LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI FLAVOR EKSTRAKSI SEREH (Cymbopogon Citratus) METODE SOHXLETASI

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sereh dapur (Cymbopogon citratus) merupakan salah satu bumbu dapur
yang sering digunakan dalam berbagai olahan makanan. Sereh dapur
berfungsi sebagai flavor yang menambah daya tarik dari olahan makanan
tersebut. Sereh dapur mengandung minyak atsiri utama yaitu sitronellal dan
geraniol. Menurut Arum (2017) melaporkan bahwa tanaman sereh
mengandung 30-45% sitronellal dan 65-90% geraniol yang terdapat pada
daun, batang dan akar tanaman sereh. Minyak sereh dapur berwarna kuning,
pekat, berbau segar seperti lemon dan cenderung mirip aroma sereh wangi.
Ekstraksi merupakan salah satu upaya untuk mendapatkan minyak atsiri
suatu tanaman. Ekstraksi dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya
yaitu menggunakan metode ekstraksi soxhlet. Ekstraksi soxhlet merupakan
metode ekstrasi menggunakan alat soxhlet dengan pelarut cair seperti etanol,
alkohol, n-hexane dan lain sebagainya. Ekstraksi soxhlet digunakan untuk
mengekstrak senyawa yang kelarutannya terbatas dalam suatu pelarut dan
pengotornya tidak ikut larut dalam pelarut tersebut. Mekanisme kerja dari
ekstraksi soxhlet yaitu pelarut menguap saat pemanasan kemudian uap
tersebut naik ke pipa pengalir dan menetes ke bahan yang diekstrasi.
Kemudian cairan tersbut akan menggenangi bahan yang diekstrak dan apabila
tingginya melebihi sifon, maka akan keluar dan mengalir ke labu penampung
ekstrak. Ekstrak yang sudah terkumpul dipanaskan sehingga pelarutnya
menguap dan subtansinya tertinggal pada labu penampung. Keunggulan dari
soxhletasi yaitu menggunakan pelarut yang lebih sedikit dan uap panas tidak
melalui serbuk simplisia tetapi melalui pipa samping. Pada praktikum ini
dilakukan ekstrasi minyak atsiri dari sereh dapur dengan metode ekstrasi
soxhlet.
1.2 Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui proses ekstrasi minyak atsiri
dari sereh dapur dengan metode ekstrasi soxhlet.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Sereh Dapur (Cymbopogon citratus)

Sereh dapur (Cymbopogon citratus) merupakan tumbuhan yang masuk ke


dalam famili rumput-rumputan atau Poaceae (Gagas, 2014). Tanaman ini dikenal
dengan istilah lemongrass karena memiliki bau yang kuat seperti lemon, sering
ditemukan tumbuh alami di negara-negara tropis (Oyen dan Dung, 1999). Menurut
Arum (2017) tanaman sereh dapur (Cymbopogon citratus) yaitu tanaman yang
menghasilkan minyak atsiri dengan kadar sitronellal 30-45% dan geraniol 65-90%.
Pada tanaman sereh dapur sendiri terbagi atas beberapa bagian yang menghasilkan
minyak atsiri yaitu pada daun, batang, dan akar tanaman sereh dapur.

Menurut Muhlisah (1999), tanaman sereh dapur memiliki klasifikasi


sebagai berikut:

Kerajaan : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Bangsa : Poales

Famili : Poaceae

Marga : Cymbopogon

Jenis : Cymbopogon citratus (DC.) Stapf

2.2 Kandungan Kimia

Kandungan yang terdapat dalam sereh dapur adalah minyak atsiri yang
terdiri dari asam sitrat, sitronelol, a-pinen, kamfen, sabinen, mirsen, felandren beta,
p-simen, limonene, cis-osimen, terpinol, sitronelal, borneol, terpinen-4-ol, a-
terpineal, geraniol, farnesol, metilheptenon, n-desialdehida, dipenten, metil
heptanenon, bornilasetat, geranilformat, terpinil asetat, sitronil asetat, geranil asetat,
beta-elemen, beta-kariofilen, beta-bergamoten, trans-metilsoeugenol, beta-
kadinen, elemol, kariofilen oksida. Senyawa lain adalah geranial, geranil butirat,
lomonen, eugenol, dan metileugenol (Hidayat., dkk., 2015). Komposisi senyawa
kimia dalam minyak sereh dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Senyawa Penyusun Kimia dalam Minyak Sereh

