Data Kompetensi Guru

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kompetensi Guru Profesional


Dalam kamus besar bahasa Indonesia kata “kompetensi’ diartikan kewenangan, atau
kemampuan menguasai gramatika suatu bahasa secara abstrak atau batiniah. Dalam bahasa
Inggris kata “competence” diartikan sebagai kecakapan atau kemampuan. Kompetensi juga
diartikan pemilikan, penguasaan, ketrampilan dan kemampuan yang dituntut jabatan seseorang,
maka seorang guru harus menguasai kompetensi guru, sehingga dapat melaksanakan
kewenangan profesionalnya. Menurut Littrell kompetensi adalah kekuatan mental dan fisik
untuk melakukan tugas atau ketrampilan yang dipelajari melalui latihan dan praktik.
Kompetensi profesional seorang guru adalah seperangkat kemampuan yang harus dimiliki
oleh seorang guru agar ia dapat melaksanakan tugas mengajarnya dengan berhasil.[1] Maka
Kompetensi profesional guru adalah sejumlah kompetensi yang berhubungan dengan profesi
yang menuntut berbagai keahlian di bidang pendidikan atau keguruan. Kompetensi profesional
merupakan kemampuan dasar guru dalam pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia,
bidang studi yang dibinanya, sikap yang tepat tentang lingkungan dan mempunyai ketrampilan
dalam teknik mengajar. Adapun kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru, terdiri dari
4 (empat), yaitu kompetensi pedagogic, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
kompetensi profesional. Keberhasilan guru dalam menjalankan profesinya sangat ditentukan
oleh keempatnya dengan penekanan pada kemampuan mengajar.[2]

