Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Kesatuan PDF
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Kesatuan PDF
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Kesatuan PDF
Disusun oleh
Kepala Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Ampang
Maman Firmansyah, SP
NIP. 19660925 198703 1 003
Diketahui oleh:
Disahkan oleh:
A.n. Menteri Kehutanan Republik Indonesia
Kepala Pusat Pengendalian Pembangunan Kehutanan Regional II
ii
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
Peta Situasi
KPHL Ampang Kabupaten Sumbawa
iii
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
Ringkasan Eksekutif
iv
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
v
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
Serangkaian strategi, program dan kegiatan yang tepat sudah tentu sangat
diperlukan dalam rangka mewujudkan visi dan misi KPHL Ampang yang
telah diuraikan diatas. Berdasarkan hal tersebut diatas, maka rencana
kegiatan pengelolaan hutan KPHL Ampang selanjutnya dijabarkan dalam
bentuk kegiatan-kegiatan yang disusun dalam rentang waktu 10 tahun mulai
dari tahun 2015-2024 meliputi: 1) inventarisasi berkala wilayah kelola dan
penataan hutan, 2) pemanfaatan hutan pada wilayah tertentu, 3)
pemberdayaan masyarakat, 4) pembinaan dan pemantauan (controlling)
pada areal KPHL yang telah ada ijin pemanfaatan dan penggunaan kawasan
hutan, 5) penyelenggaraan rehabilitasi pada areal diluar ijin, 6) pembinaan
dan pemantauan (controlling) pelaksanaan rehabilitasi dan reklamasi pada
areal yang sudah ada ijin pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan, 7)
penyelenggaraan perlindungan hutan dan konservasi alam, 8)
penyelenggaraan koordinasi dan sinkronisasi antar pemegang ijin, 9)
koordinasi dan sinergi dengan instansi dan stakeholder terkait, 10)
penyediaan dan peningkatan kapasitas SDM, 11) penyediaan pendanaan,
12) pengembangan database, 13) rasionalisasi wilayah kelola, 14) review
rencana pengelolaan, dan 15) pengembangan investasi.
vi
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
Berdasarkan hasil analisis proyeksi dari berbagai potensi yang dimiliki dan
dan memungkinkan untuk dikembangkan menjadi unit bisnis yang
menguntungkan di wilayah tertentu KPHL Ampang, maka ditetapkan prioritas
pembangunan bisnis utama (core business) pada rencana pengelolaan
hutan kurun waktu 2015-2024 akan difokuskan pada pengembangan 3 (tiga)
core business, yaitu; 1) Pembangunan kelas perusahaan kayu putih, 2)
Pembangunan kelas perusahaan ekowisata, dan 3) Pengelolaan dan
pengembangan hutan tanaman Jati.
Prakondisi seperti diuraikan diatas akan menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi
pengelola KPHL Ampang dalam rangka mewujudkan KPHL Ampang yang
mandiri melalui pengelolaan hutan khususnya di wilayah tertentu. Oleh
karenanya, rencana kegiatan pengelolaan hutan KPHL Ampang periode
tahun 2015-2024 difokuskan untuk dapat memenuhi prakondisi yang telah
ditetapkan. Secara teknis, uraian rencana kegiatan pengelolaan hutan KPHL
Ampang selama 10 tahun dijabarkan dalam bentuk program dan kegiatan
yang dapat mendukung pencapaian misi yang telah ditetapkan. Misi
pertama, yaitu mewujudkan areal kerja KPHL Ampang seluas 40.633,37 ha
yang mantap dijabarkan kedalam 1 program dan 3 kegiatan. Misi kedua,
yaitu mempertahankan dan memulihkan daya dukung DAS melalui kegiatan
perlindungan maupun rehabilitasi hutan dan lahan dijabarkan kedalam 2
program dan 15 kegiatan. Misi ketiga, yaitu mewujudkan kemandirian
pengelolaan hutan melalui pembangunan core business berbasis komoditi
dan jasa hasil hutan, dibawah iklim usaha yang kondusif dan nyaman
dengan skema kemitraan bersama masyarakat dan pihak ketiga dijabarkan
kedalam 7 program dan 23 kegiatan. Misi keempat, yaitu Meningkatkan
pengamanan hutan untuk mengurangi illegal logging, mendukung
vii
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
viii
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
Kata Pengantar
Akhir kata, semoga dokumen ini memberikan semangat dan manfaat dalam
mendorong operasionalisasi pengelolaan hutan KPHL Ampang sebagaimana
yang diharapkan. Terima kasih.
MAMAN FIRMANSYAH, SP
NIP. 19630405 198903 1 019
ix
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
Daftar Isi
x
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
Lampiran-lampiran_ [125]
xi
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
Daftar Tabel
xii
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
Tabel 4.5. Tipologi Hutan dan Potensi Madu di Kabupaten Sumbawa_ [61]
Tabel 4.6. Kriteria Umum Biofisik Kesesuaian Lahan untuk Pengembangan
Komoditi Kayu dan Bukan Kayu di KPHL Ampang_ [66]
Tabel 4.7. Nama, Luas dan Jumlah Desa Menurut Kecamatan di KPHL
Ampang Tahun 2012_ [71]
Tabel 5.1. Uraian Kegiatan Inventarisasi Berkala pada KPHL Ampang_ [84]
Tabel 5.8. Rincian Lokasi, Luas Blok, Prioritas, Kelompok, Sasaran pada
Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat KPHL Ampang_ [97]
Tabel 5.10. Sebaran dan Tingkat Kekritisan Lahan KPHL Ampang_ [100]
Tabel 5.13. Matrik Rencana Kegiatan KPHL Ampang Periode Tahun 2015-
2024_ [114]
xiii
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
Daftar Gambar
xiv
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
Gambar 4.14. Peta Kesesuaian Lahan Budidaya Sengon Laut dan Jabon _
[70]
Gambar 4.15. Bagan Struktur UPTD KPHL Ampang Saat Ini_ [73]
Gambar 4.16. Peta Lokasi Rencana Pengembangan Kayu Putih _ [75]
Gambar 4.17. Peta Lokasi Rencana Pengembangan Jati _ [76]
Gambar 4.18. Peta Lokasi Rencana Pengembangan Kenanga _ [77]
Gambar 4.19. Peta Lokasi Rencana Pengembangan Nyamplung _ [78]
Gambar 4.20. Peta Lokasi Rencana Pengembangan Sengon Laut dan Jabon
_ [79]
Gambar 5.1. Bagan Struktur UPTD KPHL Ampang Kedepan_ [105]
xv
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
Daftar Lampiran
xvi
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
xvii
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
BAB 1
PENDAHULUAN
2
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
3
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
4
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
1.3 Sasaran
Ruang lingkup dari kegiatan pengelolaan hutan KPHL Ampang periode tahun
2015-2024, yaitu:
5
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
6
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan
memelihara kesuburan tanah.
5. Hutan Produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok
memproduksi hasil hutan.
6. Hutan Produksi Terbatas selanjutnya disingkat HPT adalah kawasan
hutan dengan faktor-faktor kelas lereng, jenis tanah dan intensitas hujan
setelah masing-masing dengan angka penimbang mempunyai jumlah
nilai antara 125-174, diluar kawasan hutan lindung, hutan suaka alam,
hutan pelestarian alam, dan taman buru.
7. Hutan Produksi Tetap adalah merupakan hutan yang dapat dieksploitasi
dengan perlakuan cara tebang pilih maupun dengan cara tebang habis.
8. Hasil Hutan adalah aneka produk berupa barang dan atau jasa yang
diperoleh atau berasal dari sumberdaya hutan yang dapat dimanfaatkan
dan atau diperdagangkan.
9. Hasil Hutan Bukan Kayu selanjutnya disingkat HHBK adalah hasil hutan
hayati baik nabati maupun hewani dan turunannya yang berasal dari
hutan kecuali kayu.
10. Konservasi adalah upaya mempertahankan, meningkatkan dan atau
mengembalikan daya dukung lahan hutan, untuk menjamin kelestarian
fungsi dan manfaat lahan hutan yang bersangkutan, melalui pemanfaatan
secara bijaksana.
