Pedoman Pelayanan Gizi Tiara Sella Aci 2018

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 38

PEDOMAN PELAYANAN

INSTALASI GIZI
RUMAH SAKIT TIARA SELLA
TAHUN 2016

RUMA H SAKIT TIARA SELLA BENGKULU


JL. S.PARMAN NO.61 PADANG JATI
BENGKULU
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Memasuki era globalisasi yang ditandai dengan adanya persaingan
pada berbagai aspek diperlukan berbagai manusia (SDM) yang berkualitas tinggi
agar mampu bersaing dengan negara lain. Kesehatan dan gizi merupakan faktor
penting karena seara langsung berpengaruh terhadap kualitas SDM di suatu
negara, yang digambarkan melalui pertumbuhan ekonomi, umur harapan hidup
dan tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan yang tinggi hanya dapat dicapai
orang yang sehat dan berstatus gizi baik. Untuk itu diperlukan upaya perbaikan
gizi dalam keluarga maupun pelayanan gizi pada individu yang karena satu hal
mereka harus tinggal di suatu institusi kesehatan, diantaranya rumah sakit.
Rumah sakit merupakan salah satu pelayanan kesehatan dalam rantai
satu sistem rujukan. Dalam rumah sakit terdapat berbagai upaya yang ditujukan
guna pemulihan penderita. Instalasi gizi merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan di rumah sakit yang saling munjang dan tidak dapat
dipisahkan dengan pelayanan lainnya. Instalasi gizi di rumah sakit merupakan
salah satu pelayanan non medik rumah sakit yang berfungsi untuk mengolah dan
mengatur makanan dan minuman pasien setiap hari dan juga sebagai ruang
konsultasi gizi, oleh karena itu pelayanan gizi di rumah sakit yang merupakan hak
setiap orang, memerlukan adanya sebuah pedoman agar diperolah hasil pelayanan
yang bermutu.
Pelayanan gizi yang bermutu di rumah sakit akan membantu
mempercepat proses penyembuhan pasien, yang berarti pula memperpendek lama
hari rawat sehingga dapat menghemat biaya pengobatan. Keuntungan lain jika
pasien cepat sembuh adalah mereka dapat segera kembali mencari nafkah untuk
diri dan keluarga. Hal ini sejalan dengan perkembangan IPTEK di bidang
kesehatan, dimana telah berkembang terapi gizi medis yang merupakan kesatuan
dari asuhan medis, asuhan keperawatan dan asuhan gizi.
Pelayanan gizi adalah rangkaian kegiatan terapi gizi medis yang
dilakukan di Intitusi Kesehatan (Rumah Sakit), Puskesmas dan Institusi Kesehatan
lainnya yang memenuhi kebutuhan gizi klien/ pasien. Pelayanan gizi merupakan
upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dalam rangka meningkatkan
kesehatan klien/ pasien.
Penyelenggaraan makanan di rumah sakit melibatkan input, proses dan
output. Input meliputi dana/ biaya, sarana prasarana, tenaga kerja, metode yang
dipakai serta peralatan. Proses meliputi perencanaan anggaran belanja bahan
makanan, perencanaan menu, perhitungan kebutuhan bahan makanan, pembelian
bahan makanan, teknik persiapan bahan makanan, pengolahan bahan makanan
dan cara pelayanan/ distribusi makanannya. Sedangkan Ouput melipui kualitas
makanan serta tingkat kepuasan pasien.
Bentuk penyelenggaraan makanan di rumah sakit bisa secara Sistem
swakelola. Dimana rumah sakit melaksanakan penyelenggaraan makanan secara
keseluhan. Seluruh sumber daya meliputi tenada, dana, metoda, sarana dan
prasarana disediakan oleh pihak Rumah sakit. Ahli gizi rumah sakit
merencanakan menu, menentukan standart porsi dan memesan makanan serta
mengawasi mutu dan jumlah makanan yang dipesan sesuai dengan spesifikasi
standart hidangan yang telah ditetapkan dan menganut standar yang ditetapkan
oleh Depkes serta yang berpedoman kepada kebijakan pihak manajemen rumah
sakit. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
715/Menkes/SK/V/2003 tentang Prasyarat Kesehatan Jasa Boga disebutkan bahwa
prasyarat yang dimiliki jasa boga untuk golongan B termasuk Rumah Sakit yaitu :
a. Telah terdaftar pada Dinas Kesehatan Propinsi setempat
b.Telah mendapat ijin Penyehatan Makanan Golongan B dan memiliki tenaga Ahli
Gizi/Dietisien
c. Pengusaha telah memiliki sertifikat kursus Penyehatan Makanan.
d. Semua karyawan memiliki sertifikat kursus Penyehatan Makanan.
e. Semua karyawan bebas penyakit menular dan bersih.

B. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pokok pelayanan gizi di Rumah Sakit Tiara Sellaini terdiri dari:
1. Penyelenggaraan Makanan Pasien Rawat Inap
2. Pelayanan Gizi Ruang Rawat Inap
3. Konsultasi Gizi Ruang Rawat Inap dan Rawat Jalan
Untuk meningkatkan pelayanan paripurna kepada pasien, maka perlu
dibentuk Tim Asuhan Gizi yang bertugas menyelenggarakan pelayanan rawat
inap dan rawat jalan, dimana rawat inap di pegan oelh dua ahli gizi yang
menangani konsultasi dan pengawasan diet pasien ruang rawat inap.
Pelayanan gizi rawat jalan merupakan pelayanan klinik gizi yang merupakan
bagian dari Instalasi Rawat Jalan, tapi untuk sementara ini Panitia Asuhan dan
Klinik Gizi di Rumah Sakit Tiara Sella ini belum berjalan sepenuhnya
dikarenakan pasien yang konsultasi rawat jalan juga belum terlalu banyak.
Rumah sakit Tiara Sella didukung oleh Tim Dokter dan spesialis yang
berpengalaman, RS. Tiara Sella sebagai salah satu fasilitas pelayanan
kesehatan swata yang ada di Kota Bengkulu terus melakukan peningkatan dan
pengembangan baik pada sisi pelayanan maupun peralatan medis dan
penunjang medis disertai pembangunan fasiltias gedung baru.

