Alat Ukur Metoda Biokimia, Klinis Dan Survei Konsumsi
Alat Ukur Metoda Biokimia, Klinis Dan Survei Konsumsi
Alat Ukur Metoda Biokimia, Klinis Dan Survei Konsumsi
Survei
Konsumsi
Selain metode antropometri status gizi juga dapat ditentukan dengan metode biokimia
atau secara laboratorium yang hasilnya justru paling akurat. Melalui metode biokimia atau
laboratorium dapat diketahui status zat besi dalam darah, status gula darah dalam darah,
status iodium dalam urin, status vitamain A dalam plasma darah, dan sebagainya. Specimen
atau percontoh yang biasa digunakan adalah darah, urin, feces, dan lain-lain.
http://www.hemocue.com
13890_3.jpg chekarabia.com/en/meter-
systems/actve
Biokimia Darah
Tabel 4.5
Nilai Normal Laboratorium Darah dan Urin
M. mol mol
* SI unit adalah satuan Sistem Internasional yang seragam digunakan pada kepustakaan
Eropa. Guna kepentingan standarisasi ilmiah pada laporan.
Tabel 4.6
Nilai Normal Laboratorium Darah (Kimia) pada Orang Dewasa
Aspartate amino- 5-40 U/mL; 4-36 IU/L Nilai meningkat pada infark
transferase (AST, SGOT) miokard akut, hepatitis, nekrosis
hati, trauma, kanker hati, angina;
nilai menurun pada kehamilan,
diabetes ketoasidosis, beri-beri.
Blood urea nitrogen Laki-laki :10-25 mg/dL Nilai meningkat pada dehidrasi,
(BUN) Perempuan : 8-20 mg/dL asupan tinggi protein, GI
pendarahan, gagal ginjal,
diabetes melitus, infark miokard,
penyakit ginjal; nilai menurun
pada kerusakan hati yg berat,
diet rendah protein, malnutrisi
Calcium (Ca) 4,5-5,5 mEq/L; 9-11 mg/dL; Nilai meningkat pada
2,3-2,8 mmol (satuan SI) hipervitaminosis D, kanker
tulang, kanker paru-paru, patah
tulang di beberapa tempat,
kristal/batu renal, alkoholik; nilai
menurun pada diare,
penyimpangan penggunaan
laksatif, infeksi yg meluas, luka
bakar, hipoparatiroid, alkoholik,
radang pankreas.
Carbon dioxide 22-30 mEq/L; 22-30 mmol/L Nilai meningkat pada gangguan
combining (CO2) (satuan SI) pernapasan, penyumbatan
saluran cerna/usus, muntah;
nilai menurun pada asidosis,
nefritis, diare, kelaparan.
Chloride (Cl) 95-105 mEq/L; 95-105 Nilai meningkat pada nefritis,
mmol/L (satuan SI) Cushing’s syndrom,
hiperventilasi; nilai menurun
pada diabetes asidosis, luka
bakar.
Test Nilai Normal Hubungan Klinik
Cholesterol (total) 150-250 mg/dL; 3,90-6,50 Nilai meningkat pada infark
mmol/L (satuan SI) miokard akut, atherosklerosis,
Bisa meningkat berdasarkan hipertiroid, penyumbatan sal.
umur. empedu, diabetes melitus, stress;
nilai menurun pada penyakit
Cushing’s, kelaparan, malabsorbsi.
