Kesesuaian Lahan Untuk Permukiman: No Jenis Klasifikasi Keterangan Nilai Bobot

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5

1.

Kesesuaian Lahan untuk Permukiman


Daya dukung lahan merupakan suatu analisis lahan untuk mengetahui daya
dukung fisik lahan suatu wilayah dengan menggabungkan beberapa peta kondisi
fisik dengan penentuan bobot. Metode yang digunakan yaitu metode skoring,
tumpang tindih (Superimpose) dan metode deskriptif. Berdasarkan Output yang akan
dihasilkan dari analisis ini akan dipergunakan sebagai analisis lanjutan dalam
menentukan daya dukung permukiman serta daya tampungnya. Adapun variabel
dalam analisis variabel daya dukung lahan permukiman sebagai berikut:
- Kemiringan lereng
- Jenis batuan
- Jenis tanah
- Air tanah
- Rawan bencana
Metode dalam analisis daya dukung lahan perumahan yang akan di
pergunakan yaitu dengan menggunakan teknik tumpang tindih peta atau
“Overlapping Map” dan skoring/pembobotan pada tiap variabel daya dukung lahan
perumahan di wilayah studi.

Tabel. Kriteria Daya Dukung Lahan Peruntukan Permukiman di Kota Palu


Skor (Nlai
No Jenis Klasifikasi Keterangan Nilai Bobot
x Bobot)
0-8% Datar - Landai 4 16
Landai – Agak
8-15% 3 12
1 Kemiringan Terjal 4
15-40% Terjal 2 8
>40% Sangat Terjal 1 4
Keras Tinggi 4 20
Sedang Sedang 3 15
2 Jenis Batuan 5
Lunak Rendah 2 10
Sangat Lunak Sangat Rendah 1 5
Alluvial, glei, Tidak Peka 4 20
Mediteranian, Kurang Peka
Latosol, 3 15
Kambisol
3 Jenis Tanah 5
Podsolik, vertisol, Peka
andosol,
2 10
grumusol,
podsolik
Skor (Nlai
No Jenis Klasifikasi Keterangan Nilai Bobot
x Bobot)
Molisol, regosol, Sangat Peka
1 5
litosol
Daerah Aman Baik 4 12
Daerah Rawan
(termasuk daerah Sedang 2 6
4 Air Tanah 3
imbuhan)
Daerah Kritis dan
Buruk 1 3
rusak
Tingkat kerentanan
sangat rendah
Sangat Rendah untuk terjadi 4 16
longsor (sangat
stabil)
Tingkat kerentanan
rendah untuk
Rendah 3 12
terjadi longsor
5 Longsor (cukup stabil) 4
Tingkat kerentanan
sedang untuk
Menengah 2 8
terjadi longsor
(kurang stabil)
Tingkat kerentanan
Tinggi tinggi untuk terjadi 1 4
longsor (sangat
stabil)
Tidak Ada Bajir Bukan daerah 4 3 12
banjir
Rendah Banjir dengan 3 9
ketinggian <1m
6 Banjir Banjir dengan
Sedang 2 6
ketinggian 1-3m
Banjir dengan
Tinggi ketinggian >3m 1 3
(tidak layak)
Sumber: Pusat Air Tanah dan Geologi Tata Lingkungan, 2010

Keseluruhan peta ditumpang tindihkan dan diberi skor pada masing-masing


peta. Setelah itu di kelompokkan sesuai kelas daya dukung lahan dan hasil akhir akan
menghasilkan peta daya dukung lahan berdasarkan aspek fisik lahan. Peta daya
dukung lahan ini sebagai analisis lanjutan untuk mengetahui daya dukung lahan
perumahan yang potensial.
SK MENTAN 1981
a. Kriteria Kesesuaian Lahan untuk Permukiman
Permukiman penduduk dengan segala fasilitas pendukungnya paling ideal berada pada kemiringan
0-8%, kemiringan 8-15% masih dapat diterima dengan pembatasan kepadatan bangunan,
sedangkan kemiringan diatas 15% tidak baik untuk pusat pemukiman. Selain itu, kualitas air tanah
dan ketersediaan air bersih juga perlu diperhatikan, kualitas air harus baik karena pada
permukiman penggunaan air bersih akan sangat tinggi.