C. BATASAN OPERASIONAL
Batasan operasional di bawah ini merupakan batasan istilah, yang
dipandang sesuai dengan kerangka konsep pelayanan gizi.
1. Pelayanan Gizi Rumah Sakit
adalah kegiatan pelayanan gizi di rumah sakit untuk memenuhi kebutuhan
gizi masyarakat rumah sakit baik rawat inap maupun rawat jalan, untuk
keperluan metabolisme, tubuh, peningkatan kesehatan, maupun
mengoreksi kelainan metabolisme, dalam rangka upaya preventive, kuratif,
rehabilitatif dan promotif.
2. Pelayanan Gizi
adalah rangkaian kegiatan terapi gizi medis yang dilakukan di Institusi
Kesehatan (rumah sakit), untuk memenuhi kebutuhan gizi klien/ pasien.
Pelayanan gizi merupakan upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif dalam rangka meningkatkan kesehatan klien/ pasien.
3. Tim Asuhan Gizi
adalah sekelompok petugas rumah sakit yang terkait dengan pelayanan
gizi yang terdiri dari dokter, dokter spesialis, nutrionist/ dietisien, dan
perawat dari setiap unit pelayanan, bertugas menyelenggaraan asuhan gizi
(nutrition care) untuk mencapai pelayanan paripurna yang bermutu.
4. Panitia Asuhan Gizi
adalah sekelompok petugas rumah sakit yang terdiri dari dokter, dokter
spesialist, nutriosionist/ dietisien, dan perawat yang ditunjuk oleh
pimpinan rumah sakit, bertugas membantu Tim Asuhan Gizi dalam hal
inventarisasi masalah, penyusunan prosedur baku asuhan gizi, pemantapan
tatalaksana gizi, serta penyelesaian masalah asuhan gizi.
5. Masyarakat Rumah Sakit
adalah sekelompok orang yang berada dalam lingkungan rumah sakit dan
terkait dengan aktifitas rumah sakit, terdiri dari karyawan, pasien rawat
inap, dan pengungjung poliklinik.
6. Terapi Gizi Medis
adalah terapi gizi khusus untuk penyembuhan penyakit baik akut maupun
kronis atau kondisi luka-luka, serta merupakan suatu penilaian terhadap
kondisi klien/ pasien sesuai dengna intervensi yang telah diberikan, agar
klien/ pasien serta keluargannya dapat menerapkan rencanan diet yang
telah disusun.
7. Terapi Gizi
adalah pelayanan gizi yang telah diberikan kepada klien/ pasien untuk
penyembuhan penyakit sesuai dengan hasil diagnosis, termasuk konseling,
baik sebelum perawatan dalam dan sesudah perawatan.
8. Terapi Diet
adalah pelayanan dietetik yang merupakan bagian dari terapi gizi.
9. Perskripsi Diet atau Rencanan Diet
adalah kebutuhan zat gizi klien/ pasien yang dihitung berdasarkan status
gizi, degenerasi penyakit dan kondisi kesehatannya. Preskripsi diet dibuat
oleh dokter sedangkan rencana diet dibuat oleh nutritionist/ dietesien.
10. Konseling Gizi
adalah serangkaian kegiatan sebagai proses komunikasi 2 (dua) arah untuk
menanamkan dan meningkatkan pengertian, sikap dan perilaku sehingga
membantu klien/ pasien mengenali dan mengatasi masalah gizi,
dilaksanakan oleh nutritionist/ dietisien.
11. Nutrionist
Adalah seseorang yang diberikan tugas, tangung jawab dan wewenang
secara penuh oleh pejabat berwenang untuk melakukan kegiatan teknis
fungsional di bidang pelayanan gizi, makanan dan dietetik, baik di
masyarakat maupun rumah sakit, dan unit pelaksanaan kesehatan lainnya,
berpendidikan dasar akademi gizi.
12. Dietisien
adalah seseorang nutritionist yang telah mendalami pengetahuan dan
keterampilan dietetic, baik melalui lembaga pendidikan formal maupun
pengelaman bekerja dengan masa kerja minimal 1 tahun atau yang
mendapat sertifikasi dari Persatuan Ahli Gizi (PERSAGI) dan bekerja di
unit pelayan yang menyelenggarakan terapi dietetic.
13. Food Model
adalah bahan makanan atau contoh makanan yang terbuat dari bahan
sintetis atau asli yang diawetkan, dengna ukuran dan satuan tertentu sesuai
dengan kebutuhan, yang digunakan untuk konseling gizi, kepada pasien
rawat inap maupun pengunjung rawat jalan
14. Klien
adalah pengunjung poliklinik rumah sakit, dan atau pasien rumah sakit
yang sudah berstatus rawat jalan.
15. Nutriotion Related Disease
Penyakit-penyakit yang berhubungan dengan masalah gizi dan dalam
tindakan serta pengobatan memerlukan terapi gizi.
16. Mutu Pelayanan Gizi
Suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan pelayanan gizi sesuai
dengan standart dan memuaskan baik kualitas dari petugas maupun sarana
serta prasarana untuk kepentingan klien/ pasien.
D. LANDASAN HUKUM
Sebagai acuan dan dasar pertimbangan dalam penyelenggaraan dalam
pelayanan gizi di Rumah Sakit Tiara Sellaini memerlukan peraturan perundang-
undangan pendukung.
Beberapa ketentuan perundang-undangan yang digunakan adalah sebagai
berikut :
1. Undang-Undang No. 32 Tahun 1996
2. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit Tahun 2003
3. Standar Nasional Pelayanan Gizi Klinik Tahun 2009
4. Pedoman Penyelenggaraan Tim Terapi Gizi Rumah Sakit Tahun 2009
5. Pedoman Teknis Pengelolaan Makanan dan Pencegahan Infeksi Nosokomial
di Rumah Sakit Tahun 1996.
6. Permenkes No. 1090 tahun 2011 tentang Persyaratan kesehatan Jasa Boga
7. Departemen Kesehatan RI. 2013. Pedoman PGRS Pelayanan Gizi Rumah
Sakit. Jakarta : Departemen Kesehatan RI
8. Depertemen Kesehatan RI.Sekretariat Jenderal. Pusat Sarana, Prasarana dan
Peralatan Kesehatan. 2007. Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah
Sakit Kelas C. Departemen Kesehatan RI.
9. Departemen Kesehatan RI. 2008. Standar Profesi Gizi. Jakarta : Departemen
Kesehatan RI.
10. Kementerian Kesehatan RI.2012. Standar Akreditasi Rumah Sakit. Jakarta
BAB II
STANDART KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SDM GIZI


Tenaga gizi dalam pelayanan gizi rumah sakit adalah profesi gizi yang
terdiri dari Registered Dietisien (RD) dan Teknikal Registered Dietisien
(TRD). Registered dietisien bertanggung jawab terhadap pelayanan asuhan
gizi dan pelayanan makanan dan dietetik, sementara TRD bertanggung jawab
membantu RD dalam melakukan asuhan gizi dan pelayanan makanan serta
dietetik serta melaksanakan kewenangan sesuai dengan kompetensi.
1. Kepala Unit Pelayanan Gizi
a) Di RS. Tiara Sella ini, terdapat 1 orang Kepala Instalasi Gizi sebagai
penanggung jawab umum organisasi unit pelayanan gizi yang di tetapkan
oleh Pimpinan rumah sakit dengan berdasarkan ketentuan dan peraturan
kepegawaian yang berlaku.
b) Kepala Instalasi Gizi ini bertugas memimpin penyelenggaraan pelayanan
gizi di RS. Tiara Sella yang pada umumnya bertanggung jawab kepada
direktur.
c) Sesuai dengan tujuan dan kegiatan pelayanan gizi di RS. Tiara Sellamaka
tugas dan fungsi Kepala Instalasi Gizi yaitu :
1) Menyusun Perencanaan Pelayanan Gizi.
2) Menyusun Rencana Evaluasi Pelayanan Gizi
3) Membuat laporan biaya makan pasien
4) Melakukan Pengawasan dan Pengendalian.
5) Melaksanakan Pemantauan.
6) Bertanggung jawab memberikan konsultasi kepada pasien yang berdiet
khusus.
7) Pengawasan dan Pengendalian dalam penyelenggaraan Pelayanan Gizi
hingga pelaporan bulanan.
8) Pendidikan Kepala Instalasi Gizi RS. Tiara Sella yaitu D3 Gizi
9) Masa Kerja di RS. Tiara Sella selama 4 tahun 11 bulan.
10)Pengalaman magang di Rumah Sakit Hasan sadikin bandung selama 2
bulan.

