Manuskrip Kel 1

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 31

MANUSKRIP

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARU INDEKS


KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN
PUSKESMAS TEGAL ANGUS,
TANGERANG

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
Hanny Ardian Cholis 1102012107
Fitri Rahmadani 1102012090
Ayuvy Monzalitza 1102013051
Kharisma Berlian Sjukri 1102013150

PEMBIMBING :
dr. Yusnita, M.Kes

KEPANITERAAN KEDOKTERAN KOMUNITAS


BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
15 OKTOBER – 17 NOVEMBER 2018
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP

PELAYANAN PUSKESMAS TEGAL ANGUS, TANGERANG

1Fitri Rahmadani, 1Hanny Ardian Cholis, 1Ayuvy Monzalitza, 1Kharisma Berlian Sjukri,
2Yusnita

1. Mahasiswa kepaniteraan Fakultas Kedokteran Umum Universitas YARSI


2. Dosen bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

Abstrak
Pendahuluan: Faktor utama penentu kepuasan pasien adalah persepsi
pelanggan terhadap kualitas layanan kesehatan. Tujuan: Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pelayanan Puskesmas Tegal Angus diukur berdasarkan
indeks kepuasan masyarakat pada bulan Oktober 2018. Metode: Jenis penelitian
penelitian deskriptif dengan menggunakan analisis Indeks Kepuasan Masyarakat
dengan metode survey serta analisis univariat. Data didapat dari hasil kuesioner
sesuai dengan kriteria inklusi dan pengolahan data menggunakan program SPSS
versi 20. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive
sampling. Sampel berjumlah …. responden terdiri dari …. yang merupakan keluarga
binaan di Puskesmas Tegal Angus. Hasil: Hasil peneltian ini menunjukkan
bahwa nilai indeks kepuasan masyarakat untuk pelayanan puskesmas di
Tegal Angus adalah dalam kategori baik. Hasil dari 9 indikator indeks
kepuasan masyarakat dengan range nilai …. Adalah sebagai berukut (1)
Persyarakatan pelayanan (…), (2) Prosedur pelayanan (…), (3) Kecepatan
waktu dalam pelayanan (…), (4) Kewajaran Biaya dalam pelayanan (…),
(5) Kesesuaian produk pelayanan antara yang tercantum dalam standar
pelayanan dengan hasil yang di berikan (…), (6) Kompetensi petugas
dalam pelayanan (…), (7) Perilaku petugas dalam pelayanan terkait
kesopanan dan keramahan (…), (8) Kualitas sarana dan prasarana (…),
Penanganan pengaduan pengguna layanan (…). Kesimpulan: Kesimpulan
penelitian ini adalah kepuasan masyarakat untuk pelayanan puskesmas di
Tegal Angus ….. . Saran yang diberikan yaitu menambah fasilitas ruang
tunggu dan media informasi, melakukan survey kepuasan pasien berkala.

.
Kata kunci: Pelayanan Publik, Indeks Kepuasan Masyarakat.

2
DESCRIPTION OF FAMILY SUPPORT FOR ELDERLY IN THE TEGAL
ANGUS COMMUNITY HEALTH CARE, TANGERANG

1Argia Anjani, 1Bayu Hernawan RM, 1Muti’ah Chairunnisah, 1Yola Astri A,


2Dini Widianti
1. Medical students in Faculty Medicine of YARSI University
2. Public Health Lecturer

Abstract
Introduction: According to WHO, elderly is a group of people aged 60 years or
older. By 2050 it is estimated that the elderly population will increase. In 2000 the
number of elderly people was around 5,300,000 (7.4%) of the total population, and
in 2020 estimated number of elderly reached 28,800,000. Elderly is the final stage
of development in the human life cycle. Family support is a form of interpersonal
relationship that includes attitudes toward family members, that certain family
members feel cared. Aim: The purpose of this study is to describe about family
support for elderly in Tegal Angus Community Health Care in September 2018.
Method: This is a descriptive research which used survey and univariat analysis
as the method. Data are obtained from the result of questionnaire suitable to
inclusive criteria and the data processing used SPSS program version 20. The
sampling technique in this study is purposive sampling. Total sample 27
respondents including elderly aged ≥ 60 years who came to Tegal Angus
Community Health Care. Result: Percentage for emotional support in elderly
shown 50,9% while information support shown as much as 59,3%. Percentage for
instrumental support in elderly shown 48,1% while appreciation support 59,3%.
Conclusion: Family support provided can be a tool to deal with physical and
psychological changes of the elderly in order to increase the quality of life.

Keywords: Family support, Elderly


PENDAHULUAN

Kualitas layanan yang prima akan menciptakan pelanggan yang sesungguhnya (true 
costumer), yang mana pelanggan yang puas bangga memilih organisasi layanan anda 
bahkan dengan senang hati menjadi pelanggan loyal organisasi layanan kesehatan anda 
setelah mereka merasakan pengalaman mutu layanan kesehatan yang anda berikan 
(Mukti A, 2007:7). Zeithamal (1996) dalam Lupiyoadi (2009:192) menyebutkan bahwa 
fakor utama penentu kepuasan pelanggan adalah persepsi pelanggan terhadap kualitas 
jasa. Salah satu pendekatan kualitas jasa adalah model Servqual (Service Quality) yang 
dikembangkan oleh Parasuraman (Lupiyoadi, 2009:181), yang terdiri dari lima 
determinan kualitas jasa berikut ini, keandalan (reliability), responsivitas 
(responsiveness), jaminan (assurance), empati (empathy) dan wujud (tangible) (Kotler, 
2009:52). 