11. Rehabilitasi Hutan dan Lahan adalah upaya-upaya pemulihan, dan
peningkatan fungsi lahan dan hutan sehingga daya dukung, produktivitas
dan peranannya dalam mendukung sistem penyangga kehidupan tetap
berjalan.
12. Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu wilayah daratan yang
merupakan suatu kesatuan ekosistem dengan sungai dan anak sungai
yang berfungsi menampung, menyimpan dan mengalirkan air yang
berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas
di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan
daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan.
7
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
13. Penataan Hutan (Tata Hutan) adalah kegiatan rancang bangun unit
pengelolaan hutan, mencakup pengelompokkan sumberdaya hutan
sesuai dengan tipe ekosistem dan potensi yang terkandung didalamnya
dengan tujuan untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya bagi
masyarakat secara lestari.
14. Inventarisasi Hutan adalah suatu rangkaian kegiatan yang terdiri dari
penataan batas, inventarisasi hutan, pembagian hutan, pembukaan
wilayah hutan, pengukuran dan pemetaan.
15. Pengurusan Hutan adalah kegiatan penyelenggaraan hutan yang meliputi
perencanaan kehutanan, pengelolaan hutan, penelitian dan
pengembangan, pendidikan dan pelatihan, serta penyuluhan kehutanan
dan pengawasan.
16. Pengelolaan Hutan adalah suatu kegiatan pengurusan hutan yang
meliputi kegiatan tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan hutan,
pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan, rehabilitasi dan
reklamasi hutan, serta perlindungan hutan dan konservasi alam.
17. Pemanfaatan Hutan adalah bentuk kegiatan pemanfaatan
kawasan hutan, pemanfaatan jasa lingkungan, pemanfaatan hasil hutan
kayu dan bukan kayu serta memungut hasil hutan kayu dan bukan kayu
secara optimal dan adil untuk kesejahteraan masyarakat dengan tetap
menjaga kelestariannya.
18. Perencanaan Kehutanan adalah proses penetapan tujuan, penentuan
kegiatan dan perangkat yang diperlukan dalam pengurusan hutan lestari
untuk memberikan pedoman dan arah guna menjamin tercapainya tujuan
penyelenggaraan kehutanan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat
yang berkeadilan dan berkelanjutan.
19. Pengusahaan hutan adalah upaya pemanfaatan sumberdaya hutan
berdasarkan azas kelestarian fungsi dan azas perusahaan yang meliputi
penanaman, pemeliharaan dan pengamanan, pemanenan hasil, serta
pengolahan dan pemasaran hasil hutan.
8
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
9
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
10
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
11
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
BAB 2
DESKRIPSI KAWASAN
2.1.1 Letak
2.1.2 Luas
13
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
Tabel 2.3. Nama dan Luas DAS yang masuk dalam Wilayah KPHL Ampang.
% Luas DAS
Luas DAS
Wilayah
masuk Wilayah Luas DAS
No. Nama DAS Ampang
KPHL Ampang Utuh (ha)
terhadap Luas
(ha)
DAS Utuh
1. Laju 2 1.059,1 1.875 56,5
2. Nangagali 3.064,4 23.039,7 13,3
3. Unter Kele 931,4 2.217,2 42
4. Bako 1.721 8.000,1 21,5
5. Bakumati 77,6 720,2 10,8
6. Bantingal 812,4 1.246,4 65,2
7. Baru 1.211,7 1.288,9 94
8. Batuanar 904,1 938,3 96,4
9. Beranten 641 678,7 94,5
10. Boal 16.428,2 30.812,4 53,3
11. Borang 515,9 817,5 63,1
12. Brang Rajakepe 144,5 211,8 68,3
13. Doro Sumpee 318,3 483,7 65,8
14. Ipil 64,1 254 25,2
15. Jambu 959,3 1.572,2 61
16. Kajah 230,8 481,9 47,9
17. Ketapang 338,3 630,2 53,7
18. Kokar Aipanam 385,8 836,7 46,1
14
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
% Luas DAS
Luas DAS
Wilayah
masuk Wilayah Luas DAS
No. Nama DAS Ampang
KPHL Ampang Utuh (ha)
terhadap Luas
(ha)
DAS Utuh
19. Kunil 1.432,4 1.797,3 79,7
20. Liwang 314,8 425,2 74,1
21. Pidang 790,8 934,1 84,7
22. Rak 1 191,3 191,4 100
23. Rak 11 311,2 311,3 100
24. Rak 12 54,4 54,5 99,8
25. Rak 13 75,5 75,6 99,9
26. Rak 14 12,1 12,1 100
27. Rak 15 9 9,1 99,9
28. Rak 16 51,5 51,6 100
29. Rak 17 30,1 30,1 99,9
30. Rak 18 69,2 69,2 100
31. Rak 19 49,9 49,9 100
32. Rak 2 8,3 8,3 99,9
33. Rak 3 130,5 130,5 100
34. Rak 4 192,5 192,5 100
35. Rak 5 362,8 362,9 100
36. Rak 6 548,1 548,4 100
37. Rak 7 97,6 97,6 100
38. Rak 8 71,9 71,9 100
39. Rak Selatan 28,4 28,4 99,9
40. Rak Utara 17,2 17,2 99,9
41. Rora 936,4 1.272,1 73,6
42. Sumberjaya 1.278,0 1.817,9 70,3
43. Sumpa 266,6 499,8 53,4
44. Tanjung Batu Anar 152,5 299,2 51
45. Teluk Batu Anar 295,8 328,2 90,1
46. Teluk Tiro 407,5 506,1 80,5
47. Tereng 1.969,7 2.167,5 90,9
48. Tero 460,7 711,1 64,8
49. Udang 110,1 365,7 30,1
Total 40.535,1 89.541 45,3
15
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
Hasil nyata dari kegiatan pembangunan fisik yang telah dilaksanakan selama
ini utamanya infrastruktur jalan yang ada di Kabupaten Sumbawa telah
berhasil menghubungkan hampir seluruh wilayah. Saat ini, semua desa
telah terhubung oleh jalan dengan transportasi kendaraan baik roda dua
maupun empat. Data dari Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sumbawa
tercatat bahwa panjang jalan di Kabupaten Sumbawa tahun 2012 adalah
1.580,16 km dengan rincian: panjang jalan negara/nasional sepanjang
221,77 km (14,03%), jalan provinsi 406,88 km (25,75%) dan jalan kabupaten
951,51 km (60,22%). Sementara panjang jalan menurut jenis permukaan
terdiri atas: jalan aspal 425,37 km (44,70%), jalan kerikil 205,19 km (21,56%)
dan jalan tanah 320,95 km (33,73%). Sedangkan panjang jalan berdasarkan
kondisinya sebagai berikut: kondisi baik 351,55 km (36,95%), kondisi sedang
124,57 km (13,09%), kondisi rusak 157,53 km (16,56%), dan kondisi rusak
berat 317,86 km (33,41%). Secara terperinci terkait kondisi jalan di
Kabupaten Sumbawa periode tahun 2008-2012 disajikan sebagaimana pada
Tabel 2.4 dan Tabel 2.5 dibawah ini.
16
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
Tabel 2.5. Panjang Jalan di Kabupaten Sumbawa menurut Kondisi dan Kelas
Jalan Tahun 2012.
Panjang Jalan (Km)
No. Uraian Rusak Rusak Belum
Baik Sedang
Ringan Berat Tembus
1. Jalan Nasional 127,52 42,74 30,41 21,10 -
2. Jalan Provinsi 125,65 39,95 34,60 82,78 83,90
3. Jalan Kabupaten 369,48 121,24 158,43 302,36 -
Jumlah 622,65 203,93 223,44 406,24 83,90
17
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
18
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
19
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
Secara teknis, pembagian luasan petak untuk blok yang terletak di hutan
lindung berkisar antara 80-120 Ha dan di hutan produksi berkisar antara 40-
60 Ha. Berdasarkan prosedur penataan hutan tersebut, maka kawasan
hutan KPHL Ampang yang terdiri dari fungsi lindung dan fungsi produksi
dibagi menjadi tujuh (7) blok, yang terdiri dari dua (2) blok di kawasan hutan
lindung dan lima (5) blok di kawasan hutan produksi terbatas dan tetap.
