Kultur Jaringan Umbi Mikro Kentang
Kultur Jaringan Umbi Mikro Kentang
Kultur Jaringan Umbi Mikro Kentang
) SECARA IN
VITRO DENGAN BEBERAPA KONSENTRASI KINETIN
MINI RISET
Kelompok 1 Golongan A
1. Nadia Putri Lestari (A31170172)
2. Ridwan Akhfany (A31170358)
3. Sri Lestari (A31170744)
2018
BAB 1. PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui pengaruh beberapa konsentrasi kinetin terhadap induksi umbi
mikro pada tanaman kentang (Solanum tuberosum L.)
2. Mengetahui konentrasi kinetin yang paling efektif terhadap induksi umbi
mikro pada tanaman kentang (Solanum tuberosum L.)
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Dapat mengetahui pengaruh beberapa konsentrasi kinetin terhadap induksi
umbi mikro pada tanaman kentang (Solanum tuberosum L.)
3. Dapat mengetahui konsentrasi kinetin yang paling efektif terhadap induksi
umbi mikro pada tanaman kentang (Solanum tuberosum L.)
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.6 Kinetin
Kinetin merupakan zat pengatur tumbuh yang tergolong ke dalam sitokinin
sintetik, dalam penggunaannya dipengaruhi oleh zat pengatur tumbuh lainnya,
mempengaruhi proses sitokenesis atau pembelahan sel. Aktivitas ini yang menjadi
kriteria utama untuk menggolongkan suatu zat pengatur tumbuh ke dalam
sitokinin. Kinetin merupakan hormon golongan sitokinin yang pertama kali
ditemukan dan jenis sitokinin alami yang dihasilkan pada jaringan yang tumbuh
aktif terutama pada akar, embrio dan buah. Kinetin berfungsi untuk pengaturan
pembelahan sel dan morfogenesis (Wetherell, 1982). Kientin sering digunakan
dalam kultur jaringan sebab harganya muraj dan tahan terhadap degradasi
(Wattimena et al, dalam Adiyanto, 2010). Pola pengaruh kinetin terhadap
pengumbian ialah kuadratif, yaitu optimum pada tingkat tertentu dan akan
menurun dengan penambahan kinetin (Inawati, 1989).
2.7 Hipotesis
1. Pemberian beberapa komposisi kinetin terhadap induksi umbi mikro pada
tanaman kentang (Solanum tuberosum L.)
2. Diperoleh satu komposisi kinetin terbaik dalam induksi umbi mikro pada
tanaman kentang (Solanum tuberosum L.
BAB 3. METODOLOGI
b. Inokulasi eksplan
1) Menyiapkan alat dan bahan
2) Mengambil botol kultur yang berisi media sesuai perlakuan dan
membuka tutup botol didepan lampu bunsen
3) Mensterilkan pinset, pisau scapel menggunakan alkohol 96%
yang dibakar
4) Membuka botol eksplan kentang yang akan digunakan untuk
inokulasi dan mengambil eksplan kentang secukupnya
menggunakan pinset kedalam cawan petri
5) Melakukan inokulasi dengan cara memotong eksplan kentang
per ruas dan menanam 3 eksplan per botol pada media sesuai
perlakuan
6) Menutup botol kultur dengan rapat dan lapisi dengan plastik
wrap dibagian tutup botol
7) Mengulangi hal yang sama sesuai dengan media perlakuan
sebanyak 5 ulangan dan per ulangan 2 unit sampel.
6
MS+90 gr gula + 3 ppm
5 BAP
Jumlah
0
7 HSS 14 21 28 35 49 56 63
HSS HSS HSS HSS HSS HSS HSS
20
MS+90 gr gula + 3 ppm BAP
15
MS+90 gr gula + 3 ppm BAP +
3 ppm kinetin
0
63 HSS
10
0
MS+90 gr gula + 3 MS+90 gr gula + 3 MS+90 gr gula + 3 MS+90 gr gula + 3
ppm BAP ppm BAP + 3 ppm ppm BAP + 6 ppm ppm BAP + 9 ppm
kinetin kinetin kinetin
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan dapat diambil kesimpulan
bahwa :
1. Hormon kinetin berpengaruh dalam pertumbuhan tanaman kentang, respon
yang dihasilkan ialah pada tinggi tanaman pada konsentrasi 3 ppm kinetin
sebanyak 4,125 pada 63 HSS. Selain itu kinetin juga berpengaruh dalam
pembentukan umbi selain sukrosa.
2. Hasil terbaik untuk induksi umbi mikro dengan menggunakan konsentrasi
3 ppm kinetin. Dimana dengan konsentrasi 3 ppm kinetin mampu
menghasilkan jumlah umbi sebesar 22 buah dengan bobot 11,22 gram.
DAFTAR PUSTAKA