brondolan.
bunga jantan dan dengan sendirinya akan mengurangi jumlah dan berat tandan buah
yang dihasilkan.
27
Akan tetapi jika pembuangan tidak dilakukan, maka akan timbul kesulitan
pada saat memanen tandan buah. Oleh karena itu perlu diambil langkah
Hanya pelepah kering saja yang dibuang. (umur 17 bulan atau 19 bulan).
b. Pruning Pertama
pelepah yang berada di bawah tandan buah yang terendah dibuang sehingga tandan
Setelah pruning pertama, tidak dilakukan lagi pruning sampai tanaman berumur 4
tahun atau sampai tandan buah yang terendah tinggi 1m dari permukaan tanah.
Ketika tanaman telah berumur 4 tahun dan tandan buah terendah berada pada
ketinggian 1 m dari tanah, maka pruning dapat dilakukan mengingat saat ini cukup
banyak pelepah yang harus dibuang sehingga jika dilakukan pruning sekaligus akan
menyebabkan beban berat (stress) pada tanaman tersebut. Oleh karena itu, pruning
harus dilakukan dalam dua tahap sebagi berikut.Jika terdapat 8 lingkaran pelepah
(spiral), maka pruning pertama hanya dibuang 4 lingkaran pelepah saja. 2 – 3 bulan
dilakukan sampai 2 pelepah dibawah tandan buah yang masak ( 2 sangga buah ).
Harap diperhatikan setelah pruning dan pemanenan dilakukan pelepah yang masih
28
mengalami fase bunga jantan. Puring dilakukan hanya sampai 2 pelepah dibawah
tandan buah yang masak (2 sangga buah) Untuk pelaksanaan pruning, agar digunakan
Dilakukan seperti butir 4 diatas, akan tetapi jumlah pelepah yang tinggal
Dilakukan seperti butir 4 diatas, akan tetapi jumlah pelepah yang tinggal
secara bertahap dan terus-menerus sepanjang tahun, pelapah yang lebih dari jumlah
5 - 7 tahun 48 - 64 pelepah
8 - 14 tahun 40 - 48 pelepah
4.5 Panen
menggunakan dodos dan eggrek. Tujuan panen adalah untuk memanen seluruh buah
29
yang sudah matang panen dengan mutu yang baik secara konsisten sehingga potensi
produksi minyak dan inti sawit maksimal dengan dicapai. Oleh karena itu, bila terjadi
ada buah matang yang tidak terpanen, mutu buah yang tidak sesuai dengan criteria
matang panen dengan buah yang dipanen tidak dapat segera dikirim kepabrik, agar
Penetapan matang panen juga dapat dilihat secara fisiologi dan visual. Secara
fisiologi tandan buah yang sudah masak akan menjatuhkan beberapa buahnya ke
piringan atau ke gawangan, hal ini diakibatkan karena rendemen minyak yang
terkandung dalam buah sudah mencapai maksimal sehingga buah tidak dapat
menempel pada tandannya. Selain itu, secara fisiologi buah yang sudah masak
memiliki daging buah yang lemah atau kenyal sehingga apabila di tusuk dengan
benda tajam akan mudah melukai permukaan buah kelapa sawit. Secara visual ,
tandan buah yang masak mengalami perubahan warna pada buahnya, buah yang
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Praktikum teknologi budidaya kelapa dan kelapa sawit ini mengenai tentang
teknik pembibitan kelapa, pembibitan kelapa yang kami lakukan tidak berhasil, hal
sawit, teknik kelapa sawit beserta pemeliharaan kelapa sawit diantara nya adalah
prunning, weeding,wiping, dan pemupukan, dan pada praktikum ini juga mengenai
kegagalan karena bibit tanaman kelapa yang sudah ditanam pada media tanam
bedengan tidak tumbuh dikarenakan bibit kelapa hibrida tersebut tidak mendapatkan
5.2 Saran
Sebaiknya pada praktikum teknologi budidaya kelapa dan kelapa sawit ini
lebih baik lagi kedepan nya, dan agar dilakukan praktikum lanjutan pada LSU agar
diketahui berapa kandungan hara kelapa sawit tersebut. Pada pembibitan kelapa harus
mendapatkan perlakuan penyiraman yang intensif agar kelembaban pada bibit kelapa
tetap terjaga dan untuk prunning, wedding dan weeping pada tanaman kelapa sawit
panennya.
31
DAFTAR PUSTAKA
Sastrosayono. 2003. Evaluation of some locally sourced phosphate rocks for oil
palm production. Journal of Soil Science and Environmental
Management. 2 (6).
Uexkhull, H.R. and T. Fairhust. 1991. Fertilizing for High Yield and Quality the
Oil Palm. IPI Bulletin. No.12.
LAMPIRAN