Pedoman Pelayanan Gizi Tiara Sella Aci 2018
Pedoman Pelayanan Gizi Tiara Sella Aci 2018
Pedoman Pelayanan Gizi Tiara Sella Aci 2018
INSTALASI GIZI
RUMAH SAKIT TIARA SELLA
TAHUN 2016
B. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pokok pelayanan gizi di Rumah Sakit Tiara Sellaini terdiri dari:
1. Penyelenggaraan Makanan Pasien Rawat Inap
2. Pelayanan Gizi Ruang Rawat Inap
3. Konsultasi Gizi Ruang Rawat Inap dan Rawat Jalan
Untuk meningkatkan pelayanan paripurna kepada pasien, maka perlu
dibentuk Tim Asuhan Gizi yang bertugas menyelenggarakan pelayanan rawat
inap dan rawat jalan, dimana rawat inap di pegan oelh dua ahli gizi yang
menangani konsultasi dan pengawasan diet pasien ruang rawat inap.
Pelayanan gizi rawat jalan merupakan pelayanan klinik gizi yang merupakan
bagian dari Instalasi Rawat Jalan, tapi untuk sementara ini Panitia Asuhan dan
Klinik Gizi di Rumah Sakit Tiara Sella ini belum berjalan sepenuhnya
dikarenakan pasien yang konsultasi rawat jalan juga belum terlalu banyak.
Rumah sakit Tiara Sella didukung oleh Tim Dokter dan spesialis yang
berpengalaman, RS. Tiara Sella sebagai salah satu fasilitas pelayanan
kesehatan swata yang ada di Kota Bengkulu terus melakukan peningkatan dan
pengembangan baik pada sisi pelayanan maupun peralatan medis dan
penunjang medis disertai pembangunan fasiltias gedung baru.
C. BATASAN OPERASIONAL
Batasan operasional di bawah ini merupakan batasan istilah, yang
dipandang sesuai dengan kerangka konsep pelayanan gizi.
1. Pelayanan Gizi Rumah Sakit
adalah kegiatan pelayanan gizi di rumah sakit untuk memenuhi kebutuhan
gizi masyarakat rumah sakit baik rawat inap maupun rawat jalan, untuk
keperluan metabolisme, tubuh, peningkatan kesehatan, maupun
mengoreksi kelainan metabolisme, dalam rangka upaya preventive, kuratif,
rehabilitatif dan promotif.
2. Pelayanan Gizi
adalah rangkaian kegiatan terapi gizi medis yang dilakukan di Institusi
Kesehatan (rumah sakit), untuk memenuhi kebutuhan gizi klien/ pasien.
Pelayanan gizi merupakan upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif dalam rangka meningkatkan kesehatan klien/ pasien.
3. Tim Asuhan Gizi
adalah sekelompok petugas rumah sakit yang terkait dengan pelayanan
gizi yang terdiri dari dokter, dokter spesialis, nutrionist/ dietisien, dan
perawat dari setiap unit pelayanan, bertugas menyelenggaraan asuhan gizi
(nutrition care) untuk mencapai pelayanan paripurna yang bermutu.
4. Panitia Asuhan Gizi
adalah sekelompok petugas rumah sakit yang terdiri dari dokter, dokter
spesialist, nutriosionist/ dietisien, dan perawat yang ditunjuk oleh
pimpinan rumah sakit, bertugas membantu Tim Asuhan Gizi dalam hal
inventarisasi masalah, penyusunan prosedur baku asuhan gizi, pemantapan
tatalaksana gizi, serta penyelesaian masalah asuhan gizi.
5. Masyarakat Rumah Sakit
adalah sekelompok orang yang berada dalam lingkungan rumah sakit dan
terkait dengan aktifitas rumah sakit, terdiri dari karyawan, pasien rawat
inap, dan pengungjung poliklinik.
6. Terapi Gizi Medis
adalah terapi gizi khusus untuk penyembuhan penyakit baik akut maupun
kronis atau kondisi luka-luka, serta merupakan suatu penilaian terhadap
kondisi klien/ pasien sesuai dengna intervensi yang telah diberikan, agar
klien/ pasien serta keluargannya dapat menerapkan rencanan diet yang
telah disusun.
7. Terapi Gizi
adalah pelayanan gizi yang telah diberikan kepada klien/ pasien untuk
penyembuhan penyakit sesuai dengan hasil diagnosis, termasuk konseling,
baik sebelum perawatan dalam dan sesudah perawatan.
8. Terapi Diet
adalah pelayanan dietetik yang merupakan bagian dari terapi gizi.
