034 - Ghita Rahayu Apriliana - Aromaterapi Melati
034 - Ghita Rahayu Apriliana - Aromaterapi Melati
034 - Ghita Rahayu Apriliana - Aromaterapi Melati
AROMATERAPI MELATI
Oleh :
A. Definisi
Aromaterapi adalah sebuah istilah yang mengacu pada penggunaan volatile oil hasil
ekstrak dari tanaman sebagai salah satu bentuk terapi. Cara kerja aromaterapi adalah
dengan menstimulus otak (apabila di inhalasi) sehingga menimbulkan efek emosi tertentu.
Biasanya efek yang dicari adalah menenangkan, menyemangati, merilekskan. Sedangkan
kegunaan minyak atsiri secara topikal memiliki banyak manfaat farmakologis seperti
melancarkan peredaran darah, menghangatkan, anti- inflamasi, anti-konvulsan, dll.
Buckle (2002) mendefinisikan aromaterapi klinis sebagai pemakaian minyak esensial
untuk hasil tertentu yang dapat diukur. Orang Mesir Kuno menggunakan aromaterapi
untuk meredakan nyeri dan pada abad ke-19, daun rosemary dibakar di rumah sakit untuk
pengasapan. Sekarang, ahli aromaterapi menggunakan minyak esensial untuk
meningkatkan hasil kesehatan yang positif, termasuk perbaikan alam perasaan, edema,
jerawat, alergi, memar, dan stress.
Aromaterapi adalah terapi yang menggunakan essential oil atau sari minyak murni
untuk membantu memperbaiki atau menjaga kesehatan, membangkitkan semangat,
menyegarkan serta menenangkan jiwa dan raga. Aromaterapi memiliki manfaat yang
sangat beragam, mulai dari pertolongan pertama sampai membangkitkan rasa gembira
(Hutasoit, 2002).
B. Jenis
Ada banyak jenis aromaterapi, yaitu minyak esensial, dupa, lilin, garam, minyak pijat,
dan sabun. Jenis-jenis tanaman juga ada sangat banyak, yaitu lavender, jasmine, orange,
frangipani, sandalwood, peppermint, basil, ginger, lemon, rosemary, tea tree, dan masih
banyak lagi. Modernisasi telah membawa dua macam aromaterapi, minyak esensial untuk
tujuan terapi dan minyak esensial untuk minyak wangi, kesenangan, rekreasi atau
kebersihan. Minyak atsiri dapat wewangian atau parfum dan masih kurang dalam nilai
terapeutik. Untuk minyak esensial untuk perawatan, ia harus berada dalam kelas
terapeutik aromaterapi. Selain itu, minyak esensial harus diekstrak, disiapkan dan
disimpan dengan baik untuk menjadi terapeutik.
Mekanisme kerja bahan aromaterapi adalah melalui sistem sirkulasi tubuh dan sistem
penciuman. Organ penciuman merupakan satu-satunya indera perasa dengan berbagai
reseptor saraf yang berhubungan langsung dengan dunia luar dan merupakan saluran
langsung ke otak. Hanya sejumlah 8 molekul sudah dapat memicu impuls elektris pada
ujung saraf. Dibutuhkan kurang lebih sekitar 40 ujung saraf yang harus dirangsang
sebelum seseorang sadar bau apa yang dicium (Deveraux, 2003).
Bau merupakan suatu molekul yang mudah menguap di udara. Apabila masuk ke
rongga hidung melalui penghirupan, akan diterjemahkan oleh otak sebagai proses
penciuman. Proses penciuman terbagi dalam tiga tahap; dimulai dengan penerimaan
molekul bau tersebut oleh olfactory epithelium, yang merupakan suatu reseptor yang
berisi 20 juta ujung saraf. Selanjutnya bau tersebut akan ditransmisikan sebagai suatu
pesan ke pusat penciuman yang terletak pada bagian belakang hidung (Howard dan
Hughes, 2007). Pusat penciuman sebesar biji buah delima pada pangkal otak. Pada
tempat ini berbagai sel neuron menginterpretasikan bau tersebut dan mengantarnya ke
sistem limbik yang selanjutnya akan dikirim ke hipotalamus untuk diolah (Deveraux,
2002).
Bila minyak esensial dihirup, molekul yang mudah menguap akan membawa unsur
aromatik yang terdapat dalam kandungan minyak tersebut ke puncak hidung. Rambut
getar yang terdapat dalamnya, yang berfungsi sebagai reseptor, akan menghantarkan
pesan elektrokimia ke pusat emosi dan daya ingat seseorang yang selanjutnya akan
mengantarkan pesan balik ke seluruh tubuh melalui sistem sirkulasi (Howard dan Hughes,
2007).
Pesan yang diantar ke seluruh tubuh akan dikonversikan menjadi suatu aksi dengan
pelepasan substansi neurokimia berupa perasaan senang, rileks, tenang atau
terangsang. Melalui penghirupan, sebagian molekul akan masuk ke dalam paru-paru.
