Bahan Ajar Laju Reaksi-1

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

BAHAN AJAR LAJU REAKSI

Kompetensi Dasar:

3.7. Menentukan orde reaksi dan tetapan laju reaksi berdasarkan data hasil percobaan.

Tujuan pembelajaran :

A. Kemolaran dan Pengertian Laju Reaksi


Setiap reaksi yang berlangsung mengakibatkan terlibatnya komponen-komponen
seperti pereaksi, hasil reaksi, dan laju reaksi. Ketika reaksi berlangsung, konsentrasi
zat pereaksi dan zat hasil reaksi akan mengalami perubahan. Cepat lambatnya reaksi
yang terjadi dipengaruhi oleh banyak factor, seperti konsentrasi zat yang bereaksi.
Konsentrasi zat yang terlibat dalam reaksi ini menggunakan satuan molaritas (M).
1. Kemolaran (M)
Kemolaran atau molaritas yaitu banyaknya mol zat terlarut dalam satu liter
larutan.
𝑛 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 1000
M = 𝑉 (𝐿) mol Atau M= x 𝑉 (𝑚𝐿)
𝑀𝑟
L-1
Keterangan :
M = Molaritas (mol L-1)
Massa = massa zat terlarut (gram)
Mr = massa molekul relative (gr/mol)
N = mol (mol)
V = Volume larutan

Apabila nilai molaritas suatu larutan tinggi, artinya konsentrasi yang dimiliki oleh
larutan tersebut besar. Sehingga larutan tersebut termasuk ke dalam larutan yang
pekat. Semakin pekat suatu larutan, maka pengaruhnya pada laju reaksi akan
semakin cepat dibandingkan dengan larutan yang encer. Untuk membuat larutan
dengan konsentrasi tertentu dari larutan pekatnya, dapat dilakukan dengan cara
pengenceran menggunakan rumus :

M1 x V1 = M2 x V2

Keterangan :
M1 = Molaritas larutan pekat (mol L-1)
M2 = Molaritas larutan encer (mol L-1)
V1 = Volume larutan pekat
V2 = Volume larutan encer
Jika diketahui kadar dan massa jenisnya, penentuan molaritas dapet menggunakan
rumus :

ρ 𝑥 10 𝑥 %𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
M= mol L-1
𝑀𝑟

Keterangan :
M = Molaritas (mol L-1)
% massa = kadar
Mr = massa molekul relative (gr/mol)
ρ = massa jenis

2. Pengertian laju reaksi


Laju reaksi menyatakan ukuran seberapa cepat atau lambat suatu reaksi
berlangsung. Laju reaksi didefinisikan sebagai perubahan konsentrasi reaktan atau
produk setiap satuan waktu. Laju reaksi dapat dirumuskan sebagai berikut:

𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖
Laju = 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖
mol L-1
Grafik konsentrasi pereaksi dan konsentrasi produk terhadap waktu sebagai
berikut :

Gambar 1. Grafik konsentrasi pereaksi dan konsentrasi produk.


Jika diketahui persamaan reaksi :
P Q
∆[𝑃] ∆[𝑄]
Maka lahu P = - dan laju Q = +
∆𝑡 ∆𝑡
∆[𝑃] dan ∆[𝑄] merupakan konsentrasi dalam satuan molar pada periode waktu ∆𝑡.
∆[𝑃] diberi tanda negative karena konsentrasi P berkurang. Sebaliknya, ∆[𝑄]
diberi tanda positif karena konsentrasi Q bertambah. Secara umum, laju reaksi
dirumuskan sebagai berikut :
𝒅[𝑪]
v= 𝒅𝒕
keterangan :
v = laju reaksi
d[C] = perubahan konsentrasi
dt = perubahan waktu
Misal, untuk reaksi 2A B. Pada reaksi tersebut, 2 mol A diperluka yntuk
menghasilkan 1 mol B. Ini berarti bahwa laju berkurangnya A dua kali lebih cepat
dari laju pembentukan B. Dengan demikian, laju reaksinya dapat dituliskan
sebagai berikut:
1 ∆[𝐴] 1 ∆[𝐵]
vA = - dan vB = +
2 ∆𝑡 2 ∆𝑡
secara umum, untuk reaksi aA+ bB cC + dD, laju reaksinya dituliskan
sebagai berikut :
1 ∆[𝐴] 1 ∆[𝐵] 1 ∆[𝐶] 1 ∆[𝐷]
v=- =- =+ =+
𝑎 ∆𝑡 𝑏 ∆𝑡 𝑐 ∆𝑡 𝑑 ∆𝑡
Tanda positif menunjukkan penambahan jumlah produk, sedangkantanda
negative menunjukkan pengurangan jumlah reaktan.

