Parasit Pada Ikan Nila
Parasit Pada Ikan Nila
Parasit Pada Ikan Nila
Oleh
Endayani
NPM .1514111036
I. PENDAHULUAN
Penyakit ikan biasanya timbul karena adanya interaksi antara tiga factor yaitu
lingkungan, inang dan adanya jasad penyebab penyakit. Pada ikan nila yang
terjangkit parasit adalah aeromonas dan tricodina dengan ciri-ciri badan merah,
insang yang merah pekat, sisik dan ekor yang bercak-bercak merah serta pergerakan
tubuh yang lambat.
Usaha pencegahan terhadap timbunya penyakit ikan juga telah dilakukan dengan
jalan memperbaikai kualitas air baik dengan jalan pengguanaan filter biologi maupun
dengan menggunakan proses bio-remediasi berkaitan dengan manajemen kesehatan
ikan meliputi cara diagnosa, pencegahan penyakit dan pengobatan terhadap penyakit
ikan.
1.2 Tujuan Praktikum
Untuk mengetahui jenis parasit yang menyerang pada ikan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Memiliki bentuk tubuh bulat pipih, pungung agak tinggi, pada sirip ekor ditemukan
garis lurus atau Vertikal, Pada sirip punggung ditemukan garis lurus memanjang Sirip
punggungnya memanjang dari bagian atas tutup ingsang sampai bagian atas sirip
ekor, Sirip ekor berbentuk bulat, Terdapat juga sepasang sirip dada dan sirip perut
yang berukuran kecil dan sirip anus yang hanya satu buah berbentuk agak panjang
(Saanin, 2010)
Berikutnya dinding usus akan larut dan keluarlah binatang yang dapat bergerak
seperti amuba. Binatang ini akan masuk kedalam peredaran darah ikan dan beredar
keseluruh tubuh ikan. Sarang-sarang spora inilah yang terlihat sebagai benjolan-
benjolan. Sering dilaporkan penyakit yang ditimbulkan oleh Sporozoa ini menyerang
benih ikan. Oleh peternak ikan sering disebut penyakit bengkak insang, karena ikan
yang terserang insangnya menjadi bengkak (Dana, 1990).
Saat ini belum diketemukan cara pengobatan yang efektif untuk penyakit ini. Satu-
satunya cara untuk mencegah penyakit ini, ialah semua ikan yang terkena penyakit ini
dimusnahkan, kolam dikeringkan dan kemudian kolam diberi kapur.
2. Endoparasit
Aeromonas dan Pseudomonas merupakan salah satu contoh bakteri yang sering
dijumpai menyerang ikan-ikan sehingga mengakibatkan kematian masal pada ikan
budidaya. Pemberantasan sampai tuntas sangat sulit dilakukan karena pada umumnya
bibit penyakit berupa bakteri sangat kecil dan mudah tersebar di semua perairan.
Karena air adalah media penular yang membawa bibit penyakit secara luas dan
mudah, maka harus dimengerti bahwa ikan akan terhindar dari serangan penyakit
apabila berada pada kondisi baik yang artinya makanan cukup, bersih dari segala
pencemaran, agar ikan mempunyai daya tahan yang tinggi terhadap organisme
penyebab penyakit (Mangunwiryo dkk, 1995).
3. Jamur Saprolegnia
Ikan yang belum begitu parah kondisi sakitnya biasanya diambil tindakan pengobatan
menggunakan antibiotik. Selain kelompok parasit ada juga organisme yang tumbuh
pada ikan-ikan yang sebelumnya sudah terluka, lemah, sakit atau pada ikan yang
sudah mati yang bernama jamur. Jamur juga menyerang telur-telur yang gagal
menetas dan kemudian menulari telur-telur lain yang sehat bahkan dapat menyerang
larvanya (Mangunwiryo dkk, 1995)
Daur hidup Monogenea tidak memerlukan inang antara dan bersifat vivipar atau
ovipar. Daur hidup Monegea yang bersifat ovipar dimulai dari menetasnya telur
menjadi larva bersilia yang disebut Oncomirasidium. Oncomirasidium memiliki
bintik mata, pharink, kepala dan kelenjar – kelenjar sebagaimana Monogenea dewasa.