Molekul aromatik akan diserap oleh lapisan mukosa pada saluran pernafasan, baik pada
bronkus maupun pada cabang halusnya (bronkioli). Pada saat terjadi pertukaran gas di
dalam alveoli, molekul tersebut akan diangkut oleh sirkulasi darah di dalam paru-paru.
Pernafasan yang dalam akan meningkatkan jumlah bahan aromatik ke dalam tubuh
(Deveraux, 2002). Respon bau yang dihasilkan akan merangsang kerja sel neurokimia
otak. Sebagai contoh, bau yang menyenangkan akan menstimulasi talamus untuk
mengeluarkan enkefalin yang berfungsi sebagai penghilang rasa sakit alami dan
menghasilkan perasaan tenang (Howard dan Hughes, 2007). Kelenjar pituitari juga
melepaskan agen kimia ke dalam sirkulasi darah untuk mengatur fungsi kelenjar lain
seperti tiroid dan adrenal. Bau yang menimbulkan rasa tenang akan merangsang daerah
di otak yang disebut raphe nucleus untuk mengeluarkan sekresi serotonin yang
menghantarkan kita untuk tidur (Howard dan Hughes, 2007).
E. Cara Penggunaan
Terapi aroma dapat digunakan melalui berbagai cara yaitu melalui :
1. Inhalasi
Inhalasi merupakan salah satu cara yang diperkenalkandalam penggunaan metode
terapi aroma yang paling simpeldan cepat. Inhalasi juga merupakan metode yang
paling tuadalam penggunaan aromaterapi. Aromaterapi masuk dari luartubuh ke
dalam tubuh dengan satu tahap dengan mudah,melewati paru-paru di alirkan ke
pembuluh darah melaluialveoli (Buckle, 2003).Hidung mempunyai dua fungsi yang
jelas yaitu sebagaipenghangat dan penyaring udara yang masuk,
dimanamerupakan salah satu bagian dari sistem olfactory. Inhalasisama dengan
penciuman, dimana dapat dengan mudahmerangsang olfactory setiap kali bernafas
dan tidak akanmenggangu pernafasan normal apabila mencium bau yangberbeda
dari minyak esensial (Alexander, 2001).
Bagaimanapun aroma dapat memberikan efek yang cepat dan kadang hanya
dengan memikirkan baunya dapat memberikan bau yang nyata. Bau cepat
memberikan efek terhadap fisik dan psikologis (Buckle, 2003). Cara inhalasi
biasanya diperuntukkan untuk seorang klien, yaitu dengan menggunakan cara
inhalasi langsung, tetapi cara inhalasi dapat juga digunakan secara
bersamaanmisalnya dalam satu ruangan. Metode tersebut disebut inhalasi tidak
langsung. Adapun cara penggunaan aromaterapi secara langsung menurut Buckle
(2003) adalah sebagai berikut :
a. Tissue atau Gulungan Gabus Ambil 1 – 5 tetes minyak esensial, teteskan pada
tissue atau kapas, kemudian hirup 5 – 10 menit. Dapat juga tissue atau kapas
tersebut diletakkan dibawah bantal.
b. Steam Tambahkan 1 – 5 tetes minyak esensial dalam alat steam atau
penguapan yang telah diisi air. Letakkan alat tersebut disamping atau sejajar
kepala pasien. Anjurkan pasien untuk menghirup selama 10 menit. Anjurkan
pasien untuk menutup mata dan melepaskan kontak lensa atau kacamata
selama inhalasi, karena dapat menyebabkan pedih.
Adapun beberapa cara inhalasi tidak langsung, antara lain :
a. Pengharum atau penyegar ruangan Tambahkan 1- 5 tetes minyak esensial ke
dalam alat pemanas yang telah berisi air, kemudian letakkan di tempat yang
aman atau sudut ruangan. Sangat bagus apabila ditambahkan air
conditioner(AC) dalam ruangan tersebut.
b. Terapi aroma yang digunakan melalui inhalasi caranya adalah minyak
aromaterapi ditempatkan di atas peralatan listrik, dimana peralatan listrik ini
sebagai alat penguap. Peralatan listrik harus dicek oleh petugas sebelum
digunakan demi keamanan pasien. Kemudian dilakukan penambahan 2 - 5
tetes minyak aromaterapi dalam vaporiser dengan 20 mL air untuk dapat
menghasilkan uap air. Minyak yang umum digunakan adalah pepermintuntuk
mual, lavender untuk relaksasi, rose baik digunakan dalam suasana sedih,
floral citrus dapat memberikan kesegaran ( Departement of Health, 2007).