Lactc acid Darah arteri : 0,5-2,0 mEq/L Nilai meningkat pada shock,
Darah vena: 0,5-1,5 mEq/L dehidrasi, ketoasidosis, infeksi
Panic : > 5 mEq berat, kondisi neoplastik, gagal
hati, penyakit ginjal, alkoholik
Test Nilai Normal Hubungan Klinik
Penilaian status gizi secara klinis didasarkan atas perubahan yang terjadi yang
dihubungkan dengan ketidakcukupan asupan zat gizi. Sebagai contoh dapat dilihat pada
jaringan epitel (supravicial epithelial tissues) seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral
atau pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid. Metoda
klinis berguna untuk survei klinis secara cepat atau rapid clinical survey untuk mendeteksi
secara cepat tanda-tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Di
samping digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang, yaitu tanda/sign dan
gejala/symptom atau riwayat penyakit (IDN Supariasa, 2001). Pemeriksaan secara klinis
dilakukan secara inderawi dengan indera tangan dan mata serta dapat dibantu dengan
senter untuk penerangan.
1. Keunggulan dan Keterbatasan pemeriksaan Klinis
Keunggulan Pemeriksaan Klinis: Relatif murah: a) Tidak memerlukan tenaga khusus,
tenaga paramedis dapat dilatih, b) Sederhana, cepat, mudah diinterpretasikan, dan c) Tidak
memerlukan peralatan yang rumit.
Keterbatasan pemeriksaan Klinis: a) Beberapa gejala klinis sulit terdeteksi, dan b)
Gejala klinis tidak bersifat spesifik, terutama pada KEP ringan dan sedang. Gejala klinis yang
sama adakalanya disebabkan bukan hanya oleh satu macam kekurangan zat gizi saja atau
bukan karena faktor gizi yaitu : a) Adanya gejala klinis yang bersifat multiple, b) Gejala klinis
dapat terjadi pada permulaan kekurangan zat gizi atau pada saat akan sembuh, c) Adanya
variasi gejala klinis yang timbul, dan d) Agar kesimpulan lebih tepat dan baik, maka
pemeriksaan klinis harus dipadukan dengan antropometri, labolatorium dan survei konsumsi
makanan.
Pemeriksaan klinis meliputi:
a. Riwayat medis, yaitu catatan mengenai perkembangan penyakit, untuk mengetahui
apakah malnutrisi disebabkan oleh konsumsi makanan atau bukan.
b. Pemeriksaan fisik Melihat dan mengamati gejala malnutrisi meliputi sign (gejala yang
dapat diamati) dan symptom (gejala yang tidak dapat diamati, tetapi dirasakan oleh
penderita). Meliputi pemeriksaan terhadap semua perubahan fisik yang ada kaitannya
dengan malnutrisi (kulit atau jaringan epitel, jaringan yang membungkus permukaan
tubuh seperti rambut, mata, muka mulut, lidah, gigi dan kelenjar tiroid). Mencakup
catatan semua kejadian yang berhubungan dengan gejala/symptom yang timbul pada
penderita beserta faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit.
Catatan meliputi: 1) Identitas penderita, 2) Lingkungan fisik dan sosial budaya yang
berkaitan dengan timbulnya penyakit (malnutrisi), 3) Sejarah timbulnya gejala penyakit, dan
4) Data-data tambahan yang diperlukan.
a. Cara pengumpulan data:
Melakukan wawancara dengan penderita dan keluarga dan observasi langsung pada
lingkungan rumah dan penderita.
b. Manfaat informasi:
Untuk mengetahui lebih lanjut apakah gizi kurang disebabkan oleh penyebab primer
(konsumsi makanan) atau sebab lain (penyakit menahun, obat-obatan yang lama,
keturunan seperti tidak terbentuknya enzim) sehingga menyebabkan terganggunya
proses pencernaan.