B. Macam-macam Kompetensi Guru Profesional


1. Kompetensi Pedagogik
Pedagogik berasal dari bahasa Yunani yakni paedos yang artinya anak laki-laki,
dan agagos yang artinya mengantar, membimbing. Jadi pedagogik secara harfiah pembantu laki-
laki zaman Yunani kuno yang pekerjaannya mengantarkan anak majikannya pergi ke sekolah.
Menurut Prof.Dr.J.Hoogeveld (Belanda), pedagogik ialah ilmu yang mempelajari
masalah membimbing anak kearah tujuan tertentu,yaitu supaya kelak ia mampu secara mandiri
menyelesaikan tugas hidupnya. Langeveld (1980) membedakan istilah pedagogik dengan istilah
pedagogi. Pedagogik diartikan sebagai ilmu pendidikan yang lebih menekankan pada pemikiran
dan perenungan tentang pendidikan. Sedangkan istilah pedagogi artinya pendidikan yang lebih
menekankan kepada praktek, yang menyangkut kegiatan mendidik, membimbing anak.
Pedagogik merupakan suatu teori yang teliti, kritis, dan objektif mengembangkan konsep-
konsepnya mengenai hakikat manusia, hakikat anak, hakikat tujuan pendidikan serta hakikat
proses pendidikan.
Secara umum istilah pedagogik (pedagogi) yaitu sebagai ilmu dan seni mengajar anak-
anak. Sedangkan ilmu mengajar untuk orang dewasa ialah andragogi. Dengan pengertian itu
maka pedagogik adalah sebuah pendekatan pendidikan berdasarkan tinjauan psikologis anak.
Pendekatan pedagogik muaranya adalah membantu siswa melakukan kegiatan belajar. Dalam
perkembangannya, pelaksanaan pembelajaran itu dapat menggunakan pendekatan kontinum,
yaitu dimulai dari pendekatan pedagogi yang diikuti oleh pendekatan andragogi, atau sebaliknya
yaitu dimulai dari pendekatan andargogi yang diikuti pedagogi, demikian pula daur selanjutnya;
andragogi-pedagogi, pedagogi-andargogi, dan sejenisnya.
Jadi,Pedagogik adalah ilmu tentang pendidikan anak yang ruang lingkupnya terbatas
pada interaksi edukatif antara pendidik dengan siswa. Sedanngkan kompetensi pedagogik adalah
kemampuan guru meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimilikinya.[3] Kemampuan pedagogik disebut juga kemampuan
mengelola pembelajaran.[4]
2. Kompetensi kepribadian
Kemampuan guru (personal) yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif,
dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.[5] Guru sebagai
teladan akan mengubah perilaku siswa, guru adalah panutan. Guru yang baik akan dihormati dan
disegani oleh siswa. Jadi guru harus bertekat mendidik dirinya sendiri lebih dulu sebelum
mendidik orang lain. Pendidikan melalui keteladananadalah pendidikan yang sangat efektif.
Guru yang disenangi, otomatis pelajaran yang diajarkan akan disenangi oleh siswa, dan siswa
akan bersemangat dan termotivasi sendiri mendalami mata pelajaran tersebut.
Menurut pasal 28 ayat 3 butir b Standar Nasional Pendidikan, bahwa kompetensi
kepribadian merupakan kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan
berwibawa, menjadi teladan peserta didik dan berakhlak mulia.
Beberapa kompetensi kepribadian yang semestinya ada pada seseorang guru, yaitu
mencakup:
a. Kepribadian yang utuh,meliputi : berbudi luhur, jujur, dewasa, beriman, bermoral;
b. Kemampuan mengaktualisasikan diri seperti disiplin, tanggungjawab, peka, objektif,
luwes, berwawaan luas;
c. Dapat berkomunikasi dengan oranglain;
d. Mampu mengembangkan profesi, seperti : berfikir kreatif, kritis, reflektif, mampu belajar
sepanjang hayat, dapat mengabil keputusan.
Jadi kemampuan kepribadian menyangkut jati diri seseorang guru sebagai pribadi yang
baik, tanggungjawab, terbuka, dan terus mau belajar,mempunyai pengetahuan tentang
perkembangan peserta didik serta kemampuan memperlakukan mereka secara individual.
3. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial guru merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul
secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali
peserta didik, dan masyarakat sekitar.[6] Kompetensi yang dimiliki seorang guru adalah
menyangkut kemampuan berkomunikasi dengan peserta didik dan lingkungan mereka (seperti
orang tua,tetangga, dan sesama teman). Guru professional berusaha mengembangkan
komunikasi dengan orang tua siswa, sehingga terjalin komunikasi dua arah yang berkelanjutan
antara sekolah dan orang tua, serta pada masyarakat umumnya.[7]
Menurut Mulyasa (2007), tujuh kompetensi sosial yang harus dimiliki guru agar dapat
berkomunikasi dan bergaul secara efektif, tujuh kompetensi terseebut meliputi :
a. Memiliki pengetahuan tentang adat istiadat baik sosial maupun agama;
b. Memiliki pengetahuan tentang budaya dan tradisi;
c. Memiliki pengetahuan inti demokrasi;
d. Memiliki pengetahuan tentang estetika;
e. Memiliki apresiasi dan kesadaran sosial;
f. Memiliki sikap yang benar terhadap pengetahuan dan pekerjaan; dan
g. Setia terhadap harkat dan martabat manusia.
Kompetensi sosial bagi seorang guru juga meliputi:
a. Memiliki empati kepada orang lain;
b. Memiliki toleransi kepada orang lain;
c. Memiliki sikap dan kepribadian yang positif serta melekat pada setiap kompetensi yang
lain;
d. Mampu bekerjasama dengan orang lain.

