Tugas Makalah Akuntansi Keuangan Desa
Tugas Makalah Akuntansi Keuangan Desa
Tugas Makalah Akuntansi Keuangan Desa
ANGGARAN APBDesa
Disusun oleh :
Kelompok 8
Dosen pengampu:
FAKULTAS EKONOMI
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kamihaturkan atas berkat Tuhan Yang Maha Esa,karena atas limpahan
rahmatnya-Nyalah kami dapat membuat makalah tentang Anggaran APBDesa .Selain itu kami
mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Nasirwan, M. Si, Ak., Ca.
Laporan ini kami buat dengan melakukan beberapa diskusi untuk mengetahui Anggaran
APBDesa Walaupun demikian kami menyadari masih banyak kekurangan dari laporan yang
kamibuat ini dan masih jauh dari kata sempurna baik dari segi penulisan maupun dari segi isi
dari laporan ini, untuk itukami menerima kritik dan saran kearah perbaikan.
Kelompok 8
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui definisi dari Anggaran APBDesa.
2. Untuk mengetahui Fungsi dari APBDesa.
3. Untuk mengetahui Anggaran Bagaimana Struktur dari APBDesa
4. Untuk mengetahui Bagaimana Tahapan Penyusunan APBDesa.
1.4 Manfaat
Dengan pembuatan makalah ini membawa manfaat bagi pembaca yang membutuhkan dan
mempelajari Anggaran APBDesa yang manfaatnya agar lebih mengetahui hal yang terkait
denngan anggaran desa
BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN APBDesa
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa) adalah peraturan desa yang memuat
sumber-sumber penerimaan dan alokasi pengeluaran desa dalam kurun waktu satu tahun.
APBDesa terdiri dari pendapatan desa, belanja desa dan pembiayaan. Rancangan APBDesa
dibahas dalam musyawarah perencanaan pembangunan desa. Kepala Desa bersama Badan
Permusyawaratan Desa (BPD)menetapkan APBDesa setiap tahun dengan Peraturan Desa.
1. Alat perencanaan
Anggaran merupakan alat pengendali manajemen desa dalam rangka mencapai tujuan.
Anggaran desa digunakan untuk merencanakan kegiatan apa saja yang dilakukan oleh desa
beserta rincian biaya yang dibutuhkan dan rencana sumber pendapatan yang akan diperoleh desa.
Anggaran sebagai alat perencanaan digunakan untuk:
2. Merumuskan tujuan dan sasaran kebijakan agar sejalan dengan visi, misi dan sasaran yang
sudah ditetapkan.
APBDesa merupakan rencana keuangan tahunan pemerintahan desa yang disetujui oleh Badan
Permusyawaratan Desa. APB Desa terdiri atas Pendapatan Desa, Belanja Desa, dan Pembiayaan
Desa.
Format APB Desa sebagaimana tercantum dalam Lampiran Permendagri 113 Tahun 2014
bersifat tidak mengikat khususnya pada Kode Rekening Objek Belanja yang bertanda "-" seperti
pasir, semen dsb (Level 4). Pemerintah Kabupaten/Kota dapat mengatur lebih lanjut (Perkada
Pengelolaan Keuangan Desa) dengan merinci kode rekening belanja hingga Objek Belanja (level 4)
sebagai alat pengendalian dan pengklasifikasian.
Didalam Permendagri 113 tahun 2014 yang telah diubah kedalam Permendagri 20 tahun
2018 yang akan mulai berjalan ditahun 2019. Ada tiga komponen pokok struktur
APBDesa,yang perlu anda pahami.
Dibawah ini ada 3 kelompok komponen Struktur APBDesa :
1. Pendapatan Desa
Pendapatan Desa meliputi semua penerimaan uang mel alui Rekening Kas Desa yang merupakan hak
desa dalam 1 (satu) tahun anggaran yang tidak perlu dibayar kembali oleh desa. Pendapatan desa
terdiri sesuai pasal 72 UU Desa bersumber dari:
Pendapatan Asli Daerah;
Alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Dana Desa);
Bagian Hasil Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Kabupaten/Kota;
Alokasi Dana Desa;
Bantuan Keuangan dari APBD Provinsi dan APBD Kabupaten/Kota;
Hibah dan Sumbangan yang Tidak Mengikat dari Pihak Ketiga;
Lain-lain Pendapatan Desa yang Sah.
Pendapatan Desa tersebut jika diklasifikasikan menurut kelompok terdiri dari :
Pendapatan Asli Desa (PADesa)
Transfer
Pendapatan Lain-Lain
2) Hasil Aset, misalnya tambatan perahu, pasar desa, tempat pemandian umum dan jaringan
irigasi.
3) Swadaya, Partisipasi dan Gotong Royong misalnya adalah membangun dengan kekuatan
sendiri yang melibatkan peran serta masyarakat berupa tenaga dan barang yang dinilai dengan
uang.