9. Perskripsi Diet atau Rencanan Diet
adalah kebutuhan zat gizi klien/ pasien yang dihitung berdasarkan status
gizi, degenerasi penyakit dan kondisi kesehatannya. Preskripsi diet dibuat
oleh dokter sedangkan rencana diet dibuat oleh nutritionist/ dietesien.
10. Konseling Gizi
adalah serangkaian kegiatan sebagai proses komunikasi 2 (dua) arah untuk
menanamkan dan meningkatkan pengertian, sikap dan perilaku sehingga
membantu klien/ pasien mengenali dan mengatasi masalah gizi,
dilaksanakan oleh nutritionist/ dietisien.
11. Nutrionist
Adalah seseorang yang diberikan tugas, tangung jawab dan wewenang
secara penuh oleh pejabat berwenang untuk melakukan kegiatan teknis
fungsional di bidang pelayanan gizi, makanan dan dietetik, baik di
masyarakat maupun rumah sakit, dan unit pelaksanaan kesehatan lainnya,
berpendidikan dasar akademi gizi.
12. Dietisien
adalah seseorang nutritionist yang telah mendalami pengetahuan dan
keterampilan dietetic, baik melalui lembaga pendidikan formal maupun
pengelaman bekerja dengan masa kerja minimal 1 tahun atau yang
mendapat sertifikasi dari Persatuan Ahli Gizi (PERSAGI) dan bekerja di
unit pelayan yang menyelenggarakan terapi dietetic.
13. Food Model
adalah bahan makanan atau contoh makanan yang terbuat dari bahan
sintetis atau asli yang diawetkan, dengna ukuran dan satuan tertentu sesuai
dengan kebutuhan, yang digunakan untuk konseling gizi, kepada pasien
rawat inap maupun pengunjung rawat jalan
14. Klien
adalah pengunjung poliklinik rumah sakit, dan atau pasien rumah sakit
yang sudah berstatus rawat jalan.
15. Nutriotion Related Disease
Penyakit-penyakit yang berhubungan dengan masalah gizi dan dalam
tindakan serta pengobatan memerlukan terapi gizi.
16. Mutu Pelayanan Gizi
Suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan pelayanan gizi sesuai
dengan standart dan memuaskan baik kualitas dari petugas maupun sarana
serta prasarana untuk kepentingan klien/ pasien.
D. LANDASAN HUKUM
Sebagai acuan dan dasar pertimbangan dalam penyelenggaraan dalam
pelayanan gizi di Rumah Sakit Tiara Sellaini memerlukan peraturan perundang-
undangan pendukung.
Beberapa ketentuan perundang-undangan yang digunakan adalah sebagai
berikut :
1. Undang-Undang No. 32 Tahun 1996
2. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit Tahun 2003
3. Standar Nasional Pelayanan Gizi Klinik Tahun 2009
4. Pedoman Penyelenggaraan Tim Terapi Gizi Rumah Sakit Tahun 2009
5. Pedoman Teknis Pengelolaan Makanan dan Pencegahan Infeksi Nosokomial
di Rumah Sakit Tahun 1996.
6. Permenkes No. 1090 tahun 2011 tentang Persyaratan kesehatan Jasa Boga
7. Departemen Kesehatan RI. 2013. Pedoman PGRS Pelayanan Gizi Rumah
Sakit. Jakarta : Departemen Kesehatan RI
8. Depertemen Kesehatan RI.Sekretariat Jenderal. Pusat Sarana, Prasarana dan
Peralatan Kesehatan. 2007. Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah
Sakit Kelas C. Departemen Kesehatan RI.
9. Departemen Kesehatan RI. 2008. Standar Profesi Gizi. Jakarta : Departemen
Kesehatan RI.
10. Kementerian Kesehatan RI.2012. Standar Akreditasi Rumah Sakit. Jakarta
BAB II
STANDART KETENAGAAN
2. Sub PJ Sekretariat
a) Tugas Pokok
Bertanggung jawab atas semua laporan jumlah pasien, dan daftar pesanan
diet pasien termasuk makanan cair.
b) Wewenang
Dalam menjalankan tugas Sub PJ Sekretariat mempunyai wewenang
sebagai berikut :
1) Mendapat/ meminta informasi yang dipelukan dari staf Gizi
2) Mengkoordinasikan dengan Pj gizi mengenai stock makanan dan
makanan cair
c) Uraian Tugas :
1) Mencatat pengeluaran lauk pauk
2) Mencatat jumlah pasien bulanan
3) Mencatat jumlah dan macam diet pasien
4) Mencatat sisa makanan pasien
d) Pendidikan Sub PJ Sekretariat yaitu D3 gizi
e) Masa kerja di RS. Tiara Sella selama 8 bulan.
