Resume Jurnal

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

2.

1 Sistem Rem

Rem cakram diciptakan pada tahun 1902 dan dipatenkan oleh pembuat mobil Birmingham Frederick
William Lanchestcr. Desain aslinya punya dua cakram yang menempel satu sama lain untuk menghasilkan
gesekan dan memperlambat mobilnya kebawah. Sampai tahun I949 rem cakram

tidak muncul pada sebuah mobil produksi sekalipun. Akhimya pada tahun 1954 meluncurkan Citroen DS
yang si pertama. semi-automatic gearbox, active headlights dan composite body panels (Banaran, 2010)

Sistem rem dirancang untuk memperlambat dan menghentikan kendaraan atau memungkinkan parkir pada
tempat yang menurun. Peralatan ini sangat penting untuk keamanan berkendara dan juga berhenti ditempat
manapun, dan dalam berbagai kondisi dapat berfungsi dengan baik dan aman. Energi kinetik yang hilang
dari benda yang bergerak ini biasanya diubah menjadi panas karena gesekan (Restu, 2010).

2.2 Prinsip Kerja Sistem Rem

Rem merupakan salah satu bagian kendaraan yang sangat penting pada sebuah kendaraan baik roda dua
maupun roda empat yang saat ini banyak digunakan oleh masyarakat dari perkotaan sampai pedesaaan.
Rem ini dapat mengatur kecepatan ataupun menghentikan lajunya kendaraan sesuai dengan yang kita
harapkan, pengaturan kecepatan ataupun diberhentikannya lajunya kendaraan ini diatur melalui suatu
gesekan antara komponen rem dengan roda yang berputar (Andun et al, 2005).

Gambar 1. Rangkaian Rem pada Kendaraan Sumber: Anonim (2013)

Syarat-syarat penggunaan sebuah rem sebagai berikut (Andun et al, 2005):

1. Dapat bekerja dengan cepat.


2. Apabila beban pada semua roda sama, maka daya pengereman harus sama dengan atau gaya
pengereman seimbang dengan beban yang diterima oleh masing-masing roda.
3 Dapat dipercaya dan mempunyai daya tahan cukup.
4 Mudah disetel dan diperbaiki pengemudi waktu pengereman.
2.3 Komponen Sistem Rem

Komponen sistem rem terdiri dari (Farid, 2000):

1 Master Silinder.
Master silinder (master cylinder) mengubah gerak pedal rem ke dalam tekanan hidraulik. Master
silinder terdiri dari reservoir tank, yang berisi minyak rem, demikian juga piston dan silinder, yang
membangkitkan tekanan hidraulik. Cara kerja pedal rem didasarkan pada prinsip tuas yang mengubah
tekanan pedal rem yang kecil menjadi besar. (Restu, 2010):

Booster Rem.
Booster rem berfungsi untuk melipat gandakan (dua sampai empat kali) daya penekanan pedal
rem, sehingga daya pengereman yang lebih besar dapat diperoleh. Tenaga penekanan pedal rem dari
seorang pengemudi tidak cukup kuat untuk segera dapat menghentikan kendaraan. Booster rem melipat
gandakan daya penekan pedal, sehingga daya pengereman yang lebih besar dapat diperoleh. Boster rem
dapat dipasang menjadi satu dengan master silinder (tipe integral) atau dapat juga dipasang terpisah dari
master rem itu sendiri. Tipe integral ini banyak digunakan pada kendaraan penumpang dan truk kecil.
Boster melipat gandakan tekanan yang di berikan pedal rem terasa ringan tetapi tekanan yang dihasilkan
untuk proses pengereman besar.

2 Pedal Rem.
Pedal rem adalah median untuk menekan master silinder, master silinder akan menghasilkan
tekanan hidraulis. Cara kerja pedal rem didasarkan pada prinsip tuas yang mengubah tekanan pedal rem
yang kecil menjadi besar.

2.4 Klasifikasi Rem

Berdasarkan penggunaannya di sebuah kedaraan, rem dibedakan menjadi dua yaitu rem kaki dan rem
tangan. Berdasarkan pelayanannya, rem kaki diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu rem tromol dan rem
cakram.

2.4.1 Rem Tromol

Rem tromol adalah salah satu konstruksi rem yang cara pengereman kendaraan dengan menggunakan
tromol (brake drum), sepatu rem (brake shoe), dan silider roda (wheel cylinder). Pada dasarnya tromol yang
berputar ketika pengereman sepatu rem yang di dalam tromol akan bersentuhan di bagian dalam tromol dan
menimbulkan gesekan (Andun et al, 2005).