Contoh soal 1 :

Pada reaksi A + 3B 2C + 2D, konsentrasi A mengalami perubahan dari 0.1 M


menjadi 0.015 M. Apabila reaksi berlangsung selama 10 detik, tentukan:

a. Laju berkurangnya A
b. Laju bertambahnya C

Jawab: ∆[𝐴] = (0.1 – 0.015) M

= 0.085 M

∆𝑡 = 10 detik
∆[𝐴] 0.085 𝑀
a. vA = - = - 10 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 = 0.0085 M/detik
∆𝑡
b. vC = 2 x laju A
= 2 x 0.0085 M/detik
= 0.017 M/detik

Contoh soal 2 :

Sebanyak 39,2 mL H2SO4 pekat dilarutkan dalam 400 mL aquades. Jika massa jenis
H2SO4 pekat = 1,225 gr/mL dan Mr H2SO4 = 98 gr/mol, hitungkah konsentrasi larutan
H2SO4!

Jawab:

Diketahui : Massa H2SO4 = 39,2 gram

V H2O = 400 mL

𝜌H2SO4 = 1,225 gr/ml

Mr H2SO4 = 98 gr/mol
Ditanya : konsentrasi H2SO4 = …?
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 1000
M= x
𝑀𝑟 𝑉 (𝑚𝐿)

Massa H2SO4 = volume x 𝜌

= 39,2 ml x 1,225 gr/ml

= 48,2 gram
48,2 𝑔𝑟𝑎𝑚 1000
M= x
98 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙 400 𝑚𝐿

= 1,23 M

Jadi, konsentrasi H2SO4 sebesar 1,23 M.

3. Persamaan laju reaksi dan orde reaksi


Gulberg dan Waage merumuskan hubungan kuantitatif antara konsentrasi
zat-zat yang bereaksi dengan laju reaksi dalam hokum aksi massa sebagai berikut:
“Laju reaksi dalam suatu system homogen pada suatu temperatur berbanding
lurus dengan konsentrasi zat-zat yang bereaksi, setelah masing-masing konsentrasi
dipangkatkan dengan koefisiennya dalam persamaan reaksi yang bersangkutan”.
Laju reaksi dapat dinyatakan dalam persamaan yang ditentukan berdasarkan
konsentrasi awal setiap zat, dipangkatkan orde reaksinya. Orde reaksi hanya dapat
diperoleh melalui data percobaan. Perhatikan persamaan reaksi berikut:
xA+ yB cC + Dd

maka laju reaksinya dapat dirumuskan sebagai berikut :

Konstanta laju reaksi (k) merupakan suatu tetapan yang harganya bergantung pada
suhu dan zat pereaksi. Dengan demikian, setiap reaksi memiliki harga k yang
berbeda-beda. Pada umumnya, reaksi yang berlangsung lambat memiliki harga k
yang kecil, sedangkan reaksi yang berlangsung cepat memiliki harga k yang besar.
Orde reaksi yaitu pangkat konsentrasi zat dalam rumus laju reaksi. Secara teoritis,
tingkat reaksi pada reaksi kimia merupakan jumlah koefisien zat-zat yang bereaksi
dalam persamaan reaksinya.
Rumus laju reaksi sebenarnya hanya dapat ditentukan secara eksperimen/ caranya
dengan melakukan percobaan secara berulang-ulang terhadap zat yang akan
ditentukan laju reaksinya.
Contoh soal 1: pada reaksi : P(g) + Q(g) R(g) diperoleh data sebagai
berikut:
Percobaan [P] (mol L-1) [Q] (mol L-1) v (mol L-1 det-1)
1 0,1 0,1 6
2 0,1 0,2 12
3 0,1 0,3 18
4 0,2 0,1 24
5 0,3 0,1 54
Orde reaksi terhadap zat P dan zat Q dapat ditentukan dengan cara :
a. Menentukan orde reaksi terhadap zat P
Orde reaksi terhadap zat P dapat ditentukan dengan mengambil data percobaan
untuk konsentrasi P yang berubah dan kosentrasi Q yang sama. Diperoleh
konsentrasi Q yang sama terdapat pada percobaan 4 dan 5, sehingga:
𝑣4 [𝑃]𝑥 [𝑄]𝑦
= [𝑃]𝑥
𝑣5 [𝑄]𝑦
𝑀
24 [0,2 𝑀]𝑥 [0,1 𝑀]𝑦
𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
𝑀 = [0,3 𝑀]𝑥 [0,1 𝑀]𝑦
54
𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
Karena nilai konsentrasi Q sama, maka dapat dicoret
𝑀
24 [0,2 𝑀]𝑥 [0,1 𝑀]𝑦
𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
𝑀 = [0,3 𝑀]𝑥 [0,1 𝑀]𝑦
54
𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
Angka 24 dan 54 dapat diperkecil. Sehingga :
4 [2]𝑥
= [3]𝑥
9
Maka nilai x = 2
b. Menentukan orde reaksi terhadap zat Q
Orde reaksi terhadap zat Q dapat ditentukan dengan mengambil data
percobaan untuk konsentrasi Q yang berubah dan kosentrasi P yang sama.
Diperoleh konsentrasi Q yang sama terdapat pada percobaan 1 dan 2,
sehingga:
𝑣1 [𝑃]𝑥 [𝑄]𝑦
= [𝑃]𝑥
𝑣2 [𝑄]𝑦
𝑀
6 [0,1 𝑀]𝑥 [0,1 𝑀]𝑦
𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
𝑀 = [0,1 𝑀]𝑥 [0,2 𝑀]𝑦
12
𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
Karena nilai konsentrasi P sama, maka dapat dicoret
𝑀
6 [0,1 𝑀]𝑥 [0,1 𝑀]𝑦
𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
𝑀 = [0,1 𝑀]𝑥 [0,2 𝑀]𝑦
12
𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
Angka 6 dan 12 diperkecil sehingga diperoleh :
1 [1]𝑦
= [2]𝑦
2
Sehingga, diperoleh nilai y = 1

