Bab Ii

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 264

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENDAHULUAN PERKEMBANGAN IPBA, GRAVITASI UNIVERSAL


MELIPUTI HUKUM KEPLER DAN GRAVITASI NEWTON, TAFSIRAN
NEWTON TERHADAP HUKUM KEPLER
2.1.1 Perkembangan Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa
2.1.1.1 Pengertian astronomi dan keterkaitannya dengan sains islam

Sebelum lebih jauh membahas perkembangan ilmu astronomi, terlebih dahulu


kita berbicara tentang siapa penemu ilmu ini, Memang jarang kita temukan literatur
yang tercoret di dalamnya siapa yang pertama kali melakukan pengamatan terhadap
benda-benda langit. Dalam kitab al-Khulasah al-Wafiyah oleh Zubaer Umar Jailani,
rektor pertama IAIN Walisongo Semarang dijelaskan bahwa ilmu ini pertama kali
ditemukan oleh seorang yang benar I’tiqadnya, yang membawa misi monoteisme
akan eksistensi dzat yang yang menciptakan alam semesta ini (tuhan semesta alam),
ia adalah Nabi Idris AS. Jejak astronomi tertua ditemukan dalam peradaban bangsa
Sumeria dan Babilonia yang tinggal di Mesopotamia (3500-3000 SM). Abngsa
Sumeria hanya menerapkan bentuk-bentuk dasar astronomi. Pembagian waktu
lingkaran menjadi 360 derajat berasal dari bangsa Sumeria.
Orang sumeria juga sudah mengetahui gambaran konstelasi bintang sejak
3500 SM. Mereka menggambar pola-pola rasi bintang pada segel, vas, dan papan
permainan. Nama rasi Aquarius yang kita kenal berasal dari bangsa Sumeria.
Astronomi juga sudah dikenal masyarakat India kuno. Sekitar tahun 500 SM,
Aryabhata melahirkan sistem matematika yang menempatkan bumi berputar pada
porosnya. Aryabhata membuat perkiraan mengenai lingkaran dan diameter bumi.
Brahmagupta (598-668) juga menulis teks astronomi yang berjudul
Brahmasphutasiddhanta pada 628. Dia astronom yang memecahkan masalah-masalah
astronomi.

6|Bumi dan antariksa


2.1.1.2 Perkembangan geosentris
Embrio teori Geosentris dimulai sejak zaman Aristoteles (384-322) yang
menyatakan bahwa bumi itu bulat, dengan menunjukkan argument ketika terjadi
proses gerhana terdapat bayang-bayang lengkung pada bulan yang disebabkan oleh
posisi bumi. Ia juga berpendapat bahwa pusat jagat raya adalah bumi. Sehingga
semua benda-benda langit bergerak mengitari bumi. Sekitar tahun 150 M, di
Alexandria hiduplah seorang astronom Mesir bernama Ptolomeus. Ia merupakan
peneliti ahli dan menjadi popular karena ensiklopedia yang disusunnya, yang berisi
semua pengetahuan sains dari dunia kuno. Kita mengenalnya dengan almagest. Selain
memberikan satu-satunya catatan catalog bintang Hipparchus, buku ini juga
menimpulkan pandangan klasik bumi sebagai pusat alam semesta. Konsep ini dikenal
dengan konsep alam semesta Ptolomeus.
Sejarah sosial teori geosentris yang menyangkut dinamikanya di tengah-
tengah dominasi gereja pada kurun abad 3-16, yang mampu menghasilkan tipologi
tersebut sehingga dapat diterima pada ranah pmahaman manusia mengenai konsep
alam semesta. Dilihat dari suasana pada kuru waktu tersebut, keberadaan dewan
gereja memiliki otoritas penuh dalam menentukan segala kebijakan, apalagi yang
berkaitan dengan deologi. Pada abad pertengahan sekitar abad 12 s/d a5 orang-orang
eropa barat sanagat mendukung Aristoteles. Sehingga Aristoteles dianggap mutlak
benar.
Lalu muncul pertanayaan Aristoteles yang menyatakan pusat alam semesta.
Pendapat Aristoteles ini berdasarkan keterangan ayat Yoshua 10:12a-13, yaitu
“matahari, berhentilah di atas gabeon dan engkau, bulan di atas lembah Ayalon!”.
Maka berhentilah matahari dan bulan itu bergerak, oleh dewan gereja pernyataan ini
didukung sepenuhnya karena sesuai dengan apa yang tertera dalam Yosua, dan
dijadikan pegangan oleh rakyat awam pada umumnya. Sehingga teori Geosentris
dianggap mutlak benar pada saat itu.
Bangsa Eropa barat pada abad XIII M, tengah dilanda tumbuhnya isme-isme
baru seperti humanisme, rasionalisme, renaisainsme sebagai reaksi dari filsafat

7|Bumi dan Antariksa


skolastik di masa itu, dimana orang dilarang menggunakan rasio atau faham yang
kontaradiktif dengan pemahaman gereja. Pemikiran yang dianggap melanggar agama
oleh gereja, memungkinkan si penggagas dapat dihukum denagn dsiksa bahkan
dihukum mati. Seperti yang dialami oleh Giardono Bruno (1548-1600), salah seorang
pendukung ide alam semesta Nicolas Copernicus dengan Teori Heliosentris. Ia
ditangkap dan disiksa oleh deawan Inquisasi Gereja, dan akhirnya dihukum mati di
tiang pembakaran di Roma pada bulan februari 1600. sehingga teori Geosentris ini
terus berkembang dan mengakar sebelum akhirnya dipatahkan oleh teori Heliosentris.
2.1.1.3 Pencetus dan pendukung geosentris
 Aristoteles (384-322)
Seorang ahli filsafat terbesar sepanjang masa. Dikenal dengan bapak
peradaban baru, bapak ensiklopedi, bapak ilmu pengetahuan, dan berbagi julukan lain
yang disematkan kepadanya. Tokoh ilmu logika, biologo, fisiks, matematika, botani,
kimia, anatomi, zoology. Dia juga seorang pengarag produktif yang telah mengarang
lebih Dari 50 buku, disertai dengan uraian-uraian yang sisematis.
 Claudius Ptolomeus (140 SM)
Seorang ahli Geografi dan astrologi. Pendukung teori yang dikemukakan oleh
aristoteles, kemudian menyempurnakan dan mempopulerkannya hingga namanya
lebih dikenal di dunia. Dia juga seorang pengarang beberapa risalah astronomi ,
dimana risalah-risalah yang dikarangnya tersebut banyak diadopsi oleh ilmuwan-
ilmuwan setelahnya. Karya-karyanya adalah: syntasis, Geografia, Tetrabiblos.
 Hipparchus (150 SM)
Seorang berkebangsaan Yunani yang juga hali dalam bidang asronomi, dia
termasuk salah satu pendukung teori Geosentris. Karya-karya yang ia temukan adalah
menyusun gambaran baku alam semesta dan menyusun katalog bintang-bintang yang
ditulis dalam bukunya yang berjudul “introduction to astronomy.
 Abu Ja’far Muhammad bin Musa al-Khawarizmi (780-875 M)

8|Bumi dan Antariksa


Ia sangat disegani oleh dunia, karena pengetahuan dan kemahirannya bukan
saja di bidang syariat tapi juga ahli dalam bidang filsafat, logik, aritmetik, geometri,
musik, sastra, sejarah islam dan kimia. Kontribusi beliau dalam ilmu pengetahuan
antara lain: menemukan angka 0 (nol) dalam system perhitungan, menyusun table
geometri, menemukan teori kemiringan ekliptika, merevisi data astronomi dalam
kitab sindihid, menciptakan pemakaian sinus, cosinus, dan tangent dalam
penyelidikan trigonometri dan astronomi dan penyelesaian persamaan, teorema
segitiga, sama sisi juga segitiga sama kaki dan memperkirakan luas segitiga, segi
empat dan bulatan dalam geometria, memperkenalkan aljabar dan hisab. Karya beliau
adalah kitab al-mukhtasar fi hisab al-jabr wa al-muqabalah.
 Nasiruddin Muhammad al-Thusi (598-673 H/ 1201-1274 M)
Al-Thusi juga ahli dalam bidang astronomi, teologi, etika, dan filsafat masih
dipelajari hingga kini sbagaimana juga terhadap karya-karya Ibn Sina, sehingga
banyak yang menjulukinya Ibn Sina kedua. Di antara karya-karyanya adalah Meneliti
lintasan, ukuran, jarak planet merkurius; meneliti terbit dan terbenam matahari;
menemukan ukuran dan jarak matahari dengan bulan; meneliti kenaiakan bintang-
bintang; menemukan teori gerak planet. ia juga menulis buku: Jadwal al-Kaniyan,
Zubdah al-hai’ah.
 Ibnu Jabr al-Battani (858-929 M)
Salah seorang ahli astronomi dan matematika yang bergitu dikenal luas di
dunia ilmu pengetahuan. Kontribusinya dalam di bidang ilmu pengetahuan adalah
menciptakan teropong bintang; menemukan teori mengenai garis lengkung bulan dan
matahari yang diaplikasikan dalam menentukan gerak akselerasi bulan; menemukan
bahwa kemiringan ekliptik, panjangnya musim, dan orbit matahari; menemukan orbit
bulan dan planet; menetapkan teori baru untuk menentukan sebuah kondisi
kemungkinan terlihatnya bulan baru; menemukan perhitungan secara akurat revolusi
bumi terhadap matahari. Adapun buku-buku yang ia tulis antara lain: Tabriel al-
Maghesti; Tahmid al-Mustofa li Ma’na al-Manar.

9|Bumi dan Antariksa


 Al-Farghany
Salah satu ilmuwan muslim yang berhasil menorehkan prestasi dalam dunia
astronomi adalah Abul-Abbas Ahmad ibn Muhammad ibn Kathir al-Farghani. Ia
adalah salah satu astrono yang hidup pada masa pemerintahan khalifah Al-Makmun
pada abad IX dan menjadi orang kepercayaan. Kontribusinya dalam ilmu
pengetahuan antara lain: menemukan jarak dan diameter planet-planet lainnya;
menentukan besarnya diameter bumi yang mencapai 6.500 mil; mampu meneropong
bintang-bintang.
2.1.1.4 Perkembangan pada periode heliosentris
Pengamatan tentang fenomena langit telah dilakukan sejak zaman kuno oleh
orang-orang Cina, Mesopotamia, dan Mesir. Akan tetapi pengetahuan mengenai
fenomena langit dijadikan sebuah ilmu baru terwujud dan berkembang pada zaman
Yunani sekitar abad VI dengan nama ilmu astronomi.
Babak astronomi Yunani dimulai oleh Thales pada abad VI SM yang
berpendapat bahwa bumi berbentuk datar. Walaupun pada abad yang sama ada
seorang ilmuwan yang mengetahui bahwa bumi berbentuk bulat (phytagoras). Akan
tetapi terobosan terpenting pertama dalam astronomi dilakukan oleh Aristoteles dua
abad kemudian. Dia mengekemukakan bahwa bumi berbentuk bulat bundar dengan
didukung sejumlah bukti ilmiah. Ia juga berpendapat bahwa pusat jagat raya ini
adalah bumi, sementara bumi selalu dalam keadaan tenang, tidak bergerak, dan tidak
berputar. Pandangan ini disebut dengan teori geosentris.
Terobosan kedua hampir dilakukan oleh Aristarcus pada abad III SM jika dia
mempunyai cukup banyak pendukung. Aristarcus tidak hanya berpendapat bahwa
bumi bukanlah pusat alam semesta (geosentris). Akan tetapi dia juga menyatakan
bahwa bumi berputar dan beredar mengelilingin matahari yang merupakan pusat
gerak langit (heliosentris).
2.1.2 Hukum Kepler

Hukum Kepler ditemukan oleh seorang matematikawan yang juga

10 | B u m i d a n A n t a r i k s a
merupakan seorang astronom Jerman yang bernama Johannes Kepler (1571-1630).
Penemuannya didasari oleh data yang diamati oleh Tycho Brahe (1546-1601),
seorang astronom dari Denmark.
Sebelum ditemukannya hukum ini, manusia zaman dulu menganut paham
geosentris, yaitu sebuah paham yang membenarkan bahwa bumi merupakan pusat
alam semesta. Anggapan ini didasari pada pengalaman indrawi manusia yang
terbatas, yang setiap hari mengamati matahari, bulan dan bintang bergerak,
sedangkan bumi dirasakan diam. Anggapan ini dikembangkan oleh astronom
Yunani Claudius Ptolemeus (100-170 M) dan bertahan hingga 1400 tahun.
Menurutnya, bumi berada di pusat tata surya. Matahari dan planet-planet
mengelilingi bumi dalam lintasan melingkar.
Kemudian pada tahun 1543, seorang astronom Polandia bernama Nicolaus
Copernicus (1473-1543) mencetuskan model heliosentris. Heliosentris artinya bumi
beserta planet-planet lainnya mengelilingi matahari dalam lintasan yang melingkar.
Tentu saja pendapat ini lebih baik dibanding pendapat sebelumnya. Namun, ada
yang masih kurang dari pendapat Copernicus yaitu dia masih menggunakan
lingkaran
sebagai bentuk lintasan gerak planet.

Pada tahun 1596 Kepler menerbitkan buku pertamanya di bidang astronomi

11 | B u m i d a n A n t a r i k s a
dengan judul The Mysteri of the Universe. Di dalam buku itu ia memaparkan
kekurangan dari kedua model diatas yaitu tiada keselarasan antara lintasan-lintasan
orbit planet dengan data pengamatan Tycho Brahe. Oleh karenanya Kepler
meninggalkan model Copernicus juga Ptolemeus lalu mencari model baru.
Pada tahun 1609, barulah ditemukan bentuk orbit yang cocok dengan data
pengamatan Brahe, yaitu bentuk elips. Kemudian penemuannya tersebut
dipublikasikan dalam bukunya yang berjudul Astronomia Nova yang juga
disertai hukum keduanya. Sedangkan hukum ketiga Kepler tertulis dalam
Harmonices Mundi yang dipublikasikan sepuluh tahun kemudian.
2.1.2.1 Hukum I Kepler
Hukum I Kepler menjelaskan tentang bagaimana bentuk lintasan orbit planet-
planet. Bunyi dari hukum ini yaitu :
“Lintasan setiap planet ketika mengelilingi matahari berbentuk elips, dimana matahari
terletak pada salah satu fokusnya”

Gambar 3. Model lintasan planet menurut Hukum I Kepler


Dari model diatas diperlihatkan bentuk elips dari lintasan orbit planet yang
mengelilingi matahari. Dimana matahari berada disalah satu titik fokusnya
yang ditandai dengan F1 dan F2. Sedangkan planet bearada pada jarak r2 dari F2
atau r1 dari F1. Jika posisi planet berubah maka jarak r1 dan r2 ikut berubah.
Jarak a disebut sumbu semimayor dan 2a disebut mayor. Jarak b disebut sumbu

12 | B u m i d a n A n t a r i k s a
semi-minor dan 2b disebut minor. Jarak c dari titik pusat merupakan titik fokus,

dimana c2 = a2 + b2.
Ketika planet berada pada jarak terjauh dari matahari, maka pada saat
itu planet berada pada titik aphelion. Letaknya pada gambar yaitu pada ujung kiri
elips (sebelah kiri F1). Jarak dari aphelion ke matahai dapat dihitung
dengan menjumlahkan jarak a dengan c. Jika planet berada pada ujung kanan elips
(sebelah kanan F2) maka planet sedang berada pada titik perihelion. Pada saat itu
planet berada pada jarak terdekat dengan matahari. Jarak perihelion dengan matahari
merupakan selisih antara jarak a dengan c.
2.1.2.2 Hukum II Kepler

Hukum kedua Kepler menjelaskan tentang kecepatan orbit suatu planet. Bunyi dari
hukum keduanya yaitu :

“Setiap planet bergerak sedemikian sehingga garis khayal yang ditarik dari matahari
ke planet tersebut mencakup daerah dengan luas yang sama dalam waktu yang
sama”.

Gambar 4. Luasan aphelion (abc) dan luasan perihelion (ade)


Pada gambar diatas diperlihatkan dua contoh luasan untuk menjelaskan
hukum II Kepler. Kedua luasan ini mempunyai luas yang sama. Pada selang waktu
yang sama, garis khayal yang menghubungkan planet dan matahari menyapu luasan
yang memiliki besar yang sama. Oleh karena itu, ketika planet bergerak dari b ke c
(titik aphelion), kecepatan orbit planet lebih kecil atau lambat. Sedangkan

13 | B u m i d a n A n t a r i k s a
ketika planet bergerak dari d ke e (titik perihelion) kecepatan orbit planet lebih
besar atau cepat. Maka kesimpulannya keceptan orbit maksimum planet yaitu
ketika planet berada di titik perihelion dan kecepatan minimumnya ketika berada di
titik aphelion.
2.1.2.3 Hukum III Kepler

2.1.2.4 Hukum Gravitasi Newton


Selain mengembangkan tiga hukum mengenai gerak, Sir Isaac Newton juga
meneliti gerak planet-planet dan Bulan. Terutama, ia mempertanyakan tentang gaya
yang harus bekerja untuk mempertahankan Bulan pada orbitnya yang hampir berupa
lingkaran mengelilingi Bumi.
Newton juga memikirkan tentang masalah gravitasi. Karena benda yang
jatuh, dipercepat. Newton menyimpulkan bahwa pasti ada gaya yang bekerja pada
benda itu, yang Newton dan kita sebut saat ini dengan gaya gravitasi. Ketika sebuah

14 | B u m i d a n A n t a r i k s a
benda mempunyai gaya maka gaya itu pasti diberikan oleh benda lain. Tetapi apa
yang memberikan gaya gravitasi? Setiap benda pada permukaan Bumi merasakan
gaya gravitasi, dan tidak peduli di manapun benda itu berada, gaya tersebut
mempunyai arah menuju pusat bumi (Gambar 5). Newton menyimpulkan bahwa
pasti Bumi itu sendiri yang memberikan gaya gravitasi pada benda-benda di
permukaannya.

Gambar 5. Gaya gravitasi bekerja ke arah bawah menuju pusat bumi.


Menurut cerita, Newton sedang duduk di kebunnya dan melihat sebuah apel
yang jatuh dari pohon. Dikatakan bahwa ia mendapat ilham: jika gravitasi bekerja di
puncak pohon, dan bahkan di puncak gunung, maka mungkin saja gravitasi juga
bekerja sampai ke Bulan. Apakah cerita ini benar atau tidak, tampaknya peristiwa
itu bisa memberikan gambaran mengenai ilham dan penalaran Newton. Dengan
gagasan bahwa gravitasi bumilah yang menahan Bulan pada orbitnya, Newton
mengembangkan teori gravitasinya yang hebat. Tetapi pada saat itu terjadi
kontroversi. Banyak pemikir (anggota Royal Society) yang sulit menerima gagasan
gaya yang bekerja dari jarak jauh atau tanpa kontak langsung. Tetapi gravitasi
bekerja tanpa kontak, kata Newton: Bumi memberikan pada apel yang jatuh dan
pada Bulan, walaupun tidak ada kontak, dan kedua benda mungkin jauh sekali satu

15 | B u m i d a n A n t a r i k s a
sama lain. Pada permukaan Bumi, gaya gravitasi mempercepat benda sebesar

9,80 m/s2. Tetapi berapa percepatan sentripetal Bulan? Karena Bulan bergerak
dengan gerak melingkar yang hampir beraturan, percepatan harus dihitung dari
rumus. Melalui perhitungan yang sudah pernah dilakukan, hasilnya adalah
0,00272 m/s2, dengan pembuktian :

Dengan demikian, percepatan bulan terhadap bumi kira-kira 1/3600 kali


besar percepatan benda-benda di permukaan bumi. Bulan berjarak 384.000 km dari
bumi, yang sama dengan 60 kali radius bumi yang sebesar 6.380 km. Jarak dari
pusat bumi ke bulan 60 kali lebih jauh dari benda-benda di permukaan bumi. Tetapi

60 x 60 = 602 = 3600. Sekali lagi angka 3600. Newton menyimpulkan bahwa gaya
gravitasi yang diberikan oleh bumi pada sembarang benda berkurang terhadap
kuadrat jaraknya, r, dari pusat bumi :

16 | B u m i d a n A n t a r i k s a
Bulan, yang jauhnya 60 kali radius bumi merasakan gaya gravitasi hanya

1/60 2 = 1/3600 kali dibandingkan jika ia berada di permukaan bumi. Benda apapun
yang diletakan sejauh 384.000 km dari bumi akan mengalami percepatan yang sama

dengan yang dialami bulan karena adanya gravitasi bumi : 0,00272 m/s2.
Newton menyadari bahwa percepatan gravitasi pada sebuah benda tidak
hanya bergantung pada jarak tetapi juga pada massa benda tersebut. Pada
kenyataannya, gaya ini berbanding lurus dengan massa, sebagaimana telah kita
lihat. Menurut hukum Newton ke III, ketiga bumi memberikan gaya gravitasinya ke
benda apapun, seperti bulan, benda itu memberikan gaya yang sama besar tetapi
berlawanan arah terhadap bumi (Gambar 6).

Gambar 6. Gaya gravitasi yang diberikan suatu benda kepada benda kedua
diarahkan menuju benda pertama, sama besar dan berlawanan arah dengan gaya yang
diberikan benda kedua pada benda pertama.
Karena simetri ini, Newton menalarkan, besar gaya gravitasi harus
sebanding dengan kedua massa. Dengan demikian

17 | B u m i d a n A n t a r i k s a
Di mana mE adalah massa bumi, mb adalah massa benda lain dan r adalah jarak dari
pusat bumi ke pusat benda lain tersebut. Newton maju satu langkah lagi dalam
analisisnya mengenai gravitasi. Dalam penelitiannya tentang orbit-orbit planet, Ia
menyimpulkan bahwa dibutuhkan gaya untuk mempertahankan planet-planet itu di
orbit masing-masing di sekeliling matahari, hal ini membuatnya percaya bahwa pasti
juga ada gaya gravitasi yang bekerja antara matahari dan planet-planet tersebut
untuk tetap berada di orbit masing-masing. Dan jika gravitasi bekerja di antara
benda-benda ini, mengapa tidak bekerja kepada semua benda? Dengan demikian Ia
mengusulkan hukum gravitasi universalnya yang terkenal, yang bisa kita nyatakan
sebagai berikut :
Semua partikel di dunia ini menarik semua partikel lain
dengan gaya yang berbanding lurus dengan hasil kali massa
partikel-partikel itu dan berbanding terbalik dengan kuadrat
jarak di antaranya. Gaya ini bekerja sepanjang garis yang
menghubungkan kedua partikel itu.

Besar gaya gravitasi dapat dituliskan sebagai :

Dengan m1 dan m2 adalah massa kedua partikel, r adalah jarak antara keduanya
dan G adalah konstanta universal yang harus diukur secara eksperimen dan
mempunyai nilai numerik yang sama untuk semua benda.
Nilai G pasti sangat kecil karena kita tidak menyadari adanya gaya antara
benda-benda yang berukuran biasa, seperti antara dua bola. Gaya antara dua benda
biasa dapat diukur untuk pertama kalinya, lebih 100 tahun setelah Newton
mempublikasikan hukumnya, oleh Henry Cavendish pada tahun 1798. Untuk
mendeteksi dan mengukur gaya yang sangat kecil itu, Ia menggunakan peralatan

18 | B u m i d a n A n t a r i k s a
yang ditunjukkan pada Gambar 7.

Gambar 7. Dua bola dihubungkan dengan sebuah batang


horisontal yang ringan, yang digantungkan pada titik tengahnya dengan
suatu serat yang tipis.

Ketika bola ketiga yang diberi label A didekatkan ke salah satu bola yang
tergantung, gaya gravitasi menyebabkan bola yang tergantung itu bergerak, dan
sedikit memelintir serat. Gerakan kecil ini diperbesar dengan menggunakan berkas
cahaya sempit yang diarahkan ke sebuah cermin yang dipasang pada serat. Berkas
cahaya dipantulkan pada sebuah skala. Jika diketahui seberapa besar gaya yang
diperlukan untuk memelintir serat, besar gaya gravitasi kedua benda juga bisa
ditentukan.
Cavendish mengkonfirmasikan hipotesa Newton bahwa dua benda saling
menarik, dan bahwa Persamaan (4) dengan tepat menyatakan gaya ini. Sebagai
tambahan, karena Ia bisa mengukur F, m1, m2, dan r dengan akurat, Ia juga bisa
menentukan nilai konstanta G. Nilai yang diakui sekaran adalah

G = 6,67 x 10 -11 Nm2/kg2.


Hukum gravitasi universal tidak boleh dikacaukan dengan hukum gerak
a. Hukum gravitasi mendeskripsikan suatu gaya tertentu,

19 | B u m i d a n A n t a r i k s a
gravitasi, dan bagaimana kekuatannya bervariasi dengan jarak dan massa yang
terlibat. Hukum Newton kedua, dipihak lain menghubungkan gaya total pada
sebuah benda (yaitu, jumlah vektor dari semua gaya yang berbeda yang bekerja
pada benda dan berasal dari berbagai sumber) dengan massa dan percepatan benda
itu.
2.1.2.5 Tafsiran Newton terhadap Hukum Kepler
2.1.2.5.1 Tafsiran Newton terhadap Hukum I Kepler
Kita perhatikan sebuah planet P yang mengorbit matahari M dengan lintasan
elips seperti Gambar 8 berikut ini.

Gambar 8. Pembuktian Hukum I Kepler


Ketika gaya gravitasi FG lebih besar dari gaya sentrifugal FS, maka
planet P akan mendekati matahari M, sehingga jarak planet ke matahari (R) menjadi
lebih kecil dan kecepatan v bertambah besar. Akibatnya FS akan membesar, sampai
suatu saat gaya sentrifugal ini lebih besar dari gaya gravitasi FG. Agar planet P
tidak meninggalkan orbitnya, maka planet P akan menjauhi matahari M, sehingga
gaya sentrifugal FS akan mengecil lagi dari gaya gravitasi FG.

20 | B u m i d a n A n t a r i k s a
Proses ini berulang terus, sehingga jarak planet P ke matahari M, yaitu R,
selalu berubah-ubah, tetapi tetap dalam satu orbit. Hal ini hanya bisa terjadi kalau
orbitnya berbentuk elips. Hukum Kepler pertamalah yang mengharuskan gaya
gravitasi bergantung pada kuadrat jarak. Ternyata hanya gaya ini yang dapat
menghasilkan lintasan-lintasan planet berbentuk elips, dengan matahari terletak
pada salah satu fokusnya.
2.1.2.5.2 Tafsiran Newton terhadap Hukum II Kepler
Untuk penjelasan Newton mengenai hukum II Kepler, perhatikan gambar 9 berikut
ini.

Gambar 9. Tafsiran Newton terhadap Hukum II Kepler


Misalkan planet berada di titik A dan bergerak menuju titik B, pada selang
waktu tertentu. Tetapi karena gaya gravitasi, gerakan planet ini menjadi ke titik C,
sehingga BC sejajar AM.
Pada selang waktu yang sama, planet dari titik C akan bergerak menuju titik
D, tetapi karena gaya gravitasi, gerakannya menjadi ke titik E,

penghubung planet dan matahari, dalam selang waktu yang sama.

21 | B u m i d a n A n t a r i k s a
2.1.2.5.3 Tafsiran Newton terhadap Hukum III Kepler

Menurut Hukum III Kepler: Perbandingan kuadrat periode (waktu yang


dibutuhkan untuk satu putaran mengelilingi Matahari) dua planet yang mengitari
Matahari sama dengan perbandingan pangkat tiga jarak rata-rata planet-planet
tersebut dari Matahari. Dengan demikian, jika T1 dan T2 menyatakan periode dua
planet, dan r1 dan r2 menyatakan jarak rata-rata mereka dari Matahari, maka

22 | B u m i d a n A n t a r i k s a
2.2 GRAVITASI UNIVERSAL MELIPUTI SISTEM DUA BENDA LANGIT,
PENGARUH GRAVITASI TERHADAP BUMI, PASANG SURUT, DAN
ORBIT PLANET
2.2.1 Sistem Dua Benda Langit
Gerak planet mengitari matahari,satelit yang mengelilingi bumi dan bintang-
bintangyang mengitari pusat galaksi, diatur oleh gaya sentral yang bekerja sepanjang
garis lurus yangmenghubungkan benda langit terhadap sumber gaya tersebut. Aturan
untuk menerangkan gayasentral ini lazim disebut hukum gravitasi Newton, “ Gaya
tarik menarik antara dua titik massaadalah berbanding lurus dengan hasil kali massa
mereka serta berbanding terbalik denganjarak kuadratnya”.
2.2.2 Momentum linier, momentum sudut, momen dan gaya
Berikut didefinisikan beberapa besaran vektor;
 Momentum linier (vektor) : massa kali kecepatanp = mv
 Momentum sudut (vektor) adalah jarak kali momentum linier
L = r xmv
 Momen/Torque/torka(vektor): jarak kali gaya
N=rxF
2.2.3 Pengaruh Gravitasi Terhadap Bumi
Semua benda di lama semesta ini memiliki massa, sehingga juga memiliki
gravitasi. Selain memiliki gravitasi, juga memiliki medan gravitasi yang saling
mempengaruhi satu sama lainnya. Contohnya pengaruh gravitasi matahari dan
gravitasi bumi mengakibatkan revolusi bumi agar bumi tidak tertarik ke dalam
matahari, begitu juga pengaruh gravitasi bumi dan bulan, mengakibatkan bulan
mengelilingi bumi.
Gravitasi adalah gaya tarik-menarik yang terjadi antara semua partikel yang
mempunyai massa di alam semesta.Contoh : Sebuah apel jatuh ke tanah diakibatkan
oleh gaya gravitasi bumi yang menarik apel tersebut ke pusat gravitasi bumi. Gaya
gravitasi ini menarik benda-benda disekitarnya menuju pusat gravitasi.

23 | B u m i d a n A n t a r i k s a
2.2.3.1 Pengaruh Gaya Gravitasi Matahari dan Gravitasi Bumi
Nilai gravitasi matahari adalah 27.94 G (nilai G yang diakui sekarang = 6,67
x 10-11 Nm2/kg2 (kekuatan gravitasi bumi)), yaitu sekitar 28 kali kekuatan gravitasi
bumi. Dengan percepatan gravitasi permukaan yaitu = 274.0 m/s2, dibanding kan
bumi = 9.8 m/s2. Pengaruh gaya gravitasi matahari dan gravitasi bumi
mengakibatkan bumi berputar pada porosnya (berotasi) dan bumi mengelilingi
matahari (berevolusi). Gravitasi matahari menarik bumi ke pusat matahari, sedang
gaya gravitasi bumi tetap mempertahankan posisi bumi, sehingga menghasilkan gaya
sentrifugal yang membuat bumi berputar pada porosnya dan mengelilingi matahari
agar tidak tertarik ke pusat gravitasi matahari atau tetap berada pada orbitnya.
2.2.3.2 Pengaruh Gaya Gravitasi Bumi dan Gravitasi Bulan
Nilai gravitasi bulan adalah 17% G (1 G = kekuatan gravitasi bumi), yaitu
sekitar 0,17 kali kekuatan gravitasi bumi. Dengan percepatan gravitasi permukaan
yaitu = 1,6 m/s2, dibanding kan bumi = 9.8 m/s2.Gravitasi bumi menarik bulan ke
pusat bumi, sedang gaya gravitasi bulan tetap mempertahankan posisi bulan, sehingga
menghasilkan gaya sentrifugal yang membuat bulan berputar pada porosnya dan
mengelilingi bumi agar tidak tertarik ke pusat gravitasi bumi atau tetap berada pada
orbitnya.
Pengaruh gaya gravitasi bumi dan bulan adalah pasang-surut air laut. Gaya
gravitasi bulan menarik air laut ke arah bulan sehingga memengaruhi ketinggian
ombak dan permukaan laut. Karena bulan mengitari bumi, maka akan ada saat di
mana satu sisi dari bumi lebih dekat dengan bulan. Bagian yang dekat dengan bulan
inilah yang akan mengalami air laut pasang, sedangkan bagian lainnya yang tidak
dekat dengan bulan mengalami air laut surut. Pasang-surut air laut juga berkaitan
dengan fase bulan. Biasanya, air laut akan mengalami pasang tinggi pada saat bulan
purnama.
Selain itu juga, pengaruh gaya gravitasi bumi dan bulan adalah menjauhnya
bulan dari bumi sekitar 3,8 cm tiap tahun.

24 | B u m i d a n A n t a r i k s a
2.2.4 Pasang Surut
Pasang dan surut air taut dipengaruhi oleh gaya gravitasi atau gaya tarik bulan
dan matahari. Bulan yang lebih dekat dengan bumi mempunyai pengaruh yang lebih
besar pada pasang dan surutnya air laut dibandingkan dengan pengaruh gravitasi
matahari. Pasang dan surut terbesar terjadi pada saat bulan baru dan bulan pumama
karena pada saat itu, matahari, bulan, dan bumi berada dalam bidang segaris.Pasang
terendah terjadi pada saat bulan perbani.Oleh karena itu, pasang terendah disebut juga
pasang perbani.Ketika pasang perbani, pasang terjadi serendah-rendahnya karena
kedudukan matahari dan bulan terhadap bumi membentuk sudut 90 derajat. Oleh
karena itu, gravitasi bulan dan matahari akan sating memperlemah. Perbedaan tinggi
air pada saat pasang dan surut di laut terbuka mencapai 3 m. Tetapi, di tempat-tempat
sempit seperti di selat atau di muara sungai, perbedaan tinggi air ini dapat mencapai
16 m. Bumi yang diselubungi air laut akan sangat dipengaruhi oleh gaya gravitasi
bulan. Akibatnya, daerah yang berhadapan dengan bulan akan mengalami pasang,
sedangkan daerah yang tegak lurus terhadap kedudukan bulan akan mengalami surut.
Pasang surut laut merupakan hasil dari gaya tarik gravitasi dan
efek sentrifugal. Efek sentrifugal adalah dorongan ke arah luar pusat rotasi.
Gravitasi bervariasi secara langsung dengan massa tetapi berbanding terbalik
terhadap jarak. Meskipun ukuran bulan lebih kecil dari matahari, gaya tarik gravitasi
bulandua kali lebih besar daripada gaya tarik matahari dalam membangkitkan
pasangsurut laut karena jarak bulan lebih dekat daripada jarak matahari ke bumi.
Gayatarik gravitasi menarik air laut ke arah bulan dan matahari dan menghasilkan
dua tonjolan (bulge)pasang surut gravitasional di laut.Lintang dari tonjolan
pasangsurut ditentukan oleh deklinasi, sudut antara sumbu rotasi bumi dan bidang
orbital bulan dan matahari.Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pasang surut
berdasarkan teorikesetimbangan adalah rotasi bumi pada sumbunya, revolusi bulan
terhadapmatahari, revolusi bumi terhadap matahari. Sedangkan berdasarkan teori
dinamisadalah kedalaman dan luas perairan, pengaruh rotasi bumi (gaya coriolis),

25 | B u m i d a n A n t a r i k s a
dangesekan dasar. Selain itu juga terdapat beberapa faktor lokal yang
dapatmempengaruhi pasang surut disuatu perairan seperti, topogafi dasar laut.
Terjadinya arus di lautan disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal seperti perbedaan densitas air laut,
gradien tekanan mendatar dan gesekan lapisan air. Sedangkan faktor eksternal seperti
gaya tarik matahari dan bulan yang dipengaruhi oleh tahanan dasar laut dan gaya
coriolis, perbedaan tekanan udara, gaya gravitasi, gaya tektonik dan angin ( Gross,
1990).
Menurut Bishop (1984), gaya-gaya utama yang berperan dalam sirkulasi
massa air adalah gaya gradien tekanan, gaya coriolis, gaya gravitasi, gaya gesekan,
dan gaya sentrifugal. Faktor penyebab terjadinya arus yaitu dapat dibedakan menjadi
tiga komponen yaitu gaya eksternal, gaya internal angin, gaya-gaya kedua yang hanya
datang karena fluida dalam gerakan yang relatif terhadap permukaan bumi. Dari
gaya-gaya yang bekerja dalam pembentukan arus antara lain tegangan angin, gaya
Viskositas, gaya Coriolis, gaya gradien tekanan horizontal, gaya yang menghasilkan
pasang surut.
Ketika angin berhembus di laut, energi yang ditransfer dari angin ke batas
permukaan, sebagian energi ini digunakan dalam pembentukan gelombang gravitasi
permukaan, yang memberikan pergerakan air dari yang kecil kearah perambatan
gelombang sehingga terbentuklah arus dilaut. Semakin cepat kecepatan angin,
semakin besar gaya gesekan yang bekerja pada permukaan laut, dan semakin besar
aruspermukaan. Dalam proses gesekan antara angin dengan permukaan laut dapat
menghasilkan gerakan air yaitu pergerakan air laminar dan pergerakan air turbulen
(Supangat,2003).
Gaya Viskositas pada permukaan laut ditimbulkan karena adanya pergerakan
angin pada permukaan laut sehingga menyebabkan pertukaran massa air yang
berdekatan secara periodik, hal ini disebabkan karena perbedaan tekanan pada fluida.
Gaya viskositas dapat dibedakan menjadi dua gaya yaitu viskositas molecular dan
viskositas eddy. Gesekan dalam pergerakan fluida hasil dari transfer momentum

26 | B u m i d a n A n t a r i k s a
diantara bagian-bagian yang berbeda dari fluida. Dalam pergerakan fluida dalam
aliran laminer, transfer momentum terjadi hasil transfer antara batas yang berdekatan
yang disebut viskositas molekular. Di permukaan laut, gerakan air tidak pernah
laminer, tetapi turbulen sehingga kelompok-kelompok air, bukan molekul individu,
ditukar antara satu bagian fluida ke yang lain. Gesekan internal yang dihasilkan lebih
besar dari pada yang disebabkan oleh pertukaran molekul individu dan disebut
viskositas eddy.
Gaya Coriolis mempengaruhi aliran massa air, dimana gaya ini akan
membelokan arah angin dari arah yang lurus. Gaya ini timbul sebagai akibat dari
perputaran bumi pada porosnya.Gaya Coriolis ini yang membelokan arus dibagian
bumi utara kekanan dan dibagian bumi selatan kearah kiri. Pada saat kecepatan arus
berkurang, maka tingkat perubahan arus yang disebabkan gaya Coriolis akan
meningkat. Hasilnya akan dihasilkan sedikit pembelokan dari arah arus yang relaif
cepat dilapisan permukaan dan arah pembelokanya menjadi lebih besar pada aliran
arus yang kecepatanya makin lambat dan mempunyai kedalaman makin bertambah
besar. Akibatnya akan timbul suatu aliran arus dimana makin dalam suatu perairan
maka arus yang terjadi pada lapisan-lapisan perairan akan dibelokan arahnya.
Hubungan ini dikenal sebagai Spiral Ekman, Arah arus menyimpang 450 dari arah
angin dan sudut penyimpangan.bertambah dengan bertambahnya kedalaman
(Supangat, 2003).
2.2.5 Orbit Planet
Orbit planet-planet di Tata Surya memang semuanya berada dalam satu
bidang. Demikian juga dengan orbit satelit dari planet-planet tersebut. Semuanya
berada dalam satu bidang yang sama. Semua planet bisa memiliki orbit pada bidang
yang sama ini terkait dengan pembentukannya di dalam Tata Surya.
Tata Surya terbentuk dari awan gas dan debu raksasa yang kita kenal sebagai
nebula.Di dalam nebula inilah bintang dilahirkan.Atau kalau di dalam Tata Surya,
Matahari lahir di dalam nebula ini.Awalnya partikel-partikel debu berkumpul
membentuk awan sferis.Awan gas dan debu ini berputar dan kemudian menarik lebih

27 | B u m i d a n A n t a r i k s a
banyak materi.Interaksi gravitasi partikel-partikel di awan menyebabkan awan
berkondensasi.Pada saat itu radiusnya mengecil, tapi momentum sudutnya tidak
mengecil sehingga rotasinya makin cepat.Awan pun mengalami keruntuhan.
Saat terjadi keruntuhan, rotasi awan semakin cepat.Tapi tidak semua bagian
dari awan ini ditarik ke pusat. Partikel di sekitar bidang yang tegak lurus sumbu rotasi
mengalami gaya sentrifugal yang membuat mereka tidak mendekati pusat melainkan
melawan gravitasi. Akibatnya awan memipih dan membentuk piringan yang berputar
di sekeliling inti yang sangat rapat.
Semakin banyak massa yang dikumpulkan di pusat piringan, maka temperatur
juga meningkat tajam sehingga memberi kemampuan yang cukup untuk terjadinya
reaksi nuklir. Atom hidrogen kemudian mengalami pembakaran menjadi helium
menandai kelahiran Bintang.Sementara itu gas dan debu di piringan pipih yang
berputar disekeliling bintang pun saling berinteraksi di dalam piringan.Bertabrakan
dan berakumulasi membentuk planet-planet yang kemudian mengitari Bintang. Inilah
yang menyebabkan planet-planet memiliki orbit pada bidang yang sama dengan
Bintang.
2.2.5.1 Periode orbit
Periode orbit adalah waktu yang diperlukan bagi suatu benda untuk
melakukan satu orbit penuh mengitari benda lain.Jika disebutkan tanpa mendalami
astronomi, maka rujukannya adalah periode sidereal suatu benda astronomis, yang
dihitung terhadap bintangnya. Ada beberapa jenis periode orbit untuk benda-benda
yang mengitari Matahari (atau benda langit lainnya):

 Periode sidereal adalah siklus sementara yang dibutuhkan suatu benda untuk
melakukansatu orbit penuh relatif terhadap bintangnya. Ini dianggap sebagai
periode orbit sejatibenda tersebut.
 Periode sinodis adalah interval sementara yang dibutuhkan suatu benda untuk
muncul kembali di titik yang sama relatif terhadap dua benda lain (node
linier), contohnya ketika Bulan relatif terhadap Matahari dilihat dari Bumi

28 | B u m i d a n A n t a r i k s a
kembali ke fase iluminasi yang sama. Periode sinodis adalah waktu yang
berlangsung antara dua konjungsi berturut-turut dengan garis Matahari-Bumi
dalam urutan linier yang sama. Periode sinodis berbeda dari periode sidereal
karena Bumi mengorbit Matahari.
 Periode drakonitik atau periode drakonik adalah waktu yang berlangsung
antara dua perlintasan benda melalui node menaiknya, titik orbitnya tempat
benda tersebut melintasi ekliptika dari belahan selatan ke utara. Periode ini
berbeda dari periode sidereal karena kedua bidang orbit benda dan bidang
ekliptika berpresesi terhadap bintang tetap, sehingga persimpangan mereka,
yaitu garis node, juga berpresesi terhadap bintang tetap. Meski bidang
ekliptika sering bersifat tetap di posisi yang ia tempati pada epos tertentu,
bidang orbit benda tersebut masih berpresesi dan mengakibatkan periode
drakonitik berbeda dari periode sidereal.
 Periode anomalistik adalah waktu yang berlangsung antara dua perlintasan
benda di periapsis-nya (pada planet di tata surya, disebut perihelion), titik
pendekatan terdekatnya terhadap benda yang menariknya. Periode ini berbeda
dari periode sidereal karena sumbu semimayor benda berjalan dengan sangat
lambat.
 Periode tropis Bumi (atau disebut juga "tahun") adalah waktu yang
berlangsung antara dua penjajaran sumbu rotasinya dengan Matahari, juga
dilihat sebagai dua perlintasan benda di asensio rekta nol. Satu tahun Bumi
memiliki interval yang sedikit lebih pendek daripada orbit Matahari (periode
sidereal) karena sumbu inklinasi dan bidang khatulistiwanya secara perlahan
berpresesi (berotasi dalam istilah sidereal), kembali sejajar sebelum orbit
selesai dengan interval yang sama dengan kembalinya siklus presesi (sekitar
25.770 tahun).
2.2.5.2 Orbit Satelit
Dalam bidang geodesi satelit, ada dua peran dan fungsi utama dari satelit,
yaitu satelit sebagai target, titik kontrol atau wahana pengukur, dan satelit sebagai

29 | B u m i d a n A n t a r i k s a
sensor atau probe.Peran tersebut umumnya digunakan pada metode geodesi satelit
geometrik, yaitu dalam penentuan posisi titik-titik di perlukaan Bumi. Karena orbit
satelit yang relative cukup tinggi di atas permukaan Bumi, maka penggunaan satelit
dalam moda ini akan dapat mencakup daerah yang relativeluas.Dalam konteks
geodesi satelit, informasi tentang orbit satelit akan berperan dalam beberapa hal yaitu:
 Untuk menghitung koordinat satelit yang nantinya diperlukan sebagai
koordinat titik tetap dalam perhitungan koordinat titik-titik lainnya di atau
dekat permukaan bumi.
 Untuk merencanakan pengamatan satelit, yaitu waktu dan lama pengamatan
yang optimal.
 Untuk membantu mempercepat alat pengamat (receiver) sinyal satelit untuk
menemukan satelit yang bersangkutan.
 Untuk memilih, kalau diperlukan, satelit-satelit yang secara geometrik “lebih
baik” untuk digunakan.

Pergerakan satelit mengelilingi bumi secara umum mengikuti Hukum Kepler


(pergerakanKeplerian) yang didasarkan pada beberapa asumsi, yaitu sebagai
berikut ini :
 Pergerakan satelit hanya dipengaruhi oleh medan gaya berat sentral bumi.
 Satelit bergerak dalam bidang orbit yang tetap dalam ruang.
 Massa satelit tidak berarti dibandingkan massa Bumi.
 Satelit bergerak dalam ruang hampa, dengan kata lain tidak ada efek dari
atsmospheric drag.
 Satelit tidak terkena efek gaya berat dari benda-benda langit seperti matahari
atau bulan dan tidak ada efek dari solar radiation pressure.
Secara singkat Hukum Kepler dapat dijelaskan sebagai berikut :

 Hukum Kepler I : Orbit suatu planet adalah ellips dengan matahari berada
pada salah satu fokusnya(1602).

30 | B u m i d a n A n t a r i k s a
 Hukum Kepler II : Vektor dari matahari ke planet menyapu daerah yang sama
dalam waktu yang sama (1605).
 Hukum Kepler III : Rasio kuadrat perioda revolusi planet (T) terhadap kubik
dari sumbu ellips (a) adalah sama untuk seluruh planet (T2/a3 = konstan).

Secara matematis, berdasrkan hokum Newton, untuk satelit yang mengelilingi


Bumi, Hukum Kepler III dapat diformulasikan sebagai:
Dimana :T = periode orbit satelit,
a = sumbu panjang orbit,
G = konstanta gravitasi universal, dan
M = massa bumi.

2.2.5.3 Jenis-Jenis Orbit Satelit


Berdasarkan pada karakteristik geometri orbit dan pergerakan satelit di
dalamnya, serta menurut jaraknya dari permukaan bumi, dikenal beberapa jenis orbit
satelit. Berikut ini hanya akan dibahas jenis-jenis orbit satelit yang relevan dengan
bidang geodesi satelit.
 Orbit Prograde dan Retrograde
Orbit prograde adalah orbit yang sudut inklinasi orbitnya (i) memenuhi hubungan : 0°
< i < 90°dan sudut inklinasi tersebut dihitung berlawanan arah jarum jam di titik
nodal (ascending node), dari bidang ekuator ke bidang orbit. Pada orbit prograde
pergerakan satelit dalam orbitnya searah dengan rotasi Bumi. Sedangkan orbit
retrograde adalah orbit yang sudut iklinasinya memenuhi hubungan : 90° < i < 180°
dan dihitung berlawanan arah jarum jam di titik nodal (ascending node), dari bidang
ekuator ke bidang orbit, pergerakan satelit dalam orbitnya berlawanan arah dengan
rotasi Bumi.
 Orbit Polar
Satelit berorbit polar mempunyai inklinasi 90°. Satelit berorbit polar sangat
bermanfaat untuk mengamati permukaan bumi. Karena satelit mengorbit dalam arah

31 | B u m i d a n A n t a r i k s a
Utara-Selatan dan bumi berputar dalam arah Timur-Barat, maka satelit berorbit polar
akhirnya akan dapat ‘menyapu’ seluruh permukaan bumi.
Karena alasan tersebut maka satelit pemantau lingkungan global seperti satelit
inderaja dan satelit cuaca, umumnya mempunyai orbit polar atau memndekati polar,
yaitu sudut inklinasinya sekitar90°.
 Orbit Geostationer
Satelit berorbit geostationer adalah satelit yang mengelilingi Bumi dengan kecepatan
dan arah yang sama dengan kecepatan dan arah rotasi Bumi. Periode orbit satelit
geostationer dibuat sama dengan periode rotasi bumi yakni T = 23 jam 56 menit 4,09
detik. Berdasarkan Hukum Kepler III maka orbit satelit tersebut akan mempunyai
sumbu panjang (a). Dengan jari-jari Bumi sekitar 63787 km, maka orbit geostationer
berketinggian (h) sekitar 35787 km diatas permukaan Bumi. Perlu diingat bahwa
hanya Orbit Ekuatorial (i = 0°) yang bisa menjadi orbit geostasioner. Disamping itu
untuk mendapatkan kecepatan satelit yang seragam, orbit harus berbentuk lingkaran
(e = 0). Karena orbitnya yang relatif tinggi, maka footprint dari satelit geostationer
umumnya sangat luas. Satelit berorbit geostationer ini umumnya tidak dapat
digunakn untuk memantau fenomena yang terjadi di kutub, hal ini dikarenakan
karakteristik orbitsatelit geostationer umumnya tidak dapat mencakup kawasan kutub.
 Orbit Sun-Synchronous
Orbit sun-synchronous adalah orbit satelit yang mensinkronkan pergerakan satelit
dalam orbit, presisi bidang orbit, dan pergerakan bumi mengelilingi matahari,
sedemikian rupa sehingga satelit tersebut akan melewati lokasi tertentu di permukaan
bumi selalu pada waktu lokal yang sama setiap harinya. Untuk itu, karena Bumi
berevolusi mengelilingi matahari, maka orbit satelit juga harus berpresesi terhadap
sumbu rotasi bumi, sebesar 3600/tahun.Orbit sun-synchronous umum digunakan oleh
sistem satelit inderaja dan satelit cuaca.

32 | B u m i d a n A n t a r i k s a
 Medium Earth Orbit (MEO)
Medium Earth Orbit yaitu suatu orbit satelit di angkasa yang mengelilingi bumi
dengan karakteristik antara lain :
1. Tinggi orbit : sekitar 6.000 – 12.000 km, diatas permukaan bumi
2. Periode Orbit : 5 – 12 jam
3. Kecepatan putar : 19.000 km/jam
4. Waktu Tampak : 2 – 4 jam per hari
5. Delay Time : 80 ms ( Waktu perambatan gelombang dari stasiun bumi ke satelit
dan kembali lagi ke stasiun bumi)
6. Jumlah Satelit : 10 – 12 (Global Coverage)
7. Penggunaan : Satelit Citra, Cuaca, Mata-mata, sistem telekomunikasi bergerak
(mobile) misalnya satelit Oddysey dan ICO.
 Low Earth Orbit (LEO)
Low Earth Orbit yaitu suatu otbit satelit di angkasa yang mengelilingi bumi dengan
karakteristik antara lain sebagai berikut :
1. Tinggi orbit : 200 – 3000 km, diatas permukaan bumi
2. Periode Orbit : 1.5 jam
3. Kecepatan putar : 27.000 km/jam
4. Delay Time : 10 ms ( Waktu perambatan gelombang dari stasiun bumi ke satelit
dan kembali lagi ke stasiun bumi)
5. Jumlah Satelit : 50 (Global Coverage)
6. Penggunaan : Satelit Citra, Cuaca, Mata-mata, sistem telekomunikasi bergerak
(mobile) contohnya satelit Iridium dan Global Star.

33 | B u m i d a n A n t a r i k s a
2.3 GERAK DAN POSISI LANGIT MELIPUTI GERAK SEMU HARIAN
DAN TAHUNAN MATAHARI, POSISI DAN PENAMPAKAN BULAN,
GERHANA BULAN DAN GERHANA MATAHARI
2.3.1 Gerak Semu Harian dan Tahunan Matahari
2.3.1.1 Gerak semu harian matahari
Matahari selalu terbit di sebelah timur dan tenggelam di sebelah barat.
Gerakan seperti ini disebut gerak semu harian Matahari. Gerakan ini terjadi karena
adanya rotasi Bumi. Bumi berotasi dengan arah gerakan dari barat ke timur.
Akibatnya, Matahari seolah-olah bergerak dari timur ke barat. Penyebab terjadinya
Gerak Semu Harian Matahari ialah adanya rotasi bumi (gerak putar bumi pada
sumbu putarnya). Kala rotasi bumi adalah 23 jam 56 menit 4.1 detik. Gerak semu
harian matahari mengakibatkan perubahan posisi matahari setiap harinya. Matahari
terlihat terbit di timur dan tenggelam di barat, padahal gerak semu ini teramati karena
bumi kita yang ber-rotasi dengan arah sebaliknya, dari barat ke timur. Sehingga
akan muncul tampak kesan semu bahwa dari sudut pandang kita (sebagai pengamat)
di bumi, matahari-lah yang bergerak mengelilingi bumi.
Rotasi bumi tidak hanya menyebabkan terjadinya gerak semu harian pada
matahari. Rotasi bumi juga menyebabkab terjadinya beberapa peristiwa antara lain:
· Terjadinya siang dan malam
Pada saat berotasi tidak semua bagian bumi mendapatkan sinar matahari. Bagian
bumi yang mendapatkan sinar matahari mengalami siang, sementara itu bagian bumi
yang tidak mendapatkan sinar matahari mengalami malam.
· Perbedaan Waktu di Berbagai Tempat di Dunia
Rotasi Bumi menyebabkan adanya perbedaan waktu di berbagai tempat di dunia.
Dalam satu kali rotasi, Bumi membutuhkan waktu 24 jam (satu hari) dan sudut
tempuh sejauh 360°. Berdasarkan hal tersebut, setiap tempat di Bumi dengan jarak
15° memiliki perbedaan waktu satu jam. Jika jaraknya 30°, maka perbedaan
waktunya dua jam, dan seterusnya. Angka ini berasal dari pembagian sudut tempuh
dengan waktu tempuh (360° : 24 = 15°). Indonesia terletak di antara 95° BT dan 141°

34 | B u m i d a n A n t a r i k s a
BT. Artinya, panjang wilayah Indonesia adalah 46°. Karena setiap jarak 15° selisih
waktunya satu jam, maka Indonesia memiliki tiga daerah waktu. Tiga daerah waktu
tersebut yaitu Waktu Indonesia Barat (WIB), WITA (Waktu Indonesia Tengah), dan
WIT (Waktu Indonesia Timur). Kota Greenwich, London, Inggris terletak pada garis
bujur 0°. Oleh karenanya, waktu di kota ini digunakan sebagai patokan bagi seluruh
dunia. Patokan waktu ini disebut Greenwich Mean Time (GMT). Dengan mengacu
standar GMT, maka Waktu Indonesia Barat lebih cepat tujuh jam dari GMT.
Sementara itu, Waktu Indonesia Tengah lebih cepat delapan jam dari GMT. Adapun
Waktu Indonesia Timur lebih cepat sembilan jam dari GMT.
· Perbedaan Percepatan Gravitasi di Permukaan Bumi
Rotasi Bumi menyebabkan Bumi berbentuk tidak bulat sempurna. Bumi pepat di
bagian kutubnya. Bentuk ini mengakibatkan jari-jari Bumi di daerah kutub dan
khatulistiwa berbeda. Perbedaan jari-jari Bumi menimbulkan perbedaan percepatan
gravitasi di permukaan Bumi. Perbedaan tersebut terutama di daerah khatulistiwa
dengan kutub.
· Gerak semu harian bintang
Bintang-bintang (termasuk matahari) yang tampak bergerak sebenarnya tidak
bergerak. Akibat rotasi bumi dari arah barat ke timur, bintang-bintang tersebut
tampak bergerak dari timur ke barat. Rotasi bumi tidak dapat kita saksikan, yang
dapat kita saksikan adalah peredaran matahari dan benda-benda langit melintas dari
timur ke barat. Oleh karena itu kita selalu menyaksikan matahari terbit disebelah
timur dan terbenam di sebelah barat. Pergerakan dari timur ke barat yang tampak
pada matahari dan benda-benda langit ini dinamakan gerak semu harian bintang.
Karena gerak semu ini dapat di amati setiap hari, maka disebut gerak semu harian.
2.3.1.2 Gerak Semu Tahunan Matahari
Penyebab terjadinya Gerak Semu Tahunan Matahari adalah adanya Revolusi
Bumi. Bumi membutuhkan waktu selama 1 tahun untuk bergerak mengelilingi
matahari (revolusi). Bumi selain bergerak mengelilingi matahari, juga bergerak
berputar terhadap sumbunya (rotasi). Tetapi sumbu rotasi bumi ini tidak sejajar

35 | B u m i d a n A n t a r i k s a
terhadap sumbu revolusi, melainkan sedikit miring sebesar 23,5 derajat. Akibat dari
miringnya sumbu rotasi bumi itu, matahari tidak selalu terlihat di atas khatulistiwa
bumi, matahari akan terlihat berada di bagian utara dan selatan bumi. Selama
setengah tahun, matahari lebih banyak menerangi bumi bagian utara, dan setengah
tahun berikutnya matahari lebih banyak menerangi bumi bagian selatan.
 Tanggal 21 Maret Dilihat dari Bumi, Matahari tepat berada pada garis
khatulistiwa (0º). Karenanya, Matahari seolah-olah terbit tepat di sebelah timur.
Demikian pula, Matahari seolah-olah tenggelam tepat di sebelah barat.
 Tangal 21 Juni, dilihat dari Bumi, Matahari tampak berada pada 23½º lintang
utara (LU). Karenanya, Matahari seolah-olah terbit agak sedikit bergeser ke
utara.
 Tanggal 23 September, diamati dari Bumi, Matahari tampak kembali berada pada
garis khatulistiwa. Akibatnya, Matahari seolah-olah terbit tepat di sebelah timur.
 Tanggal 22 Desember, Matahari tampak berada pada 23½º lintang selatan (LS)
jika dilihat dari Bumi. Hal ini menyebabkan Matahari seolah-olah terbit agak
sedikit bergeser ke selatan.
Sama halnya dengan rotasi bumi yang tidak hanya menyebabkan terjadinya
derak semu harian matahari, revolusi bumi juga tidak hanya menyebabkan terjadinya
gerak semu tahunan matahari. Revolusi bumi menyebabkan terjadinya beberapa
peristiwa yang lain diantaranya adalah sebagai berikut:
 Adanya perubahan lamanya waktu siang dan malam
Negara-negara di belahan bumi utara dan selatan memiliki perbedaan lamanya waktu
siang dan malam.Selain diakibatkan oleh sudut kemiringan poros bumi, juga
diakibatkan oleh revolusi bumi.Karena dalam berevolusi, bumi dapat terletak di
apotema atau hipotema.Apotema adalah titik terjauh bumi dengan matahari
sedangkan hipotema kebalikannya yakni titik terdekat bumi dengan matahari.

 Adanya perubahan rasi bintang

36 | B u m i d a n A n t a r i k s a
Ketika kita lihat langit malam pada bulan yang berbeda-beda, bentuknya pun
berbeda-beda. Pada bulan ini di langit ada rasi bintang waluku, pada bulan berikutnya
ada rasi bintang scorpio, dan seterusnya. Hal ini pun disebabkan akrena adanya
revolusi Bumi.

 Adanya perubahan musim

Perubahan musim yang terdiri dari 4 musim yakni dingin,semi,gugur, dan panas
hanya terjadi di belahan bumi utara dan selatan. Indonesia tidak memiliki keempat
musim itu karena indonesia berada di daerah katulstiwa.

 Ditetapkannya kalender masehi


2.3.2 Posisi Dan Penampakan Bulan

Bulan adalah satu-satunya satelit alami Bumi, dan merupakan satelit alami
terbesar ke-5 di Tata Surya. Bulan tidak mempunyai sumber cahaya sendiri dan
cahaya Bulan sebenarnya berasal dari pantulan cahaya Matahari.
Jarak rata-rata Bumi-Bulan dari pusat ke pusat adalah 384.403 km, sekitar 30 kali
diameter Bumi. Diameter Bulan adalah 3.474 km, sedikit lebih kecil dari seperempat
diameter Bumi. Ini berarti volume Bulan hanya sekitar 2 persen volume Bumi dan
tarikan gravitasi di permukaannya sekitar 17 persen daripada tarikan gravitasi Bumi.
Bulan beredar mengelilingi Bumi sekali setiap 27,3 hari (periode orbit), dan variasi
periodik dalam sistem Bumi-Bulan-Matahari bertanggungjawab atas terjadinya fase-
fase Bulan yang berulang setiap 29,5 hari (periode sinodik). Bulan memiliki dua
macam gerakan, yaitu rotasi dan revolusi. Akibat yang ditimbulkan oleh rotasi dan
revolusi Bulan antara lain sebagai berikut:
 Rotasi Bulan
Perputaran Bulan pada porosnya disebut rotasi Bulan. Untuk satu kali rotasi,
Bulan membutuhkan waktu sebulan (29½ hari). Rotasi Bulan tidak
memberikan pengaruh apa pun terhadap kehidupan di Bumi.