Gambar 2.5. Rem Tromol

Sumber: Anonim (2013)


Berikut ini adalah nama dari komponen rem tromol yaitu (Andun et al, 2005):

1. Silinder Roda (Wheel Cylinder).

Fungsi dari silinder roda adalah untuk menekan sepatu rem (brake shoe) ke rem tromol (brake drum).
Di dalam silinder roda terpasang satu atau dua buah piston beserta seal tergantung dari kostruksi rem
tromolnya. Bila brake pedal diinjak, tekanan minyak rem dari master silinder disalurkan ke semua wheel
silinder, tekanan didalam wheel silinder menekan piston kearah luar dan selanjutnya piston menekan
menekan brake shoe menggesek tromol sehingga roda berhenti.

Bila brake pedal dilepas maka, brake shoe kembali ke posisi semula oleh tarikan pegas, roda bebas.

2. Sepatu Rem (Brake Shoe).

Sepatu rem (brake shoe) berfungsi untuk menahan putaran brake drum melalui gesekan. Pada bagian
luar brake shoe terbuat dari asbes dengan tembaga atau campuran plastik yang tahan panas.

3 . Penyetel Rem.

Penyetel rem adalah komponen rem yang berguna mengatur jarak antara tromol dengan kampas rem.
Pada tipe ini penyetel rem dipasangkan pada bagian bawah pada ujung kampas rem depan dan kampas rem
belakang. Sementara bagian atas dari kampas rem depan dan belakang dipasangkan pada piston rem.
Penyetel rem pada tipe rem tromol ini dibuat mengambang terhadap backing plate.

4. Pegas Pengembali (Return Spring).

Pegas pengembali berfungsi untuk mengembalikan sepatu rem (brake shoe) ke posisi semula pada saat
tekanan silinder roda turun.

5. Backing Plate

Backing plate berfungsi sebagai tumpuan untuk menahan putaran drum sekaligus sebagai dudukan
silinder roda.
Gambar 2.9. Backing Plate

Sumber: www.thingsforthething.com (2013)

5. Piston Rem (Piston Brake).

Piston rem adalah komponen dalam wheel cylinder yang menerima tekanan dari minyak rem untuk
diteruskan menekan kampas rem guna melakukan pengereman. Seperti telah dijelaskan di atas bahwa
jumlah piston re

Spring retainer adalah komponen rem yang berguna mengkaitkan kampas rem ke backing plate.

Semua rem memilikai kelebihan dan kekurangan yang berbeda-beda. Berikut ini adalah kelebihan dan
kekurangan rem tromol sebagai berikut (Restu, 2010):

1. Kelebihan Rem Tromol.

Kelebihan rem tromol, adalah tidak gampang dimasuki kotoran karena posisinya tertutup, sehingga
meringankan dalam perawatan terutama pembersihannya. Disamping itu, kinerja rem juga lebih lembut dan
permukaan kampas rem lebih lebar.

2. Kekurangan Rem Tromol.

Kekurangan rem tromol adalah pada daya pengereman tidak sekuat rem cakram, karena tidak
seluruh permukaan kampas rem menempel pada tromol roda, sehingga daya pengereman hanya mencapai
lebih kurang 70%. Rem tromol juga gampang panas karena menggunakan sistem tertutup. Kelemahan
lainnya, tidak segera kering apabila terkena air sehingga sistem pengereman terganggu.

2.4.2 Rem Cakram

Rem cakram terdiri dari komponen yang utama cakram (disc rotor) yang terbuat dari besi tuang
yang berputar dengan roda dan dijepit oleh komponen di dalam caliper sehingga mengakibatkan terjadi
daya pengereman. Rem cakram mempunyai beberapa kelebihan, diantaranya konstruksi sederhana,
penggantian pad mudah, tanpa penyetelan, bidang gesek selalu terkena udara sehingga radiasi panasnya
sangat baik dan water recovery sangat baik karena air akan terlempar keluar dari permukaan cakram dan
pad karena adanya gaya sentrifugal. Pada dasarnya cakram yang berputar ketika pengereman pad yang di
luar cakram akan bersentuhan di bagian luar cakram dan menimbulkan gesekan (Restu, 2010).

Gambar 2.13. Rem Cakram

Sumber: www.image.importtuner.com (2013) Semua rem memilikai


kelebihan dan kekurangan yang berbeda-beda.
Berikut ini adalah kelebihan dan kekurangan rem cakram sebagai berikut (Restu, 2010):

1. Kelebihan Rem Cakram.

Rem cakram dapat digunakan dari berbagai suhu, sehingga hampir semua kendaraan menerapkan
sistem rem cakram sebagai andalannya. Selain itu rem cakram tahan terhadap genangan air sehingga pada
kendaraan yang memiliki lubang sehingga pendinginan rem lebih maksimal digunakan. Kegunaan rem
cakram banyak dipergunakan pada roda depan kendaraan karena gaya dorong untuk berhenti pada bagian
depan kendaraan lebih besar dibandingkan di belakang sehingga membutuhkan pengereman yang lebih
pada bagian depan. Namun saat ini telah banyak mobil yang menggunakan rem cakram pada keempat
rodanya.