Kawasan hutan lindung terbagi atas blok inti dan blok pemanfaatan dengan
jumlah keseluruhan petak sebanyak 128 petak. Sementara untuk kawasan
hutan produksi (tetap dan terbatas) terbagi menjadi 5 (lima) blok, yaitu; blok
perlindungan, blok pemanfaatan kawasan, jasa lingkungan dan HHBK, blok
pemanfaatan HHK-HT dan HHK-HA, blok pemberdayaan masyarakat
dengan jumlah petak sebanyak 250 petak. Secara visual, pembagian blok
dan petak KPHL Ampang disajikan dalam bentuk peta dibawah ini.
20
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
21
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
22
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
23
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
24
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
25
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
Arahan
No. Arahan Blok Kelas Hutan Kegiatan Lokasi Luas (Ha)
Pemanfaatan
HHBK dan masyarakat
Ekowisata dan investor
KP Nyamplung Kelompok 445,64
Hutan
Santong
Labubaron
KP Kenanga Kelompok 1.421,52
Hutan
Ampang
Kampaja
3. Blok Kelas Hutan Pemanfaatan Kelompok 1.415,58
Pemanfaatan Produksi Hasil Hutan Hutan
HHK-HA Hutan Alam Kayu - Hutan Ampang
Rimba Alam (Jabon Kampaja
dan Sengon
Laut) model
kemitraan
dengan
investor
4. Blok Kelas Hutan Kelompok 575,40
Pemberdayaa Produksi Hutan Hutan
KP Kayu Putih
n Masyarakat Tanaman Ampang
Kampaja
Kelompok 560,19
Hutan
KP Nyamplung
Ampang
Kampaja
5. Blok Inti Kelas Hutan Pengembanga Kelompok 6.964,63
untuk n Madu Alam Hutan
Pengembanga dan Ampang
n HHBK Madu Perlindungan Kampaja
Alam serta
Perlindungan Pengawetan
dan Tata Air dan
Pengawetan Orologi
Tata Air serta Pengembanga Kelompok 1.273,32
Orologi n Madu Alam Hutan
dan Ampang
Perlindungan Kampaja
mata air
6. Blok Kelas Hutan Pengusahaan Kelompok 3.112,24
Pemanfaatan Lindung Hutan Hutan
HL Pemanfaatan Tanaman Ampang
HHBK HHBK UsaHa Kampaja
Kayu Putih dan
Madu model
kemitraan
dengan
masyarakat
26
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
Arahan
No. Arahan Blok Kelas Hutan Kegiatan Lokasi Luas (Ha)
Pemanfaatan
KP Kenanga Kelompok 723,39
Hutan
Ampang
Kampaja
KP Nyamplung Kelompok 3.883,26
Hutan
Ampang
Kampaja
Pengusahaan Kelompok 100,00
Hutan Hutan
Tanaman Ampang
HHBK UsaHa Kampaja
Pete model
kemitraan
dengan
masyarakat
Pengusahaan Kelompok 100,00
Hutan Hutan
Tanaman Ampang
HHBK UsaHa Kampaja
Asam model
kemitraan
dengan
masyarakat
Pengusahaan Kelompok 200,00
Hutan Hutan
Tanaman Ampang
HHBK UsaHa Kampaja
Kemiri model
kemitraan
dengan
masyarakat
Pengusahaan Kelompok 200,00
Hutan Hutan
Tanaman Ampang
HHBK UsaHa Kampaja
Durian model
kemitraan
dengan
masyarakat
Pengusahaan Kelompok 1,210.74
Hutan Hutan
Tanaman Ampang
HHBK Gaharu Kampaja
model
kemitraan
dengan
masyarakat
28.388,54
27
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
2.2.1 Iklim
28
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
29
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
Untuk jenis tanah, berdasarkan Peta Tanah Tinjau Indonesia (1965) yang
dikeluarkan oleh Lembaga Penelitian Tanah Bogor, jenis tanah yang
mendominasi wilayah KPHL Ampang di bagian selatan adalah Kelompok
Litosol Mediteran Coklat Kemerahan dan Mediteran Coklat (23.218,5 Ha atau
57.14%). Sementara di bagian utara jenis tanah yang mendominasi adalah
Komplek Mediteran Coklat dan Litosol (10.023,8 Ha atau 24,67%).
Gambaran secara umum sebaran jenis tanah di wilayah KPHL Ampang
dapat dilihat pada Gambar 2.8. dan Tabel 2.10.
30
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
2.2.3 Topografi
31
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
Kawasan KPHL Ampang yang berada dalam kondisi kritis, agak kritis dan
berpotensi kritis mencampai hampir 45%, sementara 55% lainnya yang
berada di kawasan hutan lindung dalam kondisi yang masih cukup baik dan
memiliki potensi untuk pengembangan HHBK.
32
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
Berdasarkan peta sebagaran tingkat bahaya erosi, 55% lebih kawasan KPHL
Ampang memiliki tingkat bahaya erosi berat dan sangat berat. Hal tersebut
terjadi mengingat kondisi topografi dan jenis tanah yang ada menjadikan
wilayah KPHL Ampang ini sangat rentan apabila berada dalam kondisi yang
terbuka, sehingga kedepan tutupan wilayah ini paling tidak harus tetap
dipertahan dan ditingkatkan agar wilayah dengan tingkat erosi yang berat ini
tidak semakin meluas.
33
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
34
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
35
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
36
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
Tabel 2.16. Potensi Luas Pertanaman Jati (eks Perum Perhutani) Menurut
Kecamatan dan Desa di Wilayah KPHL Ampang Tahun 2014.
No. Kecamatan Desa Luas (Ha)
1. Plampang Sepayung 2.207,24
Teluk Santong 186,35
SP III Prode 225,22
2. Empang Boal 1.056,45
Empang Atas 234,73
Jotang 547,85
Gapit 531,42
Pamanto 403,18
Total 5.392,44
Komoditi Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) pada hutan produksi dan hutan
lindung di wilayah KPHL Ampang cukup beragam jika ditinjau dari
kelimpahan jenisnya. Beberapa jenis komoditi HHBK yang terdapat di KPHL
37
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
Ampang, antara lain; madu, rotan, kesambi, asam, gaharu, jambu mente,
tanaman bawah tegakan dan pakan ternak. Berdasarkan kelimpahan jenis
komoditinya, secara keseluruhan potensi HHBK di KPHL Ampang dengan
menggunakan pendekatan equal interval masuk kategori sedang sampai
dengan tinggi.
38
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
yang masih dapat dijumpai di wilayah KPHL Ampang, antara lain: elang,
bangau, ayam hutan, ular phyton, rusa, burung koak kaok, burung punglor
dan kera. Sedangkan untuk jenis flora langka, antara lain: anggrek hutan
dan pakis.
Wilayah kelola KPHL Ampang memiliki potensi jasa lingkungan berupa air
maupun wisata alam. Sebagai gambaran, di KPHL Ampang terdapat sumber
mata air yang berada pada Kelompok Hutan Ampang Kampaja dimana
airnya sampai dengan saat ini dimanfaatkan oleh PDAM untuk memenuhi
kebutuhan air bersih (minum) masyarakat Kabupaten Sumbawa. Sedangkan
untuk potensi wisata alam, di KPHL Ampang semacam pulau kecil yang
bernama Pulau Rai Rakit seluas 2.311,58 ha yang tidak berpenghuni. Pada
musim kemarau, pulau tersebut disinggahi oleh segerombolan kerbau yang
menyeberangi selat dengan cara berenang menuju Pulau Rai Rakit dan
mendiami pulau tersebut untuk beberapa waktu.
39
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
agama dan kepercayaannya merupakan salah satu modal dasar yang cukup
signifikan dalam pengembangan sumber daya manusia.