2. Sub PJ Sekretariat
a) Tugas Pokok
Bertanggung jawab atas semua laporan jumlah pasien, dan daftar pesanan
diet pasien termasuk makanan cair.
b) Wewenang
Dalam menjalankan tugas Sub PJ Sekretariat mempunyai wewenang
sebagai berikut :
1) Mendapat/ meminta informasi yang dipelukan dari staf Gizi
2) Mengkoordinasikan dengan Pj gizi mengenai stock makanan dan
makanan cair
c) Uraian Tugas :
1) Mencatat pengeluaran lauk pauk
2) Mencatat jumlah pasien bulanan
3) Mencatat jumlah dan macam diet pasien
4) Mencatat sisa makanan pasien
d) Pendidikan Sub PJ Sekretariat yaitu D3 gizi
e) Masa kerja di RS. Tiara Sella selama 8 bulan.

3. Sub PJ Pelayanan Gizi Ruang Rawat Inap dan Poli Gizi


a) Tugas Pokok : bertanggung jawab pelayanan gizi rawat inap dan poli gizi
b) Wewenang : dalam menjalankan tugas, Sub PJ mempunyai wewenang
sebagai berikut :
1) Mendapat/ meminta informasi yang diperlukan dari staf gizi
2) Mengkoordinasikan dengan PJ mengenai pasien yang berdiet serta
konsultasi gizi
c) Uraian Tugas :
 Di Pelayanan Gizi Ruang Rawat Inap
1) Menganamnesa kebiasaan makanan pasien sebelum dirawat
2) Mengevaluasi makanan pasien habis atau tidak
3) Memeriksan diet pasien sesuai dengan penyakit dan sekiranya
tidak sesuai berkonsultasi dengan dokter yang merawat
4) Memeriksa peralatan makan di ruang rawat inap
5) Membuat laporan perubahan diet ke menu unit gizi
6) Membuat laporan bulanan jenis diet
 Di Poli Gizi
1) Menganamnesa kebiasaan makan pasien di rumah baik jumlah
maupun jenis
2) Memberikan daftar diet pasien untuk di rumah dalam bentuk
jumlah maupun jenis serta apa yang boleh dimakan dengan
memperlihatkan food model
3) Pendidikan Sub PJ Pelayanan Gizi Ruang Rawat Inap dan Poli
Gizi S1.
4) Masa kerja di RS. Tiara Sella selama 1 minggu.

4. Sub PJ Pelayanan Gizi Pengadaan Makanan ( belum ada orang khusus


namun telah dilakukan bersama)
a) Wewenang: dalam menjalankan tugas Sub PJ Pelayanan Gizi Pengadaan
Makanan mempunyai wewenang sebagai berikut :
1) Mendapat/ menerima informasi yang diperlukan dari PJ Gizi
2) Mengkoordinasikan dengan yang lain mengenai jumlah dan jenis diet
pasien
b) Uraian tugas
1) Mencatat nama pasien, jenis makanan sesuai jumlah dan ruangan
2) Membuat pemesanan makanan sesuai jumlah dan diet pasien serta
ruangan .
3) menimbang pemakaian susu untuk makanan cair sesuai diet.
4) Mengawasi pencucian dan inventaris alat-alat makan
5) Membuat laporan harian

5. Tenaga Pramusaji dan Prakarya


a) Uraian tugas :
1) Mempersiakan bahan makanan dan mebolah makanan yang akan
disajikan untuk pasien.
2) Mendistribusikan makanan sesuai jumlah dan diet pasien serta
ruangan
3) Sebelum makanan dibagikan, dicoba terlebih dahulu
4) Peralatan makan dibersihkan
5) Buah segar dan bersih
6) Etiket makan pasien sesuai dengan nama, diet dan ruangan
7) Mengantar makanan ke ruangan harus rapi, sopan dan memakai
sepatu
8) Mengumpulkan peralatan makan dengan cukup sesuai waktu makan
9) Membersihkan ruangan distribusi dan mencuci peralatan makan
seluruh pasien
10)Pendidikan pramusaji dan prakarya yaitu SMKK Boga dan SMA
11) Masa kerja di RS. Tiara Sella bervariasi 20 tahun hingga 1 tahun.

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
1. Kuantitas SDM Gizi
Pengaturan tenaga kerja di Instalasi Gizi RS. Tiara Sellai ni
berdasarkan shift dan non shift. Tenaga kerja di Instalasi Gizi RS. Tiara Sella
saat ini berjumlah 13 orang yang terdiri dari 3 shift yaitu pagi , siang dan
malam dengan komposisi sebagai berikut :
a. Shift Pagi
Yang bertugas minimal 6 orang tenaga kerja.
Terdiri dari :
 1 orang Kepala Instalasi Gizi
 1 orang Sub PJ Pelayanan Gizi Ruang Rawat Inap .
 4 orang penyaji pasien.

b. Shift Siang
Yang bertugas 3 orang Tenaga kerja
Terdiri dari :
 1 orang pemasak
 2 orang penyaji dan distribusi
a) Shift Malam
Yang bertugas 2 orang Tenaga kerja
Terdiri dari :
 3 orang yang bertugas sebagai pemasak, penyaji dan distribusi.
Diantara tenaga kerja shift terdapat tenaga kerja non shift yang bertugas
pada pagi hari yaitu Kepala Instalasi Gizi dan 1 orang ahli gizi.

2. Analisa SDM Gizi


a) Kebutuhkan ketenagaan di Instalasi Gizi RS. Tiara Sella dihitung
berdasarkan beban kerja dan telah mencukupi untuk melayani
permintaan makanan pasien sampai dengan kurang lebih 50 orang.
b) Kepala Instalasi Gizi dan Sub PJ sebagai tenaga operasional yang
menyusun serta memantau menu pasien.
c) Sub PJ Pengadaan, selain bertugas sebagai konsultasi gizi dan dietetic
juga bertugas mengawasi dan mengendalikan proses penyelenggaraan
makanan.
d) Pramusaji dan Prakarya, melayani makan pasien rawat inap.

3. Pengaturan Jaga Karyawan Gizi


a) Pengaturan jadwal dinas karyawan gizi dibuat dan
dipertanggungkawabkan oleh Kepala Instalasi Gizi
b) Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan langsung
direalisasikan ke karyawan gizi setiap satu bulan sekali.
c) Untuk karyawan gizi yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu,
maka karyawan tersebut dapat mengajukan permintaan dinas. Dan
apabila tenaga cukup dan berimbang serta tidak mengganggu pelayanan,
maka permintaan akan disetujui dan disesuaikan dengan kebutuhan
tenaga yang ada, namun apabila permintaan tersebut mengganggu
pelayanan, maka karyawan di berikan hak untuk mengajukan cuti.
d) Jadwal dinas terbagi atas dinas pagi, dinas siang, dinas malam, libur dan
cuti.
e) Apabila ada karyawan gizi karena sesuatu hal sehingga tidak dapat jaga
sesuai jadwal yang telah ditetapkan, maka karyawan yang bersangkutan
harus memberitahukan sebelumnya kepada Kepala Instalasi Gizi dan
kepada pihak owner.
f) Apabila ada karyawan gizi yang sakit maka mereka boleh beristirahat di
rumah dengan pemberlakuan potongan cuti, atau karyawan tersebut
boleh meminta perawatan di rumah sakit, tanpa pemotongan cuti.
g) Apabila ada karyawan gizi karena sesuatu hal sehingga tidak dapat jaga
sesuai jadwal yang telah ditetapkan, maka karyawan yang bersangkutan
harus memberitahukan sebelumnya kepada Kepala Instalasi Gizi dan
kepada pihak owner terlebih dahulu. Kepala instalasi gizi akan
memberikan izin sesuai izin dari pihak owner dengan pertimbangan
tertentu dan selanjutnya karyawan akan mendapatkan pemotongan jatah
libur, sesuai dengan jumlah izin yang di ajukan.