4. Kompetensi Profesional
Kompetensi ini merupakan kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan
mendalam yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran disekolah dan substansi
keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan struktur dan metodologi
keilmuannya.[8] Profesi dapat dilihat dari dua konteks, yang pertama merupakan indikator
kemampuan yang menunjukan kepada perbuatan yang dapat diobservasi, dan yang kedua sebagai
konsep yang mencakup aspek-aspek kognitif dan afektif engan tahap pelaksaaannya (Sardiman,
2001).
Kompetensi profesional secara umum dapat didefinisikan dan di sarikan tentang ruang
lingkup kompetensi profesional guru yang meliputi :
1. Mengerti dan dapat menerapkan landasan pendidikan
2. Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik
3. Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi tanggungjawabnya
4. Mengerti danmenerapkan metode yang bervariasi
5. Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat, media dan sumber belajar yang
relevan.
6. Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pembelajaran
7. Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik
8. Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik (Mulyasa, 2007)
Berdasarkan peran guru sebagai pengelola proses pembelajaran,guru harus memiliki
kemampuan:
1. Merencanakan proses pembelajaran
- Merumuskan tujuan
- Memilih prioritas materi yang akan diajarkan.
- Memilih dan menggunakan metode.
- Memilih dan menggunakan sumber belajar yang ada..
- Memilih dan menggunakan media pembelajaran.
- Melaksanakan system pembelajaran
- Memilih bentuk kegiatanpembelajaran yang tepat.
- Menyajikan urutan pembelajaran secara tepat
- Mengevaluasi system pembelajaran
- Memilih menyusun jenis evaluasi
- Melaksanakan kegiatan evaluasi sepanjang proses
- Mengadministrasikanhasil evaluasi

2. Mengembangkan system pembelajaran


- Mengoptimalisasi potensi peserta didik
- Meningkatkan wawasan kemampuan diri sendiri
- Mengembangkan program pembelajaran lebih lanjut.
Sedangkan kompentensi guru yang telah di baktikan oleh Dirjen Dikdasmen Depdiknas (1999)
sebagai berikut:
a. Mengembangkan kepribadian.
b. Menguasai landasan kependidikan.
c. Menguasai bahan pembelajaran
d. Menyusun program pengajaran.
e. Melaksanakan program pengajaran
f. Menilai hasil PBM yang telah di laksanakan
g. Menyelenggarakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran
h. Menyelenggarakan program bimbingan
i. Berinteraksi dengan sejawat dan masyarakat
j. Menyelenggarakan administrasi sekolah
Dengan demikian, dapat di simpulkan untuk menjadi guru profesional yang memiliki
akuntabilitas dalam melaksanakan ketiga kompentensi tersebut, dibutuhkan tekad dan keinginan
yang kuat dalam diri setiap calon guru atau guru untuk melaksanakan tugas keprofesionalannya
dengan baik dan sempurna.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kompetensi profesional seorang guru adalah seperangkat kemampuan yang harus
dimiliki oleh seorang guru agar ia dapat melaksanakan tugas mengajarnya dengan berhasil. Maka
Kompetensi profesional guru adalah sejumlah kompetensi yang berhubungan dengan profesi
yang menuntut berbagai keahlian di bidang pendidikan atau keguruan. Kompetensi profesional
merupakan kemampuan dasar guru dalam pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia,
bidang studi yang dibinanya, sikap yang tepat tentang lingkungan dan mempunyai ketrampilan
dalam teknik mengajar. Adapun kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru, terdiri dari
4 (empat), yaitu kompetensi pedagogic, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
kompetensi profesional.
Berdasarkan peran guru sebagai pengelola proses pembelajaran,guru harus memiliki
kemampuan:
- Merencanakan proses pembelajaran
- Merumuskan tujuan
- Memilihprioritas materi yang akan diajarkan.
- Memilih dan menggunakan metode.
- Memilih dan menggunakan sumber belajar yang ada..
- Memilih dan menggunakan media pembelajaran.
- Melaksanakan system pembelajaran
- Memilih bentuk kegiatanpembelajaran yang tepat.
- Menyajikan urutan pembelajaran secara tepat
- Mengevaluasi system pembelajaran
- Memilih menyusun jenis evaluasi
- Melaksanakan kegiatan evaluasi sepanjang proses
- Mengadministrasikanhasil evaluasi

Tugas guru sebagai suatu profesi meliputi mendidik dalam arti meneruskan dan
mengembangkan nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan iptek,
sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan pada peserta didik.
Pada akhirnya, guru akan memerlukan pengertian tentang dirinya sendiri, baik itu motivasi,
harapan, prasangka, ataupun keinginannya. Semua hal itu akan memberikan pengaruh pada
kemampuan guru dalam berhubungan dengan orang lain, terutama siswa dengan siswa dan siswa
dengan guru

B. SARAN
Semoga makalah ini bisa mengantarkan dan mengarahkankan kita untuk bisa memahami
dan menjadi seorang guru yang profesional,agar berguna bagi bangsa,agama dan masyarakat .