Tabel L.9
Kriteria Kesuaian Lahan Untuk Permukiman
Kesesuaian
No Kriteria Sesuai
Sesuai Tidak Sesuai
Bersyarat
1 Ketersediaan air bersih Hujan, sungai, Sumur 10-30 m Sumur >30 m
atau sumur 10 m
2 Kualitas air tanah Tawar Payau Asin
3 Resiko banjir dan Tanpa Musiman Permanen
genangan
4 Kemiringan lahan <8% 8-15% >15%
5 Drainase tanah Agak terhambat Terhambat/baik Sangat
cepat/sangat
terhambat
6 Erodibilitas tanah Rendah Sedang Tinggi
7 Tekstur tanah Halus-sedang Agak kasar Kasar
Sumber : Maberry (1972),

Adapun Klasifikasi dan nilai skor dari ketiga faktor di atas dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel L.1
Klasifikasi dan Nilai Skor Faktor Kelerengan

Kelas Kelerengan (%) Klasifikasi Nilai Skor


I 0–8 Datar 20
II 8 – 15 Landai 40
III 15 – 25 Agak Curam 60
IV 25 – 40 Curam 80
V > 40 Sangat Curam 100
Sumber : Pedoman Penyusunan Pola RLKT Tahun 1994.

Tabel L.2
Klasifikasi dan Nilai Skor Faktor Jenis Tanah

Kelas Jenis Tanah Klasifikasi Nilai Skor


I Aluvial, Glei, Planosol, Tidak Peka 15
Hidromerf, Laterik air
tanah
II Latosol Kurang Peka 30
III Brown forest, soil, non Agak Peka 45
calcic brown mediteran
IV Andosol, Latent, Grumosl, Peka 60
Podso, Podsolic

V Regosol, Litosol, Sangat Peka 75


Organosol, Rensina
Sumber : Pedoman Penyusunan Pola RLKT Tahun 1994

Tabel L.3
Klasifikasi dan Nilai Skor Faktor Intensitas Hujan Rata-Rata
Kelas Jenis Tanah Klasifikasi Nilai Skor
I Aluvial, Glei, Planosol, Tidak Peka 15
Hidromerf, Laterik air
tanah
II Latosol Kurang Peka 30
III Brown forest, soil, non Agak Peka 45
calcic brown mediteran
IV Andosol, Latent, Grumosl, Peka 60
Podso, Podsolic

V Regosol, Litosol, Sangat Peka 75


Organosol, Rensina
Sumber : Pedoman Penyusunan Pola RLKT Tahun 1994

Kriteria kawasan lindung yang ditetapkan dalam Keppres No. 32 Tahun 1992 tentang Kawasan Lindung
dapat dilihat pada Gambar L.1:

Gambar L.1

Penentuan Kawasan Berfungsi Lindung

(Berdasarkan Kepres No. 32 Tahun 1990)


Cagar Alam
Suaka Margasatwa
Situs Kawasan Suaka Alam,
Taman Nasional Pelestarian Alam dan
Taman Hutan Raya Cagar Budaya
Taman Wisata Alam
Taman Budaya

Kemiringan Lereng
No Kelas Skor
1 0 - 5% 20
2 5 - 15% 40
3 15 - 25% 60
4 25 - 40% 80
5 > 40% 100

Curah Hujan
No Kelas Skor Hutan Lindung
(Memenuhi salah satu
1 s/d 1,36 mm/hr 10
kriteria) dibawah ini : Kawasan Berfungsi
2 1,36 - 2,07 mm/hr 20
- skor > 175 Lindung
3 2,07 - 2,77 mm/hr 30
- Kemiringan > 40%
4 2,77 - 3,48 mm/hr 40
- Ketinggian > 2.000 m
5 > 3,48 mm/hr 50

Kepekaan Tanah
No Kelas Skor - Skor 125 - 174
- Litologi : Poros
1 tidak peka 15 - Ketinggian > 1.000 m Kawasan Resapan Air
2 kurang peka 30 - Vegetasi Penutup > 75%
3 agak peka 45 - Curah Hujan > 3,48 mm/hr
4 peka 60
5 sangat peka 75
Kawasan Bergambut

- Kawasan Perlindungan Setempat


Kondisi Geologi,
- Sempadan Pantai
Geografi, Daerah
- Sempadan Sungai
Banjir, Data Pantai,
- Sempadan Danau
Data Sungai
- Sempadan Mata Air

Kawasan Rawan Bencana

Anda mungkin juga menyukai