Pada tahun 1511 M, ketika kerajaan Malaka yang beragama islam jatuh
ketangan Portugis, diperkirakan banyak orang-orang islam bugis yang ada di
Malaka bermigrasi ke P. Sumbawa dan menetap disana. Pada tahun 1618
M dibawah pimpinan Karaeng Moroangang dari kerajaan Goa (Sulawesi)
memperluas pengaruhnya dengan azas islam sehingga pengaruh Hindu
40
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
Berdasarkan fakta lapangan (de facto) sampai dengan saat ini (Tahun 2014)
tidak ada bentuk perijinan pemanfaatan maupun penggunaan kawasan hutan
yang direalisasikan di wilayah KPHL Ampang. Namun demikian,
berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kehutanan Provinsi NTB ada
beberapa jenis perijinan terkait dengan pemanfaatan dan penggunaan
kawasan hutan KPHL Ampang. Secara detail, informasi perijinan tersebut
disajikan pada Tabel 2.19 dibawah ini.
41
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
Nama
Kelompok Ijin
No. Pemegang Perijinan Luas (Ha) Ket.
Hutan Usaha
Ijin
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
No.
043.522/375/Ekon,
Tanggal 30 Juli
2009
Selain ijin-ijin yang diuraikan pada tabel diatas, informasi lainnya terkait
perijianan di KPHL Ampang terungkap juga bahwa selama ini telah ada ijin
pemanfaatan hutan di wilayah KPHL Ampang dalam skala yang kecil.
Misalnya Ijin Pemungutan Hasil Hutan Bukan Kayu (IPHHBK) Rotan dengan
masa ijin maksimal 1 (satu) tahun. Ijin pemungutan rotan di wilayah KPHL
Ampang Tahun 2006 sebanyak 100 ton oleh KUD Batu Anar/HM. Zain.
Tahun 2007 Pemegang Ijin Kelompok Tani Brang Durian sebanyak 183 ton
dan Kelompok Tani Gatrani Kemang Sempari/Sahabudin sebanyak 300 ton.
Disamping itu, kawasan hutan KPHL Ampang juga menjadi hulu dari Sub
DAS yang airnya dimanfaatkan oleh PDAM. Dimana sumberdaya air yang
dimanfaatkan oleh PDAM merupakan salah satu produk dari jasa ekosistem
hutan. Akan tetapi penggunaan dan pemanfaatan air dari kawasan hutan ini
belum menjadi bagian dari perijinan pemanfaatan kawasan hutan.
2.6 Posisi KPHL Ampang dalam Perspektif Tata Ruang Wilayah dan
Pembangunan Daerah
42
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
43
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
d) Banyak hilangnya patok batas kawasan, baik batas luar maupun batas
fungsi;
e) Dibeberapa wilayah hutan, telah terjadi alih fungsi kawasan menjadi
perkampungan, sawah maupun sarana publik seperti sekolah;
f) Belum adanya hak pemanfaatan oleh masyarakat, sehingga berpotensi
menjadi konflik kehutanan;
g) Konflik kawasan dengan masyarakat setempat;
h) Belum adanya kejelasan terhadap asset tegakan Perum Perhutani yang
tegas, meskipun telah ada Permenhut tentang Hutan Tanaman Hasil
Rehabilitasi (HTHR);
i) Belum adanya role model lokal (silvikultur, kesinambungan kelembagaan
dll) yang difasilitasi Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten
Sumbawa dalam konteks pelibatan masyarakat dalam pengelolaan hutan;
j) Pemanfaatan hasil hutan bukan kayu yang belum optimal;
k) Belum berkembangnya Usaha Kehutanan Masyarakat di sekitar wilayah
KPHL Ampang;
l) Lemahnya fasilitasi terhadap potensi hasil hutan bukan kayu (HHBK),
sehingga belum memberikan nilai tambah;
m) Belum optimalnya pemanfaatan potensi lahan yang tersedia untuk
kemanfaatan bagi masyarakat maupun kawasan hutan;
n) Banyak ternak liar yang dapat menyebabkan gagalnya rehabilitasi lahan
dan hutan, mengingat kultur masyarakat Sumbawa yang menerapkan
praktek pengembalaan liar (disebut LAR);
o) Belum adanya kemitraan antara pemerintah, masyarakat dan investor
dalam pengelolaan hutan di KPHL Ampang.
44
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
45
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
BAB 3
VISI DAN MISI PENGELOLAAN HUTAN
3.1 Visi
3.2 Misi
Tujuan pengelolaan hutan yang akan dicapai oleh KPHL Ampang pada akhir
jangka pengelolaan tahun 2024 adalah KPHL Ampang beroperasi pada areal
kerja yang mantap dengan kegiatan yang mengarah pada azas kelestarian
ekosistem hutan, mandiri secara finansial dan kelembagaan pengelolaan
yang mantap melalui skema kemitraan.
47
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
BAB 4
ANALISIS DAN PROYEKSI
49
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
Berdasarkan Gambar 4.1 dan Tabel 4.1 diatas terlihat dengan jelas bahwa
tipe penggunaan lahan di KPHL Ampang didominasi oleh hutan lahan kering
primer seluas 16.588,7 ha (40,82%) diikuti semak belukar seluas 13.157,77
50
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
Hutan Lahan
Kering
Sekunder
7.777,89 ha
(19,14%) Hutan Lahan
Kering Primer
16.588,7 ha
(40,82%)
Semak
Belukar
13.157,77 Ha
(32,38%)
51
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
Lahan kritis yang terdapat di wilayah KPHL Ampang saat ini luasnya
mencapai 16.988,69 Ha dengan kategori potensial kritis seluas 10.811,04 Ha
(26,61%), agak kritis seluas 3.281,27 Ha (8,07%) dan kritis seluas 2.896,38
Ha (7,12%). Secara keseluruhan, prosentase lahan kritis di wilayah kelola
KPHL Ampang adalah sebesar 41,81% dari luas keseluruhan kawasan hutan
KPHL Ampang. Proporsi luas lahan kritis berdasarkan tingkat kekritisan
lahan di wilayah KPHL Ampang disajikan dalam bentuk chart dibawah ini.
Kritis
2.896,38Ha
(7,12%)
Agak Kritis
3.281,27 Ha
(8,07%) Potensial
Kritis
10.811,04 ha
(26,61%)
52
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
Tabel 4.2. Luas dan Tingkat Kekritisan Lahan KPHL Ampang berdasarkan
Pembagian Blok.
Blok dan Lahan Kritis Luas (ha) % Luas
1. HL Inti 11.616,52 28,59
Potensial Kritis 1.123,65 2,76
Tidak Kritis 10.492,87 25,82
2. HL Pemanfaatan 12.310,59 30,29
Agak Kritis 298,80 0,73
Potensial Kritis 5.335,27 13,13
Tidak Kritis 6.676,52 16,43
3. HP Pemanfaatan HHK-HA 1.733,10 4,26
Potensial Kritis 365,38 0,89
Tidak Kritis 1.367,70 3,36
4. HP Pemanfaatan HHK-HT 3.891,05 9,57
Agak Kritis 912,16 2,24
Kritis 531,38 1,31
Potensial Kritis 1.630,06 4,01
Tidak Kritis 817,45 2,01
5. HP Pemanfaatan Kawasan, Jasa Lingkungan,
dan HHBK 5.026,37 12,37
Agak Kritis 1.380,76 3,39
Kritis 1.066,20 2,62
Potensial Kritis 1.987,21 4,90
Tidak Kritis 592,20 1,46
6. HP Pemberdayaan Masyarakat 1.501,38 3,69
Agak Kritis 192,78 0,47
Potensial Kritis 1.130,00 2,78
Tidak Kritis 178,60 0,44
53
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
54
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
Ringan
5.604,9 Ha Sangat Berat
(13,58%) 8.325,1 Ha
(20,54%)
Sedang
11.277,3 Ha
(27,94%)
Berat
14.277,3 Ha
(35,22%)
55
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
4.1.3 Potensi Hasil Hutan Kayu, Hasil Hutan Bukan Kayu dan Jasa
Lingkungan
Potensi tegakan jati, mahoni, gmelina dan mete eks Perum Perhutani yang
ditinggalkan sejak tahun 2000 memerlukan pendekatan dan pola
pengelolaan yang serius dalam mempertahankan keberadaannya serta
kegiatan pemanfaatannya nanti. Kawasan eks Perum Perhutani seluas
6.028 Ha yang berada di kawasan Hutan Produksi atau 22,6% dari total luas
kawasan eks Perum Perhutani Pulau Sumbawa yang mencapai 26.937,64
Ha. Kawasan eks Perum Perhutani ini berbatasan langsung dengan ± 31
desa pinggiran hutan yang tersebar di 9 kecamatan. Saat ini, kondisi eks
Perum Perhutani mengalami banyak tekanan dan ancaman yang mengarah
kepada proses degradasi dan deforestasi yang ditunjukkan, antara lain;
banyaknya lahan yang di re-claimming oleh masyarakat, illegal logging,
perambahan dan alih fungsi kawasan menjadi perkampungan serta
bangunan sarana publik lainnya. Informasi mengenai potensi hutan tanaman
eks Perum Perhutani di wilayah KPHL Ampang seluas 6.028 Ha dengan
tanaman jati, mahoni dan gmelina ditunjukkan pada Gambar 4.7. dibawah ini.