DAFTAR PUSTAKA

1. Alma, Buchari dkk. 2009. Guru Profesional. Bandung: Alfabeta


2. B. Uno, Hamzah. 2008. Profesi Kependidikan. Jakarta: Sinar Grafika Offset
3. Kunandar. 2007. Guru Profesional. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada
4. Nurjanah, Siti. 2013. Kompetensi Profesional Guru dalam lycheangga.blogspot.com
MAKALAH KOMPETENSI PROFESIONAL
GURU

KOMPETENSI PROFESIONAL

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah: Pengembangan Profesi

Dosen pengampu: Drs. Sardjono, M.Si.

Disusun oleh:

Fajria Hidayatun Marfu’ah

10410079

PAI D

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2012

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seorang guru memiliki peranan terpenting dalam dunia pendidikan. Pendidikan merupakan upaya
pendewasaan terhadap peserta didik dengan bekal ilmu, pengetahuan, dan pengalaman. Proses
pendidikan merupakan proses terpenting dalam suatu bangsa, karena dengan pendidik menjadikan
suatu bangsa itu menuju kemakmuran, Negara –negara maju sangatlah memperhatikan pendidikan
bagi setiap warganya. Didalam pendidikan terdapat komponen, seperti kurikulum atau inti dari
pendidikan, peranan guru, dan peserta didik.

Peranan guru sangatlah penting dalam pendidikan, terutama dalam system pengajaran karena guru
berposisi sebagai perantara sebuah ilmu untuk disampaikan kepada peserta didik. Di Negara-negara
maju kualitas guru sangat diperhatikan demi kemajuan bangsanya. Pemimpin Vietnam
mengatakan: “No teacher no education, no education no economy, and social development”. Dari
pernyataan tersebut bahwa guru sebagai akar dalam mengembangkan pendidikan, lalu merambah ke
bidang ekonomi, dan menuju dalam bidang sosial. Apabila dari akar sudah terkategori baik, maka
pendidikan terjamin, ekonomi maju, dan tidak ada kesenjangan sosial.

Pemerintah telah berusaha dalam segala hal, dengan memperhatikan hak-hak guru, dan guru memiliki
tanggung jawab atas tugasnya. Usaha pemerintah dalam mensejahterakan guru sangat banyak melalui
program-program pengembangan profesi bahwa profesi guru merupakan profesi yang mulia.

Pemerintah Indonesia telah mencoba melaksanakan strategi peningkatan kesejahteraan untuk


meningkatkan profesionalisme guru melalui uji sertifikasi. Dengan harapan peningkatan mutu dan
profesionalisme guru aka diikuti kesejahteraan guru sehingga diharapkan dapat meningkatkan
pembelajaran dan mutu pendidikan secara berkelanjutan. Pengembangan kompetensi guru dalam
menunjang profesionalisme pun dilakukan. Kompetensi guru ada beberapa macam, untuk lebih
lanjutnya akan dibahas dalam makalah ini.

B. Rumusan Masalah

1. Peran guru

2. Kompetensi

3. Kompetensi professional guru

PEMBAHASAN

A. Guru

Guru adalah pegawai negeri sipil (PNS) yang diberi tugas, wewanang, dan tanggung jawab oleh pejabat
yang berwenang untuk melaksanakan pendidikan di sekolah, termasuk hak yang melekat dalam
jabatan (Surat Edaran [SE] Mendikbud dan Kepala BAKN Nomor 57686/ MPK/ 1989). Pendidik
merupakan tenaga prosesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran
menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi (Pasal 39 [2] UU
Nomor 20 Tahun 2003). Guru sebagai figure sentral dalam pendidikan, haruslah dapat diteladani
akhlaknya disamping kemampuan kelimuan dan akademisnya. Selain itu, guru haruslah mempunyai
tanggung jawab dan keagamaan untuk mendidik anak didiknya menjadi orang yang berilmu dan
berakhlak (Syed Hossein Nasr, dalam Azyumardi Azra).[1]