Oncomirasidium bergerak bebas selama 6 – 8 jam, kemudian mencari inang yang
tepat. Oncomirasidium akan menempel pada kulit inang dan berkembang hingga
menjadi dewasa. Monogea vivipar memiliki larva yang berkembang dalam uterus dan
dapat berisi sel – sel embrionik (Noble dan Noble, 1989).
2. Argulus sp
menginfeksi kulit ikan dengan cara menembusnya melalui stylet lalu mengeluarkan
enzim pencernaan melalui dua saluran syphon. Infeksi Argulus sp dapat berakibat
fatal bagi ikan kecil, belum diketahui sampai sejauh mana infeksi yang. Umumnya
hal ini disebabkan oleh intensitas parasit yang menginfeksi dan perbedaan imunitas
antara ikan kecil dan besar, selain itu proses adaptasi antara parasit dan inang juga
dapat berpengaruh. Ikan besar yang telah berdaptasi dengan parasit yang
menginfeksinya tidak menunjukkan tanda tanda sakit (Mollers dkk., 1986).
Untuk merendam ikan 1-2 ml larutan baku itu diencerkan dalam air 1 liter untuk
merendam selama 1 jam. Pencegahan jamur pada telur ikan sangat perlu dilakukan
apabila telur ikan ditetaskan di dalam corong-corong penetas pada pembenihan ikan
buatan. Dari paparan ini sedikit banyak telah diketahui beberapa hal tentang penyakit
parasiter. Tetapi dapat dibuat juga sebuah gambaran bahwa untuk usaha budidaya,
pemeliharaan kondisi kualitas air harus dijaga untuk mencegah timbulnya penyakit.
Karena bagaimanapun modernnya ilmu pengobatan, pencegahan adalah alternatif
pilihan yang lebih baik (Mollers dkk., 1986).
Pemanfaatan tanaman obat tradisional ikan dalam pengendalian penyakit salah satu
alternatif penanggulangan penyakit ikan tawar udara artikel baru yang aman adalah
menggunakan tanaman obat. Bahan obat berbaring yang aman relatif lebih efektif
untuk artikel lingkungan dan dalam mengobati penyakit ikan dapat menggunakan
bermacam-macam tanaman obat tradisional. Indonesia sebagai negara tropis memiliki
kekayaan yang berpotensi menjadi tanaman obat. Pemakaian yang banyak tanaman
mengandung senyawa antimikroba yang bersifat yang. Sejumlah tanaman
mengandung senyawa bersifat bakterisidal (pembunuh bakteri), dan bakteristatik
(penghambat pertumbuhan bakteri). Bahasa dari beberapa percobaan fitofarmaka,
terbukti efektif mengatasi penyakit ikan dan air tawar memiliki beberapa keuntungan,
seperti: pertama, dapat menjadi pengganti antibiotik bahan alami untuk artikel
pengendali penyakit disebabkan bakteri yang.kedua, rama terhadap lingkungan,
mudah hancur / terurai dan jaksa tidak menyebabkan residu pada ikan dan versi
terbaru.( Nuratmi, dkk. 1996).
Beberapa gejala klinis akibat infeksi parasit yang dapat digunakan sebagai presumtif
enderu antara lain ikan tampak lemah, tidak nafsu makan, pertumbuhan lambat,
tingkah laku dan berenang tidak normal disertai produksi ender yang berlebihan. Ikan
sering terlihat mengumpul di sekitar air masuk, karena pada daerah ini kualitas air
terutama kadar oksigen lebih tinggi. Sering mengapung dipermukaan air. Insang
tampak pucat dan membengkak, sehingga operculum terbuka. Kerusakan pada insang
menyebabkan sulit bernafas, sehingga tampak megap-megap seperti gejala
kekurangan oksigen. Insang ikan rusak, luka dan timbul perdarahan serta berlebihan
ender (stadium awal). Dalam keadaan serius enderu insang akan rusak dan enderum
ikan tidak tertutup dengan sempurna mengakibatkan kesulitan bernafas (Nitimulyo,
1993)
III. METODELOGI PRAKTIKUM
3.1. WaktudanTempat
Praktikum Manajemen Kesehatan Ikan dilaksanakan pada tanggal 7 September 2018.
Bertempat di Laboratorium Perikanan dan Kelautan, FakultasPertanian, Universitas
Lampung.
