Laporan Cendawan
Laporan Cendawan
Laporan Cendawan
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah mengamati ciri-ciri koloni cendawan, dan
mengidentifikasi serta menentukan jenis cendawan yang diamati.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa
membentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan
semu menjadi tubuh buah. Hifa adalah struktur menyerupai benang yang tersusun
dari dinding berbentuk pipa. Dinding ini menyelubungi membran plasma dan
sitoplasma hifa. Sitoplasmanya mengandung organel eukariotik (Pelczar 2006).
Fungi ada yang bersifat parasit dan ada pula yang bersifat saprofit. Parasit
apabila dalam memenuhi kebutuhan makanannya dengan mengambil dari benda
hidup yang ditumpanginya, sedangkan bersifat saprofit apabila memperoleh
makanan dari benda mati dan tidak merugikan benda itu sendiri. Fungi dapat
mensintesis protein dengan mengambil sumber karbon dari karbohidrat, sumber
nitrogen dari bahan organic atau anorganik, dan mineral dari substratnya. Ada
juga beberapa fungi yang dapat mensintesis vitamin – vitamin yang dibutuhkan
untuk pertumbuhan biakan sendiri, tetapi ada juga yang tidak dapat mensintesis
sendiri sehingga harus mendapatkan dari substrat, misalkan tiamin dan biotin
(Gandjar 1999).
1. Divisi Zygomycota.
1. Tubuh multiseluler.
2. Habitat umumnya di darat sebagai saprofit.
3. Hifa tidak bersekat.
4. Reproduksi: vegetatif dan generatif
Contoh spesies: Mucor mucedo (biasa hidup di kotoran ternak dan roti), Rhizopus
oligosporus (jamur tempe).
2. Divisi Ascomycota
Divisi ini bercirikan talus yang terdiri dari miselium bersefa. Reproduksi
seksual membentuk askospora didalam askus.ada yang hidup sebagai saproba
(dalam tanah, kayui lapuk) atau sebagai parasit yang menimbulkan penyakit pada
tumbuhan.
4. Reproduksi: vegetatif
Contoh spesies:
3. Divisi Basidiomycota
Devisi ini sebagian besar mikrosofis dan sering dijumpai di tanah dan di
hutan. Ciri utamanya adalah hifa septat denagn sambungan apit (clamp
connection).Spora seksualnya terbentuk pada basidium yang berentuk gada. Ciri
khas lainnya alat repoduksi generatifnya berupa basidium sebagai badan penghasil
spora.yang dimulai dari pertumbuah spora basidium atau pertumbuhan konidium .
Spora basidium atau spora konidium akan tumbuh menjadi benang hifa yang
bersekat dengan satu inti, kemudain hifa membentuk miselium. Hifa yang terdiri
dari dua strain yang berbeda (+ dan -) ujungnya bersinggungan dan dinding selnya
larut. Inti sel salah satu pindah ke sel yang lain, terjadilah sel dikariotik. Dari sel
ini akan tumbuh hifa dan mesilium dikariotik, miselium dikaritik akan tumbuh
menjadi tubuh buah yang berbetuk tertentu. Misalnya seperti payung. Contoh
spesies:
4. Divisi Deuteromycota
Ciri-ciri :
1. Myxomycotina merupakan jamur yang paling sederhana.
2. Hidup di tempat lembab dapat tumbuh menjadi amuba lendir (miksamuba)
dan spora kembara yang menghasilkan spora kembara.yang masing-
masing menjalar bebrapa lama mencari makanan.
3. Persatuan antara dua sel kembara berlangsung dengan perpaduan dengan
ujung yang tidak berflagel, kemudian menjadi amuba lendir. Plasmodium
yang terjadi dapat berassal dari satu zigot atau beberapa zigot. Zigot
tunbuh menjadi masa lendir atau plasmodium yang menjalar kemana-
mana. Kemudian plasmodium mengering dan membentuk tubuh-tubuh
buah yang bertangkai untuk menghasilkan spora kembali.
4. Spora kembara dapat menjadi amuba lendir jika keadaan kurang air,
amuba lendir menjadi kista. Dan berubah kembali setelah keadaan
membaik.
5. Mempunyai 2 fase hidup, yaitu:
6. Fase vegetatif (fase lendir) yang dapat bergerak seperti amuba, disebut
plasmodium.
7. Fase tubuh buah.
8. Reproduksi : secara vegetatif dengan spora, yaitu spora kembara yang
disebut myxoflagelata.
9. Contoh spesies : Physarum polycephalum
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat, 5 April 2019 pada pukul 09.00
WIB sampai selesai di Laboratorium Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian
Universitas Jambi.
Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu mikroskop, jarum Ose, cover
glass, kaca preparat, pipet tetes, tissue, dan bunsen. Bahan yang digunakan yaitu
biakan cendawan murni, aquades, dan alkohol.
a. Menyiapkan alat dan bahan seperti objek glass, cover glass, jarum ose,
tissue serta biakan cendawan.
b. Mengambil cendawan dengan menggunakan jarum ose yang sudah dibakar
menggunakan bunsen (agar steril).
c. Setelah itu meletakkan cendawan yang diambil pada kaca preparat,
kemudian meneteskan beberapa tetes aquades pada objek lalu ditutup
menggunakan cover glass.
d. Mengamati kaca preparat yang sudah terdapat cendawan diatasnya
dibawah mikroskop.
e. Mendokumentasikan hasil yang sudah ditemukan dalam pengamatan.
BAB IV
4.1 Hasil
1. Penicilium :
4.2 Pembahasan
Kingdom: Fungi
Filum: Ascomycota
Kelas: Eurotiomycetes
Ordo: Eurotiales
Famili: Trichocomaceae
Genus: penicillium
Penicillium sp. adalah jamur yang berkembang biak secara aseksual dengan
membentuk konidium yang berada di ujung hifa. Setiap konidium akan tumbuh
menjadi jamur baru. Konidium berwarna kehijauan dan dapat hidup di makanan,
roti, buah-buahan busuk, kain, atau kulit.
Kingdom : Fungi
Divisi : Zygomycota
Class : Zygomycetes
Ordo : Mucorales
Familia : Mucoraceae
Genus : Rhizopus
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
http://ilmuveteriner.com/klasifikasi-jamur-fungi.
http://nurussobah.web.ugm.ac.id/2015/05/10/laporan-praktikum-mikrobiologi-
dasar-acara-morfologi-jamur/
http://www.laporanpraktikum.com/2018/03/laporan-praktikum-
identifikasi_31.html?m=1
http://www.laporanpraktikum.com/2018/04/laporan-praktikum-pengecatan-
bakteri.html?m=1
https://www.slideshare.net/fitriwirnamasari/makalah-kelompok-2peranan-
mikroba-pada-bidang-pertanian