Teori Kependudukan Optimum

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5

TEORI KEPENDUDUKAN OPTIMUM

A. PENDUDUK
Salah satu perintang pembangunan ekonomi di negara-negara yang sedang
berkembang dan yang sekaligus merupakan ciri negara-negara tersebut ialah
adanya ledakan penduduk. Telah kita ketahui bahwa tujuan pembangunan
ekonomi adalah meningkatkan standar hidup penduduk negara yang
bersangkutan, yang biasa diukur dengan kenaikan penghasilan riil perkapita.
Penghasilan riil per kapita adalah sama dengan pendapatan nasional riil atau
output secara keseluruhan yang dihasilkan selamam satu tahun dibagi dengan
jumlah penduduk seluruhnya. Jadi standar hidup tidak dapat dinaikkan kecuali
jika output meningkat dengan lebih cepat daripada pertumbuhan jumlah
penduduk. Untuk mempengaruhi perkembangan output total diperlukan
penambahan investasi yang cukup besar agar supaya dapat menyerap
pertambahan penduduk yang berarti naiknya penghasilan riil per kapita.

Ada teori-teori yang memperbincangkan mengenai berapa jumlah


penduduk yang seharusnya atau yang cocok bagi suatu negara. Untuk itu ada
teori penduduk yang dikenal dengan “teori penduduk optimum” (optimum
population theory). Adapun yang dimaksud dengan penduduk optimum ialah
jumlah penduduk yang dapat memberikan/menghasilkan tingkat upah riil atau
tingkat penghasilan riil per kapita yang maksimum.

Peranan Penduduk dalam Pembangunan Ekonomi


Kapasitas yang rendah dari negara sedang berkembang untuk
meningkatkan output totalnya harus diimbangi dengan penurunan tingkat
perkembangan penduduk, sehingga penghasilan riil per kapita akan dapat
meningkat. Dengan kapasitas yang rendah untuk menaikkan output totalnya
dan tanpa diimbangi dengan turunnya tingkat perkembangan penduduk, maka
akan terjadi penundaan pembangunan ekonomi.

1
Ada 4 aspek penduduk yang perlu diperhatikan di negara-negara sedang
berkembang, yaitu:
 Adanya tingkat berkembangan penduduk yang relatif tinggi.
 Adanya struktur umum yang tidak favorabel.
 Tidak adanya distribusi penduduk yang seimbang.
 Tidak adanya tenaga kerja yang terdidik dan terlatih.

 Tingkat Perkembangan Penduduk yang Tinggi


Tidak ada keragu-raguan terhadap sejarah di negara-negara yang
sudah maju bahwa pertambahan penduduk yang pesat justru menyumbang
terhadap kenaikkan penghasilan riil per kapita. Ini disebabkan karena
negara-negara yang sudah maju tersebut telah siap dengan tabungan yang
akan melayani kebutuhan investasi. Tambahan penduduk justru akan
menambah potensi masyarakat untuk menghasilkan dan juga sebagai
sumber permintaan yang baru.
didapatnya akan dikonsumir seluruhnya. Seandainya ada sisa, hanya relatif
kecil jumlahnya. Akibatnya tingkat investasi juga akan rendah. Jadi
negara-negara sedang berkembang, dimana sudah terdapat perbandingan
yang tinggi antara jumlah manusia dan jumlah faktor-faktor produksi yang
lain, perkembangan penduduk yang cepat akan menimbulkan
diseconomies of scale.

 . Struktur Umur yang tidak Favorable


Negara sedang berkembang memiliki tingkat kelahiran yang tinggi
dan tingkat kematian yang rendah. Hal ini mengakibatkan adanya
segolongan besar penduduk usia muda lebih besar proporsinya daripada
golongan penduduk usia dewasa.Keadaan penduduk yang seperti ini
disebut sebagai penduduk yang berciri “expensive”.
Ini merupakan kebalikan dari keadaan di negara-nagara yang telah
maju.
a. Penduduk golongan usia muda, cenderung untuk memperkecil angka

2
penghasilan per kapita dan mereka semua merupakan konsumen dan
bukan sebagai produsen dalam perekonomian tersebut.
b. Adanya golongan penduduk usia muda yang besar jumlahnya di suatu
negara akan mengakibatkan alokasi faktor-faktor produksi ke arah
“investasi-investasi sosial” dan bukan ke “investasi-investasi kapital”.
Oleh karena itu paling tidak ia akan menunda perkembangan ekonomi.