 Revolusi Bulan

37 | B u m i d a n A n t a r i k s a
Sebagai satelit Bumi, Bulan bergerak mengelilingi Bumi. Gerakan Bulan
mengelilingi Bumi disebut revolusi Bulan. Waktu yang diperlukan Bulan
untuk satu kali revolusi adalah sebulan (29½ hari). Saat berevolusi, luas
bagian Bulan yang terkena Matahari berubah-ubah. Oleh karena itu, bentuk
Bulan dilihat dari Bumi juga berubah-ubah. Pasang purnama terjadi pada saat
Bulan purnama dan Bulan baru. Pasang perbani terjadi pada saat Bulan
paruh. Perubahan bentuk Bulan itu disebut fase-fase Bulan. Bulan bergerak
mengelilingi bumi (gerak revolusi) ke arah timur, satu putaran rata-rata 27
hari 7 jam 43 menit 11,51 detik. Masa ini disebut Satu Bulan Sideris. Berarti
per hari, bulan bergerak ke timur rata-rata 10' 34,89". Bulan juga bergerak
pada sumbunya (gerak rotasi) dalam°13 waktu yang sama dengan waktu yang
dibutuhkannya untuk satu putaran gerak revolusi. Karena itu wajah bulan
yang menghadap ke bumi adalah sisi permukaannya yang selalu sama. Dalam
sekali revolusi, Bulan mengalami delapan fase. Apabila dirata-rata, setiap fase
Bulan berlangsung selama kurang lebih 3–4 hari.

 Hari pertama, Bulan berada pada posisi 0°. Bagian Bulan yang tidak terkena
sinar Matahari menghadap ke Bumi. Akibatnya, Bulan tidak tampak dari
Bumi. Fase ini disebut Bulan baru.
 Hari keempat, Bulan berada pada posisi 45°. Dilihat dari Bumi, Bulan tampak
melengkung seperti sabit. Fase ini disebut Bulan sabit.
 Hari kedelapan, Bulan berada pada posisi 90°. Bulan tampak berbentuk
setengah lingkaran. Fase ini disebut Bulan paruh.
 Hari kesebelas, Bulan berada pada posisi 135°. Dilihat dari Bumi, Bulan
tampak seperti cakram. Fase ini disebut Bulan cembung.
 Hari keempat belas, Bulan berada pada posisi 180°. Pada posisi ini, Bulan
tampak seperti lingkaran penuh. Fase ini disebut Bulan purnama atau Bulan
penuh.

38 | B u m i d a n A n t a r i k s a
 Hari ketujuh belas, Bulan berada pada posisi 225°. Dilihat dari Bumi,
penampakan Bulan kembali seperti cakram.
 Hari kedua puluh satu, Bulan berada pada posisi 270°. Penampakan Bulan
sama dengan Bulan pada posisi 90°. Bulan tampak berbentuk setengah
lingkaran.
 Hari kedua puluh lima, Bulan berada pada posisi 315°. Penampakan Bulan
pada posisi ini sama dengan posisi Bulan pada 45°. Bulan tampak berbentuk
seperti sabit. Selanjutnya, Bulan akan kembali ke kedudukan semula, yaitu
Bulan mati. Posisi Bulan mati sama dengan posisi Bulan baru.

Bulan termasuk salah satu benda langit yang berada dekat dengan
bumi. Bulan muncul di sebelah timur dan tenggelam di sebelah barat. Bulan
terlihat jelas pada malam hari. Bulan memantulkan cahaya matahari.
Kenampakan bentuk bulan itu berubah-ubah dilihat dari permukaan bumi. Perubahan
itu disebabkan letak matahari, bulan, dan bumi yang berubah-ubah.
Revolusi bulan adalah gerakan bulan mengelilingi bumi, arahnya
berlawanan dengan arah putaran jarum jam. Bulan berevolusi selama 29,5 hari atau 1
bulan. Sewaktu bulan berevolusi, matahari menerangi separuh permukaan
bulan. Bagian permukaan bulan yang terkena sinar matahari akan memantulkan
sinar matahari ke bumi. Inilah yang menyebabkan seolah-olah bulan
kelihatan berubah bentuk dan ukuran setiap saat. Perubahan bentuk dan ukuran
bulan ini dikenal dengan fase bulan. Fase bulan adalah bentuk bulan yang selalu
berubah-ubah jika dilihat dari bumi. Fase bulan itu tergantung pada kedudukan bulan
terhadap matahari dilihat dari bumi. Fase bulan disebut juga aspek bulan. Berikut ini
adalah deskripsi dari masing-masing fase Bulan :
 Fase 1 – New Moon (Bulan baru): Sisi bulan yang menghadap bumi tidak
menerima cahaya dari matahari, maka, bulan tidak terlihat.

39 | B u m i d a n A n t a r i k s a
 Fase 2 – Waxing Crescent (Sabit Muda) : Selama fase ini, kurang dari setengah
bulan yang menyala dan sebagai fase berlangsung, bagian yang menyala secara
bertahap akan lebih besar.
 Fase 3 – Third Quarter (Kuartal III): Bulan mencapai tahap ini ketika setengah
dari itu terlihat.
 Fase 4 – Waxing Gibbous: Awal fase ini ditandai saat bulan adalah setengah
ukuran. Sebagai fase berlangsung, bagian yang daftar akan lebih besar.
 Fase 5 – Full Moon (Bulam purnama): Sisi bulan yang menghadap bumi cahaya
dari matahari benar-benar, maka seluruh bulan terlihat. Hal ini terjadi ketika
bulan berada di sisi berlawanan dari Bumi.
 Fase 6 – Waning Gibbous : Selama fase ini, bagian dari bulan yang terlihat dari
Bumi secara bertahap menjadi lebih kecil.
 Fase 7 – First Quarter (Kuartal I): Bulan mencapai tahap ini ketika setengah dari
itu terlihat.
 Fase 8 – Waning Crescent (Sabit tua): Hanya sebagian kecil dari bulan terlihat
dalam fase yang secara bertahap menjadi lebih kecil.
Akan lebih mudah untuk mengertikan siklus bulan dengan mengenal fase
Bulan Mati/Baru dan Bulan Purnama, Kuartal I dan Kuartal III dan fasa-fasa di
antaranya.
Bulan Mati/Baru terjadi pada saat Bulan kurang-lebih berada dalam satu garis
lurus di antara Matahari dan Bumi (Kenapa lebih-kurang akan diterangkan di bawah).
Seluruh permukaan bulan yang disinari matahari berada di bagian “belakang” bulan,
di bagian yang tidak bisa kita lihat dari Bumi.
Pada Bulan Purnama, Bumi, Bulan dan Matahari kembali kurang-lebih berada
dalam satu garis lurus, tetapi pada posisi yang berlawanan, sedemikian rupa sehingga
seluruh pemukaan bulan yang disinari matahari berhadapan dengan kita. Sisi
gelapnya tersembunyi di “belakang”.
Kuartal I dan Kuartal III dari fasa bulan (keduanya sering disebut Bulan
Setengah (Half Moon) terjadi bila posisi Bulan, Bumi dan Matahari membentuk sudut

40 | B u m i d a n A n t a r i k s a
900 sehingga kita melihat persis separuh bagian bulan yang disinari matahari dan
separuh bagian lagi gelap.
Dengan mengenal ke empat fasa di atas maka keempat fasa lainnya akan lebih
mudah dimengerti, karena semuanya merupakan gambaran dari proses transisi dari
satu fase ke fase berikutnya.
Untuk memudahkan mengingat dan mengerti keempat fase lainnya itu kita
istilahkan; Sabit (Crescent), Gibbous, Waxing (membesar) dan Waning (mengecil).
Sabit (crescent) menunjukkan fasa dimana bulan terkesan disinari kurang dari
separuh permukaannya. Sedangkan Gibbous menunjukkan fasa dimana bulan disinari
lebih dari separuh permukaannya. Waxing pada prinsipnya menunjukkan pembesaran
atau perluasan penyinaran. Sedangkan Waning adalah pengecilan atau penciutan
penyinaran. Sehingga kita bisa mengkombinasikan istilah istilah di atas untuk
menunjukan fasa-fasa bulan, sebagai berikut :
Setelah fasa Bulan Baru (ijtima), sinarnya mulai membesar, tapi masih kurang
dari setengahnya, diistilahkan sebagai Waxing Crescent (Sabit Muda). Setelah
Kuartal I (Bulan Setengah), porsi penyinarannya tetap masih bertambah sehingga
lebih dari setengahnya, sehingga disebut sebagai Waxing Gibbous.
Setelah mencapai Purnama, selanjutnya penyinaran akan mulai mengecil,
sehingga disebut Waning Gibbous. Terus mengecil untuk mencapai Kuartal III
(Bulan Setengah) untuk selanjutnya menjadi Waning Crescent (Sabit Tua) demikian
seterusnya menjadi Bulan Mati atau Bulan Baru (ijtima) kembali.
· Bulan selain berevolusi juga berotasi, yaitu berputar pada sumbunya. Waktu yang
diperlukan bulan untuk berotasi sama dengan waktu bulan berevolusi, yaitu 29,5 hari
atau 1 bulan. Kesamaan waktu rotasi dan revolusi bulan ini menyebabkan permukaan
bulan yang menghadap ke bumi selalu sama.
· Bulan sabit itu ada dua, bulan sabit muda dan bulan sabit tua. Dalam hal
penampakan, keduanya sekilas terlihat sama. Tentu saja ada bedanya. Tapi rasanya
terlalu sulit jika dilihat hanya sepintas. Jika hanya untuk keperluan mengetahui bulan

41 | B u m i d a n A n t a r i k s a
sabit yang tampak itu sabit muda atau sabit tua, sebaiknya digunakan cara yang
paling sederhana dan mudah saja.
2.3.3 Gerhana Matahari dan Gerhana Bulan
2.3.3.1 Gerhana Matahari
Gerhana matahari terjadi pada waktu bulan berada di antara bumi dan
matahari, yaitu pada waktu bulan mati, dan bayang-bayang bulan yang berbentuk
kerucut menutupi permukaan bumi. Gerhana matahari yaitu peristiwa tertutupnya
matahari oleh bulan yang mengakibatkan terhalangnya cahaya matahari untuk sampai
ke bumi. Gerhana matahari akan terjadi jika matahari, bumi, dan bulan terletak pada
satu garis lurus. Pada saat gerhana matahari bulan terletak diantara matahari dan
bumi. Gerhana matahari tidak dapat berlangsung melebihi 7 menit 40 detik. Ketika
gerhana matahari, orang dilarang melihat ke arah matahari dengan mata telanjang
karena hal ini dapat merusakkan mata secara permanen dan mengakibatkan kebutaan.
Bayang-bayang bulan ada dua bagian, yaitu umbra dan penumbra. Umbra
adalah bagian yang gelap dan berbentuk kerucut yang puncaknya menuju ke bumi.
Penumbra adalah bagian yang agak terang dan bentuknya makin jauh dari bulan
semakin lebar. Gambar di bawah ini tampak urutan terjadinya gerhana matahari.
Daerah yang berada dalam liputan umbra akan mengalami gerhana matahari
total, sedangkan yang berada dalam liputan penumbra mengalami gerhana matahari
sebagian. Pada gerhana matahari total akan tampak cahaya korona matahari yang
bentuknya seperti mahkota dan semburan gas dari permukaan matahari yang
berwarna lebih merah. Perlu kamu ketahui, gerhana matahari ada tiga macam yaitu
gerhana matahari total, gerhana matahari sebagian, dan gerhana matahari cincin.
 Gerhana Matahari total
Gerhana matahari total atau disebut juga gerhana matahri sempurna. terjadi
jika permukaan bumi tertutupi oleh bayang-bayang umbra bulan. Gerhana ini terjadi
hanya di daerah yang terkena umbra (bayangan inti) bulan.

42 | B u m i d a n A n t a r i k s a
 Gerhana matahari sebagian
Gerhana matahari sebagian terjadi jika permukaan bumi tertutupi penumbra
bulan. Jadi, matahari tidak tertutup sempurna oleh bulan. Pada gerhana matahri
sebagian, masih ada bagian matahari yang yang terlihat terang. Waktu
berlangsungnya gerhana matahari sebagian lebih lama dibanding dengan waktu
berlangsungnya gerhana matahri total. Hal ini karena penumbra bulan lebih luas dari
umbra bulan.
 Gerhana matahari cincin
Gerhana matahari cincin (GMC) terjadi karena piringan bulan tidak menutup
sepenuhnya piringan matahari, hanya sekitar 92 persen. Karena itu, saat puncak
gerhana, matahari terlihat seperti cincin yang memancarkan sinar di langit. Bagian
tengah matahari tertutup bulan sehingga tampak gelap.
Gerhana matahari cincin terjadi pada saat bulan berada pada titik terjauhnya
dari bumi. Pada kedudukan ini panjang kerucut umbra tidak cukup menutupi bumi
tetapi perpanjangan umbra bulan yang menutupi bumi. Daerah di permukaan bumi
yang terletak di perpanjangan umbra bulan mengalami gerhana cincin. Di daerah
yang mengalami gerhana ini, matahari tampak bercahaya yang bentuknya seperti
cincin. Sedangkan di bagian tengahnya tampak kabur.
2.3.3.2 Gerhana Bulan
Gerhana bulan terjadi saat sebagian atau keseluruhan penampang bulan
tertutup oleh bayangan bumi. Itu terjadi bila bumi berada di antara matahari dan
bulan pada satu garis lurus yang sama, sehingga sinar matahari tidak dapat mencapai
bulan karena terhalangi oleh bumi.
Dengan penjelasan lain, gerhana bulan muncul bila bulan sedang beroposisi
dengan matahari. Tetapi karena kemiringan bidang orbit bulan terhadap bidang
ekliptika, maka tidak setiap oposisi bulan dengan matahari akan mengakibatkan
terjadinya gerhana bulan. Perpotongan bidang orbit bulan dengan bidang ekliptika
akan memunculkan 2 buah titik potong yang disebut node, yaitu titik di mana bulan

43 | B u m i d a n A n t a r i k s a
memotong bidang ekliptika. Gerhana bulan ini akan terjadi saat bulan beroposisi pada
node tersebut.
Bulan tampak oleh mata karena memantulkan cahaya matahari. Buntuk bulan
yang terlihat oleh bumi selalu berubah setiap hari. Mulai dari tidak nampak,
kemudian muncul bulan sabit dan akhirnya berubah menjadi bulan purnama pada hari
ke-14 atau ke-15. Bulan Purnama mengecil kembali menjadi bulan sabit dan hilang
pada hari ke-29 atau ke-30. Perubahan bentuk bulan dilihat dari bumi dinamakan
dengan fase bulan. Fase bulan berulang setiap 29 hari. Fase-fase tersebut adalah fase
konjungsi, fase kuarter, dan fase oposisi.
 Fase Konjungsi
Pada fase ini bulan berada di antara bumi dan matahari. Hanya sisi belakang bulan
yang mendapat cahaya matahari. Sisi bulan yang menghadap bumi sama sekali tidak
mendapat cahaya matahari. Akibatnya bulan tidak nampak dari bumi. Sehingga pada
fase ini dinamakan bulan mati.
 Fase Kuarter
Pada fase ini Bulan, Bumi, dan Matahari berada pada posisi tegak lurus. Hanya
setengah permukaan bulan yang menghadap bumi yang mendapat cahaya matahari,
sedangkan setengah lainnya tidak. Bulan Nampak seperti sabit lalu perbani (setengah)
kemudian bulan Nampak lonjong. Fase kuarter ada dua yaitu kuarter pertama, yaitu
saat bulan sabit sampai akan purnama, dan kuarter kedua, yaitu saat bulan setelah
purnama sampai sabit kembali.
 Fase Oposisi
Pada fase ini Bulan, Bumi, dan matahari terletak segaris dengan bumi berada di
tengah . Permukaan bulan yang menghadap bumi semuanya mendapat cahaya
matahari. Bulan nampak dari bumi berupa lingkaran utuh.
Gerhana bulan terjadi pada waktu bumi berada di antara bulan dan matahari,
yaitu pada waktu bulan purnama dan bayang-bayang bumi menutup permukan bulan.
Gerhana bulan dapat terlihat jelas kalau bulan tertutup oleh bayang-bayang umbra.

44 | B u m i d a n A n t a r i k s a
Dalam peredaran mengelilingi bumi, ada kalanya bulan bergerak ke tengah-tengah
daerah bayang-bayang umbra, sehingga bisa lebih dari dua jam berada dalam
kegelapan. Dalam keadaan demikian terjadilah gerhana bulan total. Ada kalanya
bulan hanya lewat dibagian tepi bayang-bayang umbra, sehingga permukaannya yang
menjadi gelap hanya sebagian saja. Pada saat seperti ini yang terlihat adalah gerhana
bulan sebagian. Berdasarkan keadaan saat fase puncak gerhana, Gerhana bulan dapat
dibedakan menjadi:
1. Gerhana bulan Total
Jika saat fase gerhana maksimum gerhana, keseluruhan Bulan masuk ke dalam
bayangan inti / umbra Bumi, maka gerhana tersebut dinamakan Gerhana bulan total.
Gerhana bulan total ini maksimum durasinya bisa mencapai lebih dari 1 jam 47
menit.
2. Gerhana bulan Sebagian
Jika hanya sebagian Bulan saja yang masuk ke daerah umbra Bumi, dan sebagian lagi
berada dalam bayangan tambahan / penumbra Bumi pada saat fase maksimumnya,
maka gerhana tersebut dinamakan Gerhana bulan sebagian.
3. Gerhana bulan Penumbral Total
Pada Gerhana bulan jenis ke- 3 ini, seluruh Bulan masuk ke dalam penumbra pada
saat fase maksimumnya. Tetapi tidak ada bagian Bulan yang masuk ke umbra atau
tidak tertutupi oleh penumbra. Pada kasus seperti ini, Gerhana bulannya kita namakan
Gerhana bulan penumbral total.
4. Gerhana bulan Penumbral Sebagian
Gerhana bulan jenis terakhir ini, jika hanya sebagian saja dari Bulan yang
memasuki penumbra, maka Gerhana bulan tersebut dinamakan Gerhana bulan
penumbral sebagian. Gerhana bulan penumbral biasanya tidak terlalu menarik bagi
pengamat. Karena pada Gerhana bulan jenis ini, penampakan gerhana hampir-hampir
tidak bisa dibedakan dengan saat bulan purnama biasa.
Sedangkan berdasarkan bentuknya, ada tiga tipe Gerhana bulan, yaitu:

45 | B u m i d a n A n t a r i k s a
 Tipe t, atau Gerhana bulan total. Disini, bulan masuk seluruhnya ke dalam
kerucut umbra bumi.
 Tipe p, atau Gerhana bulan parsial, ketika hanya sebagian bulan yang masuk
ke dalam kerucut umbra bumi.
 Tipe pen, atau Gerhana bulan penumbra, ketika bulan masuk ke dalam kerucut
penumbra, tetapi tidak ada bagian bulan yang masuk ke dalam kerucut umbra
bumi.
Pada waktu gerhana bulan, cahaya matahari yang seharusnya diterima bulan
terhalangi bumi sehingga bulan berada dalam bayang-bayang bumi. Bayang-bayang
bumi ada dua macam, yaitu umbra dan penumbra. Bulan tidak memiliki cahaya
sendiri. Cahaya Bulan sebenarnya adalah cahaya pantulan dari Matahari. Bagian
Bulan yang tampak dari Bumi adalah bagian permukaan Bulan yang terkena sinar
Matahari. Saat berevolusi, luas bagian Bulan yang terkena Matahari berubah-ubah.
Oleh karena itu, bentuk Bulan dilihat dari Bumi juga berubah-ubah.

46 | B u m i d a n A n t a r i k s a
2.4 GERAK DAN POSISI LANGIT MELIPUTI SYSTEM KORDINAT
HORIZON, EKUATOR, EKLIPTIKA, SERTA GERAK LANGIT DILIHAT
DARI TEMPAT YANG BERBEDA.
Tata Koordinat Bola Langit Dalam Menentukan Posisi Benda Langit Posisi
suatu objek di langit dapat didefinisikan sebagai posisi benda pada koordinat bola
(system koordinat bola langit).
Koordinat pada muka Bumi

 Koordinat di langit

Penentuan tempat – tempat di langit

a) Kutub utara langit

Karena dibumi itu tidak ada titik yang kekal tempatnya terhadap bola langit, atau
hanya bintang – bintang sejati saja yang tak berpindah – pindah tempatnya, maka
diambilah suatu titik dekat bintang polaris dari rasi bintang Ursa minor, yang hampir
– hampir tidak mengikuti perputaran sehari – hari bintang sejati lainnya, untuk
ditetapkan sebagai titik pangkal. Peredarn semu ini disebabkan oleh rotasi bumi pada
porosnya. Dan titik yang tak ikut berputar ini disebut kutub utara langit

b) Kutub selatan langit

Adalah titik yang dapat dicari dengan rasi bintang layang – layang bintang
Zuiderkruis, orang Jawa menyebutnya dengan nama bintang Gubug Penceng.

c) Sumbu Bumi

Garis khayal yang menghubungkan kedua kutub disebut sumbu langit dan
nampaknya seluruh bola langit dengan bintang – bintangnya dan matahari berputar
dari timur ke barat karena rotasi bumi, dari barat ketimur (sebaliknya).

d) Khatulistiwa langit

Untuk menentukan letak suatu bintang sebelah utara atau selatan (deklinasi), ditarik
lingkaran (tegak lurus) pada sumbu langit yang disebut khatulistiwa langit yang

47 | B u m i d a n A n t a r i k s a
membagi dua sama besar bola langit belahan selatan dengan layang – layang dan
belakang utara dengan bintang polaris tadi.

e) Absis dan Ordinat


1. Ordinat

Untuk mengetahui letak suatu titik, begitu pula sesuatu bintang harus diketahui absis
dan ordinatnya ordinat bintang disebut deklinasi utara, dihitung dari 00 – 900 utara
(positif) diatas bidang khatulistiwa langit 00 - 900 selatan (negatif). Jadi titik ordinat
itu terletak deklinasi yang sejajar dengan khatulistiwa langit.

2. Absis

Ordinat saja tidak dapat menentukan letak bintang, karena bintang – bintang yang
berdeklinasi 200 utara itu misalnya, tak terhitung banyaknya, ialah tiap titik
disepanjang lingkaran deklinasi 200 utara.

 Koordinat panjang dan lebar geografi

Koordina ini berguna untuk menentukan kota tempat di bumi, digunakan panjang
geografi (absis) dan geografi (ordinat).

a) Garis-garis lintang

Garis – garis (lingkaran) yang melintang dari barat ke timur disebut garis lingkaran
lintang. Garis (lingkaran) besar pada bola bumi membagi dua bagian sama besar dan
bidangnya melalui pusat bumi tegak lurus pada sumbu bumi disebut equator /
Khatulistiwa . Khatulistiwa membagi bumi kedalam dua belahan yang besar yaitu
belahan bumi bagian utara dan belahan bumi bagian selatan.

b) Garis-garis bujur

Disamping lingkaran lintang tersebut melukiskan lingkaran yang membujur dari


kutub utara kekutub selatan. Lingkaran bujur atau Lingkaran Meridian. Lingkaran –
lingkaran bujur ini merupakan lingkaran – lingkaran yang bentuknya separuh dari

48 | B u m i d a n A n t a r i k s a
lingkaran bujur dapat juga disebut garis Meridian atau garis Bujur. Maka dari itu
disebut pula meridian Greenwich. Meridian dapat dibagi atas dua bagian :

(1) Dari 0 0 sampai 1800 ke arah timur meridian/ Bujur Timur (B.T)

(2) Dari 0 0 sampai 1800 ke arah barat meridian / Bujur Barat (B.B)

c) Panjang geografi

Panjang gegrafi adalah busur khatulistiwa di hitung dari 00 sampai 1800, disebut juga
garis Bujur, dan digunakan untuk menentukan letak kota/ tempat di sebelah barat atau
disebelah timur.

d) Lebar geografi

Lebar geografi adalah garis lingkaran bumi yang sejajar dengan khatulistiwa, yang
dihitung dari 00 di khatulistiwa sampai 900 dikutub bumi; juga disebut garis lintang,
dan digunakan untuk menentukan letak kota.

e) Bukti lebar geografi sama dengan tinggi kutub

Bukti Lebar Geografi sama dengan tinggi kutub artinya, jika kutub langit diketahui,
maka lebar geografi atau lintang kota dapat diketahui. Sedangkan Tinggi Kutub
merupakan busur dari lengkung langit dihitung dari 00 sampai 900 , mulai dari kutub
sampai horison.

f) Penggunaan

Dalil “Lebar geografi = tinggi kutub ” ini digunakan para pelaut penjelajah untuk
mengetahui dimana atau pada lintang mana ia berada. Misalnya berada di tengah –
tengah laut atau padang pasir ini hanya dapat berlaku di belahan bumi utara saja
dengan bintang polaris yang nampak, sedangkan dibelahan selatan harus digunakan
bintang Alfa Centauri (α).

g) Lintang tengah dan meridian tengah

Suatu daerah atau negara dapat ditentukan paralel tengah / lintang tengahnya dan
merdian tengah / bujur tengahnya.

49 | B u m i d a n A n t a r i k s a
Koordinat yang diperlukan untuk menggambarkan posisi suatu benda langit
disebut koordinat bola langit. Untuk menyatakan letak suatu benda langit diperlukan
suatu tata koordinat yang dapat menyatakan secara pasti kedudukan benda langit
tersebut. Tata koordinat tersebut terdiri dari tata koordinat horison, tata koordinat
ekuator, tata koordinat ekliptika dan tata koordinat galaktik. Namun dalam
pembahasan kali ini akan diperkenalkan tata koordinat horison dan tata koordinat
ekuator, karena tata koordinat inilah yang paling sering digunakan dalam astronomi.
Tiap-tiap tata koordinat tentunya memiliki cara penggunaan sistem yang
berbeda serta terdapatnya berbagai macam keuntungan dan kelemahan dalam
penggunaan sistem tersebut. Dengan demikian penggunaan suatu sistem koordinat
bergantung pada hasil yang kita inginkan, apakah hasil yang didapat ingin digunakan
untuk waktu sesaat atau untuk waktu yang lama dan dapat dipakai secara universal.
Koordinat langit diterjemahkan sebagai nilai dalam suatu tatanan referensi
yang dipergunakan untuk menentukan kedudukan benda langit dalam bola langit.
Sedangkan bola langit adalah sebuah bola dengan jari-jari tak terhingga dan berpusat
di pusat bumi, dari bumi semua benda langit diproyeksikan ke bola langit. Ia adalah
lingkaran khayal yang merupakan batas pandangan mata pengamat ke angkasa tempat
benda-benda langit yang seolah-olah menempel pada langi. Sedangkan dalam
keterangan lain disebutkan bahwa bola langit adalah ruangan yang maha luas yang
berbentuk bola yang dapat kita lihat sehari-hari tempat matahari, bulan, dan bintang-
bintang bergeser setiap saat. Bintang-bintang itu dilihat seolah-olah berserak disebuah
kulit bola sebelah dalam, walaupun letak sesungguhnya sangat berjauhan.
Untuk menyatakan letak suatu benda langit diperlukan suatu tata koordinat
yang dapat menyatakan secara pasti kedudukan benda langit tersebut.
Dalam menentukan posisi benda langit tentunya kita harus menentukan terlebih
dahulu tempat atau benda yang akan menjadi acuan dalam pengamatan sehingga, kita
dapat dengan mudah dala menentukan posisi benda yang akan diteliti. Tentunya dari
ketiga jenis koordinar bola langit yang akan dijelaskan untuk titik acuan di tentukan

50 | B u m i d a n A n t a r i k s a
oleh pengamat itu sendiri, artinya tergantung posisi sipengamat itu sendiri berada di
daerah mana dan disebelah mana.
Berikut ini akan dijelaskan macam-macam tata koordinat bola langit.

2.4.1 Sistem Koordinat Horizon (Alt-Azimuth)

UTSB : Bidang horizon


UZS : Meridian langit
BZT : Ekuator langit
Sistem koordinat horizon ini adalah sistem koordinat yang paling sederhana
dan paling mudah dipahami. Tetapi sistem koordinat ini sangat terbatas, yaitu hanya
dapat menyatakan posisi benda langit pada satu saat tertentu, untuk saat yang berbeda
sistem koordinat ini tidak dapat memberikan hubungan yang mudah dengan posisi
benda langit sebelumnya. Karena itu menyatakan saat benda langit pada posisi itu
sangat diperlukan dan sistem koordinat lain diperlukan agar dapat memberikan
hubungan dengan posisi sebelum dan sesudahnya.

Pada tata koordinat horizon, letak bintang ditentukan hanya berdasarkan


pandangan pengamat saja. Tata koordinat horizon tidak dapat menggambarkan
lintasan peredaran semu bintang, dan letak bintang selalu berubah sejalan dengan

51 | B u m i d a n A n t a r i k s a
waktu. Namun, tata koordinat horizon penting dalam hal pengukuran adsorbsi cahaya
bintang.

Bola langit dapat dibagi menjadi dua bagian sama besar oleh satu bidang yang
melalui pusat bola itu, menjadi bagian atas dan bagian bawah. Bidang itu adalah
bidang horisontal yang membentuk lingkaran horizon pada permukaan bola, dan
bagian atas adalah letak benda-benda langit yang tampak, dan bagian bawahnya
adalah letak dari benda-benda langit yang tidak terlihat saat itu.
Horizon adalah batas pemandangan atau kaki langit, merupakan pertemuan
antara kaki langit dan permukaan bumi, garis ini membentuk lingkaran dengan titik
pusat dimana kita berdiri, sebagian bola langit berada di atas dan sebagian lagi ada
dibawah horizon, sehingga dapat kita bayangkan bola langit yang besar dengan bumi
dengan sebagai pusatnya (seperti pada gambar di atas). Untuk memudahkan horizon
dibagi atas 3 jenis berdasarkan pandangan kita terhadap pandangan kita antara langit
dan bumi.
1. Horizon Kodrat (alam)
Apabila kita berdiri disebuah tanah yang luas dan datar atau ditengah
samudra/laut, kita melihat seolah-olah kubah langit bertemu dengan permukaan bumi.
Perpotongan lengkung langit dengan bidang datar ini disebut horizon kodrat. Horizon
Kodrat akan berubah sesuai dengan kedudukan dari si pengamat. Makin tinggi tempat
si pengamat maka makin rendah horizon kodrat.
2. Horizon Astronomi
Untuk menentukan letak benda-benda dilangit maka kita harus menggunakan
bidang datar yang tidak brubah-ubah dan tidak tergantung kepada sipengamat.
Horizon astronomi adalah tempat bidang yang datar yang dibuat dari mata si
pengamat sampai menyentuh lengkung langit.
3. Horizon Sejati
Horizon sejati adalah bidang datar yang ditarik memotong melalui titik pusat
bumi dan memotong garis vertikal tegak lurus (90').

52 | B u m i d a n A n t a r i k s a
Di samping ke-3 tersebut diatas kita mengenal titik Zenit yang ada tepat diatas
kita (tempat berdiri) dan titik yang berada dibawah kaki kita terus menembus bola
langit yang berada dibawah disebut nadir, titik nadir dan zenith dihubungkan dengan
garis lurus melalui tempat kita berdiri dan tentu saja melalui pusat bumi.
 Zenith adalah titik yang berada di bola langit tepat diatas sipengamat, jika kita
buat garis vertikal maka garis ini akan membentuk sudut 90' (tegak lurus)
dengan horizon sejati.
 Nadir adalah titik yang berada pada bola langit bawah, bila ditarik garis
melalui pengamat ketitik ini membentuk garis yang tegak lurus terhadap
horizon sejati
 Vertikal adalah garis atau bidang yang berdiri tegak lurus dengan garis atau
bidang sejati.
Pada sistem koordinat horizon, letak bintang ditentukan hanya berdasarkan
pandangan pengamat saja. Sistem koordinat horizon tidak dapat menggambarkan
lintasan peredaran semu bintang, dan letak bintang selalu berubah sejalan dengan
waktu. Namun, sistem koordinat horizon penting dalam hal pengukuran adsorbsi
cahaya bintang.
Sistem koordinat horizon memakai bidang horizon sebagai bidang dasar
terhadap mana posisi-posisi bintang–bintang ditentukan. Untuk menyatakan posisi-
posisi bintang di bola langit itu, maka sistem koordinat horizon menggunakan dua
buah unsur, yaitu:
1. Tinggi bintang
2. Azimuth bintang
Ordinat-ordinat dalam tata koordinat horizon adalah:

1. Bujur suatu bintang dinyatakan dengan azimut (Az). Azimut umumnya diukur dari
selatan ke arah barat sampai pada proyeksi bintang itu di horizon, seperti pada
gambar azimut bintang adalak 220°. Namun ada pula azimut yang diukur dari Utara

53 | B u m i d a n A n t a r i k s a
ke arah timur, oleh karena itu sebaiknya Anda menuliskan keterangan tentang
ketentuan mana yang Anda gunakan.

2. Lintang suatu bintang dinyatakan dengan tinggi bintang (a), yang diukur dari
proyeksi bintang di horizon ke arah bintang itu menuju ke zenit. Tinggi bintang
diukur 0° – 90° jika arahnya ke atas (menuju zenit) dan 0° – -90° jika arahnya ke
bawah.

Letak bintang dinyatakan dalam (Az, a). Setelah menentukan letak bintang,
lukislah lingkaran almukantaratnya, yaitu lingkaran kecil yang dilalui bintang yang
sejajar dengan horizon (lingkaran PQRS).

Disetiap tempat di permukaan Bumi mempunyai lingkaran meridian yang


berbeda-beda tergantung bujur tempat itu (yang berbujur sama mempunyai lingkaran
meridian yang sama). Pada dasarnya garis Utara-Selatan adalah perpanjangan sumbu
Bumi yang melalui kutub Utara dan kutub Selatan. Titik Utara di Kutub Utara sering
disebut Titik Utara Sejati (True North), dan sebaliknya Titik Selatan Sejati (True
South), yang mana letaknya berbeda dengan Kutub Utara Magnetik dan Kutub
Selatan Magnetik. Apabila dilihat dari zenith maka dengan putaran searah jarum jam
akan mendapatkan arah Utara, Timur, Selatan dan Barat dengan besar perbedaan
sudutnya sebesar 90o.

Dengan mengenal istilah tersebut akan memudahkan kita dalam memahami


tata koordinat horison dengan ordinatnya yaitu, Azimuth dan Tinggi (A,h). Tinggi
benda langit dapat digambarkan pada bola langit dengan membuat lingkaran besar
yang melalui zenith, benda langit itu dan tegak lurus pada horison (lingkaran
vertikal), diukur dari horison dengan nilainya 0o-90o.

Untuk menyatakan Azimuth terdapat 2 versi:

 Versi pertama menggunakan titik Selatan sebagai acuan.


 Versi kedua yang dianut secara internasional, diantaranya dipakai pada
astronomi dan navigasi menggunakan titik Utara sebagai acuan, berupa busur

54 | B u m i d a n A n t a r i k s a
UTSB. Kedua versi tersebut menggunakan arah yang sama, yaitu jika dilihat
dari zenith arahnya searah perputaran jarum jam yang nilainya 0o-360o

Cara melukiskan koordinat bola langit, yakni :

1. Buat lingkaran dengan jari-jari tertentu


2. Buat garis tengah horizon dan vertical yang melalui pusat lingaran
3. Buatlah lingkaran besar horizontal yang melalui garis horizontal
4. Buatlah arah mata angin pada bidang horizontal.

Keuntungan dalam penggunaan sistem koordinat horison yaitu pada


penggunaannya yang praktis, sistem koordinat yang sederhana dan secara langsung
dapat dibayangkan letak objek pada bola langit. Namun tedapat juga beberapa
kelemahan pada Sistem koordinat ini, yaitu pada tempat yang berbeda maka
horisonnya pun berbeda serta terpengaruh oleh waktu dan gerak harian benda langit.

2.4.2 Sistem Koordinat Ekuator

Di bawah ini diberikan deskripsi istilah-istilah yang dipakai pada bola langit:
- Titik kardinal: empat titik utama arah kompas pada lingkaran horison, yaitu
Utara, Timur, Selatan dan Barat.
- Lingkaran kutub, lingkaran jam atau bujur langit: lingkaran besar melalui kutub-
kutub langit. Lingkaran ekliptika: lingkaran tempat kedudukan gerak semu
tahunan Matahari. Perpotongan bidang orbit Bumi (ekliptika) dengan bola langit.
- Kutub-kutub langit: titik-titik pada bola langit tempat bola langit berotasi.
Perpotongan bola langit dengan sumbu Bumi. Kutub langit di belahan langit
Selatan disebut Kutub Langit Selatan (KLS) dan di belahan langit Utara disebut
Kutub Langit Utara (KLU).
Sistem koordinat ekuator adalah sistem koordinat langit yang paling sering
digunakan. Sistem koordinat ini merupakan sistem koordinat yang bersifat
geosentrik. Mirip dengan sistem koordinat geografi yang dinyatakan dalam bujur dan

55 | B u m i d a n A n t a r i k s a
lintang, sistem koordinat ekuator dinyatakan dalam asensio rekta dan deklinasi.
Kedua sistem koordinat tersebut menggunakan bidang fundamental yang sama, dan
kutub-kutub yang sama. Ekuator langit sebenarnya adalah perpotongan perpanjangan
bidang ekuator Bumi pada bola langit, dan kutub-kutub langit sebenarnya merupakan
perpanjangan poros rotasi Bumi (yang melewati kutub-kutub Bumi) pada bola langit.
Tata koordinat ekuator ini juga merupakan sistem koordinat yang paling
penting dalam astronomi. Letak bintang-bintang, nebula, galaksi dan lainnya
umumnya dinyatakan dalam tata koordinat ekuator. Pada tata koordinat ekuator,
lintasan bintang di langit dapat ditentukan dengan tepat karena faktor lintang
geografis pengamat (φ) diperhitungkan, sehingga lintasan edar bintang-bintang di
langit (ekuator Bumi) dapat dikoreksi terhadap pengamat. Sebelum menentukan letak
bintang pada tata koordinat ekuator, sebaiknya kita mempelajari terlebih dahulu sikap
bola langit, yaitu posisi bola langit menurut pengamat pada lintang tertentu.
Sistem koordinat ini dapat menyatakan letak benda langit dalam skala waktu
relatif panjang. Sekalipun perubahan unsur-unsur koordinatnya relatif kecil terhadap
waktu. Dalam setiap pembahasan sistem koordinat benda langit, setiap benda langit
selalu dipandang terproyeksi pada suatu bidang bola khayal yang digambarkan
sebagai bola langit. Bola yang memuat bidang khayal tersebut disebut bola langit.
Ukuran bola Bumi diabaikan terhadap bola langit sehingga setiap pengamat di muka
Bumi dianggap berada di pusat bola langit. Seperti halnya pada pembahasan
mengenai bola pada umumnya, setiap lingkaran pada bola langit yang berpusat di
pusat bola dan membagi bola menjadi dua bagian yang sama besar disebut lingkaran
besar, sedangkan lingkaran lainnya disebut lingkaran kecil.

Penggunaan dalam astronomi


Sistem koordinat ekuator memungkinkan semua pengamat membumi untuk
menggambarkan lokasi tampak di langit cukup jauh obyek menggunakan pasangan
yang sama nomor: para kenaikan yang tepat dan penolakan . Misalnya, bintang yang
diberikan telah kira-kira konstan koordinat ekuatorial. Sebaliknya, dalam sistem

56 | B u m i d a n A n t a r i k s a
koordinat horisontal , posisi bintang di langit yang berbeda berdasarkan garis lintang
dan bujur geografis pengamat, dan terus berubah berdasarkan waktu.

Sistem koordinat ekuator umumnya digunakan oleh teleskop dilengkapi


dengan khatulistiwa gunung dengan menggunakan lingkaran pengaturan . Setting
lingkaran dalam hubungannya dengan bagan bintang atau ephemeris memungkinkan
teleskop yang akan mudah menunjuk ke objek dikenal di lingkup langit.

Selama jangka waktu yang lama, presesi dan angguk kepala efek mengubah
orbit Bumi dan dengan demikian lokasi nyata dari bintang-bintang. Demikian juga,
gerak bintang-bintang itu sendiri akan mempengaruhi koordinat mereka seperti yang
terlihat dari Bumi. Ketika mempertimbangkan pengamatan dipisahkan oleh interval
waktu yang panjang, maka perlu untuk menentukan suatu zaman (sering J2000.0 ,
untuk data yang lebih tua B1950.0 ) ketika menentukan koordinat planet, bintang,
galaksi, dll

Bintang Waktu berada di puncak pada pengamat meridian suatu (HA = 0 h), maka
RA = LST Positif. Right Now vernal equinox titik berada di puncak pada meridian m
(LST = 0 h) ( sudut : RA, berlawanan ; HA dan LST, searah jarum jam )

Ordinat-ordinat dalam tata koordinat ekuator adalah:

57 | B u m i d a n A n t a r i k s a
1) Bujur suatu bintang dinyatakan dengan sudut jam atau Hour Angle (HA). Sudut
jam menunjukkan letak suatu bintang dari titik kulminasinya, yang diukur dengan
satuan jam (ingat,1h = 15°). Sudut jam diukur dari titik kulminasi atas bintang (A) ke
arah barat (positif, yang berarti bintang telah lewat kulminasi sekian jam) ataupun ke
arah timur (negatif, yang berarti tinggal sekian jam lagi bintang akan berkulminasi).
Dapat juga diukur dari 0° – 360° dari titik A ke arah barat.
2) Lintang suatu bintang dinyatakan dengan deklinasi (δ), yang diukur dari proyeksi
bintang di ekuator ke arah bintang itu menuju ke kutub Bumi. Tinggi bintang diukur
0° – 90° jika arahnya menuju KLU dan 0° – -90° jika arahnya menuju KLS.
Dapat kita lihat bahwa deklinasi suatu bintang nyaris tidak berubah dalam
kurun waktu yang panjang, walaupun variasi dalam skala kecil tetap terjadi akibat
presesi orbit Bumi. Namun sudut jam suatu bintang tentunya berubah tiap jam akibat
rotasi Bumi dan tiap hari akibat revolusi Bumi. Oleh karena itu, ditentukanlah suatu
ordinat baku yang bersifat tetap yang menunjukkan bujur suatu bintang pada tanggal
23 September pukul 00.00, yaitu ketika titik Aries  tepat berkulminasi atas pada
pukul 00.00 waktu lokal (vernal equinox). Ordinat inilah yang disebut asensiorekta
(ascencio recta) atau kenaikan lurus, yang umumnya dinyatakan dalam jam. Faktor
gerak semu harian bintang dikoreksi terhadap waktu lokal (t) dan faktor gerak semu
tahunan bintang dikoreksi terhadap Local Siderial Time (LST) atau waktu bintang,
yaitu letak titik Aries pada hari itu. Pada tanggal 23 September LST-nya adalah pukul
00h, dan kembali ke pukul 00h pada 23 September berikutnya sehingga pada tanggal
21 Maret, 21 Juni, dan 22 Desember LST-nya berturut-turut adalah 12h, 18h, dan 06h.
Jadi LST dapat dicari dengan rumus :
Adapun hubungan LST, HA00 dan asensiorekta (α)
LST = α + HA00
Dengan t adalah waktu lokal. Misal jika HA00 = +3h, maka sudut jam bintang
pada pukul 03.00 adalah +6h (sedang terbenam). Ingat, saat kulminasi atas maka HA

58 | B u m i d a n A n t a r i k s a
= 00h. Dengan demikian didapatkan hubungan komplit bujur pada tata koordinat
ekuator
LST + t = α + HAt
Patut diingat bahwa HA00 ialah posisi bintang pada pukul 00.00 waktu lokal,
sehingga posisi bintang pada sembarang waktu ialah:
HAt = HA00 + t
Dengan α ordinat tetap, HAt ordinat tampak, LST koreksi tahunan, dan t
koreksi waktu harian. Contoh pada gambar di bawah. Pada tanggal 21 Maret, LST-
nya adalah 12h. Jadi letak bintang R dengan koordinat (α, δ) sebesar (16h,-50º)akan
nampak di titik R pada pukul 00.00 waktu lokal. Perhatikan bahwa LST diukur dari
titik A kearah barat sampai pada titik Aries . Tampak bintang R berada pada bujur
(HA00) -60° atau -4 jam. Jadi, bintang R akan berkulminasi atas di titik Ka pada pukul
04.00 dan terbenam di horizon pada pukul 10.00. Asensiorekta diukur dari titik Aries
berlawanan pengukuran LST sampai pada proyeksi bintang di ekuator. Jadi telah jelas
bahwa.
HA = LST – α
Dengan -xh = 24h - xh
Lingkaran kecil KaKb merupakan lintasan gerak bintang, yang sifatnya nyaris
tetap. Untuk bintang R, yang diamati dari ϕ = 40° LS akan lebih sering berada pada di
atas horizon daripada di bawah horizon. Pembahasan lebih lanjut pada bagian bintang
sirkumpolar.
Tinggi bintang atau altitude, yaitu sudut kedudukan suatu bintang dari horizon
dapat dicari dengan aturan cosinus segitiga bola. Tinggi bintang, a, yaitu
a = 90° -ζ
Di mana jarak zenit (ζ) dirumuskan dengan :

cos ζ = cos(90° – δ) cos(90° – ϕ) + s\in(90° – δ) sin(90° – ϕ) cosHA

59 | B u m i d a n A n t a r i k s a
Di bawah ini diberikan deskripsi istilah-istilah yang dipakai pada bola langit:
o Titik kardinal: empat titik utama arah kompas pada lingkaran horison, yaitu
Utara, Timur, Selatan dan Barat.
o Lingkaran kutub, lingkaran jam atau bujur langit: lingkaran besar melalui kutub-
kutub langit.
o Lingkaran ekliptika: lingkaran tempat kedudukan gerak semu tahunan Matahari.
Perpotongan bidang orbit Bumi (ekliptika) dengan bola langit.
o Kutub-kutub langit: titik-titik pada bola langit tempat bola langit berotasi.
Perpotongan bola langit dengan sumbu Bumi. Kutub langit di belahan langit
Selatan disebut Kutub Langit Selatan (KLS) dan di belahan langit Utara disebut
Kutub Langit Utara (KLU).
o Pada sistem koordinat ekuator, koordinat yang digunakan adalah koordinat
Aksensiorekta (?) dan Deklinasi (d). Aksensiorekta adalah panjang busur yang
dihitung dari titik Aries atau disebut juga dengan titik gamma (g) pada lingkaran
ekuator langit sampai ke titik kaki dengan arah penelusuran ke arah timur,
dengan rentang antara 0 s.d. 24 jam atau 00 s.d. 3600.
o Sedangkan deklinasi adalah panjang busur dari titik kaki pada lingkaran ekuator
langit ke arah kutub langit sampai ke letak benda pada bola langit. Deklinasi
bernilai positif jika ke arah KLU dan bernilai negatif jika ke arah KLS, dengan
rentang antara 00 s.d. 900 atau 00 s.d. -900.

Dalam penggunaan sistem koordinat ekuator, terdapat hubungan antara waktu


matahari dengan waktu bintang (waktu sideris). Dimana Waktu Menengah Matahari
(WMM) = sudut jam Matahari + 12 jam. Hubungan ini tentunya berkaitan juga
dengan tanggal-tanggal istimewa titik Aries terhadap Matahari. Tanggal-tanggal
istimewa tersebut adalah :
 Sekitar tanggal 21 Maret (TMS), Matahari berimpit dengan Titik Aries. Jam 0
WMM = jam 12 waktu bintang.

60 | B u m i d a n A n t a r i k s a
 Sekitar tanggal 22 Juni (TMP), saat Matahari di kulminasi bawah, titik Aries
berhimpit dengan titik Timur. Jam 0 WMM = jam 18 waktu bintang.
 Sekitar tanggal 23 September (TMG), saat Matahari di kulminasi bawah, titik
Aries berada di titik kulminasi atas. Jam 0 WMM = jam 0 waktu bintang.
 Sekitar tanggal 22 Desember (TMD), saat Matahari di kulminasi bawah, titik
Aries berhimpit dengan titik Barat. Jam 0 WMM = jam 06 waktu bintang.

Sudut antara kutub Bumi (poros rotasi Bumi) dan horizon disebut tinggi kutub
(φ) . Jika diperhatikan lebih lanjut, ternyata nilai φ = ϕ, dengan φ diukur dari Selatan
ke KLS jika pengamat berada di lintang selatan dan φ diukur dari Utara ke KLU jika
pengamat berada di lintang utara. Jadi untuk pengamat pada ϕ = 90° LU lingkaran
ekliptika akan berimpit dengan lingkaran horizon, dan kutub lintang utara berimpit
dengan zenit, sedangkan pada ϕ = 90° LS lingkaran ekliptika akan berimpit dengan
lingkaran horizon, dan kutub lintang selatan berimpit dengan zenit.
 Gerak Harian Benda Langit
Bola langit melakukan gerak semu harian akibat gerak rotasi Bumi.
Pengamatan permukaan Bumi dapat mengamati benda langit bergerak berlawanan
arah dengan arah gerak rotasi Bumi. Rotasi Bumi arahnya dari barat ke timur, inilah
yang menyebabkan seolah-olah benda langit bergerak dari timur ke barat.
Oleh karena gerak harian bola langit terjadi akibat gerak rotasi Bumi, maka
periode gerak harian benda langit sama dengan periode rotasi Bumi yaitu satu hari,
yang umum dianggap satu hari adalah 24 jam, sehingga dalam selang waktu itu Bumi
telah berotasi sebesar 360o. Berikut ini diberikan hubungan waktu dan panjang busur
yang ditempuh benda langit dalam melakukan gerak harian:
24j = 3600
1j = 150
4m = 10
4d = 1

61 | B u m i d a n A n t a r i k s a
Lintasan gerak benda langit sejajar dengan ekuator langit dengan kemiringan
tergantung pada lintang pengamat (?) di permukaan Bumi. Besarnya sudut
kemiringan menunjukkan besarnya jarak kutub (90o- ?) tempat pengamat berada.
Lintasan gerak harian benda langit di ekuator langit berbentuk lingkaran besar
sedangkan di tempat lainnya lingkaran kecil.
Kedua kutub langit itu yaitu KLU dan KLS yang memiliki lintasan gerak
harian berbentuk titik, sehingga tampak diam diputari oleh seluruh benda-benda
langit. Benda di belahan langit Utara tampak mengedari KLU dan di belahan langit
selatan tampak mengedari KLS. Kedua kutub itu memiliki ketinggian yang berbeda
di permukaan Bumi, tergantung lintang pengamat dipermukaan Bumi. Tempat di
belahan Bumi Utara, letak KLU berada di atas horison dengan ketinggian sama
dengan besarnya lintang pengamat dan KLS berada di bawah horison. Sebaliknya
tempat di belahan Bumi Selatan, letak KLS berada di atas horison dengan ketinggian
sama dengan besarnya lintang pengamat dan KLU berada di bawah horison.
 Penentuan Waktu Sideris
Waktu sideris atau waktu bintang didasarkan kepada kala rotasi bumi terhadap
acuan bintang. Seperti halnya pada hari matahari, satu hari sideris dibagi menjadi 24
jam, tetapi panjang harinya sendiri lebih pendek sekitar 4 menit dibandingkan hari
matahari. Adanya perbedaan panjang hari sideris dengan hari matahari menyebabkan
bintang-bintang termasuk titik gamma setiap hari mencapai meridian pengamat lebih
cepat sekitar 4 menit dari hari sebelumnya. Dengan lain perkataan, titik gamma
bergerak sepanjang lingkaran ekuator ke arah barat sekitar 1 derajat busur setiap
harinya.
Adapun cara menentukan waktu sideris adalah sebagai berikut :
- Tentukan selisih hari terhadap salah satu dari 4 tanggal patokan terdekat
yakni: 21 Maret, 22 Juni, 23 September atau 22 Desember.
- Tentukan perbedaan waktu titik Aries dengan Matahari selama selisih waktu
no.1 di atas dengan mengalikan setiap beda 1 hari sebesar 4 menit.

62 | B u m i d a n A n t a r i k s a
- Tentukan jam 0 WMM waktu setempat yang bersesuaian dengan waktu
sideris pada tanggal yang bersangkutan dengan menambahkan (jika
melewati salah satu tanggal patokan di atas) atau mengurangkan (jika
mendahului) dengan selisih waktu no. 2 di atas yang paling dekat dengan
tanggal patokan terdekat yang dipakai.
- Patokan tanggal hubungan Waktu Sideris (Siderial Time) dengan Waktu
Matahari Menengah
- Tentukan waktu sideris jam yang diinginkan dengan menambahkan dengan
WMM pada jam yang ditentukan.
2.4.3 Sistem Koordinat Ekliptika
Ekliptika adalah jalur yang dilalui oleh suatu benda dalam mengelilingi suatu
titik pusat sistem koordinat tertentu. Ekliptika pada benda langit merupakan suatu
bidang edar berupa garis khayal yang menjadi jalur lintasan benda-benda langit dalam
mengelilingi suatu titik pusat sistem tata surya.
Dalam sistem ini penentuan posisi benda langit yang diperlukan adalah bujur
ekliptika atau ecliptic longitude dan lintang ekliptika atau ecliptic latitude. Tata
koordinat di Bidang Kosmografi di dalam astronomi, tata koordinat langit adalah tata
koordinat yang digunakan untuk memetakan posisi di langit. Umumnya digunakan
dua koordinat yang didefinisikan pada dua lingkaran besar acuan pada bola langit dan
dinyatakan dalam satuan sudut. Kedua lingkaran besar tersebut adalah:
- Bidang Fundamental yaitu lingkaran besar yang tegak lurus garis
penghubung kedua kutub tata koordinat. Koordinat pertama dihitung
dari bidang fundamental ke arah kutub atau sebaliknya.
- Lingkaran bujur nol yaitu lingkaran besar yang melewati kedua kutub
tata koordinat dan didefinisikan sebagai titik awal. Koordinat kedua
dihitung dari lingkaran bujur nol ke lingkaran bujur obyek.
Pada sistem koordinat ekliptika, bumi menjadi pusat koordinat karena
koordinat tata bola langit merupakan proyeksi dari tata koordinat Bumi. Matahari dan

63 | B u m i d a n A n t a r i k s a
planet-planet lainnya nampak bergerak mengitari bumi. Bidang datar xy adalah
bidang ekliptika, sama seperti pada ekliptika heliosentrik. Bidang eliptika membentuk
sudut 23,50 terhadap bidang equator. Akibatnya kita mengamati, seolah-olah
Matahari bergeser sekali ke belahan langit utara dan sekali ke belahan langit selatan
dalam waktu satu tahun. Pergeseran posisi ini menyebabkan pergantian musim.
Lingkaran ekliptika dan lingkaran equator, berpotongan di dua titik yaitu vernal
equinox pada tanggal 21 Maret dan Autumnal equinox tanggal 23 September. Lintang
ekliptika (β) didefinisikan sebagai jarak busur dari proyeksi benda langit pada
lingkaran ekliptika hingga benda langit tersebut. Rentang nilai β adalah -900 (Kutub
Ekliptika Selatan, KES) hingga 900 (Kutub Ekliptika Utara, KEU). Bujur ekliptika
(λ) didefinisikan sebagai jarak busur dari titik kearah Timur (seperti arah pengukuran
asensiorekta pada lingkaran equator) hingga proyeksi benda langit pada lingkaran
ekliptika. Rentang nilai λ adalah 00 hingga 3600.Seandainya bumi dijadikan sebagai
titik pusat sistem koordinat, maka ekliptika merupakan bidang edar yang dilalui oleh
benda-benda langit seperti planet dan matahari untuk mengelilingi bumi. Dan bila
Matahari dijadikan sebagai titik pusat sistem koordinat, maka ekliptika merupakan
bidang yang terbentuk sebagai lintasan orbit bumi yang berbentuk elips dengan
Matahari berada pada titik pusat elips tersebut.
Ekliptika dan equator / khatulistiwa langit saling berpotongan membentuk
sudut 23,50 pada horizon dengan titik perpotongan sebagai titik musim semi
(Aries)dan titik musim rontok (R). Untuk menentukan posisi benda langit pada tata
koordinat ekliptika yaitu dengan menggunakan pangjang astronomi dan lebar
astronomi.
Sama halnya dengan sistem ekuator, sistem koordinat ekliptika juga
merupakan sistem yang tetap tidak dipengaruhi oleh gerak semu harian bumi. Sistem
ini biasanya digunakan untuk menentukan kedudukan benda benda langit anggota tata
surya seperti satelit, planet dan matahari karena anggota tata surya kedudukannya
tetap berada di selatan ekliptika.

64 | B u m i d a n A n t a r i k s a
Dalam sistem ini penentuan posisi benda langit yang diperlukan adalah bujur
ekliptika atau ecliptic longitude dan lintang ekliptika atau ecliptic latitude.
Sistem koordinat Ekliptika atau sistem koordinat gerhana merupakan sistem
koordinat alam semesta yang menggunakan Ekliptika (berekliptika) sebagai satah
asasi. Ekliptik ini adalah rute matahari yang muncul mengikuti seluruh Bola langit
sepanjang tahun. Ia juga merupakan persilangan antara satah orbit Bumi dengan bola
langit. Sudut lintang nya dipanggil lintang Ekliptika atau lintang cakrawala (diwakili
oleh β) yang diukur positif ke arah utara. Sudut panjang nya pula disebut garis bujur
Ekliptika atau panjang cakrawala (diwakili oleh λ) yang diukur ke arah timur dari 0°
sampai 360°. Seperti jarak hamal dalam Sistem koordinat ekuator, garis bujur
Ekliptika 0° mengarah ke arah matahari dari bumi di ekuinoks musim semibelahan
bumi utara. Pilihan ini membuat koordinat bintang tetap tunduk pada liukan
ekuinoks, agar kala referensi harus dinyatakan selalu.

1. Lingkaran primer dalam sistem koordinat Ekliptika, SK-ekl. adalah lingkaran


Ekliptika atau disebut Ekliptika.
2. Lingkaran Ekliptika merupakan lingkaran besar hasil perpotongan bidang
Ekliptika (bidang orbit Bumi mengelilingi Matahari) dengan Bola langit.
3. Titik kutub lingkaran Ekliptika adalah titik Kutub Utara Ekliptika (KEU) dan
titik Kutub Selatan Ekliptika (KES).
4. Dalam SK-ekl, posisi benda langit (*) digambarkan dalam λ dan β.
5. λ adalah bujur SK-ekl, yang diukur dari titik Aries (γ) ke posisi * sepanjang
bidang ekliptika ke arah timur.
6. β adalah lintang SKH, yang diukur dari bidang ekliptika. Positif (+) untuk
diatas bidang ekliptika, dan negatif (-) untuk dibawah bidang ekliptika.
7. Titik Aries merupakan salah satu titik potong antara ekuator langit dengan
lingkaran Ekliptika (atau disingkat dengan nama Ekliptika), tempat
menyeberang Matahari dari belahan langit selatan ke belahan langit utara

65 | B u m i d a n A n t a r i k s a
8. Lintang dan bujur Ekliptika titik Aries masing-masing adalah nol derajat
(β Aries = 0° dan λ Aries = 0°).
9. Ekliptika dengan Ekuator Langit membentuk sudut kemiringan ekliptika, e,
sebesar 23°.5 .
10. Bujur Ekliptika sebuah benda langit mempunyai harga 0° <= λ<= 360° (<= :
kurang dari atau sama dengan) atau bila dinyatakan dalam jam adalah 0 jam
<= λ <= 24 jam.
11. Harga lintang Ekliptika sebuah benda langit terletak antara +90° (titik Kutub
Utara Ekliptika) dari -90° (titik Kutub Selatan Ekliptika) atau -90° <= β <=
+90°.

Berikut ini dibahas beberapa sistem koordinat yang penting dalam ilmu hisab, yaitu:

1. Sistem Koordinat Ekliptika Heliosentrik (Heliocentric Ecliptical Coordinate).


2. Sistem Koordinat Ekliptika Geosentrik (Geocentric Ecliptical Coordinate).
3. Sistem Koordinat Ekuator Geosentrik (Geocentric Equatorial Coordinate).
4. Sistem Koordinat Horison (Horizontal Coordinate).

Keempat sistem koordinat di atas termasuk ke dalam koordinat bola.