Jadi, persamaan laju reaksinya adalah v = k [P]2 [Q]1

c. Menentukan orde reaksi total


Orde reaksi total = x + y = 3

Jika nilai k diminta, maka cukup dimasukkan nilai orde data hasil percobaan.
Misalkan digunakan data pecobaan 1, maka :
v = k [P]2 [Q]1
6 M/detik = k [0,1 M]2 [0,1 M]1
𝑀
6
k = [0,1 𝑀]𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
2 [0,1 𝑀]1
𝑀
6
𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
k = 0.001 𝑀3
k = 6000 det-1M-2

Jadi, persamaan laju reaksinya adalah v = 6000 det-1M-2 [P]2 [Q]1

Contoh soal 2 : Berikut adalah data eksperimen laju reaksi dar :


2NO(g) + 2H2(g) N2(g) + 2H2O(g)

Percobaan [NO] (M) [H2] (M) t (detik)


1 2 2 0,5
2 4 2 0,25
3 8 0,125 0,5
4 8 0,25 0,25

Tentukan orde reaksinya!


Jawab:
Persamaan umum laju reaksinya : v = [NO] x [H2]y INGAT !
- Penentuan orde NO, digunakan percobaan 1 dan 2
𝑣1 [𝑁𝑂]𝑥 [𝐻2 ]𝑦 v = 1/t
= [𝑁𝑂]𝑥
𝑣2 [𝐻2 ]𝑦
1/𝑡1 [2]𝑥 [2]𝑦
=
[4]𝑥 [2]𝑦
1/𝑡2
1/0,5 [2]𝑥
= [4]𝑥
1/0,25
2 [2]𝑥
= [4]𝑥
4
Maka, nilai x = 1
- Penentuan orde H2, digunakan percobaan 3 dan 4
𝑣3 [𝑁𝑂]𝑥 [𝐻2 ]𝑦
= [𝑁𝑂]𝑥
𝑣4 [𝐻2 ]𝑦
1/𝑡3 [8]𝑥 [0,5]𝑦
= [8]𝑥
1/𝑡4 [0,25]𝑦
1/0,5 [2]𝑦
=
[1]𝑦
1/0,25
2 [2]𝑦
= [1]𝑦
1
Maka, nilai y = 1
Sehingga persamaan laju reaksinya menjadi v = k [NO] [H2]

Orde reaksi juga dapat ditentukan melalui kecenderungan dari data suatu
percobaan yang digambarkan melalui grafik. Berikut merupakan penentuan orde
reaksi melalui grafik.
1. Orde reaksi nol
Laju reaksi tidak dipengaruhi oleh besarnya konsentrasi pereaksi. Persamaan
laju reaksinya ditulis :
v = k [A]0
Bilangan jika dipangkatkan nol, maka sama dengan satu. Sehingga orde
reaksinya menjadi :
v=k
jadi, laju reaksi dengan orde reaksi nol memiliki gambaran grafik seperti di
bawah ini.