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
1. Kuantitas SDM Gizi
Pengaturan tenaga kerja di Instalasi Gizi RS. Tiara Sellai ni
berdasarkan shift dan non shift. Tenaga kerja di Instalasi Gizi RS. Tiara Sella
saat ini berjumlah 13 orang yang terdiri dari 3 shift yaitu pagi , siang dan
malam dengan komposisi sebagai berikut :
a. Shift Pagi
Yang bertugas minimal 6 orang tenaga kerja.
Terdiri dari :
1 orang Kepala Instalasi Gizi
1 orang Sub PJ Pelayanan Gizi Ruang Rawat Inap .
4 orang penyaji pasien.
b. Shift Siang
Yang bertugas 3 orang Tenaga kerja
Terdiri dari :
1 orang pemasak
2 orang penyaji dan distribusi
a) Shift Malam
Yang bertugas 2 orang Tenaga kerja
Terdiri dari :
3 orang yang bertugas sebagai pemasak, penyaji dan distribusi.
Diantara tenaga kerja shift terdapat tenaga kerja non shift yang bertugas
pada pagi hari yaitu Kepala Instalasi Gizi dan 1 orang ahli gizi.
Jenis pendidikan dan pelatihan di Instalasi Gizi RS. Tiara Sella ini
hanya mencakup pendidikan dan pelatihan non formal (internal maupun
eksternal) saja, yaitu sebagai berikut :
Orientasi Karyawan baru
Tujuan :
Mempersiapkan calon karyawan gizi dalam mengenal lingkungan
tempat bekerja, sistem yangada di pelayanan gizi, serta tugas yang
akan diembannya sehingga diharapkan calon karyawan gizi dapat
menghayati hal-hal yang akan dihadapi termasuk yang berkaitan
dengan tugasnya dan tujuan unit pelayanan gizi. Orientasi ini
dilaksanakan selama 2 minggu.
Training Karyawan baru
Tujuan :
Melatih karyawan lebih dalam lagi untuk bisa memahami dan
melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawab yang diberikan dan
Melihat kinerja karyawan tersebut apakah ia mampu melaksanakan
pekerjaan yang di berikan kepadanya. Training ii dilaksanakan
selama 3 bulan.
Seminar
Tujuan :
Meningkatkan kapasitas dan wawasan keilmuan karyawan gizi agar
menjadi tenaga yang lebih profesional sehingga mampu
meningkatkan kinerja pelayanan gizi di tempatnya bekerja. Selain
itu juga akan mempengaruhi jenjang karier yang sesuai dengan
keprofesiannya.
Pelatihan
Pelatihan dalam rangka meningkatkan kompetensi tenaga gizi yang
dilaksanakan melalui pelatihan internal dan eksternal bagi karyawan
gizi RS. Tiara Sella
A. DENAH RUANGAN
Gudang bahan Rak peralatan makanan dan ATK Freezer Pintu masuk
kering
2. Latar Belakang
Pelayanan gizi rawat jalan merupakan serangkaian kegiatan yang
meliputi penentuan diagnosis gizi pasien, macam/ jenis diet, cara pemberian
serta kosneling gizi. Bertujuan memberi pelayanan gizi kepada pasien rawat
jalan yang dirujuk dari dokter yang bertanggungjawab mengenai pasien
tersebut. Selain itu pelayanan gizi rawat jalan atas permintaan pasien agar
memperoleh gizi yang sesuai dengan penyakitnya guna mencapai status gizi
yang optimal untuk mempercepat penyembuhan tetapi tetap harus menjalan
pemeriksaan oleh dokter yang bertanggungjawab terhadap pasien tersebut,
baru kemudian membuat surat rujukan ke bagian gizi.
3. Pengertian
Suatu kegiatan sebagai proses komunikasi 2 (dua) arah untuk
menanmkan dan meningkatkan pengertian, sikap dan prilaku sehingga
membantu pasien mengatasi masalah gizinya.
4. Tujuan
Memberikan informasi tentang gizi khususnya tentang pola makan
serta porsinya yang sesuai dengan penyakitnya sehingga pasien memiliki
kebiasaan makan yang baik dalam kehidupan sehari-hari.
A. KESELAMATAN KERJA
Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan bagian dari kegiatan yang
berkaitan erat dengan kejadian yang disebabkan akibat kelalaian petugas yang
dapat mengakibatkan kontaminasi bakteri terhadap makanan. Kondisi yang dapat
mengurangi bahaya dan terjadinya kecelakaan dalam proses penyelenggaraan
makanan yaitu dikarenakan pekerjaan yang terorganisir dengan baik, dikerjakan
sesuai dengan prosedur, tempat kerja yang aman dan terjamin kebersihannya serta
istirahat yang cukup. Kecelakaan tidak terjadi dengan sendirinya, biasanya terjadi
dengan tiba-tiba dan tidak direncanakan sehingga menyebabkan kerusakan pada
peralatan, makanan maupun dapat melukai petugas.