2. Wajah
4. Bibir
Penilaian Status Gizi
7.Kelenjar
8.Gusi
116
Penilaian Status Gizi
10.Kuku
117
Sistem Keadaan Zat Gizi Tanda dan Gejala
Sumber: R.S Gibson (2005) dalam H.M. Par’i (2016), Susilowat ( 2008)
Gambar 4.15
Beberapa Manfestasi Klinis Kurang Gizi
Sedangan tanda kondisi sistem yang normal dan kondisi yang berhubungan dengan
salah gizi adalah sebagai berikut:
118
Tabel 4.7
Gejala fisik keadaan normal dengan yang diduga ada Kaitan dengan salah gizi
Kondisi
Gusi: sehat, merah, tak ada pendarahan, Mudah berdarah, penarikan gusi
tak ada pembengkakan
Otot dan rangka: tonus otot baik, dapat Wasted, kraniotabes, pembesaran epipise,
berlari dan berjalan tanpa rasa sakit fontanel tetap membuka, blewlegs,
pendarahan muskuloskeletal, tak bisa
berjalan dengan baik
Takikardi, pembesaran jantung, ritme
Sistem kardiovaskular: ritme dan denyut tidak normal, kenaikan tekanan darah
jantung normal, tak ada murmur, tekanan
darah normal
Gambar 4.16
Alat Penilaian secara Klinis
Survei konsumsi terdiri dari kata survei yang berarti penyelidikan/peninjauan dan
konsumsi berarti barang-barang yang digunakan untuk memenuhi keperluan atau
kebutuhan hidup. Selanjutnya tentang makanan atau pangan, yaitu segala sesuatu yang
berasal dari sumber hayati dan air baik yang diolah maupun yang tidak diolah yang
diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi manusia termasuk bahan tambahan
pangan, bahan baku pangan dan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan
dan atau pembuatan makanan atau minuman (PP RI No. 28 Th. 2004). Dengan demikian
survei konsumsi pangan berarti suatu cara atau strategi menentukan status gizi individu
maupun kelompok dengan cara menghitung konsumsi atau asupan zat gizi yang terdapat
pada makanan dan minuman yang dikonsumsi atau yang diasup oleh seseorang. Survei yang
dirancang untuk mendapatkan informasi pangan yang dikonsumsi baik kuantitas maupun
kualitas. Survei konsumsi pangan harus mempertimbangkan faktor selain pangan dalam
pengumpulan datanya (Camreon dan Wija, 1998). Misalnya faktor budaya, ekonomi, dan
faktor lain yang mempengaruhi konsumsi pangan.
Tujuan Survei konsumsi pangan. Untuk memperoleh informasi mengenai gambaran
tingkat kecukupan dan zat gizi mikro (arti sempit), sedangkan secara luas ditujukan untuk
(arti luas) : 1). Mempelajari kebiasaan makan, 2).Menilai seberapa jauh angka kecukupan
gizi (AKG) terpenuhi, 3). Bahan perencanaan program gizi, 4). Bahan pengembangan
program gizi, 5). Bahan pendidikan gizi. Sedangkan sasarannya adalah: a). Individu: Bayi,
Anak usia Bawah Dua Tahun (Baduta), Anak usia Bawah Tiga Tahun (Batita), Anak usia
Bawah Lima Tahun (Balita), Anak usia Sekolah, Remaja, Dewasa, Ibu hamil (Bumil), Ibu
menyusui (Busui) atau ibu meneteki (Buteki), dan Atlet, b). Keluarga: Keluarga Inti/batih
(ayah, ibu, anak), keluarga besar (keluarga inti ditambah kakek/nenek), dan c). Institusi:
asrama, panti (jompo) dengan penghuni homogen. Metode pengukuran konsumsi makanan
antara lain:
Gambar 4.17
Peralatan Survei Konsumsi
Latihan
1) Metode biokimia atau laboratorium adalah metode paling akurat dapat diketahui
status zat besi dalam darah, status gula darah dalam darah, status iodium dalam urin,
status vitamin A dalam plasma darah, dan sebagainya.
2) Metode klinis berguna untuk survei klinis secara cepat atau rapid clinical survey untuk
mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau
lebih zat gizi. Metode kliins dapat dilihat pada jaringan epitel (supravicial epithelial
tissues) seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat
dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.