Gambar 2. Grafik hubungan laju reaksi dengan konsentrasi (Orde reaksi nol)

Suatu reaksi kimia dikatakan memiliki orde reaksi nol apabila besarnya laju
reaksi tersebut tidak dipengaruhi oleh konsentrasi pereaksi. Artinya, seberapa
besar peningkatan konsentrasi dari pereaksi, maka laju reaksinya tidak akan
dipengaruhi.

2. Orde reaksi satu


Persamaan laju reaksi pada orde reaksi satu yaitu :
v = k [A]1
Persamaan reaksi orde satu merupakan persamaan linier dimana laju reaksi
berbanding lurus dengan konsentrasi pereaksinya. Jika konsentrasi
pereaksinya dinaikkan 4 kali, maka laju reaksi akan menjadi 4 kali lebih besar.
Grafik pada orde reaksi satu dapat digambarkan seperti dibawah ini.

Gambar 3. Grafik hubungan laju reaksi dengan konsentrasi (Orde reaksi satu)

Suatu reaksi kimia dikatakan memiliki orde reaksi satu apabila besarnya laju
reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi pereaksi. Artinya, bila konsentrasi
pereaksi dinaikkan dua kali, maka laju reaksinya akan meningkat dua kali dari
keadaan semula.

3. Orde reaksi dua


Persamaan laju untuk orde reaksi dua yaitu :
v = k [A]2

Apabila suatu reaksi berorde dua terhadap suatu pereaksi berarti laju reaksi itu
berubah secara kuadrat terhadap perubahan konsentrasinya. Misalnya, apabila
zat A dinaikkan 2 kali, maka laju reaksinya menjadi 22 atau 4 kali lebih besar.
Grafik pada orde reaksi dua dapat digambarkan seperti dibawah ini.

Gambar 4. Grafik hubungan laju reaksi dengan konsentrasi (Orde reaksi dua)
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
Besarnya laju reaksi dari suatu reaksi kimia dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Kita dapat mengatur besarnya laju reaksi dengan cara mengubah faktor-faktor yang
memengaruhi laju reaksi. Namun, perlu diingat bahwa untuk data sebuah percobaan
dengan variasi beberapa faktor, tidak semua faktor selalu berpengaruh.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi

a. Konsentrasi
Konsentrasi mempengaruhi laju reaksi dimana apabila semakin besar konsentrasi
maka semakin pula banyak zat yang bereaksi dan semakin besar kemungkinan
terjadinya tumbukan.
Konsentrasi berhubungan dengan frekuensi tumbukan. Semakin besar konsentrasi,
maka semakin banyak partikel zat yang bereaksi. Akibatnya, kemungkinan tumbukan
antarpartikel pereaksi semakin besar dan tumbukan efektif antarpartikel juga semakin
banyak. Dengan demikian, reaksi akan semakin cepat berlangsung. Dan sebaliknya
jika konsentrasi pereaksi semakin kecil, maka kemungkinan terjadinya tumbukan juga
semakin kecil sehingga laju reaksi juga akan menurun.

b. Luas permukaan

Ketika memasak daging sapi, pastinya kita akan memotong daging sapi
tersebut menjadi ukuran yang lebih kecil agar ketika dimasak lebih mudah matang.
Nah, hal tersebut berhubungan dengan laju reaksi. Dimana, apabila ukuran partikel
semakin kecil, maka reaksi akan berjalan semakin cepat. Hal ini terjadi karena luas
permukaan daya sentuhnya semakin besar, sehingga semakin banyak terjadinya
tumbukan efektif dalam reaksi tersebut. Jika luas permukaan semakin besar,
kemungkinan terjadi singgungan antarpereaksi juga akan semakin besar. Hal ini akan
memperbanyak frekuensi tumbukan sehingga tumbukan efektif juga akan banyak
terjadi. Frekuensi tumbukan efektif yang semakin banyak akan meningkatkan laju
reaksi.
Luas permukaan yang dimaksud dalam hal ini bukan ukuran dari partikel tersebut,
namun luas permukaan daya sentuh dari partikel tersebut. Bila partikel tersebut
tersebar secara merata, maka daya sentuh permukaan partikel tersebut semakin besar
sehingga laju reaksi semakin cepat terjadi.
c. Suhu
Ketika suhu dinaikkan, energi kinetik dalam molekul
reaktan juga bertambah. Adanya energi kinetik yang
tinggi mengakibatkan gerakan antarmolekul semakin
cepat dan acak. Akibatnya, frekuensi tumbukan yang
terjadi semakin besar, dan tumbukan efektif juga akan
semakin banyak sehingga reaksi semakin cepat
berlangsung.
Pada kehidupan sehari-hari, biasanya kita
membuat kopi dengan air panas agar aroma kopi dan rasa
kopi lebih nikmat. Selain itu, tahukah kalian, air panas
mampu melarutkan serbuk kopi dengan lebih cepat dibandingkan apabila kalian
melarutkannya dengan air dingin. Peristiwa ketika kalian menyeduh kopi merupakan
pelarutan. Dimana terjadinya reaksi antara air dengan kopi adalah perubahan warna
air dari tidak berwarna menjadi coklat atau hitam. Laju reaksi antara air dengan
serbuk kopi dapat dipercepat dengan meningkatkan suhu pelarutnya, yakni air. Hal
inilah yang menyebabkan kopi dapat melarut lebih cepat dalam air panas.