1. Pengertian
Keselamatan Kerja (Safety) adalah segala upaya atau tindakan yang harus
diterapkan dalam rangka menghindari kecelakana yang terjadi akibat
keselahan kerja petugas ataupun kelalaian dan kesengajaan.
2. Tujuan
Menurut Undang-Undang Keselamatan Kerja tahun 1970, syarat-syarat
keselamatan kerja meliputi seluruh aspek pekerjaan yang berbahaya, dengan
tujuan :
a) Mencegah dan menurangi kecelakaan kerja
b) Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran
c) Mencegah dan mengurangi bahaya ledakan
d) Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran
atau kejadian lain yang berbahaya
e) Memberi pertolongan pada kecelakaan
f) Memberi perlindungan pada pekerja
g) Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu,
kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar
atau radiasi, suara dan getaran
h) Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik fisik/
psikis, keracunan, infeksi dan penularan
i) Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup
j) Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban
k) Memperoleh kebersihan antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara
dan proses kerjanya.
3. Prinsip
Prinsip keselamatan kerja dalam proses penyelenggaraan makanan di Instalasi
Gizi RS. Tiara Sella
a) Adanya pengawasan kerja yang dilakukan oleh penanggungjawab dan
terciptanya kebiasan kerja yang baik oleh pegawai.
b) Pekerjaan yang ditugaskan hendaknya sesuai dengan kemampuan kerja dari
pegawai.
c) Volume kerja yang dibebankan sesuai dengan jam kerja yang telah
ditetapkan
d) Perawatan pada peralatan dilakukan secara kontinyu sehingga peralatan
tetap dalam kondisi yang layak.
e) Adanya pelatihan mengenai keselamatan kerja bagi pegawai.
f) Adanya fasilitas pelindung dan peraltana pertolongan pertama yang cukup
g) Adanya petunjuk penggunaan peralatan keselamatan kerja
4. Prosedur
a) Ruang Pendistribusian Makanan di Instalasi Gizi
Keamanan kerja di ruang pendistribusian makanan RS. Tiara Sellaini
terlaksana sesuai prosedur kerja sebagai berikut :
1) Tidak mengisi panci/ piring terlalu penuh
2) Tidak mengisi kereta makan melebihi kapasitas
3) Meletakan alat dengan teratur dan rapi
4) Bila membawa air panas, tutuplah dengan rapat atau tidak mengisi
tempat tersebut sampai penuh
b) Alat Pelindung Kerja
Keamanan, kenyamanan dan keselamatan kerja di ruang penyelenggaraan
makanan RS. Tiara Sellaini terdapat alat pelindung kerja sebagai berikut :
1) Baju kerja, celemek terbuat dari bahan yang tidak panas, tidak licin dan
enak dipakai, sehingga tidak mengganggu gerak pegawai sewaktu kerja
2) Menggunakan sandal yang tidak licin bila berada di lingkungan dapur
(jangan menggunakan sepatu yang berhak tinggi)
3) Menggunakan cempal/ serbet pada tempatnya
4) Tersedia alat sanitasi yang sesuai misalnya air dalam keadaan bersih dan
jumlah yang cukup, sabun cair, handrup
5) Tersedia satu alat pemadam kebakaran yang berfungsi baik di tempat
yang mudah dijangkau, yaitu di ruang penyajian makanan.
BAB VI
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN MUTU PELAYANAN GIZI
A. PENGERTIAN
1. Pengawasan
Pengawasan merupakan suatu kegiatan yang mengusahakan agar pekerjaan
terlaksana sesuai dengan standart, pedoman, rencana, instruksi, peraturan serta
hasil yang telah ditetapkan sebelumnya agar mencapai tujuan yang diharapkan
2. Pengendalian
Pengendalian yaitu perbaikan pelaksanaan kegiatan agar sesuai dengan
rencana dan kebijakan yang telah ditetapkan.
3. Evaluasi
Evaluasi yaitu sistem penilaian dan tindak lajut dari hasil pelaksanaan kegiatan
B. TUJUAN
Agar pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana dan kebijakan yang telah
ditetapkan dapat mencapai sasaran yang dikehendaki
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI, 2013, Buku pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit,
Dirjen Pelayanan Medik, Direktorat Rumah Sakit khusus dan Swasta,Jakarta