2. Pijat
Teknik pijat adalah yang paling umum. Melalui pemijatan, daya penyembuhan yang
terkandung oleh minyak esensial bisa menembus melalui kulit dan dibawa ke dalam
tubuh, mempengaruhi jaringan internal dan organ-organ tubuh. Karena minyak
esensial sangat berbahaya bila diaplikasikan langsung ke kulit dalam bentuk minyak
yang murni. Minyak esensial baru bisa digunakan setelah dilarutkan dengan minyak
dasar seperti, minyak zaitun, minyak kedelai, dan minyak tertentu lainnya
(Departement of Health, 2007).
Terapi aroma apabila digunakan melalui pijat dilakukan dengan langsung
mengoleskan minyak terapi aroma yang telah dipilih di atas kulit. Sebelum
menggunakan minyak tersebut perlu diperhatikan adanya kontraindikasi maupun
adanya riwayat alergi yang dimiliki. Minyak lavender terkenal sebagai minyak pijat
yang dapat memberikan relaksasi. Pijat kaki atau merendam kaki dalam panci
dengan air sudah diberi efek meredakan (Departement of Health, 2007).
Terapi aroma yang digunakan dengan cara pijat, merupakan cara yang sangat
digemari untuk menghilangkan rasa lelah pada tubuh, memperbaiki sirkulasi darah
dan merangsang tubuh untuk mengeluarkan racun serta meningkatkan kesehatan
pikiran. Dalam penggunaannya dibutuhkan 2 tetes essensial oil ditambah 1 mL
minyak pijat (Hutasoid, 2002).
3. Kompres
Penggunaan terapi aroma melalui kompres hanya sedikit membutuhkan minyak
aromaterapi. Kompres hangat dengan minyak terapi aroma dapat digunakan untuk
menurunkan nyeripunggung dan nyeri perut. Kompres dingin yang mengandung
minyak lavender digunakan pada bagian perineum saat kala II persalinan
(Departement of Health, 2007).
4. Berendam
Cara lain dalam menggunakan aromaterapi adalah dengan menambahkan tetesan
minyak esensial ke dalam air hangat yang digunakan untuk berendam. Dengan cara
ini efek minyak esensial akan membuai perasaan dan membuat pasien rileks,
melarutkan pegal-pegal dan nyeri, juga memberi efek yang merangsang dan
mengembalikan energi. Pasien akan memperoleh menfaat tambahan dari
menghirup uap harum. Minyak esensial aromaterapi yang menguap dari air panas
(Hadibroto & Alam, 2001).
Berendam dengan menggunakan aromaterapi dapat mengendurkan otot yang
tegang setelah bekerja seharian, berendam pada air hangat merupakan saat yang
menyenangkan. Untuk berendam membutuhkan sekitar 5-8 tetes dari jenis
essensial oil yang telah dipilih (Hutasoid, 2002).
Kontra indikasi :
1. Asma
2. alergi pernafasan
3. penyakit paru-paru kronis
4. Alergi kulit
Indikasi :
1. Nyeri persalinan
2. Nyeri disminore
3. Gangguan tenggorokan
4. Stress
5. Insomnia
Pedoman pelaksanaan
Persiapan alat :
1. Tungku/mangkok aromaterapi
2. Lilin
3. Korek api
4. Air
5. Essential oil melati
Persiapan lingkungan :
Persiapan pasien :
Prosedur :
Evaluasi :
Hasil Penelitian
1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rukmala (2016) tentang pengaruh teknik
relaksasi nafas dalam dan aromaterapi melati terhadap tingkat disminore pada mahasiswa
fisioterapi semester II di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta didapatkan adanya perubahan
yang signifikan tingkat disminore dengan pemberian aromaterapi melati.
2. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Oktavia dan Faridah (2016) tentnag efek
aroma ekstrak melati terhadap pengurangan nyeri persalinan kala I fase aktif pada
parturient didapatkan adanya perbedaan pengurangan nyeri persalinan antara kelompok
yang diberi ekstrak melati dengan kelompok control.
3. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kusnaidi, dkk (2011) tentnag aromacare
melati meningkatkan pemenuhan kebutuhan tidur pada lansia didapatkan adanya
perbedaan yang signifikan pada pemenuhan kebutuhan tidur lansia secara kuantitas antara
kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol.
DAFTAR PUSTAKA
Kusnaidi, Heri, dkk. 2011. Aromacare melati meningkatkan pemenuhan kebutuhan tidur pada
lansia. Jurnal Ners Vol. 6 No.2: 192-200
Oktavia, N & Faridah, B. 2016. Efek aroma ekstrak melati terhadap pengurangan nyeri
persalinan kala I fase aktif pada parturient. Research of applied science and education Vol.11:
323-330
Rukmala, S. 2016. Pengaruh teknik relaksasi nafas dalam dan aromaterapi melati terhadap
tingkat disminore pada mahasiswi fisioterapi semester II di universitas ‘aisyiyah Yogyakarta.
Tidak dipublikasikan. Stikes ‘Aisyiyah Yogyakarta