d. Katalis
Katalis yaitu zat yang dapat mempercepat laju reaksi tanpa mengalami
perubahan kimia secara kekal atau permanen sehingga pada akhir reaksi zat tersebut
dapat diperoleh kembali.

Jika kalian berperan sebagai “si biru” dalam kedua gambar tersebut, coba
bandingkan, gambar manakah yang sepertinya paling mudah ketika kalian akan
menjatuhkan “si fulan”? Pastinya kalian akan memilih yang Gambar 1 bukan? Jika
kita misalkan saat si fulan jatuh adalah saat berlangsungnya reaksi, maka tentu
saja Gambar 1 mencerminkan reaksi lebih mudah terjadi. Dengan sedikit tendangan
saja, “si fulan” langsung jatuh ke jurang, sedangkan pada Gambar 2, “si biru” harus
melewati “gunung” terlebih dahulu sebelum “si fulan” jatuh. Dengan energi yang
sama, besar kemungkinan “si fulan” malah akan kembali lagi, bukannya jatuh ke
jurang.

Kemudian, jika kita fokuskan perhatian pada Gambar 2, bagaimana caranya


agar dengan energi yang sama, “si biru” dapat menjatuhkan “si fulan” ke jurang? Nah,
dalam laju reaksi ada yang dikenal dengan istilah ENERGI AKTIVASI (Ea), yaitu
energi minimum yang diperlukan supaya reaksi dapat berlangsung. Pada
Gambar 2 “gunung” yang menghambat jatuhnya “si fulan” adalah Energi aktivasi. Nah,
dengan menambahkan katalis, reaksi pada Gambar 2 dapat dipercepat dengan cara
“memotong” gunung penghambat. Perhatikan ilustrasi berikut:

Jadi, begitulah ceritanya yang pada akhirnya “si biru” dapat dengan mudah
menjatuhkan “si fulan” ke jurang dengan bantuan katalis. Dengan kata lain, fungsi
penambahan katalis disini adalah mempercepat terjadinya reaksi dengan cara
menurunkan Energi Aktivasi. Lihat saja, gunungan yang awalnya tinggi (Ea1),
dengan ditambahkan katalis menjadi lebih rendah (Ea2). Dengan demikian, reaksi
akan berlangsung lebih mudah, bukan?

Katalis dibedakan menjadi dua, yaitu katalis homogen dan katalis heterogen.
Katalis homogen yaitu katalis yang mempunyai fase sama dengan fase pereaksi.
sedangkan, Katalis heterogen yaitu katalis yang mempunyai fase berbeda dengan fase
pereaksi. Pada umumnya katalis heterogen digunakan dalam wujud padat. Sementara
itu, reaktannya berwujud gas.

Penambahan katalis mengakibatkan terbentuknya tahap-tahap reaksi tambahan


yang memberikan jalan lain dengan energi aktivasi (Ea) lebih rendah. Energi aktivasi
(Ea) yaitu energi minimal yang harus dimiliki atau diberikan kepada partikel agar
tumbukannya menghasilkan reaksi. Katalis bersifat spesifik, yaitu hanya dapat
berfungsi untuk suatu reaksi tertentu. Katalis berfungsi untuk menurunkan energi
aktivasi. Adanya katalis akan mengakibatkan reaksi berlangsung dalam beberapa
tahap. Rangkaian tahap-tahap reaksi dalam suatu reaksi kimia disebut mekanisme
reaksi. Tahap reaksi paling lambat dalam suatu mekanisme reaksi merupakan tahap
penentu laju reaksi.

Anda mungkin juga menyukai