2. Kekurangan Rem Cakram.

Rem cakram yang sifatnya terbuka memudahkan debu dan lumpur menempel, lama kelamaan
lumpur (kotoran) tersebut dapat menghambat kinerja pengeraman sampai merusak komponen pada bagian
caliper, seperti piston bila dibiarkan lama. Oleh sebab itu, perlu dilakukan pembersihan sesering mungkin.

Adapun komponen-komponen utama rem cakram adalah sebagai berikut (Andun et al, 2005):

1. Cakram.

Pada rem cakram komponen cakram atau piringan merupakan bagian yang secara langsung
menghasilkan pegereman dengan adanya gesekan dengan pad. Cakram atau piringan terbesar dari besi
tuang yang mampu menahan panas akibat gesekan dan tahan korosi (Restu, 2010)

telah menggunakan rem cakram dapat menerjang banjir. Kemudian rem cakram memiliki sistem rem yang
berpendingin di luar (terbuka) sehingga pendinginan dapat dilakukan pada saat mobil melaju, ada beberapa
cakram yang juga dilengkapi oleh ventilasi (ventilatin disk) atau cakram yang

Gambar 2.14. Cakram

Sumber: www.kiosban.com (2013)


2. Caliper.

Bagian yang tidak bergerak dari rem pad cakram adalah caliper, dimana terdapat silinder-silinder
rem berikut sepatu rem dan pirodonya. Apabila pedal rem diinjak maka silinder-silinder rem akan bekerja
secara hidraulik sehingga sepatu-sepatu rem atau pad akan menjepit, manahan dan menghentikan cakram
rem yang sedang berputar (Restu, 2010).

Gambar 2.15. Caliper

Sumber: www. e2ndycom.com (2013)

3. Sepatu Rem (Pad Brake)

Pad rem dalam sistem rem cakram merupakan bagian yang secara langsung berhubungan atau
bergesekan dengan cakram yang akhirnya menghasilkan pengereman. Pad terbuat dari metallic fiber
dicampur serbuk tembaga yang mampu menahan panas akibat gesekan serta memiliki kekerasan yang
cukup tinggi. Untuk mengetahui keausan maksimum suatu pad akibat gesekan maka pada pad diberi
celah pembatas agar diketahui keausan pad. Bila pedal sudah aus maka perlu diganti, hal ini untuk
mengetahui pengereman kendaraan yang baik. Keausan pad menyababkan clearance antara pad dan rotor
terlalu renggang sehingga saat rem bekerja melalui penekanan piston maka gesekan akan berkurang dan
cakram akan kurang terjepit pad. Hal ini menyebabkan pengereman tidak berlangsung baik (Restu, 2010).

Gambar 2.16. Sepatu Rem

Sumber: www.bursamuslim.com (2013)

4. Piston Rem (Piston Brake)

Piston rem adalah komponen dalam caliper yang menerima tekanan dari minyak rem untuk diteruskan ke
pad rem lalu menekan disc rotor guna melakukan pengereman (Restu, 2010).

Gambar 2.17. Piston Rem

Sumber: www.hvccycle.com (2013)


a. Anti Squel Shim.
Pada beberapa pad terdapat anti squel shim yang berfungsi untuk mencegah bunyi saat pengereman (Restu,
2010).

Gambar 2.18. Anti Squel Shim

Sumber: www.ks-international.com (2013)

6. Torque Plate.
Torque plate fungsinya adalah untuk tempat kedudukan caliper (Restu, 2010).

Gambar 2.19. Torque Plate

Sumber: www.autopartsnetwork.com (2013)

7. Slide Pin (Main Pin).


Slide pin (main pin) fungsinya adalah untuk dudukan caliper dan torque plate. Pada umunya caliper
tipe floating mengunakan slide pin (main pin) karena pada saat pengereman caliper juga terjadi pergerakan
sehingga slide pin akan bekerja pada saat pengereman (Restu, 2010).

Gambar 2.20. Slide Pin (Main Pin).

Sumber: www.hemiperformance.com (2013)


8. Piston Seal.
Piston seal adalah suatu komponen alat yang digunakan untuk mencegah cairan oli di dalam
caliper agar tidak terjadi kebocoran pada dinding piston saat piston diberi tekanan oleh cairan oli pada
saat pengereman. Piston seal terbuat dari bahan karet elastis tidak mudah rusak jika terkena oli (Restu,
2010).