Sebenarnya masih ada sistem koordinat lainnya, seperti Sistem Koordinat Ekuator
Toposentrik (Topocentric Equatorial Coordinate) namun Insya Allah dibahas pada
kesempatan lain.

Sekilas, banyaknya sistem koordinat di atas bisa membuat rumit. Namun


pembagian sistem koordinat di atas berasal dari benda langit manakah yang dijadikan
pusat koordinat, apakah bidang datar sebagai referensi serta bagaimana cara
mengukur posisi benda langit lainnya. Penting pula untuk diketahui bahwa seluruh
benda langit dapat dianggap seperti titik. Bisa pula dianggap seperti benda yang
seluruhnya terkonsentrasi di pusat benda tersebut. Jika kita memperoleh jarak bumi-
bulan, maka yang dimaksud adalah jarak antara pusat bumi dengan pusat bulan.

66 | B u m i d a n A n t a r i k s a
Sistem Koordinat Ekliptika Heliosentrik dan Sistem Koordinat Ekliptika
Geosentrik sebenarnya identik. Yang membedakan keduanya hanyalah manakah yang
menjadi pusat koordinat. Pada Sistem Koordinat Ekliptika Heliosentrik, yang menjadi
pusat koordinat adalah matahari (helio = matahari). Sedangkan pada Sistem
Koordinat Ekliptika Geosentrik, yang menjadi pusat koordinat adalah bumi (geo =
bumi). Karena itu keduanya dapat digabungkan menjadi Sistem Koordinat Ekliptika.
Pada Sistem Koordinat Ekliptika, yang menjadi bidang datar sebagai referensi adalah
bidang orbit bumi mengitari matahari (heliosentrik) yang juga sama dengan bidang
orbit matahari mengitari bumi (geosentrik).

Sistem Koordinat Ekliptika Heliosentrik (Heliocentric Ecliptical Coordinate)

Pada koordinat ini, matahari (sun) menjadi pusat koordinat. Benda langit lainnya
seperti bumi (earth) dan planet bergerak mengitari matahari. Bidang datar yang
identik dengan bidang xy adalah bidang ekliptika yatu bidang bumi mengitari
matahari.

Sistem Koordinat Ekliptika Heliosentrik

67 | B u m i d a n A n t a r i k s a
 Pusat koordinat: Matahari (Sun).
 Bidang datar referensi: Bidang orbit bumi mengitari matahari (bidang
ekliptika) yaitu bidang xy.
 Titik referensi: Vernal Ekuinoks (VE), didefinisikan sebagai sumbu x.
 Koordinat:
 r = jarak (radius) benda langit ke matahari
 l = sudut bujur ekliptika (ecliptical longitude), dihitung dari VE
berlawanan arah jarum jam
 b = sudut lintang ekliptika (ecliptical latitude), yaitu sudut antara garis
penghubung benda langit-matahari dengan bidang ekliptika.

Sistem Koordinat Ekliptika Geosentrik (Geocentric Ecliptical Coordinate)

Pada sistem koordinat ini, bumi menjadi pusat koordinat. Matahari dan planet-planet
lainnya nampak bergerak mengitari bumi. Bidang datar xy adalah bidang ekliptika,
sama seperti pada ekliptika heliosentrik.

68 | B u m i d a n A n t a r i k s a
Sistem Koordinat Ekliptika Geosentrik

 Pusat Koordinat: Bumi (Earth)


 Bidang datar referensi: Bidang Ekliptika (Bidang orbit bumi mengitari
matahari, yang sama dengan bidang orbit matahari mengitari bumi) yaitu
bidang xy.
 Titik referensi: Vernal Ekuinoks (VE) yang didefinisikan sebagai sumbu x.
 Koordinat:
 Jarak benda langit ke bumi (seringkali diabaikan atau tidak perlu
dihitung)
 Lambda = Bujur Ekliptika (Ecliptical Longitude) benda langit menurut
bumi, dihitung dari VE.
 Beta = Lintang Ekliptika (Ecliptical Latitude) benda langit menurut
bumi yaitu sudut antara garis penghubung benda langit-bumi dengan
bidang ekliptika

Sistem Koordinat Ekuator Geosentrik

Ketika bumi bergerak mengitari matahari di bidang Ekliptika, bumi juga


sekaligus berotasi terhadap sumbunya. Penting untuk diketahui, sumbu rotasi bumi
tidak sejajar dengan sumbu bidang ekliptika. Atau dengan kata lain, bidang ekuator
tidak sejajar dengan bidang ekliptika, tetapi membentuk sudut kemiringan (epsilon)
sebesar kira-kira 23,5 derajat. Sudut kemiringan ini sebenarnya tidak bernilai konstan
sepanjang waktu. Nilainya semakin lama semakin mengecil. Masalah ini Insya Allah
akan dibahas pada kesempatan lain.

69 | B u m i d a n A n t a r i k s a
Sistem Koordinat Ekuator Geosentrik

 Pusat koordinat: Bumi


 Bidang datar referensi: Bidang ekuator, yaitu bidang datar yang mengiris
bumi menjadi dua bagian melewati garis khatulistiwa
 Koordinat:
 jarak benda langit ke bumi.
 Alpha = Right Ascension = Sudut antara VE dengan proyeksi benda langit
pada bidang ekuator, dengan arah berlawanan jarum jam. Biasanya Alpha
bukan dinyatakan dalam satuan derajat, tetapi jam (hour disingkat h). Satu
putaran penuh = 360 derajat = 24 jam = 24 h. Karena itu jika Alpha
dinyatakan dalam derajat, maka bagilah dengan 12 untuk memperoleh satuan
derajat. Titik VE menunjukkan 0 h.
 Delta = Declination (Deklinasi) = Sudut antara garis hubung benda langit-
bumi dengan bidang ekliptika.Nilainya mulai dari -90 derajat (selatan) hingga
90 derajat (utara). Pada bidang ekuator, deklinasi = 0 derajat.

70 | B u m i d a n A n t a r i k s a
Seringkali, Alpha (right ascension) dinyatakan dalam bentuk H (hour angle).
Hubungan antara Alpha dengan H adalah H = LST – Alpha.

Disini, LST adalah Local Sidereal Time, yang sudah penulis bahas sebelumnya pada
tulisan tentang Macam-Macam Waktu (/syariah/ilmu-hisab/macam-macam-
waktu.htm)

Sistem Koordinat Horison

Pada sistem koordinat ini, pusat koordinat adalah posisi pengamat (bujur dan lintang)
yang terletak di permukaan bumi. Kadang-kadang, ketinggian pengamat dari
permukaan bumi juga ikut diperhitungkan. Bidang datar yang menjadi referensi
seperti bidang xy adalah bidang horison (bidang datar di sekitar pengamat di
permukaan bumi).

Sistem Koordinat Horison

 Pusat koordinat: Pengamat di permukaan bumi


 Bidang datar referensi: Bidang horison (Horizon plane)

71 | B u m i d a n A n t a r i k s a
 Koordinat:
 Altitude/Elevation = sudut ketinggian benda langit dari bidang horison. h = 0
derajat berarti benda di bidang horison. h = 90 derajat dan -90 derajat
masing-masing menunjukkan posisi di titik zenith (tepat di atas kepala) dan
nadir (tepat di bawah kaki).
 A (Azimuth) = Sudut antara arah Utara dengan proyeksi benda langit ke
bidang horison.

Jarak benda langit ke pengamat dalam sistem koordinat ini seringkali diabaikan,
karena telah dapat dihitung sebelumnya dalam sistem koordinat ekliptika.

2.4.4 Gerak Benda Langit Di Lihat Dari Tempat Yang Berbeda


Bumi kita berputar seperti gasing. Gerak putar Bumi pada sum vcg6
bu putarnya ini dinamakan gerak rotasi. Untuk menyelesaikan satu putaran (satu
periode rotasi), dibutuhkan waktu 23 jam 56 menit 4.1 detik. Gerak rotasi Bumi inilah
yang menyebabkan terjadinya siang dan malam dan pergerakan semu benda-benda
langit.
Gerak semu langit adalah gerak yang kita amati dari Bumi, dimana benda-
benda langit terlihat terbit di timur dan tenggelam di barat. Gerak semu ini teramati
karena Bumi kita yang ber-rotasi dengan arah sebaliknya, dari barat ke timur.
Lintasan gerak benda-benda langit yang terbit di timur dan terbenam di barat,
dinamakan lintasan harian benda langit. Lintasan harian ini terlihat berbeda jika kita
mengamatinya dari lintang berbeda. Jika kita berada tepat di khatulistiwa, kita akan
mengamati lintasan haria benda-benda langit tersebut, tegak lurus terhadap horizon /
ufuk.
Jika kita berada di bumi belahan selatan (sebelah selatan khatulistiwa), kita
akan mengamati lintasan harian benda-benda langit tidak lagi tegak lurus terhadap
horizon, tapi condong ke arah utara. Besarnya kemiringan lintasan harian ini
tergantung sejauh mana kita dari khatulistiwa. Semakin ke arah selatan, maka garis

72 | B u m i d a n A n t a r i k s a
lintasan gerak harian benda-benda langit akan semakin condong ke arah utara. Begitu
juga sebaliknya jika kita bergerak ke arah utara. Semakin ke utara dari khatulistiwa,
maka semakin besar kecondongan lintasan harian benda-benda langit itu ke arah
selatan.
Gerak semu langit tidak sama periodenya dengan gerak Matahari di langit
(diamati dari Bumi). Gerak semu langit periodenya 23 jam 56 menit 4.1 detik,
sedangkan gerak harian Matahari di langit periodenya 24 jam. Terdapat perbedaan
sekitar 4 menit. Perbedaan ini menyebabkan penampakan langit sedikit berbeda
dilihat pada jam yang sama tiap harinya. Sebagai contoh: misalnya sebuah bintang
hari in terbit pukul 18:00 sore. Maka keesokan harinya ia akan terbit pukul 17:56,
lusa pkul 17:52, dst. Bintang itu akan terbit 4 menit lebih cepat dari hari sebelumnya.
Karena itu, perlahan-lahan penampakan langit akan bergeser dari hari ke hari. Kira-
kira enam bulan dari sekarang, bagian langit yang berada di atas kepala kita pada
(misalnya) jam 9 malam, akan berada di bawah kaki kita. Dengan kata lain, jika kita
mengamati langit dengan waktu pengamatan yang terpisak 6 bulan,kita akan
mengamati dua belahan bola ulangit yang berbeda.
Objek-objek langit seperti Matahari, Bulan, dan planet-planet, memiliki
geraknya sendiri diantara bintang-bintang. Matahari bergerak secara perlahan ke arah
timur relatif terhadap bintang-bintang. Karena itu, untuk menyelesaikan satu putaran
mulai dari misalnya posisi tepat di atas kepala kita, terbenam, terbit, kembali di atas
kepala kita, matahari membutuhkan waktu 24 jam (selang waktu sehari semalam).
Bintang-bintang membutuhkan waktu sama dengan periode rotasi Bumi, 23j 56m
4.1d.
Bulan membutuhkan waktu sedikit bervariasi, kira-kira 50 menit lebih
panjang dari 24 jam. Planet-planet bergerak di langit dengan kecepatan yang lebih
besar lagi variasinya, tergantung pada seberapa dekat planet tersebut ke Matahari, dan
dimana posisinya (dalam orbitnya) relatif terhadap Bumi.

73 | B u m i d a n A n t a r i k s a
Dari penjelasan di atas dapat ke tiga koordinat bola langit tersebut dapat ditentukan
perbedaannya sebagai berikut:

Sistem Bidang Acuan Arah Acuan Lintang Bujur


Horison Bidang Titik Utara Tinggi: h Azimut : A
Horison + :kearah Zenit Ke Timur
- kearah Nadir 0-3600
Ekuator Ekuator Langit Vernal Deklinasi: Asensioreta:
Equnox +: ke arah KLU Ke Timur 0-24 jam
-: kea rah KLS

Eliptikal Bidang Vernal Lintang: Bujur : l


Eliptikal Equnox +: kearah KEU ke Timur 0-360o
- : kearah KES

74 | B u m i d a n A n t a r i k s a
2.5 STRUKTUR BUMI MELIPUTI BENTUK DAN UKURAN BUMI,
INTERIOR BUMI LITOSFER, DAN LEMPENG TEKTONIK
2.5.1 Bentuk dan Ukuran Bumi
2.5.1.1 Bentuk Bumi

Bentuk planet Bumi sangat mirip dengan bulat pepat (oblate spheroid),
sebuah bulatan yang tertekan ceper pada orientasi kutub-kutub yang menyebabkan
buncitan pada bagian khatulistiwa. Buncitan ini terjadi karena rotasi Bumi,
menyebabkan ukuran diameter katulistiwa 43 km lebih besar dibandingkan diameter
dari kutub ke kutub. Diameter rata-rata dari bulatan Bumi adalah 12.742 km, atau
kira-kira 40.000 km/π. Karena satuan meter pada awalnya didefinisikan sebagai
1/10.000.000 jarak antara katulistiwa ke kutub utara melalui kota Paris, Perancis.

Topografi lokal sedikit bervariasi dari bentuk bulatan ideal yang mulus, meski
pada skala global, variasi ini sangat kecil. Bumi memiliki toleransi sekitar satu dari
584, atau 0,17% dibanding bulatan sempurna (reference spheroid), yang lebih mulus
jika dibandingkan dengan toleransi sebuah bola biliar, 0,22%. Lokal deviasi terbesar
pada permukaan bumi adalah gunung Everest (8.848 m di atas permukaan laut) dan
palung Mariana (10.911 m di bawah permukaan laut). Karena buncitan khatulistiwa,
bagian bumi yang terletak paling jauh dari titik tengah bumi sebenarnya adalah
gunung Chimborazo di Ekuador.

Proses alam endogen/tenaga endogen adalah tenaga Bumi yang berasal dari
dalam Bumi. Tenaga alam endogen bersifat membangun permukaan Bumi ini.
Tenaga alam eksogen berasal dari luar Bumi dan bersifat merusak. Jadi kedua tenaga
itulah yang membuat berbagai macam relief di muka Bumi ini seperti yang kita tahu
bahwa permukaan Bumi yang kita huni ini terdiri atas berbagai bentukan seperti
gunung, lembah, bukit, danau, sungai, dan sebagainya. Adanya bentukan-bentukan

75 | B u m i d a n A n t a r i k s a
tersebut, menyebabkan permukaan Bumi menjadi tidak rata. Bentukan-bentukan
tersebut dikenal sebagai relief Bumi.

2.5.5.2 Ukuran Bumi

Berikut kami rangkum ukuran bumi dalam bentuk Tabel ciri Fisik Bumi

Ciri Fisik Bumi


Jari-jari Rata-rata 6,371.0 km

Jari-Jari Khatulistiwa 6.378,1 km

Jari-Jari Kutub 6.356,8 km

Kepepatan 0,0033528

40.075,02 km (khatulistiwa)
Keliling 40.007,86 km (meridian)
40.041,47 km (rata-rata)

510.072.000 km²
Luas permukaan 148.940.000 km² daratan (29,2 %)
361.132.000 km² perairan (70,8 %)

Volume
1,0832073×1012 km3

Massa
5,9736×1024 kg

Massa jenis rata-rata


5,5153 g/cm3

Gravitasi permukaan di
khatulistiwa 9,780327 m/s²
0,99732 g

76 | B u m i d a n A n t a r i k s a
Kecepatan lepas 11,186 km/s
Kecepatan rotasi
1674,4 km/jam

Kemiringan sumbu
23,439281o

Albedo 0,367

2.5.2 Interior Bumi


2.5.2.1 Meneliti interior bumi
Susunan interior bumi dapat diketahui berdasarkan dari sifat-sifat fisika bumi
(geofisika). Sebagaimana kita ketahui bahwa bumi mempunyai sifat-sifat fisik seperti
misalnya gaya tarik (gravitasi), kemagnetan, kelistrikan, merambatkan gelombang
(seismik), dan sifat fisika lainnya. Melalui sifat fisika bumi inilah para akhli geofisika
mempelajari susunan bumi, yaitu misalnya dengan metoda pengukuran gravitasi bumi
(gaya tarik bumi), sifat kemagnetan bumi, sifat penghantarkan arus listrik, dan sifat
menghantarkan gelombang seismik.
Metoda seismik adalah salah satu metoda dalam ilmu geofisika yang
mengukur sifat rambat gelombang seismik yang menjalar di dalam bumi. Pada
dasarnya gelombang seismik dapat diurai menjadi gelombang Primer (P) atau
gelombang Longitudinal dan gelombang Sekunder (S) atau gelombang Transversal.
Sifat rambat kedua jenis gelombang ini sangat dipengaruhi oleh sifat dari material
yang dilaluinya. Gelombang P dapat menjalar pada material berfasa padat maupun
cair, sedangkan gelombang S tidak dapat menjalar pada materi yang berfasa cair.
Perbedaan sifat rambat kedua jenis gelombang inilah yang dipakai untuk mengetahui
jenis material dari interior bumi.

77 | B u m i d a n A n t a r i k s a
Gambar 1. Tipe gelombang seismik (Adapted from, Beatty, 1990.)

2.5.2.2 Model interior bumi

Gambar 2. Pembagian Lapisan Bumi (Adapted from, Beatty, 1990.)

Berdasarkan studi terhadap gelombang seismik ini, model interior bumi


adalah inti dalam, inti luar, mantel bawah, daerah transisi, dan kerak bumi.

78 | B u m i d a n A n t a r i k s a
Gambar 3. Pembagian Interior Bumi (Adapted from, Beatty, 1990.)

Inti dalam merupakan 1,7% masa bumi; kedalaman 5.150-6.370 kilometer


(3.219 - 3.981 mil). Inti dalam padat, terlepas dari mantel, melayang di dalam inti
luar yang melebur. Di percaya merupakan bagian padat akibat tekanan dan
pendinginan.
Inti luar merupakan 30,8% masa bumi; kedalaman 2.890-5.150 kilometer
(1.806 - 3.219 mil). Inti luar panas, merupakan fluida konduktif serta terjadi gerakan
konveksi. Perpaduan lapisan konduktif dan rotasi bumi menghasilkan efek dinamo
yang memelihara sistem kemagnetan bumi. Inti luar juga bertanggung jawab untuk
menghaluskan lonjakan rotasi bumi.
Mantel bawah terdiri dari 49,2% masa bumi; kedalaman 650-2.890 kilometer
(406 -1.806 mil). Mantel bawah mengandung 72,9% masa mantel-kerak dan
komposisinya sebagian besar silikon, magnesium,gan oksigen. Mungkin juga
mengandung besi, kalsium, dan aluminium.
Daerah Transisi adalah 7,5% dari masa bumi; kedalaman 400-650 kilometer
(250-406 mil). Daerah Transisi atau mesosphere ,kadang-kadan disebut juga fertile
layer, mengandung 11,1% masa mantel-kerak, sumber magma basaltik. Daerah
Transisi juga mengandung kalsium, aluminum, dan garnet, yaitu mineral kompleks

79 | B u m i d a n A n t a r i k s a
aluminum-bearing silikat. Adanya garnet pada lapisan ini menyebabkan mudah padat
jika dingin dan mengapung jika meleleh karena panas. Bagian yang meleleh bisa
naik ke lapisan lebih tinggi sebagai magma.
Mantel Atas merupakan 10,3% dari masa bumi; kedalaman 10-400 kilometer
(6 - 250 mil). Mantel atas mengandung 15,3% masa mantel-kerak. Fragmen dari
lapisan ini pernah diamati pada sabuk pegunungan yang tererosi dan pada letusan
gunung api. Olivine (Mg,Fe)2SiO4 dan pyroxene (Mg,Fe)SiO3 adalah mineral utama
yang ditemukan disini. Bagian atas Mantel Atas disebut asthenosphere.
Kerak Samudra merupakan 0,099% of dari masa bumi; Kedalaman 0-10
kilometer (0 - 6 mil). Lempeng samudra mengandung 0,147% masa mantel-kerak.
Sebagian besar kerak bumi terbentuk melalui aktivitas vulkanik.Sistem Punggung
Samudra (oceanic ridge system), yaitu sebuah jaringan gunung api selebar 40.000-
kilometer (25.000 mil) , membentuk kerak samudra baru dengan kecepatan 17 km3
per tahun, menutupi lantai samudra dengan basalt. Hawaii dan Iceland adalah contoh
akumulasi onggokan basalt.
Kerak Benua merupakan 0,374% dari masa bumi; kedalaman 0-50 kilometer
(0 - 31 mil). Kerak Benua mengandung 0,554% masa mantel-kerak. Lapisan ini
adalah bagian terluar dari bumi dan berupa batuan crystalline.Terdiri dari mineral
berdensitas rendah didominasi oleh kwarsa (SiO2) dan feldspars (metal-poor
silicates). Kerak bumi (Kerak samudra dan benua) adalah permukaan bumi;yang
merupakan bagian terdingin dari planet ini. Karena batuan dingin mengalami
deformasi secara perlahan, kita menyebut lapisan ini sebagai lithosphere (lapisan
yang kuat).
2.5.3 Litosfer dan Strukturnya
2.5.3.1 Pengertian Litosfer
Kata litosfer berasal dari bahasa Yunani yaitu lithos artinya batuan, dan
sphera artinya lapisan. Litosfer yaitu lapisan kerak bumi yang paling luar dan terdiri
atas batuan dengan ketebalan rata-rata 1200 km, umumnya lapisan ini terjadi dari
senyawa kimia yang kaya akan SO2. Itulah sebabnya lapisan litosfer seringkali

80 | B u m i d a n A n t a r i k s a
dinamakan lapisan silikat. Menurut Klarke dan Washington, batuan atau litosfer di
permukaan bumi ini hampir 75% terdiri dari silikon oksida dan aluminium oksida.
Penyusun utama lapisan litosfer adalah batuan yang terdiri dari campuran
antar mineral sejenis atau tidak sejenis yang saling terikat secara gembur atau padat.
Induk batuan pembentuk litosfer adalah magma, yaitu batuan cair pijar yang bersuhu
sangat tinggi dan terdapat di bawah kerak bumi. Magma akan mengalami beberapa
proses perubahan sampai menjadi batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf.
Litosfer memegang peranan penting dalam kehidupan tumbuhan. Tanah
terbentuk apabila batu-batuan di permukaan litosfer mengalami degradasi, erosi
maupun proses fisika lainnya menjadi batuan kecil sampai pasir. Selanjutnya bagian
ini bercampur dengan hasil pemasukan komponen organis mahluk hidup yang
kemudian membentuk tanah yang dapat digunakan sebagai tempat hidup organisme.

Tanah merupakan sumber berbagai jenis mineral bagi mahluk hidup. Dalam
wujud aslinya, mineral-mineral ini berupa batu-batuan yang treletak berlapis di
permukaan bumi. Melalui proses erosi mineral-mineral yang menjadi sumber
makanan mahluk hidup ini seringkali terbawa oleh aliran sungai ke laut dan
terdeposit di dasar laut.

2.5.3.2 Struktur Lapisan Kulit Bumi (Litosfer)

Batuan bukanlah benda yang keras saja berupa batu dalam kehidupan sehari-
hari, namun juga dalam bentuk tanah liat, abu gunung api, pasir, kerikil dan
sebagainya. Tebal kulit bumi tidak merata, kulit bumi di bagian benua atau daratan
lebih tebal daripada di bawah samudra.

Bumi tersusun atas beberapa lapisan yaitu:

a. Barisfer yaitu lapisan inti bumi yang merupakan bahan padat yang tersusun dari
lapisan nife (niccolum = nikel dan ferum = besi) jari jari barisfer ± 3.470 km.

81 | B u m i d a n A n t a r i k s a
b. Lapisan antara yaitu lapisan yang terdapat di atas nife tebal 1700 km. Lapisan ini
disebut juga asthenosfer mautle/mautel, merupakan bahan cair bersuhu tinggi dan
berpijar. Berat jenisnya 5 gr/cm3.
c. Litosfer yaitu lapisan paling luar yang terletak di atas lapisan antara dengan
ketebalan 1200 km berat jenis rata-rata 2,8 gram/cm3.
Litosfer disebut juga kulit bumi terdiri dua bagian yaitu:

1. Lapisan sial yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun atas logam silisium dan
alumunium, senyawanya dalam bentuk SiO2 dan Al2O3. Pada lapisan sial (silisium
dan alumunium) ini antara lain terdapat batuan sedimen, granit andesit jenis-jenis
batuan metamor, dan batuan lain yang terdapat di daratan benua. Lapisan sial
dinamakan juga lapisan kerak bersifat padat dan batu bertebaran rata-rata 35 km.
Kerak bumi ini terbagi menjadi dua bagian yaitu:
- Kerak benua : merupakan benda padat yang terdiri dari batuan granit di
bagian atasnya dan batuan beku basalt di bagian bawahnya. Kerak ini yang
merupakan benua.
- Kerak samudra : merupakan benda padat yang terdiri dari endapan di laut
pada bagian atas, kemudian di bawahnya batuan batuan vulkanik dan yang
paling bawah tersusun dari batuan beku gabro dan peridolit. Kerak ini
menempati dasar samudra.
2. Lapisan sima (silisium magnesium) yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun oleh
logam logam silisium dan magnesium dalam bentuk senyawa SiO2 dan MgO
lapisan ini mempunyai berat jenis yang lebih besar dari pada lapisan sial karena
mengandung besi dan magnesium yaitu mineral ferro magnesium dan batuan
basalt. Lapisan merupakan bahan yang bersipat elastis dan mepunyai ketebalan
rata rata 65 km .
Perhatikan gambar penampang bumi berikut ini:

82 | B u m i d a n A n t a r i k s a
Gambar 4. Penampang bumi

2.5.3.4 Material Pembentuk Litosfer


Litosfer tersusun atas tiga macam material utama dengan bahan dasar
pembentukannya adalah Magma dengan berbagai proses yang berbeda-beda. Berikut
merupakan material batuan penyusun litosfer,

1. Batuan Beku (Igneous Rock)


Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma pijar yang membeku
menjadi padat, dengan sekitar 80% material batuan yang menyusun batuan kerak
bumi adalah batuan beku. Berdasarkan tempat terbentuknya magma beku. batuan
beku dibagi menjadi tiga macam :
a. Batuan Beku Dalam (Plutonik/Abisik)
Batuan beku dalam terjadi dari pembekuan magma yang berlangsung perlahan-
lahan ketika masih berada jauh di dalam kulit bumi. Contoh batuan beku dalam
adalah granit, diotit, dan gabbro.
b. Batuan Beku Gang/Korok
Batuan beku korok terjadi dari magma yang membeku di lorong antara dapur
magma dan permukaan bumi. Magma yang meresap di antara lapisan-lapisan

83 | B u m i d a n A n t a r i k s a
litosfer mengalami proses pembekuan yang berlangsung lebih cepat, sehingga
kristal mineral yang terbentuk tidak semua besar. Campuran kristal mineral
yang besarnya tidak sama merupakan ciri batuan beku korok.
c. Batuan Beku Luar
Batuan beku luar terjadi dari magma yang keluar dari dapur magma membeku
di permukaan bumi (seperti magma hasil letusan gunung berapi). Contoh
batuan beku luar adalah : basalt, diorit, andesit, obsidin, scoria, batuan apung
(bumice).

2. Batuan Sedimen (Sedimentary Rock)

Batuan Sedimen merupakan batuan mineral yang telah terbentuk dipermukaan


bumi yang mengalami pelapukan. Bagian - bagian yang lepas dari hasil pelapukan
tersebut terlepas dan ditansportasikan oleh aliran air, angin, maupun oleh gletser
yang kemudian terendapkan atau tersedimentasi dan terjadilah proses diagenesis
yang menyebabkan endapan tersebut mengeras dan menjadi bantuan sedimen.

Batuan Sedimen berdasar proses pembentukannya terdiri atas :

1. Batuan Sedimen Klastik

2. Batuan Sedimen Kimiawi

3. Batuan Sedimen Organik

Berdasar tenaga yang mengangkutnya Batuan Sedimen terdiri atas :

1. Batuan Sedimen Aeris atau Aeolis

2. Batuan Sedimen Glasial

3. Batuan Sedimen Aquatis

84 | B u m i d a n A n t a r i k s a
4. Batuan Sedimen Marine

3. Batuan Malihan (Metamorf)

Batuan Malihan terbentuk karena terjadinya penambahan suhu atau


penambahan tekanan yang tinggi dan terjadi secara bersamaan pada batuan
sedimen.

2.5.3.5 Pemanfaatan litosfer

Litosfer merupakan bagian bumi yang langsung berpengaruh terhadap


kehidupan dan memiliki manfaat yang sangat besar bagi kehidupan di bumi. Litosfer
bagian atas merupakan tempat hidup bagi manusia, hewan dan tanaman. Manusia
melakukan aktifitas di atas litosfer. Selanjutnya litosfer bagian bawah mengandung
bahan-bahan mineral yang sangat bermanfaat bagi manusia. Bahan-bahan mineral
atau tambang yang berasal dari litosfer bagian bawah diantaranya minyak bumi dan
gas, emas, batu bara, besi, nikel dan timah.

2.5.4 Lempeng Tektonik dan Bentuknya

Teori Tektonika Lempeng (Plate Tectonics) adalah teori dalam bidang geologi
yang dikembangkan untuk memberi penjelasan terhadap adanya bukti-bukti
pergerakan skala besar yang dilakukan oleh litosfer bumi. Teori ini telah mencakup
dan juga menggantikan Teori Pergeseran Benua yang lebih dahulu dikemukakan pada
paruh pertama abad ke-20 dan konsep seafloor spreading yang dikembangkan pada
tahun 1960-an.

Bagian terluar dari interior bumi terbentuk dari dua lapisan. Di bagian atas
terdapat litosfer yang terdiri atas kerak dan bagian teratas mantel bumi yang kaku dan
padat. Di bawah lapisan litosfer terdapat astenosfer yang berbentuk padat tetapi bisa
mengalir seperti cairan dengan sangat lambat dan dalam skala waktu geologis yang
sangat lama karena viskositas dan kekuatan geser (shear strength) yang rendah. Lebih

85 | B u m i d a n A n t a r i k s a
dalam lagi, bagian mantel di bawah astenosfer sifatnya menjadi lebih kaku lagi.
Penyebabnya bukanlah suhu yang lebih dingin, melainkan tekanan yang tinggi.

Lapisan litosfer dibagi menjadi lempeng-lempeng tektonik (tectonic plates).


Di bumi, terdapat tujuh lempeng utama dan banyak lempeng-lempeng yang lebih
kecil. Lempeng-lempeng litosfer ini menumpang di atas astenosfer. Mereka bergerak
relatif satu dengan yang lainnya di batas-batas lempeng, baik divergen (menjauh),
konvergen (bertumbukan), ataupun transform (menyamping). Gempa bumi, aktivitas
vulkanik, pembentukan gunung, dan pembentukan palung samudera semuanya
umumnya terjadi di daerah sepanjang batas lempeng. Pergerakan lateral lempeng
lazimnya berkecepatan 50-100 mm/a.

Pergerakan Lempeng (Plate Movement)

Berdasarkan arah pergerakannya, perbatasan antara lempeng tektonik yang


satu dengan lainnya (plate boundaries) terbagi dalam 3 jenis, yaitu divergen,
konvergen, dan transform. Selain itu ada jenis lain yang cukup kompleks namun
jarang, yaitu pertemuan simpang tiga (triple junction) dimana tiga lempeng kerak
bertemu.
 Batas Divergen
Terjadi pada dua lempeng tektonik yang bergerak saling memberai (break
apart). Ketika sebuah lempeng tektonik pecah, lapisan litosfer menipis dan terbelah,
membentuk batas divergen. Pada lempeng samudra, proses ini menyebabkan
pemekaran dasar laut (seafloor spreading). Sedangkan pada lempeng benua, proses
ini menyebabkan terbentuknya lembah retakan (rift valley) akibat adanya celah antara
kedua lempeng yang saling menjauh tersebut.
Tengah-Atlantik (Mid-Atlantic Ridge) adalah salah satu contoh divergensi
yang paling terkenal, membujur dari utara ke selatan di sepanjang Samudra Atlantik,
membatasi Benua Eropa dan Afrika dengan Benua Amerika.
 Batas Konvergen

86 | B u m i d a n A n t a r i k s a
Terjadi apabila dua lempeng tektonik tertelan ke arah kerak bumi yang
mengakibatkan keduanya bergerak saling menumpu satu sama lain. Wilayah dimana
suatu lempeng samudra terdorong ke bawah lempeng benua atau lempeng samudra
lain disebut dengan zona tunjaman (subduction zones). Di zona inilah sering terjadi
gempa. Pematang gunung api (volcanic ridges) dan parit samudra (oceanic trenhes)
juga terbentuk di wilayah ini.
 Batas Transfrom
Terjadi apabila dua lempeng tektonik bergerak saling menggelangsar, yaitu
bergerak sejajar namun berlawanan arah. Keduanya tidak saling memberai maupun
saling menumpu. Batas transfrom umumnya berada didasar laut, namun ada juga
yang berada didaratan, salah satunya adalah Sesar San Andreas di California, USA.
Sesar ini meruppakan pertemuan antara Lempeng Amerika Utara yang bergerak ke
Tenggara, degan lempeng Pasifik yang bergerak ke arah barat laut.

Batas Konvergen

Batas konvergen ada 3 macam, yaitu:

1) antara lempeng benua dengan lempeng samudra,

2) antara dua lempeng samudra, dan

3) antara dua lempeng benua.

 Konvergen Lempeng Benua - Samudra (Oceanic - Continental)

Ketika suatu lempeng samudra menunjam ke bawah lempeng benua, lempeng


ini masuk ke lapisan astenosfer yang suhunya lebih tinggi, kemudian meleleh. Pada
lapisan litosfer tepat di atasnya, terbentuklah deretan gunung berapi (volcanic

87 | B u m i d a n A n t a r i k s a
mountain range). Sementara di dasar laut tepat di bagian terjadi penunjaman,
terbentuklah parit samudra (oceanic trench).

Pegunungan Andes di Amerika Selatan adalah salah satu pegunungan yang


terbentuk dari proses ini. Pegunungan ini terbentuk dari konvergensi antara Lempeng
Nazka dan Lempeng Amerika Selatan.

 Konvergen Lempeng Samudra - Samudra (Oceanic - Oceanic)

Salah satu lempeng samudra menunjam ke bawah lempeng samudra lainnya,


menyebabkan terbentuknya parit di dasar laut, dan deretan gunung berapi yang
pararel terhadap parit tersebut, juga di dasar laut. Puncak sebagian gunung berapi ini
ada yang timbul sampai ke permukaan, membentuk gugusan pulau vulkanik (volcanic
island chain).

Pulau Aleutian di Alaska adalah salah satu contoh pulau vulkanik dari proses
ini. Pulau ini terbentuk dari konvergensi antara Lempeng Pasifik dan Lempeng
AmerikaUtara.

 Konvergen Lempeng Benua - Benua (Continental - Continental)

Salah satu lempeng benua menunjam ke bawah lempeng benua lainnya.


Karena keduanya adalah lempeng benua, materialnya tidak terlalu padat dan tidak
cukup berat untuk tenggelam masuk ke astenosfer dan meleleh. Wilayah di bagian
yang bertumbukan mengeras dan menebal, membentuk deretan pegunungan non
vulkanik (mountain range).
Pegunungan Himalaya dan Plato Tibet adalah salah satu contoh pegunungan
yang terbentuk dari proses ini. Pegunungan ini terbentuk dari konvergensi antara
Lempeng India dan Lempeng Eurasia.

88 | B u m i d a n A n t a r i k s a
Lempeng - Lempeng Utama

Lempeng-lempeng tektonik utama yaitu:

 Lempeng Afrika, meliputi Afrika - Lempeng Benua


 Lempeng Antarktika, meliputi Antarktika - Lempeng Benua
 Lempeng Australia, meliputi Australia (tergabung dengan Lempeng India
antara 50 sampai 55 juta tahun yang lalu) - Lempeng Benua
 Lempeng Eurasia, meliputi Asia dan Eropa - Lempeng Benua
 Lempeng Amerika Utara, meliputi Amerika Utara dan Siberia Timur Laut -
Lempeng Benua
 Lempeng Amerika Selatan, meliputi Amerika Selatan - Lempeng Benua
 Lempeng Pasifik, meliputi Samudera Pasifik - Lempeng Samudera

Lempeng-lempeng penting lain yang lebih kecil mencakup Lempeng India,


Lempeng Arabia, Lempeng Karibia, Lempeng Juan de Fuca, Lempeng Cocos,
Lempeng Nazca, Lempeng Filipina, dan Lempeng Scotia.

Pergerakan lempeng telah menyebabkan pembentukan dan pemecahan benua


seiring berjalannya waktu, termasuk juga pembentukan superkontinen yang
mencakup hampir semua atau semua benua. Superkontinen Rodinia diperkirakan
terbentuk 1 miliar tahun yang lalu dan mencakup hampir semua atau semua benua di
Bumi dan terpecah menjadi delapan benua sekitar 600 juta tahun yang lalu. Delapan
benua ini selanjutnya tersusun kembali menjadi superkontinen lain yang disebut
Pangaea yang pada akhirnya juga terpecah menjadi Laurasia (yang menjadi Amerika
Utara dan Eurasia), dan Gondwana (yang menjadi benua sisanya).

PETA TEKTONIK KEPULAUAN INDONESIA

89 | B u m i d a n A n t a r i k s a
Gambar 6. Peta tektonik kepulauan Indonesia, tampak zona subduksi dan sesar aktif

Subduksi antara dua lempeng menyebabkan terbentuknya deretan gunung


berapi dan parit samudra. Demikian pula subduksi antara Lempeng Indo-Australia
dan Lempeng Eurasia menyebabkan terbentuknya deretan gunung berapi yang tak
lain adalah Bukit Barisan di Pulau Sumatra dan deretan gunung berapi di sepanjang
Pulau Jawa, Bali dan Lombok, serta parit samudra yang tak lain adalah Parit Jawa
(Sunda).
Lempeng tektonik terus bergerak. Suatu saat gerakannya mengalami gesekan
atau benturan yang cukup keras. Penyebab utama bencana dan kerusakan terhadap
lingkungan hidup adalah gaya inersia yang ditimbulkan oleh goncangan gempa dan
berakibat merobohkan bangunan-bangunan yang tidak didesain tahan gempa.
Sementara penyebab ikutan gempa berupa:

 Tsunami yang menghancurkan dan menghanyutkan bangunan-bangunan ringan di


desa-desa atau dusun-dusun di tepi pantai.

90 | B u m i d a n A n t a r i k s a
Berdasarkan jenis kerusakan akibat gempa bumi, yang paling banyak
menimbulkan korban jiwa adalah tsunami dan gaya-gaya inersia yang ditimbulkan
oleh gempa bumi. Sehubungan dengan uraian tersebut di atas, maka untuk
menanggulangi bencana akibat gempa bumi dan bencana ikutannya, perlu
disusun suatu petunjuk teknik penanggulangan bencana gempa di Indonesia.
Tercakup di dalamnya pengkajian ulang terhadap Peta Zona Gempa yang telah
digunakan oleh berbagai instansi di Indonesia untuk keperluan perancangan infra
struktur tahan gempa.

91 | B u m i d a n A n t a r i k s a
2.6 STRUKTUR BUMI MELIPUTI VULKANISME GEMPA BUMI DAN
MEDAN MAGNET BUMI
Bumi merupakan planet dengan urutan ke tiga yang dekat dengan matahari.
Bumi telah terbentuk sekitar 4,6 milyar tahun yang lalu. Jarak bumi dengan matahari
sekitar 150 juta km, berbentuk bulat dengan radius ± 6.370 km. Bumi merupakan
satu-satunya planet yang dapat dihuni oleh berbagai jenis mahluk hidup. Secara
keseluruhan bumi mempunyai lapisan udara (atmosfer) dan medan magnet yang
disebut (magnetosfer) yang melindung permukaan Bumi dari angin matahari, sinar
ultraungu, dan radiasi dari luar angkasa. Lapisan udara ini menyelimuti bumi hingga
ketinggian sekitar 700 kilometer. Lapisan udara ini dibagi menjadi Troposfer,
Stratosfer, Mesosfer, Termosfer, dan Eksosfer.
Bumi mempunyai diameter sepanjang 12.756 kilometer. Gravitasi Bumi
diukur sebagai 10 N kg-1 dijadikan unit ukuran gravitasi planet lain. Bumi
mempunyai 1 satelit alami yaitu Bulan. 70,8% permukaan bumi diliputi air. Udara
Bumi terdiri dari 78% nitrogen, 21% oksigen, dan 1% uap air, karbondioksida, dan
gas lain. Bumi berotasi mengelilingi sumbu imaginernya dengan periode 23 jam 56
menit, dan berotasi dari barat ke timur, yang dapat mengakibatkan benda-benda langit
tampak melakukan peredaran semu harian dari timur ke barat. Rotasi bumi ini juga
menyebabkan terjadinya siang dan malam, perbedaan waktu, dan pembelokan angin.
Bumi berevolusi mengelilingi matahari dengan periode 365 hari 6 jam 9 menit dan 10
detik. Revolusi bumi ini mengakibatkan pergeseran matahari, perubahan panjang
siang dan malam, pergantian musim, peredaran semu tahunan matahari, dan lain-lain.
Bumi secara umum terdiri dari inti dan mantel yang tersusun atas komposisi
yang sangat beragam yang menjadi karakteristik dari lapisan bumi. Selain itu,
terdapat juga lapisan kulit bumi yang tersusun atas batuan yang biasa disebut dengan
litosfer. Dalam kehidupan sehari-hari juga terdapat tenaga yang berpengaruh terhadap
perubahan bentuk muka bumi, yaitu tenaga geologi. Ada dua jeni tenaga geologi yang
terjadi dalam kehidupan sehari-hari dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu tenaga
endogen dan tenaga eksogen. Tenaga eksogen yaitu pelapukan, pengangkutan,

92 | B u m i d a n A n t a r i k s a
pengikisan, pengendapan. Tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam
bumi yang menyebabkan perubahan pada kulit bumi. Tenaga endogen ini sifatnya
membentuk permukaan bumi menjadi tidak rata.

2.6.1 Vulkanisme

2.6.1.1 Pengertian Gunung Api dan Vulkanisme

Para ahli sampai saat ini belum mendapatkan kata sepakat mengenaia batasan
atau istilah baku tentang definisi gunung api secara tegas. Ilmu yang secara khusus
mempelajari gunung api disebut vulkanologi.
Koesoemadinata (1977) menyatakan bahwa gunung api adalah lubang atau
saluran yang menghubungkan suatu wadah berisi bahan yang disebut magma. Suatu
ketika bahan tersebut ditembakkan melalui saluran ke permukaan bumi dan sering
terhimpun di sekelilingnya sehingga membangun suatu kerucut yang dinamakan
kerucut gunung api.
Matahalemual (1982) menyatakan bahwa gunung api (vulkan) adalah suatu
bentuk timbulan di muka bumi umumnya berupa suatu kerucut raksasa, kerucut
terpancung, kubah, ataupun bukit yang diakibatkan oleh penerobosan magma ke
permukaan bumi.
Magma yang cair dan sangat panas di dalam bumi akan ters berusaha keluar
ke permukaan melalui peristiwa magmatisme dan vulkanisme. Vulkanisme adalah
peristiwa penerobosan magma keluar sampai ke permukaan bumi dengan membentuk
pegunungan dan gunung berapi (volcano). Magma yang keluar ke permukan bumi
dari suatu proses ekstrusi dinamakan lava. Sedangkan penerobosan magma ke
permukaan bumi tetapi belum sampai ke permukaan disebut intrusi magma. Intrusi
magma menghasilkan bentukan-bentukan sebagai berikut.
2.6.1.2 Proses Terbentuknya Gunung Api
Gunung api terbentuk karena adanya gerakan magma sebagai arus
konveksi, dimana arus tersebut menyebabkan gerakan dari kerak bumi (dikenal

93 | B u m i d a n A n t a r i k s a
ada 2 kerak bumi yaitu kerak samudera/oceanic plate dan kerak benua/
daratan/ continental plate). Gerakan kerak tersebut juga disebut pergerakan
antar lempeng (teori tektonik lempeng), terbagi menjadi 3 bentuk gerakan :
1. Saling menjauh (divergent), menyebabkan terjadinya pemekaran
kerak benua, magma keluar melalui rekahan tersebut dan membentuk
busur gunungapi tengah samudera (mid-ocean ridge).
2. Saling bertumbukan (convergent), kerak samudera menumbuk
dan menunjam di bawah kerak benua, membentuk zona subdaksi
(subdaction zone) dan terjadi peleburan batuan di zona tersebut, magma
bergerak dan menerobos sehingga membentuk busur gunungapi tepi
benua (volvcanic arc).
3. Saling bergeser sejajar berlawanan arah (transform) antar kerak
benua yang menyebabkan timbulnya rekahan, sesar mendatar (contoh Sesar
San Andreas).

2.6.1.3 Struktur Gunung Api

1. Dapur Magma
2. Batuan dasar
3. Pipa kawah
4. Permukaan dasar
5. Retas (siil)
6. Pipa kawah sekunder
7. Lapisan abu gunung api
8. Sayap / sisi gunungapi
9. Lapisan lava
10. Kepundan
11. Kerucut parasit gunung api
12. Aliran lava
13. Kawah

94 | B u m i d a n A n t a r i k s a
14. Bibir kawah
15. Abu gunungapi

2.6.1.4 Jenis – jenis Gunung Api

Berdasarkan bentuknya, gunung berapi dapat diklasifikasikan menjadi


empat jenis, yakni :

1. Gunung Api Kerucut (Strato Vulcano)


Tersusun dari batuan hasil letusan dengan tipe letusan berubah-ubah
sehingga dapat menghasilkan susunan yang berlapis-lapis dari beberapa jenis
batuan, sehingga membentuk suatu kerucut besar (raksasa), terkadang
bentuknya tidak beraturan, karena letusan terjadi sudah beberapa ratus kali.
Contoh :
a. Gunung Semeru (3.676 m dpl) di Kab Malang, Jatim
b. Gunung Merapi (2.968 m dpl) di Kab Sleman, DIY
c. Gunung Kerinci (3.805 m dpl) di Kab Kerinci, Jambi
d. Gunung Dempo (3.183 m dpl) di Kota Pagar Alam, Sumsel
e. Gunung Agung (3.142 m dpl) di Kab Karang Asem, Bali
2. Gunung Api Perisai (Shield Vulcano)
Tersusun dari batuan aliran lava yang pada saat diendapkan masih cair,
sehingga tidak sempat membentuk suatu kerucut yang tinggi (curam),
bentuknya akan berlereng landau seperti perisai atau tameng dan susunannya
terdiri dari batuan yang bersifat basaltik.
Contoh : Gunung Manoa Loa, Hawai
3. Gunung Api Maar (Cinder Cone Vulcano)
Merupakan gunung berapi yang abu dan pecahan kecil batuan
vulkanik menyebar di sekeliling gunung. Sebagian besar gunung jenis ini
membentuk lubang kepundan seperti mangkuk atau corong di puncaknya.
Contoh : Gunung Rinjani (3.762 m dpl) di Lombok, NTB

95 | B u m i d a n A n t a r i k s a
4. Gunung Api Kaldera (Caldera Vulcano)
Gunung berapi jenis ini terbentuk dari ledakan yang sangat kuat yang
melempar ujung atas gunung sehingga membentuk cekungan.
Contoh :
a. Gunung Bromo (2.329 m dpl) di Probolinggo, Jatim
b. Gunung Tangkuban Perahu (2.200 m dpl), di Kab Bandung, Jabar
c. Gunung Krakatau di Selat Sunda, Lampung
d. Gunung Kaba (1.916 m dpl) di Kab Rejang Lebong, Bengkulu

2.6.1.5 Proses Vulkanisme

Proses vulkanisme meliputi ekstrusi yaitu peristiwa penerobosan magma


keluar sampai ke permukaan bumi dengan membentuk pegunungan dan gunung
berapi (volcano) dan intrusi yaitu penerobosan magma ke permukaan bumi tetapi
belum sampai ke permukaan.

Proses ekstrusi dengan cara erupsi berdasarkan bentuk lubang keluarnya


magma dapat dibedakan menjadi dua tipe, yakni :

1. Erupsi Linear atau Erupsi Belahan

Magma kleuar melalui retakan dan celah-celah yang ada di bumi. Magma
yang keluar umumnya berupa lava cair dan sangat sedikit mengandung material-
material (rempah-rempah) lepas. Sifat lava biasanya basalt, membentuk dataran
tinggi atau plateau basalt, seperti yang terdapat di Sukadana, Provinsi Lampung.
Kadangkal pelehan lava ini berlangsung sangat hebat sehingga disebut the
bleedings of the eart seperti yang terjadi di Pulau Iceland yang panjang erupsinya
mencapai 30 km. Tipe erupsi ini juga termasuk seri lava.

96 | B u m i d a n A n t a r i k s a
2. Erupsi Sentral

Magma keluar melalui diatrema dan kepundan. Diatrema adalah lubang


berupa pipa pada gunung apai yang menghubungkan dapur magma dengan
kepundan atau dasar kawah gunung api (crater).
Erupsi sentral terdiri atas tiga macam seri, bergantung pada tekanan yang terdapat
dalam magma.
a. Erupsi Efusif atau Lelehan
Keluarnya magma yang bersifat encer dengan tekanan ;emah
sehingga hanya menimbulkan lelehan lava melalui retakan yang terdapat
pada tubuh gunung api. Erupsi ini juga dinamakn seri lava.
b. Erupsi Eksplosif
Keluarnya magma ke permukaan bumi dengan cara ledakan akibat
magma memiliki tekanan yang tinggi. Erupsi ini biasa dikebal dengan
letusan gunung api, menyemburkan material vulkanik yang berupa padat
dan cair.
c. Erupsi Campuran
Perselingan antara seri lava dan eksplosif, membentuk gunung api
strato yang terdiri atas perlapisan lava dan bahan-bahan lepas.

Suatu gunung api yang akan meletus biasanya ditandai oleh beberapa hal, antara
lain :

a. Meningkatnya suhu di sekitar kawah.


b. Pepohonan di sekitarnya mongering dan mati serta banyak binatang liar
yang turun dari atas gunung.
c. Banyak sumber mata air secara tiba – tiba mongering
d. Sering terjadi gemuruh dan getarn – getaran (gempa tremor)

Tipe – tipe letusan gunung api yaitu

97 | B u m i d a n A n t a r i k s a
a. Tipe Hawai
Tipe gunung api ini dicirikan dengan lavanya yang cair dan tipis,
dan dalam perkembangannya akan membentuk tipe gunung api perisai.
Tipe ini banyak ditemukan pada gunung api perisai di Hawaii seperti di
Kilauea dan Maunaloa. Contoh letusan tipe Hawai di Indonesia adalah
pembentukan plato lava di kawasan Dieng, Jawa Tengah.
b. Tipe Stromboli
Tipe ini sangat khas untuk gunung Stromboli dan beberapa gunung
api lainnya yang sedang meningkat kegiatannya. Magmanya sangat cair,
ke arah permukaan sering dijumpai letusan pendek yang disertai ledakan.
Bahan yang dikeluarkan berupa abu, bom, lapilli dan setengah padatan
bongkah lava. Contoh letusan tipe Stromboli di Indonesia adalah Gunung
Raung di Jawa. Sifat semburan Gunung Raung menyemburkan lava tipe
baraltik, namun terdapat erupsi-erupsi pendek yang bersifat eksplosif
menyemburkan batuan-batuan piroklastik tipe bom dan lapili.
c. Tipe Vulkano
Tipe ini mempunyai ciri khas yaitu pembentukan awan debu
berbentuk bunga kol, karena gas yang ditembakkan ke atas meluas hingga
jauh di atas kawah. Tipe ini mempunyai tekanan gas sedang dan lavanya
kurang begitu cair. Di samping mengeluarkan awan debu, tipe ini juga
menghasilkan lava. Berdasarkan kekuatan letusannya tipe ini dibedakan
menjadi tipe vulkano kuat (Gunung Vesuvius dan Gunung Etna) dan tipe
Vulkano lemah (Gunung Bromo dan Gunung Raung). Peralihan antara
kedua tipe ini juga dijumpai di Indonesia misalnya Gunung Kelud dan
Anak Gunung Bromo.
d. Tipe Merapi
Dicirikan dengan lavanya yang cair-kental. Dapur magmanya
relatif dangkal dan tekanan gas yang agak rendah. Contoh letusan tipe
Merapi di Indonesia adalah Gunung Merapi di Jawa Tengah dengan awan

98 | B u m i d a n A n t a r i k s a
pijarnya yang tertimbun di lerengnya menyebabkan aliran lahar dingin
setiap tahun. Contoh yang lain adalah Gunung Galunggung di Jawa Barat.
e. Tipe Perret (Tipe Plinian)
Letusan gunung api tipe perret adalah mengeluarkan lava cair
dengan tekanan gas yang tinggi. Kadang-kadang lubang kepundan
tersumbat, yang menyebabkan terkumpulnya gas dan uap di dalam tubuh
bumi, akibatnya sering timbul getaran sebelum terjadinya letusan. Setelah
meletus material-material seperti abu, lapili, dan bom terlempar dengan
dahsyat ke angkasa. Contoh letusan gunung api tipe perret di Indonesia
adalah Gunung Krakatau yang meletus sangat dahsyat pada tahun 1873,
sehingga gunung Krakatau (tua) itu sendiri lenyap dari permukaan laut,
dan mengeluarkan semburan abu vulkanik setinggi 5 km.
f. Tipe Pelle
Gunung api tipe ini menyemburkan lava kental yang menguras di
leher, menahan lalu lintas gas dan uap. Hal itulah yang menyebabkan
mengapa letusan pada gunung api tipe ini disertai dengan guncangan-
guncangan bawah tanah dengan dahsyat untuk menyemburkan uap-uap
gas, abu vulkanik, lapili, dan bom. Contoh letusan gunung api tipe pelle di
Indonesia adalah Gunung Kelud di Jawa Timur.

Penerobosan magma ke permukaan bumi tetapi belum sampai ke permukaan


disebut intrusi magma. Intrusi magma menghasilkan bentukan-bentukan sebagai
berikut.

a. Keping intrusi atau sills, yaitu sisipan magma yang membeku di antara dua
lapisan litosfer, relatif tipis, dan melebar.
b. Batolit, yaitu batuan beku yang terbentuk di dalam dapur magma, karena
penurunan suhu yang sangat lambat.
c. Lakolit, yaitu batuan beku yang berasal dari resapan magma di antara dua
lapisan litosfer dan membentuk bentukan seperti lensa cembung.

99 | B u m i d a n A n t a r i k s a
d. Gang atau dikes, yaitu batuan hasil intrusi magma yang memotong lapisan-
lapisan litosfer dengan bentuk pipih atau lempeng.
e. Diatrema, yaitu batuan pengisi pipa letusan, berbentuk silinder mulai dari
dapur magma sampai ke permukaan bumi.

2.6.1.6 Gejala Pos Vulkanisme

Pada saat tidak aktif atau saat tenang setelah terjadi letusan, gunung api
masih tetap mempertahankan tanda – tanda aktivitasnya. Gejala tersebut tetap
muncul meskipun letusannya telah berhenti dalam waktu yang sangat lama. Gejala
inilah yang disebut gejala pos vulkanisme. Gejala pos vulkanisme ini, antara lain
berupa

1. Fumarol, yaitu gas H2S yang mengeluarkan uap air, keluarnya melalui jalan –
jalan atau retakan yang tidak beraturan.
2. Solfatar, yaitu gas H2S yang keluar melalui lubang – lubang khusus yang
disebut lubang solfatar. Contohnya yang terdapat di Kawah Ijen Gunung
Bromo (Jawa Timur) dan di Kawah Gunung Papandayan (Garut, Jawa Barat)
3. Mofet, yaitu gas asam arang (CO2)
4. Sumber air panas, banyak mengandung mineral. Contohnya
a. Sumber air panas di Tanjung Sakti (Kab Lahat, Sumsel) yang merupakan
aktivitas Gunung Dempo
b. Sumber air panas di Curup (Kab Rejang Lebong, Bengkulu) yang
merupakan aktivitas Gunung Kaba
c. Sumber air panas di Ciater (Kab Subang, Jawa Barat) yang merupakan
aktivitas Gunung Tangkuban Perahu
d. Sumber air panas di Cipanas (Jawa Barat) yang merupakan aktivitas
Gunung Ciremai
5. Geyser, yaitu semburan air panas yang keluar dari celah atau retakan batuan.
Contohnya : Geyser di Cisolok Jawa Barat

100 | B u m i d a n A n t a r i k s a
2.6.1.7 Peranan Gunung Api dalam Kehidupan

Selain menimbulkan bencana, gunungapi juga menimbulkan


banyak manfaat, hasil letusan dapat membentuk daratan baru, sebagai contoh
Kep. Hawaii terbentuk oleh hasil letusan gunungapi. Beberapa manfaat
lainnya ialah ditemukannya mineral logam dan batumulia pada bom volkanik
dan lava yang telah membeku seperti tembaga, perak dan emas.
Beberapa intan terbesar di dunia ditemukan pada batuan gunungapi.
Cerobong/pipa kawah gunungapi di Afrika Selatan dan Rusia terisi oleh
intan. Demikian juga opal, zircon, turmalin, topaz, aquamarin, moonstone, dan
beryl. Kegiatan gunungapi juga menghasilkan energi panasbumi, mata air
panas mengandung belerang digunakan untuk mengobati penyakit, pasir
gunungapi digunakan sebagai bahan bangunan, batu apung untuk
industri, obsidian digunakan sebagai mata anak panah oleh manusia
prasejarah. Kawasan gunungapi kuarter hasil pelapukan material
gunungapi akan menghasilkan tanah yang subur yang kaya akan unsur hara
yang diperlukan untuk pertanian,

2.6.2 Gempa Bumi

2.6.2.1 Pengertian Gempa Bumi

Gempa adalah pergeseran tiba-tiba dari lapisan tanah di bawah permukaan


bumi. Ketika pergeseran ini terjadi, timbul getaran yang disebut gelombang
seismik.gempa ke segala arah di dalam bumi. Ketika gelombang ini mencapai
permukaan bumi, getarannya bisa merusak atau tidak tergantung pada kekuatan
sumber dan jarak fokus, disamping itu juga mutu bangunan dan mutu tanah
dimana bangungan berdiri. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak
bumi (lempeng bumi). Kata gempa bumi juga digunakan untuk menunjukkan
daerah asal terjadinya kejadian gempa bumi tersebut. Bumi kita walaupun padat,

101 | B u m i d a n A n t a r i k s a
selalu bergerak, dan gempa bumi terjadi apabila tekanan yang terjadi karena
pergerakan itu sudah terlalu besar untuk dapat ditahan.
Gempa bumi adalah berguncangnya bumi yang disebabkan oleh tumbukan
antar lempeng bumi, patahan aktif aktivitas gunung api atau runtuhan batuan.
Kekuatan gempa bumi akibat aktivitas gunung api dan runtuhan batuan relatif
kecil sehingga kita akan memusatkan pembahasan pada gempa bumi akibat
tumbukan antar lempeng bumi dan patahan aktif.
Gempa dapat terjadi kapan saja, tanpa mengenal musim. Meskipun
demikian, konsentrasi gempa cenderung terjadi di tempat-tempat tertentu saja,
seperti pada batas Plat Pasifik. Tempat ini dikenal dengan Lingkaran Api karena
banyaknya gunung berapi.