4. Pembinaan Karyawan Gizi


a) Evaluasi
Evaluasi karyawan Instalasi Gizi RS. Tiara Sellaini menggunakan form
Penilaian online secara berkala setiap 6 bulan sekali. Tujuan evaluasi ini
adalah sebagia salah satu bagian dalam promosi pegawai, rotasi tugas,
mutasi karyawan atau sebagai pemberian sanksi.
b) Pendidikan dan Pelatihan
Tujuan dan pendidikan pelatihan bagi karyawan gizi adalah untuk :
 Peningkatan kinerja
 Peningkatan pengetahuan dan wawasan ilmiah
 Peningkatan keterampilan
 Perubahan sikap dan perilaku yang positif terhadap pekerjaan

Jenis pendidikan dan pelatihan di Instalasi Gizi RS. Tiara Sella ini
hanya mencakup pendidikan dan pelatihan non formal (internal maupun
eksternal) saja, yaitu sebagai berikut :
 Orientasi Karyawan baru
Tujuan :
Mempersiapkan calon karyawan gizi dalam mengenal lingkungan
tempat bekerja, sistem yangada di pelayanan gizi, serta tugas yang
akan diembannya sehingga diharapkan calon karyawan gizi dapat
menghayati hal-hal yang akan dihadapi termasuk yang berkaitan
dengan tugasnya dan tujuan unit pelayanan gizi. Orientasi ini
dilaksanakan selama 2 minggu.
 Training Karyawan baru
Tujuan :
Melatih karyawan lebih dalam lagi untuk bisa memahami dan
melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawab yang diberikan dan
Melihat kinerja karyawan tersebut apakah ia mampu melaksanakan
pekerjaan yang di berikan kepadanya. Training ii dilaksanakan
selama 3 bulan.
 Seminar
Tujuan :
Meningkatkan kapasitas dan wawasan keilmuan karyawan gizi agar
menjadi tenaga yang lebih profesional sehingga mampu
meningkatkan kinerja pelayanan gizi di tempatnya bekerja. Selain
itu juga akan mempengaruhi jenjang karier yang sesuai dengan
keprofesiannya.
 Pelatihan
Pelatihan dalam rangka meningkatkan kompetensi tenaga gizi yang
dilaksanakan melalui pelatihan internal dan eksternal bagi karyawan
gizi RS. Tiara Sella

Pelatihan bagi karyawan gizi bertujuan untuk :


 Peningkatan kinerja karyawan gizi baik mengenai tanggung jawab
maupun hak dan kewajibannya dalam penyelenggaraan makan
pasien di Instalasi Gizi RS. Tiara Sella
 Mempersiapkan karyawan gizi untuk menjadi tenaga profesional
yang handal sehingga dapat menyesuaikan diri dengan
perkembangan lingkungannya
 Diharapkan dapat merubah prilaku positif yang dapat meningkatkan
citra pelayanan gizi di unit kerja masing-masing
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANGAN

DENAH INSTALASI GIZI RS. TIARA SELLA

Gudang bahan Rak peralatan makanan dan ATK Freezer Pintu masuk
kering

Rak piring Kulkas Meja penyajian dan distribusi


basah
Tempat
pencucian
piring

Meja pemasakan Termos


Magig com
B. STANDAR FASILITAS
Agar kegiatan penyelenggaraan makanan di Instalasi Gizi RS. Tiara
Selladapat berjalan optimal, maka perlu didukung dengan sarana, peralatan
dan perlengkapan yang memadai baik untuk Ruang Konsutasi Gizi maupun
Ruang Penyelenggaraan Makanan di Instalasi Gizi.
1. Ruang Konsultasi Gizi
a) Ruang Konsultasi Gizi RS. Tiara Sella belum tersedia, ahli gizi berkeliling
di setiap ruangan untuk member konsultasi kepada pasien.
b) Sarana terdiri dari :
 Meja = 1 buah
 Kursi = 5 buah
 Food model = 1 set
 Leaflet diet = 1 set
 Daftar bahan makanan penukar = 1 set
 Lemari barang = 1 buah
 Timbangan yang dilengkapi dengan itnggi badan = 1 bh
 Skinfold electric = 1 bh
2. Fasitas di Ruang Penyelenggaraan Makanan
Agar penyelenggaraan makanan dapat berjalan optimal maka ruangan,
peralatan dan perlengkapannya perlu direncanakan dengan baik dan benar.
Instalasi gizi tiara sella memang belum mepunyai alur penyelenggaraan
makanan yang tertata , dikarenakan kondisi luas ruangan yang belum
memadai. Namun hal ini tidak membuat mutu dan kualitas makanan yang
diproduksi instalasi gizi menurun. Kami berusaha untuk mengatur kegiatan di
instalasi gizi sebaik mungkin meski dengan keterbatasan peralatan dan
ruangan.
a) Fasilitas Ruang Penyelenggaraan Makanan Yang Ada di Instalasi Gizi RS.
Tiara Sella
1) Pendistribusian Makanan
Pendistribusian makanan pasien menggunakan 2 troli stailess bersih
yang digunakan untuk mendistribusikan makanan ke 4 ruangan.
2) Tempat Pencucian dan Penyimpanan Alat
Macam peralatan dan perlengkapan :
 Bak Cuci
 Rak Peralatan
 Tempat Sampah
 Sabun, deterjen
 Panci stril
Tempat pencucian peralatan makan pasien di Instalasi Gizi RS. Tiara
Sellaini :
 Terdapat 2 bak pencucian dari stainlees . Dimana memisahkan
sabun dan sabut pencuci antara peralatan makanan biasa dengan
peralatan makanan yang menular
 Air mengalir yang cukup banyak
 Adanya sabun serta sikat
 adanya rak atau penyimpanan sementara yang bersih
3) Tempat Pembuangan Sampah
Di Instalasi Gizi RS. Tiara Sella terdapat tempat pembuangan sampah
sebanyak 1 buah dimana sampah yang terkumpul serta sampah sisa
makanan pasien akan seger dibuang 2 kali sehari ke tempat sampah
besar yang dibedakan antara sampah medis dan non medis yang berada
di luar bangunan rumah sakit. Untuk sisa makanan pasien yang
menular diikat dan dibuang menggunakan plastik sedang berwarna
hitam ke tempat pembuangan sampah medis.
Macam peralatan dan perlengkapan :
 Sapu
 Serokan sampah
 Plastik sampah
 Tempat sampah