Komponen Kadar (%)


d-limonene 1,8
Citronellal 35,9
Citronellole 5,2
Geraniole 20,9
Geranial 1,5
Citronellyl acetate 2,9
Geranyl acetate 4,0
Beta-elemene 0,5
Germacrene A 0,8
Delta-cadinene 2,1
Germacrene B 6,8
1,10-di-epi-cubenol- 2,0
1-epi-cubenol 1,9
Gama-eudesmol 1,2
Cubenol 1,0
Alfa-muurolol 2,0
Alfa-cadinol 8,0

2.3 Minyak Atsiri

Minyak atsiri yang juga dikenal dengan minyak eteris merupakan minyak
yang mudah menguap atau minyak terbang (essential oil, volatile oil) dengan
komposisi yang berbeda-beda sesuai sumber penghasilnya. Minyak atsiri adalah
senyawa/zat cair yang mudah menguap dengan persenyawaan padat yang berbeda
dalam hal komposisi dan titik cairnya, larut dalam pelarut organik dan tidak larut
dalam air. Minyak atsiri mudah menguap pada suhu kamar, mempunyai rasa getir,
berbau wangi sesuai dengan bau tumbuhan penghasilnya dan umumnya larut dalam
pelarut organik tetapi tidak larut dalam air. Minyak atsiri dalam tanaman aromatik
dikelilingi oleh kelenjar minyak, pembuluh-pembuluh, kantung minyak atau
rambut granular. Apabila bahan dibiarkan utuh, minyak atsiri hanya dapat
diekstraksi apabila uap air berhasil melalui jaringan tanaman dan mendesaknya ke
permukaan. Minyak atsiri bukan merupakan senyawa kimia murni, melainkan
terdiri dari campuran senyawa yang memiliki sifat fisika kimia berbeda-beda.
Minyak atsiri banyak digunakan dalam industri sebagai bahan pewangi atau
penyedap (flavoring). Beberapa minyak atsiri dapat digunakan sebagai bahan
antiseptic internal atau eksternal, sebagai bahan analgesik, haemolitik atau sebagai
anti zymatik, sebagai sedatif, stimulatis, untuk obat sakit perut, obat cacing. Minyak
atsiri mempunyai sifat membius, merangsang, atau memuakkan (Guenther, 2006
dalam Slamet, 2013). Menurut Ames dan Matthews (1968) dalam Slamet (2013)
Minyak atsiri dapat diekstrak dengan 4 macam cara yaitu: Penyulingan
(Destilation), Pressing (Ekspression), Ekstraksi dengan pelarut (Solvent
ekstraksion), dan absorpsi oleh penguapan lemak padat (Enfleurage).

Minyak atsiri sereh dapur dikenal dengan istilah West Indian lemongrass oil
(minyak serai dapur India Barat) atau minyak sereh sitratus. Minyak ini
mengandung antibakteri dan anti jamur, sehingga digunakan untuk membuat obat-
obatan. Minyak sereh dapur berwarna kuning, dengan kekentalan yang pekat,
berbau segar, seperti lemon, dan memiliki kemiripan wangi dengan minyak sereh
wangi (Anonim, 2010 dalam Slamet, 2013). Minyak atsiri sereh dapur digunakan
untuk menghasilkan sitral yang merupakan konstituen utama dari minyak sereh
dapur. Sitral merupakan bahan pembuat ionon. Minyak sereh dapur memiliki bau
lemon yang keras karena mengandung kadar sitral yang tinggi (65-85%) sehingga
minyak sereh dapur dinamakan lemongrass oil. Minyak sereh dapur dapat
digunakan sebagai bahan baku industri kosmetik, sabun, dan digunakan sebagai
bahan baku pembuatan senyawa-senyawa ionon. Ionon adalah golongan senyawa-
senyawa aromatis sintetis yang banyak digunakan sebagai pewangi dalam berbagai
macam parfum dan kosmetika. Ionon memiliki bau seperti violet yang intensif dan
tahan lama (Guenther et.al., 1970 dalam Slamet, 2013).