2.6.2.2 Jenis - jenis Gempa Bumi (sebab, dalam, gelombang)

1. Berdasarkan Penyebabnya
a. Gempa Bumi tektonik
Gempa bumi tektonik adalah jenis gempa Bumi yang disebabkan oleh
pergeseran lempeng plat tektonik. Gempa ini terjadi karena besarnya
tenaga yang dihasilkan akibat adanya tekanan antar lempeng batuan dalam
perut Bumi. Gempa Bumi ini adalah jenis gempa yang paling sering
dirasakan, terutama di Indonesia. Penyebab gempa ini, karena
Lempengan-lempengan tektonik yang selalu bergerak dan saling
mendesak satu sama lain. Pergerakan lempengan-lempengan tektonik ini
menyebabkan terjadinya penimbunan energi secara perlahan-lahan.
Gempa tektonik kemudian terjadi karena adanya pelepasan energi yang
telah lama tertimbun tersebut. Gempa tektonik biasanya jauh lebih kuat
getarannya dibandingkan dengan gempa vulkanik, maka getaran gempa
yang merusak bangunan kebanyakan disebabkan oleh gempa tektonik.
Tenaga yang dihasilkan oleh tekanan antara batuan dikenal sebagai

102 | B u m i d a n A n t a r i k s a
kecacatan tektonik. Teori dari tectonic plate (lempeng tektonik)
menjelaskan bahwa bumi terdiri dari beberapa lapisan batuan, sebagian
besar area dari lapisan kerak itu akan hanyut dan mengapung di lapisan
seperti salju. Lapisan tersebut begerak perlahan sehingga berpecah-pecah
dan bertabrakan satu sama lainnya. Hal inilah yang menyebabkan
terjadinya gempa tektonik. Peta penyebarannya mengikuti pola dan aturan
yang khusus dan menyempit, yakni mengikuti pola-pola pertemuan
lempeng-lempeng tektonik yang menyusun kerak bumi. Dalam ilmu
kebumian (geologi), kerangka teoretis tektonik lempeng merupakan
postulat untuk menjelaskan fenomena gempa Bumi tektonik yang melanda
hampir seluruh kawasan, yang berdekatan dengan batas pertemuan
lempeng tektonik. Contoh gempa tektonik ialah seperti yang terjadi di
Yogyakarta, Indonesia pada Sabtu, 27 Mei 2006 dini hari, pukul 05.54
WIB.
b. Gempa bumi tumbukan
Gempa Bumi ini diakibatkan oleh tumbukan meteor atau asteroid yang
jatuh ke Bumi, jenis gempa Bumi ini jarang terjadi.
c. Gempa bumi runtuhan
Gempa Bumi ini biasanya terjadi pada daerah kapur ataupun pada
daerah pertambangan, gempa bumi ini jarang terjadi dan bersifat lokal.
d. Gempa bumi buatan
Gempa bumi buatan adalah gempa bumi yang disebabkan oleh
aktivitas dari manusia, seperti peledakan dinamit, nuklir atau palu yang
dipukulkan ke permukaan bumi.
e. Gempa bumi vulkanik (gunung api)
Gempa bumi gunung berapi terjadi berdekatan dengan gunung berapi
dan mempunyai bentuk keretakan memanjang yang sama dengan gempa
bumi tektonik. Gempa bumi gunung berapi disebabkan oleh pergerakan
magma ke atas dalam gunung berapi, di mana geseran pada batu-batuan

103 | B u m i d a n A n t a r i k s a
menghasilkan gempa bumi. Ketika magma bergerak ke permukaan
gunung berapi, ia bergerak dan memecahkan batu-batuan serta
mengakibatkan getaran berkepanjangan yang dapat bertahan dari beberapa
jam hingga beberapa hari. Gempa bumi gunung berapi terjadi di kawasan
yang berdekatan dengan gunung berapi, seperti Pegunungan Cascade di
barat Laut Pasifik, Jepang, Dataran Tinggi Islandia, and titik merah
gunung berapi seperti Hawaii.
2. Berdasarkan Kedalaman
a. Gempa bumi dalam
Gempa bumi dalam adalah gempa bumi yang hiposentrumnya
berada lebih dari 300 km di bawah permukaan bumi. Gempa bumi dalam
pada umumnya tidak terlalu berbahaya.
b. Gempa bumi menengah
Gempa bumi menengah adalah gempa bumi yang hiposentrumnya
berada antara 60 km sampai 300 km di bawah permukaan bumi.gempa
bumi menengah pada umumnya menimbulkan kerusakan ringan dan
getarannya lebih terasa.
c. Gempa bumi dangkal
Gempa bumi dangkal adalah gempa bumi yang hiposentrumnya
berada kurang dari 60 km dari permukaan bumi. Gempa bumi ini biasanya
menimbulkan kerusakan yang besar.
3. Berdasarkan Gelombang/ Getaran gempa
a. Gelombang Primer
Gelombang primer (gelombang lungitudinal) adalah gelombang atau
getaran yang merambat di tubuh bumi dengan kecepatan antara 7-14
km/detik. Getaran ini berasal dari hiposentrum.
b. Gelombang Sekunder
Gelombang sekunder (gelombang transversal) adalah gelombang atau
getaran yang merambat, seperti gelombang primer dengan kecepatan yang

104 | B u m i d a n A n t a r i k s a
sudah berkurang,yakni 4-7 km/detik. Gelombang sekunder tidak dapat
merambat melalui lapisan cair

2.6.2.3 Istilah - istilah dalam Gempa Bumi

1. Magnitudo
Banyaknya energi yang dilepas pada suatu gempa yang tergambar
dalam besarnya gelombang seismik di episenter. Besarnya gelombang ini
tercermin dalam besarnya garis bergelombang pada seismogram.
2. Episenter
Titik di permukaan bumi tepat di atas fokus atau sumber gempa,
dinyatakan dalam lintang dan bujut, Hyposenter=parameter sumber gempa
bumi yang dinyatakan dalam waktu terjadinya gempa, lintang, bujur dan
kedalaman sumber)
1. Fokus
Sumber gempa di dalam bumi, tempat batuan pertama patah.
2. Gelombang seismik
Getaran gempa yang menjalar di dalam dan dipermukaan bumi dengan
cara longitudinal dan transfersal.
3. Intensitas
Besarnya goncangan dan jenis kerusakan ditempat pengamatan akibat
gempa. Intensitas tergantung dari jarak tempat tersebut dari hyposenter.
4. Kerak bumi
Lapisan atas bumi yang terdiri dari batuan padat. Baik tanah di daratan
maupun di dasar laut termasuk kerak bumi.
5. Litosfer
Lapisan paling atas bumi yang hampir seluruhnya terdiri dari batuan
padat. Lapisan ini termasuk kerak bumi dan (sebagian) mantel atas
6. Mantel

105 | B u m i d a n A n t a r i k s a
Lapisan di bawah kerak bumi yang tediri dari mantel atas dan mantel
bawah.
7. Lempeng Tektonik
Bagian dari litosfir bumi yang padat atau rigid. Lempeng-lempeng
tektonik ini senantiasa bergerak dengan lambat, terapung diatas mantel.

2.6.2.4 Proses Terjadinya Gempa

Menurut teori Lempeng Tektonik, lapisan terluar bumi kita terbuat dari
suatu lempengan tipis dan keras yang masing-masing saling bergerak relatif
terhadap yang lain. Gerakan ini terjadi secara terus-menerus sejak bumi ini tercipta
hingga sekarang. Teori Lempeng Tektonik muncul sejak tahun 1960-an, dan
hingga kini teori ini telah berhasil menjelaskan berbagai peristiwa geologis, seperti
gempa bumi, tsunami, dan meletusnya gunung berapi, juga tentang bagaimana
terbentuknya gunung, benua, dan samudra.
Lempeng tektonik terbentuk oleh kerak benua (continental crust) ataupun
kerak samudra (oceanic crust), dan lapisan batuan teratas dari mantel bumi
(earth’s mantle). Kerak benua dan kerak samudra, beserta lapisan teratas mantel
ini dinamakan litosfer. Kepadatan material pada kerak samudra lebih tinggi
dibanding kepadatan pada kerak benua. Demikian pula, elemen-elemen zat pada
kerak samudra (mafik) lebih berat dibanding elemen-elemen pada kerak benua
(felsik). Di bawah litosfer terdapat lapisan batuan cair yang dinamakan astenosfer.
Karena suhu dan tekanan di lapisan astenosfer ini sangat tinggi, batu-batuan di
lapisan ini bergerak mengalir seperti cairan (fluid).
Litosfer terpecah ke dalam beberapa lempeng tektonik yang saling
bersinggungan satu dengan lainnya. Berikut adalah nama-nama lempeng tektonik
yang ada di bumi, dan lokasinya bisa dilihat pada Peta Tektonik. Pergerakan
Lempeng (Plate Movement) Berdasarkan arah pergerakannya, perbatasan antara
lempeng tektonik yang satu dengan lainnya (plate boundaries) terbagi dalam 3
jenis, yaitu divergen, konvergen, dan transform. Selain itu ada jenis lain yang

106 | B u m i d a n A n t a r i k s a
cukup kompleks namun jarang, yaitu pertemuan simpang tiga (triple junction)
dimana tiga lempeng kerak bertemu.

1. Batas Divergen
Terjadi pada dua lempeng tektonik yang bergerak saling memberai
(break apart). Ketika sebuah lempeng tektonik pecah, lapisan litosfer menipis
dan terbelah, membentuk batas divergen
2. Batas Konvergen
Terjadi apabila dua lempeng tektonik tertelan (consumed) ke arah
kerak bumi, yang mengakibatkan keduanya bergerak saling menumpu satu
sama lain (one slip beneath another). Batas konvergen ada 3 macam, yaitu :
a. Antara lempeng benua dengan lempeng samudra,
Ketika suatu lempeng samudra menunjam ke bawah lempeng benua,
lempeng ini masuk ke lapisan astenosfer yang suhunya lebih tinggi,
kemudian meleleh. Pada lapisan litosfer tepat di atasnya, terbentuklah
deretan gunung berapi (volcanic mountain range). Sementara di dasar laut
tepat di bagian terjadi penunjaman, terbentuklah parit samudra (oceanic
trench).
b. Antara dua lempeng samudra
Salah satu lempeng samudera menunjam ke bawah lempeng samudra
lainnya, menyebabkan terbentuknya parit di dasar laut, dan deretan
gunung berapi yang pararel terhadap parit tersebut, juga di dasar laut.
Puncak sebagian gunung berapi ini ada yang timbul sampai ke permukaan,
membentuk gugusan pulau vulkanik (volcanic island chain).
c. Antara dua lempeng benua.
Salah satu lempeng benua menunjam ke bawah lempeng benua
lainnya. Karena keduanya adalah lempeng benua, materialnya tidak terlalu
padat dan tidak cukup berat untuk tenggelam masuk ke astenosfer dan

107 | B u m i d a n A n t a r i k s a
meleleh. Wilayah di bagian yang bertumbukan mengeras dan menebal,
membentuk deretan pegunungan non vulkanik (mountain range).
3. Batas Transform
Terjadi bila dua lempeng tektonik bergerak saling menggelangsar
(slide each other), yaitu bergerak sejajar namun berlawanan arah. Keduanya
tidak saling memberai maupun saling menumpu. Batas transform ini juga
dikenal sebagai sesar ubahan-bentuk (transform fault).

2.6.2.5 Mengukur Kekuatan Gempa Bumi

Kekuatan gempa bumi dapat diukur dengan menggunakan alat yang


disebut seismograf. Dalam perkembangannya sampai sekarang ada beberapa jenis
skala yang digunakan oleh alat tersebut, yakni Skala Mercalli, Skala Richter, dan
Skala Kekuatan Momen.

1. Skala Mercalli
Skala Mercalli adalah satuan untuk mengukur kekuatan gempa bumi.
Satuan ini diciptakan oleh seorang vulkanologis dari Italia yang bernama
Giuseppe Mercalli pada tahun 1902. Skala Mercalli terbaagi menjadi 12
pecahan berdasarkan informasi dari orang-orang yang selamat dari gempa
tersebutdan juga dengan melihat dan membandingkan tingkat kerusakan
akibat gempa bumi tersebut. Oleh itu skala Mercalli adalah sangat subjektif
dan kurang tepat dibanding dengan perhitungan magnitudo gempa yang lain.
Oleh karena itu, saat ini penggunaan skala Richter lebih luas digunakan untuk
untuk mengukur kekuatan gempa bumi. Tetapi skala Mercalli yang
dimodifikasi, pada tahun 1931 oleh ahli seismologi Harry Wood dan Frank
Neumann masih sering digunakan terutama apabila tidak terdapat peralatan
seismometer yang dapat mengukur kekuatan gempa bumi di tempat kejadian.

108 | B u m i d a n A n t a r i k s a
Skala Modifikasi Intensitas Mercalli mengukur kekuatan gempa bumi
melalui tahap kerusakan yang disebabkan oleh gempa bumi itu. Satuan ukuran
skala Modifikasi Intensitas Mercalli adalah seperti di bawah :
Skala Modifikasi Keamatan Mercalli
a. Tidak terasa
b. Terasa oleh orang yang berada di bangunan tinggi
c. Getaran dirasakan seperti ada kereta yang berat melintas.
d. Getaran dirasakan seperti ada benda berat yang menabrak dinding rumah,
benda tergantung bergoyang.
e. Dapat dirasakan di luar rumah, hiasan dinding bergerak, benda kecil di
atas rak mampu jatuh.
f. Terasa oleh hampir semua orang, dinding rumah rusak.
g. Dinding pagar yang tidak kuat pecah, orang tidak dapat berjalan/berdiri.
h. Bangunan yang tidak kuat akan mengalami kerusakan.
i. Bangunan yang tidak kuat akan mengalami kerusakan tekuk.
j. Jambatan dan tangga rusak, terjadi tanah longsor. Rel kereta api bengkok.
k. Rel kereta api rusak. Bendungan dan tanggul hancur. Seluruh bangunan
hampir hancur dan terjadi longsor besar. Efek bencana yang lain seperti
tsunami, dan kebakaran.
l. Seluruh bangunan hancur lebur. Batu dan barang-barang terlempar ke
udara. Tanah bergerak seperti gelombang. Kadang- kadang aliran sungai
berubah. Pasir dan lumpur bergeser secara horizontal. Air dapat terlempar
dari danau, sungai dan kanal. Diikuti dengan suara gemuruh yang besar.
Biasanya bisa menyebabkan longsor besar, kebakaran, banjir, tsunami di
daerah pantai, dan aktivitas gunung berapi. Pasir dan tanah halus terlihat
meledak.
2. Skala Richter
Skala Richter atau SR didefinisikan sebagai logaritma (basis 10) dari
amplitudo maksimum, yang diukur dalam satuan mikrometer, dari rekaman

109 | B u m i d a n A n t a r i k s a
gempa oleh instrumen pengukur gempa (seismometer) Wood-Anderson, pada
jarak 100 km dari pusat gempanya. Sebagai contoh, misalnya kita mempunyai
rekaman gempa bumi (seismogram) dari seismometer yang terpasang sejauh
100 km dari pusat gempanya, amplitudo maksimumnya sebesar 1 mm, maka
kekuatan gempa tersebut adalah log (10 pangkat 3 mikrometer) sama dengan
3,0 skala Richter. Skala ini diusulkan oleh fisikawan Charles Richter.
Untuk memudahkan orang dalam menentukan skala Richter ini, tanpa
melakukan perhitungan matematis yang rumit, dibuatlah tabel sederhana
seperti gambar di samping ini. Parameter yang harus diketahui adalah
amplitudo maksimum yang terekam oleh seismometer (dalam milimeter) dan
beda waktu tempuh antara gelombang-P dan gelombang-S (dalam detik) atau
jarak antara seismometer dengan pusat gempa (dalam kilometer). Dalam
gambar di samping ini dicontohkan sebuah seismogram mempunyai
amplitudo maksimum sebesar 23 milimeter dan selisih antara gelombang P
dan gelombang S adalah 24 detik maka dengan menarik garis dari titik 24 dt
di sebelah kiri ke titik 23 mm di sebelah kanan maka garis tersebut akan
memotong skala 5,0. Jadi skala gempa tersebut sebesar 5,0 skala Richter.
Skala Richter pada mulanya hanya dibuat untuk gempa-gempa yang
terjadi di daerah Kalifornia Selatan saja. Namun dalam perkembangannya
skala ini banyak diadopsi untuk gempa-gempa yang terjadi di tempat lainnya.
Skala Richter ini hanya cocok dipakai untuk gempa-gempa dekat dengan
magnitudo gempa di bawah 6,0. Di atas magnitudo itu, perhitungan dengan
teknik Richter ini menjadi tidak representatif lagi.

Perlu diingat bahwa perhitungan magnitudo gempa tidak hanya


memakai teknik Richter seperti ini. Kadang-kadang terjadi kesalahpahaman
dalam pemberitaan di media tentang magnitudo gempa ini karena metode
yang dipakai kadang tidak disebutkan dalam pemberitaan di media, sehingga

110 | B u m i d a n A n t a r i k s a
bisa jadi antara instansi yang satu dengan instansi yang lainnya mengeluarkan
besar magnitudo yang tidak sama.

3. Skala Kekuatan Moment


Skala kekuatan moment diperkenalkan pada 1979 oleh Tom Hanks
dan Hiroo Kanamori sebagai pengganti skala Richter dan digunakan oleh
seismologis untuk membandingkan energi yang dilepas oleh sebuah gempa
bumi. Kekuatan moment adalah sebuah angka tanpa dimensi yang
didenifinisikan sebagai berikut di mana adalah Moment seismik
(menggunakan satu newton metre [N·m] sebagai moment).
Sebuah peningkatan satu tahap dalam skala logaritmik ini berarti sebuah
peningkatan 101,5 = 31,6 kali dari jumlah energi yang dilepas, dan sebuah
peningkatan 2 tahap berarti sebuah peningkatan 103 = 1000 kali kekuatan
awal.

2.6.3 Medan Magnet Bumi

2.6.3.1 Pengertian Kemagnetan Bumi

Bumi dapat dianggap sebagai magnet yang sangat besar. Pernyataan


tersebut pertama kali dikemukakan oleh William Gilbert pada tahun 1600. Kutub
utara magnet bumi berada disekitar kutub selatan bumi, sedangkan kutub selatan
magnet bumi berada di sekitar kutub utara bumi. Karena bumi di anggap sebagai
magnet maka dalam ruang di sekitar bumi terdapat medan magnet.

111 | B u m i d a n A n t a r i k s a
Karena pengaruh magnet bumi ini, magnet yang dapat bergerak bebsa
misalnya kompas atau magnet batang yang digantung dengan benang akan selalu
menunjukkan arah utara-selatan. Kutub magnet bebas yang menunjuk arah utara
disebut kutub utara, sedangkan kutub magnet bebas yang menunjuk arah selatan
disebut kutub selatan. Mengapa demikian?

Kiri: Deklinasi Negatif. Kanan: Deklinasi Positif.

Jarum kompas tidak tepat menunjuk arah utara – selatan agak


menyimpang karena kutub-kutub magnet bumi tidak tepat berhimpit dengan
kutub-kutub bumi. Sudut penyimpangan arah jarum kompas dari arah utara –
selatan yang sebenarnya disebut sudut deklinasi. Sudut deklinasi positif apabila

112 | B u m i d a n A n t a r i k s a
kutub utara jarum kompas menyimpang ke kanan sedangkan sudut deklinasi
negatif apabila kutub utara jarum kompas menyimpang ke kiri.
Besar sudut deklinasi di berbagai tempat di bumi berbeda-beda. Arah
garis-garis gaya magnet pada bumi tidak sejajar dengan permukaan bumi
(melengkung),oleh karena itu apabila magnet jarum dapat berputar pada sumbu
horisontal magnet tersebut tidak mendatar tetapi miring dengan kutub utara
berarah ke atas atau ke bawah. Sudut yang dibentuk magnet jarum degan bidang
datar (horisontal) disebut sudut inklinasi. Sudut inklinasi positif bila kutub utara
magnet jarum di atas garis horisontal, tetapi apabila kutub utara magnet jarum
dibawah garis horisontal disebut inklinasi negatif.

Alat ukur inklinasi.


Sudut inklinasi positif terjadi di belahan bumi selatan, sudut inklinasi
negatif terjadi di belahan bumi utara. Mengapa demikian?
Garis yang menghubungkan tempat-tempat di bumi yang inklinasinya 0°
disebut aklin atau khatulistiwa magnet bumi. Garis yang menghubungkan
tempat-tempat di bumi yang inlkinasinya sama di sebut isoklin.

113 | B u m i d a n A n t a r i k s a
2.7 STRUKTUR BUMI MELIPUTI ATMOSFER DAN HIDROSFER

2.7.1 Pendahuluan
Bumi telah terbentuk sekitar 4,6 milyar tahun yang lalu. Bumi merupakan
planet dengan urutan ketiga dari sembilan planet yang dekat dengan matahari. Jarak
bumi dengan matahari sekitar 150 juta km, berbentuk bulat dengan radius ± 6.370
km. Bumi merupakan satu-satunya planet yang dapat dihuni oleh berbagai jenis
mahluk hidup. Permukaan bumi terdiri dari daratan dan lautan.
Seperti halnya kebanyakan benda langit, Bumi berbentuk bola, meskipun agak
pepat pada kedua kutubnya. Kepepatan itu akibat gerak rotasi mengelilingi
sumbunya. Oleh karena itu, jarak pusat Bumi terhadap khatulistiwa lebih panjang
daripada terhadap kutubnya. Panjang diameter pada khatulistiwa = 12.762 km,
sedangkan panjang diameter pada kutub = 12.306 km. Diameter rata-rata Bumi =
12.784 km. Berat jenis Bumi adalah 5.5, sedangkan beratnya adalah 6,6 x 102' ton.
Bumi diselimuti oleh gas yang disebut atmosfer. Pada permukaan Bumi terdapat
lapisan air yang disebut hidrosfer. Bagian Bumi yang padat terdiri atas kulit (kerak)
atau lithosfer, dan bagian inti yang disebut centrosfer.
Secara struktur, lapisan bumi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut
:
1. Kerak bumi (crush) merupakan kulit bumi bagian luar (permukaan bumi). Tebal
lapisan kerak bumi mencapai 70 km dan merupakan lapisan batuan yang terdiri
dari batu-batuan basa dan masam. Lapisan ini menjadi tempat tinggal bagi seluruh
mahluk hidup. Suhu di bagian bawah kerak bumi mencapai 1.100oC. Lapisan
kerak bumi dan bagian di bawahnya hingga kedalaman 100 km dinamakan
litosfer.
2. Selimut atau selubung (mantle) merupakan lapisan yang terletak di bawah lapisan
kerak bumi. Tabal selimut bumi mencapai 2.900 km dan merupakan lapisan
batuan padat. Suhu di bagian bawah selimut bumi mencapai 3.000oC.

114 | B u m i d a n A n t a r i k s a
3. Inti bumi (core), yang terdiri dari material cair, dengan penyusun utama logam
besi (90%), nikel (8%), dan lain-lain yang terdapat pada kedalaman 2900 – 5200
km. Lapisan ini dibedakan menjadi lapisan inti luar dan lapisan inti dalam.
Lapisan inti luar tebalnya sekitar 2.000 km dan terdiri atas besi cair yang suhunya
mencapai 2.200oC. inti dalam merupakan pusat bumi berbentuk bola dengan
diameter sekitar 2.700 km. Inti dalam ini terdiri dari nikel dan besi yang suhunya
mencapai4.500oC.

Berdasarkan susunan kimianya, bumi dapat dibagi menjadi empat bagian,


yakni bagian padat (lithosfer) yang terdiri dari tanah dan batuan; bagian cair
(hidrosfer) yang terdiri dari berbagai bentuk ekosistem perairan seperti laut, danau
dan sungai; bagian udara (atmosfer) yang menyelimuti seluruh permukaan bumi serta
bagian yang ditempati oleh berbagai jenis organisme (biosfer).
Keempat komponen tersebut berinteraksi secara aktif satu sama lain, misalnya dalam
siklus biogeokimia dari berbagai unsure kimia yang ada di bumi, proses transfer
panas dan perpindahan materi padat. Pada makalah ini akan dibahas mengenai proses
pembentukan serta struktur-struktur bumi yang meliputi atmosfer dan hidrosfer.
2.7.2 Atmosfer
Atmosfer berasal dari dua kata Yunani yaitu atmos berarti uap dan sphaira
berarti bulatan, jadi atmosfer adalah lapisan gas yang menyelubungi bulatan bumi.
Atmosfer bumi mempunyai ketebalan sekitar 1000 km yang dibagi menjadi lapisan-
lapisan berdasarkan profil temperatur, komposisi atmosfer, sifat radioelektrik dan
lain-lain. Karena sebaran panas tidak sama di dalam atmosfer, maka terjadi gejala-
gejala cuaca yaitu dari angin lemah sampai sangat kencang di dalam badai atau
siklon, dari cuaca cerah, cuaca berawan sampai hujan deras (shower). Kajian tentang
deskripsi dan pemahaman fenomena atmosfer disebut Sains Atmosfer.
Berbagai pertimbangan yang menyebabkan ilmuwan tertarik mengkaji atmosfer bumi
di antaranya adalah:

115 | B u m i d a n A n t a r i k s a
 Atmosfer melindungi penghuni bumi dari radiasi gelombang pendek matahari
yang sangat kuat. Jika tak ada atmosfer maka manusia, tumbuhan dan hewan
akan menjadi debu berserakan.
 Banyak gejala atmosfer yang menarik dan perlu dikaji, misalnya terjadinya
awan dan hujan, badai guruh, badai tropis, perubahan iklim dan sebagainya.
 Atmosfer sebagai bahan alam yang perlu dieksplorasi dan dieksploitasi,
misalnya teknologi hujan buatan, memanfaatkan energi angin dan sebagainya.
 Atmosfer sebagai media transportasi udara yang peka terhadap cuaca.
Awan cumulonimbus (cb) merupakan jalan maut bagi dunia penerbangan
harus dihindari.
 Atmosfer sebagai tempat pembuangan zat pencemar diantaranya zat tersebut
ada yang beracun dan berbahaya bagi manusia.
1. Komposisi Atmosfer

Gambar 1. Struktur Bumi Bagian Luar (Bayong, 2007)

Lapisan atmosfer merupakan campuran dari gas yang tidak tampak dan tidak
berwarna. Empat gas, nitrogen, oksigen, argon dan karbondioksida meliputi hampir
seratus persen dari volume udara kering, lihat tabel 1. Gas lain yang stabil adalah
neon, helium, metana, kripton, hidrogen, xenon dan yang kurang stabil termasuk ozon
dan radon juga terdapat di atmosfer dalam jumlah yang sangat kecil.Selain udara
kering, lapisan atmosfer mengandung air dalam ketiga fasanya dan aerosol atmosfer.

116 | B u m i d a n A n t a r i k s a
Oleh karena itu, udara kering yang murni di alam tidak pernah ditemui karena 2
alasan, yakni adanya uap air di udara yang jumlahnya berubah-ubah dan selalu ada
injeksi zat ke dalam udara, misalnya asap dan partikel debu. Udara seperti ini
disebut udara alam.
Macam Gas N2 O2 Ar CO2 Total
Volume % 78,088 20,949 0,930 0,030 99,997
Massa % 75,527 23.143 1,282 0,045 99,997
Tabel 1. Komposisi Gas Utama dalam Udara Kering (Bayong, 2007)
Sampai pada ketinggian lebih dari 60 km, proporsi gas relatif masih tetap,
kecuali fasa gas air (uap air). Sekitar 99% didominasi oleh gas nitrogen dan oksigen,
dan yang paling banyak jumlahnya di atmosfer adalah nitrogen. Proporsi gas atmosfer
berubah jika udara ditinjau bersama dengan komposisi uap airnya. Secara praktis,
atmosfer dapat berada pada tempat yang langka uap air (kebasahan) dapat mencapai
4%. Meskipun berat molekuler uap air lebih kecil daripada berat molekuler beberapa
gas lain, namun uap air ini berada dalam ketebalan beberapa kilometer atmosfer
paling bawah. Hal ini dapat dimengerti bila disadari bahwa sumber uap air atmosferik
secara langsung adalah lautan yang mencakup 70% luas permukaan bumi dan bahwa
suhu udara di dalam troposfer sangat dingin sehingga air tak dapat mempertahankan
wujudnya dalam bentuk gas. Air dalam atmosfer dapat berada dalam ketiga wujud
(fasa).

Gambar 2. Perubahan Fasa Air


Atmosfer selalu dikotori oleh debu. Debu ialah istilah yang dipakai untuk
benda yang sangat kecil sehingga sebagian tidak nampak kecuali dengan mikroskop.
Di pegunungan jumlah debu hanya beberapa ratus partikel tiap cm3, tetapi di kota

117 | B u m i d a n A n t a r i k s a
besar, daerah industri dan daerah kering jumlah debu dapat mencapai 5 juta tiap cm3.
Konsentrasi debu pada umumnya berkurang dengan bertambahnya ketinggian,
meskipun debu meteorik dapat dijumpai pada lapisan atmosfer atas. Partikel debu
yang bersifat higroskopis akan bertindak sebagai inti kondensasi. Debu higroskopis
yang penting adalah partikel garam, asap batu bara atau arang. Kabas (smog)
singkatan dari kabut dan asap (smoke and fog) adalah kabut tebal yang sering
dijumpai di daerah industri yang lembap. Debu dapat menyerap, memantulkan dan
menghamburkan radiasi yang datang. debu atmosferik dapat tersapu turun ke
permukaan bumi oleh curah hujan, tetapi kemudian atmosfer dapat terisi partikel
debu kembali.
Atmosfer juga mengandung jenis bahan yang bukan bagian dari komposisi
gas. Beberapa jenis dari bahan ini adalah partikel garam, partikel debu dan tetes air.
Bila uap air yaitu bagian dari udara natural (alam) berubah menjadi cair atau padat
(partikel air dan es) maka partikel-partikel ini menjadi benda asing dalam
atmosfer,dan menyebabkan awan, kabut, hujan, salju, embun atau batu es (hailstone).
Perubahan wujud (fasa) uap air di udara sangat penting dalam menentukan kondisi
cuaca.
2. Struktur Vertikal Atmosfer
Jika suhu dipakai sebagai dasar pembagian atmosfer, maka diperoleh lapisan
troposfer, stratosfer, mesosfer dan termosfer (Gambar 3). Lapisan troposfer dan
stratosfer dipisahkan dipisahkan oleh lapisan tropopause. Lapisan stratosfer dan
mesosfer dibatasi oleh lapisan mesopause dan puncak termosfer disebut termopause.

118 | B u m i d a n A n t a r i k s a
Gambar 3. Pembagian lapisan atmosfer berdasarkan suhu
Perubahan suhu udara di atmosfer secara vertikal (menurut ketinggian) berbeda-beda
yang dapat dikelompokkan menjadi tiga hal. Perubahan subu (dT) terhadap
ketinggian (dz) dinyatakan oleh dT/dz (Ery dan Jadfan, 2016).
a. dT/dz > 0 suhu naik, dengan bertambahnya ketinggian. Hal ini disebut inversi
suhu.
b. dT/dz = 0 suhu tetap walaupun ketinggian berubah. Hal ini disebut isotermal.
c. dT/dz < 0 suhu udara turun dengan bertambahnya ketinggian. Hal ini disebut
lapse rate.
Berdasarkan sifat perubahan suhu menurut ketinggian dari bawah ke atas, terdapat
empat lapisan utama atmosfer sebagai berikut:
a. Troposfer dengan puncaknya tropopause.
b. Stratosfer dengan puncaknya stratopause
c. Mesosfer dengan puncaknya mesopause
d. Termosfer
 Troposfer
Beberapa ciri khas dari lapisan terbawah atmosfer ini diantaranya adalah:
1) Terdapat pada ketinggian mulai dari permukaan laut hingga ketinggian 8
km di daerah kutub dan 116 km di ekuator. Rata-rata ketinggian puncak
troposfer seluruh dunia adalah 12 km.
2) Troposfer terdiri atas:

119 | B u m i d a n A n t a r i k s a
a. Lapisan planet air : 0-1 km
b. Lapisan konveksi : 1-8 km
c. Lapisan tropopause : 8-12 km
3) Satu-satunya lapisan atmosfer yang mengandung air (air, uap, maupun es)
dan berlangsung evaporasi dan kondensasi.
4) Ruang terjadinya sirkulasi dan turbulensi seluruh bahan atmosfer
sehingga menjadi satu-satunya lapisan yang mengalami pembentukan dan
perubahan cuaca seperti: angin, awan, presipitasi, badai, kilat dan guntur.
5) Kecepatan angin bertambah dengan naiknya ketinggian dan di troposfer
ini pemindahan energi berlangsung. Radiasi surya menyebabkan
pemanasan permukaan bumi yang selanjutnya panas tersebut diserap oleh
air untuk berubah menjadi uap. Oleh proses evaporasi energi panas
diangkat oleh uap air ke lapisan atas yang lebih tinggi berupa panas laten.
Setelah terjadi pendinginan akhirnya berlangsung proses kondensasi, uap
air berubah menjadi titik-titik air pembentuk awan, sedangkan panas
latennya dilepas memasuki atmosfer dan menaiki suhunya.
6) Pada lapisan ini suhu udara turun dengan bertambahnya ketinggian (dT/dz
<0) atau pada keadaan lapse rate. Rata-rata lapse rate seluruh dunia pada
keadaan normal adalah -6,5 K setiap kenaikan ketinggian 1 km.
7) Pada atmosfer normal, suhu troposfer berubah dari 15oC pada permukaan
laut menjadi -600C di puncak troposfer.
8) Tekanan dan kerapatan udara di permukaan laut masing-masing adalah
1013,2 mb dan 1,23 kg/m3. Gejala lapse rate berhenti pada ketinggian 8
km di atas kutub dan sekitar 16 km di atas ekuator. Ketinggian tersebut
disebut tropopause, yaitu lapisan ketinggian atmosfer dengan dT/dz = 0.
Pada lapisan ini turbulensi udara tidak terjadi.
 Stratosfer
Beberapa ciri khas lapisan ini adalah sebagai berikut:
1) Lapisan ini merupakan lapisan kedua dari bawah setelah troposfer.

120 | B u m i d a n A n t a r i k s a
2) Kisaran ketinggiannya antara 12-50 km diatas permukaan laut.
3) Terdiri dari 3 wilayah yaitu:
a. Stratosfer bawah : 12-20 km daerah isotermis
b. Stratosfer tengah : 20-35 km daerah inversi suhu
c. Stratosfer atas : 35-50 km di daerah inversi suhu yang kuat
4) Lapisan ini tidak mengalami turbulensi maupun sirkulensi.
5) Stratosfer merupakan lapisan atmosfer utama yang mengandung ozon
(O3) tersebar dalam wilayah ketinggian 12-50 km.
6) Sifatnya labil, mudah terurai kembali secara mekanis melalui tumbukan
dengan partikel lainnya.
7) Konsentrasi gas O3 tertinggi berada antara ketinggian 20-30 km yang
disebut lapisan ozonosfer.
 Mesosfer
Lapisan atmosfer ketiga dari bawah ini memiliki beberapa ciri khas sebagai
berikut:
1) Ketinggian mesosfer berada di 50-80 km.
2) Perubahan suhu terhadap ketinggian (dT/dz) adalah lapse rate.
3) Suhu udara sekitar -50C pada dasar lapisan hingga -950C pada puncaknya.
4) Tidak mengalami turbulensi/sirkulasi udara.
5) Merupakan daerah penguraian O2 menjadi atom O.
6) Batas atasnya adalah lapisan mesopause dengan perubahan suhu terhadap
ketinggian mulai bersifat isotermal.
 Termosfer
Lapisan teratas atmosfer ini ditandai oleh beberapa ciri sebagai berikut:
1) Ketinggian lapisan mulai sekitar 80 km hingga batas yang sulit ditentukan
karena sangat jarangnya partikel gas yang mencapai lapisan ini. Sebagian
ilmuwan menyatakan puncaknya mencapai 100 km tetapi ada yang
menyatakan 250 km.
2) Lapisan ini terisi molekul dan atom N2, O2, N dan O.

121 | B u m i d a n A n t a r i k s a
3) Sifat perubahan suhu terhadap ketinggian adalah inveri suhu.
4) Kisaran suhu dari -950C pada 80 km hingga -500C pada ketinggian 100
km, dan -380C pada ketinggian 110 km.
5) Lapisan tempat berlangsungnya proses ionisasi gas N2 dan O2, sehingga
lapisan termosfer sering disebut sebagai lapisan ionosfer. Diatas
ketinggian 100 km, pengaruh radiasi uv dan sinar X makin kuat.
2.7.3 Hidrosfer
Lapisan air yang menyelubungi bumi disebut dengan hidrosfer. Air yang
menyelubungi bumi dapat berupa air permukaan bumi, yang ada di bawah permukaan
bumi dan yang ada di atas permukaan bumi. Air yang ada di permukaan bumi dapat
berupa air sungai, air danau, air telaga dan air rawa. Air yang ada di bawah
permukaan bumi dapat berupa air tanah preatis, air tanah artesis dan kelembaman
tanah. Sedang air yang ada di atas permukaan tanah air berupa air meteorit (awan dan
air hujan).
Jumlah air yang ada di bumi ini relatif tetap, namun sebarannya yang berubah-
ubah. Keterdapatan air di bumi berkisar antara 1,3-1,4 milyar km3. Air tersebut terdiri
atas air laut (97,5%), salju dan es (1,75%), berupa air tawa 0,73% dan berupa air
meteorit 0,001%. Air di bumi yang jumlahnya tetap ini senantiasa bergerak dalam
suatu lingkaran peredaran yang disebut siklus hidrologi/siklus air atau juga disebut
dengan daur hidrologi.
 Siklus Hidrologi
Dalam siklus hidrosfer, air mengalami: d. Kondensasi, yaitu proses pengembu-
a. Evaporasi, yaitu penguapan air dari nan uap air dalam membentuk awan.
permukaan tanah atau air. e. Presipitasi, yaitu proses awan beru-
b. Transpirasi, yaitu penguapan air dari bah menjadi curah hujan.
makhluk hidup. f. Adveksi, yaitu pergerakan uap air ke
c. Evapotranspirasi, yaitu proses gabu- tempat lain yang disebabkan perbe-
ngan antara evaporasi dan transpi- daan tekanan udara.
rasi.

122 | B u m i d a n A n t a r i k s a
g. Sublimasi, yaitu pengkristalan uap air
menjadi kristal es.
h. Infiltrasi, yaitu curah hujan yang
mengalir ke dalam celah tanah.
i. Perkolasi, yaitu air yang berlanjut
mengalir dalam tanah menjadi air
tanah karena gaya gravitasi.
j. Run-off, yaitu curah hujan yang
mengalir di permukaan tanah.

123 | B u m i d a n A n t a r i k s a
a) Siklus Pendek/Kecil

Gambar 4. Siklus Hidrologi Pendek


Air laut menguap, mengalami kondensasi lalu membentuk awan di atas
permukaan air laut, dan kemudian terjadi hujan di atas permukaan air laut.

b) Siklus Sedang

Gambar 5. Siklus Hidrologi Sedang


Air di laut dan darat menguap kemudian mengalami kondensasi dan
membentuk awan. Akibat konveksi atau adveksi maka terjadilah hujan di
daratan. Air kemudian meresap ke dalam tanah dan mengalir di permukaan
tanah melewati sungai yang akhirnya ke laut.

c) Siklus Panjang

124 | B u m i d a n A n t a r i k s a
Gambar 6. Siklus Hidrologi Panjang
Air laut menguap menjadi gas, membentuk kristal-kristal es di atas
permukaan air laut. Kemudian dibawa angin ke daratan (pegunungan
tinggi), jatuh sebagai salju, membentuk gletser, mencair lalu sebagian
meresap ke dalam tanah dan sebagian masuk ke aliran sungai lalu kembali
ke laut.
 Air Tanah
Air tanah adalah air hujan yang masuk melalui pori-pori tanah (infiltrasi air).

125 | B u m i d a n A n t a r i k s a
Struktur penampang lapisan air tanah:
 Permukaan air tanah, lapisan air yang bersebelahan dengan lapisan akuifer
 Lapisan freatik (dangkal), laposan permeabel tidak kedap air.
 Lapisan akuifer (dalam/peralihan), lapisan impermeabel yang kedapair

 Danau
Merupakan cekungan di daratan yang terisi air.
a. Berdasarkan sumber air, danau terdiri dari:
1) Danau Tawar, berupa air dengan pembuangan (outlet) di daerah yang
basah (curah hujan tinggi), sehingga kadar garam rendah.

Contoh: Danau pada umumnya

2) Danau Asin, berupa air yang terkepung dan penguapannya tinggi,


sehingga kadar garam tinggi. (Contoh: Great Salt Lake/Laut Mati).

126 | B u m i d a n A n t a r i k s a
b. Berdasarkan proses terjadinya, danau dapat dibedakan menjadi:
1) Danau tektonik, terjadi karena kegiatan tektonisme.
Contoh: Danau Maninjau, Danau Towuti, Danau Singkarat, Danau Poso.

2) Danau vulkanik, terjadi karena kegiatan vulkanisme.


Contoh: Danau Kelimutu, Danau Kerinci, Danau Kelud, Danau Batur.

3) Danau tektonovulkanik, terjadi karena kegiatan tektonisme dan


vulkanisme.
Contoh: Danau Toba

127 | B u m i d a n A n t a r i k s a
4) Danau Glasial,terjadi karena mencairnya gletser.
Contoh: danau Finger, danau Michigan, danau Superior, The Great Lake

 Sungai
Sungai adalah aliran air tawar memanjang yang berasal dari mata air ke laut.
1) Berdasarkan sumber air yang mengalir¸ sungai terdiri dari:
a. Sungai hujan, berasal dari air hujan dan mata air hujan.
Contoh: Sungai-sungai yang ada di pulau Jawa dan Nusa Tenggara.
b. Sungai glasial, berasal dari cairan gletser.
Contoh: Hulu sungai Gangga (India), dan hulu sungai Phein (Jerman)
c. Sungai campuran, berasal dari air hujan, sumber mata air, dan cairan
gletser.
Contoh: sungai mamberamo (Irian Jaya), sungai Digul (Irian Jaya).
2) Berdasarkan letak aliran, sungai terdiri dari:
a. Permukaan, yaitu sungai pada umumnya.
b. Bawah tanah, yaitu sungai yang terdapat di gua kapur.
3) Berdasarkan debit air, sungai terdiri dari:
a. Permanen/perenial, yaitu jumlah airnya relatif tetap sepanjang tahun.
Contoh: sungai kapuas dan mahakam (Kalimantan) dan Sungai Musi dan
Batanghari (Sumatera).
b. Periodik, yaitu sungai yang pada waktu musim hujan airnya banyak,
sedangkan pada musim kemarau airnya kecil.
Contoh: Sungai Bengawan Solo (Jawa Tengah), Sungai Brantas (Jawa
Timur)
c. Sungai Episodik, yaitu sungai yang pada musim kemarau airnya kering
dan pada musim hujan airnya banyak.
Contoh: sungai Kalada ( pulau Sumba)

128 | B u m i d a n A n t a r i k s a
d. Sungai Ephemeral, yaitu sungai yang ada airnya hanya pada saat musim
hujan. Pada hakikatnya sungai jenis ini hampir sama dengan jenis
episodik, hanya saja pada musim hujan sungai jenis ini airnya belum tentu
banyak.
4) Bagian sungai berdasarkan profil penampangnya antara lain: hulu, tengah,
hilir.
a. Bagian hulu, merupakan bagian awal sungai yang berada di pegunungan.
b. Bagian hilir, merupakan bagian akhir sungai yang bermuara di laut.
c. Bagian tengah, merupakan bagian antara hulu dan hilir,
Perbedaan Hulu Hilir
Batang Sungai lurus, sempir, dalam, berbelok, lebar,
berbentuk v dankal, berbentuk u
Aliran air deras, cepat, biasanya tenang, lambat
terdapat air terjun
Debit air tinggi kecil
Derajat kemiringan tinggi kecil
sungai
Keadaan air relatif jernih relatif kotor
Erosi vertical kuat lemah
Sedimentasi tidak ada ada (delta)
Tabel 2. Perbedaan antara hilir dan hulu
 Delta
Delta adalah endapan dari sedimen yang terbawa arus air ke hilir, yang mem-
bentuk dataran banjir.
1) Syarat pembentukan delta:
a. Banyak membawa pasir dan lumpur
b. Bermuara di laut dangkal, tenang, dan terbuka.
c. Perbedaan pasang-surut laut tidak terlalu besar.
2) Macam-macam delta
a. Delta kaki burung b. Delta Arcuate/Kipas

129 | B u m i d a n A n t a r i k s a
Delta sungai Mississipi Delta Sungai Mahakam
c. Delta tobate (cuping) contoh: Delta sungai selengga
d. Delta cuspate (huruf V), contoh: delta Sungai Nil.

 Perairan Laut
Perairan laut merupakan landas kontinen, atau sambungan dari daratan sekitarnya
yang tergenang oleh air dengan jumlah besar.
1) Zona air laut

1. Zona lithoral (0 m), zona pesisir tempat batas pasang surut air laut.
2. Zona neritik (0-200m), zona laut dangkal (dangkalan).
3. Zona bathial (200-1800 m), zona laut dalam
4. Zona abisal (>1800 m), zona laut sangat dalam

2) Relief dasar laut

130 | B u m i d a n A n t a r i k s a
1. Dangkalan (shelf) yaitu dasar laut yang luas yang kedalamannya 0-200 m
dan masih merupakan bagian dari benua.
2. Lubuk laut (basin) yaitu dasar laut ingresi yang berbentuk U atau
mangkuk.
3. Gunung laut yaitu gunung yang kakinya berada di dasar laut dan
puncaknya menonjol ke permukaan laut. Jika tidak menonjol ke
permukaan laut disebut seamount atau guyot.
4. Palung (trench) yaitu dasar laut ingresi yang berbentuk V yang menajam.
5. Ambang laut (drempel), yaitu bukit sempit seperti tanggul yang terletak
di antara dua laut dalam.
6. Punggung laut, yaitu lereng yang ada di dasar laut. Punggung laut dapat
berupa slope, ridge, atau rise.
3) Pergerakan air laut
a. Gelombang laut, yaitu terjadi karena tiupan angin, pasang surut air laut,
dan tsunami.
b. Arus laut, yaitu gerakan air laut secara keseluruhan dari satu perairan ke
perairan yang lain.
Arah arus laut sama dengan arah gelombang laut, sampai air tersebut
bertemu benua/daratan.
Arus laut terdiri dari dua:
- Arus panas, terdapat pada khatulistiwa sampai lintang sedang, terjadi
apabila suhu air laut lebih panas dari sekitarnya.
Contoh: arus khatulistiwa utara, arus Kuroshiwo, arus teluk.
- Arus dingin, terdapat pada kutub sampai lintang sedang, terjadi apabila
suhu air laut lebih dingin dari sekitarnya.
Contoh: arus Oyashiwo, arus Labrador, arus Canari.
4) Sifat-sifat air laut
a. Suhu, dipengaruhi oleh tempat, dari ekuator ke kutub semakin dingin.
b. Salinitas (kadar garam), rata-rata salinitas normal adalah 35%
c. Warna, dipengaruhi oleh zat organik dan anorganik yang terdapat pada air
tersebut.

131 | B u m i d a n A n t a r i k s a
- Biru, terdapat pada laut normal yang mampu menerima gelombang
pendek matahari.
- Kuning, terdapat lumpur kuning di dalam laut.
- Hitam, terdapat lumpur hitam di dalam laut.
- Hijau, terdapat banyak fitoplankton di dalam laut.
- Putih, terdapat es-es yang menutupi laut.
- Merah, terdapat banyak alga merah dang hewan-hewan laut berwarna
merah.
- Ungu, terdapat organisme yang memancarkan sinar fosfor.

132 | B u m i d a n A n t a r i k s a
2.8. SISTEM TATA SURYA MELIPUTI ASAL MULA TATA SURYA
MODEL SKALA SISTEM TATA SURYA, PLANET, SATELIT, DAN
MEDIUM ANTAR PLANET
2.8.1 Asal Mula Tata Surya
Tata surya terdiri dari sebuah bintang yang disebut matahari dan semua
objek yang mengelilinginya. Objek-objek tersebut termasuk 8 buah planet yang
sudah diketahui dengan orbit berbentuk elips, meteor, aasteroid, komet, planet-
planet kerdil/katai dan satelit-satelit alami. Tata surya dipercaya terbentuk
semenjak 4,6 miliyar tahun yang lalu dan merupakan hasil penggumpalan gas
dan debu di angkasa yang membentuk matahari dan kemudian planet-planet
yang mengelilinginya.
Tata surya terletak di tepi galaksi bima sakti dengan jarak sekitar 2,6 x
1017 km dari pusat galaksi, atau sekitar 25.000 hingga 28.000 tahun cahaya dari
pusat galaksi. Tata surya mengelilingi pusat galaksi Bima sakti dengan
kecepatan 220 km/detik, dan dibutuhkan waktu 225-250 juta tahun untuk sekali
mengelilingi pusat galaksi. Dengan umur tata surya yang sekitar 4,6 miliyar
tahun, berarti tata surya kita telah mengelilingi pusat galaksi sebanyak 20-25 kali
semenjak terbentuk.
Tata surya dikekalkan oleh pengaruh gaya gravitasi matahari dan sistem
yang setara tata surya, yang mempunyai garis pusat setahun kecepatan cahaya,
ditandai adanya taburan komet yang disebut awan Oort. Selain itu juga terdapat
awan Oort berbentuk piring di bagian dalam tata surya yang dikenali sebagai
awan Oort dalam. Disebabkan oleh orbit planet yang membujur, jarak dan
kedudukan matahari berubah mengikuti kedudukan planet di orbit.
Diduga kelahiran planet dari wujud yang sama dengan matahari atau
planet lahir dari matahari. Fakta menunjukkan bahwa planet-planet terletak pada
bidang yang mendekati datar. Banyak hipotesis tentang asal usul Tata Surya telah
dikemukakan para ahli, beberapa di antaranya adalah:

133 | B u m i d a n A n t a r i k s a
A. Teori Nebula

Teori nebula pertama kali dikemukakan oleh Emanuel Swedenborg (1688-


1772) tahun 1734 dan disempurnakan oleh Immanuel Kant (1724-1804) pada
tahun 1775. Hipotesis serupa juga dikembangkan oleh Pierre Marquis de Laplace
secara independen pada tahun 1796. Hipotesis ini, yang lebih dikenal dengan
Hipotesis Nebula Kant-Laplace, menyebutkan bahwa pada tahap awal, Tata Surya
masih berupa kabut raksasa. Kabut ini terbentuk dari debu, es, dan gas yang
disebut nebula, dan unsur gas yang sebagian besar hidrogen. Gaya gravitasi yang
dimilikinya menyebabkan kabut itu menyusut dan berputar dengan arah tertentu,
suhu kabut memanas, dan akhirnya menjadi bintang raksasa (matahari). Matahari
raksasa terus menyusut dan berputar semakin cepat, dan cincin-cincin gas dan es
terlontar ke sekeliling Matahari. Akibat gaya gravitasi, gas-gas tersebut memadat
seiring dengan penurunan suhunya dan membentuk planet dalam dan planet luar.

Laplace berpendapat bahwa orbit berbentuk hampir melingkar dari planet-


planet merupakan konsekuensi dari pembentukan mereka. Teori Kabut (Nebula)
menceritakan kejadian tersebut dalam 3 (tiga ) tahap :
1. Matahari dan planet-planet lainnya masih berbentuk gas, kabut yang begitu
pekat dan besar
2. Kabut tersebut berputar dan berpilin dengan kuat, dimana pemadatan terjadi di
pusat lingkaran yang kemudian membentuk matahari. Pada saat yang
bersamaan materi lainpun terbentuk menjadi massa yang lebih kecil dari
matahari yang disebut sebagai planet, bergerak mengelilingi matahari

134 | B u m i d a n A n t a r i k s a
3. Materi-materi tersebut tumbuh makin besar dan terus melakukan gerakan
secara teratur mengelilingi matahari dalam satu orbit yang tetap dan
membentuk Susunan Keluarga Matahari.
Kelebihan teori nebula/teori kabut :
Teori ini berhasil menjelaskan bahwa tata surya datar, orbit ellips planet
mengelilingi matahari hampir datar.

Kelemahan teori nebula/teori kabut :


1. James Clerk Maxwell dan Sir James Jeans menunjukkan bahwa massa bahan
dalam gelang-gelang tak cukup untuk menghasilkan tarikan gravitasi sehingga
memadat menjadi planet.
2. F. R. Moulton pun menyatakan bahwa teori kabut tidak memenuhi syarat
bahwa yang memiliki momentum sudut paling besar haruslah planet bukan
matahari. Teori kabut menyebutkan bahwa matahari yang memiliki massa
terbesar akan memiliki momentum sudut yang paling besar.

Berbagai Modifikasi Teori Nebula


Astronom Jerman C. von Weizsaeckar memperkenalkan hipotesis nebulanya
pada tahun 1940-an. Dia berpendapat bahwa suatu lapisan materi bersifat gas
pernah muncul dan keluar sampai jauh sekali dari garis khatulistiwa matahari di
jaman purba. Sebagian besar lapisan ini terdiri dari unsur ringan hidrogen dan
helium. Akhirnya, tekanan panas dan radiasi matahari menghilangkan sebagian
besar hidrogen dan helium serta meninggalkan unsur-unsur yang lebih berat.
Unsur-unsur yang lebih berat itu secara bertahap berkumpul dalam suatu deretan
konsentris yang berbentuk seperti ginjal. Deretan massa ini menarik bahan-bahan
lain yang terdapat di ruang angkasa dan berkembang menjadi planet.
B. Teori Planetisimal
Sekitar tahun 1900 seorang astronom yang bernama Forest Ray Moulton dan
seorang ahli geologi yang bernama T.C. Chamberlin ( dari Universitas Chicago ),
mengemukakan suatu teori baru yang mereka namakan hipotesis planetesimal.
Planetesimal adalah benda padat kecil yang mengelilingi suatu inti yang bersifat

135 | B u m i d a n A n t a r i k s a
gas. Menurut Moulton dan Chamberlin, sebuah bintang yang menembus ruang
angkasa dengan cepat berada dekat sekali dengan matahari kita. Daya tarik yang
makin meninggi antara kedua bintang itu menyebabkan bintang yang satu
menaikkan pasang besar di bagian gas panas bintang yang lain. Pada saat pasang
matahari yang disebabkan oleh tarikan bintang yang lewat menjadi bertambah
besar, massa gas terlempar dari matahari dan mulai mengorbit. Beberapa
diantaranya mengikuti bintang lain ketika bintang itu meluncur ke ruang angkasa,
sedangkan yang lain tertahan oleh daya tarik matahari yang mulai bergerak
mengelilingi benda alam itu. Pasang matahari menurun kembali bila bintang lain
itu mulai mejauh. Massa gas yang terlempar dari matahari maupun dari suatu
jalan yang teratur dari sekeliling matahari. Ketika massa gas menjadi dingin, gas
itu berubah bentuknya menjadi cairan yang lama-kelamaan menjadi massa pada
kecil. Pecahan-pecahan yang disebut planetesimal tarik-menarik dan akhirnya
membentuk planet.
C. Teori Pasang Surut Bintang

Sir James Jeans (1877 – 1946) dan Harold Jeffrey (1891) keduanya ilmuwan
dari Inggris menyatakan teori pasang surut gas, yaitu adanya sebuah bintang yang
besarnya hampir sama dengan matahari melintas mendekati matahari, sehingga
mengakibatkan terjadinya pasang gas (terlepasnya sebagian massa matahari

136 | B u m i d a n A n t a r i k s a
berbentuk seperti cerutu) karena daya tarik bintang yang melintas dan massa
tersebut bergerak mengelilingi matahari. Dalam proses mengelilingi matahari
massa tersebut mengalami perpecahan menjadi butiran besar dan kecil. Butiran
besar dapat menarik butiran kecil dan bergabung membentuk gumpalan gas di
sekitar matahari. Gumpalan inilah yang menjadi planet-planet sebagai anggota
tata surya
D. Teori Kondensasi
Teori Hipotesis kondensasi ini dikemukan oleh GP. Kuiper (seorang
astronom Belanda) pada tahun 1950. Dalam teori ini menyatakan bahwa sistem
tata surya itu ternyata pada mulanya berupa bola kabut raksasa. Dan di dalam
Kabut itu terdiri dari debu, es, dan gas. Bola kabut ini selanjutnya berotasi
sehingga bagian yang ringan mudah terlempar ke luar, sedangkan bagian yang
berat berkumpul di pusatnya. Lama-kelamaan bola kabut ini membentuk sebuah
cakram, perputarannya pun semakin cepat, dan suhunya pun semakin bertambah.
Akhirnya, cakram itu kembali berbentuk bola gas yang cukup solid hingga
terbentuklah Matahari. Bagian tepi cakram yang berupa gas dan debu mulai
bertarikan dan membentuk suatu gumpalan. Selanjutnya, gumpalan tersebut
terlepas dari Matahari dan menyebar ke sekitarnya. Gumpalan-gumpalan itu
disebut protoplanet. Protoplanet lambat laun makin dingin dan padat sehingga
membentuk planet. Protoplanet tetap berotasi di orbitnya dan sambil berotasi dia
juga berevolusi mengelilingi Matahari.
E. Teori Bintang Kembar

137 | B u m i d a n A n t a r i k s a
Hipotesis bintang kembar dikemukakan oleh Fred Hoyle pada tahun 1956.
Hipotesis ini menyatakan bahwa pada awalnya tata surya berupa dua bintang yang
berukuran hampir sama dan letaknya berdekatan. Dari kedua bintang tersebut,
dengan salah satunya belum stabil. Pada bintang yang tidak stabil ini suatu saat
terjadi reaksi yang sangat cepat sehingga menghasilkan energi berupa panas, dan
akhirnya bintang tersebut meledak menjadi serpihan-serpihan kecil. Serpihan-
serpihan tersebut terperangkap oleh gaya gravitasi bintang yang tidak meledak
dan mulai bergerak mengelilinginya. Karena adanya gaya gravitasi serpihan yang
letaknya berdekatan bergabung sedikit demi sedikit dan akhirnya membentuk
planet, dan terbentuklah susunan tata surya.
F. Teori Big Bang

Gagasan big bang didasarkan atas alam semesta yang berasal dari keadaan
panas dan padat yang mengalami ledakan dahsyat dan mengembang. Semua
galaksi di alam semesta akan memuai dan menjauhi pusat ledakan. Pada model
Big Bang, alam semesta berasal dari ledakan sebuah konsentrasi materi tunggal
beberapa 1010 tahun yang lalu secara terus menerus berekspansi sehingga pada
keadaan yang lebih dingin (pergeseran merah galaksi) seperti sekarang. Beberapa
helium yang ditemui dalam bintang-bintang sekarang kemungkinan berasal dari
reaksi nuklir dalam bola api kosmik yang padat. George Gamow (fisikawan)
mengkaji model asal alam semesta ini dan menghitung ledakan yang
menghasilkan sejumlah besar letupan foton-foton. Ia memprediksi foton ini,
tergeser merah oleh ekspansi alam semesta yang diamati sekarang sebagai foton-
foton radio dan temperatur 3 K merupakan penjelasan yang baik sebagai radiasi

138 | B u m i d a n A n t a r i k s a
latar (background radiation) yang ditemukan oleh Arno Penzias dan Robert
Wilson di Amerika tahun 1965.
Radiasi latar gelombang mikro dari berbagai arah diantariksa juga diukur oleh
para ilmuwan lain yang memperoleh 2,9 K yaitu temperatur terendah yang
mungkin terjadi radiasi termal suatu benda. Fakta menunjukkan bahwa alam
semesta mengembang pada kecepatan yang meningkat dengan jarak. Karena
cahaya galaksi yang lebih jauh tergeser merah lebih besar maka ia terlihat pada
bumi kurang energik dari pada jika ia tidak tergeser merah (foton merah kurang
energik daripada foton biru). Dengan memakai konstanta Hubble 100 km/s per
megaparsek, diperoleh bahwa pada jarak 3.000 megaparsek, kecepatan resesi
(pergeseran merah) adalah 3 x 105 kilometer per sekon, sama dengan kecepatan
cahaya. Jadi galaksi yang berjarak lebih dari 3.000 megaparsek (horison alam
semesta yang dapat diamati) tidak pernah terlihat.
Galaksi mengandung hidrogen sekitar tiga kali lebih banyak daripada Helium.
Pengamatan ini dapat dijelaskan sebagai akibat dari pendinginan alam semesta
setelah dentuman besar. Diatas temperatur 10 milyar (1010) derajat, netron dan
proton terlepas bebas dari intinya. Begitu alam semesta menjadi dingin, neutron
dan proton bergabung membentuk inti helium pada 10 milyar derajat, menyisakan
kelebihan proton sebagai inti hidrogren, bersesuaian dengan rasio massa hidrogen
terhadap helium sebesar tiga berbanding satu.
Berdasarkan Teori Big Bang, proses terbentuknya bumi berawal dari puluhan
milyar tahun yang lalu. Pada awalnya terdapat gumpalan kabut raksasa yang
berputar pada porosnya. Putaran yang dilakukannya tersebut memungkinkan
bagian-bagian kecil dan ringan terlempar ke luar dan bagian besar berkumpul di
pusat, membentuk cakram raksasa. Suatu saat, gumpalan kabut raksasa itu
meledak dengan dahsyat di luar angkasa yang kemudian membentuk galaksi dan
nebula-nebula. Selama jangka waktu lebih kurang 4,6 milyar tahun, nebula-nebula
tersebut membeku dan membentuk suatu galaksi yang disebut dengan nama
Galaksi Bima Sakti, kemudian membentuk sistem tata surya. Sementara itu,
bagian ringan yang terlempar ke luar tadi mengalami kondensasi sehingga
membentuk gumpalan-gumpalan yang mendingin dan memadat. Kemudian,

139 | B u m i d a n A n t a r i k s a
gumpalan-gumpalan itu membentuk planet-planet, termasuk planet kita. Planet
bumi.
Tapi tahun 1948, George Gamov muncul dengan gagasan lain tentang Big
Bang. Ia mengatakan bahwa setelah pembentukan alam semesta melalui ledakan
raksasa, sisa radiasi yang ditinggalkan oleh ledakan ini haruslah ada di alam.
Selain itu, radiasi ini haruslah tersebar merata di segenap penjuru alam semesta.
Bukti yang ‘seharusnya ada’ ini pada akhirnya diketemukan. Pada tahun 1965,
dua peneliti bernama Arno Penziaz dan Robert Wilson menemukan gelombang ini
tanpa sengaja. Radiasi ini, yang disebut ‘radiasi latar kosmis’, tidak terlihat
memancar dari satu sumber tertentu, akan tetapi meliputi keseluruhan ruang
angkasa. Demikianlah, diketahui bahwa radiasi ini adalah sisa radiasi peninggalan
dari tahapan awal peristiwa Big Bang.
Dalam perkembangannya, planet bumi terus mengalami proses secara bertahap
hingga terbentuk seperti sekarang ini. Ada tiga tahap dalam proses pembentukan
bumi, yaitu:

1. Awalnya, bumi masih merupakan planet homogen dan belum mengalami


perlapisan atau perbedaan unsur.
2. Pembentukan perlapisan struktur bumi yang diawali dengan terjadinya
diferensiasi. Material besi yang jenisnya lebih besar akan tenggelam,
sedangkan yang berat jenisnya lebih ringan akan bergerak ke permukaan.
3. Bumi terbagi menjadi lima lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam,
mantel luar dan kerak bumi.