b) Sarana Fisik Inslatasi Gizi RS. Tiara Sella


 Berada di bagian barat rumah sakit dan memiliki akses sendiri
sehingga mudah dicapai kendaraan untuk pengiriman bahan makanan
 Luas Instalasi Gizi RS. Tiara Sellaadalah
 Letaknya tidak berdekatan dengan tempat pembuangan sampah.
 Dilengkapi dengan 1 buah handrup untuk pengendalian infeksi
nosokomial di Instalasi Gizi RS. Tiara Sella
 Penerangan dalam Instalasi Gizi RS. Tiara Sella selain menggunakan
lampu juga sebagian tembok diberikan kaca sehingga cukup terang dan
tidak silau, dibantu dengan 2 blower besar serta exhouse fann namun
memang belum mampu untuk menyedot asap, bau makanan, uap
lemak, hawa panas keluar sehingga ruangannya panas dan terdapatnya
sirkulasi udaranya kurang baik.
 Langit-langit belum tertutup. Dinding mempergunakan tembok semen
 Lantai mempergunakan kermaik sehingga mudah diberihkan, tidak
membahayakan, tidak licin, tidak menyerap air.
 Kran Pencucian yang ada di ruang Instalasi Gizi RS. Tiara Sella
terdapat 1 buah, dimana digunakan untuk tempat pencucian peralatan
makan pasien dan bahan-bahan makanan.
 Untuk mengantisipasi adanya kebakaran, di Instalasi Gizi dilengkapi
juga dengan 1 buah APAR (Alat Pemadam Api Ringan) yang berada di
Instalasi Gizi RS. Tiara Sella.
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. PRODUKSI DAN DISTRIBUSI MAKANAN


1. Pendahuluan
Pelayanan gizi adalah rangkaian kegiatan terapi gizi medis yang
dilakukan di institusi kesehatan Rumah Sakit untuk yang memenuhi
kebutuhan gizi klien/ pasien. Pelayanan gizi merupakan upaya promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif dalam rangka meningkatkan kesehatan
klien/ pasien.
Penyelenggaraan makanan di rumah sakit melibatkan input, proses dan
output. Input meliputi dana/ biaya, sarana prasarana, tenaga kerja, metode
yang dipakai serta peralatan. Proses meliputi perencanaan anggaran belanja
bahan makanan, perencanaan menu, perhitungan kebutuhan bahan
makanan, pembelian bahan makanan, teknik persiapan bahan makanan,
pengolahan bahan makanan dan cara pelayanan/ distribusi makanannya.
Sedangkan Output meliputi kualitas makanan serta tingkat kepuasan pasien
.
2. Latar Belakang
Bentuk penyelenggaraan makanan dirumah sakit bisa secara Sistem
Outsourcing atau Sistem Swakelola. Pada sistem outsourcing, pengusaha
jasa boga catering selaku penyelenggara makanan dimana ahli gizi rumah
sakit merencanakan menu, menentukan standart prosi dan memesan
makanan serta mengawasi mutu dan jumlah makanan yang dipesan sesuai
dengan spesifikasi standart hidangan yang telah ditetapkan oleh rumah
sakiti dalam lembar kontrak kerja. Sedangakan Sistem swakelola. Adalah
dimana rumah sakit melaksanakan penyelenggaraan makanan secara
keseluhan. Seluruh sumber daya meliputi tenada, dana, metoda, sarana dan
prasarana disediakan oleh pihak Rumah sakit. Ahli gizi rumah sakit
merencanakan menu, menentukan standart porsi dan memesan makanan
serta mengawasi mutu dan jumlah makanan Rumah Sakit Tiara Sella ini,
Instalasi Gizinya menggunakan sistem swakelola dalam penyelenggaraan
makanan untuk pasien.
3. Pengertian
Penyelenggaraan makanan rumah sakit adalah suatu rangkaian kegiatan mulai
dari perencanaan menu sampai dengan pendistribusian makanan kepada
konsumen dalam rangka pencapaian status kesehatan yang optimal melalui
pemberian diet yang tepat, dalam hal ini termasuk kegiatan pencatatan,
pelaporan dan evaluasi.
4. Tujuan
Tujuan Umum
Meningkatkan pelayanan gizi yang berorientasi kepada kepuasan pelanggan.
Tujuan Khusus
Menyediakan makanan yang kualitasnya baik dan jumlah yang sesuai
kebutuhan serta pelayanan gizi yang layak dan memadai bagi konsumen yang
membutuhkannya sehingga tercapainya status kesehatan yang optimal melalui
pemberian diet/ makanan yang tepat.
5. Sasaran
Sasaran penyelenggaraan makanan di RS. Tiara Sellaadalah pasien.
6. Bentuk Penyelenggaraan Makanan
Sistem Penyelenggaraan Makanan pasien. RS. Tiara Sellamenggunakan
sistem outsourcing dimana Instalasi Gizi RS. Tiara Sellabertanggung jawab
untuk melaksanakan kegiatan penyelenggaraan makanan mulai dari
pelaksanaan distribusi, penyajian ke pasien sampai pada evaluasi.

a. Mekanisme Kerja Penyelenggaraan Makan RS. Tiara Sella


1) Melakukan Penyajian dan Pendistribusian Makanan Pasien
a) Pengertian
Pelayanan penyajian dan pengiriman makanan pasien sesuai dengan
diet yang ditentukan, kamar dan permintaan makanan pasien.
b) Tujuan
Pasien mendapat makanan sesuai dengan diet dan ketentuan yang
berlaku
c) Sistem penyaluran makanan
 Di RS. Tiara Sellaini, pendistribusian makanan pasien dilakukan
secara SENTRALISASI yaitu sistem yang dipusatkan di Instalasi
Gizi, penyiapan makanan pasien setelah di olah dan
didistribusikan kepada pasien sesuai dengan etiket makan yang
mengacu pada kebijakan identifikasi pesien yang terdiri dari nomer
Mr dan nama pasien.
 Pendistribusian makanan pasien menggunakan ketera dorong
khusus dari stenslis steel yang tertutup dan peralatan makan yang
dipakai selalu dinilai secara fisik dalam keadaan bersih.
 Disesuaikan dengan jadwal makan pasien yang telah ditentukan
sesuai dengan kebijakan pelayanan Instalasi Gizi RS. Tiara Sella.
d) Keuntungan cara sentralisasi
 Pengawasan dapat dilakukan dengan mudah dan teliti
 Tenaga lebih hemat, sehingga lebih menghemat biaya dan
pengawasan
 Makanan dapat langsung disampaikan ke pasian dengan sedikit
kemungkinan kesalahan pemberian makan
 Ruangan pasien terhindar dari keributan pada waktu pembagian
makanan serta bau masakan
 Pekerjaan dapat dilakukan lebih cepat
e) Prinsip penyajian makanan
Penyajian makanan merupakan salah satu prinsip sanitasi
makanan. Penyajian yang tidak baik bukan saja dapat mengurangi
selera makan pasien tetapi dapat sebagai penyebab terjadinya
kontaminasi terhadap bakteri.
Penyajian makanan di RS. Tiara Sella ini khususnya kepada pasien
memperhatikan hal-hal seabgai berikut :
(1) Prinsip Wadah
Setiap jenis makanan ditempatkan dalam wadah terpisah dan
tertutup dengan tujuan : makanan tidak terkontaminasi silang, bila
saru jenis makanan tercemar yang lainnya dapat diamankan.