56
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
Potensi hutan tanaman eks Perum Perhutani seperti telah diuraikan diatas
sudah selayaknya dilakukan kegiatan pemeliharaan. Namun demikian,
mengingat aset tegakan-tegakan utamanya jati tersebut masih merupakan
kewenangan dari Kementerian Kehutanan menyebabkan pemerintah daerah
sampai dengan saat ini masih dalam posisi yang pasif mengingat
terbatasnya biaya pengamanan dan pemeliharaan dari pemerintah daerah.
Untuk itu, kedepan melalui KPHL Ampang bersama Ditjen Bina Usaha
Kehutanan (BUK) akan diupayakan untuk dilakukan pemanfaatan standing
stock tegakan jati yang tersisa untuk dimanfaatkan melalui skema kebijakan
HTHR (Hutan Tanaman Hasil Rehabilitasi).
57
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
yang bernilai ekonomi tinggi. Kayu jati hasil penjarangan tersebut akan
diproyeksikan untuk memenuhi kebutuhan industri kecil yang ada di sekitar
KPHL Ampang. Informasi spasial terkait potensi HHK di KPHL Ampang
disajikan pada Gambar 4.8. dan Tabel 4.5. dibawah ini.
Tabel 4.4. Potensi Hasil Hutan Kayu KPHL Ampang berdasarkan Blok pada
Fungsi Hutan Produksi.
Blok dan Potensi Hasil Hutan Kayu Luas (ha)
HP Pemanfaatan HHK-HA 1.733,10
Sedang 1.733,10
HP Pemanfaatan HHK-HT 3.891,05
Rendah 2.630,72
Sedang 1.070,38
Tinggi 189,95
HP Pemanfaatan Kawasan, Jasa Lingkungan, dan HHBK 5.026,37
Rendah 1.132,68
Sedang 3.893,69
HP Pemberdayaan Masyarakat 1.501,38
Rendah 2,69
Sedang 1.498,69
TOTAL 12.151,90
58
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
Selama ini, produk HHBK yang diperoleh dari hutan di Kabupaten Sumbawa
telah terbukti dapat memberikan dampak signifikan pada peningkatan
penghasilan masyarakat di dalam dan disekitar hutan serta memberikan
kontribusi yang nyata terhadap pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten
Sumbawa. Informasi mengenai sebaran potensi HHBK di wilayah KPHL
Ampang disajikan pada Gambar 4.9. dibawah ini.
59
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
Salah satu produk HHBK Kabupaten Sumbawa yaitu madu hutan (Apis
dorsata) telah ditetapkan sebagai komoditi HHBK Unggulan Nasional.
Penetapan Kabupaten Sumbawa sebagai lokasi pengembangan madu
hutan di level nasional oleh Kementerian Kehutanan merupakan suatu
langkah maju sekaligus merupakan bentuk recognisi (pengakuan) dari
Pemerintah Pusat melalui Kementerian Kehutanan pada madu hutan
Sumbawa. Ditingkat lapangan, pengelolaan madu hutan Sumbawa
ditangani oleh Jaringan Madu Hutan Sumbawa (JMHS) yang berperan
penting dalam melakukan pengorganisasian petani madu hutan di
Kabupaten Sumbawa. Melalui Jaringan Madu Hutan Sumbawa (JMHS)
pengembangan madu hutan Sumbawa menjadi lebih baik. Baik melalui
60
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
Sumber: Julmansyah (2009) diolah dari Jepson dkk 2001; LP3ES, Samawa Center dan Birdlife
2003, JMHS 2007, 2009.
Berdasarkan Tabel 4.5. diatas menunjukkan bahwa potensi madu hutan (bee
forest) Kabupaten Sumbawa umumnya berada di kawasan hutan lindung.
Wilayah KPHL Ampang yang sebagian besar merupakan hutan lindung
dengan komposisi tegakan hutan alam yang didominasi oleh famili
Dipterocarpaceae merupakan habitat yang cocok untuk pengembangan
madu hutan Sumbawa.
61
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
Pada beberapa lokasi kayu putih yang ditanam oleh masyarakat Sumbawa
perkembangannya relatif baik. Hal tersebut dapat dijadikan sebagai peluang
bagi KPHL Ampang untuk melakukan pengembangan budidaya kayu putih.
62
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
Mengingat luas lahan kritis yang bekas rambahan masyarakat cukup luas.
Melalui upaya rehabilitasi lahan kritis/kering bersama masyarakat bisa
menjadi solusi bagi pengurangan rambahan hutan dan pencurian kayu.
Mengingat pengembangan tanaman kayu putih akan menggunakan sistem
tumpangsari, sehingga masyarakat bisa memanfaatkan ruang tumbuh antar
tanaman pokok. Disamping itu dalam proyeksi KPH, secara perlahan-lahan
pada 2015 diharapkan Sumbawa sudah memiliki industri pengolahan kayu
putih skala kecil.
Kedepan akan ada kelas perusahaan kayu putih. Dengan proyeksi kedepan
core bisnis KPH berupa HHBK kayu putih yang akan mulai ditanam 2015,
maka di tahun 2016 sudah memiliki 100 Ha kayu putih. Harga pasaran kayu
putih per liter Rp. 150.000,- dengan demikian Sumbawa sudah harus
memiliki parbrik mini penyulingan minyak kayu putih di 2016 sebagai start-up
usaha kehutanan yang lebih professional. Inilah yang hajatkan oleh Bupati
dan Wakil Bupati Sumbawa sebagai agribisnis kehutanan. Jika ada
penambahan luas kayu putih pertahun 100 hektar maka di 2018 PAD dari
kayu putih bisa mencapai Rp. 450 juta yang terus akan meningkat hingga
mencapai luas pertanaman 4.843 ha di KPHL Ampang.
Selain komoditi HHK dan HHBK, potensi jasa lingkungan dan wisata alam
(ekowisata) merupakan potensi yang patut mendapat perhatian untuk
dikembangkan sebagai salah satu kegiatan strategis dalam pengelolaan
hutan KPHL Ampang. Tren global back to nature saat ini telah banyak
mengilhami parapihak untuk berbisnis wisata alam.
Menurut Usher rekreasi adalah suatu kegiatan manusia yang dilakukan untuk
memanfaatkan waktu luangnya. Keunggulan rekreasi alam terbuka adalah
pengalaman yang menyehatkan dan keterampilan yang lebih tinggi baik fisik
maupun mental manusia. Pengembangan rekreasi alam merupakan salah
satu upaya untuk mengembangkan manfaat intangible sumberdaya alam
yang seyogyanya perlu terus diupayakan.
63
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
Potensi Jasa Lingkungan dan Wisata Alam di wilayah KPHL Ampang yang
mungkin dapat dikembangkan adalah ekowisata, perdagangan karbon
(carbon trade), dll. Langkah awal dalam pengembangan potensi tersebut
harus dilakukan studi kelayakan/pengkajian lebih lanjut dan diupayakan
pengelolannya dapat bermitra dengan Pemerintah Daerah/BUMD/BUMN/
/BUMS.