G. Teori Keadaan Tetap (Steady State Theory)

Teori ini pertama kali pada tahun 1948 yang diusulakan oleh H. Bondi, T. Gold
dan F. Hoyle dari Universitas Cambridge. Menurut teori ini, alam semesta tidak
ada awalnya dan tidak ada akhirnya. Alam semesta selalu terlihat tetap seperti
sekarang. Materi secara terus menerus datang membentuk atom-atom hedrogen
dalam angkasa yang membentuk galaksi baru dan mengganti galaksi lama yang
bergerak menjauhi kita dalam ekspansinya.

140 | B u m i d a n A n t a r i k s a
Teori keadaan tetap ini berlawanan sekali dengan teori big bang. Dalam teori
ini, ruang angkasa berkembang menjadi lebih kosong sewaktu berbagai galaksi
saling menjauh. Dalam teori tetap, kita harus menerima bahwa zat baru selalu
diciptakan dalam ruang angkasadi antara berbagai galaksi, sehingga galaksi baru
akan terbentuk guna menggantikan galaksi yang menjauh. Orang sepakat
mengatakan bahwa zat baru itu ialah hedrogen. Yaitu sumber yang menjadi asal
usul bintang dan galaksi.

Sampai sekarang belum ada model yang benar-benar tepat untuk


menggambarkan masa depan alam semesta. Pertanyaan-pertanyaan kita sekarang
tentang suatu hal pada akhirnya memang akan terjawab, tetapi setelah itu akan
selalu muncul pertanyaan-pertanyaan baru. Demikianlah yang terjadi jika kita
bertanya tentang alam semesta, kita tidak akan pernah puas. Seringkali kita
mencapai suatu pertanyaan yang mendasar sekali, yang akhirnya membuat hati
kita kagum, heran, takzim, sampai pada suatu perenungan betapa luar biasa Kuasa
Tuhan di alam semesta ini.

2.8.2 Model Skala Tata Surya


A. Model Geosentris
Lebih dari 2000 tahun yang lalu telah diterima model sistem matahari
geosentris yang dikemukakan oleh ahli astronomi Yunani kuno, Hipparchus
pada tahun 140 SM (sebelum masehi). Dalam model geosentris dikemukakan
bahwa Matahari, bintang, planet dan bulan bergerak mengelilingi bumi. Teori
ini kemudian dikembangnkan oleh Claudius Ptolemaeus sekitar tahun 150 SM
yang disebut teori Ptolemaeus.

B. Model Heliosentris
Ahli astronomi Yunani, Aristarchus (310 - 230 SM), pernah menyarankan
bahwa matahari mungkin berada pada pusat alam semesta dan bumi
mengitarinya. Konsep heliosentris ini belum mendapat tempat dalam bidang
astronomi. Baru pada tahun 1543 terjadi revolusi ilmiah besar-besaran karena

141 | B u m i d a n A n t a r i k s a
Copernicus (1473 - 1543) mengganti model Geosentris dengan model
Heliosentris yang lebih sederhana.
Teori heliosentris muncul tahun 1540 dan dikemukakan oleh astronom
Polandia, Nicolaus Copernicus. Copernicus mempertanyakan apakah Bumi
berotasi dan berevolusi? Karena ia tidak mendapatkan jawaban yang
memuaskan dari teori geosentris, maka ia mengemukakan teori heliosentris,
bahwa Matahari merupakan pusat alam semesta. Pada zaman itu, alam semesta
dan tata surya masih belum mendapatkan perbandingan jelas hingga zaman
modern. Teori menjadi bahan ejekan karena bila Bumi berputar, mengapa
manusia tidak jatuh dari Bumi? Jawabannya ditemukan oleh Galileo dan
Newton. Teori heliosentris muncul tahun 1540 dan dikemukakan oleh
astronom Polandia, Nicolaus Copernicus. Copernicus mempertanyakan apakah
Bumi berotasi dan berevolusi? Karena ia tidak mendapatkan jawaban yang
memuaskan dari teori geosentris, maka ia mengemukakan teori heliosentris,
bahwa Matahari merupakan pusat alam semesta. Pada zaman itu, alam semesta
dan tata surya masih belum mendapatkan perbandingan jelas hingga zaman
modern. Teori menjadi bahan ejekan karena bila Bumi berputar, mengapa
manusia tidak jatuh dari Bumi? Jawabannya ditemukan oleh Galileo dan
Newton yang terkenal dengan gaya gravitasi Bumi.

Hukum Bode
Untuk menentukan jarak planet dari Matahari, ada sebuah metode sederhana
yang dikenal dengan hukum Titius – Bode. Metode ini ditemukan oleh seorang
astronom Jerman yang bernama Johann Daniel Titius pada tahun 1766 dan
diperkenalkan oleh rekannya pada tahun 1772, yaitu Johann Elert Bode. Tuliskan
sebuah deret 0,3,6,12,24, dan seterusnya, kemudian tambahkan setiap bilangan
dengan 4. Hasilnya bagikan dengan 10. Secara matematis, hukum Titius – Bode
ini dapat kita tuliskan dengan persamaan sebagai berikut:

r = (n+4)/10 ; n = 0,3,6,12,24, dengan

n = deret bilangan

142 | B u m i d a n A n t a r i k s a
r = jarak planet dari Matahari dalam satuan AU

matahari-dan-planet-planet-yang-mengelilinginya-beserta-lintasan-orbit. Jika kita


perhatikan, 7 angka pertama dari deret Titius – Bode , akan menghasilkan nilai
yang hampir mendekati (0,4; 0,7; 1,0; 1,6; 2,8; 5,2; 10,0) dengan nilai
sesungguhnya jarak Planet Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, dan Saturnus
dari Matahari (0,39; 0,72; 1,0; 1,52; 5,20; 9,54). Pada nilai 2,8, dikemudian hari,
para astronom menemukan sabuk asteroid yang jarak sebenarnya adalah antara 2,2
sampai 3,3 AU dari Matahari.

2.8.3 Model Skala Planet

Planet dalam bahasa Yunani artinya pengembara, karena kedudukan planet


selalu berubah-ubah, tidak bisa menetap. Planet merupakan benda langit yang
tidak memancarkan cahaya sendiri, melainkan hanya memantulkan cahaya dari
matahari.

Planet adalah benda langit yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. mengorbit mengelilingi bintang atau sisa-sisa bintang,

2. mempunyai massa yang cukup untuk memiliki gravitasi tersendiri agar


dapat mengatasi tekanan rigid body sehingga benda angkasa tersebut
mempunyai bentuk kesetimbangan hidrostatik (bentuk hampir bulat),

143 | B u m i d a n A n t a r i k s a
3. tidak terlalu besar hingga dapat menyebabkan fusi termonuklir
terhadap deuterium di intinya; dan telah "membersihkan lingkungan"
(clearing the neighborhood; mengosongkan orbit agar tidak ditempati
benda-benda angkasa berukuran cukup besar lainnya selain satelitnya
sendiri) di daerah sekitar orbitnya.
Berdasarkan definisi di atas, maka dalam sistem Tata Surya terdapat delapan
planet. Planet diambil dari kata dalam bahasa Yunani Asteres Planetai yang
artinya Bintang Pengelana. Dinamakan demikian karena berbeda dengan bintang
biasa, Planet dari waktu ke waktu terlihat berkelana (berpindah-pindah) dari rasi
bintang yang satu ke rasi bintang yang lain. Perpindahan ini (pada masa sekarang)
dapat dipahami karena planet beredar mengelilingi matahari. Namun pada zaman
Yunani Kuno yang belum mengenal konsep heliosentris, planet dianggap sebagai
representasi dewa di langit. Pada saat itu yang dimaksud dengan planet adalah
tujuh benda langit: Matahari, Bulan, Merkurius, Venus, Mars, Jupiter dan
Saturnus. Astronomi modern menghapus Matahari dan Bulan dari daftar karena
tidak sesuai definisi yang berlaku sekarang.

Menurut IAU (Persatuan Astronomi Internasional), terdapat delapan planet


dalam sistem Tata Surya:

1. Merkurius

2. Venus

3. Bumi

4. Mars

5. Yupiter

6. Saturnus

7. Uranus

8. Neptunus

144 | B u m i d a n A n t a r i k s a
Urutan planet-planet tersebut dimulai dari yang paling dekat terhadap matahari.
Garis edar anggota tata surya mengelilingi matahari disebut orbit. Anggota tata
surya selain mengelilingi matahari, juga berotasi pada sumbunya masing-masing.
Di antara orbit Mars dan Yupiter terdapat planet-planet kecil yang sangat banyak,
yang dinamakan asteroid dan planetoid. Daerah lintasan utama asteroid
dinamakan sabuk asteroid atau asteroid belt.

Klasifikasi Planet

Planet-planet anggota tata surya dapat dikelompokkan berdasarkan orbitnya serta


ukuran dan massanya.

1.Berdasarkan letak peredarannya dengan bumi sebagai acuan, planet-planet


dibedakan sebagai berikut.

a) Planet Inferior

Yaitu planet yang peredarannya terletak diantara matahari dan bumi. Yang
termasuk planet inferior adalah Merkurius dan Venus.

b) Planet Superior

Yaitu planet yang peredarannya terletak di luar peredaran bumi. Yang


termasuk planet superior adalah Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus dan
Pluto.

2. Berdasarkan letak peredaran asteroid, planet-planet dibedakan sebagai berikut:

a) Planet Dalam (inner planet)

Yaitu planet yang peredarannya antara matahari dan asteroid. Yang termasuk
planet golongan ini adalah : markurius, venus, Bumi, dan Mars.

b) Planet luar (outer planet)

Yaitu planet yang peredarannya di luar asteroid. Yang termasuk planet


golongan ini adalah: Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto.

145 | B u m i d a n A n t a r i k s a
3. Berdasarkan ukuran dan massa planet jika di banding dengan Bumi, planet
dikelompokan menjadi:

a). Planet terestrial

Yaitu planet yang memiliki ukuran dan masa lebih kecil atau sama dengan
bumi. Masa jenisnya rata-rata 3,8-5,5 g/cm3. Yang termasuk planet ini adalah
Merkurius, Venus, Bumi, Mars, dan Pluto.

b). Planet Jovian

Yaitu planet yang ukuran dan massanya jauh lebih besar dari pada bumi
dengan massa 13-320 kali massa bumi. Massa jenis rata-ratanya 0,7-2,2 g/cm3.
Atmosfer produksinya adalah H2, CH4, dan NH3. Yang termasuk planet jovian
adalah Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.

Fakta Masing-Masing Planet

1) Merkurius

Merkurius adalah planet di terkecil di dalam tata surya dan juga yang terdekat
dengan Matahari dengan kala revolusi 88 hari. Kecerahan planet ini berkisar
diantara -2 sampai 5,5 dalam magnitudo tampak namun tidak mudah terlihat
karena sudut pandangnya dengan matahari kecil (dengan rentangan paling jauh
sebesar 28,3 derajat. Merkurius hanya bisa terlihat pada saat subuh atau maghrib.
Tidak begitu banyak yang diketahui tentang Merkurius karena hanya satu pesawat
antariksa yang pernah mendekatinya yaitu Mariner 10 pada tahun 1974 sampai
1975. Mariner 10 hanya berhasil memetakan sekitar 40 sampai 45 persen dari
permukaan planet.

Mirip dengan Bulan, Merkurius mempunyai banyak kawah dan juga tidak
mempunyai satelit alami serta atmosfir. Merkurius mempunyai inti besi yang
menciptakan sebuah medan magnet dengan kekuatan 0.1% dari kekuatan medan
magnet bumi. Suhu permukaan dari Merkurius berkisar antara 90 sampai 700
Kelvin (-180 sampai 430 derajat selsius).

146 | B u m i d a n A n t a r i k s a
2) Venus

Pada awalnya Venus pernah diduga sebagai salah satu bintang. Orang-orang
Yunani purba melihat planet terang yang indah, dan mereka menamakannya
Venus atau dewi cinta. Setelah bulan, Venus adalah benda angkasa paling terang
di langit malam. Karena ukurannya hampir sama dengan bumi, sampai abad XX
para astronom memperkirakan bahwa planet ini serupa dengan bumi. Hasil
penyelidikan bahwa atmosfir di Venus terdiri atas campuran karbon dioksida dan
asam sulfat yang mematikan sehingga tidak memungkinkan adanya kehidupan di
planet Venus.

Venus adalah planet terdekat kedua dari matahari setelah Merkurius. Planet ini
memiliki radius 6.052 km dan mengelilingi matahari dalam waktu 225 hari.
Atmosfer Venus mengandung 97% karbondioksida (CO2) dan 3% nitrogen,
sehingga hampir tidak mungkin terdapat kehidupan.

Arah rotasi Venus berlawanan dengan arah rotasi planet planet lain. Selain itu,
jangka waktu rotasi Venus lebih lama daripada jangka waktu revolusinya dalam
mengelilingi matahari. Kandungan atmosfernya yang pekat dengan CO2
menyebabkan suhu permukaannya sangat tinggi akibat efek rumah kaca. Atmosfer
Venus tebal dan selalu diselubungi oleh awan. Pakar astrobiologi berspekulasi
bahwa pada lapisan awan Venus termobakteri tertentu masih dapat
melangsungkan kehidupan.

3) Bumi

Bumi adalah planet ketiga dari delapan planet dalam Tata Surya. Diperkirakan
usianya mencapai 4,6 milyar tahun. Jarak antara Bumi dengan matahari adalah
149.6 juta kilometer atau 1 AU (ing: astronomical unit). Bumi mempunyai lapisan
udara (atmosfer) dan medan magnet yang disebut (magnetosfer) yang melindung
permukaan Bumi dari angin matahari, sinar ultraungu, dan radiasi dari luar
angkasa. Lapisan udara ini menyelimuti bumi hingga ketinggian sekitar 700
kilometer. Lapisan udara ini dibagi menjadi Troposfer, Stratosfer, Mesosfer,
Termosfer, dan Eksosfer.

147 | B u m i d a n A n t a r i k s a
Lapisan ozon, setinggi 50 kilometer, berada di lapisan stratosfer dan mesosfer
dan melindungi bumi dari sinar ultraungu. Perbedaan suhu permukaan bumi
adalah antara -70°C hingga 55°C bergantung pada iklim setempat. Sehari di
dibagi menjadi 24 jam dan setahun di bumi sama dengan 365,2425 hari. Bumi
mempunyai massa seberat 59.760 milyar ton, dengan luas permukaan 510 juta
kilometer persegi. Berat jenis Bumi (sekitar 5.500 kilogram per meter kubik)
digunakan sebagai unit perbandingan berat jenis planet yang lain, dengan berat
jenis Bumi dipatok sebagai 1.

Bumi mempunyai diameter sepanjang 12.756 kilometer. Gravitasi Bumi diukur


sebagai 10 N kg-1 dijadikan unit ukuran gravitasi planet lain, dengan gravitasi
Bumi dipatok sebagai 1. Bumi mempunyai 1 satelit alami yaitu Bulan. 70,8%
permukaan bumi diliputi air. Udara Bumi terdiri dari 78% nitrogen, 21% oksigen,
dan 1% uap air, karbondioksida, dan gas lain.

Bumi diperkirakan tersusun atas inti dalam bumi yang terdiri dari besi nikel
beku setebal 1.370 kilometer dengan suhu 4.500°C, diselimuti pula oleh inti luar
yang bersifat cair setebal 2.100 kilometer, lalu diselimuti pula oleh mantel silika
setebal 2.800 kilometer membentuk 83% isi bumi, dan akhirnya sekali diselimuti
oleh kerak bumi setebal kurang lebih 85 kilometer. Kerak bumi lebih tipis di dasar
laut yaitu sekitar 5 kilometer. Kerak bumi terbagi kepada beberapa bagian dan
bergerak melalui pergerakan tektonik lempeng (teori Continental Drift) yang
menghasilkan gempa bumi. Titik tertinggi di permukaan bumi adalah gunung
Everest setinggi 8.848 meter, dan titik terdalam adalah palung Mariana di
samudra Pasifik dengan kedalaman 10.924 meter. Danau terdalam adalah Danau
Baikal dengan kedalaman 1.637 meter, sedangkan danau terbesar adalah Laut
Kaspia dengan luas 394.299 Km2.

4) Mars

Mars adalah planet terdekat keempat dari Matahari. Namanya diambil dari
nama Dewa Yunani kuno untuk perang. Namun planet ini juga dikenal sebagai
planet merah karena penampakannya yang kemerah-merahan. Lingkungan Mars

148 | B u m i d a n A n t a r i k s a
lebih bersahabat bagi kehidupan dibandingkan keadaan Planet Venus. Namun
begitu, keadaannya tidak cukup ideal untuk manusia. Suhu udara yang cukup
rendah dan tekanan udara yang rendah, ditambah dengan komposisi udara yang
sebagian besar karbondioksida, menyebabkan manusia harus menggunakan alat
bantu pernafasan jika ingin tinggal di sana. Misi-misi ke planet merah ini, sampai
penghujung abad ke-20, belum menemukan jejak kehidupan di sana, meskipun
yang amat sederhana. Planet ini memiliki 2 buah satelit, yaitu Phobos dan
Deimos. Planet ini mengorbit selama 687 hari dalam mengelilingi matahari.
Planet ini juga berotasi. Kala rotasinya 24,62 jam.

Dalam mitologi Yunani, Mars identik dengan dewa perang, yaitu Aries, putra
dari Zeus dan Hera. Di planet Mars, terdapat sebuah fitur unik di daerah Cydonia
Mensae. Fitur ini merupakan sebuah perbukitan yang bila dilihat dari atas nampak
sebagai sebuah wajah manusia. Banyak orang yang menganggapnya sebagai
sebuah bukti dari peradaban yang telah lama musnah di Mars, walaupun di masa
kini, telah terbukti bahwa fitur tersebut hanyalah sebuah kenampakan alam biasa.

5) Yupiter

Yupiter atau Jupiter adalah planet terdekat kelima dari matahari setelah
Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars. Yupiter merupakan planet terbesar dalam
sistem tata surya kita. Strukturnya sebagian besar terdiri atas gas, terutama
hydrogen dan helium. Di bawah kumpulan awan tekanannya sangat besar,
sehingga hidrogen dimampatkan dalam bentuk cairan dan ke bawah menjadi
hydrogen logam. Planet ini menyebarkan lebih banyak radiasi panas daripada
menerima radiasi dari matahari. Jarak rata-rata antara Jupiter dan Matahari adalah
778,3 juta km. Jupiter adalah planet terbesar dan terberat dengan diameter 14.980
km dan memiliki massa 318 kali massa bumi. Periode rotasi planet ini adalah 9,8
jam, sedangkan periode revolusi adalah 11,86 tahun.

Di permukaan planet ini terdapat bintik merah raksasa. Atmosfer Jupiter


mengandung hidrogen (H), helium (He), metana (CH4), dan amonia (NH3). Suhu
di permukaan planet ini berkisar dari -140oC sampai dengan 21oC. Seperti planet

149 | B u m i d a n A n t a r i k s a
lain, Jupiter tersusun atas unsur besi dan unsur berat lainnya. Jupiter memiliki 63
satelit, di antaranya Io, Europa, Ganymede, Callisto (Galilean moons).

6) Saturnus

Saturnus adalah sebuah planet yang terletak di tata surya dimana planet ini
terkenal sebagai planet bercincin. Jarak Saturnus sangat jauh dari Matahari.
Karena itulah, Saturnus tampak tidak terlalu cerah dari Bumi. Saturnus berevolusi
dalam waktu 29,46 tahun. Setiap 378 hari, Bumi, Saturnus, dan Matahari akan
berada dalam satu garis lurus. Selain berevolusi, Saturnus juga berotasi dalam
waktu yang sangat singkat, yaitu 10 jam 14 menit. Saturnus memiliki kerapatan
yang rendah karena sebagian besar zat penyusunnya berupa gas dan cairan. Inti
Saturnus diperkirakan terdiri dari batuan padat. Atmosfer Saturnus tersusun atas
gas amonia dan metana. Hal ini tentu tidak memungkinkan adanya kehidupan di
Saturnus. Cincin Saturnus sangat unik.

Terdapat beribu-ribu cincin yang mengelilingi planet ini. Bahan pembentuk


cincin ini masih belum diketahui. Para ilmuwan berpendapat, cincin itu tidak
mungkin terbuat dari lempengan padat karena akan hancur oleh gaya sentrifugal.
Namun, tidak mungkin juga terbuat dari zat cair karena gaya sentrifugal akan
mengakibatkan timbulnya gelombang. Jadi, sejauh ini, diperkirakan yang paling
mungkin membentuk cincin-cincin itu adalah bongkahan-bongkahan es meteorit.
Hingga 2006, Saturnus diketahui memiliki 56 buah satelit alami. Tujuh
diantaranya cukup masif untuk dapat runtuh berbentuk bola di bawah gaya
gravitasinya sendiri. Mereka adalah Mimas, Enceladus, Tethys, Dione, Rhea,
Titan (Satelit terbesar dengan ukuran lebih besar dari planet Merkurius), dan
Iapetus.

7) Uranus

Uranus adalah planet terjauh ke-7 dari Matahari setelah Saturnus, ditemukan
pada 1781 oleh William Herschel (1738-1822). Perhitungan cermat orbit Uranus
menyimpulkan bahwa planet ini ada yang mengganggu. Kemudian Neptunus
ditemukan pada Agustus 1846. Penemuan Neptunus ternyata tidak cukup

150 | B u m i d a n A n t a r i k s a
menjelaskan gangguan orbit Uranus. Uranus memiliki jarak dengan Matahari
sebesar 2875 juta km. Uranus memiliki diameter mencapai 51.118 km dan
memiliki massa 14,54 massa Bumi. Periode rotasi planet ini adalah 17,25 jam,
sedangkan periode revolusi adalah 84 tahun. Bentuk planet ini mirip dengan
Bulan dengan permukaan berwarna hijau dan biru. Uranus memiliki 18 satelit
alami, diantaranya Ariel, Umbriel, Miranda, Titania, dan Oberon.

8) Neptunus

Neptunus merupakan planet terjauh (kedelapan) jika ditinjau dari Matahari


Neptunus memiliki jarak rata-rata dengan Matahari sebesar 4.450 juta km.
Neptunus memiliki diameter mencapai 49.530 km dan memiliki massa 17,2 massa
Bumi. Periode rotasi planet ini adalah 16,1 jam., sedangkan periode revolusi
adalah 164,8 tahun. Bentuk planet ini mirip dengan Bulan dengan permukaan
terdapat lapisan tipis silikat. Komposisi penyusun planet ini adalah besi dan unsur
berat lainnya. Planet Neptunus memiliki 8 buah satelit, di antaranya Triton,
Proteus, Nereid, dan Larissa.

2.8.4 Model Skala Satelit

Satelit adalah benda langit pengiring planet. Satelit senantiasa mengiringi dan
berputar terhadap planet pusatnya. Berdasarkan cara terbentuknya satelit dapat
dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu :

a. Satelit Alam, adalah satelit yang terbentuk karena adanya peristiwa alam
bersamaan dengan terbentuknya planet.

Contoh: Bulan, sebagai satelit alam Bumi; Titan, sebagai satelit alam
Saturnus.

b. Satelit Buatan, adalah satelit yang dibuat oleh manusia yang digunakan untuk
tujuan tertentu.

Contoh: Satelit cuaca, satelit komunikasi, satelit mata-mata, dan sebagainya.

151 | B u m i d a n A n t a r i k s a
Pada umumnya planet-planet dalam sistem tata surya mempunyai beberapa
satelit yang senantiasa mengiringinya. Hanya planet Merkurius dan planet Venus
yang tidak memiliki satelit. Jumlah masing-masing satelit untuk setiap planet
ditunjukkan pada tabel di bawah ini.

Planet Jumlah Satelit* Nama Satelit Diameter (km)

Merkurius - - -

Venus - - -

Bumi 1 Bulan 3.476

Mars 2 Phobos 22
Deimos 14

Yupiter 50 diketahui (+12 Io 3.630


menunggu
konfirmasi) Europa 3.138
Ganymede 5.262

Saturnus 53 diketahui ( +9 Pandora 90


menunggu
konfirmasi) Epimetheus 120
Janus 190

Uranus 27 Cressida 66
Desdemona 58
Juliet 84

Neptunus 13 Proteus 416


Triton 2700
Nereid 340

Satelit buatan manusia pertama adalah Sputnik 1, diluncurkan oleh Soviet pada
tanggal 4 Oktober 1957, dan memulai Program Sputnik Rusia, dengan Sergei
Korolev sebagai kepala disain dan Kerim Kerimov sebagai asistentnya.
Peluncuran ini memicu lomba ruang angkasa (space race) antara Soviet dan
Amerika. Sputnik 1 membantu mengidentifikasi kepadatan lapisan atas atmosfer

152 | B u m i d a n A n t a r i k s a
dengan jalan mengukur perubahan orbitnya dan memberikan data dari distribusi
signal radio pada lapisan ionosphere. Karena badan satelit ini diisi dengan
nitrogen bertekanan tinggi, Sputnik 1 juga memberi kesempatan pertama dalam
pendeteksian meteorit, karena hilangnya tekanan dalam disebabkan oleh penetrasi
meteroid bisa dilihat melalui data suhu yang dikirimkannya ke bumi.

Sputnik 2 diluncurkan pada tanggal 3 November 1957 dan membawa awak


mahluk hidup pertama ke dalam orbit, seekor anjing bernama Laika. Pada bulan
Mei, 1946, Project Rand mengeluarkan desain preliminari untuk experimen
wahana angkasa untuk mengedari dunia, yang menyatakan bahwa, "sebuah
kendaraan satelit yang berisi instrumentasi yang tepat bisa diharapkan menjadi
alat ilmu yang canggih untuk abad ke duapuluh". Amerika sudah memikirkan
untuk meluncurkan satelit pengorbit sejak 1946 dibawah Kantor Aeronotis
angkatan Laut Amerika (Bureau of Aeronautics of the United States Navy).
Project RAND milik Angkatan Udara Amerika akhirnya mengeluarkan laporan
diatas, tetapi tidak mengutarakan bahwa satelit memiliki potensi sebagai senjata
militer; tetapi, mereka menganggapnya sebagai alat ilmu, politik, dan propaganda.
Pada tahun 1954, Sekertari Pertahanan Amerika menyatakan, "Saya tidak
mengetahui adanya satupun program satelit Amerika."

Pada tanggal 29 Juli 1955, Gedung Putih mencanangkan bahwa Amerika


Serikat akan mau meluncurkan satelit pada musim semi 1958. Hal ini kemudian
diketahui sebagai Project Vanguard. Pada tanggal 31 July, Soviets mengumumkan
bahwa mereka akan meluncurkan satelit pada musim gugur 1957.

2.8.3 Jenis-jenis Satelit

a. Satelit astronomi adalah satelit yang digunakan untuk mengamati planet,


galaksi, dan objek angkasa lainnya yang jauh.
b. Satelit komunikasi adalah satelit buatan yang dipasang di angkasa dengan
tujuan telekomunikasi menggunakan radio pada frekuensi gelombang
mikro. Kebanyakan satelit komunikasi menggunakan orbit geosinkron atau

153 | B u m i d a n A n t a r i k s a
orbit geostasioner, meskipun beberapa tipe terbaru menggunakan satelit
pengorbit Bumi rendah.
c. Satelit pengamat Bumi adalah satelit yang dirancang khusus untuk
mengamati Bumi dari orbit, seperti satelit reconnaissance tetapi ditujukan
untuk penggunaan non-militer seperti pengamatan lingkungan,
meteorologi, pembuatan peta, dll.
d. Satelit navigasi adalah satelit yang menggunakan sinyal radio yang
disalurkan ke penerima di permukaan tanah untuk menentukan lokasi
sebuah titik dipermukaan bumi. Salah satu satelit navigasi yang sangat
populer adalah GPS milik Amerika Serikat selain itu ada juga Glonass
milik Rusia. Bila pandangan antara satelit dan penerima di tanah tidak ada
gangguan, maka dengan sebuah alat penerima sinyal satelit (penerima
GPS), bisa diperoleh data posisi di suatu tempat dengan ketelitian
beberapa meter dalam waktu nyata.
e. Satelit mata-mata adalah satelit pengamat Bumi atau satelit komunikasi
yang digunakan untuk tujuan militer atau mata-mata.
f. Satelit tenaga surya adalah satelit yang diusulkan dibuat di orbit Bumi
tinggi yang menggunakan transmisi tenaga gelombang mikro untuk
menyorotkan tenaga surya kepada antena sangat besar di Bumi yang dpaat
digunakan untuk menggantikan sumber tenaga konvensional.
g. Stasiun angkasa adalah struktur buatan manusia yang dirancang sebagai
tempat tinggal manusia di luar angkasa. Stasiun luar angkasa dibedakan
dengan pesawat angkasa lainnya oleh ketiadaan propulsi pesawat angkasa
utama atau fasilitas pendaratan; Dan kendaraan lain digunakan sebagai
transportasi dari dan ke stasiun. Stasiun angkasa dirancang untuk hidup
jangka-menengah di orbit, untuk periode mingguan, bulanan, atau bahkan
tahunan.
h. Satelit cuaca adalah satelit yang diguanakan untuk mengamati cuaca dan
iklim Bumi.

154 | B u m i d a n A n t a r i k s a
i. Satelit miniatur adalah satelit yang ringan dan kecil. Klasifikasi baru
dibuat untuk mengkategorikan satelit-satelit ini: satelit mini (500–200 kg),
satelit mikro (di bawah 200 kg), satelit nano (di bawah 10 kg).

Daftar peluncuran pertama dari berbagai negara


Urutan Negara Tahun Roket Satelit
Peluncuran
Pertama

1 Uni Soviet 1957 Sputnik-PS Sputnik 1

2 Amerika Serikat 1958 Juno 1 Explorer 1

3 Perancis 1965 Diamant Asterix

4 Jepang 1970 Lambda-4S Osumi

5 RRC 1970 Long March 1 Dong Fang Hong 1

6 Britania Raya 1971 Black Arrow Prospero X-3

7 India 1980 SLV Rohini

8 Israel 1988 Shavit Ofeq1

- Russia 1992 Soyuz-U Templat:Kosmos

- Ukraina 1992 Tesyklon-3 Strela (x3, Russian

9 Iran 2009 Safir-2 Omid 1

2.8.5 Medium Antarplanet


Di samping cahaya, matahari juga secara berkesinambungan memancarkan
semburan partikel bermuatan (plasma) yang dikenal sebagai angin surya.
Semburan partikel ini menyebar keluar kira-kira pada kecepatan 1,5 juta kilometer
per jam, menciptakan atmosfer tipis (heliosfer) yang merambah Tata Surya paling
tidak sejauh 100 SA (lihat juga heliopause). Kesemuanya ini disebut medium
antarplanet.

Ruang antar planet-planet ini berisi radiasi elektromagnetik (foton), plasma


panas (elektron, proton dan ion lainnya) dari angin surya, angin surya, sinar

155 | B u m i d a n A n t a r i k s a
kosmik, partikel debu mikroskopik, dan medan magnet. Suhu medium antarplanet
adalah sekitar 100.000 K. Kepadatan adalah sekitar 5 partikel/cm3 dekat bumi dan
berkurang dengan peningkatan jarak dari matahari, berbanding terbalik dengan
kuadrat jarak. Namun, kepadatan sangat bervariasi, dapat dipengaruhi oleh medan
magnet dan kerapatan ini dapat meningkat hingga 100 partikel/cm3.

Karena medium antarplanet adalah plasma, ia memiliki karakteristik plasma,


daripada gas yang sederhana, misalnya itu disertai dengan medan magnet
matahari, sangat elektrik konduktif, membentuk lapisan plasma ganda yang
datang ke dalam kontak dengan magnetosfer planet. Plasma dalam medium
antarplanet juga berpengaruh untuk kekuatan medan magnet matahari di orbit
bumi yang lebih dari 100 kali lebih besar daripada yang diantisipasi. Jika ruang
adalah vakum, kemudian 10-4 Tdipol magnet matahari akan berkurang dengan
kubus yang berjarak sekitar 10-11 tesla. Tetapi pengamatan satelit menunjukan
bahwa itu adalah sekitar 100 kali lebih besar disekitar 10-9 tesla.

Untuk beberapa planet yang berdekatan, ruang antarplanet diisi dengan medan
magnet matahari. Interaksi medan magnet dengan angin surya sangat rumit.
Dalam beberapa radius matahari, medan magnet matahari menentukan aliran
angin surya, banyak aliran angin surya yang terjebak dalam loop magnetik. Tetapi
beberapa medan magnet matahari yang terbuka memungkinkan angin surya untuk
keluar. Lebih jauh plasma mendominasi dan medan magnet terikut dalam aliran
partikel.

Bagaimana medium antarplanet berinteraksi dengan planet tergantung pada


apakah mereka memiliki medan magnet atau tidak. Beberapa planet seperti bumi
dan jupiter memiliki medan magnet sendiri. Hal ini membuat pengaruh
magnetosfer lebih mendominasi daripada angin matahari. Magnetosfer Jupiter
sangat besar, memperluas lebih dari satu juta km ke segala arah dan sejauh orbit
saturnus di arah yang jauh dari matahari. Bumi jauh lebih kecil, memperluas
hanya beberapa ribu km, tetapi melindungi kita dari efek yang sangat berbahaya
dari angin surya. Untuk benda non-magnetik seperti bulan, angin surya dapat

156 | B u m i d a n A n t a r i k s a
berdampak langsung pada permukaannya. Partikel energi tinggi dari angin
matahari berdampak pada permukaan bulan juga menyebabkan partikel itu
memancarkan panjang gelombang sinar-X.

Sebuah angin surya bergerak keluar angkasa, menciptakan gelembung magnet


plasma panas di sekitar matahari, yang disebut heliosfer. Akhirnya angin surya
memperluas dan bertemu dengan partikel bermuatan dan medan magnet dalam
gas antarbintang. Batas antara angin surya dan gas antarbintang disebut
heliopause. Lokasi yang tepat untuk heliopause belum diketahui, mungkin mirip
dengan bentuk magnetosfer bumi dan mungkin sekitar 110-160 AU dari matahari.

Partikel-partikel berenergi tinggi dalam medium antarplanet disebut sinar


kosmik. Sinar kosmik berkecepatan tinggi, energi inti atom dan elektron tinggi.
Di antara inti, yang paling melimpah adalah inti hidrogen (proton 90%) dan inti
helium (partikel alfa 9%). Nukleus melebihi elektron sekitar 50 sampai 1. Sebuah
minoritas sinar kosmik diproduksi di matahari, terutama pada saat aktivitas
matahari meningkat. Asal-usul mereka yang berasal dari luar sistem tata surya
yang disebut sinar kosmik galaksi-sisa yang akan meyakinkan diidentifikasi,
tetapi mereka diperkirakan dihasilkan dalam proses bintang seperti ledakan
supernova. Interaksi antara angin surya, medan magnet bumi, dan atmosfer atas
bumi menyebabkan terjadinya aurora. Planet lain yang memiliki medan magnet
yang signifikan memiliki efek yang sama.

Debu partikel yang relatif kecil jumlahnya sering disebut micrometeroids ada
di tata surya, yang sebagian besar tampaknya mengorbit Matahari di atau dekat
bidang tata surya. Banyak debu diperkirakan telah diproduksi dalam tabrakan
antara asteroid dan penumpahan material dari komet yang lewat dekat Matahari.
Sekitar 30.000 ton partikel debu antarplanet diperkirakan memasuki atmosfer atas
bumi setiap tahunnya.

Badai geomagnetis pada permukaan Matahari, seperti semburan Matahari


(solar flares) dan lontaran massa korona (coronal mass ejection) menyebabkan
gangguan pada heliosfer, menciptakan cuaca ruang angkasa. Struktur terbesar dari

157 | B u m i d a n A n t a r i k s a
heliosfer dinamai lembar aliran heliosfer (heliospheric current sheet), sebuah
spiral yang terjadi karena gerak rotasi magnetis Matahari terhadap medium
antarplanet. Medan magnet bumi mencegah atmosfer bumi berinteraksi dengan
angin surya. Venus dan Mars yang tidak memiliki medan magnet, atmosfernya
habis terkikis ke luar angkasa. Interaksi antara angin surya dan medan magnet
bumi menyebabkan terjadinya aurora, yang dapat dilihat dekat kutub magnetik
bumi.

Heliosfer juga berperan melindungi Tata Surya dari sinar kosmik yang berasal
dari luar Tata Surya. Medan magnet planet-planet menambah peran perlindungan
selanjutnya. Densitas sinar kosmik pada medium antarbintang dan kekuatan
medan magnet Matahari mengalami perubahan pada skala waktu yang sangat
panjang, sehingga derajat radiasi kosmis di dalam Tata Surya sendiri adalah
bervariasi, meski tidak diketahui seberapa besar.

Medium antarplanet juga merupakan tempat beradanya paling tidak dua daerah
mirip piringan yang berisi debu kosmis. Yang pertama, awan debu zodiak, terletak
di Tata Surya bagian dalam dan merupakan penyebab cahaya zodiak. Ini
kemungkinan terbentuk dari tabrakan dalam sabuk asteroid yang disebabkan oleh
interaksi dengan planet-planet. Daerah kedua membentang antara 10 SA sampai
sekitar 40 SA, dan mungkin disebabkan oleh tabrakan yang mirip tetapi tejadi di
dalam Sabuk Kuipe.

158 | B u m i d a n A n t a r i k s a
2.9 KOMET DAN ASTEROID MELIPUTI ORBIT DAN KEADAAN FISIS
ASTEROID
2.9.1 Pengertian Asteroid dan Komet
Asteroid merupakan planet berbatu yang kecil dengan jumlah yang sangat
banyak. Dalam Tata Surya terdapat beribu-ribu asteroid yang juga mengelilingi
Matahari. Sebagian besar kelompok asteroid dijumpai berada di antara orbit
planet Mars dan Yupiter. Daerah ini dikenal sebagai Sabuk Utama (Main Belt).
Selain asteroid yang mendiami daerah Sabuk Utama, ada pula kelompok asteroid
dengan orbit yang berbeda, seperti kelompok Trojan dan kelompok asteroid AAA
(Triple A Asteroids-Amor, Apollo, Aten).
Beberapa asteroid yang telah diidentifikasi antara lain Ceres merupakan
asteroid terbesar yang juga masuk kategori planet kerdil/planet katai dengan
diameter 780 km, Pallas 560 km, Vesta 490 km, Hygeva 388 km, Juno 360 km,
dan Davida 272 km.
Komet merupakan anggota tata surya yang terdiri atas pecahan benda
angkasa, es, dan gas yang membeku. Komet mengorbit matahari dalam suatu
lintasan yang berbentuk elips. Strukturnya terdiri atas kepala dan ekor komet.
Kepala komet berdiameter lebih dari 65.000 km meliputi inti dan koma.
Salah satu komet yang terkenal adalah komet Halley. Komet ini ditemukan
oleh Edmond Halley. Rata-rata periode munculnya orbit komet Halley terjadi
setiap 76–79 tahun sekali. Komet Halley terakhir terlihat pada tahun 1986 dan
diperkirakan akan tampak kembali pada tahun 2061. Inti atau pusat dari komet
Halley sangatlah gelap dengan diameter kurang lebih 1.024 km. Selain komet
Halley terdapat beberapa nama komet lainnya, seperti komet Hyakutake dan Hale-
Bopp.
2.9.2 Karakteristik
a) Asteroid
Asteroid kecil, dunia berbatu pengap berputar mengelilingi matahari
yang terlalu kecil untuk disebut planet . Mereka juga dikenal
sebagai planetoids atau planet minor . Secara total, massa dari semua
asteroid ini lebih kecil dari bulan Bumi. Mungkin banyak orang yang

159 | B u m i d a n A n t a r i k s a
bertanya seperti: di manakah letak asteroid berada, di planet manakah
asteroid berada, siapakah penemu asteroid? Kebanyakan asteroid terletak
pada sebuah cincin besar antara orbit Mars dan Jupiter . Ini sabuk
utama memegang lebih dari 200 asteroid yang lebih besar dari 60 mil (100
kilometer) dengan diameter. Para ilmuwan memperkirakan sabuk asteroid
juga berisi lebih dari 750.000 asteroid yang lebih besar dari tiga-perlima
dari satu mil (1 kilometer) dengan diameter dan jutaan yang lebih
kecil. Tidak semuanya di sabuk asteroid utama adalah -
misalnya, komet baru ditemukan di sana, dan Ceres , pernah mengusulkan
hanya sebagai sebuah asteroid, kini juga dianggap sebagai planet kerdil.
Banyak asteroid terletak di luar sabuk utama. Misalnya, sejumlah
asteroid yang disebut Trojan terletak di sepanjang jalur orbit Jupiter. Tiga
kelompok - Atens, Amors, dan Apolos - yang dikenal sebagai dekat Bumi
orbit asteroid di tata surya bagian dalam dan kadang-kadang melintasi
jalur Mars dan Bumi.

Pandangan diperbesar dari foto dari Lutetia asteroid adalah salah satu
pemandangan paling dekat yang pernah dari asteroid. Itu diambil oleh
probe komet Eropa Rosetta dari 80.000 km. Asteroid adalah sisa dari
formasi tata surya kita sekitar 4,6 miliar tahun lalu. Awal, kelahiran Jupiter
mencegah setiap tubuh dari pembentukan planet dalam kesenjangan
antara Mars dan Jupiter , menyebabkan benda-benda kecil yang ada di

160 | B u m i d a n A n t a r i k s a
sana untuk saling bertabrakan dan fragmen ke dalam asteroid dilihat hari
ini.

 Karakteristik Fisik

Asteroid yang diketahui memiliki ukuran terbesar saat ini adalah Ceres,
yang memiliki ukuran 940 kilometer (sekitar kilometer 583) dan juga
dianggap sebagai planet kerdil. Di sisi lain, asteroid yang terkecil ,
ditemukan pada 1991 dan bernama 1991 BA, hanya sekitar 20 kaki (6
meter).
Sifat-sifat fisik Asteroid adalah sebagai berikut.
1. Seluruh massa asteroid hanya 5,5 kali massa Bulan
2. Setiap asteroid mengedari Matahari dari barat ke timur selama 3,5 – 6
tahun
3. Diameternya antara 6,6 – 720 km
4. Mempunyai bentuk tidak tentu, ada yang bulat dan ada yang lonjong
5. Permukaannya berlubang.

 Bentuk asteroid

Hampir semua asteroid berbentuk tidak teratur , meskipun sedikit yang


hampir bulat, seperti Ceres. Permukaan asteroid tidaklah rata dan memiliki
kawah - misalnya, Vesta memiliki kawah raksasa yang 285 mil (460 km)
dengan diameter.

 Orbit Asteroid

Seperti asteroid berputar mengelilingi matahari dalam orbit elips, mereka


memutar, kadang-kadang jatuh cukup menentu . Lebih dari 150 asteroid
juga dikenal memiliki bulan pendamping kecil, dengan beberapa memiliki
dua bulan. Asteroid biner atau ganda juga ada, di mana dua dari orbit
asteroid ukuran kurang lebih sama satu sama lain, dan sistem asteroid tiga
dikenal juga. Asteroid Banyak tampaknya telah ditangkap oleh gravitasi
planet dan bulan menjadi kandidat meliputi antara Phobos Mars bulan dan

161 | B u m i d a n A n t a r i k s a
Deimos dan sebagian besar bulan luar jauh dari Jupiter, Saturnus, Uranus
dan Neptunus.
Suhu di asteroid.
Para suhu rata-rata permukaan asteroid yang khas adalah minus 100
derajat F (minus 73 derajat C). Asteroid tinggal sebagian besar tidak
berubah selama miliaran tahun dengan demikian, penelitian mereka bisa
mengungkapkan banyak tentang awal tata surya.

 Klasifikasi Asteroid

Selain mengelompokkan asteroid berdasarkan orbitnya, asteroid juga


dikelompokkam kedalam tiga kelas berdasarkan komposisi, yaitu Asteroid
C- atau karbon adalah berwarna kelabu dan yang paling umum,
termasuk lebih dari 75 persen dari asteroid yang dikenal . Susunan asteroid
tersebut terdiri dari tanah liat dan batuan silikat, dan berada di wilayah luar
sabuk utama. Asteroid tipe S atau silicaceous adalah berwarna hijau
kemerahan, mencapai sekitar 17 persen dari asteroid yang diketahui, dan
mendominasi sabuk asteroid batin. Asteroid tipe S tersusun dari bahan
silikat dan nikel-besi. Selanjutnya, Asteroid M atau asteroid metalik
tampak berwarna kemerahan, dengan jumlah yang paling sedikit yang
berada di tata surya, dan tinggal di wilayah tengah sabuk utama. Asteroid
M terdiri dari nikel-besi. Ada banyak jenis langka lainnya berdasarkan
komposisi juga - misalnya, V-jenis asteroid ditandai oleh Vesta memiliki
kerak, basaltik vulkanik.

 Penemuan

Pada tahun 1801, saat membuat peta bintang , pendeta Italia Giuseppe
Piazzi dan astronom menemukan asteroid pertama dan terbesar, Ceres,
yang mengorbit antara Mars dan Jupiter. Ceres menyumbang seperempat
dari seluruh massa dari semua ribuan asteroid yang dikenal di atau dekat
sabuk asteroid utama.

162 | B u m i d a n A n t a r i k s a
Penamaan
Sebuah asteroid yang baru ditemukan diberikan suatu penandaan
sementara (contohnya 2002 AT4) terdiri atas tahun penemuan dan kode
alfanumerik yang menunjukkan setengah bulanan dari penemuan dan
urutan penemuan dalam setengah bulanan tersebut. Setelah orbit asteroid
terkonfirmasi, asteroid tersebut diberikan angka dan kemudian dapat juga
diberikan nama (contohnya 433 Eros). Konvensi penamaan formal
menggunakan tanda kurung di sekitar angka (contohnya (433) Eros), tetapi
tanpa tanda kurung sudah umum digunakan. Secara informal, hal yang
umum juga menyebutkan nama tanpa angka, atau angka tidak lagi
disebutkan setelah penyebutan pertama apabila nama asteroid disebutkan
berulang-ulang.
Asteroid merupakan planet berbatu yang kecil (diameter 1.700 km)
dengan jumlah yang sangat banyak. Dalam Tata Surya terdapat beribu-ribu
asteroid yang juga mengelilingi Matahari. Asteroid yang orbitnya
melewati orbit bumi dinamakan asteroid Apollo. Selain itu, banyak di
antara asteroid yang sudah diberi nama sesuai dengan nama penemunya.
Sebagian besar kelompok asteroid dijumpai berada di antara orbit
planet Mars dan Yupiter. Daerah ini dikenal sebagai Sabuk Utama (Main
Belt). Selain asteroid yang mendiami daerah Sabuk Utama, ada pula
kelompok asteroid dengan orbit yang berbeda, seperti kelompok Trojan
dan kelompok asteroid AAA (Triple A Asteroids-Amor, Apollo, Aten).
b) Komet
Komet adalah suatu Solar es Sistem tubuh yang kecil, ketika cukup
dekat dengan matahari, menampilkan koma terlihat (a, tipis fuzzy, suasana
sementara) dan kadang-kadang juga ekor. Fenomena ini baik karena efek
radiasi matahari dan angin matahari pada inti komet. Inti Komet itu sendiri
koleksi longgar es, debu, dan partikel berbatu kecil, mulai dari beberapa
ratus meter hingga puluhan kilometer. Komet telah diamati sejak zaman
kuno dan secara historis telah dianggap sebagai pertanda buruk. Komet
memiliki berbagai periode orbit, mulai dari beberapa tahun ke ratusan ribu

163 | B u m i d a n A n t a r i k s a
tahun. Jangka pendek komet berasal dari sabuk Kuiper, atau disc terkait
tersebar nya, yang berada di luar orbit Neptunus. Lagi-periode komet
diperkirakan berasal dari Awan Oort, awan bulat dari badan es di tata
surya luar. Komet periode panjang terjun terhadap matahari dari Awan
Oort karena gangguan gravitasi yang disebabkan oleh salah satu planet-
planet besar luar Tata Surya (Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus),
atau bintang yang lewat. Komet langka hiperbolik sekali lulus melalui
Tata Surya bagian dalam sebelum dilemparkan keluar ke ruang antar
bintang sepanjang lintasan hiperbolik.
Komet dibedakan dari asteroid oleh kehadiran koma atau ekor.
Namun, komet punah yang telah lulus dekat dengan banyak kali Sun telah
kehilangan hampir semua es atsirinya dan debu dan mungkin datang
menyerupai asteroid kecil. Asteroid diperkirakan memiliki asal yang
berbeda dari komet, setelah terbentuk di dalam orbit Jupiter daripada di
luar Tata Surya Penemuan komet utama-belt dan centaur aktif telah kabur.
perbedaan antara asteroid dan komet (lihat asteroid terminologi). Pada
Januari 2011 terdapat 4.185 dilaporkan komet dikenal yang sekitar 1.500
yang Kreutz Sungrazers dan sekitar 484 adalah jangka pendek. Angka ini
terus meningkat. Namun, ini hanya mewakili sebagian kecil dari total
populasi komet potensial: reservoir tubuh komet-seperti di luar tata surya
mungkin nomor satu triliun Jumlah dilihat dengan mata telanjang rata-rata
kira-kira satu per tahun, meskipun banyak. ini adalah samar dan tidak
spektakuler Khususnya terang atau contoh yang jelas disebut. "Besar
Komet".
2.9.3 Struktur Fisik Komet

Pada umumnya suatu komet terdiri dari bagian yang berbentuk bundar
baur, bersinar samar yang disebut ‘koma’. Ketika mendekati matahari umumnya
koma ini membesar dan bertambah terang. Di bagian tengah koma umumnya
terdapat ‘inti’ kecil yang sangat terang. Inti dan koma ini membentuk ‘kepala

164 | B u m i d a n A n t a r i k s a
komet’. Banyak komet ketika mendekati matahari menampakkanadanya ‘ekor’
yang bercahaya yang panjangnya bisa mencapai jutaan kilometer dari kepala.

2.9.3.1 Bagian-bagian Komet


 Inti Komet
Ketika jauh dari matahari, suhu sangat dingin, semua bahan membeku menjadi
padat pada inti. Hampir sebagian dari inti ini terdiri dari bahan yang berbentuk
debu, batu-batuan, dan logam. Namun, sebagian besar terdiri dari es dan bahan-
bahan yang mudah menguap. Ketika komet mendekat ke matahari sampai jarak
beberapa SA, permukaan inti mulai panas dan menguap. Molekul-molekul yang
menguap ini membawa bahan debu dan partikel lainnya yang menyelubungi inti
dan mulai membentuk koma. Ketika komet cukup dekat dengan matahari (kurang
dari 5 SA), komet mulai memancarkan cahaya pendar yang terang dan lebih kuat
dari cahaya matahari yang dipantulkannya. Inti komet berukuran antara 1 – 10
km.

165 | B u m i d a n A n t a r i k s a
 Koma
Koma suatu komet berdiameter 100.000 km atau lebih yang terdiri dari
beberapa bahan terutama air (H2O), methana (CH4), dan ammonia (NH3).
Apabila komet sangat dekat dengan matahari seperti komet Ikeyaseki pada tahun
1965, suhu permukaan luar inti dapat mencapai 4500 K.
 Ekor
Ekor komet terbentuk ketika dekat dengan matahari. Ekor komet
terjadi karena peloncatan material dari inti komet yang disebabkan oleh
pemanasan dan oleh tekanan radiasi angin matahari yang mendorong material
komet menjauhi matahari. Hal ini menyebabkan ekor komet selalu mengarah
membelakangi matahari. Makin dekat ke matahari, ekor komet makin panjang dan
makin menjauh dari matahari ekornya akan semakin memendek. Panjang ekor
komet ada yang mencapai 150 juta kilometer. Asal mula komet diperkirakan
berasal dari awan komet yang amat besar sekali yang beredar mengitari matahari
dengan orbit yang apheliumnya mencapai 50.000 SA atau lebih dari matahari.
 Lapisan hidrogen
Lapisan hidrogen tidak bisa dilihat oleh mata manusia. Lapisan ini adalah
lapisan yang menyelubungi koma.

2.9.3.2 Nama-nama Komet


Sekarang telah dikenal banyak nama komet, antara lain sebagai berikut :
 Komet Kohoutek.
 Komen Arend-Roland dan Maikos yang muncul pada tahun 1957.
 Komet Ikeya-Seki, ditemukan pada bulan September 1965 oleh dua
astronom Jepang, yaitu Ikeya dan T. Seki.
 Komet Shoemaker-Levy 9 yang hancur pada tahun 1994.
 Komet Hyakutake yang muncul pada tahun 1996.
 Komet Hale-bopp yang muncul pada tahun 1997 dan lainnya.

166 | B u m i d a n A n t a r i k s a
2.9.3.3 Karakteristik Orbital
Orbit komet pada umumnya adalah elips dan kebanyakan dalam elips
yang sangat panjang dengan eksentrisitas mendekati satu, sehingga menyerupai
orbit parabola. Komet yang seperti ini datang dari jarak puluhan ribu SA,
sehingga periode orbitnya sampai jutaan tahun. Namun beberapa komet, sekitar
100, memiliki orbit dengan eksentrisitas rendah sehingga periodenya bisa
ditentukan dengan baik. Komet yang demikian disebut dengan komet periodik,
misalnya komet Halley (76 tahun), komet Biela (7 tahun), komet Encke (3,3
tahun).
Beberapa komet periodic, setelah beberapa kali muncul kemudian pecah
menjadi dua komet yang terpisah. Misalnya komet Biela yang ditemukan pada
tahun 1772, yang pemunculannya pada tahun 1846 terpisah menjadi dua komet
bahkan pada pemunculan periode berikutnya komet ini sudah tidak muncul lagi.
Kebanyakan komet memanjang orbit elips yang membawa mereka dekat
dengan Matahari untuk sebagian dari orbit mereka, dan kemudian keluar ke
mencapai lebih lanjut dari tata surya untuk sisanya. Komet sering diklasifikasikan
menurut lamanya periode orbit mereka: semakin lama jangka waktu yang lebih
panjang elips.

1. Short-periode komet umumnya didefinisikan sebagai memiliki periode


orbit kurang dari 200 tahun. Mereka biasanya orbit lebih-atau-kurang
dalam pesawat Ekliptika dalam arah yang sama dengan planet. orbit
mereka biasanya membawa mereka keluar ke daerah planet-planet luar
(Jupiter dan seterusnya) di aphelion, misalnya, aphelion dari Komet Halley
sedikit di luar orbit Neptunus. Pada ekstrem yang lebih pendek, Encke
Komet memiliki orbit yang tidak pernah dikatakan jauh dari Matahari dari
Jupiter. Jangka pendek komet selanjutnya dibagi ke dalam keluarga Jupiter
(jangka waktu kurang dari 20 tahun) dan keluarga Halley (periode antara
20 dan 200 tahun).
2. Long-periode komet memiliki orbit yang sangat eksentrik dan jangka
waktu antara 200 tahun ke ribuan atau bahkan jutaan tahun Sebuah

167 | B u m i d a n A n t a r i k s a
eksentrisitas yang lebih besar dari 1. Saat perihelion dekat tidak selalu
berarti bahwa komet akan meninggalkan tata surya. Misalnya, Komet
McNaught (C/2006 P1) memiliki eksentrisitas osculating heliosentris dari
zaman 1,000019 dekat bagian yang perihelion pada bulan Januari 2007,
tetapi terikat dengan Matahari dengan orbit kira-kira 92.600 tahun sejak
eksentrisitas turun di bawah 1 ketika bergerak lebih jauh dari matahari.
Orbit masa depan sebuah komet periode panjang benar diperoleh ketika
orbit osculating dihitung pada zaman setelah meninggalkan wilayah planet
dan dihitung terhadap pusat massa dari tata surya. Dengan definisi periode
panjang gravitasi komet tetap terikat dengan Matahari; mereka komet yang
dikeluarkan dari tata surya karena untuk menutup melewati planet utama
tidak lagi dipertimbangkan sebagai memiliki "periode". Orbit komet
periode panjang membawa mereka jauh melampaui planet-planet luar di
aphelia, dan bidang orbitnya tidak perlu berbohong dekat ekliptika.
Periode panjang seperti komet Komet Barat dan C/1999 F1 dapat memiliki
jarak apoapsis Barycentric hampir 70.000 AU dengan periode orbit
diperkirakan sekitar 6 juta tahun.
3. Single-penampakan komet mirip dengan komet periode panjang karena
mereka juga memiliki lintasan parabola atau sedikit hiperbolik saat
perihelion dekat di Tata Surya bagian dalam. Namun, gangguan gravitasi
dari planet raksasa menyebabkan orbitnya berubah, dan ketika mereka
berada di luar planet, eksentrisitas mereka osculating masih hiperbolik
dengan aphelia berbaring di luar Awan Oort luar The Sun's lingkungan
Hill memiliki batas maksimum tidak stabil. 230.000 AU (1,1 parsec (3,6
tahun cahaya)). Semua komet dengan orbit parabolik dan sedikit
hiperbolik milik Tata Surya dan memiliki periode orbit tertentu, umumnya
ratusan ribu, atau jutaan tahun sebelum terganggu ke sebuah pengusiran
lintasan. Hanya beberapa ratus komet telah terlihat untuk mencapai orbit
hiperbolik ketika perihelion dekat bahwa menggunakan heliosentris gentar
dua-tubuh terbaik fit menunjukkan mereka mungkin luput dari tata surya.
Tidak ada komet dengan eksentrisitas secara signifikan lebih besar dari

168 | B u m i d a n A n t a r i k s a
satu telah diamati, sehingga tidak ada dikonfirmasi pengamatan komet
yang mungkin berasal dari luar tata surya. Comet C/1980 E1 memiliki
periode orbit sekitar 7,1 juta tahun sebelum bagian perihelion 1982, tetapi
pertemuan 1980 dengan Jupiter mempercepat komet memberikan
eksentrisitas terbesar (1,057) dari setiap komet hiperbolik diketahui.
Komet tidak diharapkan kembali ke tata surya bagian dalam meliputi
C/1980 E1, C/2000 U5, C/2001 Q4 (NEAT), C/2009 R1, C/1956 R1, dan
C/2007 F1 (LONEOS).
4. Beberapa pemerintah menggunakan komet periodik istilah untuk mengacu
pada setiap komet dengan orbit periodik (yaitu, semua komet periode
pendek ditambah semua komet periode panjang), sedangkan yang lain
menggunakannya berarti secara eksklusif komet periode pendek.
Demikian pula, meskipun arti harfiah dari komet non-periodik adalah
sama dengan "komet tunggal-penampakan", beberapa menggunakannya
untuk berarti semua komet yang tidak "periodik" dalam arti kedua (yaitu,
juga mencakup semua komet dengan jangka waktu lebih dari 200 tahun).
5. Baru-baru ini menemukan sabuk komet utama-bentuk kelas yang berbeda,
yang mengorbit di orbit lingkaran lebih dalam sabuk asteroid.

Berdasarkan karakteristik orbit, komet periode pendek diperkirakan


berasal dari centaur dan Sabuk Kuiper / disk yang tersebar disk obyek di wilayah-
transneptunian sedangkan sumber komet periode panjang diperkirakan menjadi
jauh lebih jauh Awan Oort bola (setelah astronom Belanda Jan Hendrik Oort yang
hipotesis keberadaannya). kawanan Vast tubuh komet-seperti diyakini mengorbit
Matahari di wilayah ini jauh dalam orbit sekitar lingkaran. Kadang-kadang
pengaruh gravitasi planet-planet luar (dalam hal objek sabuk Kuiper) atau
bintang-bintang terdekat (dalam hal objek Awan Oort) dapat membuang salah
satu dari badan-badan ini menjadi orbit elips yang membawanya ke dalam
terhadap Matahari, untuk membentuk terlihat komet. Berbeda dengan kembalinya
komet periodik yang mengorbit telah ditetapkan oleh pengamatan sebelumnya,
munculnya komet baru dengan mekanisme ini tidak dapat diprediksi.