3.2. AlatdanBahan
Alat yang digunakan untuk praktikum kali ini yaitu alat bedah, nampan, tisu, kaca
preparat, mikroskop, cover glass, alat tulis, label dan kamera. Sedangkan bahan yang
digunakan yaitu aquades, ikanlele, nila, kerapu, kakap, patin, bawal bintang dan ikan
mas
Diletakkan di ataskacapreparat
Di berikanaquadessecukupnya
Diamati di bawahmikroskop
4.1 Hasil
No Nama Ikan Jenis Parasit Gambar
1 Ikan bawal bintang Tidak ada parasit
2 Ikan kerapu Diplectonum Haliotrema
dan Neobenedini
4.2 Pembahasan
Pada hasil yang di dapat pada ikan yang berhabitat di air tawar terdapat parasit
Diplectonum Haliotrema dan Neobenedini pada ikan kerapu dan pada ikan nila
Aeromonas dan tricodina parasit yang ditemukan adalah parasit yang tumbuh pada
ikan air laut dan air tawar dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu sebagai
berikut:
1. ikan direndam menggunakan Kalium Permanganat (PK), 1 gram per 100 liter air
selama 60-90 menit.
2. Ikan direndam dalam larutan garam dapur dengan dosis 10 gram per liter selama 10
menit.
3. Ikan direndam menggunakan Malacyte Green
Serbuk Malacyte Green dilarutkan dalam air sebagai larutan baku (1 gram dalam 450
ml air)
4. Untuk merendam ikan 1-2 ml larutan baku itu diencerkan dalam air 1 liter untuk
merendam selama 1 jam.
Pencegahan terkenanya parasit adalah dengan memperhatikan beberapa faktor yaitu
sebagai berikut
1. Lingkungan harus baik
Lingkungan, terutama sifat fisika, kimia biologi perairan akan sangat mempengaruhi
keseimbangan antara ikan sebagai inang dan oranisme penyebab penyakit.
Lingkungan yang baik akan meningkatkan daya tahan ikan, sedangkan lingkungan
yang kurang baik akan menyebabkan ikan mudah stres dan menurunkan daya tahan
tubuh terhadap serangan penyakit non parasit.
5.1 Kesimpulan
Jenis parasit yang ditemukan pada ikan kerapu adalah Diplectonum Haliotrema dan
Neobenedini sedangkan pada ikan nila ditemukan Aeromonas dan tricodina
5.2 Saran
Saran untuk praktikum ini adalah agar praktikan lebih berhati-hati dan serius saat
pengamatan sehingga tidak terjadi yang hal yang tidak diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
Dana, D. 1990. Masalah penyakit parasit Dan bakteri PADA ikan tawar udara
Permasalahan Cara penanggulangannya. Hal.: 10 – 23. Prosiding Seminar
Nasional II Penyakit Ikan Udang Dan. Balai Penelitian Perikanan Air Tawar,
Bogor.
Giyarti, D. 2000. Efektivitas ekstrak daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) sambiloto
Andrographis (paniculata (Burm. f.) Nees) dan sirih (Piper betle L.) terhadap
infeksi bakteri Aeromonas hydrophila PADA ikan patin (Pangasius
hypophthalmus). Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan Dan Ilmu
Kelautan, IPB. Bogor.
Mangunwiryo, H., D. Dana, A. Rukyani. 1995. Deskripsi Hama Dan Penyakit Ikan
Karantina Golongan Virus. Pusat Karantina Pertanian. Jakarta.
Noble, E.R.dan Noble, G.A. 1989. Parasitologi, Biologi, Parasit Hewan. Edisi V.
diterjemahkan oleh Wardiarto. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta
Nitimulyo, KH, Lelono IYB dan Jaksa A. Sarono. 1993.Deskripsi Hama Dan
Penyakit Ikan Karantina Golongan Bakteri Buku 2. Pusat Karantina Pertanian.
Jakarta.
Nuratmi, B., Adjiri Dan DI Paramita. 1996. Beberapa penelitian Farmakologis
sambiloto (Andrographis paniculata Nees) (Kumpulan abstrak). Warna
Tumbuhan Obat Indonesia.
2
Sisik dan insang ikan diletakan
diatas kaca preparat dan ditetesi
aquades
4
Hasil pengamatan