4) Lain-lain Pendapatan Asli Desa, antara lain hasil pungutan desa.
b. Pendapatan Transfer Desa
Kelompok Transfer terdiri atas jenis:
Dana Desa;
Bagian dari Hasil Pajak Daerah Kabupaten/Kota dan Retribusi Daerah;
Alokasi Dana Desa (ADD);
Bantuan Keuangan dari APBD Provinsi;
Bantuan Keuangan APBD Kabupaten/Kota.
1) Dana Desa
Dana Desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang
diperuntukkan bagi desa yang ditransfer melalui APBD kabupaten/kota dan digunakan untuk
membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan
kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat. Pemerintah menganggarkan Dana Desa secara
nasional dalam APBN setiap tahun.Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 22 tahun 2015
Anggaran yang bersumber dari APBN dihitung berdasarkan jumlah desa dan dialokasikan secara
berkeadilan berdasarkan alokasi dasar dan alokasi yang dihitung dengan memperhatikan jumlah
penduduk, angka kemiskinan, luas wilayah, dan tingkat kesulitan geografis desa setiap
kabupaten/kota.
Yang dimaksud alokasi dasar adalah alokasi minimal dana desa yang diterima
kabupaten/kota berdasarkan perhitungan tertentu, antara lain perhitungan yang dibagi secara
merata kepada setiap Desa.Tingkat kesulitan geografis ditunjukkan oleh indeks kemahalan
konstruksi.
Dana desa setiap kabupaten/kota ditetapkan dalam Peraturan Presiden mengenai rincian
APBN. Berdasarkan besaran Dana Desa setiap kabupaten/kota, bupati/walikota menetapkan
besaran Dana Desa untuk setiap desa di wilayahnya. Tata cara pembagian dan penetapan besaran
Dana Desa setiap desa ditetapkan dengan peraturan bupati/walikota.
Kabupaten/Kota menghitung besaran Dana Desa untuk setiap desa berdasarkan alokasi
dasar dan alokasi yang dihitung secara berkeadilan berdasarkan alokasi dasar dan alokasi yang
dihitung dengan memperhatikan jumlah penduduk, angka kemiskinan, luas wilayah, dan tingkat
kesulitan geografis setiap desa.Tingkat kesulitan geografis ditunjukkan oleh Indeks Kesulitan
Geografis Desa yang ditentukan oleh faktor yang terdiri atas ketersediaan prasarana pelayanan
dasar, kondisi infrastruktur; dan aksesibilitas transportasi.
Penyaluran dana desa dilakukan secara bertahap pada tahun anggaran berjalan dengan ketentuan:
Dalam hal bupati/walikota tidak menyalurkan Dana desa sesuai dengan ketentuan. Menteri dapat
melakukan penundaan penyaluran Dana Alokasi Umum dan/atau Dana Bagi Hasil yang menjadi
hak kabupaten/kota yang bersangkutan.
Pengalokasian Bagian Dari Hasil Pajak dan Retribusi kepada desa tersebut ditetapkan dalam
Peraturan Bupati/Walikota, berdasarkan ketentuan:
Bantuan keuangan tersebut dapat bersifat umum dan khusus. Bantuan keuangan yang bersifat
umum peruntukan dan penggunaannya diserahkan sepenuhnya kepada desa penerima bantuan
dalam rangka membantu pelaksanaan tugas pemerintah daerah di desa.
Bantuan Keuangan yang bersifat khusus peruntukan dan pengel olaannya ditetapkan oleh
pemerintah daerah pemberi bantuan dalam rangka percepatan pembangunan desa dan
pemberdayaan masyarakat. Bantuan Keuangan bersifat khusus yang dikelola dalam APB Desa
tidak diterapkan ketentuan penggunaan paling sedikit 70% dan paling banyak 30%. Gubernur /
Bupati / Walikota menyampaikan informasi kepada Kepala Desa tentang Bantuan Keuangan
yang akan diberikan dalam jangka waktu 10 (sepuluh) hari setelah KUA/PPAS disepakati kepala
daerah bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Informasi dari gubernur / bupati / walikota
menjadi bahan penyusunan rancangan APB Desa.
c. Lain-Lain Pendapatan Desa Yang Sah
Kelompok Lain-Lain Pendapatan Desa yang Sah berupa Hibah dan Sumbangan dari pihak ketiga
yang tidak mengikat berupa pemberian berupa uang dari pihak ke tiga, hasi l kerjasama dengan
pihak ketiga atau bantuan perusahaan yang berlokasi di desa.
2. Belanja Desa
Belanja Desa merupakan semua pengeluaran dari rekening desa yang merupakan kewajiban desa
dalam 1 (satu) tahun anggaran yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh desa.
Belanja desa dipergunakan dalam rangka mendanai penyelenggaraan kewenangan desa.