169 | B u m i d a n A n t a r i k s a
Sejak orbit elips mereka sering membawa mereka dekat dengan planet raksasa,
komet tunduk pada gangguan gravitasi lebih lanjut. komet periode pendek
menampilkan kecenderungan untuk aphelia mereka bertepatan dengan jari-jari
orbit sebuah planet raksasa, dengan keluarga komet Jupiter menjadi yang terbesar,
seperti yang ditunjukkan histogram. Jelas bahwa komet datang dari awan Oort
sering orbitnya sangat dipengaruhi oleh gravitasi planet raksasa sebagai hasil dari
pertemuan dekat. Jupiter adalah sumber dari gangguan terbesar, menjadi lebih dari
dua kali besar sebagai semua planet lainnya gabungan, selain menjadi tercepat
planet-planet raksasa. Gangguan ini mungkin kadang-kadang menangkis komet
periode panjang ke dalam periode orbit kurang, dengan Komet Halley menjadi
contoh kemungkinan ini.
Pengamatan dini telah mengungkapkan (non-periodik) benar-benar
beberapa lintasan hiperbolik, tapi tidak lebih dari bisa dipertanggungjawabkan
oleh gangguan dari Jupiter. Jika komet menyelimuti ruang antar bintang, mereka
akan bergerak dengan kecepatan dari urutan yang sama dengan kecepatan relatif
dari bintang-bintang dekat Matahari (beberapa puluh kilometer per detik). Jika
objek seperti memasuki tata surya, mereka akan memiliki total energi positif, dan
akan diamati memiliki lintasan benar-benar hiperbolik. Perhitungan kasar
menunjukkan bahwa mungkin ada empat komet hiperbolik per abad, dalam orbit
Jupiter, memberi atau mengambil satu dan mungkin dua perintah besar.
Sejumlah komet periodik yang ditemukan pada dekade sebelumnya atau abad
sebelumnya sekarang "hilang." orbit mereka tidak pernah dikenal cukup baik
untuk memprediksi penampilan masa depan. Namun, kadang-kadang "baru"
komet akan ditemukan dan pada saat perhitungan orbit ternyata menjadi lama
"hilang" komet. Contohnya adalah Comet 11P/Tempel-Swift-LINEAR,
ditemukan pada tahun 1869 tetapi tidak teramati setelah 1908 karena gangguan
oleh Jupiter. Itu tidak ditemukan lagi sampai tidak sengaja ditemukan kembali
oleh LINEAR pada tahun 2001.

170 | B u m i d a n A n t a r i k s a
2.10 KOMET DAN ASTEROID MELIPUTI PENEMUAN KOMET,
ORBIT, DAN SIFAT FISIS KOMET DAN PERMASALAHAN
MEKANIKA ANGKASA

2.10.1 Pengertian Asteroid


Asteroidadalah planet-planet kecil yang beredar mengelilingi matahari.
Asteroid (artinya “seperti bintang”) disebut juga planetoid (artinya “planet kecil”).
Tempat peredaran asteroid menyebar di antara lintasan peredaran planet Mars dan
Yupiter, dan membentuk sabuk yang bagian tengahnya berjarak lebih kurang 2.8
Satuan Astronomi (SA) dari matahari.
Sejak ditemukan pertama kali lebih dari seabad lalu, yakni asteroid Ceres,
telaah asteroid telah berkembang sangat ekstensif. Asteroid yang sebagian besar
menghuni daerah antara planet Mars dan Yupiter memiliki karakteristik yang
unik. Sampai saat ini telah diketahui ratusan ribu asteroid, dan kurang dari
setengahnya telah diketahui orbitnya secara spesifik.
Ditinjau dari elemen orbitnya mengelilingi Matahari, asteroid di sabuk-
utama mengelompok pada daerah tertentu di antara daerah-daerah kosong.
Kelompok asteroid ini disebut famili, misalnya famili Koronis, Themis, Eos, dan
Eunomia, yang anggotanya dapat mencapai ratusan asteroid. Famili ini terbentuk
dari hasil tumbukan terhadap asteroid induk yang berukuran besar, kemudian
hancur menjadi anggota famili yang memiliki evolusi dinamis serumpun.
Daerah-daerah kosong pada sabuk-utama asteroid disebut daerah resonansi
yang bersifat ‘melempar’. Hal ini akibat adanya pola resonansi sistem Matahari-
Yupiter yang akan ‘melempar’ asteroid yang masuk secara gravitasi ke tempat
lain. Dengan demikian kala hidup sebuah asteroid pada daerah resonansi tsb
sangat singkat sehingga praktis sukar sekali diamati. Sebaliknya, ada juga pola
resonansi yang bersifat ‘menghimpun’, yang akan menahan gangguan gravitasi
lain untuk membuyarkan kelompok asteroid.
Beberapa daerah resonansi di bagian dalam sabuk-utama menjadi
‘pelontar’ bagi keberadaan asteroid dekat-Bumi. Diyakini bahwa secara dinamis
asteroid dekat-Bumi ini berasal dari sabuk-utama, dan membawa karakteristik

171 | B u m i d a n A n t a r i k s a
yang sama dengan asteroid di bagian dalam sabuk-utama. Asteroid dekat-Bumi,
seperti halnya komet, menjadi perhatian khusus karena terdapat kemungkinan
orbitnya bersinggungan dengan orbit Bumi, yang dapat mengakibatkan ‘tabrakan’.
Survey pengamatan asteroid dekat-Bumi diupayakan untuk secara statistik kita
mengetahui 90 % asteroid yang berukuran lebih dari 1 km pada tahun 2008.
Cukup banyak asteroid kecil berdiameter beberapa puluh meter yang melintas
dekat-Bumi, yang kadang-kadang baru disadari beberapa hari, atau bahkan dalam
hitungan jam saja, dari hasil pengamatan patroli yang dilakukan.
Dari studi spektroskopi, diketahui bahwa permukaan asteroid dapat terdiri
dari berbagai jenis. Ada yang dominan karbon (tipe C), silikat (tipe S), metal (tipe
M), dan gelap/kerogen (tipe D). Studi spektroskopi ini sangat erat kaitannya
dengan studi meteorit, yang ternyata mengandung material sejenis. Hal ini
diketahui dari kecocokan pantulan spektrum asteroid dan meteorit, sehingga
dikatakan memiliki tipe yang sama.
Seperti layaknya planet, asteroid berotasi terhadap sumbu rotasinya
sendiri. Menarik untuk disimak bahwa sampai saat ini asteroid sabuk-utama
memiliki batas periode rotasi yang tidak lebih cepat dari 2,2 jam. Baru pada studi
terbaru diketahui bahwa asteroid sabuk-utama yang berukuran kecil dapat
memiliki periode rotasi lebih cepat dari 2,2 jam. Sementara itu beberapa puluh
asteroid dekat-Bumi yang berukuran kecil (diameter < 200 m) memiliki periode
rotasi jauh lebih cepat daripada 2,2 jam. Beberapa di antaranya bahkan periode
rotasinya hanya berorde menit! Hal ini menjadi studi tersendiri mengenai materi
pengikat di dalam asteroid yang dapat menahan gaya lontar ke arah luar akibat
rotasi yang sedemikian cepat. Meskipun diyakini bahwa asteroid terdiri dari
bongkahan-bongkahan yang menyatu (rubble-pile) dengan derajat kekosongan
(porositas) yang tinggi, gaya gesek di persinggungan bongkahan-bongkahan tsb
ternyata mampu untuk menahan asteroid tidak hancur berantakan meskipun
rotasinya cepat. Hal ini berlaku untuk asteroid-asteroid kecil dengan diameter
kurang dari dua ratus meter.
Pengamatan kurva cahaya (fotometri) asteroid telah lama dilakukan untuk
mengetahui secara umum bentuk asteroid dan ukurannya. Apabila kurva cahaya

172 | B u m i d a n A n t a r i k s a
asteroid itu adalah sinusoidal, maka dapat diduga bahwa bentuknya elipsoid.
Namun telah ditemukan beberapa asteroid yang memiliki kurva cahaya seakan
tidak teratur, seperti pada asteroid (4179) Toutatis. Asteroid ini rupanya memiliki
gerak rotasi yang tidak biasa, yaitu berotasi terhadap sumbu rotasi yang berguling,
disebut gerak ‘tumbling’, yang bukan bagian gaya gravitasi. Gerak ‘tumbling’ ini
umumnya diyakini hasil dari tumbukan yang melahirkan asteroid kecil, yang
rotasinya belum mencapai keadaan setimbang.
Penjelajahan antariksa menuju asteroid telah beberapa kali dilakukan.
Beberapa tahun lalu, wahana NEAR melakukan misi luar biasa menuju asteroid
dekat-Bumi (433) Eros yang diakhiri dengan mendaratkan wahana tsb ke
permukaan asteroid. Yang terbaru, wahana Hayabusa milik Jepang saat ini tengah
melakukan misi untuk mengambil sampel asteroid dan membawanya kembali ke
Bumi pada tahun 2007. Sampel ini akan menjadi material benda langit selain
Bulan, yang dengan sengaja diambil untuk kepentingan ilmiah. Saat ini,
September 2005, wahana Hayabusa telah berada sangat dekat asteroid (25143)
Itokawa untuk melakukan pemetaan permukaannya dalam beberapa bulan guna
menentukan titik pendaratan pengambilan sampel.
Seperti yang telah kita ketahui, jarak kesembilan planet berkisar antara
0,4 AU untuk
Merkurius dan sekitar 40 AU untuk Pluto. Pada abad ke-18, astronom Jerman,
Titus dan Bode kemudian Wolf, menunjukkan jarak rata-rata heliosentrik planet
yang diikuti oleh hukum empirik :
D = 0,4 + 0,3 × 2n
D merupakan jarak heliosentrik dalam AU, n berharga - ∞ untuk
Merkurius, 0 untuk Venus dan bertambah 1 untuk planet selanjutnya. Hukum ini
memiliki tingkat kesalahan 5% sampai dengan Venus, untuk Neptunus terdapat
22% derajat kesalahan.
Deret bilangan ini merupakan urutan jarak planet ke matahari dalam SA
seperti tabel berikut:

173 | B u m i d a n A n t a r i k s a
Tabel.Jarak Planet Menurut Hukum Bode
No Planets Distance SA ( (SA)
Bode Law)
1 Mercury 0,4 0,387
2 Venus 0,7 0,723
3 Earth 1,0 1,000
4 Mars 1,6 1,542
5 -------------------- 2,8 -----------------------
6 Jupiter 5,2 5,203
7 Saturnus 10,0 9,539
8 Uranus 19,6 19,18
9 Neptunus 38,8 30,6
10 Pluto 77,2 39,5

Seperti yang terlihat pada tabel di atas, urutan kelima pada posisi antara
Mars dan Jupiter yaitu angka 2,8 belum ada planetnya. Oleh karena itu, para
peneliti pada akhir abad 18 mulai memburu planet yang hilang ini. Para peneliti
yakin bahwa sebenarnya ada planet pada jarak tersebut dikarenakan terbuktinya
Hukum Bode terhadap penemuan Uranus sehingga hukum ini dapat menimbulkan
keyakinan para peneliti.
Pada malam pertama abad ke-19, Piazzi menemukan benda baru yang
tidak ada dalam peta bintang. Melalui usaha Gauss dan Von Zach dapat
ditemukan kembali dan atas permintaan Piazzi benda tersebut dinamakan Ceres.
Selanjutnya, pada tahun 1802 ditemukan planet kecil lagi yang dinamakan Pallas,
pada tahun 1804 ditemukan Juno, dan pada tahun 1807 ditemukan Viesta.
Akhirnya, pada tahun 1891 Walf mengajukan saran untuk menemukan asteroid
secara fotografis. Sampai sekarang telah ditemukan 5000 asteroid dan 1700
diantaranya diketahui oarbitnya. Hampir semua asteroid periode orbitnya antara
3,3 sampai 6 tahun.

174 | B u m i d a n A n t a r i k s a
Berdasarkan uraian diketahui bahwa asteroid terbentuk dari material yang
menjadi saksi bisu dari proses terbentuknya Tata Surya sekitar empat setengah
miliar tahun yang lalu di bawah pengaruh interaksi gravitasi. Sebagian besar
populasi asteroid dijumpai berada di antara orbit planet Mars dan Jupiter, daerah
yang dikenal sebagai Sabuk Utama (Main Belt). Selain asteroid yang mendiami
daerah Sabuk Utama, ada pula kelompok asteroid dengan orbit yang berbeda,
seperti kelompok Trojan dan kelompok asteroid AAA (Triple A Asteroids -
Amor, Apollo, Aten).

Gambar.Asteroid

2.10.2 Celah Kirkwood


Pada distribusi orbit asteroid terdapat ada beberapa daerah kosong atau gap
yang disebabkan oleh gangguan Jupiter. Hal ini sama seperti divisi Cassini pada
cincin Saturnus. Daerah kososng ini dinamakan ‘celah Kirkwood’. Jarak celah-
celah ini terjadi pada daerah dimana asteroid itu memiliki periode 1/3, 2/5,
3/5,….Dari periode Jupiter.

2.10.3 Kelompok Trojan


Solusi Lagrange pada kasus tiga benda memperlihatkan bahwa haruslah ada
dua titik pada orbit Jupiter yang merupakan titik stabil. Pada daerah titik ini
asteroid bisa berada tetap untuk seterusnya.
Ini merupakan dua titik dimana Jupiter dan matahari membentuk segitiga
samasisi. Pada kedua titik ini terdapat beberapa asteroid yang mengitari matahari
dalam orbit yang sama dengan orbit Jupiter dan dengan periode yang sama pula.
Kumpulan asteroid yang menempati posisi ini dinamakan Trojan.

175 | B u m i d a n A n t a r i k s a
Jupiter

Kelompok Trojan Kelompok Trojan


Timur Barat

Matahari

Orbit Jupiter

Gambar. Kelompok Trojan

2.10.4 Ukuran Asteroida


Pengukuran terhadap 4 asteroid terbesar menunjukkan diameter lebih dari
400 km bahkan yang terbesar, yakni Ceres berdiamater 1025 km, Pallas
berdiameter 583 km, Viesta 555 km, dan Hygeia 443 km. Adapun pengukuran
fotometris terhadap asteroid yang kecil menghasilkan :
30 asteroid berdiameter > 200 km
58 asteroid berdiameter > 158 km
195 asteroid berdiameter > 100 km
463 asteroid berdiameter > 63 km
1100 asteroid berdiameter > 32 km

2.10.5 Pengertian Komet

Komet berasal dari bahasa Yunani, yang artinya rambut panjang. Komet
terbentuk dari gas dan debu-debu terpadatkan (membeku pada saat berada jauh
dari matahari). Namun terkadang, orbitnya membawa mereka mendekati matahari.
Ketika komet mendekati matahari, permukaannya menjadi menguap karena panas.
Penguapan ini menimbulkan cahaya terang. Bola besar dari gas dan debu muncul
disekitar inti. Bola gas dan debu ini disebut “coma.” Terdapat juga ekor gas dan
debu yang terhubung ke “coma” yang membentuk kepala gas dan ekor.

176 | B u m i d a n A n t a r i k s a
Komet telah diamati sejak kebudayaan kuno. Suatu komet tertentu yang
cukup terang dapat dilihat dengan mata telanjang. Seringkali komet ini disertai
dengan ekor cahaya yang panjangnya bisa mencapai beberapa derajat dari badan
utama komet. Komet bisa tetap terlihat dalam selang waktu beberapa hari sampai
dengan beberapa bulan. Kebanyakan komet muncul dengan waktu yang tidak
dapat diramalkan.
Penelitian ilmiah terhadap komet ini pertama kali dilakukan oleh Tycho
Brahe pada tahun 1577 dan Kepler pada tahun 1607. Newton telah menyimpulkan
bahwa komet mengorbit matahari karena pengaruh tarikan gravitasinya dan
bergerak dalam elips yang sangat panjang ataukah parabola.
Pada tahun 1705 Halley menyatakan komet yang sangat terang muncul pada
tahun 1531, 1607, dan tahun 1682 adalah komet yang sama yang kembali ke
perihelion setiap selang waktu 76 tahun, dan dia juga meramalkan akan muncul
lagi pada tahun 1758. Untuk menghormati jasanya, maka komet ini dinamakan
dengan komet Halley. Komet ini muncul terakhir dengan terang pada tahun 1910,
namun permunculannya pada tahun 1986 kurang menonjol sehingga sulit untuk
diamati dengan mata telanjang.
Seperti asteroid, komet merupakan objek “primitive” (sederhana). Tetapi
karena massanya, yang tidak begitu besar tampak adanya inti(nuclei) komet, yang
sangat n kecil dan berevolusi dalam daerah yang sangat dingin. Akibat temperatur
yang rendah di lingkungannya, komet juga berkemampuan "melindungi" dirinya
dan tidak cepat rusak tidak hanya dari materi yang terkondensasi, tapi juga elemen
yang mudah menguap. Ini menjelaskan mengapa komet kaya akan es dibanding
planet minor. Komet bergerak sangat cepat. Pada jarak heliosentrik yang besar,
komet mengandung nucleus lembam, tidak dapat dilihat mata bugil dan
kemungkinan terdiri dari debu dan es, dengan diameter tidak lebih dari beberapa
kilometer. Orbit komet membawa objek-objek yang dekat dengan Matahari,
bagaimanapun nukleus mengalami pemanasan oleh radiasi Matahari dan mulai
menyublim, gas menguap, dan memancarkan partikel-partikel debu. Karena
komet terus bergerak mengikuti orbitnya semakin dekat jaraknya ke Matahari

177 | B u m i d a n A n t a r i k s a
semakin hebat proses ini, bekerja, itulah alasannya kenapa terang maksimum akan
terlihat saat berada di perihelion.
Dilihat dari periodenya, komet dapat dibagi menjadi dua bagian:
1. Komet periode pendek, memiliki orbit elip dengan periode kurang dari 200
tahun, dalam beberapa kasus periodenya hanya beberapa tahun.
2. Komet periode panjang, periode lebih besar dari 200 tahun, orbitnya mungkin
elip, parabola atau hiperbola, penemuannya tidak dapat diprediksi.

Gambar.Komet dan Bagian-Bagiannya

2.10.6 Orbit Komet


Orbit komet pada umumnya adalah elips dan kebanyakan dalam elips yang
sangat panjang dengan eksentrisitas mendekati satu, sehingga menyerupai orbit
parabola. Komet yang seperti ini datang dari jarak puluhan ribu SA, sehingga
periode orbitnya sampai jutaan tahun. Namun beberapa komet, sekitar 100,
memiliki orbit dengan eksentrisitas rendah sehingga periodenya bisa ditentukan
dengan baik. Komet yang demikian disebut dengan komet periodik, misalnya
komet Halley (76 tahun), komet Biela (7 tahun), komet Encke (3,3 tahun).
Beberapa komet periodic, setelah beberapa kali muncul kemudian pecah
menjadi dua komet yang terpisah. Misalnya komet Biela yang ditemukan pada
tahun 1772, yang pemunculannya pada tahun 1846 terpisah menjadi dua komet
bahkan pada pemunculan periode berikutnya komet ini sudah tidak muncul lagi.

178 | B u m i d a n A n t a r i k s a
Gambar. Orbit Komet

2.10.7 Struktur Fisik Komet


Pada umumnya suatu komet terdiri dari bagian yang berbentuk bundar
baur, bersinar samar yang disebut ‘koma’. Ketika mendekati matahari umumnya
koma ini membesar dan bertambah terang. Di bagian tengah koma umumnya
terdapat ‘inti’ kecil yang sangat terang. Inti dan koma ini membentuk ‘kepala
komet’. Banyak komet ketika mendekati matahari menampakkanadanya ‘ekor’
yang bercahaya yang panjangnya bisa mencapai jutaan kilometer dari kepala.

Gambar. Struktur Komet

2.10.8 Bagian-bagian Komet

Inti Komet
Ketika jauh dari matahari, suhu sangat dingin, semua bahan membeku
menjadi padat pada inti. Hampir sebagian dari inti ini terdiri dari bahan yang
berbentuk debu, batu-batuan, dan logam. Namun, sebagian besar terdiri dari es
dan bahan-bahan yang mudah menguap. Ketika komet mendekat ke matahari

179 | B u m i d a n A n t a r i k s a
sampai jarak beberapa SA, permukaan inti mulai panas dan menguap. Molekul-
molekul yang menguap ini membawa bahan debu dan partikel lainnya yang
menyelubungi inti dan mulai membentuk koma. Ketika komet cukup dekat
dengan matahari (kurang dari 5 SA), komet mulai memancarkan cahaya pendar
yang terang dan lebih kuat dari cahaya matahari yang dipantulkannya. Inti komet
berukuran antara 1 – 10 km.
Koma
Koma suatu komet berdiameter 100.000 km atau lebih yang terdiri dari
beberapa bahan terutama air (H2O), methana (CH4), dan ammonia (NH3). Apabila
komet sangat dekat dengan matahari seperti komet Ikeyaseki pada tahun 1965,
suhu permukaan luar inti dapat mencapai 4500 K.
Ekor
Ekor komet terbentuk ketika dekat dengan matahari. Ekor komet terjadi
karena peloncatan material dari inti komet yang disebabkan oleh pemanasan dan
oleh tekanan radiasi angin matahari yang mendorong material komet menjauhi
matahari. Hal ini menyebabkan ekor komet selalu mengarah membelakangi
matahari. Makin dekat ke matahari, ekor komet makin panjang dan makin
menjauh dari matahari ekornya akan semakin memendek. Panjang ekor komet ada
yang mencapai 150 juta kilometer.
Asal mula komet diperkirakan berasal dari awan komet yang amat besar
sekali yang beredar mengitari matahari dengan orbit yang apheliumnya mencapai
50.000 SA atau lebih dari matahari.

2.10.9 Nama- Nama Komet

Sekarang telah dikenal banyak nama komet, antara lain sebagai berikut :

 Komet Kohoutek.
 Komen Arend-Roland dan Maikos yang muncul pada tahun 1957.
 Komet Ikeya-Seki, ditemukan pada bulan september 1965 oleh dua
astronom jepang, yaitu Ikeya dan T. Seki.
 Komet Shoemaker-Levy 9 yang hancur pada tahun 1994.

180 | B u m i d a n A n t a r i k s a
 Komet Hyakutake yang muncul pada tahun 1996.
 Komet Hale-bopp yang muncul pada tahun 1997.

Komet Halley

Komet Halley adalah suatu komet yang terlihat dari bumi setiap 75-76
tahun. Secara resmi diberi nama 1P/Halley, nama umumnya diberikan menurut
nama Edmund Halley. Komet ini merupakan komet paling terkenal di antara
komet-komet periodik lainnya. Walaupun pada setiap abad banyak komet
berperiode panjang yang muncul dengan lebih terang dan dahsyat, Halley adalah
satu-satunya komet dengan periode pendek yang tampak dengan mata telanjang,
dan karenanya merupakan komet yang tampak dengan mata telanjang yang pasti
kembali dalam rentang umur manusia. Kemunculannya sepanjang sejarah
memiliki pengaruh yang besar terhadap sejarah manusia, walaupun
penampakannya tidak dikenali sebagai obyek yang sama sampai abad ke-17.
Komet Halley terakhir muncul di tata surya pada tahun 1986, dan akan muncul
kembali pada pertengahan 2061.

181 | B u m i d a n A n t a r i k s a
2.11 BINTANG DAN DINAMIKANNYA MELIPUTI MATAHARI
SEBAGAI BINTANG, JARAK DAN GERAK BINTANG, MAGNETUDE
BINTANG, DAN KONSTELASI

2.11.1 Matahari Sebagai Salah Satu Bintang

Benda langit di jagat raya ini jumlahnya banyak sekali. Ada yang dapat
memancarkan cahaya sendiri ada juga yang tidak dapat memancarkan cahaya
sendiri, tetapi hanya memantulkan cahaya dari benda lain. Bintang adalah benda
langit yang memancarkan cahaya sendiri (sumber cahaya).Matahari dan bintang
mempunyai persamaan, yaitu dapat memancarkan cahaya sendiri.Matahari
merupakan sebuah bintang yang tampak sangat besar karena letaknya paling dekat
dengan bumi.

Matahari memancarkan energi yang sangat besar dalam bentuk gelombang


elektromagnet. Gelombang elektromagnet tersebut adalah gelombang cahaya
tampak, sinar X, sinar gamma, sinar ultraviolet, sinar inframerah, dan gelombang
mikro.

Bintang adalah benda langit yang memancarkan cahaya sendiri (sumber


cahaya).Matahari dan bintang mempunyai persamaan, yaitu dapat memancarkan
cahaya sendiri.Matahari merupakan sebuah bintang yang tampak sangat besar
karena letaknya paling dekat dengan bumi.

Matahari memancarkan energi yang sangat besar dalam bentuk gelombang


elektromagnetSumber energi matahari berasal dari reaksi fusi yang terjadi di
dalam inti matahari.Reaksi fusi ini merupakan penggabungan atom-atom hidrogen
menjadi helium. Reaksi fusi tersebut akan menghasilkan energi yang sangat besar.
Matahari tersusun dari berbagai macam gas antara lain hidrogen (76%), helium
(22%), oksigen dan gas lain (2%).

1. Lapisan-Lapisan Matahari

182 | B u m i d a n A n t a r i k s a
Matahari adalah bola gas pijar yang sangat panas.Matahari terdiri atas empat
lapisan, yaitu inti matahari, fotosfer, kromosfer, dan korona.

Gambar 1.Ilustrasi bagian-bagian matahari.

(1) Inti (2) Zona radiatif (3) Zona konvektif (4) Fotosfer (5) Kromosfer (6)
Korona (7) Bintik matahari (8) Granula (9) Prominensa.

a. Inti Matahari

Bagian dalam dari matahari, yaitu inti matahari.Pada bagian ini terjadi
reaksi fusi sebagai sumber energi matahari.Suhu pada inti matahari dapat
mencapai 15 juta derajat celcius.Berdasarkan perbandingan radius/diameter,
bagian inti berukuran seperempat jarak dari pusat ke permukaan dan 1/64 total
volume matahari. Kepadatannya adalah sekitar 150 g/cm3.Suhu dan tekanan yang
sedemikian tingginya memungkinkan adanya pemecahan atom-atom menjadi
elektron, proton, dan neutron. Neutron yang tidak bermuatan akan meninggalkan
inti menuju bagian matahari yang lebih luar. Sementara itu, energi panas di dalam
inti menyebabkan pergerakan elektron dan proton sangat cepat dan bertabrakan
satu dengan yang lain menyebabkan reaksi fusi nuklir (sering juga disebut
termonuklir). Inti matahari adalah tempat berlangsungnya reaksi fusi nuklir

183 | B u m i d a n A n t a r i k s a
helium menjadi hidrogen.Energi hasil reaksi termonuklir di inti berupa sinar
gamma dan neutrino memberi tenaga sangat besar sekaligus menghasilkan seluruh
energi panas dan cahaya yang diterima di bumi.Energi tersebut dibawa keluar dari
matahari melalui radiasi.

b. Zona radiatif

Zona radiatif adalah daerah yang menyelubungi inti matahari. Energi dari
inti dalam bentuk radiasi berkumpul di daerah ini sebelum diteruskan ke bagian
matahari yang lebih luar. Kepadatan zona radiatif adalah sekitar 20 g/cm3 dengan
suhu dari bagian dalam ke luar antara 7 juta hingga 2 juta derajat Celcius. Suhu
dan densitas zona radiatif masih cukup tinggi, namun tidak memungkinkan
terjadinya reaksi fusi nuklir.

c. Zona konvektif

Zona konvektif adalah lapisan di mana suhu mulai menurun. Suhu zona
konvektif adalah sekitar 2 juta derajat Celcius (3,5 juta derajat Fahrenheit).
Setelah keluar dari zona radiatif, atom-atom berenergi dari inti matahari akan
bergerak menuju lapisan lebih luar yang memiliki suhu lebih rendah. Penurunan
suhu tersebut menyebabkan terjadinya perlambatan gerakan atom sehingga
pergerakan secara radiasi menjadi kurang efisien lagi. Energi dari inti matahari
membutuhkan waktu 170.000 tahun untuk mencapai zona konvektif. Saat berada
di zona konvektif, pergerakan atom akan terjadi secara konveksi di area sepanjang
beberapa ratus kilometer yang tersusun atas sel-sel gas raksasa yang terus
bersirkulasi. Atom-atom bersuhu tinggi yang baru keluar dari zona radiatif akan
bergerak dengan lambat mencapai lapisan terluar zona konvektif yang lebih
dingin menyebabakan atom-atom tersebut "jatuh" kembali ke lapisan teratas zona
radiatif yang panas yang kemudian kembali naik lagi. Peristiwa ini terus berulang
menyebabkan adanya pergerakan bolak-balik yang menyebabakan transfer energi
seperti yang terjadi saat memanaskan air dalam panci. Oleh sebab itu, zona

184 | B u m i d a n A n t a r i k s a
konvektif dikenal juga dengan nama zona pendidihan (the boiling zone). Materi
energi akan mencapai bagian atas zona konvektif dalam waktu beberapa minggu.

d. Fotosfer

Fotosfer adalah bagian permukaan matahari.Lapisan ini mengeluarkan


cahaya sehingga mampu memberikan penerangan sehari-hari.Suhu pada lapisan
ini mampu mencapai lebih kurang 16.000 derajat celcius dan mempunyai
ketebalan sekitar 500 km.

e. Kromosfer

Kromosfer adalah lapisan di atas fotosfer dan bertindak sebagai atmosfer


matahari.Kromosfer mempunyai ketebalan 16.000 km dan suhunya mencapai
lebih kurang 9.800 derajat C. Kromosfer terlihat berbentuk gelang merah yang
mengelilingi bulan pada waktu terjadi gerhana matahari total.

f. Korona

Korona adalah lapisan luar atmosfer matahari.Suhu korona mampu


mencapai lebih kurang 1.000.000 derajat C. Warnanya keabu-abuan yang
dihasilkan dari adanya ionisasi pada atom-atom akibat suhunya yang sangat
tinggi.Korona tampak ketika terjadi gerhana matahari total, karena pada saat itu
hampir seluruh cahaya matahari tertutup oleh bulan.Bentuk korona, seperti
mahkota dengan warna keabu-abuan.

2. Pergerakan matahari

Matahari mempunyai dua macam pergerakan, yaitu sebagai berikut :

 Matahari berotasi pada sumbunya dengan selama sekitar 27 hari untuk


mencapai satu kali putaran. Gerakan rotasi ini pertama kali diketahui melalui
pengamatan terhadap perubahan posisi bintik matahari. Sumbu rotasi matahari
miring sejauh 7,25° dari sumbu orbit bumi sehingga kutub utara matahari akan
lebih terlihat di bulan September sementara kutub selatan matahari lebih

185 | B u m i d a n A n t a r i k s a
terlihat di bulan Maret. Matahari bukanlah bola padat, melainkan bola gas,
sehingga matahari tidak berotasi dengan kecepatan yang seragam. Ahli
astronomi mengemukakan bahwa rotasi bagian interior matahari tidak sama
dengan bagian permukaannya. Bagian inti dan zona radiatif berotasi
bersamaan, sedangkan zona konvektif dan fotosfer juga berotasi bersama
namun dengan kecepatan yang berbeda. Bagian ekuatorial (tengah) memakan
waktu rotasi sekitar 24 hari sedangkan bagian kutubnya berotasi selama
sekitar 31 hari. Sumber perbedaan waktu rotasi matahari tersebut masih
diteliti.

 Matahari dan keseluruhan isi tata surya bergerak di orbitnya mengelilingi


galaksi Bimasakti. Matahari terletak sejauh 28.000 tahun cahaya dari pusat
galaksi Bimasakti. Kecepatan rata-rata pergerakan ini adalah 828.000 km/jam
sehingga diperkirakan akan membutuhkan waktu 230 juta tahun untuk
mencapai satu putaran sempurna mengelilingi galaksi.

3. Gangguan-Gangguan pada Matahari

Gejala-gejala aktif pada matahari atau aktivitas matahari sering


menimbulkan gangguan-gangguan pada matahari.Gangguan-gangguan tersebut,
yaitu sebagai berikut.

a. Gumpalan-Gumpalan pada Fotosfer (Granulasi)

Gumpalan-gumpalan ini timbul karena rambatan gas panas dari inti


matahari ke permukaan.Akibatnya, permukaan matahari tidak rata melainkan
bergumpal-gumpal.

b. Bintik Matahari (Sun Spot)

Bintik matahari merupakan daerah tempat munculnya medan magnet yang


sangat kuat. Bintik-bintik ini bentuknya lubang-lubang di permukaan matahari di
mana gas panas menyembur dari dalam inti matahari, sehingga dapat mengganggu
telekomunikasi gelombang radio di permukaan bumi.

186 | B u m i d a n A n t a r i k s a
c. Lidah Api Matahari

Lidah api matahari merupakan hamburan gas dari tepi kromosfer matahari.
Lidah api dapat mencapai ketinggian 10.000 km. Lidah api sering disebut
prominensa atau protuberan. Lidah api terdiri atas massa proton-135 dan elektron
atom hidrogen yang bergerak dengan kecepatan tinggi. Massa partikel ini dapat
mencapai permukaan bumi. Sebelum masuk ke bumi, pancaran partikel ini
tertahan oleh medan magnet bumi (sabuk Van Allen), sehingga kecepatan partikel
ini menurun dan bergerak menuju kutub, kemudian lama-kelamaan partikel
berpijar yang disebut aurora. Hamburan partikel ini mengganggu sistem
komunikasi gelombang radio.Aurora di belahan bumi selatan disebut Aurora
Australis, sedangkan di belahan bumi utara disebut Aurora Borealis.

d. Letupan (Flare)

Flare adalah letupan-letupan gas di atas permukaan matahari. Flare dapat


menyebabkan gangguan sistem komunikasi radio, karena letusan gas tersebut
terdiri atas partikel-partikel gas bermuatan listrik.

2.11.2 Jarak Bintang

Sebagai perbandingan, Bintang terdekat setelah Matahari adalah bintang


Proxima Centauri, yang memiliki jarak sekitar 40 triliun km dari Bumi.

Jarak bintang merupakan angka-angka yang sangat besar, sehingga para ahli
astronomi tidak lagi menggunakan satuan kilometer untuk menyatakan jarak
bintang, seperti halnya kita tidak lagi menyatakan jarak antarkota dengan satuan
milimeter.Oleh karena itu, para astronom menggunakan satuan yang lain, yaitu
satuan Tahun Cahaya (TC).Tahun Cahaya didefinisikan sebagai jarak tempuh
cahaya dalam periode satu tahun.

1 Tahun Cahaya = 1 Tahun × besar kecepatan cahaya

= (365 × 24 × 60 × 60) detik × 3 · 105km/detik

= 9,46 · 1012 km

187 | B u m i d a n A n t a r i k s a
Ada 3 satuan jarak yang sering digunakan untuk menyatakan jarak antar
benda-benda langit, yaitu:

 Satuan Astronomi (SA)  jarak rata-rata Bumi-Matahari


1 SA = 149,6 · 106 km
 Tahun Cahaya  jarak yang ditempuh cahaya dalam satu tahun
1 TC = 9,46 · 1012 km
= 63.420 SA
= 0,307 parsec
 Parsec (parallax second)  jarak bintang jika sudut paralaksnya 1 detik
1 parsec = 206.265 × 1 SA
= 206265 × 149,6 · 106 km
= 3,086 · 1013 km
= 3,26 TC

Bintang adalah benda angkasa berupa bola gas raksasa yang


memancarkanenerginya sendiri dari reaksi inti dalam bintang, baik berupa panas,
cahaya maupun berbagai radiasi lainnya. Di dalam astronomi, metode yang
digunakan dalam penentuan jarak adalah metode paralaks.

Paralaks adalah perbedaan latar belakang yang tampak ketika sebuah benda
yang diam dilihat dari dua tempat yang berbeda. Kita bisa mengamati bagaimana
paralaks terjadi dengan cara yang sederhana. Acungkan jari telunjuk pada jarak
tertentu (misal 30 cm) di depan mata kita. Kemudian amati jari tersebut dengan
satu mata saja secara bergantian antara mata kanan dan mata kiri. Jari kita yang
diam akan tampak berpindah tempat karena arah pandang dari mata kanan
berbeda dengan mata kiri sehingga terjadi perubahan pemandangan latar
belakangnya. “Perpindahan” itulah yang menunjukkan adanya paralaks.

Paralaks pada bintang baru bisa diamati untuk pertama kalinya pada tahun
1837 oleh Friedrich Bessel, seiring dengan teknologi teleskop untuk astronomi
yang berkembang pesat (sejak Galileo menggunakan teleskopnya untuk
mengamati benda langit pada tahun 1609). Bintang yang ia amati adalah 61 Cygni

188 | B u m i d a n A n t a r i k s a
(sebuah bintang di rasi Cygnus/angsa) yang memiliki paralaks 0,29″. Ternyata
paralaks pada bintang memang ada, namun dengan nilai yang sangat kecil.Hanya
keterbatasan instrumenlah yang membuat orang-orang sebelum Bessel tidak
mampu mengamatinya.Karena paralaks adalah salah satu bukti untuk model alam
semesta heliosentris (yang dipopulerkan kembali oleh Copernicus pada tahun
1543), maka penemuan paralaks ini menjadikan model tersebut semakin kuat
kedudukannya dibandingkan dengan model geosentris Ptolemy yang banyak
dipakai masyarakat sejak tahun 100 SM.

Paralaks bintang dapat diartikan sebagai pergeseran suatu bintang yang


timbul karena gerakan bumi mengelilingi matahari.Secara numerik paralaks
bintang adalah sudut yang membentuk jarak 1 SA.Semakin jauh letak bintang,
lintasan ellipsnya makin kecil, paralaksnya juga makin kecil.

Gambar 2. Hubungan Paralaks Bintang dengan Jarak

Dengan menggunakan geometri segitiga, yaitu hubungan antara sebuah sudut dan
dua buah sisi, maka dapat dituliskan persamaan:

𝑝 𝑟
=
360° 2𝜋𝑑

𝑝 1 𝑆𝐴
⟺ =
360° 2𝜋𝑑

189 | B u m i d a n A n t a r i k s a
360° 1 𝑆𝐴
⟺𝑑= ×
2𝜋 𝑝

1
⟺d= (dalam parsec)
p

atau kita dapat mendefinisikan paralaks bintang melalui rumus dasar trigonometri,
yaitu:

1 𝑆𝐴
= tan 𝑝
𝑑

karena nilai p sangat kecil (besar sudutnya adalah dalam satuan detik), maka nilai
tan p ≈ p (dibulatkan menjadi p).

Jarak d dihitung dalam SA dan sudut p dihitung dalam radian. Apabila kita
gunakan detik busur sebagai satuan dari sudut paralaks (p), maka kita akan
peroleh d adalah 206.265 SA atau 3,09 · 1013 km. Jarak sebesar ini kemudian
didefinisikan sebagai 1 pc (parsec, parsek), yaitu jarak bintang yang mempunyai
paralaks 1 detik busur. Metode paralaks trigonometri ini hanya bisa digunakan
untuk mendapatkan jarak bintang-bintang terdekat (untuk jarak ratusan parsec).

Pada kenyataannya, paralaks bintang yang paling besar adalah 0,76″ yang
dimiliki oleh bintang terdekat dari tata surya, yaitu bintang Proxima Centauri di
rasi Centaurus yang berjarak 1,31 pc. Sudut sebesar ini akan sama dengan sebuah
tongkat sepanjang 1 meter yang diamati dari jarak 270 kilometer. Sementara
bintang 61 Cygni memiliki paralaks 0,29″ dan jarak 1,36 TC atau sama dengan
3,45 pc.

2.11.3 Gerak Bintang

Dalam pergerakan bintang diketahui ada dua garis besar gerak pada bintang,
yaitu gerak sejati bintang (disebabkan oleh pergerakan dari bintang itu sendiri)
dan gerak semu bintang (bintang terlihat bergerak disebabkan oleh pergerakan
bumi, yaitu rotasi dan revolusi bumi).

190 | B u m i d a n A n t a r i k s a
Bila diamati, bintang selalu bergerak di langit malam, baik itu tiap jam
maupun tiap hari akibat pergerakan Bumi relatif terhadap bintang (rotasi dan
revolusi Bumi).Walaupun begitu, bintang sebenarnya benar-benar bergerak,
sebagian besar karena mengitari pusat galaksi, namun pergerakannya itu sangat
kecil sehingga hanya dapat dilihat dalam pengamatan selama berabad-abad.Gerak
semacam inilah yang disebut gerak sejati bintang. Gerak sejati bintang dibedakan
menjadi dua berdasarkan arah geraknya, yaitu:

a) Kecepatan radial : Kecepatan bintang menjauhi atau mendekati pengamat


(sejajar garis pandang).
b) Kecepatan tangensial : Kecepatan bintang bergerak di bola langit (pada
bidang pandang).
c) Kecepatan total : Kecepatan gerak sejati bintang yang sebenarnya (semua
komponen).

1. Kecepatan Radial (radial velocity)

Kecepatan radial adalah kecepatan bintang mendekati atau menjauhi


Matahari.Kecepatan ini biasanya cukup besar, sehingga terjadi peristiwa
pergeseran panjang gelombang. Kecepatan radial bintang dapat diukur dengan
metode Efek Doppler.

∆𝜆 𝑐 + 𝑣𝑟
=√ −1
𝜆𝑜 𝑐 − 𝑣𝑟

atau dengan pendekatan untuk vr<<c dapat digunakan versi non-relativistik yaitu:

∆𝜆
𝑣𝑟 = ×𝑐
𝜆𝑜

Sebagian besar gerak bintang-bintang yang dapat diamati geraknya memiliki


kelajuan yang jauh di bawah kelajuan cahaya, sehingga dapat digunakan rumus
non-relativistik.

191 | B u m i d a n A n t a r i k s a
Kecepatan radial dinyatakan dalam km/s, bernilai positif apabila bintang
menjauhi Matahari dan bernilai negatif apabila bintang mendekati Matahari.
Sebenarnya, baik gerak bintang atau gerak pengamat maupun kedua-duanya, akan
menghasilkan pergeeseran Doppler. Kecepatan radial sendiri tidak menyimpulkan
apakah bintang atau Matahari yang sedang bergerak, melainkan yang diukur
adalah kecepatan di mana jarak bintang dan Matahari bertambah atau berkurang.
Kecepatan radial juga sebenarnya tidak ditentukan secara langsung, karena kita
mengamati gerak bintang dari bumi yang berotasi dan mengorbit, dan tentu saja
hal ini akan memberikan kontribusi terhadap pergeseran Doppler.

2. Kecepatan Tangensial (tangential velocity)

Kecepatan tangensial adalah gerak bintang sepanjang garis


penglihatan.Misalkan pada suatu tahun, bintang tersebut berada pada koordinat
α,δ sekian, namun pada tahun berikutnya posisinya berubah. Perubahan koordinat
dalam tiap tahun ini disebut proper motion (μ) yang merupakan kecepatan sudut
bintang (perubahan sudut per perubahan waktu). Kecepatan liniernya dinyatakan
dalam satuan kilometer per detik (km/s). Kecepatan linier inilah yang dikatakan
kecepatan tangensial, yang dapat dicari dengan menggunakan rumus keliling
lingkaran. Misal perubahan posisi bintang dari x ke x’, yaitu sebesar μ(detik
busur) setiap tahunnya. Jarak bumi-bintang adalah d (dalam parsec), dan μ (dalam
detik)

Gambar 3. Ilustrasi Penentuan Kecepatan Tangensial

192 | B u m i d a n A n t a r i k s a
𝜇
𝑥 − 𝑥′ = 𝑠 = × 𝑘𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔
360°

Gambar 4. Hubungan Kecepatan


Radial, Kecepatan Tangensial,
dan Kecepatan Total

𝜇
𝑠= × 2𝜋𝑑
1296000′′

dan mengingat definisi kecepatan sudut, v = ω d, maka:

𝜇 2𝜋
𝑣𝑡 = × 𝑝𝑎𝑟𝑠𝑒𝑐⁄𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
1296000′′ 𝑝
𝜇 3,086 ∙ 1013 𝑘𝑚
𝑣𝑡 = ×
1296000′′ (365 × 24 × 60 × 60)𝑠
4,74𝜇
𝑣𝑡 =
𝑝
3. Kecepatan Total (total velocity)

Kecepatan total atau kecepatan ruang (space velocity) merupakan resultan


dari kecepatan radial dan kecepatan tangensial. Karena arah sumbu radial dan
tangensial tegak lurus, maka dapat diselesaikan dengan mudah menggunakan dalil
Pythagoras atau trigonometri.Sudut yang dibentuk antara sumbu radial dan vektor
kecepatan bintang disebut sudut β.

𝑣 = √𝑣𝑟2 + 𝑣𝑡2

193 | B u m i d a n A n t a r i k s a
𝑣𝑟 = 𝑣 cos 𝛽

𝑣𝑡 = 𝑣 sin 𝛽

Akibat gerak Bumi mengelilingi Matahari, suatu bintang dapat bergerak dengan
membentuk lintasan berupa garis lurus, lingkaran, atau elips, tergantung pada
posisi bintang tersebut.Gerak tersebut disebabkan oleh dua hal, yaitu bidang
ekliptika (bidang orbit bumi mengelilingi matahari) dan kutub ekliptika (garis
yang melalui pusat orbit bumi, yaitu matahari, dan berposisi tegak lurus terhadap
bidang ekliptika).

 Bintang yang terletak pada bidang ekliptika, apabila diamati selama satu
tahun penuh, maka lintasannya akan membentuk garis lurus
 Bintang yang terletak pada kutub ekliptika, apabila diamati selama satu
tahun penuh, maka lintasannya akan membentuk lingkaran
 Bintang yang terletak antara bidang ekliptika dan kutub ekliptika, apabila
diamati selama satu tahun penuh, maka lintasannya akan membentuk
elips

4. Standar Diam Lokal (Local Standard of Rest, LSR)

Matahari merupakan anggota dari galaksi Bima Sakti yang terdiri dari
ratusan miliar bintang.Galaksi itu sendiri berbentuk cakram dan berotasi.Matahari
ikut serta dalam gerakan rotasi galaksi dengan kecepatan 250 km/s, sekali
mengorbit terhadap pusat galaksi dengan periode 200 miliar tahun.Pengamatan
kita terhadap proper motion dan kecepatan radial tidak secara langsung
memberikan gambaran gerak terhadap pusat galaksi.

Ahli astronomi telah mendefinisikan sistem acuan di mana perbedaan


gerakan bintang-bintang di mana matahari berada rata-ratanya nol atau dengan
kata lain, lingkungan tersebut relatif diam. Kerangka ini disebut dengan Standar
Diam Lokal (Local Standard of Rest, LSR). Menurut definisi, LSR adalah suatu
titik dalam ruang dekat Matahari, di mana bintang-bintang di sekitar titik tersebut

194 | B u m i d a n A n t a r i k s a
terdistribusi secara seragam, dan jumlah total kecepatannya terhadap titik tersebut
adalah nol.

Matahari bergerak terhadap LSR dengan kecepatan 20 km/s. Kecepatan ini


diukur dengan mengamati gerakan bintang-bintang di sekitar Matahari.Gerak
bintang-bintang di sekitar Matahari merupakan pencerminan dari gerakan
Matahari dan bintang-bintang itu sendiri.Jadi, kecepatan Matahari diukur terhadap
suatu titik yang relatif diam terhadap bintang-bintang di sekitar Matahari.

2.11.4 Magnitudo Bintang

Sekitar tahun 150 SM, seorang astronom Yunani bernama Hipparchus


membuat sistem klasifikasi kecemerlangan bintang yang pertama. Saat itu, ia
mengelompokkan kecemerlangan bintang menjadi enam kategori dalam bentuk
yang kurang lebih seperti ini: paling terang, terang, tidak begitu terang, tidak
begitu redup, redup dan paling redup. Hal tersebut dilakukannya dengan membuat
katalog bintang yang pertama.Sistem tersebut kemudian berkembang dengan
penambahan angka sebagai penentu kecemerlangan.Yang paling terang memiliki
nilai 1, berikutnya 2, 3, hingga yang paling redup bernilai 6.Klasifikasi inilah
yang kemudian dikenal sebagai sistem magnitudo.Skala dalam sistem magnitudo
ini terbalik sejak pertama kali dibuat.Semakin terang sebuah bintang,
magnitudonya semakin kecil.Dan sebaliknya semakin redup bintang,
magnitudonya semakin besar.

Sistem tersebut kemudian semakin berkembang setelah Galileo dengan


teleskopnya menemukan bahwa ternyata terdapat lebih banyak bintang lagi yang
lebih redup daripada yang bermagnitudo 6. Skalanya pun berubah hingga muncul
magnitudo 7,8, dan seterusnya. Namun penilaian kecemerlangan bintang ini
belumlah dilakukan secara kuantitatif.Semuanya hanya berdasarkan penilaian
visual dengan mata telanjang saja.

Pada tahun 1856 berkembanglah perhitungan matematis untuk sistem


magnitudo.Norman Robert Pogson, seorang astronom Inggris, memberikan
rumusan berbentuk logaritmis yang masih digunakan hingga sekarang dengan

195 | B u m i d a n A n t a r i k s a
aturan seperti berikut. Secara umum, perbedaan sebesar 5 magnitudo
menunjukkan perbandingan kecemerlangan sebesar 100 kali. Jadi, bintang dengan
magnitudo 1 lebih terang 100 kali daripada bintang dengan magnitudo 6, dan
lebih terang 10.000 kali daripada bintang bermagnitudo 11, dan seterusnya.
Dengan rumusan Pogson ini, perhitungan magnitudo bintang pun menjadi lebih
teliti dan lebih dapat dipercaya.

Seiring dengan semakin majunya teknologi teleskop, magnitudo untuk


bintang paling redup yang dapat kita amati semakin besar. Contohnya, Hubble
Space Telescope memiliki kemampuan untuk mengamati objek dengan magnitudo
31.Tetapi walaupun bukan lagi nilai terbesar, magnitudo 6 tetap menjadi nilai
penting hingga kini karena inilah batas magnitudo bintang yang paling redup yang
dapat diamati dengan mata telanjang.Tentunya dengan syarat langit, lingkungan,
dan kondisi mata yang masih bagus.

Sama seperti perkembangan yang terjadi pada magnitudo besar, magnitudo


kecil juga mengalami ekspansi seiring dengan semakin majunya teknologi
detektor.Dalam kelompok magnitudo 1 kemudian diketahui terdapat beberapa
bintang tampak lebih terang dari yang lainnya sehingga muncullah magnitudo
0.Bahkan magnitudo negatif juga diperlukan untuk objek langit yang lebih terang
lagi. Kini diketahui bahwa bintang paling terang di langit malam adalah Sirius,
dengan magnitudo -1,47. Magnitudo Venus dapat mencapai -4,89, Bulan purnama
-12,92, dan magnitudo Matahari mencapai -26,74.

Magnitudo yang kita bicarakan di atas disebut juga dengan magnitudo semu,
karena menunjukkan kecemerlangan bintang yang dilihat dari Bumi, tidak peduli
seberapa jauh jaraknya.Jadi, sebuah bintang bisa terlihat terang karena jaraknya
dekat atau jaraknya jauh tapi berukuran besar.Sebaliknya, sebuah bintang bisa
terlihat redup karena jaraknya jauh atau jaraknya dekat tapi berukuran
kecil.Sistem ini membuat kecemerlangan bintang yang kita lihat bukan
kecemerlangan bintang yang sesungguhnya.Untuk mengoreksinya, faktor jarak itu
harus dihilangkan.Maka muncullah sistem magnitudo mutlak.

196 | B u m i d a n A n t a r i k s a
Magnitudo mutlak adalah magnitudo bintang jika bintang tersebut berada
pada jarak 10 parsec.Nilainya dapat ditentukan apabila magnitudo semu dan jarak
bintang diketahui. Dengan “menempatkan” bintang-bintang pada jarak yang sama,
kita bisa tahu bintang mana yang benar-benar terang. Sebagai perbandingan,
Matahari, yang memiliki magnitudo semu -26,74, hanya memiliki magnitudo
mutlak 4,75. Jauh lebih redup daripada Betelgeuse yang memiliki magnitudo
semu 0,58 tetapi memiliki magnitudo mutlak -6,05 (135.000 kali lebih terang dari
Matahari).

Magnitudo adalah tingkat kecemerlangan suatu bintang. Skala magnitudo


berbanding terbalik dengan kecemerlangan bintang, artinya makin terang suatu
bintang makin kecil skala magnitudonya. Pada zaman dulu, bintang yang paling
terang diberikan magnitudo 1 dan yang cahayanya paling lemah yang masih dapat
dilihat oleh mata diberi magnitudo 6. Sekarang diberikan ketentuan bintang
dengan beda magnitudo satu memiliki beda kecemerlangan 2,512 kali (selisih
lima magnitudo berarti perbedaan kecemerlangan seratus kali), jadi jika bintang A
memiliki magnitudo 1 dan bintang B memiliki magnitudo 3 berarti bintang A 6,25
kali tampak lebih terang dari bintang B. Perbandingan magnitudo semu bintang
dapat menggunakan rumus Pogson berikut:

𝐸1
𝑚1 − 𝑚2 = −2,5 log
𝐸2

Pengukuran magnitudo berdasarkan keadaan yang tampak dari Bumi seperti


di atas adalah magnitudo semu (m).Magnitudo mutlak (M) adalah perbandingan
nilai terang bintang yang sesungguhnya. Seperti yang Anda ketahui, jarak antara
bintang yang satu dan bintang yang lain dengan Bumi tidaklah sama. Akibatnya,
bintang terang sekalipun akan nampak redup bila jaraknya sangat jauh. Oleh
karena itu, dibuatlah perhitungan magnitudo mutlak, yaitu tingkat kecemerlangan
bintang apabila bintang itu diletakkan hingga berjarak 10 parsec dari Bumi.
Dengan mengingat persamaan radiasi E = L / 4πr2 , dengan E adalah energi
radiasi, L adalah luminositas (daya) dan r jarak, maka perhitungan jarak bintang,
magnitudo semu dan magnitudo mutlak (absolut) adalah:

197 | B u m i d a n A n t a r i k s a
𝐸1
𝑚 − 𝑀 = −2,5 log
𝐸2

𝐿
4𝜋𝑑 2
𝑚 − 𝑀 = −2,5 log
𝐿
4𝜋102

10 2
𝑚 − 𝑀 = −2,5 log ( )
𝑑

𝑚 − 𝑀 = −2,5 × 2(1 − log 𝑑)

𝑚 − 𝑀 = −5 + 5 log 𝑑

Perlu diingat jarak dalam persamaan modulus di atas (d) harus dinyatakan
dalam satuan parsec. Satu parsec ialah jarak suatu bintang yang mempunyai sudut
paralaks satu detik busur, yang sebanding dengan 3,26 tahun cahaya (TC) atau
206.265 satuan astronomi (SA). Jika yang ditanyakan ialah jarak, maka rumus
diatas dapat dibalik menjadi:

𝑑 = 100,2(𝑚−𝑀+5)

Jika magnitudo absolut dan magnitudo semunya diketahui, jaraknya dapat


dihitung. Kuantitas m – M dikenal sebagai modulus jarak. Adapun hubungan
antara magnitudo mutlak dan luminositas (daya) bintang, L dapat diterapkan
berdasarkan rumus Pogson.

𝐿1
𝑀1 − 𝑀2 = −2,5 log
𝐿2

Misalkan magnitudo semu matahari tampak dari Bumi, m = -26,83, maka


magnitudo mutlak matahari, M ialah:

𝑀 = 𝑚 + 5 − 5 log 𝑑

mengingat jarak Bumi-Matahari = 1 SA = 1 / 206265 parsec, maka:

198 | B u m i d a n A n t a r i k s a
1
𝑀 = −26,83 + 5 − 5 log
206265

𝑀 = 4,74

Berikut ini adalah tabel skala magnitudo tampak beberapa benda langit:

BENDA LANGIT SKALA


Matahari -26,8
Bulan purnama -12,6
Venus (kecerahan maksimum) -4,4
Mars dan Jupiter (kecerahan maksimum) -2,8
Sirius (bintang tercerah) -1,5
Canopus -0,7
Arcturus, Capella, Vega (titik nol berdasarkan definisi) 0,0
Saturnus (kecerahan maksimum) +0,2
Aldebaran, Antares, Betelgeuse +1,0
Polaris +2,0
Uranus +5,6
Bintang teredup yang terlihat dengan mata telanjang (limit) +6,0
Neptunus +8,2
Kuasar tercerah +12,6
Pluto +13,7
Objek teredup yang dapat diamati oleh teleskop Hubble +30,0

2.11.5 Konstelasi Bintang

Rasi bintang atau Konstelasi adalah sekelompok bintang yang tampak


berhubungan membentuk suatu konfigurasi khusus.

Dalam ruang tiga dimensi, kebanyakan bintang yang kita amati tidak
memiliki hubungan satu dengan lainnya, tetapi dapat terlihat seperti berkelompok
pada bola langit malam. Manusia memiliki kemampuan yang sangat tinggi dalam
mengenali pola dan sepanjang sejarah telah mengelompokkan bintang-bintang
yang tampak berdekatan menjadi rasi-rasi bintang.

199 | B u m i d a n A n t a r i k s a
Pengelompokan bintang-bintang menjadi rasi bintang sebenarnya cukup
acak, dan kebudayaan yang berbeda akan memiliki rasi bintang yang berbeda
pula, sekalipun beberapa yang sangat mudah dikenali biasanya seringkali
ditemukan, misalnya Orion atau Scorpius.

Himpunan Astronomi Internasional

telah membagi langit menjadi 88 rasi bintang resmi dengan batas-batas


yang jelas, sehingga setiap arah hanya dimiliki oleh satu rasi bintang saja. Pada
belahan bumi (hemisfer) utara, kebanyakan rasi bintangnya didasarkan pada
tradisi Yunani, yang diwariskan melalui Abad Pertengahan, dan mengandung
simbol-simbol Zodiak.

Fungsi Rasi Bintang Sebagai Penunjuk Arah Mata Angin

Alam telah menyediakan seluruh sumber dayanya yang tak terhingga bagi
hajat hidup manusia sekalian.Hanya saja, terkadang manusia belum terlampau jeli
untuk mampu menyingkap berbagai tabir rahasia yang telah disediakan alam
baginya.

Arah mata angin, menjadi kebutuhan mendasar bagi setiap manusia yang
sedang melakukan perjalanan.Saat ini, telah tersedia berbagai macam alat navigasi
yang canggih dan modern guna memudahkan kita dalam membaca arah mata
angin.Namun, perlu kita ingat bahwa manusia-manusia kuno perintis peradaban
terdahulu telah mampu memanfaatkan alam sebagai pembimbing navigasi mereka

200 | B u m i d a n A n t a r i k s a
dalam wujud rasi bintang. Rasi bintang diidentifikasikan untuk menandai acuan
arah mata angin (tentunya yang akan berfungsi terutama saat malam hari) dengan
berbagai bentuknya. Metode kuno yang terbukti akurat hingga sekarang. Berikut
ini beberapa rasi bintang yang dapat dijadikan acuan sebagai penunjuk arah mata
angin :

1. Rasi Bintang Ursa Major, sebagai penunjuk arah Utara.

Rasi Bintang Ursa Major atau disebut juga dengan rasi bintang Great Bear
(Beruang Besar)/Biduk yang menunjukkan arah utara berbentuk seperti gayung,
dan terdiri dari 7 buah bintang, karena itu juga terkadang rasi bintang ini disebut
sebagai konstelasi bintang tujuh.Rasi bintang ini terlihat sepanjang tahun di langit
utara. Pada rasi bintang ini, ada satu bintang yang paling terang, dan biasanya
dalam peta rasi bintang diberi simbol α (perhatikan gambar peta rasi bintang
dibawah ini).

Peta Rasi Bintang Ursa Major (simbol α)

201 | B u m i d a n A n t a r i k s a
Gambar Seni Rasi Bintang
Great Bear/Beruang Besar/Biduk/Ursa Major

2. Rasi bintang Crux, sebagai penunjuk arah Selatan

Rasi bintang ini berbentuk seperti ikan pari, layang-layang, atau salib dan
bisa kita lihat pada langit malam dengan arah agak ke selatan.Sehingga Rasi
bintang yang satu ini desbut juga sebagai Rasi bintang Salib Selatan.Pada rasi
bintang ini, ada satu bintang yang paling terang, dan biasanya dalam peta rasi
bintang diberi simbol α (lihat gambar dibawah).