Proyeksi ke depan, migrannya kerbau dari Pulau Rai Rakit ke daratan pulau
Sumbawa untuk mencari minum akan menjadi daya tarik bagi wisatawan
domestik maupun mancanegara karena fenomena ini sangat langka dan
tidak dijumpai di daerah lain di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Oleh
karenanya atraksi migrannya kerbau ini akan dikembangkan untuk
mendukung pengembangan ekowisata di wilayah KPHL Ampang.
64
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
Komoditi hasil hutan baik kayu maupun bukan kayu yang diuraikan diatas
merupakan jenis yang potensial untuk dikembangkan di wilayah KPHL
Ampang. Namun demikian untuk pengembangan komoditi hasil hutan kayu
dan bukan kayu dalam skala perusahaan selain mempertimbangkan
keberadaan secara ekologi (dapat tumbuh) juga perlu mempertimbangkan
topografi yang berpengaruh dalam proses budidaya mulai dari penanaman
sampai dengan pemanenan.
65
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
66
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
Berdasarkan peta diatas, luas lahan yang sesuai di wilayah KPHL Ampang
untuk dikembangkan kayu putih adalah seluas 4.869, 231 Ha dengan rincian
luasan di hutan lindung 3.208,482 ha, luasan di hutan produksi 831,240 ha
dan luasan di hutan produksi terbatas 829,508 ha.
67
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
Berdasarkan peta diatas, luas lahan yang sesuai di wilayah KPHL Ampang
untuk dikembangkan kenanga adalah seluas 5.402,767 Ha dengan rincian
luasan di hutan lindung 3.966,980 ha, luasan di hutan produksi 450,012 ha
dan luasan di hutan produksi terbatas 829,508 ha.
68
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
Berdasarkan peta diatas, luas lahan yang sesuai di wilayah KPHL Ampang
untuk dikembangkan nyamplung adalah seluas 4.756,668 Ha dengan rincian
luasan di hutan lindung 3.736,808 ha, luasan di hutan produksi 574,222 ha
dan luasan di hutan produksi terbatas 445,639 ha.
69
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
Gambar 4.14. Peta Kesesuaian Lahan Budidaya Sengon Laut dan Jabon.
Berdasarkan peta diatas, luas lahan yang sesuai di wilayah KPHL Ampang
untuk dikembangkan sengon laut dan jabon adalah seluas 1.385,407 Ha
yang hanya tersebar di hutan produksi terbatas.
70
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
71
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
72
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
KaKPHL
(Eselon Iva)
KBTU
Kelompok Jabatan (Eselon IVb)
Fungsional
Staf
4.1.9 Pendanaan
Operasionalisasi UPT KPHL Ampang sampai dengan saat ini didukung oleh
pendanaan yang bersumber dari APBN dan APBD Kabupaten Sumbawa.
Adapun besaran alokasi anggaran untuk operasionalisasi UPT KPHL
Ampang baik yang bersumber dari APBN maupun APBD Kabupaten
Sumbawa yang telah berjalan selama ini adalah sebagai berikut:
Alokasi anggaran tahun 2013 adalah sebesar Rp 1.189.485.000,-
yang berasal dari dana APBN diperuntukan untuk pengadaan sarana dan
prasarana KPHL Ampang berupa; gedung dan bangunan, kendaraan
operasional, peralatan kantor dan survey lapangan serta meubelair.
Alokasi anggaran tahun 2014 adalah sebesar Rp 135.734.634,- yang
berasal dari dana APBD Kabupaten Sumbawa.
73
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
74
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
2. Pada kelompok hasil hutan kayu (HHK) akan dibuat kelas perusahaan jati
seluas 5.392,66 ha. Penetapan kelas perusahaan ini didasarkan pada
potensi dan kondisi wilayah KPHL Ampang khususnya di hutan produksi
yang merupakan pengembangan tanaman jati eks Perum Perhutani.
Melalui pengembangan kelas perusahaan jati yang sebaran lokasinya
direncanakan hanya akan dikembangkan pada sebagian besar blok HP
Pemanfaatan HHK-HT seluas 3.668 ha, maka diproyeksikan dapat
memberikan pendapatan kotor kepada KPHL Ampang di akhir periode
pengelolaan (2024) dengan menerapkan sistem silvikultur Tebang Habis
Permudaan Buatan (THPB) maupun Tebang Pilih Tanam Indonesia
75
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
76
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
Selain tiga kelas perusahaan diatas yang akan menjadi core business,
beberapa komoditi lainnya yang juga akan dikembangkan oleh pengelola
KPHL Ampang seperti; kenanga, nyamplung, sengon laut dan jabon di lokasi
seperti ditunjukkan pada gambar dibawah ini sebagai berikut :
77
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
78
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
Gambar 4.20. Peta Lokasi Rencana Pengembangan Sengon Laut dan Jabon.
79
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
4.2.2 Pendanaan
80
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
81
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
BAB 5
RENCANA KEGIATAN
Serangkaian strategi, program dan kegiatan yang tepat sudah tentu sangat
diperlukan dalam rangka mewujudkan visi dan misi KPHL Ampang yang
telah ditetapkan. KPHL Ampang memiliki posisi strategis dalam konteks
pembangunan daerah khususnya sektor kehutanan. Oleh karenanya, proses
penyusunan rencana kegiatan pengelolaan hutan KPHL Ampang periode
tahun 2015-2024 harus bersinergi dengan: (1). Rencana Strategis (Renstra)
Kementerian Kehutanan 2010-2014; (2). Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi (RTRWP) Nusa Tenggara Barat 2009-2029; (3). Rencana
Kehutanan Tingkat Provinsi (RKTP) Nusa Tenggara Barat Tahun 2012-2031;
(4). Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Sumbawa; (5). Rencana Strategis Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kabupaten Sumbawa Tahun 2011-2015; serta (6). Isu-isu Strategis dan
Permasalahan.
83
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
Berkala (IHMB) Pada Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Pada Hutan
Produksi.
84
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
85
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
Tabel 5.2. Jumlah Target Trayek dan Rencana Pelaksanaan Rekonstruksi Tata
Batas KPHL Ampang.
No. Kelompok Hutan Tahun Pelaksanaan Panjang Batas (Km)
1. Ampang Kampaja 2016-2017 124,65
2. Santong Labubaron 2015 35,66
3. Pulau Rai Rakit 2018 52,07
Total 212,38
86
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
87
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
Tabel 5.3. Jumlah Target Trayek dan Rencana Pelaksanaan Tata Batas Blok
dan Petak pada KPHL Ampang.
Panjang Trayek Prosentase
No. Blok
(Km) (%)
1. Blok HL Inti 129,68 22,14
2. Blok HL Pemanfaatan 147,95 25,26
3. Blok HP Perlindungan 48,99 8,37
4. Blok HP Pemanfaatan HHK-HA 38,84 6,63
5. Blok HP Pemanfaatan HHK-HT 54,88 9,37
6. Blok HP Pemanfaatan Jasa 138,53 23,65
Lingkungan, HHBK dan Ekowisata
7. Blok HP Pemberdayaan Masyarakat 26,76 4,57
Total 455,95 100
88
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
Tabel 5.4. Arahan Pemanfaatan Hutan pada Wilayah Tertentu KPHL Ampang
Periode 2015-2024.