Guru adalah seseorang yang memiliki tugas sebagai fasilitator agar siswa dapat belajar dan atau
mengambangan potensi dasar dan kemampuannya secara optimal, melalui lembaga pendidikan
sekolah, baik yang didirikan oleh pemerintah maupun masyarakat oleh swasta.[2]

Menurut Poerwadarminta (1996: 335), guru adalah orang yang kerjanya mengajar. Sedangkan
menurut Zakiyah Daridjat (1992: 39) menyatakan bahwa guru adalah pendidik professional, karena
guru itu telah menerima dan memikul beban dari orang tua untuk ikut mendidik anak-anak. Dalam hal
ini, orang tua harus tetap sebagai pendidik yang pertama dan utama bagi anak-anaknya, sedangkan
guru adalah tenaga professional yang membantu orang tua untuk mendidik anak-anak pada jenjang
pendidikan sekolah.[3]

Guru yang professional adalah guru yang baik lahir dari manusia yang baik pula, guru yang
memberikan prestasi bukan definisi semata. Masyarakat sangat mendambakan guru bertindak
memanusiakan manusia. Guru mampu memahami bahwa dirinya dicontoh dan dijadikan teladan
dalam masyarakat, berinteraksi dengan lingkungannya, berperilaku sosial sesuai nilai masyarakat,
mengelola aktivitas pendidikan, dan menyayangi peserta didik.

Jabatan seorang guru harus prefosional, guru mampu melakukan tugas profesinya, bahwa guru harus
menjadi pengajar, guru menjadi pembimbing, dan guru menjadi administrator kelas. Menurut Peters,
membagi tugas dalam lima kategori[4]:

1. Tanggung jawab dalam pengajaran

2. Tanggung jawab dalam memberikan bimbingan

3. Tanggung jawab dalam mengembangkan kurikulum

4. Tanggung jawab dalam mengembangkan profesi

5. Tanggung jawab dalam membina hubungan dengan masyarakat

Ada beberapa ciri pokok pekerjaan yang bersifat professional[5]:

1. Melalui proses pendidikan dan latihan secara formal

2. Mendapat pengakuan dari masyarakat

3. Adanya organisasi profesi guru

4. Mempunyai kode etik sebagai landasan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab.

B. Kompetensi

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) mengembangkan standar kompetensi guru dan dosen,
karena yang memiliki kewenangan untuk mengembangkan standar kompetensi guru dan dosen yang
hasilnya ditetapkan oleh Peraturan Menteri. Menurut UU No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen
pasal 1 ayat 10 “kompetensi adalah perangkat pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku yang harus
dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan”.
Kompetensi merupakan peleburan dari pengetahuan, sikap, dan ketrampilan yang diwujudkan dalam
bentuk perbuatan. Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku yang
harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru untuk dapat melakukan tugas-tugas
profesionalisnya.[6]
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pada pasal 10 ayat (1) menyatakan
“Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan
profesi”. Sebagai agen dalam pendidikan, guru dituntut professional dengan memenuhi empat
kompetensi tersebut.

C. Kompetensi Profeional

Guru adalah faktor terpenting dalam penyelanggaraan pendidikan di sekolah. Meningkatkan kualitas
guru tidak hanya meningkatkan kesejahteraannya, tetapi profesionalitasnya. UU No. 14 Tahun 2005
pasal 1 ayat 1: “Menyatakan guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasipeserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Sebagai guru professional guru harus memiliki potensi keguruan yang cukup. Kompetensi guru tampak
pada kemampuannya menerapkan sejumlah konsep, asas kerja sebagai guru, mampu
mendemonstrasikan sejumlah strategi maupun pendekatan pengajaran yang menarik dan interaktif,
disiplin, jujur, dan konsisten.[7]

Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian (expertise) para anggotanya.
Artinya pekerjaan itu tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang yang tidak terlatih dan tidak disiapkan
secara khusus untuk melakukan pekerjaan itu. Profesional menunjuk pada dua hal, yaitu[8]:

1. Orang yang menyandang profesi

2. Penampilan seseorang dalam melakukan pekerjaan sesuai dengan profesinya (seperti misalnya
dokter).

Kompetensi professional berkaitan dengan bidang studi[9]:

1. Memahami mata pelajaran yang telah dipersiapkan untuk mengajar

2. Memahami standar kompetensi dan standar isi mata pelajaran yang tertera dalam Peraturan
Pemerintah serta bahan ajar yang ada dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP)

3. Memahami struktur, konsep, dan metode keilmuan yang menaungi materi ajar

4. Memahami hubungan konsep antar mata pelajaran terkait

5. Menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari

Kompetensi professional guru merupakan kemampuan guru dalam menguasai mata pelajaran yang
digunakan yang didalamnya terdapat penguasaan terhadap rencana pembelajaran, keterkaitan
dengan mata pelajaran, dan bahan ajar. Seperti guru Pendidikan Agama Islam harus menguasai materi
segala yang berkaitan agama Islam, baik akidah, akhlak, sejarah kebuadayaan islam, dan fiqh, mampu
menerapakan materi dalam sehari-hari, dan mampu mengkoneksikan dengan mata pelajaran terkait.

Ada sepuluh kompetensi guru menurut Proyek Pembinaan Pendidikan Guru (P3G)[10]:

1. Menguasai bahan

2. Mengelola program belajar mengajar

3. Mengelola kelas

4. Menggunakan media atau sumber belajar

5. Menguasai landasan pendidikan

6. Mengelola interaksi belajar-mengajar

7. Menilai prestasi belajar-mengajar

8. Mengenal fungsi bimbingan dan penyuluhan


9. Mengenal dan meyelenggarakan admistrasi sekolah

10. Memahami dan menafsirkan hasil penelitian guna keperluan pengajaran

Dari sepuluh kompetensi diatas, hanya mencakup dua bidang kompetensi guru, yaitu kompetensi
kognitif dan kompetensi peilaku. Kompetensi sikap khususnya sikap professional guru tidak tampak.
Kemampuan yang harus dipenuhi sebagai guru yang professional:

1. Kemampuan merencanakan program belajar mengajar

Sebelum membuat perecanaan pembelajaran, guru terlebih dahulu mengerti tujuan. Dalam kurikulum
mengenal Rencana Proses Pembelajaran, didalamnya ada tujuan, isi bahan materi pelajaran, metode
dan teknik pembelajaran, dan evaluasi atau penilaian.

2. Melaksanakan atau mengelola proses belajar mengajar

Tahap ini merupakan lanjutan dari tahap sebelumnya, yakni tahap pelaksanaan proses belajar
mengajar. Proses belajar mengajar ini dibutuhkan keaktifan guru dan murid, ketrampilan guru dalam
mengajar, pengetahuan guru, dan penggunaan strategi.

3. Menilai kemajuan proses belajar mengajar

Seorang guru harus mampu memberikan penilaian, baik secara iluminatif-observatif atau structural-
objektif.

4. Menguasai bahan pelajaran

Kemampuan menguasai bahan pelajaran merupakan bagian integral dalam proses belajar mengajar.
Semakin tinggi penguasaan guru, semakin membaiklah kualitas peserta didik.

Kompetensi professional adalah kemampuan menguasai materi pembelajaran secara luas dan
mendalam. Sub kompetensi dalam kompetensi Profesional[11] :

1. Menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi yang meliputi memahami
materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah, memahami struktur, konsep dan metode keilmuan
yang menaungi atau koheren dengan materi ajar, memahami hubungan konsep antar mata pelajaran
terkait, dan menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Menguasai struktur dan metode keilmuan yang meliputi menguasai langkah-langkah penelitian
dan kajian kritis untuk membperdalam pengetahuan dan materi bidang studi.

Dalam rangka memenuhi kompetensi professional guru, ada standar professional guru di Indonesia.
Standar professional guru adalah tolak ukur atau takaran atau standar minimal dari guru. Tiap jenjang
sekolah memiliki kualifikasi yang berbeda-beda, seperti sekolah menengah dengan perguruan tinggi.
Guru harus memiliki kualifikasi yang dipersyaratkan seperti minimal D IV atau S I, semua guru harus
mengetahui dan menguasai sebagai bagian dari tugas guru yang professional. Dalam bidang
kurikulum, guru harus mampu mengembangkan dan menjadikan sebagai pedoman proses belajar
mengajar.