2.4 Ekstraksi Soxhlet (Soxhlet Extraction)

Metode ekstraksi soxhlet merupakan metode extraksi menggunakan Soxhlet


dengan pelarut cair (Etanol, Alkohol, n-Hexane, dll). Soxhletasi adalah salah satu
metode yang dapat digunakan untuk mengisolasi minyak lemak. Soxhletasi
merupakan ekstraksi padat-cair yang berkesinambungan, disebut ekstraksi padat-
cair karena substansi yang diekstrak terdapat dalam campuran yang berbentuk
padat, sednagkan disebut berkesinambungan karena pelarut yang sama dipakai
berulang-ulang sampai proses ekstraksi selesai. Keuntungan dari metode ini antara
lain menggunakan pelarut yang lebih sedikit karena pelarut tersebut akan dipakai
untuk mengulang ekstraksi dan uap panas tidak melalui serbuk simplisia, tetapi
melalui pipa samping. Namun metode soxhlet extraction memiliki beberapa
kelemahan antara lain, tidak dapat digunakan pada bahan yang mempunyai tekstur
yang keras, selain itu pengerjaannya rumit dan agak lama, karena harus diuapkan
di rotapavor untuk memperoleh ekstrak yang kental. Sehingga metode
konvensional ini kurang efektif untuk mengekstrak minyak atsiri (Isabel, 2017).
BAB III

METODELOGI

3.1 Alat dan Bahan


A. Alat
1. Soxhlet
2. Pisau
3. Timbangan analitik
4. Talenan
5. Labu ukur
B. Bahan
1. Serai
2. Aluminium foil
3. Kertas saring
4. Etanol
3.2 Prosedur Kerja
1. Disiapkan bahan baku segar kemudian dikeringkan di oven dan
disimpan diwadah yang tertutup untuk digunakan pada proses ekstraksi.
2. Proses ekstraksi dan evaporasi pertama peralatan ekstraksi dirangkaikan
sesuai aturan, kemudian sampel ditimbang sesuai dengan kisaran berat
yang dibutuhkan, kemudian dibungkus dengan kertas saring dan
dimasukkan ke dalam thimble.
3. Dimasukkan pelarut kedalam labu dengan volume yang bervariasi dan
kemudian dipanaskan pada suhu 65℃.
4. Setelah ekstraksi selesai, ekstraksi yang diperoleh kemudian dipisahkan
antara minyak dan solvennya di evaporator pada suhu 69 ℃.
5. Minyak yang sudah dipisahkan selanjutnya dikeringkan di oven pada
suhu 110℃ selama 1 jam, kemudian ditimbang beratnya dan dianalisis.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Berat Labu = 99,6329 (g)

Berat Bahan = 50,070 (g)

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘 (𝑔)


Rendemen = × 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 (𝑔)

110,8881 (𝑔)−99,6329 (𝑔)


= × 100%
50,0709 (𝑔)

11,7552 (𝑔)
= × 100%
50,0709 (𝑔)

𝑅𝑒𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛 = 0,2247 × 100% = 22,47%

3.2 Pembahasan

Ekstraksi adalah suatu cara yang dilakukan untuk menarik zat yang dapat
larut (kandungan kimia) dari bahan yang tidak dapat larut (serbuk simplisia) dengan
menggunakan pelarut cair tertentu dari tanaman yang dapat digunakan sebagai
obat-obatan.
Pada praktikum kali ini yaitu ekstraksi dengan metode soxhlet. Bahan baku
yang digunakan yaitu dari daun pandan wangi. Soxhletasi merupakan penyarian
simplisia secara berkesinambungan, cairan penyari dipanaskan hingga menguap,
uap cairan penyari terkondesasi menjadi molekul cairan oleh pendingin balik dan
turun menyari simplisia didalam klonsong dan selanjutnya masuk kembali kedalam
labu alas bulat setelah melewati pipa siphon, proses ini ditandai dengan beningnya
cairan penyari yang melalui pipa siphon tersebut.
Dari hasil percobaan diperoleh data untuk berat berat labu = 99,6329 (g), berat
bahan = 50,070 (g), berat ekstrak = 110,8881 (g) dan hasil rendemen yang didapat
yaitu 22,47%. Penempatan kertas saring berisi sampel daun pandan wangi dalam
alat soxhlet harus diperhatikan dengan baik. Kertas saring tidak boleh menyumbat
pipa penghubung ke pipa kapiler. Hal ini dapat menyebabkan sirkulasi dalam
soxhlet tidak sempurna dikarenakan tekanan dalam soxhlet naik. Selain itu tinggi
kertas saring diharapkan tidak melebihi tinggi pipa kapiler. Hal ini agar semua
bahan baku dalam kertas saring dapat terlewati dan terendam oleh pelarut etanol.
Bahan baku daun pandan wangi juga diharapkan tidak keluar dari kertas saring agar
tidak terjadi pelarutan komponen lain yang tidak diinginkan dan mengganggu hasil
percobaan.