Belanja Desa yang ditetapkan dalam APB Desa sesuai pasal 100 PP Nomor 47 Tahun 2015
digunakan dengan ketentuan:
Paling sedikit 70% (≥ 70%) dari jumlah anggaran belanja desa digunakan untuk
mendanai penyelenggaraan pemerintahan desa, pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan
kemasyarakatan desa, dan pemberdayaan masyarakat desa.
Paling banyak 30% (≤ 30%) dari jumlah anggaran belanja desa digunakan untuk:
Penghasilan tetap dan tunjangan kepala desa dan perangkat desa;
Operasional pemerintah desa;
Tunjangan dan operasional Badan Permusyawaratan Desa;
Insentif Rukun Tetangga dan Rukun Warga yaitu bantuan kelembagaan yang
digunakan untuk operasional RT dan RW.
Penghasilan Tetap, operasional pemerintah desa, dan tunjangan dan operasional BPD serta
insentif RT dan RW dibiayai dengan menggunakan sumber dana dari Alokasi Dana Desa.
a. Kelompok Belanja
Belanja Desa diklasifikasikan menurut kelompok, kegiatan, dan jenis.
Klasifikasi Belanja Desa menurut kelompok terdiri dari:
Dalam keadaan darurat dan/atau KLB, Pemerintah Desa dapat melakukan belanja yang belum
tersedia anggarannya.
Keadaan Darurat dan Luar Biasa ditetapkan dengan Keputusan Bupati/Walikota. Dalam
pelaksanaanya, Belanja Tak Terduga dalam APB Desa terlebih dul u harus dibuat Rincian
Anggaran Biaya yang disahkan oleh Kepala Desa.
b. Jenis Belanja
Klasifikasi Belanja berdasarkan jenis terdiri dari Belanja Pegawai, Belanja Barang/Jasa, dan
Belanja Modal.
1) Belanja Pegawai
Belanja Pegawai dianggarkan untuk pengeluaran penghasilan tetap dan tunjangan bagi Kepala
Desa dan Perangkat Desa serta tunjangan BPD yang pelaksanaannya dibayarkan setiap bulan.
Belanja Pegawai tersebut dianggarkan dalam kelompok Penyelenggaraan Pemerintahan Desa,
dengan kegiatan Pembayaran Penghasilan Tetap dan Tunjangan.
2) Belanja Barang dan Jasa
Belanja Barang dan Jasa digunakan untuk pengeluaran pembelian/pengadaan barang yang nilai
manfaatnya kurang dari 12 (dua belas) bulan. Belanja Barang dan Jasa antara lain:
3. Pembiayaan
Pembiayaan meliputi semua penerimaan yang perl u dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang
akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun
anggaran berikutnya. Pembiayaan diklasifikasikan menurut kelompok dan jenis. Pembiayaan
desa berdasarkan kelompok terdiri dari Penerimaan Pembiayaan dan Pengeluaran Pembiayaan.
a. Penerimaan Pembiayaan
Penerimaan Pembiayaan mencakup:
1) Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun sebelumnya.
SiLPA antara lain berupa pelampauan penerimaan pendapatan terhadap belanja, penghematan
belanja, dan sisa dana kegiatan lanjutan. SilPA merupakan penerimaan pembiayaan yang
digunakan untuk:
Menutupi defisit anggaran apabila realisasi pendapatan lebih kecil dari pada realisasi
belanja;
Mendanai pelaksanaan kegiatan lanjutan; dan
Mendanai kewajiban lainnya yang sampai dengan akhir tahun anggaran belum
diselesaikan.
2) Pencairan Dana Cadangan
Pencairan Dana Cadangan digunakan untuk menganggarkan pencairan Dana Cadangan dari
rekening Dana Cadangan ke Rekening Kas Desa dalam tahun anggaran berkenaan.
b. Pengeluaran Pembiayaan
Pengeluaran Pembiayaan, terdiri dari:
1. Alat perencanaan
2. Merumuskan tujuan dan sasaran kebijakan agar sejalan dengan visi, misi dan sasaran yang
sudah ditetapkan.
3. Alat pengendalian
4. Alat kebijakan fiskal
5. Alat koordinasi dan komunikasi
6. Alat penilaian kinerja.
7. Alat motivasi
1.2 Saran
Demikianlah makalah yang kami buat, mudah-mudahan apa yang kami paparkan bisa
menjadi tambahan pengetahuan bagi kita semua untuk lebih mengenal Anggaran APBDesa.
Kami menyadari apa yang kami paparkan dalam makalah ini, masih belum sesuai dari kata
kesempurnaan. Untuk itu, kami mengharapkan masukan dari dosen maupun pembaca sekalian.
Referensi
Disarikan dari buku: Akuntansi Desa, Penulis: V.Wiratna Sujarweni, Halaman: 33-35.
http://www.keuangandesa.com/2017/07/tahapan-penyusunan-anggaran-desa/
V.Wiratna Sujarweni.2015. Akuntansi Desa: Panduan Tata Kelola Keuangan Desa.Yogyakarta:
Pustaka Baru Press.
Permendagri No. 113/2004,Bab IV