UU No. 14 Tahun 2007 ayat (1) menyatakan profesi guru dan profesi dosen merupakan bidang
pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip, bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme,
memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan ketakwaan, dan akhlak mulia,
memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas, memilki
kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas, memilki tanggung jawab atas pelaksanaan
tugas keprofesionalan guru. Kemudian ayat (2), menyatakan pemberdayaan profesi guru atau
pemberdayaan profesi dosen diselenggarakan melalui pengembangan diri yang dilakukan secara
demokratis, berkeadilan, tidak diskriminatif, dan berkelanjutan dengan menjunjung tinggi hak asasi
manusia, nilai keagamaan, nilai cultural, kemajemukan bangsa, dan kode etik profesi. Pelaksanaan
undang-undang tentang guru dan dosen ini memiliki misi yaitu mengangkat martabat guru, menjamin
hak guru, meningkatkan kompetensi guru, memajukan profesi dan karir guru dan mutu pembelajaran,
meningkatkan mutu pendidikan nasional, mengurangi kesenjangan ketersediaan guru antar daerah
dari segi, kualifikasi akademik, dan mengurangi kesenjangan mutu pendidikan, dan meningkatkan
pelayanan pendidikan yang bermutu.[12]

PENUTUP

Kesimpulan

Guru adalah faktor terpenting dalam penyelanggaraan pendidikan. Kemajuan suatu bangsa berakar
dari pendidikan, sedang proses transformasi ilmu pengetahuan, sikap, dan ketrampilan bergantung
pada penyampaian guru atau pendidik. Pendidik bertugas mengarahkan, mengajar, dan membimbing
kepada peserta didik, salah satu faktor keberhasilan peserta didik ada pada guru sehingga guru perlu
mendapat perhatian dari pemerintah.

Kompetensi merupakan suatu ketrampilan, pengetahuan, sikap yang dimiliki, dihayati, dan dikuasai.
Kompetensi guru adalah sesuatu yang harus dimiliki oleh guru untuk diaplikasikan. Kompetensi itu ada
kompetensi paedagogik, kompetensi sosial, kompetensi kepribadian, dan kompetensi professional.
Semua dari kompetensi memiliki karakternya sendiri-sendiri.

Kompetensi professional berkaitan dengan mata pelajaran yang harus dikuasai guru mata pelajaran
tertentu, konsep ajar, dan keterkaitan dengan mata pelajaran lain, program perencanaan pengajaran
dan pelaksaan pengajaran. Menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi yang
meliputi memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah, memahami struktur, konsep dan
metode keilmuan yang menaungi atau koheren dengan materi ajar, memahami hubungan konsep
antar mata pelajaran terkait, dan menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.
Menguasai struktur dan metode keilmuan yang meliputi menguasai langkah-langkah penelitian dan
kajian kritis untuk membperdalam pengetahuan dan materi bidang studi.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Agama. Wawasan Tugas Guru Dan Tenaga Kependidikan. 2005. Jakarta: Direktorat
Jenderal Kelembagaan Agama Islam.

Sagala, Syaiful. Kemampuan Professional Guru Dan Tenaga Kependidikan. 2009. Bandung: Alfabeta.

Sudjana, Nana. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. 2009. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Suparlan. Guru Sebagai Profesi. 2006. Yogyakarta: Hikayat Publishing.

Wibowo, Agus. Menjadi Guru Berkarakter (Strategi Membangun Kompetensi Karakter Guru) 2012.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2108557-kemampuan-profesional-guru/ diakses
pada Senin, 22 Oktober 2012 pukul 22.10

http://halil-pkn.blogspot.com/2012/03/empat-kompetensi-guru-professional.htmldiakses pada Senin,


22 oktober 2012 pukul 22.00
http://www.ujikompetensionline.com/2012/07/pengertian-kompetensi-profesional.html diakses pada
Selasa, 30 Oktober 2012 pukul 12.08

Anda mungkin juga menyukai