Arahan
No. Blok Kelas Hutan Lokasi Luas (Ha)
Pemanfaatan
1. Blok HP Kelas Hutan Pengusahaan Kelompok 3.668,50
Pemanfaatan Produksi Hutan Hutan Hutan
HHK-HT Tanaman Tanaman Jati Ampang
Eks Perum Kampaja
Perhutani
model
kemitraan
dengan
investor
Pengusahaan Kelompok 222,55
Hutan Hutan
Tanaman Ampang
HHBK Kayu Kampaja
Putih model
Kemitraan
dengan
investor dan
masyarakat
2. Blok HP Kelas Hutan Pengusahaan Kelompok 2.311,58
Pemanfaatan Produksi ekowisata Hutan
Kawasan, Pemanfaatan model Pulau Rai
Jasa HHBK dan kemitraan Rakit
Lingkungan, Ekowisata dengan
HHBK dan masyarakat
Ekowisata dan investor
Pengusahaan Kelompok 445,64
budidaya Hutan
Nyamplung Santong
Labubaron
Pengusahaan Kelompok 1.421,52
budidaya Hutan
Kenanga Ampang
Kampaja
3. Blok HP Kelas Hutan Pemanfaatan Kelompok 1.415,58
Pemanfaatan Produksi Hasil Hutan Hutan
HHK-HA Hutan Alam Kayu - Hutan Ampang
Rimba Alam (Jabon Kampaja
dan Sengon
Laut) model
kemitraan
dengan
investor
4. Blok HP Kelas Hutan Kelompok 575,40
Pemberdayaa Produksi Hutan Pengusahaan Hutan
n Masyarakat Tanaman Kayu Putih Ampang
Kampaja
Pengusahaan Kelompok 560,19
Nyamplung Hutan
89
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
Arahan
No. Blok Kelas Hutan Lokasi Luas (Ha)
Pemanfaatan
Ampang
Kampaja
5. Blok HL Inti Kelas Hutan Pengembanga Kelompok 6.964,63
untuk n Madu Alam Hutan
Pengembanga dan Ampang
n HHBK Madu Perlindungan Kampaja
Alam serta
Perlindungan Pengawetan
dan Tata Air dan
Pengawetan Orologi
Tata Air serta Pengembanga Kelompok 1.273,32
Orologi n Madu Alam Hutan
dan Ampang
Perlindungan Kampaja
mata air
6. Blok HL Kelas Hutan Pengusahaan Kelompok 3.112,24
Pemanfaatan Lindung HHBK jenis Hutan
Pemanfaatan Kayu Putih dan Ampang
HHBK Madu model Kampaja
kemitraan
dengan
masyarakat
KP Kenanga Kelompok 723,39
Hutan
Ampang
Kampaja
KP Nyamplung Kelompok 3.883,26
Hutan
Ampang
Kampaja
Pengusahaan Kelompok 100
HHBK jenis Hutan
Pete model Ampang
kemitraan Kampaja
dengan
masyarakat
Pengusahaan Kelompok 100
HHBK jenis Hutan
Asam model Ampang
kemitraan Kampaja
dengan
masyarakat
Pengusahaan Kelompok 200
HHBK jenis Hutan
Kemiri model Ampang
kemitraan Kampaja
dengan
masyarakat
Pengusahaan n Kelompok 200
HHBK jenis Hutan
90
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
Arahan
No. Blok Kelas Hutan Lokasi Luas (Ha)
Pemanfaatan
Durian model Ampang
kemitraan Kampaja
dengan
masyarakat
Pengusahaan Kelompok 1.210,74
HHBK jenis Hutan
Gaharu model Ampang
kemitraan Kampaja
dengan
masyarakat
Jumlah 28.388,54
Berdasarkan hasil analisis proyeksi dari berbagai potensi yang dimiliki dan
dan memungkinkan untuk dikembangkan menjadi unit bisnis yang
menguntungkan di wilayah tertentu KPHL Ampang, maka ditetapkan prioritas
pembangunan bisnis utama (core business) pada rencana pengelolaan
hutan kurun waktu 2015-2024 akan difokuskan pada pengembangan 3 (tiga)
core business, yaitu;
1. Pembangunan kelas perusahaan kayu putih seluas 3.910,19 Ha,
2. Pembangunan kelas perusahaan ekowisata di Kelompok Hutan Pulau Rai
Rakit,
3. Pengelolaan dan pengembangan hutan tanaman Jati di areal eks Perum
Perhutani.
91
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
Tahun
No. Jenis Usaha Luas (Ha) Arahan Pencapaian
Pelaksanaan
berpindahnya sapi
antar pulau
sebagai salah satu
atraksi dan obyek
wisata andalan P.
Sumbawa
3. Pengelolaan dan Tahun 1-10, Terbentuknya
Pengambangan Prioritas 1 Usaha
Usaha Tanaman Jati pengelolaan
Hutan Tanaman
Jati
Terbangun usaha
hutan tanaman
Jati untuk
mendukung bahan
baku berbagai
industri
pengolahan Jati
92
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
Tabel 5.6. Rincian Kegiatan Strategis dalam Membangun Core Business yang
Memanfaatkan Wilayah Tertentu.
No. Uraian Kegiatan Target Pencapaian Target Waktu
1. Penyediaan sarana Tersedianya sarana dan 2015-2024
dan prasarana prasarana yang cukup memadai
pembangunan core untuk membangun core
business business KPHL Ampang
93
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
94
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
95
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
96
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
Target Target
No Uraian Kegiatan Target pencapaian
Waktu Lokasi
Temu usaha secara
berkala (masyarakat-
KPH-pelaku usaha)
Tabel 5.8. Rincian Lokasi, luas Blok, Prioritas, Kelompok Sasaran pada
Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat KPHL Ampang.
Lokasi
No. Arahan Blok Prioritas
Kecamatan Desa
1. Blok Ampang Kampaja Boal 1
Pemanfaatan Gapit
HHK-HT Pamanto
Blok Sepayung
Pemanfaatan
Kawasan, Jasa
Lingkungan,
HHBK dan
Ekowisata
3 Blok 2
Pemanfaatan
HHK-HA
4 Blok 2
Pemberdayaan
Masyarakat
5 Blok Inti 3
6 Blok HL 1
Pemanfaatan
97
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
5.4 Pembinaan dan Pemantauan pada Areal KPHL Ampang yang telah
ada Ijin Pemanfaatan maupun Penggunaan Kawasan Hutan
98
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
99
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
Target Target
No Uraian Kegiatan Target pencapaian
Waktu Blok/Petak
Secara detail, sebaran dan tingkat kekritisan lahan KPHL Ampang yang
harus direhabilitasi disajikan pada Tabel 5.10 dibawah ini.
Tabel 5.10. Sebaran dan Tingkat Kekritisan Lahan KPHL Ampang.
Blok dan Lahan
Luas (ha) Kecamatan Desa Petak
Kritis
HL Pemanfaatan :
Potensial kritis 5.335,27 Plampang SP I Prode, SP II HL 2–5; HL
Prode, SP III 9–13; HL
Prode, Sepayung, 15; HL 27-
Selante, Usar, SP 43; HL 49-
IV Buin Batu 50; HL 54;
Empang Boal, Empang HL 61; HL
atas, Jotang, 63-65; HL
Jotang Beru, 67-81; HL
Ongko, Gapit. 83; HL 85-
Labangka Suka Mulya 93; HL 99-
128.
Agak Kritis 298,80 Plampang SP II Prode, SP HL 70-73;
III Prode, HL 75-78;
Sepayung HL 88-91
Empang Boal
Total I 5.634,07
HL Inti :
Potensial Kritis 1.123,65 Plampang Sepayung, Usar Tidak
Labangka Suka Mulya menggunak
Empang Boal, empang an
atas, jotang, pendekatan
jotang beru, petak
lamenta, ongko, pengelolaan
pamanto
Total II 1.123,65
HP Pemanfaatan
HHK-HT :
Potensial Kritis 1.630,06 Plampang Sepayung, Teluk HP 143-
Santong, SP III 153; HP
Prode 155-159;
Empang Boal, Empang HP 161-
atas, Jotang, 164; HP
Gapit, Pamanto 167-170;
100
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
101
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
Wilayah KPHL Ampang sampai dengan saat ini belum dijumpai adanya
bentuk skema perijinan pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan.
Namun demikian, pengelola KPHL Ampang tetap harus mempersiapkan
rencana kegiatan pembinaan dan pemantauan pelaksanaan rehabilitasi dan
reklamasi di dalam wilayah KPHL Ampang yang nantinya ada kemungkinan
untuk diberikan izin pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan.
Antisipasi ini merupakan bentuk tanggap dari pengelola KPHL Ampang
disebabkan besar kemungkinan selama kurun waktu 10 (sepuluh) tahun
akan ada bentuk skema perijinan yang akan diberikan oleh pengelola KPHL
Ampang kepada pihak ketiga. Penyusunan protocol kerjasama harus mulai
dilakukan oleh KPHL Ampang.