3) Survei konsumsi pangan berarti suatu cara atau strategi menentukan status gizi
individu maupun kelompok dengan cara menghitung konsumsi atau asupan zat gizi
yang terdapat pada makanan dan minuman yang dikonsumsi atau yang diasup oleh
seseorang.
4) Metode penimbangan/Food Weighing adalah menimbang kuantitas makanan dan
minuman yang dikonsumsi sehari-hari. Makanan dan minuman diukur dengan cara
ditimbang sebelum dikonsumsi, setelah selesai makan ketika masih mentah baik dalam
keadaan kotor maupun sudah bersih.
5) Metode pencatatan/Food Record disebut juga food records atau diary records, yang
digunakan untuk mencatat jumlah yang dikonsumsi. Responden diminta untuk
mencatat semua yang makanan dan minuman setiap kali sebelum dikonsumsi dalam
Ukuran Rumah Tangga (URT).
6) Metode mengingat-ingat/Food Recall 24 jam adalah cara pengukuran komsumsi
dengan cara menanyakan kepada responden terhadap makanan dan minuman yang
dikonsumsi selama 24 jam yang lalu. Responden ditanya semua jenis dan kuantitas
makanan dan minuman yang dikonsumsi sejak bangun tidur sampai tidur kembali.
7) Metode kekerapan atau keseringan mengonsumsi/Food frequensi adalah cara
mengukur konsumsi makanan yang dikaitkan dengan suatu kasus atau kelainan yang
terkait dengan konsumsi makanan. Sebagai contoh penelitian tentang kaitan antara
konsumsi sayur hijau dengan anemia.
8) Survei konsumsi metode dietary history dapat menggambarkan pola makan seseorang
dalam waktu yang relatif lama. Selain menggambarkan pola makan juga dapat
mengungkap adanya kesalahan makan, yaitu pola makan yang tidak sesuai dengan
prinsip gizi seimbang.
Ringkasan
1. Metode biokimia atau laboratorium adalah metode paling akurat dapat diketahui
status zat besi dalam darah, status gula darah dalam darah, status iodium dalam urin,
status vitamain A dalam plasma darah, dan sebagainya. Specimen atau percontoh yang
biasa digunakan adalah darah, urin, feces, dan lain-lain.
2. Penilaian status gizi secara klinis didasarkan atas perubahan yang terjadi yang
dihubungkan dengan ketidakcukupan asupan zat gizi. Sebagai contoh dapat dilihat
pada jaringan epitel (supravicial epithelial tissues) seperti kulit, mata, rambut dan
mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti
kelenjar tiroid. Metode klinis berguna untuk survei klinis secara cepat atau rapid
clinical survey untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis umum dari
kekurangan salah satu atau lebih zat gizi
3. Survei konsumsi pangan berarti suatu cara atau strategi menentukan status gizi
individu maupun kelompok dengan cara menghitung konsumsi atau asupan zat gizi
yang terdapat pada makanan dan minuman yang dikonsumsi atau yang diasup oleh
seseorang. Survei yang dirancang untuk mendapatkan informasi pangan yang
dikonsumsi baik kuantitas maupun kualitas. Survei konsumsi pangan harus
mempertimbangkan faktor selain pangan dalam pengumpulan datanya, misal faktor
budaya, ekonomi, dan faktor lain yang mempengaruhi konsumsi pangan.
a. Metode penimbangan/Food Weighing
Metode penimbangan/Food Weighing adalah menimbang kuantitas makanan
dan minuman yang dikonsumsi sehari-hari. Makanan dan minuman diukur
dengan cara ditimbang sebelum dikonsumsi, setelah selesai makan ketika masih
mentah baik dalam keadaan kotor maupun sudah bersih. Pada metode
penimbangan makanan, responden atau petugas menimbang dan mencatat
seluruh makanan yang dikonsumsi responden selama 1 hari.