Gambar 2.21. Piston Seal

Sumber: www.daemar.com (2013) Tipe-tipe rem cakram yaitu sebagai berikut (Andun et al,
2005):

1. Tipe Tetap (Fixed Caliper Type).


Tipe caliper ini konstruksinya terpasang dua silinder yang bekerja secara hidroponik menekan
pad dari dua arah. Prinsip kerjanya ialah pada saat terjadi tekanan akibat hidroponik oil pressure maka
piston akan mendorong kedua pad dan pegas karet hingga pad menekan cakram. Pada saat tekanan
hilang maka pegas karet akan mengembang (reaksi) dan kedudukan pad rem kembali pada keadaan
semula

2. Floating Caliper Type.


Pada tipe ini hanya dilengkapi satu silinder yang terpasang pada slide pins yang bekerja secara hidraulik.
Piston akan bergerak menekan dari sisi dalam, sedangkan caliper terpasang tetap pada knakel kemudi.
Akibat tekanan ini maka pad akan terdorong dengan pegas karet. Ketika tekanan hilang maka pad akan
kembali ke posisi semula.

Gambar 2.23. Rem Cakram Tipe Floating Caliper

Sumber: www.toturialotomotif.wordpress.com (2013)


2.4.3 Rem Tangan

Rem tangan adalah suatu komponen yang digunakan untuk memarkir kendaraan. Rem tangan terbagi
menjadi dua tipe, yaitu tipe roda belakang dan tipe center brake. Tipe roda belakang umumnya digunakan
pada kendaran ringan atau kendaraan penumpang, sedangkan pada angkutan berat umumnya mengunakan
center brake seperti terdapat pada truck (Andun et al, 2005).

Gambar.2.24.Tuas dan Rem Tangan.

Sumber: www.socalsac.com (2013)

Cara kerja mekanisme rem tangan pada dasarnya sama untuk tipe rem tangan roda belakang dan
tipe center brake. Tuas rem tangan ditempatkan berdekatan dengan tempat duduk pengemudi, hal ini
supaya memudahkan pengemudi dalam mengoperasikan rem tangan. Dengan menarik tuas rem tangan,
maka rem bekerja melalui parking brake cable, intermediate lever, pull rod, equalizer. Parking brake cable
kiri dan kanan tuas rem tangan dilengkapi dengan rachet untuk mengatur tuas pada suatu pengetesan. Pada
beberapa tuas rem tangan, baut penyetelannya diletakan dekat dengan tuas rem untuk memudahkan
penyetelan (Andun et al, 2005).

Kabel rem tangan memindahkan gerakan tuas ke tromol rem sub-assembly pada roda belakang
dibagi tengah kabel diberi equalizer untuk menyamankan daya kerja pada roda kiri dan kanan tuas
intermediate (intermediate level) dipasang untuk menambah daya pengoperasian .

Gambar 2.25. Kabel Rem. Sumber : www.lulusoso.com (2013)

2.5. Minyak Rem

Diperlukan untuk menjamin kondisi kerja kendaraan dalam waktu yang lama tetapi yang utama
dalam sistem rem diantaranya ialah harus dapat dipercaya. Minyak rem adalah cairan yang tidak
mengandung minyak bumi yang sebagian besar terdiri dari alkohol dan susunan kimia dan ester (zat yang
membuat orang tidak sadar). Berikut ini persyaratan kualitas minyak rem yang diperlukan (Andun et al,
2005):
1. Titik didih yang rendah.

Rem akan menjadi panas dengan adanya gesekan karena penggunaan yang
berulangkali. Ada kalanya minyak rem dapat menjadi uap menyebabkan fluida berbusa. Bila ini terjadi
injakan yang berlaku pada pedal rem hanya menekan minyak rem yang sudah menjadi uap dan tidak ada
tenaga yang bekerja pada silinder roda. Kejadian ini disebut vapor load sama dengan terhalang uap untuk
mencegah hal ini diperlukan titik didih yang tinggi.

2. Mecegah karat pada logam dan karet.

Kerapatan akan berkurang bila minyak rem merusak seal dan ini akan menyebabkan kebocoran,
hal ini akan berlanjut dengan hilangnya tenaga hidraulik. Minyak rem dibuat dari bahan sintetis dengan
maksud agar tidak merusak dan menghindari karat pada logam.

3. Viskositas.

Minyak rem harus memiliki kekentalan (viskositas) untuk meneruskan tekanan dengan perubahan
temperatur yang bervariasi.

Anda mungkin juga menyukai