(2) Prinsip Kadar Air


Penempatan makanan yang mengandung kadar air tinggi seperti
kuah atau susu. Makanan yang mengandung kadar air tinggi
dicampur pada saat menjelang dihidangkan untuk mencegah
makanan cepat rusak/ basi.
(3) Prinsip Pemisahan
Makanan yang ditempatkan dalam wadah, harus dipisahkan menurut
jenis makanannya masing-masing tidak dicampur agari tidak terjadi
kontaminasi silang.
(4) Prinsip Alat Bersih
Setiap peralatan yang digunakan harus bersih sudah dicuci dengan
cara hygienis dan dalam kondisi baik, utuh, tidak rusah, tidak cacat
atau bekas dipakai dengan tujuan untuk mencegah penularan
penyakit dan memberikan penampilan yang rapi.
(5) Prinsip Handling
Setiap penanganan makanan tidak kontak langsung dengan anggota
tubuh dengan menggunakan sarung tangan sekali pakai bertujuan
mencegah pencemaran dari tubuh serta memberi penampilan yang
sopan, baik dan rapi.

2) Melakukan Kegiatan Pencatatan, Pelaproan dan Evaluasi Makan


a) Pengertian
Serangkaian kegiatan pengumpulan data dan pengolahan data untuk
menghasilkan bahan bagi penilaian kegiatan pelayanan gizi rumah
sakit maupun untuk pengambilan keputusan. Dimana hasilnya akan
dievaluasi dan ditindaklanjuti.
b) Tujuan
Agar pelaksanaan kegiatan sesuai dengna rancana dan kebijakan yang
telah ditentukan.
c) Pelaksanaan
Pencatatan dilakukan pada setiap langkah kegiatan pelayanan gizi RS.
Tiara Selladan pelaporan gizi dilakukan secara periodic setiap bulan.
d) Formulir kegiatan pencatatan dan pelaporan penyelenggaraan makanan
di Instalasi Gizi RS. Tiara Sella:
 Buku laporan pergantian rotasi berisi pesan-pesan penting, adanya
pasien baru (nama pasien, , nomer Mr, Umur ,diagnosa , kamar,
dietnya), perubahan diet
 Pencatatan inventaris peralatan makan pasien, karyawan.
 Pencatatan pemasukan dan pemakaian bahan makanan dalam kartu
stock untuk bahan makanan selanjutnya.
 Formulir modifikasi diet, jumlah pasien sesuai dengan diet
masing-masing.
 Pencatatan bulanan rekapitulasi makan pasien rawat inap.
 Pencatatan rekapitulasi pengeluaran Instalasi gizi bulanan

B. PELAYANAN GIZI RUANG RAWAT INAP


1. Pendahuluan
Pelayanan gizi adalah rangkaian kegiatan terapi gizi medis yang
dilakukan di institusi kesehatan (Rumah Sakit), Puskesmas dan institusi
kesehatan lainnya yang memenuhi kebutuhan gizi klien/ pasien.
Pelayanan gizi merupakan upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif dalam rangka meningkatkan kesehatan klien/ pasien.
Pelayanan gizi di rumah sakit adalah pelayanan gizi yang disesuaikan
dengan keadaan pasien dan berdasarkan keadaan klinis, status gizi dan
status metabolisme tubuhnya. Keadaan gizi pasien sangat berpengaruh
pada proses penyembuhan penyakti, sebaliknya proses perjalanan penyakit
dapat berpengaruh terhadap keadaan gizi pasin.
2. Latar Belakang
Sering terjadi kondisi pasien semakin buruk karena tidak diperhatikan
keadaan gizinya. Pengaruh tersebut bisa berjalan timbal balik. Hal
tersebut diakibatkan karena tidak tercukupinya kebutuhan zat gizi tubuh
untuk perbaikan organ tubuh. Fungsi organ yang terganggu akan lebih
terganggu lagi dengan adanya penyakit dan kekurangan gizi. Disamping
itu, masalah gizi lebih obesitas yang erat hubungannya dengan penyakit
degeneratif seperti diabetes mellitus, penyakit jantung koroner, darah
tinggi dan penyakit kanker memerlukan terapi gizi medis untuk membantu
penyembuhannya.Terapi gizi yang menjadi salah satu faktor penunjang
utama penyembuhan tentunya harus diperhatikan agar pemberian tidak
melebihi kemampuan organ tubuh untuk melaksanakan fungsi
metabolisme.
Terapi gizi harus selalu disesuaikan seiring dengan perubahan fungsi
organ tubuh selama proses penyembuhan, oleh karena itu pemberian diet
pasien harus dievaluasi dan diperbaiki sesuai dengan perubahan keadaan
klinis dan hasil pemeriksaan laboratorium, baik pasien rawat inap maupun
rawat jalan. Upaya peningkatan status gizi dan kesehatan masyarakat baik
di dalam maupun di luar rumah sakit merupakan tugas dan tanggung
jawab tenaga kesehatan terutama tenaga yang bergerak di bidang gizi.
3. Pengertian
Serangkaian proses kegiatan pelayanan gizi dimulai dari perencanaan diet
hingga evaluasi rencana diet pasien di ruang rawat inap.
4. Sasaran
Sasaran pelayanan gizi di ruang rawat inap adalah Pasien yang rawat inap
di RS. Tiara Selladan keluarganya.
5. Tujuan
Tujuan Umum
Mencapai pelayanan kesehatan paripurna di rumah sakit melalui
pelayanan dengan terapi gizi yang optimal kepada pasien untuk menunjang
fungsi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dalam upaya
peningkatan kualitas hidup pasien.
Tujuan Khusus
Tercapainya pelayanan gizi yang optimal sebagai bagian terapi
dalam pelayanan paripurna kepada pasien sehingga dapat memperpendek
masa rawat

6. Tatalaksana Pelayanan Gizi Rawat Inap di Instalasi Gizi RS. Tiara


Sella
 Pasien Yang Tidak Memerlukan Terapi Nutrisi
1) Setiap pasien baru rawat inap dilakukan anamnesis riwayat nutrisi,
perubahan berat badan dan asupan makan beberapa hari sebelum
masuk rumah sakit yang akan digunakan untuk penilaian status gizi
awal ( SGA) dengan hasil SGA kategori gizi A ( gizi baik) maka hanya
perlu penetapan diet normal ( Standar) tanpa pengkajian lebih rinci.
2) Anamnesis gizi dilakukan pada hari pertama pasien masukr awat inap
atau paling lambat 24 jam setelah pasien masuk rawat inap.
 Pasien Memerlukan Terapi Nutrisi
1) Setiap pasien baru rawat inap dilakukan anamnesis riwayat nutrisi,
perubahan berat badan dan asupan malan beberapa hari sebelum
masuk rumah sakit yang akan digunakan untuk penilaian status gizi
awal dan pada hasil skrining gizi awal di dapatkan kategori gizi B1
B2 dan C, maka perlu dilakukan pengakjian dan pemantauan
pemantauan leboh rinci dengan menggunakan format ADIME.
2) Anamnesis gizi dilakukan pada hari pertama pasien masuk rawat inap
atau paling lambat 24 jam setelah pasien masuk rawat inap.
Distirbusikan makanan sesuai dengan status gizi dan kebutuhan
pasien yang tertuan dalam etiket makan masing-masing pasien yang
berisi nama jelas, dan nomer Mr.
7. Pencatatan dan Pelaporan Kegiatan Pelayanan Gizi Ruang Rawat Inap
Pencatatan dan pelaporan merupakan kegiatan yang menunjang pada
pelayanan gizi rumah sakit. Pelayanan gizi, baik pelayanan makanan pasien
maupun pelayanan ruang rawat inap perlu ditunjang oleh data yang akurat
untuk rencana kegiatan pelayanan. Pada pelaksanaannya kegiatan ini
dilaksanakan oleh tenaga yang kualitikasinya disesuaikan dengan kondisi
rumah sakit. Di RS. Tiara Sella pelaksana kegiatan pelayanan gizi dilakukan
oleh ahli gizi rumah sakit, Lulusan Diploma III Gizi .