102
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
Sebagaimana telah diuraikan di sub bab 5.6. diatas bahwa sampai saat ini di
wilayah KPHL Ampang belum terdapat pemegang ijin kelola dan
pemanfaatan kawasan hutan, baik yang diberikan kepada masyarakat
maupun investor. Seluruh wilayah kelola KPHL Ampang merupakan
kawasan tertentu yang menjadi tanggung jawab dari pengelola. Akan tetapi
untuk mewujudkan berbagai misi yang salah satunya adalah kemandirian
melalui pembangunan core business dengan skema kemitraan bersama
masyarakat dan pihak ketiga, tidak tertutup kemungkinan kemitraan yang
dilaksanakan juga berbentuk pemberian ijin kelola. Untuk mengantisipasi
keberadaan ijin didalam wilayah KPH, maka KPHL Ampang harus
mempersiapkan segala sesuatu terutama kegiatan yang berkaitan dengan
penyiapan, antara lain; (1) protokol pertukaran data dan informasi, (2) SOP
MRV kinerja perijinan, (3) rapat kerja berkala dan (4) rapat situasional.
103
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
Merujuk pada visi dan misi KPHL Ampang terlihat jelas bahwa untuk
mewujudkan visi misinya, pengelola KPHL Ampang harus membangun
kerjasama dengan berbagai pihak untuk memastikan bahwa
program/kegiatan yang telah direncanakan dapat dilaksanakan, mengingat
aktivitas pengelolaan hutan yang dilakukan sangat beragam. Adapun pihak-
pihak yang sangat terkait tersebut diantaranya adalah pemerintah daerah
baik di tingkat provinsi maupun kabupaten (Dishut, Diskoperindag,
Distamben, Bappeda, Sekda), Kepala Desa/tokoh masyarakat, LSM
setempat, Universitas, Pemerintah pusat (BPKH, BP2HP, BPDAS, BKSDA,
Balitbanghut) dan Rumah Akademisi Kehutanan Indonesia (RAKI).
104
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
1. Struktur Organisasi
Struktur organisasi KPHL Ampang yang ideal dalam rangka mendukung
kegiatan pengelolaan hutan disajikan dalam bentuk Gambar 5.1. dibawah ini.
Sub Bagian
Kelompok Jabatan Tata Usaha (TU)
Fungsional
105
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
106
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
Keterangan :
♦ : dapat diangkat langsung, tanpa persyaratan tambahan
♦♦ : dapat diangkat langsung setelah mendapatkan pelatihan khusus guna penyesuaian
bidang keahliannya.
♦♦♦ : dapat diangkat setelah memiliki pengalaman kerja yang cukup memadai
107
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
108
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
Potensi penggalian sumber pendanaan yang bukan berasal dari APBN dan
APBD akan diupayakan melalui pengembangkan kerjasama dengan pihak
swasta, lembaga donor, LSM maupun perguruan tinggi. Skema pendanaan
109
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
dari pihak ketiga tersebut dapat berupa dalam bentuk in cash, in kind
maupun co-sharing disesuaikan dengan kegiatan kerjasama yang akan
dikembangkan.
Sesuai misi yang telah ditetapkan bahwa kedepan KPHL Ampang harus
membangun sistem informasi berbasis Informasi Teknologi (IT) untuk menuju
akuntabilitas pengelolaan hutan di tingkat tapak. Oleh karena itu, langkah-
langkah yang akan dilakukan antara lain: (1) pengembangan sistem
database, (2) penyusunan SOP penggunaan database, (3) diklat
pengelolaan database dan (4) pemantauan pengelolaan database. Selain
itu, pengembangan database diarahkan untuk menunjang pengembangan
110
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
111
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
112
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
113
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
Tabel 5.13. Matriks Rencana Kegiatan KPHL Ampang Periode Tahun 2015-2024.
Jumlah Anggaran (x Rp 1.000.000)
Misi Program danKegiatan
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024
I Mewujudkan areal kerja KPHL Ampang seluas 40.633,37 ha yang mantap
Program 1. Pemantapan kawasan hutan dan batas kelola hutan
1. Rekonstruksi, pemeliharaan, dan pemetaan tata batas 220 220 220 100 100 100 100 100 100 100
2. Penataan batas blok dan petak 100 100 0 0 0 0 0 0 0 0
3. Sosialisasi dan koordinasi batas wilayah kelola KPHL Ampang 100 0 0 0 0 0 0 0 0 0
II Mempertahankan dan memulihkan daya dukung DAS melalui kegiatan perlindungan maupun rehabilitasi hutan dan lahan
Program 1. Perlindungan dan Rehabilitasi
1. Identifikasi dan inventarisasi areal perlindungan dan rehabilitasi 400 400 0 0 0 0 0 0 0 0
2. Identifikasi dan inventarisasi sumber mata air 120 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3. Pembuatan persemaian permanen 140 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4. Rehabilitasi lahan 1.200 1.200 1.200 1.200 1.200 0 0 0 0 0
5. Pemeliharaan Tanaman 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
6. Pengayaan Tanaman 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
7. Pembuatan bangunan teknis Konservasi Tanah dan Air 2.000 2.000 2.000 0 0 0 0 0 0 0
Program 2. Evaluasi dan Monitoring Kinerja dan Kesehatan DAS
1. Evaluasi kinerja dan kesehatan DAS secara periodik 0 0 150 0 0 0 0 150 0 0
2. Pembangunan 4 stasiun pemantauan aliran sungai (SPAS) 800 800 0 0 0 0 0 0 0 0
3. Pembangunan 2 pos penakar hujan di hulu DAS 0 130 0 0 0 0 0 0 0 0
4. Pengadaan paket perangkat pengukur kualitas air 0 200 0 0 0 0 0 0 0 0
5. Pengadaan paket perangkat survey tanah 0 80 0 0 0 0 0 0 0 0
6. Pemeliharaan sarana dan prasarana 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
7. Peningkatan kapasitas SDM untuk evaluasi dan monitoring kinerja dan kesehatan DAS. 50 50 0 0 0 0 0 0 0 0
8. Pertemuan multipihak pengelolaan DAS terpadu 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
III Mewujudkan kemandirian pengelolaan hutan melalui pembangunan core business berbasis komoditi dan jasa hasil hutan, dibawah iklim usaha yang kondusif dan
nyaman melalui skema kemitraan dengan masyarakat dan pihak ketiga
Program 1. Penyediaan data sumberdaya hutan
1. Inventarisasi potensi jasa lingkungan, wisata alam, dan HHBK 200 0 0 0 0 100 0 0 0 0
114
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
115
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
116
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
117
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
BAB 6
PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN
PENGENDALIAN
6.1 Pembinaan
6.2 Pengawasan
Fungsi dari pengawasan dalam hal ini adalah sebagai penghimpun informasi
yang nantinya bermanfaat dalam penilaian, sehingga dapat diketahui
perubahan-perubahan yang terjadi terhadap fungsi dan kelestarian kawasan
hutan KPHL Ampang serta perubahan pada aspek sosial ekonomi
masyarakat. Disamping sebagai penghimpun informasi, pengawasan juga
dapat berfungsi dalam rangka melakukan pemeriksaan terhadap ketepatan
dan kesesuaian sasaran pengelolaan hutan. Pada pemeriksaan
dimungkinkan dilakukannya perubahan-perubahan terhadap sasaran dan
kegiatan yang dinilai tidak tepat.
6.3 Pengendalian
119
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
120
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
BAB 7
PEMANTAUAN, EVALUASI DAN
PELAPORAN
7.1 Pemantauan
7.2 Evaluasi
7.3 Pelaporan
Pada kegiatan pelaporan, UPTD KPHL Ampang melaporkan hasil akhir dari
seluruh kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh UPTD KPHL Ampang
sesuai dengan fungsi dan tugasnya secara berkala. Acuan yang digunakan
dalam pelaporan adalah berdasarkan standar prosedur operasional yang
berlaku pada lingkup Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten
Sumbawa. Pelaporan disusun dengan mengacu kepada Prosedur Kerja
UPTD KPHL Ampang. Tahapan dari penyampaian laporan dimulai dari
122
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
123
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang
KPHL Model Ampang 2015-2024
BAB 8
PENUTUP