b. Metode pencatatan/Food Record
Metode pencatatan/Food Record disebut juga food records atau diary records,
yang digunakan untuk mencatat jumlah yang dikonsumsi. Responden diminta
untuk mencatat semua yang makanan dan minuman setiap kali sebelum
dikonsumsi dalam Ukuran Rumah Tangga (URT) atau menimbang dalam ukuran
berat (gram) dalam periode tertentu (2-4 hari berturut-turut), termasuk cara
persiapan dan pengolahan makanan tersebut.
c. Metode mengingat-ingat/Food Recall 24 jam
Metode mengingat-ingat/Food Recall 24 jam adalah cara pengukuran konsumsi
dengan cara menanyakan kepada responden terhadap makanan dan minuman
yang dikonsumsi selama 24 jam yang lalu. Responden ditanya semua jenis dan
kuantitas makanan dan minuman yang dikonsumsi sejak bangun tidur sampai
tidur kembali.
4. Metoda kekerapan mengkonsumsi/Food Frequensi
Metoda kekerapan atau keseringan mengonsumsi/Food frequensi adalah cara
mengukur konsumsi makanan yang dikaitkan dengan suatu kasus atau kelainan yang
terkait dengan konsumsi makanan. Sebagai contoh penelitian tentang kaitan antara
konsumsi sayur hijau dan anemia.
5. Metode Riwayat Makanan/Dietary history
Survei konsumsi metode dietary history dapat menggambarkan pola makan seseorang
dalam waktu yang relatif lama. Selain menggambarkan pola makan juga dapat
mengungkap adanya kesalahan makan, yaitu pola makan yang tidak sesuai dengan
prinsip gizi seimbang.
Tes 1
2) Metode penilaian status gizi yang didasarkan atas perubahan yang terjadi yang
dihubungkan dengan ketidakcukupan asupan zat gizi adalah ….
A. metode antopometri
B. metode biokimia
C. metode klinis
D. metode survei konsumsi
3) Penilaian status gizi melalui survey konsumsi dengan cara melakukan penimbangan
makanan responden atau petugas menimbang dan mencatat seluruh makanan yang
dikonsumsi responden selama 1 hari adalah ….
A. metode penimbangan/Food Weighing
B. metode pencatatan/Food Record
C. metode mengingat-ingat/Food Recall 24 jam
D. metode kekerapan mengonsumsi/Food Frequensi
4) Metode penilaian status gizi melalui survei konsumsi dengan cara melakukan
penimbangan makanan responden atau petugas menimbang dan mencatat seluruh
makanan yang dikonsumsi responden selama 1 hari adalah ….
A. metode penimbangan/Food Weighing
B. metode pencatatan/Food Record
C. metode mengingat-ingat/Food Recall 24 jam.
D. metode kekerapan mengkonsumsi/Food Frequensi
5) Metode penilaian status gizi melalui survei konsumsi dengan cara menanyakan kepada
responden terhadap makanan dan minuman yang dikonsumsi selama 24 jam yang lalu
adalah ….
A. metode penimbangan/Food Weighing
B. metode pencatatan/Food Record
C. metode mengingat-ingat/Food Recall 24 jam
D. metode kekerapan mengonsumsi/Food Frequensi
6) Metode penilaian status gizi melalui survei konsumsi dengan cara mengukur konsumsi
makanan yang dikaitkan dengan suatu kasus atau kelainan yang terkait dengan
konsumsi makanan adalah ….
A. metode penimbangan/Food Weighing
B. metode pencatatan/Food Record
C. metode mengingat-ingat/Food Recall 24 jam.
D. metode kekerapan mengkonsumsi/Food Frequensi
7. Metode penilaian status gizi melalui survei konsumsi makanan yang dapat
menggambarkan pola makan seseorang dalam waktu yang relatif lama ….
A. metode penimbangan/Food Weighing
B. metode pencatatan/Food Record
C. metode mengingat-ingat/Food Recall 24 jam
D. metode riwayat makanan/Dietary history