Tugas dan Fungsi


1) Melakukan pencatatan rencana pemberian diet
2) Melakukan pencatatan asupan makanan yang diterima dari penyaji pasien.
3) Mendokumentasikan dan mengarsipkan dokumen maupun data-data
4) Menyiapkan keperluan perlengkapan yang menunjang untuk pelayanan
gizi

Makanan yang dibawa keluarga untuk pasien maka staf gizi


memberikan edukasi tentang makanan yang merupakan kontraindikasi
terhadap diet, kebersihan (hygiene) makanan dan kebutuhan asuhan
pasien termasuk informasi terkait interaksi antara obat dan makanan.
Makanan yang dibawa oleh keluarga atau orang lain disimpan dengan
benar untuk mencegah kontaminasi.

Formulir Kegiatan Pencatatan Pelayanan Gizi Rawat Inap


1) Pencatatan assessment gizi
2) Pencatatan check list pemberian makan pasien rawat inap
3) Pencatatan pemesanan makan pasien

C. PELAYANAN GIZI RAWAT JALAN


1. Pendahuluan
Pelayanan gizi di rumah sakit meliputi seluruh upaya kesehatan untuk
mempertahankan dan untuk meningkatkan status gizi pasien. Pelayanan gizi
merupakan hak setiap pasien, memerlukan adanya sebuah pedoman agar
diperoleh hasil pelayanan yang bermutu. Pelayanan yang bermutu akan
membantu proses penyembuhan pasien.

2. Latar Belakang
Pelayanan gizi rawat jalan merupakan serangkaian kegiatan yang
meliputi penentuan diagnosis gizi pasien, macam/ jenis diet, cara pemberian
serta kosneling gizi. Bertujuan memberi pelayanan gizi kepada pasien rawat
jalan yang dirujuk dari dokter yang bertanggungjawab mengenai pasien
tersebut. Selain itu pelayanan gizi rawat jalan atas permintaan pasien agar
memperoleh gizi yang sesuai dengan penyakitnya guna mencapai status gizi
yang optimal untuk mempercepat penyembuhan tetapi tetap harus menjalan
pemeriksaan oleh dokter yang bertanggungjawab terhadap pasien tersebut,
baru kemudian membuat surat rujukan ke bagian gizi.

3. Pengertian
Suatu kegiatan sebagai proses komunikasi 2 (dua) arah untuk
menanmkan dan meningkatkan pengertian, sikap dan prilaku sehingga
membantu pasien mengatasi masalah gizinya.
4. Tujuan
Memberikan informasi tentang gizi khususnya tentang pola makan
serta porsinya yang sesuai dengan penyakitnya sehingga pasien memiliki
kebiasaan makan yang baik dalam kehidupan sehari-hari.

5. Alur Pelayanan Gizi Rawat Jalan


Alur pelayanan gizi rawat jalan dimulai dari pengkajian gizi mencari
permasalahan untuk menegakkan diagnosis gizi, selanjutnya melalui proses
perencanaan diet yaitu macam/ jenis dietnya, dikonseling mengenai cara
pemberian makan dan sar mengenai pemilihan jenis makanan, sehingga tidak
ada kesulitan penatalaksanaan selama di rumah.
D. PENILAIAN DAN PENGEMBANGAN GIZI
1. Pengertian
Suatu kegiatan pengkajian, perencanaan, penerapan, penelitian dan
pengembangan dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan gizi di rumah
sakit yang dilaksanakan secara terencana dan terus menerus mulai dari
proposal penelitian hingga laporan dan dokumen hasil penelitian.
2. Tujuan
Mengembangkan dan menerapkan standar dan tata laksana baru.
3. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian di Instalasi Gizi RS. Tiara Sella meliputi :
1) Daya Terima Makanan Pasien Rawat Inap
2) Daya Terima Makanan Karyawan RS. Tiara Sella
3) Asupan Makanan Pasien Rawat Inap
4. Langkah-langkah
Langkah-langkah penelitian dan pengembangan gizi terapan :
1) Membuat proposal penelitian
2) Melaksanakan penelitian
3) Menganalisa data yang diperoleh
4) Membuat pelaporan penelitian dan dokumen hasil penelitian
5) Sosialisasi penelitian
BAB V
LOGISTIK
BAB VI
KESELAMATAN KERJA

A. KESELAMATAN KERJA
Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan bagian dari kegiatan yang
berkaitan erat dengan kejadian yang disebabkan akibat kelalaian petugas yang
dapat mengakibatkan kontaminasi bakteri terhadap makanan. Kondisi yang dapat
mengurangi bahaya dan terjadinya kecelakaan dalam proses penyelenggaraan
makanan yaitu dikarenakan pekerjaan yang terorganisir dengan baik, dikerjakan
sesuai dengan prosedur, tempat kerja yang aman dan terjamin kebersihannya serta
istirahat yang cukup. Kecelakaan tidak terjadi dengan sendirinya, biasanya terjadi
dengan tiba-tiba dan tidak direncanakan sehingga menyebabkan kerusakan pada
peralatan, makanan maupun dapat melukai petugas.
1. Pengertian
Keselamatan Kerja (Safety) adalah segala upaya atau tindakan yang harus
diterapkan dalam rangka menghindari kecelakana yang terjadi akibat
keselahan kerja petugas ataupun kelalaian dan kesengajaan.
2. Tujuan
Menurut Undang-Undang Keselamatan Kerja tahun 1970, syarat-syarat
keselamatan kerja meliputi seluruh aspek pekerjaan yang berbahaya, dengan
tujuan :
a) Mencegah dan menurangi kecelakaan kerja
b) Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran
c) Mencegah dan mengurangi bahaya ledakan
d) Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran
atau kejadian lain yang berbahaya
e) Memberi pertolongan pada kecelakaan
f) Memberi perlindungan pada pekerja
g) Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu,
kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar
atau radiasi, suara dan getaran
h) Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik fisik/
psikis, keracunan, infeksi dan penularan
i) Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup
j) Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban
k) Memperoleh kebersihan antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara
dan proses kerjanya.
3. Prinsip
Prinsip keselamatan kerja dalam proses penyelenggaraan makanan di Instalasi
Gizi RS. Tiara Sella
a) Adanya pengawasan kerja yang dilakukan oleh penanggungjawab dan
terciptanya kebiasan kerja yang baik oleh pegawai.
b) Pekerjaan yang ditugaskan hendaknya sesuai dengan kemampuan kerja dari
pegawai.
c) Volume kerja yang dibebankan sesuai dengan jam kerja yang telah
ditetapkan
d) Perawatan pada peralatan dilakukan secara kontinyu sehingga peralatan
tetap dalam kondisi yang layak.
e) Adanya pelatihan mengenai keselamatan kerja bagi pegawai.
f) Adanya fasilitas pelindung dan peraltana pertolongan pertama yang cukup
g) Adanya petunjuk penggunaan peralatan keselamatan kerja