Kelebihan dari soxhletasi adalah sampel terekstraksi dengan sempurna


dengan proses ekstraksi lebih cepat dan lebih hemat karena pelarut yang digunakan
sedikit. Sedangkan kelemahan dari metode sokletasi adalah sampel sampel yang
digunakan harus sampel yang digunakan harus sampel yang tahan panas atau tidak
dapat digunakan pada sampel yang tidak tahan panas. Karena sampel yang tidak
tahan panas akan teroksidasi atau tereduksi ketika proses sokletasi berlangsung.
BAB V
KESIMPULAN
Dari praktikum ekstraksi dengan metode soxhlet dapat disimpulkan bahwa:
1. Proses ekstraksi metode soxhletasi yaitu meliputi penyarian simplisia secara
berkesinambungan, cairan penyari dipanaskan hingga menguap, uap cairan
penyari terkondesasi menjadi molekul cairan oleh pendingin balik dan turun
menyari simplisia didalam klonsong dan selanjutnya masuk kembali
kedalam labu alas bulat setelah melewati pipa siphon.
2. hasil percobaan yang digunakan yaitu dari daun pandan wangi, diperoleh
data untuk berat berat labu yaitu sebesar 99,6329 g, berat bahan = 50,070 g,
berat ekstrak = 110,8881 g dan hasil rendemen yang didapat yaitu 22,47%.
3. Faktor yang mempengaruhi proses ekstraksi dengan metode soxhletasi yaitu
penempatan kertas saring dalam alat soxhlet, kertas saring tidak boleh
menyumbat pipa penghubung ke pipa kapiler, tinggi kertas saring tidak
melebihi tinggi pipa kapiler, bahan baku diharapkan tidak keluar dari kertas
saring agar tidak terjadi pelarutan komponen lain yang tidak diinginkan dan
mengganggu hasil percobaan.
DAFTAR PUSTAKA
Muhlisah F. 1999. Temu-temuan dan Empon-empon, Budidaya dan Manfaatnya.
Yogyakarta: Penerbit Kanisius. 77-80.

Octiandini, Arum., dkk. 2017. Analisa Komposisi Minyak Atsiri Dari Tanaman Sereh Dapur
dengan Proses Destilasi Uap. Universitas Tribhuwana Tunggadewi.

Oyen, L.P.A and Dung, N.X., 1999. Plant Resources of South East Asia: Essential Oil Plants,
Prosea Foundation, Backhuys Publiser, Leiden.

Slamet., Supranto., dan Riyanto. 2013. Studi Perbandingan Perlakuan Bahan Baku dan
Metode Distilasi Terhadap Rendemen dan Kualitas Minyak Atsiri Sereh
Dapur (Cymbopogon citratus). Asean Journal of Systems Engineering, Vol.
1, No. 1, Juli 2013: 25-31. http://Journal.ugm.ac.id??index.php/ajse.

Syamsul, R. Hidayat., dan Rodame M. 2015. Kitab Tumbuhan Obat. Jakarta: AgriFlo
(Penebar Swadaya Grup). http://books.google.co.id.

Triesty, Isabel., dan Mahfud. 2017. Ekstraksi Minyak Atsiri dari Gaharu (Aqualaria
Malaccensis) dengan Menggunakan Metode Microwave Hydrodistillation
dan Sohxlet Ekstraction. Jurnal Teknik ITS Vol. 6, No. 2 (2017) ISSN: 2337-
3539. Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

Ulung, Gagas., dan Pusat Studi Biofarmaka LPPM IPB. 2014. Sehat Alami dengan Herbal
250 Tanaman Berkhasiat Obat + 60 Resep Makanan & Minuman Sehat.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. http://books.google.co.id.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai