Ak Manajerial

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 18

BAB II

PEMBAHASAN

A. Jenis-Jenis Keputusan Investasi Modal


Keputusan investasi modal berkaitan dengan proses perencanaan, penetapan
tujuan dan prioritas, mengatur pendanaan, dan menggunakan kriteria-kriteria tertentu
untuk memilih aset jangka panjang. Keputusan investasi modal menempatkan
sejumlah besar sumber daya dalam risiko dengan periode waktu yang panjang dan
juga memengaruhi pengembangan perusahaan di masa depan. Oleh karena itu,
keputusan investasi modal adalah salah satu keputusan yang terpenting yang dibuat
oleh para manajer. Keputusan investasi modal yang buruk dapat menimbulkan
malapetaka. Contohnya, kegagalan berinvestasi pada sistem produksi yang
diotomatisasi ketika para pesaing sudah menerapkan sistem tersebut, dapat
menimbulkan kerugian yang cukup besar dalam pangsa pasar karena ketidakmampuan
perusahaan untuk bersaing berbasiskan kualitas, biaya, dan waktu pengiriman.
Membuat keputusan investasi modal yang tepat merupakan hal yang mutlak untuk
kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang.
Proyek-Proyek Independen dan Mutually Exclusive
Proses pengambilan keputusan investasi modal sering disebut sebagai penganggaran
modal. Dua jenis penganggaran modal adalah proyek independen dan proyek
mutually exclusive.
 Proyek independen adalah proyek yang, jika diterima atau ditolak tidak akan
mempengaruhi arus kas proyek-proyek yang lain. Contohnya, keputusan Hard
Rock untuk mendirikan kafe di Argentina tidak akan dipengaruhi oleh
keputusannya untuk mendirikan kafe baru di Singapura. Proyek-proyek
tersebut adalah keputusan investasi modal yang bersifat independen.
 Proyek mutually exclusive adalah proyek-proyek yang, jika diterima, akan
membuat semua proyek lain yang bersaing menjadi tidak diterima. Contohnya,
setiap kali Hard Rock mendirikan kafe baru, Hard Rock memasang peralatan
dapur dan bar. Beberapa peralatan menggunakan teknologi standar, sementara
beberapa pilihan peralatan lainnya menawarkan teknologi yang lebih maju dan
menghemat pemakaian energi. Jika salah satu jenis peralatan dipilih maka
peralatan lainnya tidak akan dipilih; kedua peralatan tersebut bersifat mutually
exclusive.
Membuat Keputusan Investasi Modal

Pada umumnya, investasi modal yang baik akan dapat mengembalikan


pengeluaran modal awalnya, selama masa investasi modal tersebut dan pada saat
yang bersamaan, memberikan imbal hasil yang layak atas investasi awal. Setelah
membuat penilaian tersebut, para manajer harus menentukan akseptabilitas dari
proyek-proyek yang bersifat independen dan membandingkan proyek-proyek yang
bersaing berdasarkan manfaat-manfaat ekonomis.

Namun, apakah yang dimaksud dengan imbal hasil yang layak? Secara umum,
setiap proyek baru harus menutupi biaya peluang (opportunity cost) dari dana
yang diinvestasikan. Sebagai contoh, jika sebuah perusahaan mengambil dana dari
reksadana pasar uang yang menghasilkan keuntungan sebesar 4 persen dan
menginvestasikannya ke sebuah proyek baru maka proyek tersebut harus
memberikan imbal hasil paling sedikit 4 persen (imbal hasil yang dapat diperoleh
jika dana tersebut diinvestasikan dalam reksadana pasar uang). Kenyataannya,
dana untuk berinvestasi sering kali berasal dari berbagai sumber berbeda- setiap
sumber dana tersebut mewakili biaya peluang yang berbeda. Imbal hasil yang
harus diperoleh adalah gabungan dari beberapa biaya peluang dari berbagai
sumber berbeda. Oleh karena itu, jika sebuah perusahaan menggunakan dua
sumber dana, satu sumber dana dengan biaya peluang sebesar 4 persen dan
sumber dana yang lainnya memiliki biaya peluang sebesar 6 persen maka imbal
hasil yang harus diperoleh adalah antara 4 sampai 6 persen, tergantung proporsi
jumlah setiap sumber dana terhadap total dana. Selain itu, biasanya juga
diasumsikan bahwa para manajer harus memiliki proyek-proyek yang dapat
memaksimalkan kekayaan pemilik perusahaan.

Untuk membuat keputusan investasi modal, seorang manajer harus:

 Memperkirakan jumlah dan waktu dari arus kas


 Menilai risiko dari investasi
 Mempertimbangkan pengaruh dari proyek terhadap laba perusahaan.

Hard Rock tidak mengalami kesulitan dalam memperkirakan biaya yang


akan dikeluarkan untuk pembukaan kafe barunya (jumlah investasi yang
dibutuhkan). Namun, memperkirakan arus kas di masa depan jauh lebih
menantang. Contohnya, Hard Rock memperkirakan penjualan di kafe barunya
dengan memperhatikan penjualan di kafe-kafe yang telah ada dengan ukuran dan
kondisi yang hampir sama. Kemudian, faktor-faktor lokal seperti demografi,
kondisi ekonomi, persaingan, dan pengetahuan mengenai merk Hard Rock juga
dipertimbangkan. Setelah semua faktor tersebut diperhitungkan, dua perkiraan
penjualan dibuat untuk periode 10 tahun, yaitu (1) skenario yang mungkin terjadi
dan (2) skenario terburuk. Penjualan juga dibagi ke dalam empat sumber, yaitu
Restoran, Katering, Bar, dan Eceran. Pembagian ini penting karena setiap wilayah
pendapatan memiliki struktur biaya bahan baku dan tenaga kerja yang berbeda.
Hal ini memungkinkan dilakukannya perkiraan terhadap biaya operasi.
Berdasarkan biaya dan pendapatan yang diperkirakan, arus kas di masa dengan
kemudian dapat dihitung. Tentu saja, saat keakuratan perkiraan akan arus kas
meningkat maka keandalan keputusan juga semakin membaik.

Para manajer harus menetapkan tujuan dan prioritas untuk investasi


modal. Mereka juga harus menentukan beberapa kriteria dasar dalam proses
penerimaan atau penolakan terhadap suatu investasi yang diusulkan. Di bab ini,
kita akan mempelajari empat metode dasar yang dapat mengarahkan para manajer
dalam pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak investasi-investasi
yang potensial. Metode-metode tersebut terdiri atas pendekatan keputusan
diskonto dan non-diskonto (dua metode dibahas untuk setiap pendekatan).
Metode diskonto diterapkan untuk keputusan investasi yang melibatkan proyek-
proyek dengan sifat, baik independen maupun mutually exclusive.

Perhatikan, untuk memudahkan, walaupun meramalkan arus kas di masa


depan merupakan bagian penting dari proses investasi modal, kami akan
membahas metodologi-metodologi peramalan dalam mata ajar lanjutan. Selain
itu, perkiraan arus kas seharusnya merupakan arus kas setelah pajak. Pajak
memiliki peranan penting dalam mengembangkan penilaian arus kas. Namun,
dalam bab ini, pengaruh pajak dikesampingkan atau arus kas dianggap sebagai
arus kas setelah pajak. Oleh karena itu, arus kas setelah pajak diasumsikan sudah
diketahui dan titik berat dalam bab ini adalah membuat keputusan investasi modal
berdasarkan arus kas yang ada.
B. MODEL NON-DISKONTO PERIODE PENGEMBALIAN MODAL DAN
TINGKAT IMBAL HASIL AKUNTANSI
Model keputusan investasi modal dasar dapat dibagi menjadi 2 kelompok utama, yaitu
model non-diskonto dan model diskonto.
 Model non-diskonto mengabaikan nilai waktu dari uang (time value of money)
 Model diskonto memperhitungkan nilai waktu dari uang.

Periode Pengembalian Modal (Payback Period)

Salah satu model dari non-diskonto adalah periode pengembalian modal. Periode
pengembalian modal adalah waktu yang dibutuhkan oleh sebuah perusahaan untuk
memperoleh kembali investasi awalnya. Jika jumlahnya arus kas dari sebuah proyek
memiliki jumlah yang sama di setiap periode maka rumus berikut dapat digunakan
untuk menghitung periode pengembalian modal.

𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 𝐴𝑤𝑎𝑙
Periode Pengembalian Modal= 𝐴𝑟𝑢𝑠 𝐾𝑎𝑠 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛𝑎𝑛

Namun, jika jumlah arus kas tidak sama untuk setiap periode maka periode
pengembalian modal dihitung dengan menambahkan arus kas tahunan sampai pada
suatu waktu saat investasi awal telah diperoleh kembali. Jika hanya beberapa bulan
yang diperlukan, arus kas diasumsikan terjadi merata sepanjang tahun.

Menggunakan Periode Pengembalian Modal untuk Menilai Risiko

Salah satu penggunaan periode pengembalian modal adalah menetapkan


periode pengembalian modal maksimum untuk semua proyek dan menolak setiap
proyek yang periode pengembalian modalnya melebihi tingkatan tersebut. Mengapa
sebuah perusahaan menggunakan periode pengembalian modal dengan cara seperti
itu? beberapa analisis berpendapat bahwa periode pengembalian modal dapat
digunakan sebagai ukuran risiko secara garis besar, dengan pandangan bahwa
semakin lama waktu yang dibutuhkan oleh sebuah proyek untuk mengembalikan
investasi awalnya, semakin berisiko proyek tersebut. Selain itu, perusahaan-
perusahaan dengan arus kas yang lebih berisiko umumnya memerlukan periode
pengembalian modal yang lebih singkat dibandingkan perusahaan yang berada dalam
kondisi normal. Selain itu, perusahaan-perusahaan yang memiliki permasalahan
likuiditas akan lebih tertarik dengan periode pengembalian modal yang cepat.
Kekawatiran penting lainnya adalah keusangan. Dalam beberapa industri, risiko
terjadinya keusangan cukup tinggi. Perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam
industri tersebut, misalnya perusahaan yang memproduksi komputer. Mereka akan
lebih tertarik terhadap investasi dengan tingkat pengembalian modal yang cepat.

Keputusan Beretika

Manajer-manajer yang berwenang untuk membuat keputusan investasi modal


harus memilih investasi-investasi dengan periode pengembalian modal yang cepat dan
tidak mengutamakan kepentingan pribadinya. Jika kinerja seorang manajer diukur
dengan menggunakan kriteria jangka pendek seperti laba netto tahunan, proyek-
proyek dengan periode pengembalian modal yang cepat barangkali dipilih agar
memperlihatkan peningkatan laba netto dan arus kas secepat mungkin.

Menggunakan Periode Pengembalian Modal untuk Memilih di antara Beberapa


Pilihan

Dengan pendekatan periode pengembalian modal, investasi dengan periode


pengembalian modal yang terpendek lebih disukai dibandingkan dengan investasi
yang memiliki periode pengembalian modal yang lebih panjang. Namun, penggunaan
periode pengembalian modal ini tidak banyak digunakan karena ukuran-ukurannya
memiliki dua kelemahan utama berikut:

 Periode pengembalian modal mengabaikan kinerja arus kas investasi setelah


periode pengembalian modal
 Periode pengembalian modal mengabaikan nilai waktu dari uang.

Asumsikan bahwa sebuah perusahaan konstruksi sedang mempertimbangkan


dua jenis sistem computer-aided design (CAD), yaitu CAD-A dan CAD-B. Setiap
sistem membutuhkan pengeluaran awal sebesar $150.000, memiliki masa manfaat
selam 5 tahun dan memperlihatkan arus kas tahunan berikut.

Investasi Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5


CAD-A $90.000 $60.000 $50.000 $50.000 $50.000
CAD-B 40.000 110.000 25.000 25.000 25.000

Tingkat Imbal Hasil Akuntansi (Accounting Rate of Return)


Tingkat imbal hasil akuntansi mengukur imbal hasil sebuah proyek dalam
bentuk laba, kebaikan dari penggunaan arus kas proyek. Tingakt imbal hasil akuntansi
dihitung dengan rumus berikut:

𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑅𝑎𝑡𝑎
Tingkat Imbal Hasil akuntansi = 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 𝐴𝑤𝑎𝑙

Laba rata-rata sebuah proyek diperioleh dengan menambahkan laba neto yang
diperoleh setiap tahun dari sebuah proyek dan kemudian membagi jumalah laba
tersebut dengan jumlah tahun.

Keterbatasan tingkat Imbal Hasil Akuntansi

Tingkat imbal hasil akuntansi mempertimbangkan tingkat keuntungan proyek.


Namun, tingkat imbal hasil akuntansi memiliki kelemahan potensial lainnya sebagai
berikut:

 Mengabaikan nilai waktu dari uang


 Ketergantungan pada laba neto
 Insentif manajer
C. Model Diskonto: Metode Nilai Sekarang Bersih
Definisi Nilai Sekarang Bersih
Nilai sekarang bersih (net present value-NPV) adalah selisih antara nilai sekarang
arus kas masuk dan nilai sekarang arus kas keluar dari sebuah proyek.
𝐶𝐹𝑡
𝑁𝑃𝑉 = [∑ ]−𝐼
(1 + 𝑖)𝑡
= [∑ 𝐶𝐹𝑡 𝑑𝑓𝑡 ] − 𝐼
= P-I

Keterangan:

I = nilai sekarang dari biaya proyek (biasanya pengeluaran kas awal)

CFt = arus kas yang akan diterima t, dengan t= 1...n

i = tingkat imbal hasil yang dipersyaratkan

t = periode waktu

P = nilai sekarang dari arus kas masuk proyek di masa depan


dft = 1/(1+i )t, faktor potongan harga

NPV mengukur tingkat keuntungan dari sebuah investasi. NPV yang positif
menunjukkan bahwa investasi meningkatkan kekayaan perusahaan. Untuk
menggunakan metode NPV, tingkat imbal hasil yang dipersyaratkan harus
didefinisikan. Tingkat imbal hasil yang dipersyaratkan (required rate of return)
adalah tingkat imbal hasil minimum yang dapat diterima yang juga dikenal sebgai
tingkat diskonto, hurdle rate, dan biaya modal. Menurut teori, jika arus kas di masa
depan diketahui dengan pasti maka tingkat imbal hasil yang dipersyaratkan yang benar
adalah biaya modal (cost of capital) perusahaan. Dalam praktiknya, arus kas di masa
depan bersifat tidak pasti dan para manajer sering kali memilih tingkat diskonto yang
lebih besar dibandingkan dengan biaya modal jika berkaitan dengan ketidakpastian.
Namun, jika tingkat diskonto yang dipilih terlalu tinggi maka akan membuat proses
pemilihan terhadap investasi jangka pendek menjadi bias. Karena risiko menjadi sangat
konservatif maka mungkin lebih baik menggunakan biaya modal sebagai tingkat
diskonto dan menemukan pendekatan lainnya jika berkaitan dengan ketidakpastian.

Setelah NPV suatu proyek dihitung maka NPV dapat digunakan untuk menentukan
apakah akan menerima atau menolak sebuah investasi.

1. Jika NPV lebih besar dari nol maka investasi tersebut menguntungkan sehingga
dapat diterima. NPV yang positif menandakan bahwa (a) investasi awal telah
terpulihkan, (b) tingkat imbal hasil yang dipersyaratkan telah terpulihkan, dan (c)
imbal hasil di atas (a) dan (b) telah diterima.
2. Jika NPV sama dengan nol, pengambil keputusan akan mendapati bahwa
penerimaan dan penolakan atas sebuah investasi sama besarnya.
3. Jika NPV kurang dari nol, investasi harus ditolak. Dalam contoh ini berarti bahwa
keuntungan lebih rendah dibandingkan dengan tingkat imbal hasil yang
dipersyaratkan.

Mengilustrasikan Hubungan: NPV, Tingkat Diskonto, dan Arus Kas

Memperkirakan arus kas biasanya tidak mudah dan tentu saja merupakan sumber risiko
utama dalam keputusan penganggaran modal. Tingkat diskonto adalah tingkat imbal
hasil minimum yang dapat diterima dan, dengan kepastian, akan sesuai dengan biaya
modal perusahaan. Karena adanya ketidakpastian dalam arus kas di masa depan,
perusahaan dapat menggunakan tingkat diskonto yang lebih tinggi dibandingkan biaya
modalnya. Hal lain yang juga biasa dilakukan adalah menyediakan skenario arus kas
yang pesimistis dan skenario yang paling mungkin terjadi untuk membantu menilai
risiko proyek (seperti dilakukan Hard Rock). Saat tingkat diskonto meningkat, nilai
sekarang dari arus kas di masa depan akan menurun sehingga sulit bagi suatu proyek
untuk mencapai NPV yang positif. Alternatifnya, menetapkan penilaian yang pesimistis
dan yang mungkin terjadi dari arus kas juga memungkinkan para manajer untuk
mengetahui pengaruh dari perbedaan dalam perkiraan arus kas pada keberhasilan
sebuah proyek seperti diukur oleh NPV. Mengilustrasikan hubungan antara tingkat
diskonto dan arus kas memberikan wawasan yang mendalam, tentang kelayakan
ekonomis dari sebuah proyek.

Untuk keperluan ilustrasi, anggap bahwa taman hiburan sedang


mempertimbangkan sebuah investasi dalam kendaraan baru yang memiliki data sebagai
berikut.

Investasi $3.500.000

Arus kas tahunan yang mungkin terjadi $1.200.000

Arus kas tahunan yang pesimistis $ 800.000

Kisaran tingkat diskonto 0,08 - 0,12 inkremental 0,02

Biaya modal yang diharapkan 0,10

Masa proyek 6 tahun

Tampilan 14.1
Menggunakan informasi tersebut, NPV dihitung dan digambarkan pada
tingkat diskonto yang berbeda-beda (menungkat sebesar 0,02 untuk kisaran
yang ditandai) untuk setiap arus kas. Tampilan 14.1 mengilustrasikan
hubungan antara NPV dan tingkat diskonto. Untuk skenario arus kas yang
mungkin, proyek tersebut memiliki NPVyang positif untuk semua tingkat
diskonto. Untuk skenario yang terburuk, NPV negatif untuk empat tingkat
diskonto tertinggi, nol (sebenarnya negatif) untuk tingkat diskonto 10 persen
dan menjadi positif saat tingkat diskonto sebesar 8 persen.

Untuk biaya modal yang diharapkan sebesar 10 persen, perkiraan


terburuk adalah NPV mendekati nol (-$16.000)./ oleh karena itu, investasi
tersebut terlihat cukup aman karena kecil kemungkinan terjadi kerugian pada
proyek tersebut. Menggunakan Panel A dan B menghasilkan pemahaman yang
baik ke dalam keberlangsungan risiko dan ekonomis dari proyek yang
diusulkan.

D. TINGKAT IMBAL HASIL INTERNAL (INTERNAL RATE OF RETURN)

Definisi Tingkat Imbalan Hasil Internal

Tingkat imbal hasil internal (Internal rate of return- IRR) didefinisikan sebagai tingkat
suku bunga yang membuat nilai sekarang dari arus kas proyek sama dengan nilai sekarang
dari biaya proyek. Dengan kata lain, IRR adalah tingkat suku bunga yang membuat NVP
sebuah proyek menjadi nol. Persamaan berikut dapat digunakan menentukaan IRR sebuah
proyek.

I =∑ CFt / (1 + i)t

Keterangan: t = 1,….., n

Sisi kakan dari persamaan tersebut adalah nilai sekarang dari arus kas masa depan dan sisi
kiri adalah nilai investasi. I, CF, dan t diketahui. Oleh karena itu, IRR (tingkat suku bunga, i,
dalm persamaan) dapat diperoleh dengan melakukan serangkaian uji coba. Setelah IRR untuk
sebuah proyek selesai dihitung maka IRR tersebut akan dibandingkan dengan tingkat imbal
hasil yang dipersyaratkan perusahaan
1. Jika IRR lebih besar daripada tingkat imbal hasil yang dipersyaratkan, proyek
dinyatakan dapat diterima
2. Jika IRR lebih kecil daripada tingkat imbal ]hasil yang dipersyaratkan, proyek ditolak
3. Jika IRR sama dengan tingkat imbal yang dipersyaratkan, perusahaan sama saja
dengan tingkat imbal, apakah akan menerima atau menolak usulan investasi.

IRR adalah teknik investasi modal yang paling banyak digunakan. Salah satu alasan
IRR menjadi populer mungkin karena IRR adalah tingkat imbal hasil, sebuah konsep yang
membuat manajer merasa nyaman menggunakannya. Kemungkinan lainnya manajer
mungkin percaya (dalam banyak kasus, tidak benar) bahwa IRR adalah tingkat imbal hasil
majemuk aktual atau sebenarnya yang didapatkan oleh investasi awal. Apapun alasan yang
mrmbuat IRR menjadi populer, pemahaman dasar tentang IRR ini perlukan.

E. KEGIATAN PASCA-AUDIT UNTUK PROYEK-PROYEK MODAL

Elemen penting proses incestasi modal adalah analisis tindak lanjut dari proyek modal
setelah diterapkan. Analisis tersebut dikenal sebagai kegiatan pasca-audit. Kegiatan pasca-
audit (postaudit) membandingkan keuntungan akatual dengan biaya operasin aktual dengan
keuntungan yang diperkirakan. Kegaitan pasca-audit mengevaluasi hasil keseluruhan dari
investasi dan mengusulkan tindakan perbaikan jika diperlukan. Contoh kasus di dunia nyata
berikut ini mengilustrasikan manfaat dari kegiatan pasca-audit.

Keuntungan Pasca-audit

Perusahaan-perusahaan yang melaksanakan kegiatan pasca-audit terhadap proyek-


proyrk investasi modalnya memperoleh sejumlah keuntungan seperti berikut ini.

1. Alokasi Sumber Daya ; Dengan mengevaluasi tingkat keuntungan, kegiatan pasca-


audit memastikan bahwa sumber daya digunakan secara bijaksana.
2. Pengaruh Positif terhadap Perilaku Manajer : Jika para manajer bertanggung jawab
terhadap hasil dari keputusan investasi modal, mereka kemungkinan akan mengabil
keputusan untuk kepentingan terbaik perusahaan. Selain itu, kegiatan pasca-audit
memberikan upaya umpan balik kepada para manajer yang seharusnya membantu
memperbaiki pengambilan keputusan di masa depan.
3. Perspektif Independen : Untuk Honley Medical, kegiatan pasca-audit dilaksanakan
oleh staf audit intern. Secara umum, hasil yang lebih objektif akan diperoleh jika
kegiatan pasca-audit dilakukan oleh pihak yang independen.
Keterbatasan Kegiatan Pasca-audit

Kegiatan pasca-audit tidak murah. Selain itu. Meski kegiatan pasca-audit dapat
memberikan manfaat yang signifikan, kegiatan pasca-audit juga memiliki keterbatasan.
Keterbatasan yang paling jelas, yaitu adanya kenyataan bahwa asumsi-asumsi yang
mendasari analisis awal mungkin menjadi sering tidaj sahih oleh perubahan-perubahan dalam
lingkungan operasi actual. Akuntabilitas harus memenuhi syarat batar tertentu atas
kemustahilan untuk memperkirakan semua kemungkinannya.

F. PROYEK-PROYEK MUTUALLY EXCLUSIVE

Banyak keputusan investasi modal berhadapan dengan proyek-proyek yang bersifat


mutually excluif.. Dapat diperlihatkan pula bahwa model NPV biasanya lebih disukai dari
pada model IRR pada saat harus memilih proyek-proyek yang bersifat mutually excluif.

Nilai Sekarang Bersih Dibandingkan dengan Tingkat Imbal Hasil Internal

NPV dan IRR menghasilkan keputusan yang sama untuk proyek-proyek yang bersifat
independen. Sebagai contoh, jika NPV lebih besar dari nol maka IRR juga lebih besar
dibandingkan dengan tinngkat imbal hasil yang dipersyaratkan. Kedua model tersebut
memberikan pertunjuk mengenai keputusan yang tepat. Namun untuk proyek-proyek yang
saling bersaing, kedua metode tersebut dapat memberikan hasil yang berbeda.

NPV berbeda dengan IRR dalam dua hal berikut :

1. Metode NPV mengasumsikan bahwa setiap arus kas masuk yang diterima
diinvestasikan kembali pada tingkat imbal hasil yang dipersyaratkan, sedangkan
metode IRR mengasumsikan bahwa setiap arus kas masuk diinvestasikan kembali
pada nilai IRR.
2. Metode NPV mengukur keuntungan dalam nilai absolute, sedangkan metode IRR
mengukur keuntungan dalam nilai relative.

Perbedaan tersebut diringkas dalam Tampilan 14.2


Karena NPV mengukur pengaruh proyek-proyek yang bersaing terhadap nilai
perusahaan, memilih proyek dengan NPV terbesar akan salaras dengan memaksimalkan
kekayaan para pemegang saham. Di sisi lain, IRR tidak secara konsisten menghasilkan
pilihan-pilihan yang akan memaksimalkan kekayaan. IRR sebagai ukuran tingkat keuntungan
yang relatif memiliki hal yang baik dalam mengukur secara akurat tingkat imbal hasil dari
dana yang tetap diinvestasikan di internal. Namun, memaksimalkan IRR tidak berarti
memaksimalkan kekayaan perusahaan karena IRR, sesuai dengan sifatnya,
mempertimbangakan jumlah dolar absolut yang disumbangkan oleh proyekk. Dalam analisis
terakhir, yang dihitung adalah total dolar yang diperoleh – keuntungan absolut – bukan
keuntungan relatif. Oleh karena itu, NPV, bukan IRR, yang harus digunakan untuk memilih
di antara proyek-proyek yang bersifat mutually exclusive yang saling bersaing atau di antara
proyek-proyek yang saling bersaing saat dana yang akan diinvestasikan terbatas.

Proyek yang independen dapat diterima jika NPV proyek tersebut positif. Untuk
proyek-proyek yang bersifat mutually exclusive, proyek dengan NPV tertinggi yang akan
dipilih. Terdapat tiga langkah dalam memilih proyek terbaik dari beberapa proyek yang
saling bersaing

Langkah 1 : menilai pola arus kas untuk setiap proyek

Langkah 2 : hitung NPV untuk setiap proyek

Langkah 3 : tentukan proyek dengan NPV terbesar.

perencanaan strategis yang serius,tetapi pengaruhnya mungkin sangat penting. Jika


keuntungan tersebut telah diabaikan atau tidak diperhatikan maka NPV akan menjadi negatif
dan pilihan investasi akan ditolak

Nilai sekarang ($3.000.000x5,65022) $16.950.660

Investasi 18.000.000

NPV $(1.049.340)

LAMPIRAN 14A: KONSEP NILAI SEKARANG

Fitur penting dari uang adalah uang dapat diinvestasikan dan memperoleh bunga. Satu dolar
pada hari ini tidak sama dengan satu dolar pada keesokan hari. Prinsip dasar tersebut adalah
hal yang menjadi landasan metode diskonto. Metode diskonto bergantung pada hubungan
antara dollar saat ini dan dolar di masa depan. Oleh karena itu, untuk menggunakan metode
diskonto, kita harus memahami hubungan tersebut.

Nilai Masa Depan (Future Value)

Anggap sebuah bank menawarkan tingkat suku bunga tahunan sebesar 4 persen. Jika seorang
nasabah menginvestasikan $100, setelah 1 tahun, dia akan menerim nilai awainya sebesar
$100 ditambah $4 berupa bunga [$100 + (0.04)(100)] - (1 + 0,04)$100 = (1,04)($100) =
$104. Hasil ini dapat dinyatakan oleh persamaan beriku dengan F sebagai jumlah di masa
depan, Padalah pengeluaran awal atau saat ini, dan i adalah tingkat suku bunga.

𝐹 = 𝑃(1 + 𝑖)

Misalnya, F = $100 (1+0,04) = $100(1,04) = $104.

Sekarang, anggap bahwa bank yang sama menawarkan tingkat suku bunga 5 persen jika
pelanggan tidak mengambil simpanan awalnya, ditambah bunga, pada sebuah tabungan
selama 2tahun. Berapakah jumlah yang akan diterima oleh pelanggan pada akhir tahun ke-2?
Sekali lagi, asumsikan bahwa seorang pelanggan menginvestasikan dananya sebesar $100.
Menggunakan persamaan nilai masa depan, pelanggan akan memperoleh sebesar $105 pada
akhir Tahun ke-1:

F = $ 100 ( 1 + 0.05 ) = $ 100 ( 1,05 ) = $ 105

Jika jumlah tersebut dibiarkan saja di rekening untuk tahun kedua, persamaan tersebut
digunakan lagi dengan Psekarang diasumsikan menjadi $105. Di akhir tahun kedu total dana
yang ada di rekening adalah $110,25:

F = $105(1 + 0,05) = $105(1,05) = $110,25

Di tahun kedua, bunga yang diperoleh atas simpanan awal dan bunga yang d di tahun
pertama. Perolehan bunga atas bunga disebut dengan memajemukkan bunga(compounding of
interest). Nilai yang akan terakumulasi di akhir masa investasi, denganmengasumsikan imbal
hasil majemuk tertentu, adalah nilai masa depan. Nilai masa depan dari simpanan sebesar
$100 dalam contoh kedua adalah $110,25

Cara yang lebih langsung dalam menghitung nilai masa depan dimungkinkan. Karena
penerapan persamaan nilai masa depan dapat dinyatakan sebagai F = $105 = $100(1.05),
penerapan kedua dapat dinyatakan sebagai F = $105(1,05) = $100(1.05)(1,05)= $100(1.05)2 =
P( 1 + i )2. Hal ini berarti bahwa rumus memajemukkan bunga berikut untuk menghitung
jumlah selama periode n di masa depan.

F= P(1+i)

Nilai Sekarang (Present Value)

Seorang manajer sering kali harus menghitung, bukan nilai masa depan,tetapi jumlah yang
harus dinvestasikan sekarang agar memperoleh sejumlah nilai di masa depan. Jumlah yang
harus dinvestasikan sekarang untuk menghasilkan nilai masa depan dikenal sebagai nilai
sekarang (present value) dari jumlah di masa depan. Sebagai contoh, berapakah jumlah yang
harus dinvestasikan saat ini untuk memperoleh dana sebesar $363 dua tahun dari sekarang,
dengan mengasumsikan bahwa tingkat suku bunga sebesar 10 persen? Atau dengan kata lain,
berapakah nilai sekarang dari $363 yang akan diterima 2 tahun dari sekarang?

Dalam contoh tersebut, nilai masa depan, tahun, dan tingkat suku bunga semuanya diketahui.
Kita ingin mengetahui pengeluaran saat ini yang akan menghasilkan jumlah di masa depan.
Dalam persamaan memajemukkan bunga, variabel yang mewakili pengeluaran saat ini (nilai
sekarang dari F) adalah P. Oleh karena itu, untuk menghitung nilai sekarang dari pengeluaran
di masa depan, yang harus kita lakukan adalah memecahkan persamaan bunga majemuk
untuk P

Menggunakan persamaan nilai sekarang tersebut, kita dapat menghitung nilai sekarang dari
$363.

$363
𝑃=
(1 + 0,1)2

$363
= 1,21

= $300

Nilai sekarang, $300, adalah nilai saat ini untuk jumlah di masa depan sebesar $363.
Jika semua hal tetap sama, memiliki $300 hari ini sama dengan memiliki $363 untuk 2 tahun
dari sekarang. Dengan katalain, jika sebuah perusahan mensyaratkan tingkat imbal basil
sebesar 10 persen, jumlah tertinggi yang ingin dibayarkan oleh perusahaan saat ini adalah
$300 untuk setiap investasi yang akan menghasilkan $363 untuk2 tahun dari sekarang.
Proses perhitungan nilai sekarang dari arus kas di masa depan sering disebut sebagai
pendiskontoan (discounting). Oleh karena itu, kita mengatakan bahwa kita telah
mendiskontokan nilai masa depan sebesar $363 menjadi nilai sekarangnya sebesar $300.
Tingkat suku bunga yang digunakan untuk mendiskontokan arus kas mas depan adalah
tingkat suku bunga diskonto (discount rate). Pernyataan 1/(1+𝑖)n disebut dalam persamaan
nilai sekarang adalah faktor diskonto (discount faktor). Dengan membiarkan faktor diskonto
,disebutdf, sama dengan1/(1+𝑖)n, persamaan nilaisekarang dapat dinyatakan sebagai P-
F(𝑑𝑓)Untukmenyederhanakan perhitungan nilai sekarang, sebuah tabel faktor diskonto
diberikan untuk berbagai kombinasi 𝑖dan 𝑛 (mengacu ke Tampilan 14B.I dalam Lampiran
14B) sebagai contoh faktor diskonto untuk 𝑖 = 10 % dan 𝑛 = 2 adalah 0,82645 ( lihat ke
kolom 10% dai tabel dan kemudian turun ke baris kedua). Dengan faktor diskonto, nilai
sekarang $363 dihutung sebagai berikut :

P = F(df)

=$363 ×0,82645

= $300 (dibulatkan)

Nilai Sekarang dari Serangkaian Arus Kas yang Jumlahnya Berbeda

Tampilan 14B.1 dapat digunakan untuk menghitung nilai sekarang dari arus kas masa
depan tunggal atau rangkaian arus kas masa depan. Serangkaian arus kas masa depan disebut
dengan anuitas (annuity). Nilai sekarang dari anuitas diperoleh dengan menghitung nilai
sekarang dari setiap arus kas masa depan, kemudian dijumlahkan seluruhnya. Sebagai contoh,
anggap bahwa sebuah investasi diharapkan akan menghasilkan sejumlah arus kas tahunan
antara lain $110, S121, dan $133,10. Asumsikan tingkat diskonto sebesar 10 persen, nilai
sekarang dari serangkaian arus kas dihitung dalam Tampilan 14A.1.

Nilai Sekarang dari Serangkaian Arus Kas yang Jumlahnya Sama

Jika serangkaian arus kas memiliki jumlah yang sama, perhitungan nilai sekarang
anuitaslebih sederhana. Sebagai contoh, asumsikan bahwa sebuah investasi diharapkan
memberikan imbal hasil sebesar $100 per tahun selama 3 tahun. Menggunakan Nilai
Sekarang dari Serangkaian Arus Kas yang Berbeda Jumlahnya (Tampilan 14A.1)

Tahun Penerimaan Kas Faktor Diskonto Nilai Sekarang


1 $110,00 0,90909 $100,00
2 121,00 0,82645 100,00
3 133,10 0,75131 100,00
2,48685 $300,00
Tampilan 14A.2 Nilai Sekarang Anuitas

Tahun Penerimaan Kas Faktor Diskonto Nilai Sekarang


1 $100 0,90909 $90,91
2 100 0,82645 82,65
3 100 0,75131 75,13
2,48685 $248,69
Tampilan 14B.1 dan mengasumsikan tingkat diskonto sebesar 10 persen, nilai sekarang dari
anuitas dihitung dalam Tampilan 14A.2

Seperti juga serangkaian arus kas yang jumlahnya tidak sama, nilai sekarng dalam
Tampilan 14A.2 dihitung dengan mencari nilai sekarang dari setiap arus kas secara terpisah
dan kemudian menjumlahkan semua hasilnya. Namun, jika sebuah anuitas memperlihatkan
arus kas yang jumlahnya sama, perhitungan dapat dikurangi dari tiga menjadi satu seperti
dijelaskan dalam catatan kaki di Tampilan 14A.2. penjumlahan semua faktor diskonto
masing-masing dapat dianggap sebagai faktor diskonto untuk anuitas dari arus kas –arus kas
yang jumlahnya sama. Tabel faktor diskonto yang dapat digunakan untuk anuitas yang terdiri
atas arus kas- arus kas yang jumlahnya sama tersedia pada Tampilan 14B.2
LAMPIRAN 14B: TABEL NILAI SEKARANG

Anda mungkin juga menyukai