4. Prosedur
a) Ruang Pendistribusian Makanan di Instalasi Gizi
Keamanan kerja di ruang pendistribusian makanan RS. Tiara Sellaini
terlaksana sesuai prosedur kerja sebagai berikut :
1) Tidak mengisi panci/ piring terlalu penuh
2) Tidak mengisi kereta makan melebihi kapasitas
3) Meletakan alat dengan teratur dan rapi
4) Bila membawa air panas, tutuplah dengan rapat atau tidak mengisi
tempat tersebut sampai penuh
b) Alat Pelindung Kerja
Keamanan, kenyamanan dan keselamatan kerja di ruang penyelenggaraan
makanan RS. Tiara Sellaini terdapat alat pelindung kerja sebagai berikut :
1) Baju kerja, celemek terbuat dari bahan yang tidak panas, tidak licin dan
enak dipakai, sehingga tidak mengganggu gerak pegawai sewaktu kerja
2) Menggunakan sandal yang tidak licin bila berada di lingkungan dapur
(jangan menggunakan sepatu yang berhak tinggi)
3) Menggunakan cempal/ serbet pada tempatnya
4) Tersedia alat sanitasi yang sesuai misalnya air dalam keadaan bersih dan
jumlah yang cukup, sabun cair, handrup
5) Tersedia satu alat pemadam kebakaran yang berfungsi baik di tempat
yang mudah dijangkau, yaitu di ruang penyajian makanan.
BAB VI
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN MUTU PELAYANAN GIZI

A. PENGERTIAN
1. Pengawasan
Pengawasan merupakan suatu kegiatan yang mengusahakan agar pekerjaan
terlaksana sesuai dengan standart, pedoman, rencana, instruksi, peraturan serta
hasil yang telah ditetapkan sebelumnya agar mencapai tujuan yang diharapkan
2. Pengendalian
Pengendalian yaitu perbaikan pelaksanaan kegiatan agar sesuai dengan
rencana dan kebijakan yang telah ditetapkan.
3. Evaluasi
Evaluasi yaitu sistem penilaian dan tindak lajut dari hasil pelaksanaan kegiatan

B. TUJUAN
Agar pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana dan kebijakan yang telah
ditetapkan dapat mencapai sasaran yang dikehendaki

C. BENTUK PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN MUTU


Bentuk pengawasan dan pengendalian mutu di Instalasi Gizi RS. Tiara Sellayaitu
dalam bentuk :
1. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dan pelaporan adalah kegiatan pengumpulan data dan pengolahan
data kegiatan pelayanan gizi rumah sakit yang hasilnya akan dievaluasi dan
ditindak lanjuti.
Kegiatan pencatatan dan pelaporan di Instalasi Gizi RS. Tiara Sellaini terdiri
dari :
a) Pengadaan Makanan
1) Formulit daftar diet dan permintaan makanan
b) Penyelenggaraan Makanan
1) Buku laporan pasien baru, pasien pulang dan perubahan diet
2) Buku laporan jumlah pasien, jumlah pasien pulang, jumlah pasien baru,
t.t dinas pati dan sore
3) Buku laporan penggunaan bahan makanan yang digunakan pada hari
tersebut / shift dinas.
c) Pelayanan Gizi di Ruang Rawat Inap
1) pencatatan makanan sisa yang tidak dihabiskan.
2) Formulir permintaan makanan pasien baru dan perubahan diet.
3) Skrining gizi awal pasien dan ADIME

2. Pengawasan Standar Porsi


a) Pengukuran bahan makanan di dapur Instalasi Gizi RS. Tiara
Sellamempergunakan peralatan yang disesuaikan dengan bahan makanan
yang akan ditimbang ataupun diukur
b) Bahan makanan pasat memeprgunakan timbangan sebagai alat pengukur
c) Bahan makanan cair mempergunakan gelas ukur atau sendok ukur
d) Pemotongan bahan makanan disesuaikan dengan jenis menu
3. Pengendalian Biaya Tenaga
Dalam proses penyelenggaraan makanan sangat penting perlu adanya
pengendalian biaya tenaga dengan cara :
a) Adanya perencanaan dan taksiran tenaga yang dibutuhkan
b) Perencanaan jadwal kerja karyawan/ jadwal dinas .
c) Jadwal harus ketat dan tepat dan tidak ada karyawan yang datang terlambat
d) Perhitungan jam kerja karyawan / bulan.

D. INDIKATOR KEBERHASILAN PELAYANAN GIZI RS. TIARA SELLA


1. Pengertian
Suatu program pengendalian pelayanan mutu instalasi gizi dan distem
penilaian serta tindak lanjut dari hasil pelaksana kegiatan pelayanan.
2. Tujuan
Agar pelaksanaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan
3. Nama Indikator
a) Indikator Mutu
1) Angka keterlambatan penyediaan makanan pagi pasien rawat inap > 15
menit
2) Angka keterlambatan penyediaan makanan siang pasien rawat inap > 15
menit
3) Angka keterlambatan penyediaan makanan sore pasien rawat inap
waktu > 15 menit

b) Besarnya sisa makanan > 25 %


Sisa makanan pasien adalah suatu penilaian akan kualitas makanan yang
diberikan oleh instalasi gizi kepada pasien , yang menggambarkan asupan
dan kualitas makanan yang diberikan. Yang berguna unutk perbaikan menu
selanjutnya. Sisa makanan pasien sebaiknya tidak lebih dari 25 %.
c) Pasien Safety (Insiden Keselamatan Pasien)
1) Angka kesalahan jenis diet pasien
2) Angka tercemarnya makanan.
BAB VII
PENUTUP

Pelayanan gizi rumah sakit merupakan kegiatan pelayanan dalam rangka


memenuhi kebutuhan gizi masyarakat rumah sakit . Pelayanan gizi yang bermutu
akan membantu mempercepat proses penyembuhan pasien sehingga memperpendek
lama hari rawat dan penghematan biaya pengobatan.Rumah Sakit Tiara Sella
merupakan rumah sakit swasta yang memberikan pelayanan berkualitas kepada
pasien, dimana penyelenggaraan makanannya menggunakan sistem swakelola untuk
pasien.
Pedoman pelayanan gizi RS. Tiara Sella ini bermanfaat bagi pengelola rumah
sakit dalam mengevaluasi kemajuan perkembangan pelayanan gizi. Pedoman ini
dilengkapi dengan lampiran tentang format pencatatan, pelaporan dan formulir lain
yang diperlukan dalam mendukung penyelenggaraan makan.
Dengan mengacu kepada buku PGRS tahun 2013, kami berharap
penyelenggaraan makan bagi pasien di RS. Tiara Sella sudah dapat terlaksana dengan
baik, dan tenyunya kami akan selalu melakukan perbaikan sesuai dengan standart
yang ada di Pedoman Gizi Rumah Sakit.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI, 2013, Buku pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit,
Dirjen Pelayanan Medik, Direktorat Rumah Sakit khusus dan Swasta,Jakarta

Anda mungkin juga menyukai