 Distribusi Penduduk yang Tidak Seimbang


Tingkat urbanisasi yang tinggi pada umumnya telah dihubungkan
dengan daerah-daerah yang secara ekonomis telah maju dan berrsifat
industri. Tingkat urbanisasi ini mempunyai pengaruh dan akibat-akibat
yang berbeda di negara-negara yang sudah maju bila dibandingkan dengan
dinegara-negara yang seadng berkembang. Di negara-negara yang sudah
maju hanya sebagian kecil penduduk yang bekerja di sektor pertanian.
 Kualitas Tenaga Kerja yang Rendah
Rendahnya kualitas penduduk juga merupakan penghalang
pembangunan ekonomi suatu negara. Ini disebabkan karena rendahnya
tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan tenaga kerja. Untuk adanya
perkembangan ekonomi, terutama industri, jelas sekali dibutuhkan lebih
banyak tenaga kerja yang mempunyai skill atau paling tidak dapat
membaca dan menulis. Dengan kata lain pendidikan merupakan faktor
penting bagi berhasilnya pembangunan ekonomi. Bahkan menurut
Schumaker pendidikan merupakan sumber daya yang terbesar manfaatnya
disbanding faktor-faktor produksi lain.

1. Tingkat Kematian (Death Rate)


Ada empat faktor yang menyumbang terhadap penurunan angka kematian
pada umumnya:
a) Adanya kenaikan standar hidup sebagai akibat kemajuan teknologi dan
meningkatnya produktivitas tenaga kerja serta tercapainya perdamaian

3
dunia yang cukup lama.
b) Adanya perbaikkan pemeliharaan kesehatan umum (kesehatan
masyarakat), maupun kesehatan individu.
c) Adanya kemajuan dalam bidang ilmu kedokteran serta diperkenalkannya
lembaga-lembaga kesehatan umum yang modern, sehingga dapat
mengurangi jumlah orang yang terserang penyakit.
d) Meningkatnya penghasilan riil per kapita, sehingga orang mampu membiayai
hidupnya dan bebas dari kelaparan dan penyakit, dan selanjutnya dapat hidup dengan
sehat.

2. Tingkat Kelahiran (Birth Rate)


Di negara-negara industri pertumbuhan penduduk berlangsung terus di
samping adanya penurunan tingkat kelahiran; misalnya di perancis, Amerika
Serikat dan inggris, tingkat kelahiran terus menurun sejak abad kesembilan
belas sampai awal abad ini. Hanya setelah perang dunia ke-II, tingkat
kelahiran meningkat dan mempercepat tingkat pertambahan penduduk.
Tingkat kelahiran lebih dihubungkan dengan perkembangan ekonomi
melalui pola-pola kebudayaan seperti: umur perkawinan, status wanitanya,
kedudukan antara rural dan urban serta sifat-sifat dari sistemfamili yang ada.

3. Migrasi
Migrasi mempunyai peranan juga dalam menentukan tingkat pertumbuhan
penduduk. Oleh karena itu tingkat pertumbuhan penduduk tidak dapat
diperhitungkan hanya dari tingkat kelahiran dan tingkat kematian saja.
Bagi negara-negara sedang berkembang migarasi tidaklah berarti dalam
peningkatan jumlah penduduk ataupun dalam pengurangan jumlah
penduduk. Pemindahan penduduk ke luar negeri dari negara-negara yang
sedang berkembang tidaklah mungkin dapat terlaksana lagi guna
mengurangi kepadatan penduduknya.

B. PENGANGGURAN

4
Pengangguran merupakan masalah pokok dalam suatu masyarakat
modern. Jika tingkat pengangguran tinggi, sumber daya terbuang percuma dan
tingkat pendapatan masyarakat merosot. Dalam situasi seperti ini kelesuan
ekonomi akan berpengaruh pula pada emosi masyarakat dan kehidupan keluarga sehari-hari.
Di negara-negara sedang berkembang pengangguran dapat
digolongkan ke dalam 3 jenis yaitu:

 Pengangguran yang kelihatan (visible underemployment)


Visible underemployment akan timbul apabila jumlah waktu kerja yang
sungguh-sungguh digunakan lebih sedikit daripada waktu kerja yang sanggup disediakan
untuk bekerja.
 Pengangguran tak kentara (invisible underemployment)
pengangguran tak kentara terjadi apabila para pekerja telah menggunakan
waktu kerjanya secara penuh dalam suatu pekerjaan dapat ditarik (setelah ada
perubahan-perubahan sederhana dalam organisasi atau metode produksi tetapi
tanpa suatu tambahan yang besar) ke sektor-sektor/pekerjaan lain tanpa
mengurangi output.
 Pengangguran potensial (potensial underemployment)
Pengangguran potensial merupakan suatu perluasan daripada disguised
unemployment, dalam arti bahwa para pekerja dalam suatu sektor dapat ditarik
dari sektor tersebut tanpa mengurangi output; hanya harus dibarengi dengan
perubahan-perubahan fundamental dalam metode-metode produksi yang
memerlukan pembentukan kapital yang berarti.

Anda mungkin juga menyukai