202 | B u m i d a n A n t a r i k s a
Peta Rasi Bintang Crux

Gambar Seni Rasi Bintang Crux/Pari/Layang-layang/Salib Selatan

3. Rasi bintang Orion, sebagai penunjuk arah Barat.

Rasi bintang ini dapat dilihat di langit sebelah barat. Disebut juga dengan
nama Rasi bintang Pemburu atau Rasi bintang Waluku. Dinamai Orion, yang

203 | B u m i d a n A n t a r i k s a
artinya adalah pemburu dalam bahasa yunani, rasi bintang ini didedikasikan bagi
Orion, putera Neptune, seorang pemburu terbaik di dunia.

Gambar Seni Rasi Bintang Orion

Orion ini mudah dikenali dengan adanya 3 bintang kembar yang berjajar
membentuk sabuk Orion (Orion Belt). Satu lagi yang menarik di rasi orion ini
adalah adanya bintang Bellatrix dan Betelgeuse pada konstelasinya. Bellatrix
identik dengan tokoh dalam Harry Potter, sedangkan Betelgeuse adalah salah satu
judul film anak-anak waktu dulu.

Selain sebagai petunjuk arah barat, rasi bintang orion ini atau waluku
dalam bahasa Indonesia sering dijadikan sebagai tanda bagi para petani jaman
dulu untuk mulai menggarap sawah dan ladangnya.

4. Rasi bintang Scorpius/Scorpion, sebagai penunjuk arah Tenggara.

Rasi bintang keempat yang bisa dikenali dan menjadi petunjuk arah adalah
rasi bintang kalajengking atau Scorpio. Rasi bintang satu ini agak susah dicari,
karena jumlah bintang yang membentuk konstelasinya cukup banyak.

204 | B u m i d a n A n t a r i k s a
Gambar Seni Rasi Bintang Scorpius

Rasi Scorpio ini menjadi petunjuk arah tenggara. Dalam mitologi yunani
kuno, Scorpio ini adalah utusan Apollo untuk membunuh sang Pemburu, Orion.
Pada konstelasi ini juga terdapat bintang Antares, salah satu bintang paling terang
yang pernah ditemukan.

Hal ini juga sesuai dengan ayat di dalam Al-Qur'an, yaitu Surat An-Nahl
ayat ke-16, bahwa Allah SWT menjadikan bagi para musafir tanda-tanda yang
mereka dapat gunakan sebagai petunjuk di bumi dan sebagai tanda-tanda di langit
:

dan (Dia ciptakan) tanda-tanda (penunjuk jalan).


Dan dengan bintang-bintang itulah mereka mendapat petunjuk.
Q.S. An-Nahl (16)

205 | B u m i d a n A n t a r i k s a
2.12 BINTANG DAN DINAMIKANYA MELIPUTI KALIFIKASI
BINTANG, DIAGRAM HERTZPRUNG RUSSEL DAN RIWAYAT HIDUP
BINTANG
2.12.1 Klasifikasi Bintang
Dalam astronomi, klasifikasi bintang adalah peng-klasifikasian bintang-
bintang berdasarkan kuat beberapa garis serapan pada pola spektrum, dan
besarnya luminositas. Kuat garis serapan, khususnya garis-garis serapan
atomhidrogen, diperoleh dari analisis pola spektrum bintang yang didapatkan dari
pengamatan spektroskopi. Garis-garis serapan tertentu hanya dapat diamati pada
satu rentang temperatur tertentu karena hanya pada rentang temperatur tersebut
terdapat populasi signifikan dari tingkat energi atom yang terkait. Pemeriksaan
kuat garis-garis serapan ini pada akhirnya dapat memberikan informasi mengenai
temperatur permukaan. Informasi luminositas dapat diperoleh dari pengamatan
fotometri.
Sejarah awal
Fraunhofer pada 1814, mencatat dan memetakan sejumlah garis-garis
gelap dalam spektrum Matahari jika cahayanya dilewatkan pada suatu prisma.
Garis-garis ini kemudian disebut sebagai garis-garis Fraunhofer. Kirchhoff dan
Bunsen kemudian manemukan bahwa seperangkat garis-garis tersebut
berhubungan dengan suatu elemen kimia yang berada di lapisan atas matahari.
Fraunhofer juga menemukan bahwa bintang-bintang lain juga memiliki spektrum
seperti Matahari, tetapi dengan pola garis-garis gelap yang berbeda.
Pada 1867, Angelo Secchi, seorang astronomYesuit, melakukan
penyelidikan terhadap sekitar 4000 spektrum bintang hasil pengamatan yang
dilakukannya menggunakan prisma objektif. Hanya dengan menggunakan mata,
Secchi menggolongkan bintang-bintang tersebut ke dalam tiga kelas. Bintang
dengan garis-garis serapan sangat kuat dari atom hidrogen digolongkan sebagai
tipe I berwarna putih, bintang dengan garis-garis serapan sangat kuat dari
ionlogam digolongkan sebagai tipe II berwarna kuning, dan bintang dengan pita-
pita serapan lebar digolongkan sebagai tipe III berwarna merah. Setahun
kemudian Secchi memasukkan beberapa bintang yang memiliki garis-garis

206 | B u m i d a n A n t a r i k s a
serapan dengan pola yang aneh, jarang ada, mirip tetapi tidak terlalu sama dengan
pola tipe III, dan menggolongkannya sebagai tipe IV.
Pemakaian fotografi dalam astronomi membuka kesempatan lebih luas
dalam mempelajari spektrum bintang. Pada tahun 1886, Edward Charles
Pickering memulai penyelidikan spektrum bintang secara fotografi dengan prisma
objektif di Observatorium Harvard, Amerika Serikat. Berdasarkan pekerjaan awal
Secchi, para astronom di Harvard meng-klasifikasikan bintang berdasarkan kuat
garis-garis serapan pada deret Balmer dari hidrogen netral (H I), memperluas
penggolongan dan menamakan kembali penggolongan dengan huruf A, B, C dan
seterusnya hingga P, di mana bintang kelas A memiliki garis serapan atom
hidrogen paling kuat, B terkuat berikutnya dan seterusnya.
Klasifikasi Harvard (kelas spektrum)
Asisten-asisten Pickering, Williamina Fleming, Annie Jump Cannon,
Antonia Maury, dan Henrietta Swan Leavitt kemudian memulai sebuah proyek
skala besar pengklasifikasian spektrum bintang. Antara 1911 dan 1949, 400.000
bintang didaftarkan ke dalam katalog Henry Draper (dinamai menurut sang
penyandang dana dan perintis penelitian spektroskopi fotografi Amerika, Henry
Draper). Para ‘gadis’ Harvard ini, khususnya Cannon dan Maury, kemudian
menyadari adanya sebuah keteraturan dalam semua garis-garis spektral (tidak
hanya hidrogen) jika penggolongan bintang-bintang tersebut diurutkan menjadi O,
B, A, F, G, K, M. Kelas lainnya dihilangkan karena ditemukan bahwa beberapa di
antaranya sebenarnya merupakan kelas yang sama. Untuk mengingat urutan
penggolongan ini biasanya digunakan kalimat "Oh Be AFine Girl Kiss Me".
Dengan kualitas spektrogram yang lebih baik memungkinkan penggolongan ke
dalam 10 sub-kelas yang diindikasikan oleh sebuah angka arab (0 hingga 9) yang
mengikuti huruf.
Pada mulanya urutan pola spektrum ini diduga karena perbedaan susunan
kimiaatmosfer bintang. Tetapi kemudian disadari bahwa urutan tersebut
sebenarnya merupakan urutan temperatur permukaan bintang, setelah pada tahun
1925, Cecilia Payne-Gaposchkin berhasil membuktikan hubungan tersebut.

207 | B u m i d a n A n t a r i k s a
Bintang-bintang kelas O, B, dan A seringkali disebut sebagai kelas awal,
sementara K dan M disebut sebagai kelas akhir. Sebutan ini muncul di awal-awal
abad 20, karena A dan B terletak di awal urutan alfabet, sementara K dan M di
akhir, tetapi kemudian berkembang teori bahwa bintang mengawali hidup mereka
sebagai bintang “kelas awal” yang sangat panas dan secara gradual mendingin
menjadi bintang “kelas akhir”. Teori ini sama sekali salah (lihat : evolusi bintang).
Berikut ini adalah daftar kelas bintang dari yang paling panas hingga yang
paling dingin (dengan massa, radius dan luminositas dalam satuan Matahari.

Warna Garis-garis
Kelas Temperatur Massa Radius Luminositas
Bintang Hidrogen
30,000 -
O Biru 60 15 1,400,000 Lemah
60,000 K
10,000 -
B Biru-putih 18 7 20,000 Menengah
30,000 K
7,500 - 10,000
A Putih 3.2 2.5 80 Kuat
K
6,000 - 7,500 Kuning-
F 1.7 1.3 6 Menengah
K putih
5,000 - 6,000
G Kuning 1.1 1.1 1.2 Lemah
K
3,500 - 5,000
K Jingga 0.8 0.9 0.4 Sangat lemah
K
2,000 - 3,500 Hampir tidak
M Merah 0.3 0.4 0.04
K terlihat

Di bawah ini disajikan ciri-ciri dari tiap kelas.Harap diingat bahwa ciri-ciri
ini terutama mendasarkan diri pada penampakan garis-garis serapan pola
spektrumnya (bukan pada warna atau temperatur-efektifnya). Akan sangat
membantu jika dapat memahami diagram Hertzsprung-Russel atau diagram HR
terlebih dahulu.
 Kelas O
Bintang kelas O adalah bintang yang paling panas, temperatur
permukaannya lebih dari 25.000 Kelvin. Bintang deret utama kelas O merupakan
bintang yang nampak paling biru, walaupun sebenarnya kebanyakan energinya

208 | B u m i d a n A n t a r i k s a
dipancarkan pada panjang gelombang ungu dan ultraungu. Dalam pola
spektrumnya garis-garis serapan terkuat berasal dari atom Helium yang terionisasi
1 kali (He II) dan karbon yang terionisasi dua kali (C III). Garis-garis serapan dari
ion lain juga terlihat, di antaranya yang berasal dari ion-ion oksigen, nitrogen, dan
silikon. Garis-garis Balmer Hidrogen (hidrogen netral) tidak tampak karena
hampir seluruh atom hidrogen berada dalam keadaan terionisasi. Bintang deret
utama kelas O sebenarnya adalah bintang paling jarang di antara bintang deret
utama lainnya (perbandingannya kira-kira 1 bintang kelas O di antara 32.000
bintang deret utama). Namun karena paling terang, maka tidak terlalu sulit untuk
menemukannya. Bintang kelas O bersinar dengan energi 1 juta kali energi yang
dihasilkan Matahari. Karena begitu masif, bintang kelas O membakar bahan bakar
hidrogennya dengan sangat cepat, sehingga merupakan jenis bintang yang
pertama kali meninggalkan deret utama (lihat Diagram Hertzsprung-Russell).
Contoh :Zeta Puppis

Spektrum dari bintang kelas O5V

 Kelas B
Bintang kelas B adalah bintang yang cukup panas dengan temperatur
permukaan antara 11.000 hingga 25.000 Kelvin dan berwarna putih-biru. Dalam
pola spektrumnya garis-garis serapan terkuat berasal dari atom Helium yang
netral. Garis-garis Balmer untuk Hidrogen (hidrogen netral) nampak lebih kuat
dibandingkan bintang kelas O. Bintang kelas O dan B memiliki umur yang sangat
pendek, sehingga tidak sempat bergerak jauh dari daerah di mana mereka
dibentuk, dan karena itu cenderung berkumpul bersama dalam sebuah asosiasi
OB. Dari seluruh populasi bintang deret utama terdapat sekitar 0,13 % bintang
kelas B.
Contoh :Rigel, Spica

209 | B u m i d a n A n t a r i k s a
Spektrum dari bintang kelas B2II

 Kelas A
Bintang kelas A memiliki temperatur permukaan antara 7.500 hingga
11.000 Kelvin dan berwarna putih. Karena tidak terlalu panas maka atom-atom
hidrogen di dalam atmosfernya berada dalam keadaan netral sehingga garis-garis
Balmer akan terlihat paling kuat pada kelas ini. Beberapa garis serapan logam
terionisasi, seperti magnesium, silikon, besi dan kalsium yang terionisasi satu kali
(Mg II, Si II, Fe II dan Ca II) juga tampak dalam pola spektrumnya. Bintang kelas
A kira-kira hanya 0.63% dari seluruh populasi bintang deret utama.
Contoh :Vega, Sirius

Spektrum dari bintang kelas A2I

 Kelas F
Bintang kelas F memiliki temperatur permukaan 6000 hingga 7500
Kelvin, berwarna putih-kuning. Spektrumnya memiliki pola garis-garis Balmer
yang lebih lemah daripada bintang kelas A. Beberapa garis serapan logam
terionisasi, seperti Fe II dan Ca II dan logam netral seperti besi netral (Fe I) mulai
tampak. Bintang kelas F kira-kira 3,1% dari seluruh populasi bintang deret utama.
Contoh :Canopus, Procyon

210 | B u m i d a n A n t a r i k s a
Spektrum dari bintang kelas F2III

 Kelas G
Bintang kelas G mungkin adalah yang paling banyak dipelajari karena
Matahari adalah bintang kelas ini. Bintang kelas G memiliki temperatur
permukaan antara 5000 hingga 6000 Kelvin dan berwarna kuning. Garis-garis
Balmer pada bintang kelas ini lebih lemah daripada bintang kelas F, tetapi garis-
garis ion logam dan logam netral semakin menguat. Profil spektrum paling
terkenal dari kelas ini adalah profil garis-garis Fraunhofer. Bintang kelas G adalah
sekitar 8% dari seluruh populasi bintang deret utama.
Contoh :Matahari, Capella, Alpha Centauri A

Spektrum dari bintang kelas G5III

 Kelas K
Bintang kelas K berwarna jingga memiliki temperatur sedikit lebih dingin
daripada bintang sekelas Matahari, yaitu antara 3500 hingga 5000 Kelvin. Alpha
Centauri B adalah bintang deret utama kelas ini. Beberapa bintang kelas K adalah
raksasa dan maharaksasa, seperti misalnya Arcturus. Bintang kelas K memiliki
garis-garis Balmer yang sangat lemah. Garis-garis logam netral tampak lebih kuat
daripada bintang kelas G. Garis-garis molekul Titanium Oksida (TiO) mulai
tampak. Bintang kelas K adalah sekitar 13% dari seluruh populasi bintang deret
utama.
Contoh :Alpha Centauri B, Arcturus, Aldebaran

211 | B u m i d a n A n t a r i k s a
Spektrum dari bintang kelas K4III

 Kelas M
Bintang kelas M adalah bintang dengan populasi paling banyak. Bintang
ini berwarna merah dengan temperatur permukaan lebih rendah daripada 3500
Kelvin. Semua katai merah adalah bintang kelas ini. Proxima Centauri adalah
salah satu contoh bintang deret utama kelas M. Kebanyakan bintang yang berada
dalam fase raksasa dan maharaksasa, seperti Antares dan Betelgeuse merupakan
kelas ini. Garis-garis serapan di dalam spektrum bintang kelas M terutama berasal
dari logam netral. Garis-garis Balmer hampir tidak tampak. Garis-garis molekul
Titanium Oksida (TiO) sangat jelas terlihat. Bintang kelas M adalah sekitar 78%
dari seluruh populasi bintang deret utama.
Contoh :Proxima Centauri, Antares, Betelgeuse

Spektrum dari bintang kelas M0III

Spektrum dari bintang kelas M6V


Klasifikasi Yerkes (kelas luminositas)
Klasifikasi Yerkes, disebut juga sebagai klasifikasi MKK dari inisial para
pengembangnya pada tahun 1943, yaitu William Wilson Morgan, Phillip C.
Keenan dan Edith Kellman dari Observatorium Yerkes.

212 | B u m i d a n A n t a r i k s a
Klasifikasi ini mendasarkan diri pada ketajaman garis-garis spektrum yang
sensitif pada gravitasi permukaan bintang. Gravitasi permukaan berhubungan
dengan luminositas yang merupakan fungsi dari radius bintang.
Klasifikasi Yerkes atau kelas luminositas membagi bintang-bintang ke
dalam kelas berikut :
0 maha maha raksasa (hypergiants) (penambahan yang dilakukan belakangan)
I maharaksasa (supergiants)
Ia maharaksasa terang
Iab kelas antara maharaksasa terang dan yang kurang terang
Ib maharaksasa kurang terang
II raksasa terang (bright giants)
IIIraksasa (giants)
IV sub-raksasa (subgiants)
Vderet utama atau katai (main sequence atau dwarf)
VI sub-katai (subdwarfs)
VIIkatai putih (white dwarfs)
Penyebutan kelas sebuah bintang
Klasifikasi Yerkes yang menyatakan luminositas dan radius sebuah
bintang, melengkapi klasifikasi Harvard yang menyatakan temperatur
permukaan.Kelas sebuah bintang biasanya dinyatakan dalam dua klasifikasi ini.
Dengan demikian kelas sebuah bintang menjadi 'dua dimensi' yang memberikan
gambaran letaknya di dalam diagram HR dan selanjutnya dapat memberikan
gambaran tahap evolusi bintang tersebut. Sebagai contoh, Matahari adalah bintang
dengan kelas G2V, yang berarti merupakan bintang dengan temperatur
permukaan sekitar 6000 Kelvin dan merupakan bintang katai yang sedang
melakukan pembangkitan energi dari pembakaran hidrogen. Sebagai contoh
lainnya, Betelgeuse merupakan bintang dengan kelas M2Iab, yang berarti bintang
yang yang sudah ber-evolusi dari bintang katai menjadi maharaksasa di pojok
kanan atas diagram HR

213 | B u m i d a n A n t a r i k s a
2.12.2 Diagram Hertzsprung-Russell
Diagram Hertzsprung-Russell atau diagram H-R (seringkali disebut
juga sebagai diagram warna-magnitudo) adalah diagram hubungan antara
magnitudo mutlak/luminositas dan kelas spektrumbintang/indeks warna. Diagram
ini dikembangkan secara terpisah oleh astronomDenmark, Eijnar Hertzsprung
pada tahun 1911 dan astronom Amerika Serikat, Henry Norris Russell pada tahun
1913. Diagram ini sangat penting artinya dalam astrofisika terutama dalam bidang
evolusi bintang.
Sejarah
Pada awal abad 20, astronom sudah menyadari adanya keteraturan dalam
klasifikasi Harvard sehingga bintang kelas O di satu ujung klasifikasi lebih terang
secara intrinsik daripada bintang kelas lainnya hingga kelas M di ujung
lainnya.Keteraturan ini mengarahkan astronom pada sebuah teori evolusi bintang
(yang kini sudah tidak diakui lagi) yang menyatakan bahwa bintang memulai
hidupnya sebagai bintang kelas O yang terang dan panas dan berakhir menjadi
bintang kelas M yang dingin.Jika memang teori ini benar, maka pastilah ada
keteraturan dalam hubungan antara luminositas/magnitudo mutlak dengan kelas
spektrumnya.
Ejnar Hertzsprung kemudian menganalisis bintang-bintang yang kelas
spektrum dan magnitudo mutlaknya sudah diketahui dengan pasti, dan meng-
konfirmasi hasilnya pada 1905.Hertzsprung menyajikan hasilnya hanya dalam
bentuk tabel. Pada 1913, Henry Norris Russel, secara terpisah tiba pada
kesimpulan yang sama dan menyajikan hasilnya dalam bentuk diagram. Lebih
dari 200 bintang diplot dalam “diagram Russell”, dan hasilnya kebanyakan
bintang berada dalam sebuah pita yang terentang dari kiri atas ke kanan bawah
diagram.
Astronom Denmark yang lain, Bengt Strömgren, kemudian menyarankan
agar diagram tersebut dinamai berdasarkan dua nama penemunya di atas. Hingga
kini nama Hertzsprung dan Russell selalu tergabung dalam penyebutannya.[1]

214 | B u m i d a n A n t a r i k s a
Diagram

Diagram Hertzsprung-Russell hasil plot dari 22 000 bintang yang datanya


berasal dari katalog Hipparcos dan 1000 dari katalog Gliese. Tampak bahwa
bintang-bintang cenderung berkelompok di bagian tertentu diagram. Yang paling
dominan adalah kelompok yang membentuk diagonal diagram dari kiri atas
(panas dan cemerlang) hingga kanan bawah (dingin dan kurang cemerlang) yang
disebut deret utama. Matahari terletak di deret utama dengan luminositas 1
(magnitudo sekitar 5), dan temperatur permukaan sekitar 5400K (kelas spektrum
G2). Berdasar konsensus, sumbu x dari kiri ke kanan menyatakan suhu tinggi ke
suhu rendah (tetapi 'warna' dari kecil ke besar).
Bentuk-bentuk diagram

215 | B u m i d a n A n t a r i k s a
Diagram HR dua gugus terbuka, M67 dan NGC 188, memperlihatkan
perbedaan usia kedua gugus yang tampak dari titik belok deret utamanya.
Diagram Hertzsprung-Russell mempunyai beberapa bentuk dan tata namanya
tidaklah terdefinisi secara ketat. Diagram aslinya mencantumkan kelas spektrum
dari bintang pada sumbu horisontal dan magnitudo mutlak pada sumbu vertikal.
Kuantitas pertama (kelas spektrum) sangat sulit untuk dinyatakan karena nilainya
bukanlah kuantitas angka dan di versi diagram modern sering diganti dengan
indeks warna B-V dari sebuah bintang. Diagram seperti ini kadang disebut
diagram warna-magnitudo. Dalam pengamatan gugus bintang dimana bintang-
bintangnya memiliki jarak yang hampir sama, diagram warna-magnitudonya
sering dipakai dengan sumbu vertikalnya menunjukkan magnitudo bintang yang
tampak.
Diagram bentuk lainnya menggunakan suhu permukaan efektif dari sebuah
bintang pada satu sumbunya dan luminositas dari bintang itu pada sumbu
lainnya.Bentuk inilah yang dipakai astronom teoretis dalam menghitung model
komputer yang menggambarkan evolusi sebuah bintang. Diagram tipe ini
mungkin lebih tepat disebut diagram temperatur-luminositas, tetapi istilah ini
hampir tidak pernah dipakai, dan nama "Diagram Hertzsprung-Russell" lah yang
digunakan. Salah satu keanehan dari diagram H-R bentuk ini adalah suhu mulai
ditulis dari nilai tinggi ke nilai rendah (kiri ke kanan pada sumbu horizontal), yang
dimaksudkan untuk membantu kemudahan perbandingan dengan diagram H-R
normal yang dipakai dari pengamatan.
Meskipun kedua tipe diagram ini mirip, para astronom membuat
perbedaan yang tajam di antara keduanya. Hal ini karena sulitnya mengubah dari
bentuk yang satu ke bentuk yang lainnya, dan semuanya tergantung dari model
atmosfer-bintang yang digunakan dan parameter-parameternya (seperti komposisi
dan tekanan, selain dari suhu dan luminositas).Juga, seseorang perlu mengetahui
jarak dari obyek yang diamati dan derajat serapan materi antar
bintangnya.Transformasi empiris antara berbagai indeks warna dan suhu efektif
biasanya bisa didapat dari literatur.

216 | B u m i d a n A n t a r i k s a
Interpretasi
Diagram H-R digunakan untuk menunjukkan jenis-jenis bintang yang
berbeda dan juga untuk mencocokkan prediksi model teoritis evolusi bintang
dengan pengamatan. Pengelompokan bintang pada jalur yang berbeda (lihat
gambar) menunjukkan adanya perbedaan tahap evolusi bintang.
Kebanyakan bintang mendiami suatu jalur dari kiri atas ke kanan bawah
yang disebut sebagai deret utama. Ini dapat diinterpretasikan bahwa bagi
kebanyakan bintang, makin tinggi suhu permukaannya makin terang cahayanya.
Bintang pada kelompok ini adalah bintang yang sedang melangsungkan
pembakaran hidrogen di intinya. Hampir 90% usia bintang dihabiskan pada tahap
deret utama ini yang menjadi penyebab tingginya populasi. Bintang deret utama
disebut juga sebagai bintang katai.
Kelompok yang tampak terlihat jelas berikutnya adalah kelompok yang
disebut sebagai cabang raksasa, tempat bagi bintang-bintang yang sedang
melangsungkan pembakaran hidrogen di kulit yang mengelilingi inti helium yang
belum terbakar. Ciri lainnya yang dapat dilihat dengan jelas adalah adanya gap
antara deret utama dan cabang raksasa. Gap ini disebut sebagai gap Hertzsprung
dan menunjukkan evolusi yang berlangsung cepat pada saat pembakaran hidrogen
di kulit yang mengelilingi inti dimulai.
Deret utama

217 | B u m i d a n A n t a r i k s a
Diagram HR hasil pengamatan 22.000 bintang yang didaftarkan pada
katalog Hipparcos dan 1000 dari katalog Gliese.Deret utama adalah kelompok
yang membentuk pita diagonal pada diagram dari kiri atas (panas dan cemerlang)
hingga kanan bawah (dingin dan kurang cemerlang).
Deret utama dari diagram Hertzsprung-Russell adalah suatu kurva yang
membentang dari kiri atas ke kanan bawah diagram di mana kebanyakan
bintangberlokasi. Bintang-bintang pada jalur ini dikenal sebagai bintang deret
utama atau bintang katai. Semua bintang ini sedang "membakar" hidrogennya
menjadi sampah helium di intinya. Hampir 90% usia bintang berada pada tahap
ini yang menyebabkan tingginya populasi bintang di deret utama. Untuk satu
kelas spektrum tertentu, bintang-bintang ini akan memiliki massa dan luminositas
yang hampir sama, karena memiliki struktur bagian dalam yang hampir identik.
Deret utama dapat diinterpretasikan bahwa bagi kebanyakan bintang,
makin tinggi suhu permukaannya makin terang cahayanya dan makin masif
bintang itu.
Deret utama berumur nol
Deret utama berumur nol (zero age main sequence = ZAMS) adalah
posisi bintang pada diagram Hertzsprung-Russell pada saat pertama kali
membakar hidrogen di intinya. Komposisi kimia bintang pada saat itu masih
homogen (sama dari pusat hingga permukaan) dan masih mencerminkan
komposisi awan antarbintang yang membentuknya. Kedudukan ZAMS dapat
diperoleh secara pemodelan.
2.12.3 Riwayat Kehidupan Bintang
Sebuah bintang lahir dimulai ketika sebagian debu dan gas di bagian
dalam nebula mulai berkumpul dan bergabung.Secara perlahan gabungan gas dan
debu tersebut mengkerut dan memadat serta di bagian dalamnya menjadi
panas.Panas tersebut diakibatkan oleh karena adanya penggabungan inti hydrogen
ke dalam helium Selama pemadatan berlangsung panas itupun semakin bertambah
yang mengakibatkan terjadinya pelepasan tenaga.

218 | B u m i d a n A n t a r i k s a
Gambar: Helix Nebula NGC7293.
Gambar: Nebula merupakan bahan dasar pembentuk bintang.

Kekuatan gravitasi memiliki peranan sangat penting dalam proses


pembentukan bintang. Awal mula pembentukan bintang dimulai dari
ketidakstabilan gravitasi. Ketidakstabilan ini seringkali dipicu oleh gelombang
kejut dari supernova atau tumbukan antara dua galaksi sehingga awan tersebut
mulai bergerak di bawah gaya gravitasinya sendiri. Berdasarkan syarat instabilitas
Jeans, bintang tidak terbentuk sendiri-sendiri, melainkan dalam kelompok yang
berasal dari suatu keruntuhan di suatu awan molekul yang besar, kemudian
terpecah menjadi konglomerasi individual. Hal ini didukung oleh pengamatan
dimana banyak bintang berusia sama tergabung dalam gugus atau asosiasibintang.
Begitu awan ”runtuh”, akan terjadi konglomerasi debu dan gas yang padat
yang disebut sebagai globula-bok. Globula Bok ini dapat memiliki massa hingga
50 kali Matahari. Runtuhnya globula membuat bertambahnya kerapatan. Pada
proses ini energi gravitasi diubah menjadi energi panas sehingga temperatur
meningkat. Ketika awan protobintang ini mencapai kesetimbangan hidrostatik,
sebuah protobintang akan terbentuk di intinya. Bintang pra deretutamaini
seringkali dikelilingi oleh piringan protoplanet.Pengerutan atau keruntuhan awan

219 | B u m i d a n A n t a r i k s a
molekul ini memakan waktu hingga puluhan juta tahun.Ketika peningkatan
temperatur di inti protobintang mencapai kisaran 10 juta kelvin, hidrogen di inti
'terbakar' menjadi helium dalam suatu reaksi termonuklir. Reaksi nuklir di dalam
inti bintang menyuplai cukup energi untuk mempertahankan tekanan di pusat
sehingga proses pengerutan berhenti. Protobintang kini memulai kehidupan baru
sebagai bintang deret utama.
Akhir sebuah bintang
Ketika kandungan hidrogen di teras bintang habis, teras bintang mengecil
dan membebaskan banyak panas dan memanaskan lapisan luar bintang.Lapisan
luar bintang yang masih banyak hidrogen mengembang dan bertukar warna merah
dan disebut bintang raksaksa merahyang dapat mencapai 100 kali ukuran matahari
sebelum membentuk bintang kerdil putih. Sekiranya bintang tersebut berukuran
lebih besar dari matahari, bintang tersebut akan membentuk superraksaksa
merah.Superraksaksa merah ini kemudiannya membentuk Nova atau
Supernovadan kemudiannya membentuk bintang neutron atau Lubang hitam.

Supernova adalah ledakan dari suatu bintangdi galaksiyang memancarkan


energi yang teramat besar.Peristiwa supernova ini menandai berakhirnya riwayat
suatu bintang. Bintang yang mengalami supernova akan tampak sangat cemerlang
dan bahkan kecemerlangannya bisa mencapai ratusan juta kali cahaya bintang
tersebut semula.

Energi yang dipancarkan oleh supernova amatlah besar.Bahkan pancaran


energi yang dipancarkan saat supernova terjadi dalam beberapa detik saja dapat
menyamai pancaran energi sebuah bintang dalam kurun waktu jutaan hingga
miliaran tahun.Pancaran energi supernova dapat dihitung berdasarkan sifat-sifat
pancaran radiasinya.

Supernova biasa terjadi dikarenakan habisnya usia suatu bintang. Saat


bahan-bahan nuklir pada inti bintangtelah habis, maka tidak akan dapat terjadi
reaksi fusinuklir yang merupakan penyokong hidup suatu bintang. Dan bila sudah
tidak dapat dilakukan fusi nuklir ini, maka bintang akan mati dan melakukan
supernova.

220 | B u m i d a n A n t a r i k s a
Jenis-jenis Supernova
Berdasarkan pada garis spektrum pada supernova, maka didapatkan
beberapa jenis supernova:

Supernova Tipe Ia
Pada supernova ini, tidak ditemukan adanya garis spektrum Hidrogen saat
pengamatan.

Supernova Tipe Ib/c


Pada supernova ini, tidak ditemukan adanya garis spektrum Hidrogen
ataupun Heliumsaat pengamatan.

Supernova Tipe II
Pada supernova ini, ditemukan adanya garis spektrum Hidrogen saat
pengamatan

Hipernova
Supernova tipe ini melepaskan energi yang amat besar saat meledak.
Energi ini jauh lebih besar dibandingkan energi saat supernova tipe yang
lain terjadi.

Berdasarkan pada sumber energi supernova, maka didapatkan jenis


supernova sebagai berikut.

 Supernova Termonuklir (ThermonuclearSupernovae)


Berasal dari bintang yang memiliki massakecil
Berasal dari bintang yang telah berevolusilanjut
Bintang yang meledak merupakan anggota dari sistem bintangganda.
Ledakan menghancurkan bintang tanpasisa
Energi ledakan berasal dari pembakaran Karbon (C) danOksigen(O)
 Supernova Runtuh-inti (Core-collapseSupernovae)
Berasal dari bintang yang memiliki massa besar
Berasal dari bintang yang memiliki selubung bintang yang besar
Bintang yang meledak merupakan bintang tunggal dan bintang ganda
Ledakan bintang menghasilkan objek mampat berupa bintang neutron

221 | B u m i d a n A n t a r i k s a
Energi ledakan berasal daritekanan
Tahapan terjadinya Supernova
Suatu bintang yang telah habis masa hidupnya, biasanya akan melakukan
supernova. Urutan kejadian terjadinya supernova adalah sebagai berikut.

Pembengkakan
Bintang membengkak karena mengirimkan inti Helium di dalamnya ke
permukaan. Sehingga bintang akan menjadi sebuah bintang raksasa yang amat
besar, dan berwarna merah. Di bagian dalamnya, inti bintang akan semakin
meyusut. Dikarenakan penyusutan ini, maka bintang semakin panas dan padat.
IntiBesi
Saat semua bagian inti bintang telah hilang, dan yang tertinggal di dalam hanyalah
unsur besi, maka kurang dari satu detik kemudian suatu bintang memasuki tahap
akhir dari kehancurannya. Ini dikarenakan struktur nuklir besi tidak
memungkinkan atom- atom dalam bintang untuk melakukan reaksi fusi untuk
menjadi elemen yang lebih berat.
Peledakan
Pada tahap ini, suhu pada inti bintang semakin bertambah hingga mencapai 100
miliar derajat celcius.Kemudian energi dari inti ini ditransfer menyelimuti bintang
yang kemudian meledak dan menyebarkan gelombang kejut.Saat gelombang ini
menerpa materialpada lapisan luar bintang, maka material tersebut menjadi
panas.Pada suhu tertentu, material ini berfusi dan menjadi elemen-elemen baru
dan isotop-isotop radioaktif.
Pelontaran
Gelombang kejut akan melontarkan material-material bintang ke ruang angkasa.
Dampak dari Supernova

Supernovamemilikidampakbagikehidupandiluarbintangtersebut,diantaranya:
MenghasilkanLogam
Pada inti bintang, terjadi reaksi fusi nuklir.Pada reaksi ini dilahirkan unsur-unsur
yang lebih berat dari Hidrogen dan Helium.Saat supernova terjadi, unsur-unsur ini
dilontarkan keluar bintang dan memperkaya awan antar bintang di sekitarnya

222 | B u m i d a n A n t a r i k s a
dengan unsur-unsur berat.
Menciptakan Kehidupan di AlamSemesta
Supernova melontarkan unsur-unsur tertentu ke ruang angkasa.Unsur-unsur ini
kemudian berpindah ke bagian-bagian lain yang jauh dari bintang yang meledak
tersebut.Diasumsikan bahwa unsur atau materi tersebut kemudian bergabung
membentuk suatu bintang baru atau bahkan planet di alam semesta.
Peristiwa Supernova yang teramati

Supernova1994D Sebuah ilustrasi dari supernova


Ada satu bintang yang melakukan supernova di ruang angkasa tiap satu
detik kehidupan di bumi. Hanya saja, untuk menemukan bintang yang akan
melakukan supernova tersebut sangat sulit. Banyak faktor yang memengaruhi
dalam pengamatan supernova. Walaupun begitu, ada beberapa peristiwa
supernova yang telah teramati oleh manusia, di antaranya:
Supernova1994D
Dahulu kala, sebuah bintang meledak di tempat yang amat jauh dari
bumi.Ledakan itu tampak seperti sebuah titik terang.Ini terjadi di bagian luar dari
galaksi NGC 4526, dan dinamakan Supernova 1994D. Sinar yang dipancarkannya
selama beberapa minggu setelah ledakan tersebut menunjukkan bahwa supernova
tersebut merupakan Supernova Tipe Ia

223 | B u m i d a n A n t a r i k s a
.

Supernova 1987A yang terjadi di Awan Magellan Besar. Tanda panah di


bagian kanan menunjukkan bintang sebelum meledak

Ternyata kejadian supernove tidak sampai itu, menurut hasil pemotretan


teropong terbesar di gunung Palomar, kabut hasil dari ledakan sebuah bintang itu
tampak cahaya, sumber radio, sinar x, dan sinar gama. Ternyata sumbere enerzi
itu terdapat dari inti kabut itu, namun dilihat dari denyutannya yang sangat kerap,
jelas keadaannya sangat berat dan dia berputar sangat cepat pada sumbunya,
karena itu dinamakan binyut (bintangberdenyut “ Nona Jocelyn Bell ), dan
setelah itu banyak lagi hal yang sama yang ditemukan. Cebol putih atau binyut
berasal dari supernova.
Keadaan cebol putih sangat berbeda dengan netron, cebol putih warnanya
putih sehingga masih terlihat sedangkan bintang neutron tidak sehingga tidan
terlihat tapi proses pembentukannya sama, bintang neutron keadaannya hitam dia
disebut pula cebol hitam. Walaupun dia tidak nampak tapi keberadaannya dapat
terdengar dengan mengirimkan gelombang radio.
 Lubang Hitam
Sebuah bintang yang berukuran lebih dari 10 kali berat matahari tidak
akan menjadi cebol putih tapi langsung menjadi cebol hitam. ( bintang neutron ),
gravitasinya terus bertambah dan akhirnya setelah bintang itu mampat ,
kepesatannya lepas dari permukaannyamencapai lebih dari kecepatan cahaya.
Sehingga tidak akan ada cahaya yang lepas darinya, hal ini dinamakan oleh para

224 | B u m i d a n A n t a r i k s a
ahli sebagai lubang hitam.Sebuah lubang hitang akan terlihat apa bila didekatnya
terdapat sebuah bintang yang cahayanya tertarik oleh lubang hitamtersebut.

Lubang hitam sebagai mana para ilmuan menyebutnya, sesungguhnya


sama sekali tidak hitam, coba saja kita bayangkan setiap bintang memiliki sinar
yang terang ketika ditelan lubang hitam cahayanya menjadi lenyap, terhapus
menurut penglihatan dari sebelah luar tetapi didalam lubang hitam itu sendiri
tentu keadaannya amatlah benderang karena pancaran setiap bintang yang
ditelannya, jika kita berada didalamnya mungkin saja kita akan melihat langit
putih berkilau seperti luluhan perak dengan panas yangdahsyat.
Pembentukan bintang sama dengan pembentukan matahari. Dimulai ketika
sebagian debu dan gas purba di bagian dalam nebula mulai terkumpul dan
bergabung.Kemudian secara perlahan-lahan gabungan gas dan debu itu mengerut
dan memadat, serta di bagian dalamnya menjadi panas.Selama pemadatan
berlangsung, panasnya semakin bertambah.Panas ditimbulkan oleh penggabungan
inti-inti hidrogen ke dalam helium. Akibatnya terjadi pelepasan tenaga dan
bersinarlah ia menjadi bintang hingga hidrogennya habis terpakai. Ketika
hidrogennya mulai berkurang di bagian dalamnya akan terjadi pengrutan. Namun
suatu keanehan akan terjadi; bersamaan dengan bagian dalamnya mengerut,
bagian luarnya justru mengembang dan lapisan luarnya akan mendingin. Karena
mendingin warnanya akan menjadi merah dengan suhu yang meningkat. Tetapi
keadaan tersebut akan berubah lagi yaitu menjadi mengerut kembali dengan
warna putih (cebol putih). Pada tahap menjadi cebol putih, sinar bintang sangat
lemah tetapi memiliki bobot yang sangat berat dan secara perlahan akan padam.

225 | B u m i d a n A n t a r i k s a
Dalam keadaan demikian ia akan menjadi sebuah bola yang gelap dan dingin, dan
kita tidak dapat melihatnyalagi.
Matahari saat ini masih cukup banyak memiliki hidrogen sehingga dalam
waktu 5 milyar lagi akan tetap bersinar, tetapi suatu saat jika tidak “keburu”
kiamat, ia akan berubah menjadi raksasa merah yang mengembang dengan panas
melebihi panas yang ada sekarang. Andaikata sudah sampai pada waktu itu,
pastilah Bumi akan menjadi panas dan manusia tidak ada yang dapat hidup di
permukaanya.
Selain melalui proses kematian, bintang juga ada yang mengakhiri
hidupnya dengan ledakan yang disebut nova, jika sangat besar ledakannya disebut
Supernova. Para astronom mencatat kejadian nova antara lain tahun 1670 pada
gugus Vulvecula trjadi nova dengan derajat gemilau 3. Tahun 1848 dalam gugus
Ophiuchus dengan gemilau 5,5. Tahun 1876 dalam gugusan Cygnus dengan
gemilau 3. Bahkan selama abad 20 peristiwa ledakan bintang (nova) relatif sering
terjadi yaitu sekitar 18 kali. Menurut hasil penelitian, ledakan itu terjadi pada
lapisan luar dari sebuah bintang. Lapisan tersebut meledak dengan kecepatan
pancaran sekitar 500 hingga 650 km per detik karena itu semburan cahanya dapat
terlihat contoh nova yang ledakannya cepat adalah di gugusan Aquila tahun 1918.
Selama sekitar 4 bulan lamanya setelah meledak terlihat awan gas.Awan gas
tersebut masih terus terlihat hingga sekitar 20 tahun, baru memudah dan menjadi
sangat lemah.Semburan cahanya mencapai garis tengah sekitar 1.600.000.000.000
km, dan selanjutnya lenyap tidakkelihatan.
Setelah terjadi ledakan ternyata beberapa kasus ledakan bintang
menyisakan sejumlah bintang berdenyut yang ukurannya sangat kecil dengan
massa yang sangat berat. Bintang ini dinamakan pulsar atau Binyut (bintang
berdenyut). Munculnya Binyut merupakan tahap lanjut dari proses keruntuhan dan
pengerutan gravitasi sebuah cebol putih dan proses itu akan berakhir pada sebuah
bintang netron. Jadi binyut adalah salah satu jenis dari bintang netron.
Bintang netron yang berasal dari peristiwa Supernova berbeda dengan
bintang netron dari nova.Ledakan bintang-bintang yang jauh lebih besar dan lebih
padat daripada matahari mengasilkan bintang netron yang cebol hitam yang tidak

226 | B u m i d a n A n t a r i k s a
tampak.Tetapi karena “terdengar” kelakuannya melalui denyutan gelombang radio
maka diketahui posisinya.Cebol hitam inilah yang kemudian disebut Lubang
Hitam (black-hole).Lubang hitam merupakan bintang yang cukup padat, mampat
sekali, dan memiliki gravitasi yang sangat kuat.Kepesatan lepas (gravitasi) dari
permukaan bintang lebih besar daripada kecepatan cahaya, sehingga cahaya yang
dipancarkan bintang dibelokkan kembali menuju inti bintang dan cahayanya tidak
jadi memencar ke sekelilingnya.Akibatnya bintang itu seperti tidak bersinar dan
menyerupai lubang hitam.Lubang hitam dapat terlihat karena “disinari” oleh
bintang yang ada didekatnya.

227 | B u m i d a n A n t a r i k s a
2.13 GALAKSI DAN ALAM SEMESTA MELIPUTI CATALOG DAN
KLARIFIKASI GALAKSI, GALAKSI BIMASAKTI
2.13.1 Klasifikasi Galaksi
Secara garis besar, menurut morfologinya, galaksi dibagi menjadi 3 tipe,
yaitu: tipe galaksi spiral, galaksi elips, dan galaksi tak-beraturan. Pembagian tipe
ini berdasarkan bentuk / penampakan galaksi-galaksi tersebut. Galaksi-galaksi
yang diamati dan dipelajari oleh para astronom sejauh ini terdiri dari sekitar 75%
galaksi spiral, 20% galaksi elips, dan 5% galaksi tak beraturan. Namun ini bukan
berarti galaksi spiral adalah galaksi yang paling banyak terdapat di alam semesta
ini. Sesungguhnya yang paling banyak terdapat di alam semesta ini adalah galaksi
elips. Jika kita mengambil volume ruang angkasa yang sama, kita akan
menemukan lebih banyak galaksi elips daripada galaksi spiral. Hanya saja galaksi
tipe ini banyak yang amat redup, sehingga amat sulit untuk diamati. Pada tahun
1926, Edwin Hubble membuat
klasifikasi galaksi menurut bentuknya,
yaitu berbentuk spiral, elips, dan tidak
beraturan. Hubble Sequence adalah
sebuah skema klasifikasi morfologi
galaksi yang diciptakan oleh Edwin
Hubble. Dalam bahasa sehari-hari
sering disebut sebagai Diagram garpu
tala Hubble karena bentuknya yang
mirip garpu tala. Sampai hari ini, urutan Hubble adalah sistem yang paling umum
digunakan untuk mengklasifikasikan galaksi, baik dalam penelitian astronomi
profesional dan dalam astronomi amatir.

228 | B u m i d a n A n t a r i k s a
a. Galaksi Berbentuk Spiral
Galaksi bentuk spiral merupakan bentuk umum galaksi yang
dikenal manusia. Oleh karena itu,
bila kita mendengar kata galaksi,
maka pikiran kita akan langsung
tertuju pada galaksi berbentuk spiral.
Kira-kira 75% galaksi-galaksi yang
terang mempunyai bentuk spiral,
seperti galaksi bimasakti dan galaksi
andromeda. Galaksi berbentuk spiral
berotasi dengan kecepatan yang lebih
besar dibandingkan galaksi bentuk lainnya. Kecepatan berotasi galaksi
inilah yang menyebabkan galaksi spiral berbentuk pipih. Besar kecilnya
kecepatan rotasi galaksi bergantung pada massa galaksi tersebut. Galaksi
bentuk spiral mempunyai kecepatan berotasi yang berbeda - beda.
Semakin kearah pusat galaksi, kecepatan rotasinya semakin besar.

Gugus bola adalah kumpulan bintang-bintang yang berjumlah


puluhan sampai ratusan ribu bintang yang lahir bersama-sama,
mengumpul berbentuk bola. Gugus-gugus bola inilah yang membentuk
halo bersama sama dengan bintang-bintang yang tidak terdapat di bidang
galaksi. Bintang-bintang muda terdapat di lengan spiral galaksi yang
berada di bidang galaksi. Bintang-bintang muda ini masih banyak
diselimuti materi antar bintang, yaitu bahan yang membentuk bintang itu.
Bulge pada galaksi spiral adalah bagian yang paling padat. Pada Bima
Sakti, pusat galaksi terletak di arah Rasi Sagittarius, tetapi kita tidak dapat
mengamatinya dengan mudah, karena materi antar bintang banyak
menyerap cahaya yang berasal dari pusat galaksi itu.
Galaksi spiral berotasi dengan kecepatan yang jauh lebih besar dari
galaksi elips. Kecepatan rotasinya yang besar itulah yang menyebabkan
galaksi ini memipih dan membentuk bidang galaksi. Besar kecilnya

229 | B u m i d a n A n t a r i k s a
kecepatan rotasi pada galaksi spiral ini bergantung pada massa galaksi
tersebut. Kecepatan rotasi tiap bagian galaksi spiral sendiri tidaklah sama.
Semakin ke arah pusat galaksi, kecepatan rotasinya semakin besar. Contoh
lain galaksi spiral selain dari Bima Sakti adalah galaksi Andromeda.
Andai saja kita bisa melihat galaksi Bima Sakti dari luar, kita akan
melihatnya seperti bentuk galaksi Andromeda ini. Ukuran galaksi
Andromeda ini sedikit lebih besar dari Bima Sakti. Galaksi Andromeda
bersama-sama dengan Bima Sakti termasuk galaksi spiral raksasa. Jarak
galaksi Andromeda ini sekitar 2,5 juta tahun cahaya. Untuk mengarungi
jarak sejauh itu, cahaya memerlukan waktu 2,5 juta tahun. Ini berarti
cahaya yang kita terima dari galaksi ini adalah cahaya yang dikirimnya 2,5
juta tahun yang lalu yang menggambarkan keadaan galaksi tersebut pada
waktu itu.
Jarak yang merentang antara Bima Sakti dan Andromeda sejauh
2,5 juta tahun cahaya itu dalam ukuran astronomi masih terhitung dekat.
Jarak ke galaksi-galaksi lainnya jauh lebih fantastis. Bahkan ada yang
sampai milyaran tahun cahaya.
Di sebelah kanan dari diagram urutan Hubble, ada dua cabang yang
meliputi galaksi spiral. Sebuah galaksi spiral terdiri dari cakram pipih,
dengan bintang-bintang membentuk struktur spiral, dan terkonsentrasi
pada pusat bintang yang dikenal sebagai tonjolan (bulge). Sekitar setengah
dari semua spiral juga diamati memiliki struktur batang (bar), membentang
dari tonjolan pusat, ke ujung dimana lengan spiral dimulai. Dalam diagram
garpu tala, spiral biasa menempati cabang atas dan ditandai dengan huruf
S, sedangkan cabang yang lebih rendah berisi spiral berbatang, dengan
simbol SB. Kedua jenis spiral lebih lanjut dibagi sesuai dengan
penampilan rinci struktur spiral mereka. Keanggotaan dari salah satu
subdivisi ditunjukkan dengan menambahkan huruf huruf kecil dengan
jenis morfologi, sebagai berikut:

230 | B u m i d a n A n t a r i k s a
 Sa (SBa) - lengan spiral rapat, halus; besar, tonjolan pusat cerah

M81 adalah tipe Sa

M95 adalah galaksi spiral berbatang (barredspiral) tipe Sba

 Sb (SBb) - lengan spiral kurang rapat dari Sa (SBa); tonjolan agak


redup

231 | B u m i d a n A n t a r i k s a
M51 atau galaksi Whirpool (depan) adalah tipe Sb

NGC 1365 di Fornax adalah galaksi spiral batang tipe SBb

 Sc (SBc) - lengan spiral lebih longgar, jelas terlihat individu-individu


gugus bintang dan nebula; lebih kecil, tonjolan redup.

232 | B u m i d a n A n t a r i k s a
NGC 2997 adalah galaksi spiral tipe Sc

NGC 1073 adalah galaksi tipe SBc

Hubble awalnya menggambarkan tiga kelas galaksi spiral. Kemudian


diperluas oleh de Vaucouleurs dengan memasukkan kelas keempat:

 Sd (SBd) - lengan spiral sangat longgar, lengan fragmentaris, sebagian


besar

233 | B u m i d a n A n t a r i k s a
Luminositas adalah di lengan dan bukan di tonjolan. Meskipun
kelas Sd adalah bagian dari system Vaucouleurs de klasifikasi, namun
sering dimasukkan dalam Hubble Sequence. Jenis-jenis spiral dasar dapat
diperluas untuk memungkinkan perbedaan yang lebih jelas dari
penampilan. Misalnya, galaksi spiral yang penampilannya adalah
ditengah-tengah antara dua kelas di atas sering diidentifikasi dengan
menambahkan dua huruf kecil dengan jenis galaksi utama (contoh Sbc
untuk menyatakan sebuah galaksi yang penampilannya antara Sb dan
Sc). Bima Sakti kita umumnya digolongkan sebagai SBb, yang artinya
galaksi kita adalah jenis galaksi spiral berbatang (barredspirral) dengan
lengan yang terdefinisikan dengan baik. Namun, klasifikasi ini agak tidak
pasti karena kita hanya dapat menyimpulkan bagaimana galaksi kita akan
terlihat jika diamati dari luar.
Lenticular dan galaksi spiral, bila digabungkan, sering disebut sebagai
galaksi galaksi disk.

b. Galaksi Berbentuk Elips


Sesuai dengan namanya, penampakan galaksi ini seperti elips. Tapi
bentuk yang sebenarnya tidak kita ketahui dengan pasti, karena kita tahu
apakah arah pandang kita dari depan, samping, atau atas dari galaksi
tersebut. Yang termasuk tipe galaksi ini adalah mulai dari galaksi yang
berbentuk bundar sampai galaksi yang berbentuk bola pepat. Struktur
galaksi tipe ini tidak
terlihat dengan jelas.
Galaksi elips sangat
sedikit mengandung
materi antar bintang ,
dan anggotanya adalah
bintang-bintang tua.
Contoh galaksi tipe ini
adalah galaksi M87,

234 | B u m i d a n A n t a r i k s a
yaitu galaksi elips raksasa yang terdapat di Rasi Virgo.
Di sebelah kiri adalah kelompok elliptical. Galaksi elips memiliki
distribusi cahaya halus tanpa fitur dan berbentuk elips dalam gambar
fotografi. Mereka dilambangkan dengan huruf E, diikuti oleh sebuah
integer n yang mewakili derajat eliptisitas mereka di langit. Dengan
konvensi, n adalah sepuluh kali eliptisitas galaksi, dibulatkan ke bilangan

bulat terdekat, di mana eliptisitas didefinisikan sebagai


untuk elips dengan a adalah panjang sumbu semi-mayor dan b adalah
panjang sumbu semi-minornya. Eliptisitas ini meningkat dari kiri ke kanan
pada diagram Hubble, dengan galaksi yang bentuknya mendekati
lingkaran (E0) terletak di bagian paling kiri dari diagram.. Observasional,
galaksi elips yang paling rata memiliki elliptisitas e = 0,7 (dilambangkan
E7).

M87 tipe E0

235 | B u m i d a n A n t a r i k s a
Messier 49 atau NGC 4472 ini adalah galaksi elips raksasa tipe E2 di
konstelasi Virgo

M59 adalah galaksi elips tipe E5

c. Galaksi Tak Beraturan

236 | B u m i d a n A n t a r i k s a
Galaksi bentuk ini adalah galaksi yang tidak simetri dan tidak
mempunyai bentuk khusus. Materi yang terkandung dalam galaksi jenis
ini adalah gas dan debu -
debu. Galaksi yang tak beraturan bentuknya adalah galaksi awan Magellan
besar dan awan Magellan kecil yang merupakan galaksi terdekat dengan
galaksi bima sakti. Di pusat dari garpu tala Hubble, di mana dua cabang
galaksi spiral berawal, terletak sebuah kelas galaksi menengah yang
dikenal sebagai lenticular dan diberi simbol S0. Galaksi-galaksi kelas ini
terdiri dari tonjolan pusat yang terang, sama seperti dengan galaksi-galaksi
elips, dikelilingi oleh struktur seperti disk yang memanjang. Tidak seperti
galaksi spiral, disk dari galaksi lenticular tidak memiliki struktur spiral dan
tidak aktif membentuk bintang-bintang dalam jumlah yang signifikan.
Komponen dari tonjolan biasanya menjadi sumber cahaya yang dominan
cahaya di sebuah galaksi lenticular.

NGC 2787 adalah contoh dari sebuah galaksi lenticular dengan


penyerapan debu yang terlihat.

237 | B u m i d a n A n t a r i k s a
Dilihat dari muka,
galaksi lenticular sulit dibedakan
dari galaksi elliptic tipe E0,
membuat klasifikasi galaksi ini
tidak pasti. Bila dilihat dari tepi,
jalur debu baru bisa terlihat dalam
penyerapan terhadap cahaya
bintang di disk.

Galaxy Spindle (NGC 5866), sebuah galaksi lenticular di konstelasi


Draco. Gambar ini menunjukkan bahwa galaksi lenticular dapat menyimpan
cukup banyak debu di disk mereka. Galaksi lentikular bisa mengandung
sedikit gas atau tidak ada gas sama sekali, dan dengan demikian mereka
dianggap kekurangan materi antar bintang

d. Galaksi-Galaksi Irregular
Galaksi yang tidak cocok dengan urutan Hubble, karena mereka
tidak memiliki struktur yang teratur (baik disk atau ellipsoid), ini disebut
galaksi tidak teratur. Hubble mendefinisikan dua kelas galaksi tidak teratur :
a. Irr I : galaksi yang memiliki profil asimetris dan tidak memiliki
tonjolan pusat atau struktur spiral yang jelas, namun mengandung
banyak kelompok individu dari bintang-bintang muda
b. Irr II : galaksi yang memiliki, penampilan asimetris yang halus
dan tidak dapat dipisahkan secara jelas apakah terdiri dari individu
bintang atau kelompok bintang

238 | B u m i d a n A n t a r i k s a
Salah satu Galaksi satelit dari Bimasakti, Large Magellanic Cloud

Dalam perluasannya untuk Hubble Sequence, de Vaucouleurs menyebut


Irr I sebagai 'Magellan irregular' nama berasal dari Awan Magellan yang
adalah dua galaksi satelit dari Bima Sakti yang diklasifikasikan oleh
Hubble sebagai Irr I. penemuan struktur spiral samar dalam Awan
Magellan Besar dipimpin de Vaucouleurs, lebih membagi galaksi-galaksi
irregular menjadi:
* Galaksi-galaksi irregular yang menunjukkan beberapa bukti untuk
struktur spiral (ini diberi simbol Sm)
* Galaksi irregular yang tidak memiliki struktur jelas, seperti Awan
Magellan Kecil (dilambangkan Im).
Dalam Hubble Sequence yang diperluas, irregular Magellanis biasanya
ditempatkan pada akhir dari cabang spiral garpu tala Hubble.

239 | B u m i d a n A n t a r i k s a
Dua galaksi satelit dari bima sakti tampak di sebelah kanan atas
(Large Magellanic Cloud) dan kanan bawah (Small Magellanic Cloud)
sedangkan ditengah adalah disk dari Galaksi Bimasakti kita
Awalnya Hubble mengatakan bahwa skemanya ini bukanlah
evolusi dari galaksi. Namun beberapa orang menganggapnya ini adalah
gambaran evolusi galaksi karena fakta bahwa galaksi-galaksi elips banyak
mengandung bintang-bintang tua dan galaksi-galaksi spiral banyak
mengandung bintang-bintang muda. Jadi mereka menganggap skema
Hubble ini adalah evolusi dari galaksi. Tapi ini tidaklah benar. Penelitian
terakhir justru menunjukkan fakta bahwa alam semesta awal justru lebih
banyak di dominasi oleh galaksi-galaksi spiral dan irregular. Dan galaksi
elip terbentuk dari hasil merger galaksi galaksi spiral dan irregular.
Sedangkan galaksi lentikular dapat berevolusi menjadi galaksi spiral, saat
gas nya terlucuti. Gambar dibawah ini adalah gambar-gambar 75 galaksi
tetangga yang diambil oleh SPITZER dalam cahaya inframerah, dan
diletakkan sesuai dengan Diagram garpu tala Hubble. Galaksi-galaksi
yang bertipe di tengah, juga diletakkan di tengah antara baris spiral (atas)
dan baris barredspiral (bawah). Tipe spiral disini dituliskan dengan
lambang SA.

240 | B u m i d a n A n t a r i k s a
2.13.2 Galaksi Bima Sakti
Galaksi kita termasuk galaksi spiral dan berbentuk seperti cakram, garis
tengahnya kira-kira 100.000 tahun cahaya (30.600 pc). Bintang yang lebih tua
ditemukan di pusat tonjolan dengan ketebalan 20.000 tahun cahaya (6.100 pc).
Bintang yang lebih muda ditemukan di lengan spiral. Pusat galaksi berada dalam
gugusan bintang sagitarius. Kutub utaranya di Coma Berenices, Kutub selatanya
di Sculptor. Matahari ada di sudut dalam lengan spiral CarinaCygnus kira-kira
32.000 tahun cahaya (9.800 pc) dari pusat galaksi. Diperkirakan galaksi berumur
12-14 biliun tahun dan terdiri dari 100 biliun bintang.
Untuk membayangkan bagaimana kira-kira bentuk galaksi kita, kita dapat
membayangkan dua buah telur mata sapi yang bagian bawahnya disatukan. Istilah
tahun cahaya menggambarkan jarak yang ditempuh oleh cahaya dalam waktu satu
tahun. Dengan kecepatan 300.000 km/s, dalam waktu satu tahun cahaya akan
menempuh jarak sekitar 9,5 juta juta kilometer. Jadi satu tahun cahaya adalah 9,5
juta juta km. Ini berarti garis tengah galaksi kita sekitar 100.000 x 9,5 juta juta
km, atau 950 ribu juta juta km (950 diikuti oleh 15 buah nol di belakangnya).
Untuk memudahkan perhitungan, maka digunakan satuan jarak yaitu tahun

241 | B u m i d a n A n t a r i k s a
cahaya. Dengan satuan ini, tebal bagian pusat galaksi kita sekitar 10.000 tahun
cahaya.
Lalu, di mana letak Matahari kita? Matahari terletak sekitar 30.000 tahun
cahaya dari pusat Bima Sakti. Matahari bukanlah bintang yang istimewa, tetapi
hanyalah salah satu dari 200 milyar buah bintang anggota Bima Sakti. Bintang
bintang anggota Bima Sakti ini tersebar dengan jarak dari satu bintang ke bintang
lain berkisar 4 sampai 10 tahun cahaya. Bintang terdekat dengan matahari adalah
Proxima Centauri (anggota dari sistem tiga bintang: Alpha Centauri), yang
berjarak 4,23 tahun cahaya. Semakin ke arah pusat galaksi, jarak antar bintang
semakin dekat, atau dengan kata lain kerapatan galaksi ke arah pusat semakin
besar.
Bima Sakti bukanlah satu-satunya galaksi yang ada di alam semesta ini.
Dalam alam semesta, ada begitu banyak sistem seperti ini, yang mengisi setiap
sudut langit sampai batas yang bisa dicapai oleh telekop yang paling besar.
Jumlah keseluruhan galaksi yang dapat dipotret dengan teleskop berdiameter 500
cm di Mt. Palomar mungkin sampai kira-kira satu milyar buah galaksi. Maka
tidak salah jika kita mengira bahwa jika kita mempunyai teleskop yang lebih
besar, kita akan dapat melihat jauh lebih banyak lagi.
Sebelum kita memiliki metode pengukuran jarak yang cukup baik, para
astronom mengira Bima Sakti adalah keseluruhan dari alam semesta. Bercak-
bercak cahaya yang tampak di langit pada mulanya diklasifikasikan sebagai
nebula (kabut), yang juga adalah anggota Bima Sakti. Pada waktu itu, dikenal ada
dua macam nebula, yaitu nebula gas dan nebula spiral. Adalah Harlow Shapley
dan George Ellery Hale, dua orang astronom yang amat berjasa membangun
pengertian kita tentang galaksi. Shapley inilah yang mengembangankan metode
untuk mengukur jarak yang diterapkan untuk mengukur diameter Bima Sakti.
Sedangkan Hale amat besar perannya dalam pengembangan teleskop-
teleskop besar, yang digunakan untuk pengamatan bintang-bintang dan nebula.
Atas jasa mereka sekarang kita tahu bahwa yang semula disebut nebula spiral itu
adalah galaksi yang juga seperti Bima Sakti, terdiri dari ratusan juta sampai
milyaran bintang, dan berada amat jauh dari kita, jauh di luar Bima Sakti. Dan

242 | B u m i d a n A n t a r i k s a
melalui jalan yang telah mereka rintis, kita menyadari bahwa Bima Sakti hanyalah
satu dari begitu banyak galaksi-galaksi yang bertebaran di alam semesta yang
maha luas ini.

2.13.3 Galaksi Bima Sakti

Pusat galaksi di arah rasi Sagitarius. Bintang-bintang utama dalam rasi


Sagitarius ditandai dengan titik
merah. Tampak bahwa terdapat
penampakan seperti bayangan
hitam di tengah yang dikelilingi
oleh semacam “aura” cemerlang.
Bayangan hitam itulah yang
menjadi asal usul nama “Bima
Sakti”.

Bima Sakti (dalam bahasa Inggris Milky Way, yang berasal dari bahasa
Latin Via Lactea, diambil lagi dari bahasa Yunani Γαλαξίας Galaxias yang
berarti “susu”) adalah galaksi spiral yang besar termasuk dalam tipe Hubble SBbc
dengan total masa sekitar 1012 massa matahari, yang memiliki 200-400 miliar
bintang dengan diameter 100.000 tahun cahaya dan ketebalan 1000 tahun cahaya.
Jarak antara matahari dan pusat galaksi diperkirakan 27.700 tahun cahaya. Di
dalam galaksi bima sakti terdapat sistem Tata Surya, yang didalamnya terdapat
planet Bumi tempat kita tinggal. Diduga di pusat galaksi bersemayam lubang
hitam supermasif (black hole). Sagitarius A dianggap sebagai lokasi lubang hitam
supermasif ini. Tata surya kita memerlukan waktu 225–250 juta tahun untuk
menyelesaikan satu orbit, jadi telah 20–25 kali mengitari pusat galaksi dari sejak
saat terbentuknya. Kecepatan orbit tata surya adalah 217 km/d.
Di dalam bahasa Indonesia, istilah “Bima Sakti” berasal dari tokoh
berkulit hitam dalam pewayangan, yaitu Bima. Istilah ini muncul karena orang
Jawa kuno melihatnya sebagai bayangan hitam yang dikelilingi semacam “aura”
cemerlang. Sementara itu, masyarakat Barat menyebutnya “milky way” sebab

243 | B u m i d a n A n t a r i k s a
mereka melihatnya sebagai pita kabut bercahaya putih yang membentang pada
bola langit. Pita kabut atau “aura” cemerlang ini sebenarnya adalah kumpulan
jutaan bintang dan juga sevolume besar debu dan gas yang terletak di
piringan/bidang galaksi. Pita ini tampak paling terang di sekitar rasi Sagitarius,
dan lokasi tersebut memang diyakini sebagai pusat galaksi.
Diperkirakan ada 4 spiral utama dan 2 yang lebih kecil yang bermula dari
tengah galaksi. Dan dinamakan sebagai berikut:
 Lengan Norma
 Lengan Scutum-Crux
 Lengan Sagitarius
 Lengan Orion atau Lengan Lokal
 Lengan Perseus
 Lengan Cygnus atau Lengan Luar

2.13.4 Dimensi
Cakram bintang Bima Sakti kira kira berdiameter 100.000 tahun cahaya
(9.5×1017 km), dan diperkirakan rata rata mempunyai ketebalan 1000 tahun
cahaya (9.5×1015 km). Bima Sakti diestimasikan mempunyai setidaknya 200
miliar bintang dan mungkin hingga 400 miliar bintang. Angka pastinya tergantung
dari jumlah bintang bermassa rendah, yang sangat sulit dipastikan. Melebihi
bagian cakram bintang, terletak piringan gas yang lebih tebal. Observasi terakhir
mengindikasikan bahwa piringan gas Bima Sakti mempunyai ketebalan sekitar
12.000 tahun cahaya (1.1×1017 km) – sebesar dua kali nilai yang diterima
sebelumnya. Sebagai panduan ukuran fisik Bima Sakti, sebagai misal kalau
diameternya dijadikan 100 m, Tata Surya, termasuk awan oort, akan berukuran
tidak lebih dari 1 mm.
Cahaya galaksi memancar lebih jauh, tapi ini dibatasi oleh orbit dari dua
satelit Bima Sakti yaitu Awan Magellan Besar dan Kecil (the Large and the Small
Magellanic Clouds), yang memiliki perigalacticon kurang lebih 180.000 tahun
cahaya (1.7×1018 km). Pada jarak ini dan lebih jauh selanjutnya, orbit-orbit dari

244 | B u m i d a n A n t a r i k s a
obyek sekitar akan didisrupsi oleh awan magelan, dan obyek obyek itu
kemungkinan besar akan terhempas keluar dari Bima Sakti.
Perhitungan terakhir oleh teleskop Very Long Baseline Array (VLBA)
menunjukkan bahwa ukuran Bima Saki adalah lebih besar dari yang diketahui
sebelumnya. Ukuran Bima Sakti terakhir sekarang dipercaya adalah mirip seperti
tetangga galaksi terdekat, galaksi Andromeda. Dengan menggunakan VLBA
untuk mengukur geseran daerah formasi bintang-bintang yang terletak jauh ketika
bumi sedang mengorbit di posisi yang berlawanan dari matahari, para ilmuwan
dapat mengukur jarak dari berbagai daerah itu dengan assumsi yang lebih sedikit
dari usaha pengukuran sebelumnya. Estimasi kecepatan rotasi terbaru dan lebih
akurat (yang kemudian menunjukan dark matter yang terkandung di dalam
galaksi) adalah 914,000 km/jam. Nilai ini jauh lebih tinggi dari nilai umum
sebelumnya 792,000 km/jam. Hasil ini memberi kesimpulan bahwa total masa
Bima Sakti adalah sekitar 3 trillion bintang, atau kira kira 50% lebih besar dari
perkiraan sebelumnya.
Galaksi Bimasakti ternyata merupakan galaksi padat planet. Studi terbaru
menyatakan bahwa Bimasakti memiliki lebih banyak planet daripada bintang.
Jumlah planet diperkirakan mencapai 160 miliar, sedangkan jumlah bintang
adalah 100 miliar.
"Statistik ini menunjukkan bahwa planet di sekeliling bintang adalah biasa,
tak istimewa. Mulai sekarang, kita harus melihat bahwa galaksi tidak hanya
dipadati miliaran bintang, bayangkan bahwa mereka dikelilingi planet
ekstrasurya," kata Arnaud Cassan dari Paris Institute of Astrophysics. Tercatat
sebelumnya telah ada lebih dari 700 planet di luar tata surya kita yang
terkonfirmasi. Sementara itu, masih ada lagi 2.300 kandidat planet yang
ditemukan wahana Kepler milik NASA yang menunggu kepastian. Planet-planet
itu ditemukan dengan dua metode, transit fotometri dan radial velocity. Metode
pertama mendeteksi planet dari kedipan cahaya bintang sebagai tanda adanya
planet yang mengelilingi. Cara kedua dengan melihat "goyangan" bintang sebagai
hasil gravitasi planet.

245 | B u m i d a n A n t a r i k s a
Dalam studi ini, peneliti memakai metode baru yang disebut gravitational
microlensing. Dalam metode ini, planet dideteksi dengan adanya cahaya bintang
yang dibiaskan atau dimagnifikasi oleh obyek yang mengelilinginya. Peneliti
mengungkapkan, gravitational microlensing memiliki kelebihan dibanding transit
fotometri dan radial velocity. Gravitational velocity bisa mendeteksi adanya
planet yang terletak jauh dari bintangnya, berbeda dengan kedua teknik lain yang
bias pada planet yang dekat bintang. Berdasarkan riset, peneliti menunjukkan
bahwa seperenam Bimasakti dihuni oleh planet seukuran Jupiter, setengahnya
oleh planet seukuran Neptunus dan dua pertiganya oleh super-Earth. Itu pun
hanya yang ada pada jarak yang sudah terdeteksi. "Lebih lanjut, kami menemukan
bahwa planet bermassa rendah, seperti super-Earth (1-10 kali massa Bumi) dan
serupa Neptunus, lebih melimpah daripada planet raksasa seperti Jupiter dan
Saturnus (kira-kira 6-7 kali lebih banyak dari planet massa rendah)," kata Cassan
seperti dikutip Space.

Planet yang sebenarnya ada di Bimasakti mungkin sedikit lebih banyak


daripada yang telah terhitung. Pada jarak yang belum bisa terdeteksi, mungkin
masih ada banyak planet lagi. Penemuan lain yang dipublikasikan tahun lalu dan
dilakukan dengan teknik microlensing menunjukkan adanya planet seukuran

246 | B u m i d a n A n t a r i k s a
Jupiter yang melayang sendirian, yatim piatu, tidak mengorbit bintang. Jumlah
planet ini diperkirakan melebihi planet "normal" hingga 50 persen. "Kedua hasil
penelitian dengan microlensing menunjukkan bahwa planet ada di mana saja,
tidak selalu mengorbit bintang," jelas Cassan.
Seperti yang terlihat dari Bumi, Bima Sakti muncul sebagai band kabur
dari cahaya putih di langit selama malam. Ini membagi langit malam menjadi dua
belahan yang agak sama. Disk bintang galaksi adalah ukuran sekitar 100.000
tahun cahaya dengan diameter. Ini adalah sekitar 1000 tahun cahaya dalam
ketebalan. Ini terdiri dari sebanyak 2-400 bintang. Itu hampir mustahil untuk
memperkirakan usia yang tepat dari Bima Sakti. Namun, usia bintang tertua di
Galaxy adalah sekitar 13,2 miliar tahun

Galaksi terdiri dari sebuah cakram gas, debu dan bintang-bintang yang
mengelilingi wilayah berbentuk bar. Disk bentuk-bentuk struktur lengan empat
yang mengambil bentuk spiral. Pusat galaksi Bima Sakti di arah Sagitarius. Disk
galaksi tonjolan keluar di pusat galaksi. Ia memiliki diameter nilai antara 70.000
sampai 100.000 tahun cahaya.

Massa Galaxy diperkirakan 5.8×1011 massa matahari. Sebagian besar


massa adalah materi gelap, masalah hipotetis yang tidak reaktif terhadap gaya
elektromagnetik. Tetapi keberadaan materi gelap terlihat melalui studi tentang
efek gravitasi pada materi yang terlihat. Pembentukan bintang aktif mengambil
tempat di disk galaksi dan di daerah kepadatan tinggi di lengan spiral. Bagaimana
lahir bintang-bintang? Pergi melalui siklus hidup sebuah bintang untuk
mengetahui jawabannya. Galaxy diyakini memiliki empat lengan spiral
logaritmik. Mereka disebut sebagai Lengan Perseus, Lengan Scutum-Crux, lengan
Carina dan Sagitarius dan Lengan Norma dan Cygnus. Menurut penemuan
terbaru, ada ekstensi luar ke Lengan Cygnus. Dengan nama lengan Orion, yang
merupakan lengan relatif lebih kecil, berisi sistem surya kita. Fakta ini hanya
membuat kita menyadari keberadaan kita tidak penting dalam kaitannya dengan
hamparan tak terbatas alam semesta.

247 | B u m i d a n A n t a r i k s a
Peta ini menunjukkan satu ukuran penuh galaksi Bima Sakti sebuah
galaksi spiral paling sedikit dua ratus miliar bintang. Matahari kita dimakamkan
jauh di dalam Lengan Orion sekitar 26 000 tahun cahaya dari pusat. Di bagian
tengah Galaxy bintang-bintang ini berkumpul rapat daripada bintang-bintang
disekitar kita. Silahkah di klik untuk melihat lebih besar. Perhatikan juga adanya
gugus bola kecil dari bintang-bintang yang terletak dengan baik di luar bidang
Galaxy, dan perhatikan juga keberadaan galaksi kerdil terdekat – yang kerdil
Sagitarius – yang terlihat seolah-olah secara perlahan akan ditelan oleh pusaran
galaksi kita.

248 | B u m i d a n A n t a r i k s a
2.14 GALAKSI DAN ALAM SEMESTA MELIPUTI SEJARAH
KOSMOLOGI, QUASAR, KOSMIK DAN MATERI ANTAR BINTANG

2.14.1 Kosmologi

Istilah kosmologi berasal dari bahasa Yunani kosmos yang dipakai oleh
Pythagoras (580-500 SM) untuk melukiskan keteraturan dan harmoni pergerakan
benda-benda langit. Istilah ini dipakai lagi dalam pembagian filsafat Christian
Wolff (1679-1754). Kosmologi adalah Ilmu Alam Semesta adalah ilmu
pengetahuan tentang kosmos (cosmos) atau universe. Istilah universe ditujukan
kepada segenap pangada atau segenap yang ada, yang tercipta mulai dari atom,
molekul, batu metal, gas, tumbuhan, binatang, sistem solar (Matahari) dan segala
yang ada lainnya.
Dalam penggunaan modern oleh para ilmuwan, kosmologi adalah cabang
ilmu pengetahuan yang berupaya memahami struktur ruang-waktu dan komposisi
alam semesta skala besar dengan menggunakan metode ilmu pengetahuan alam.
Ini berarti kosmologi memanfaatkan pengamatan rinci untuk memperoleh data
dan memanfaatkan teori-teori fisika untuk menafsirkan data tersebut, serta
mempergunakan penalaran matematika atau penalaran logika lainnya yang
terkandung dalam teori-teori tersebut untuk memperoleh pengetahuan lengkap
mengenai alam semesta fisik.
Kosmologi bukan astronomi yang membagi-bagi seluruh alam semesta
menjadi galaksi, bintang, planet, bulan, lalu menelaahnya satu demi satu.
Kosmologi memadukan semua cabang dan ranting pohon ilmu pengetahuan untuk
memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai alam semesta. Kosmologi
menelaah ruang dan waktu, menyelidiki asal-usul semua materi pengisi alam,
mempelajari peristiwa kosmis penting, termasuk asal mula kehidupan dan
kemungkinan perkembangan kecerdasan. Masalah yang dihadapi para kosmolog
modern adalah mempersatukan sifat-sifat alam semesta teramati untuk
memperoleh model-model alam semesta yang akan mendefinisikan struktur dan
evolusinya. Model alam semesta menjadi sarana yang dibangun manusia untuk
memperoleh gambaran mengenai alam semesta yang demikian luas. Model ini

249 | B u m i d a n A n t a r i k s a
dibentuk dengan bertumpu pada data empiris dan teori-teori fisika. Model alam
semesta pun senantiasa diujikan. Hasil-hasil amatan baru atau teori-teori baru
akan mengubah model alam semesta dari waktu ke waktu.
Dalam mempelajari ilmu lingkungan, yakni ilmu pengetahuan tentang
segala sesuatu yang kita pelajari dalam kehidupan, istilah lingkungan secara
khusus mendalami seluk beluk lingkungan hidup di mana manusia berada. Ilmu
lingkungan juga disebut envirologi (Soerjani 1994) atau enviromental science
yang dalam Chiras (1991) lebih dikhususkan lagi dengan subjudul:Action for a
sustainable future.
a. Teori Terbentuknya Alam Semesta
Teori tentang terbentuknya alam semesta terlah terjadi perhatian para
astronom sejak lama. Hal ini diungkapkan melalui apa yang diketahui tentang
ruang angkasa, bintang, galaksi, nebula, komet, planet dan sebagainnya. Sampai
saat ini ada dua teori yang mencoba menerangkan bagaimana alam semesta
terbentuk.
1. Teori “Big-Bang”
Alam Semesta sangat luas dan tak ada seorangpun yang mengetahui secara
pasti berapa luas alam semesta ini,orang orang dulu mengira Alam semesta ada
dengan sendirinya dan akan tetap ada sampai kapanpun, pendapat ini sangat salah
dengan ilmu pengetahuan modern saat ini. Banyak Teori yang berkembang
tentang Alam Semesta,ada yang menyebutkan ada dengan sendirinya, ada yang
menyebutkan terjadi karena ledakan dahysat dan berbagai Teori lainnya, namun
saat ini yang paling banyak disepakati adalah teori big bang, teori ini berdasarkan
kajian kosmologi mengenai bentuk awal dan perkembangan alam semesta. Teori
Big Bang menjadi Teori yang mendekati kebenaran berdasarkan Sains dan
Teknologi, bahkan para ilmuwan menyepakati bersama bahwa Teori terbentuknya
alam semesta yakni Teori Big Bang.
Teori Big Bang (terjemahan bebas: Ledakan Dahsyat atau Dentuman Besar)
dalam kosmologi adalah salah satu teori ilmu pengetahuan yang menjelaskan
perkembangan dan bentuk awal dari alam semesta. Menurut teori ini, alam
semesta semual berwujud sebagai gumpalan sangat padat dan besar dari

250 | B u m i d a n A n t a r i k s a
sekelompok atom. Gumpalan ini meledak yang menghasilkan panas sampai 100
miliar Celcius, dan dari ledakan inilah terbentuknya berbagai maca kosmos, benda
alam. Teori ini menyatakan bahwa alam semesta ini terbentuk dari ledakan
mahadahsyat yang terjadi sekitar 13.700 juta tahun lalu. Ledakan ini melontarkan
materi dalam jumlah sangat besar ke segala penjuru alam semesta. Materi-materi
ini kemudian yang kemudian mengisi alam semesta ini dalam bentuk bintang,
planet, debu kosmis, asteroid/meteor, energi, dan partikel lainnya dialam semesta
ini.
Pada tahun 1948, Gerge Gamov muncul dengan gagasan lain tentang Big
Bang. Ia mengatakan bahwa setelah pembentukan alam semesta melalui ledakan
raksasa, sisa radiasi yang ditinggalkan oleh ledakan ini haruslah ada di alam.
Selain itu, radiasi ini haruslah tersebar merata di segenap penjuru alam semesta.
Bukti yang ’seharusnya ada’ ini pada akhirnya diketemukan. Pada tahun 1965,
dua peneliti bernama Arno Penziaz dan Robert Wilson menemukan gelombang ini
tanpa sengaja. Radiasi ini, yang disebut ‘radiasi latar kosmis’, tidak terlihat
memancar dari satu sumber tertentu, akan tetapi meliputi keseluruhan ruang
angkasa. Demikianlah, diketahui bahwa radiasi ini adalah sisa radiasi peninggalan
dari tahapan awal peristiwa Big Bang. Penzias dan Wilson dianugerahi hadiah
Nobel untuk penemuan mereka.
Pada tahun 1989, NASA mengirimkan satelit COBE (Cosmic Background
Explorer). COBE ke ruang angkasa untuk melakukan penelitian tentang radiasi
latar kosmis. Hanya perlu 8 menit bagi COBE untuk membuktikan perhitungan
Penziaz dan Wilson. COBE telah menemukan sisa ledakan raksasa yang telah
terjadi di awal pembentukan alam semesta. Dinyatakan sebagai penemuan
astronomi terbesar sepanjang masa, penemuan ini dengan jelas membuktikan teori
Big Bang.
Bukti penting lain bagi Big Bang adalah jumlah hidrogen dan helium di ruang
angkasa. Dalam berbagai penelitian, diketahui bahwa konsentrasi hidrogen-
helium di alam semesta bersesuaian dengan perhitungan teoritis konsentrasi
hidrogen-helium sisa peninggalan peristiwa Big Bang. Jika alam semesta tak

251 | B u m i d a n A n t a r i k s a
memiliki permulaan dan jika ia telah ada sejak dulu kala, maka unsur hidrogen ini
seharusnya telah habis sama sekali dan berubah menjadi helium.
Segala bukti meyakinkan ini menyebabkan teori Big Bang diterima oleh
masyarakat ilmiah. Model Big Bang adalah titik terakhir yang dicapai ilmu
pengetahuan tentang asal muasal alam semesta. Begitulah, alam semesta ini telah
diciptakan oleh Allah Yang Maha Perkasa dengan sempurna tanpa cacat.
2. Teori Steady State
Teori steady state atau teori pemantapan kelangsungan yang menyatakan
bahwa unsur atom baru masih akan membentuk secara terus menerus di alam
semesta. Unsur ini sebagai debu mengalami gerakan melingkar berputar-putar
sampai terbentuknya galaksi baru. Jadi alam semesta terus menerus akan
mengalami pembentukannya sepanjang masa, sehingga teori ini mempercayai
bahwa alam semesta sekarang ini sama halnya dengan jutaan tahun yang lewat,
dan akan sama keadaanya jutaan tahun yang akan datang. Oleh karena itu
pengikut teori ini tidak mempercayai akan berakhirnya alam semesta. Para
astronom akan tetap mempelajari lebih lanjut dan akan menghasilkan teori baru
tentang terbentuknya alam semesta (kosmogenesis) (Ronan dalam Anon 1973).
Pada akhirnya teori ini mempercayai bahwa segala sesuatu di alam semesta
mengalami tatanan atau hukum alam yang pasti sehingga akan terjadi
kelangsungan dinamika keadaan alam sesuai dengan kehendak Tuhan yang
menciptakannya. Manusia berkewajiban dengan rasio dan intuisi (kata hati) untuk
mengikuti dengan kearifan dan keikhlasan akan adanya segenap kenyataan yang
dihadapi dengan pendekatan nisbi atau relatif.
Pada pertengahan abad ke-20 seorang materialis, astronom terkemuka asal
Inggris Fred Hoyle mengemukakan suatu teori yang disebut dengan teori “Steady
State” yang mirip dengan teori alam semesta tetap abad ke-19. Teori ini
menyatakan bahwa alam semesta berukuran tak hingga dan kekal sepanjang masa,
tujuannya adalah untuk mempertahankan faham materialis.
Menurut H. Bondi, T. Gold, and F. Hoyle mengatakan bahwa alam
semesta tidak ada awalnya dan tidak ada akhirnya. Alam semesta selalu terlihat
tetap seperti sekarang. Materi secara terus menerus datang berbentuk atom-atom

252 | B u m i d a n A n t a r i k s a
hidrogen dalam angkasa (space) yang membentuk galaksi baru dan mengganti
galaksi lama yang bergerak menjahui kita dalam ekspansinya. Materialisme
adalah sistem pemikiran yang meyakini materi sebagai satu-satunya keberadaan
yang mutlak dan menolak keberadaan apapun selain materi. Berakar pada
kebudayaan Yunani Kuno, dan mendapat penerimaan yang meluas di abad 19,
sistem berpikir ini menjadi terkenal dalam bentuk paham Materialisme dialektika
Karl Marx.
3. Alam Mikro
Menurut teori terbentuknya alam semesta, bermiliar tahun yang lewat, alam
semesta mulai mendingin, sehingga terbentuklah secara mantap berbagai atom
seperti yang dikenal pada saat ini. Atom merupakan unsur dasar yang hakiki dari
segenap pengada. Inti atom adalah nukleus yang terdiri atas proton dan neutron
yang dikelilingi oleh elektron yang beredar secara tetap dan teratur di sekeliling
nekleus.
Unsur atom yang ada adalah hidrogen dan helium. Dalam evolusinya berbagai
gerakan atom yang anorganik akan menghasilkan molekul anorganik, untuk
kemudian membentuk molekul yang lebih besar (liposom atau lemak, protein dan
karbohidrat) sampai terbentuknya protosel dan sel organik pertama dalam alam
kehidupan. Selanjutnya dalam evolusi berikutnya terbentuk molekul dalam
susunan protoplasma yang merupakan sel dalam pembentukan jaringan dari
sistem organ individu makhluk hidup. Bakteri merupakan mikroba pertama yang
terbentuk 3.7 miliar tahun yang lewat.
4. Alam Makro
Alam makro adalah pengenalan pengada yang kasat mata. Sebelum
terbentuknya jenis makhluk hidup yang berwujud individu, baik flora, fauna,
mikroba, dan manusia, dengan kasat mata daat di lihat adanya jaringan, seperti
phloem dan xylem sebagai jaringan dari flora, jaringan deging atau jaringan
tulang sebagai bagian dari hewan. Makhluk hidup yang kasat mata mulai dari
individu (undivided) artinya tidak dapat di bagi – bagi karena merupakan suatu
keutuhan suatu jenis.

253 | B u m i d a n A n t a r i k s a
- Ekosfer
Ekosfer adalah bulatan planet (Bumi) yang ditempati atau dihuni oleh
makhluk hidup dalam rumah tangganya (oikos) . Kehidupan seperti yang kita
kenal di bumi ini (ekosfer) menurut teori adalah di wilayah 0,93 – 1,01 UA (unit
astronomi atau jarak antara Matahari dan Bumi). Menurut kasting dkk (1988; 49),
‘’teori baru’’ memperkirakan wilayah kehidupan berada pada jarak 0,95 – 1,5 UA.
Menurut hipotesis Gaia (Dewi Bumi) dari James Lovelock (dalam Odum
1983; 24 – 26) antara bumi dan kehidupan di Bumi berlangsung proses saling
pengaruh-mempengaruhi antara hidup dan nirhidup sehingga bumi dapat
mendukung kehidupan karena pengaruh seluruh keihidupan itu sendiri. Andaikata
kehidupan itu tidak ada, bumi akan gersang, suhunya akan tinggi sekali (=290oC),
kandungan CO2 juga tinggi (98%) sedang kadar 02 sangat rendah, demikian juga
netrogen (hanya 1,9%).

Tabel perbandingan kondisi atmosfer dan suhu di Mars, Venus dan


Bumi (dengan dan tanpa kehidupan)
Kandungan Mars Venus Bumi tanpa Bumi dengan
Atmosfer Kehidupan kehidupan
sekarang

CO2 95 % 98 % 98 % 0,03 %
N2 2,7 % 1,9 % 1,9 % 79 %
O2 0,13 Sedikit Sedikit 21 %
Suhu % 477 250 + 50 13
Permukaan C -53
Sumber: Odum 1983: 24 – 26

Dengan adanya kehidupan, CO2 akan terserap dalam proses fotosintesis,


sehingga kadarnya tinggal 0,03 % dan O2 terlepas sehinggadi udara kadarnya naik
menjadi 21%. Hipotesis Gaia ini juga menekankan pentingnya peranan jasad renik
(mikroba) yang tergolong dalam sapravor, yang hidup di antara bahan organik
dari mahkluk hidup yang mati (daun yang gugur) dan berfungsi sebagai saprofog
(pemakan) sisa makhluk hidup (bangkai, sisa makanan) sehingga terjadi peruraian
yang menghasilkan bahan anorganik kembali walaupun biota pemakan sisa ini

254 | B u m i d a n A n t a r i k s a
(cacing, jamur dan mikroba) sering kali secara salah disebut “pengurai”. Jadi
kehidupan mengalami daur (siklus/ cycle) kembali pada tumbuhan autotrof yang
memerlukan bahan anorganik dalam proses metabolisme.
Kemungkinan adanya kehidupan di luar Bumi dapat dipertimbangkan
berdasarkan sifat keadaan (suhu, CO2, O2 dan N2) seperti terlihat pada tabel di
atas. Oleh karenanya kalau benar kemudian terdapat kehidupan di Planet Mars,
diperkirakan wujud dan sifat kehidupan mungkin sekali akan lain dengan
kehidupan Bumi.
- Ekosistem
Di dalam ekosfer pengada yang mendukung kehidupan adalah satuan – satuan
ekosistem, yakni segenap unsur dalam sistem yang mendukung rumah tangga
makhluk hidup. Jadi dalam ekosistem tercakup unsur makhluk hidup dan
keseluruhan penyangganya yakni ruang, benda, tanah, air, atmosfer, atau segala
pengada baik biota maupun abiota berada dalam hubungan integratif yang
memungkinkan kelangsungan kehidupan secara keseluruhan.
Pengertian tentang kehidupan dalam ekosistem telah sangat menarik perhatian
karena eratnya hubungan anatara makna hidup – mati yang merupakan ciri
makhluk hidup dengan pengada nirhidup yang memang tidak hidup, jadi yang
nirhidup ini tidak mengalami kematian. Antara keduanya terlihat adanya
wilayah/batas peralihan (border line).
- Komunitas, masyarakat makhluk hidup
Dalam ekosistem, makhluk hidup baik flora, fauna maupun mikroba di
kelompokkan dalam komunitas sebagai masyarakat makhluk hidup. Segenap
makhluk hidup ini terkait satu dengan yang lainnya melalui hubungan interaktif,
baik secara langsung dalam jenis yang sama atau jenis serta kondisi yang berbada.
Di samping itu juga terjadi interaksi melalui pengada nirhidup seperti air, oksigen,
materi dan sebagainya.

- Populasi dan individu

255 | B u m i d a n A n t a r i k s a
Kelompok manusia yang sering disebut “masyarakat” manusia sebenarnya
adalah populasi manusia dari salah satu jenis (spesies) makhluk hidup, seperti
populasi harimau, populasi nyamuk dan sebagainya.
Individu merupakan ciri utama makhluk hidup yang tercipta masing – masing
individu secra berbeda – beda dengan cirinya sendiri secara khusus. Sebenarnya
tidak ada individu dari suatu jenis (spesies)) makhluk hidup yang sama. Semua
yang ada di ciptakan dengan ciri, sifat dan keindahan masing – masing. Kalaupun
ada kesamaanya, sebenarnya sekedar mirip saja, karena semuanya memiliki
keindahannya sendiri. Menurut paham amenity (amenitas) atau keunggulan dan
keindahan sifat semua pengada baik flora dan fauna sama indah dan maknanya.
5. Alam Supermakro
Alam semesta atau universe mengacu pada segenap pengada (entity. Entitas),
benda angkasa atau kosmos dan segenap proses yang menyertainya. Ilmu
pengetahuan yang mempelajarinya adalah kosmologi yang banyak menggunakan
peralatan fisik mekanik seperti teleskop, juga memanfaatkan teori dari fisika-
matematik, dari mana disusun “model” dari alam semesta. Disamping itu juga
dirumuskan observasi melaui radio-teleskopi. Model ini digunakan untuk
menelaah penyelidikan lebih lanjut dan untuk mengartikan (menginterpretasikan)
data astronomi yang sudah diperoleh. Salah satu penemuan dalam model ini
adalah adanya galaksi seperti galaksi Bima Sakti (the milky way). Berbagai model
yang dikenal itu mengacu pada teori relativitas.
Dulu kalau pada awalnya pemahaman tentang terjadinya alam semesta
mengarah pada mitologi, semacam “dongengan” yang disebut kosmogoni.
Kosmologi kuno mengikuti pendapat bahwa alam semesta itu terbatas dan
berorientasi pada bumi sebagai pusatnya (finite and earth-centered). Kemudian
timbul anggapan lain, yakni bahwa alam semesta itu menjangkau sesuatu yang
tidak terbatas, tanpa permulaan dan tanpa akhir. Jadi benda alam (galaksi, bintang,
planet dan segainya) dapat berada, tumbuh, terpecah-pecah dan berada dalam
ruang tanpa batas.
Dalam perkembangannya kosmologi mengalami perubahan, pendapat para
ahli yang berbeda, saling mendukung tetapi juga ada yang saling bertentangan.

256 | B u m i d a n A n t a r i k s a
Berbagai konsep digunakan untuk menerangkan pengertian tentang alam
semesta.beberapa diantara nama terkenal adalah Newton dengan teori gravitasi,
Einstein dengan teori relativitas.
Nebula yang merupakan materi ruang angkasa dapat terkumpul sebagai
galaksi yang merupakan kumpulan dari bintang., diantaranya adalah Galaksi Bima
Sakti dimana matahari berada, Galaksi Andromeda yang berada relatif paling
dekat dengan Galaksi Bima Sakti, dan sebagainya.
- Nebula
Setelah benda-benda angkasa mengalami ledakan, berjuta tahun kemudian
suhu alam raya menurun sampai 3.000 oC. Materi dan energi yang ada mengalami
terbentuknya asap dan kabut yang disebut nebula. Jadi nebula adalah seperangkat
awan terdiri atas asap dan kabut. Nebula kemudian menggumpal sebagai
protogalaksi. Dari padanya terbentuklah macam-macam galaksi melalui proses
pengkerutan dan kondensasi. Jadi nebula yang ada merupakan nebula galaksi. Ada
nebula yang berada di sekitar Matahari yang mengalami perubahan rotasi,
sehingga keluar sebagai komet seperti benda angkasa yang bergerak (sering kali
disebut Bintang Berekor) karena terlihat lewatnya cahaya seolah-olah ekornya
(Munitz dalam Anon 1971).
- Galaksi
Protogalaksi yang berasal dari kondensasi nebula akan mengalami kontaksi
dan perputaran yang makin cepat. Beberapa miliar tahun kemudian mengalami
fragmentasi menjadi apa yang disebut protobintang (protostar). Dalam mengalami
pengekerutan melalui proses gravitasi dan dalam suhu yang tinggi terbentukklah
inti fusi nuklir yang menyebabkan energi berubah bentuk sebagai panas dan sinar.
Dalam hipotesis nebula, akhirnya terbentuklah jutaan biintang-bintan dalam
berbagai bentuk yang reguler maupun yang tidak teratur (irregular). Galaksi yang
teratur di antaranya adalah Galaksi Bima Sakti (Milky Way) dimana Matahari
beradaa di antara 7.000 bintang didalam galaksi yang terbentuk.

257 | B u m i d a n A n t a r i k s a
2.14.2 Quasar
Sudah diketahui secara umum kalau di pusat galaksi hampir semua galaksi
ada sebuah lubang hitam bermassa besar yang sangat kuat. Tapi ternyata di
beberapa galaksi, daerah pusatnya sangat terang, melebihi bagian lain dari galaksi
itu. Inti yang sangat terang ini disebut sebagai inti galaksi aktif ( active galactic
nuclei / AGN). Inti galaksi aktif biasanya ditemukan di pusat galaksi dimana
lubang hitam bermassa super besar berada. Karena lubang hitam inilah yang jadi
pembangkit energi bagi inti galaksi aktif.
Quasar atau quasi stellar radio source merupakan inti galaksi aktif yang
berada jauh dan merupakan obyek yang sangat terang, sangat energetik dan sangat
kuat. Obyek ini memancarkan energi yang sangat besar. Kalau dilihat di teleskop,
quasar akan tampak seperti sebuah titik yang mirip dengan bintang. Tapi ternyata
titik itu bukan sebuah bintang melainkan sebuah inti galaksi yang sangat terang
yang berada jauh dari kita. Dari mana kita tahu quasar ini berada sangat jauh?
Hasil pengamatan menunjukkan kalau quasar memiliki pergeseran merah
yang besar sebagai efek dari memuainya alam semesta. Yang artinya jarak antara
Bumi dan quasar itu akan semakin bertambah seiring dengan semakin besarnya
pergeseran merah si quasar.
Quasar ditenagai oleh lubang hitam bermassa sangat besar di pusat galaksi
yang mengakresi materi yang mampat di sekitarnya dan memancarkan energi
gravitasi yang sangat besar. Lubang hitam itu selalu melahap materi yang ada di
sekelilinginya untuk masuk ke dalam dirinya. Seperti raksasa yang lahap
memakan apapun yang ada di sekelilingnya

258 | B u m i d a n A n t a r i k s a
Ketika lubang hitam mengakresi materi di sekitarnya, materi-materi
tersebut berputar semakin cepat dan mulai memanas. Semua partikel saling
bergesekan sehingga melepaskan sejumlah besar cahaya dan juga radiasi sinar X.
Nah ketika materi ini kemudian dilahap oleh si lubang hitam, maka bagian kutub
utara dan selatan lubang hitam akan melepaskan energi yang sangat besar yang
oleh astronom disebut sebagai jet kosmik. Pernah liat pesawat jet melesat di
udara? Sangat cepat dan menyisakan sebaris jejak di angkasa kan? Kira-kira
seperti itulah jet kosmik. Energi yang dilepaskan melesat sangat cepat dan
energinya pun sangat kuat.
Quasar sendiri tidak selalu berasal dari penggabungan galaksi, karena
memang ia bukan hasil dari gabungan dua galaksi. Quasar bisa berada di galaksi
apa saja yang lubang hitamnya bisa membangkitkan quasar di dalamnya. Tapi
ketika dua buah galaksi bergabung, lubang hitam super masif di dalamnya
memang akan membentuk quasar. Karena lubang hitam adalah pembangkit energi
bagi inti galaksi aktif.
Jika quasarnya terbentuk setelah penggabungan dua galaksi itu dari galaksi
galaksi apa? Nah, ini bisa dari galaksi apa saja karena semua galaksi yang punya
lubang hitam dengan massa super besar bisa menghasilkan quasar. Diperkirakan
ketika Bimasakti dan Andromeda bergabung kelak juga akan membentuk quasar
2.14.3 Kosmik
a. Sinar Kosmik
Sinar kosmik merupakan partikel energi tinggi di angkasa luar yang
diduga berasal dari sisa-sisa bintang mati. Namun, IceCube mendeteksi bahwa
partikel-partikel itu tiba bukan dalam kondisi "seragam" dari semua arah.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa sinar kosmik galaksi dapat mengubah
iklim bumi, mempengaruhi cuaca, memicu badai dan menutupi awan. Seperti
dilansir Livescience.com, edisi 30 Juli 2010, studi menunjukkan bahwa sinar
kosmik berlebih datang dari satu bagian di langit, dan sinar kosmik yang kurang
kadarnya datang dari bagian lain.

259 | B u m i d a n A n t a r i k s a
b. Spektrum Energi Untuk Sinar Kosmik
Sinar kosmik merupakan energi partikel subatomik bermuatan, yang
berasal di luar angkasa. Mereka mungkin menghasilkan partikel sekunder yang
menembus atmosfer bumi dan permukaan. Sinar panjang adalah sejarah sebagai
sinar kosmik yang dianggap radiasi elektromagnetik. Sinar kosmik paling utama
(mereka yang memasuki atmosfer dari ruang angkasa dalam) terdiri dari partikel
subatomik akrab stabil yang biasanya terjadi di Bumi, seperti proton, inti atom,
atau elektron. Namun, sebagian kecil adalah partikel stabil antimateri, seperti
positron atau antiproton, dan sifat yang tepat dari sebagian kecil yang tersisa
adalah area penelitian aktif. Sekitar 89% dari sinar kosmik proton sederhana atau
inti hidrogen, 10% adalah inti helium atau partikel alfa, dan 1% adalah inti elemen
berat. Inti ini merupakan 99% dari sinar kosmik. Elektron menyendiri (seperti
partikel beta, meskipun sumber utama mereka tidak diketahui) merupakan lebih
dari 1% yang tersisa.
Berbagai energi partikel mencerminkan berbagai sumber. Kisaran asal dari
proses pada Matahari (dan mungkin bintang lain juga), untuk yang belum
diketahui mekanisme fisik di terjauh alam semesta teramati. Ada bukti bahwa
sinar kosmik energi yang sangat tinggi yang dihasilkan selama periode jauh lebih
lama dari ledakan sebuah bintang tunggal atau peristiwa galaksi tiba-tiba,
menunjukkan proses percepatan beberapa yang mencakup jarak yang sangat jauh
dalam hal ukuran bintang. Mekanisme tidak jelas produksi sinar kosmis pada
jarak galaksi ini sebagian hasil dari fakta bahwa (tidak seperti radiasi lainnya)
medan magnet di galaksi kita dan galaksi lain tikungan arah sinar kosmik parah,
sehingga mereka tiba hampir secara acak dari segala arah, menyembunyikan
petunjuk apapun dari arah sumber awal mereka. Sinar kosmik dapat memiliki
energi lebih dari 1020 eV, jauh lebih tinggi dari 1012-1013 eV bahwa akselerator
partikel Terestrial dapat menghasilkan.
Sinar kosmik yang diperkaya dengan lithium, berilium, dan boron
berkaitan dengan kelimpahan relatif dari unsur-unsur di alam semesta
dibandingkan dengan hidrogen dan helium, dan dengan demikian dianggap
memiliki peran utama dalam sintesis ketiga unsur melalui proses " sinar kosmik

260 | B u m i d a n A n t a r i k s a
nukleosintesis ". Mereka juga menghasilkan beberapa disebut isotop stabil dan
radioisotop cosmogenic di Bumi, seperti karbon-14. Dalam sejarah fisika partikel,
sinar kosmik adalah sumber penemuan positron, muon, dan pi meson.
Sinar kosmik menulis bagian dari radiasi latar belakang alam di Bumi,
rata-rata sekitar 10-15% dari itu. Namun, orang yang hidup di ketinggian yang
lebih tinggi dapat memperoleh beberapa kali lebih banyak radiasi kosmik dari
pada permukaan laut, dan awak penerbangan jarak jauh dapat melipat gandakan
radiasi pengion paparan tahunan mereka. Karena intensitas sinar kosmik jauh
lebih besar di luar atmosfer bumi dan medan magnet, diharapkan memiliki
dampak besar pada desain pesawat ruang angkasa yang aman dapat mengangkut
manusia dalam ruang antarplanet.
c. Komposisi Sinar Kosmik
Sinar kosmik secara luas dapat dibagi menjadi dua kategori: primer dan
sekunder. Sinar kosmik yang berasal dari sumber astrofisika adalah sinar kosmik
primer. Sinar kosmik primer berinteraksi dengan materi antar menciptakan sinar
kosmik sekunder. Matahari juga memancarkan sinar kosmik energi yang rendah
terkait dengan jilatan api matahari. Hampir 90% sinar kosmik proton, sekitar 9%
adalah inti helium (alfa partikel) dan hampir 1% adalah elektron. Rasio hidrogen
untuk inti helium (28%) adalah sama sebagai rasio kelimpahan primordial unsur
elemen ini (24%). Fraksi yang tersisa terdiri dari inti berat lainnya yang produk
akhir nuklir sintesis, produk dari Big Bang, terutama lithium, berilium, dan
boron.Ini inti cahaya muncul dalam sinar kosmik dalam kelimpahan yang jauh
lebih besar (~ 1%) dibandingkan di atmosfer matahari, di mana kelimpahan
mereka adalah sekitar 10-9% bahwa helium.
Perbedaan kelimpahan adalah hasil dari cara sinar kosmik sekunder
terbentuk. Karbon dan oksigen inti bertabrakan dengan materi antar bintang untuk
membentuk lithium, berilium dan boron dalam proses yang disebut spallation
sinar kosmik. Spallation juga bertanggung jawab untuk menunjukkan jumlah ion
skandium, titanium, vanadium, dan mangan dalam sinar kosmik yang dihasilkan
oleh tabrakan inti besi dan nikel dengan materi antar bintang.

261 | B u m i d a n A n t a r i k s a
Eksperimen satelit telah menemukan bukti dari beberapa antiproton dan
positron dalam sinar kosmik primer, meskipun tidak ada bukti dari inti atom
antimateri kompleks, seperti anti-helium inti (anti-alpha) partikel. Antiproton tiba
di Bumi dengan maksimal energi karakteristik dari 2 GeV, menunjukkan produksi
mereka dalam proses fundamental berbeda dari proton sinar kosmis.
d. Aliran Sinar Kosmik
Fluks sinar kosmik yang masuk pada bagian atas atmosfer tergantung pada
angin matahari, medan magnet bumi, dan energi dari sinar kosmik. Angin
matahari berkurang kecepatannya partikel yang masuk dan blok beberapa partikel
dengan energi bawah sekitar 1 GeV. Jumlah angin matahari tidak konstan karena
perubahan aktivitas matahari. Dengan demikian, tingkat fluks sinar kosmik
bervariasi dengan aktivitas matahari. Medan magnet bumi mengalihkan sebagian
dari sinar kosmik, sehingga menimbulkan pengamatan bahwa fluks ini rupanya
tergantung pada lintang, bujur, dan sudut azimut. Garis-garis medan magnet
membelokkan sinar kosmik ke arah kutub, sehingga menimbulkan aurora.
Pada jarak ~ 94 AU dari Matahari, angin matahari mengalami transisi,
yang disebut shock terminasi, dari supersonik untuk kecepatan subsonik. Daerah
antara shock pemutusan dan heliopause bertindak sebagai penghalang sinar
kosmik, penurunan fluks pada energi yang lebih rendah sekitar 90%.
Di masa lalu, diyakini bahwa fluks sinar kosmik tetap cukup konstan
sepanjang waktu. Namun, penelitian terbaru menunjukkan 1,5 sampai 2 kali lipat
milenium-skala waktu perubahan fluks sinar kosmik dalam empat puluh ribu
tahun terakhir. Besarnya energi fluks sinar kosmik di ruang antar bintang sangat
sebanding dengan energi lain ruang dalam: rata-rata energi sinar kosmik
kepadatan sekitar satu elektron-volt per sentimeter kubik ruang antar bintang, atau
~ 1 eV/cm3, yang sebanding untuk kepadatan energi dari cahaya bintang terlihat
sebesar 0,3 eV/cm3, bidang galaksi kepadatan energi magnetik (diasumsikan 3
microgauss) yang adalah ~ 0,25 eV/cm3, atau latar belakang gelombang mikro
kosmik (CMB) radiasi energi kepadatan di ~ 0,25 eV/cm3.
Namun, sinar kosmik, tidak seperti komponen energi lain di atas, terdiri
dari partikel pengion, dan ini jauh lebih merusak proses biologi dari energi

262 | B u m i d a n A n t a r i k s a
sederhana menyarankan. Sebagaimana dicatat di bawah, sinar kosmik membuat
rata-rata 10 sampai 15% dari radiasi latar belakang pengion pada manusia di
Bumi, tetapi komponen ini dapat beberapa kali lebih besar untuk orang yang
hidup pada ketinggian yang lebih tinggi.
e. Deteksi Sinar Kosmik
Kosmik sinar Bulan bayangan, seperti terlihat dalam muon sekunder
terdeteksi 700 m di bawah tanah, pada detektor 2 Soudan Bulan seperti yang
terlihat oleh Compton Gamma Ray Observatory, dalam sinar gamma yang lebih
besar dari 20 MeV. Ini diproduksi oleh penembakan sinar kosmik dari
permukaannya.
Sinar kosmik berbenturan dengan inti gas atmosfer, menghasilkan hujan,
antara lain, pion dan kaons, kerusakan yang menjadi muon. Ini muon dapat
mencapai permukaan bumi, dan bahkan menembus untuk beberapa jarak ke
tambang dangkal. Muon mudah terdeteksi oleh berbagai jenis detektor partikel
seperti ruang awan atau ruang gelembung atau detektor sintilasi. Muon Beberapa
diamati oleh detektor terpisah pada saat yang sama menunjukkan bahwa mereka
telah diproduksi dalam acara mandi yang sama. Sinar kosmik berdampak tubuh
planet lain di tata surya yang terdeteksi secara tidak langsung dengan mengamati
emisi sinar gamma energi tinggi dengan sinar gamma teleskop. Ini dibedakan dari
proses peluruhan radioaktif oleh energi mereka lebih tinggi di atas sekitar 10
MeV.
f. Deteksi Pada Sinar Kosmik
- Deteksi oleh partikel track-etch teknik
Sinar kosmik juga dapat dideteksi langsung oleh detektor partikel kapal satelit
atau balon ketinggian tinggi. Dalam teknik perintis dikembangkan oleh Robert
Fleischer, P. Harga Buford, dan Robert M. Walker, lembar plastik bening, seperti
1/4 mil Lexan polikarbonat, ditumpuk bersama-sama dan terkena langsung sinar
kosmik dalam ruang atau dataran tinggi .Muatan inti menyebabkan kimia
melanggar obligasi atau ionisasi dalam plastik.Di bagian atas tumpukan plastik,
ionisasi kurang karena kecepatan tinggi sinar kosmik. Sebagai kecepatan sinar
kosmik menurun karena perlambatan dalam stack, ionisasi meningkat sepanjang

263 | B u m i d a n A n t a r i k s a
jalan. Lembaran plastik yang dihasilkan "tergores" atau perlahan dilarutkan dalam
larutan natrium hidroksida hangat kaustik, yang menghilangkan bahan permukaan
pada tingkat yang lambat yang dikenal.Para natrium hidroksida kaustik larut di
tingkat yang lebih cepat di sepanjang jalan dari plastik terionisasi. Hasil akhirnya
adalah sebuah lubang berbentuk kerucut atau lubang etch di plastik. Lubang etch
ini diukur dalam mikroskop daya tinggi (biasanya 1600X minyak imersi), dan
tingkat etch diplot sebagai fungsi dari kedalaman dalam plastik ditumpuk. Ini
menghasilkan kurva unik untuk setiap inti atom dari Z 1-92, memungkinkan
identifikasi baik biaya dan energi dari sinar kosmik yang melintasi tumpukan
plastik.Semakin luas ionisasi sepanjang jalan, semakin tinggi biaya.
Teknik ini telah digunakan dengan sukses besar untuk mendeteksi tidak hanya
sinar kosmik, tapi fisi inti produk untuk detektor neutron.
- Deteksi dengan mandi udara
Ketika sinar kosmik memasuki atmosfir bumi mereka bertabrakan dengan
molekul, terutama oksigen dan nitrogen, untuk menghasilkan riam miliaran
partikel yang lebih ringan, mandi udara disebut.
Semua partikel yang dihasilkan tetap dalam waktu sekitar satu derajat jalan
partikel primer.Partikel khas yang diproduksi di tabrakan tersebut dibebankan
meson misalnya positif dan negatif pion dan kaons.Ini kemudian membusuk
menjadi muon yang mudah terdeteksi oleh berbagai jenis detektor partikel.
Sebuah piranti pendeteksi sinar kosmik – dan bahkan mungkin sekaligus
melacak kehadiran Dark Matter – telah mengorbit pada wahana Endeavour.
Detektor tersebut bernama Alpha Magnetic Spectrometer (AMS), hasil rancangan
nobelis fisika Samuel Ting. AMS akan segera diinstal pada stasiun ruang angkasa
internasional ISS (International Space Station). Ting merancang AMS pada tahun
90-an, tapi mengalami sejumlah kendala sehingga tertunda, salah satunya karena
musibah yang menimpa ruang angkasa Columbia saat masuk ke atmosfer Bumi
tahun 2003.
Peluncuran AMS juga menandai akhir dari era eksplorasi ruang angkasa
karena ini adalah misi terakhir program wahana ulang-alik NASA – pertama kali
adalah misi Columbia pada April 1981. Peluncuran dilakukan dari Kennedy Space

264 | B u m i d a n A n t a r i k s a
Center di Florida disaksikan oleh Presiden Amerika Serikat Barack Obama, yang
memimpin perayaan peringatan 30 tahun program wahana ruang angkasa NASA.
Detektor AMS, yang bernilai USD 2 milyar dan dengan berat 7 ton,
menggunakan magnet silinder 0,15 Tesla, diameter 1 meter, dan tinggi 1 meter.
Magnet ini berfungsi untuk memisahkan partikel-partikel yang datang
berdasarkan momentum dan muatan. Arah pembelokan gerak partikel di dalam
medan magnet bergantung apakah partikel tersebut materi atau antimateri,
sedangkan gradien pembelokkan ditentukan oleh kecepatan partikel tersebut.
Dengan demikian, detektor dapat membedakan jenis-jenis partikel yang beraneka
ragam dalam sinar kosmik.
2.14.5 Materi Antar Bintang
Ketika sedang mengamati indahnya langit malam, pernahkah Anda
bertanya-tanya tentang kekosongan pada ruang antar bintang. Sebenarnya, ruang
antar bintang itu tidak kosong. Materi antar bintang (interstellar matter) adalah
sebutan untuk pengisi kekosongan itu. Keberadaan materi antar bintang (MAB)
sangat penting sekali, karena sifat materi penyusunnya mempengaruhi apa yang
kita pelajari dalam astronomi. Dengan mempelajari MAB, kita jadi tahu
bagaimana MAB meredupkan, memerahkan, atau bahkan menghalangi cahaya
bintang. Selain itu MAB juga memberikan petunjuk mengenai komposisi materi
pembentukan bintang, karena bintang lahir dari MAB ini. Secara umum terdapat
dua jenis penyusun materi antar bintang, yang pertama adalah debu antar bintang
dan yang kedua adalah gas. Masing-masing jenis materi ini memberikan pengaruh
yang berbeda ketika diamati.
g. Debu Antar Bintang
Materi ini jauh lebih kecil kelimpahannya dibandingkan dengan gas antar
bintang, namun pengaruhnya terhadap berkas cahaya visual lebih besar. Hal ini
disebabkan ukuran partikelnya yang besar (dalam orde 1/1000 mm), bandingkan
dengan panjang gelombang cahaya tampak (1/20000 mm), sehingga materi ini
cenderung untuk menyerap dan menghamburkan berkas cahaya. Debu antar
bintang ini tersusun dari partikel-partikel es, karbon, atau silikat. Karakteristik

265 | B u m i d a n A n t a r i k s a
debu ini menghasilkan bermacam efek terhadap cahaya bintang, yang akan
dijelaskan sebagai berikut.
a) Nebula Gelap
Ada daerah tertentu di ruang antar bintang yang memiliki kepadatan debu
yang sangat tinggi, sehingga cukup untuk menjadi awan (nebula) yang kedap
cahaya. Walaupun kepadatan partikelnya masih jauh lebih rendah dari pada di
Bumi, namun besarnya awan ini mengakibatkan terhalangnya cahaya bintang.
Celah gelap memanjang di daerah Cygnus dan Horsehead Nebulae (Kepala Kuda)
di Orion adalah contoh nebula gelap, yang menghalangi datangnya berkas cahaya
bintang ke arah pengamat.

(Horsehead Nebula (Sumber: APOD)

b) Efek Redupan
Sekumpulan debu dapat juga memberikan efek meredupnya cahaya bintang.
Besarnya bervariasi, misalnya 1 magnitudo setiap 1 kiloparsek yang ditempuh
cahaya tersebut. Hal ini memunculkan permasalahan ketika akan ditentukan jarak
sebuah bintang. Karena dalam menentukan jarak, diperlukan perbandingan antara
magnitudo semu dan mutlak. Harga magnitudo semu yang didapat akan
mengalami kesalahan akibat dari efek redupan tersebut, sehingga menyebabkan
kesalahan pada nilai jarak bintang. Untuk mengatasinya, perlu diketahui terlebih
dahulu seberapa besar efek redupan yang dialami cahaya bintang tersebut.

266 | B u m i d a n A n t a r i k s a
c) Efek Pemerahan
Penghamburan berkas cahaya tidak sama di semua panjang gelombang.
Karena ukuran partikel debu yang kecil, maka hanya gelombang elektromagnetik
yang mempunyai panjang gelombang yang pendek yang lebih terkena efek
penghamburan ini. Artinya, hanya cahaya ungu dan biru yang paling terkena
efeknya. Sementara merah dan jingga tidak mengalami halangan yang berarti
ketika melintasi debu antar bintang. Akibat dari kekurangan cahaya ungu dan biru
ini, cahaya yang sampai di Bumi akan tampak merah. Hal inilah yang disebut
sebagai efek pemerahan.
d) Nebula Pantulan

(Trifid Nebula/M20 (Sumber: APOD)

Hamburan oleh debu antar bintang, terutama cahaya biru, terkadang


menerangi daerah di sekitarnya. Akibatnya, awan debu antar bintang ini akan
tampak biru karena cahaya bintang di belakangnya melintasi awan debu ini.
Contoh dari nebula pantulan ini adalah gugus bintang Pleiades di Taurus serta
Nebula Trifid di Sagittarius.

h. Gas Antar Bintang


Materi utama penyusun gas antar bintang adalah hidrogen dengan sedikit
helium. Kepadatan gas dalam suatu ruang antar bintang biasanya mencapai 1
atom/cm kubik, sementara di beberapa tempat, kepadatan partikel gas antar
bintang dapat mencapai 10^5 atom/cm3 . Namun kerapatan ini masih jauh lebih
rendah daripada kepadatan gas di Bumi, 10^19 atom/cm3. Nebula gas ini dibagi
menjadi tiga jenis, yaitu daerah H II, H II, dan awan molekul.

267 | B u m i d a n A n t a r i k s a
1. Daerah H II, Nebula Emisi
Jika bintang muda dan panas (golongan B dan O) terletak dekat dengan
nebula gas, maka pancaran ultra ungu dari bintang tersebut akan mengionisasi gas
hidrogen yang terkandung di dalam nebula itu. Ketika inti atom hidrogen
menangkap elektron yang lain, pada saat yang bersamaan dipancarkan pula radiasi
elektromagnetik dalam panjang gelombang cahaya tampak. Akibatnya, cahaya
dari bintang tersebut diubah menjadi cahaya tampak oleh nebula gas ini. Dan jika
dilihat spektrumnya, nebula ini memberikan garis emisi yang kuat. Contoh nebula
jenis ini adalah Nebula Orion di daerah pedang Orion, Nebula Lagoon dan Nebula
Trifid di Sagittarius.

(Great Orion Nebula (Sumber: APOD)

Ada dua macam lagi nebula emisi yang berbeda dengan yang disebut di
atas. Kedua macam nebula ini dibentuk dalam evolusi bintang. Yang pertama
adalah planetary nebula, yaitu ketika sebuah bintang bermassa kecil menjelang
evolusi tahap akhirnya, melontarkan selubung gas yang didorong dari bintang
akibat tekanan dari dalamnya. Selama proses ini, gelombang UV dari bintang
meradiasi selubung tersebut, sehingga terjadi peristiwa yang sama seperti
penjelasan sebelumnya. Dan kita dapat melihat sebuah bintang di tengah-tengah
awan gas tersebut. Contoh planetary nebula jenis ini adalah Nebula Cincin (M57)
di rasi Lyra.Yang kedua adalah sisa ledakan supernova. Supernova adalah
peristiwa ledakan bintang bermassa besar akibat tekanan yang sangat besar dari
bagian pusat bintang. Gas yang tersisa setelah ledakan tersebut menerima
pancaran energi dari pusat nebula. Contohnya, Cygnus Loop.

268 | B u m i d a n A n t a r i k s a
(Cygnus Loop (Sumber: APOD)

2. Daerah H I, Awan Hidrogen Netral


Di daerah awan gas ini, tidak ada sumber gelombang UV yang dapat
mengionisasi hidrogennya. Awan ini gelap, dingin dan transparan. Pengamatan
objek ini bergantung pada sifat yang dimiliki oleh inti atom hidrogennya.
Diketahui bahwa pada elektron dan inti pada sebuah atom memiliki momentum
spin. Keduanya dapat memiliki spin yang searah atau berlawanan. Dalam keadaan
spin searah, atom memiliki tingkat energi yang lebih tinggi daripada spin
berlawanan. Jika sebuah atom berada dalam keadaan spin searah, maka setelah
10^6 tahun atom tersebut akan berubah ke tingkat energi yang lebih rendah ( spin
berlawanan ). Proses ini, disebut “electron spin flop”, akan menghasilkan
pancaran energi pada daerah panjang gelombang radio (sekitar 21 cm). Maka,
pengamatan yang telah dilakukan pun lebih banyak dilakukan oleh para astronom
radio.
2.14.6 Molekul Antar Bintang
Pengamatan radio telah menghasilkan penemuan sejumlah senyawa dalam
sebuah awan gas. Hal ini dapat diketahui dari sifat energi elektromagnetik yang
dipancarkan maupun diserap oleh awan gas tersebut. Diantara yang diketahui
adalah molekul-molekul organik, molekul yang menjadi dasar kehidupan.
Beberapa diantarnya adalah hidroksil radikal, amonia, air, metil alkohol, metil
sianida, formaldehid, hidrogen sianida, dan karbon monoksida. Kelimpahan
molekul-molekul ini jauh lebih kecil dari hidrogen.

269 | B u m i d a n A n t a r i k s a

Anda mungkin juga menyukai