Penyelenggaraan pelayanan kesehatan untuk masyarakat di tingkat dasar di Indonesia 
adalah melalui Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Puskesmas adalah unit 
pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten atau kota yang bertanggungjawab 
menyelenggarakan pembangunan kesehatan disuatu wilayah kerja (Trihono, 2005:8). 
Oleh karena itu UU Nomor 36 tahun 2009 menekankan pentingnya upaya peningkatan 
mutu pelayanan kesehatan, khususnya ditingkat Puskesmas. Penelitian ini  dilakukan 
pada Puskesmas Tegal Angus selama 2 hari (29­30 Oktober 2018) dengan mengambil 
sampel sebanyak …… orang yang pada saat itu merupakan anggota keluarga binaan.
METODE

Penelitian bersifat deskriptif dengan menggunakan metode survey.

Penelitian dilaksanakan selama dua hari (29­30   Oktober   2018) di

Puskesmas Tegal Angus, Kecamatan


Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Sampel berjumlah

…. responden terdiri dari anggota keluarga binaan.

Kriteria inklusi yaitu: …… Sedangkan kriteria eksklusi, yaitu …..

Teknik sampling yang digunakan adalah non-probability sampling

dengan jenis accidental sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan

teknik observasi, dokumentasi dan kuesioner atau angket.. Pengambilan data

dilakukan dengan pengambilan data primer hasil dari kuesioner yang

dilakukan oleh tim peneliti.

Data yang telah diambil dalam penelitian ini selanjutnya

dianalisis dengan menggunakan program SPSS 20. Statistik deskriptif

dan selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan

presentase sesuai dengan tujuan penelitian.

HASIL PENELITIAN

Karakteristik Responden
Tabel 1. Karakteristik Responden Lansia Puskesmas Tegal Angus September 2018

(N = 27)

Karakteristik Frekuensi Persentase


Jumlah Responden Lansia 27 100%
(≥ 60 tahun)
Je nis Kelamin
Laki-laki 11 40,7%
Perempuan 16 59,3%
Total 27 100%
Pendidikan
SD 20 74,1%

8
SMP 7 25,9%
SMA 0 0%
Perguruan Tinggi 0 0%
Total 27 100%
Statu s Pernikaha n
Menikah 14 51,9%
Duda/Janda Cerai 5 18,5%
Duda/Janda Meninggal 8 29,6%
Belum Menikah 0 0%
Total 27 100%
Pekerjaan
Bekerja 11 40,7%
Tidak Bekerja 16 59,3%
Total 27 100%
Tinggal di Rumah Milik
Sendiri 11 40,7%
Anak 14 51,9%
Kontrak 2 7,4
Total 27 100%
Paling Dekat dengan
Suami/Istri 9 33,3%
Anak 13 48,1%
Menantu 0 0%
Cucu 4 14,8%
Lainnya 1 3,7%
Total 27 100%

Berdasarkan Tabel 1 didapatkan jenis kelamin terbanyak pada

responden lansia adalah perempuan sebanyak 16 orang (59,3%).

Didapatkan persentase terbanyak pada responden dengan tingkat

pendidikan SD sebanyak 20 orang (74,1%). Didapatkan persentase

terbesar pada responden dengan status menikah sebanyak 14 orang

(51,9%). Didapatkan persentase terbesar pada responden tidak bekerja

sebanyak 16 orang (59,3%). Didapatkan persentase terbesar tinggal di

rumah milik anak sebanyak 14 orang (51,9%). Pada karakteristik paling


dekat dengan anak mendapat persentase terbesar sebanyak 13 orang

(48,1%).

9
Caplan menjelaskan bahwa keluarga dapat memberikan beberapa

bentuk dukungan, yaitu:

1. Dukungan Emosional

Bentuk dukungan ini melibatkan rasa empati, ada yang selalu

mendampingi, adanya suasana kehangatan, dan rasa diperhatikan

akan membuat individu memiliki perasaan nyaman, yakin,

diperdulikan dan dicintai oleh sumber dukungan sosial sehingga

individu dapat menghadapi masalah dengan lebih baik. Dukungan ini

sangat penting dalam menghadapi keadaan yang dianggap tidak dapat

dikontrol.

Tabel 2. Penilaian Mengenai Dukungan Emosional pada Lansia

No. Pernyataan Tidak Jarang Sering Selalu


Pernah % % % %
1. Keluarga 0 48,1% 37% 14,8%
menceritakan
masalah keluarga
kepada saya
2. Keluarga 3,7% 48,1% 33,3% 14,8%
melibatkan saya
dalam
mengambil
keputusan
3. Keluarga 0 11,1% 70,4% 18,5%
mendengarkan
keluhan yang saya
rasakan
4. Keluarga 0 22,2% 51,9% 25,9%
memperhatikan
saya ketika saya
sakit
5. Keluarga 0 14,8% 63% 22,2%
menunjukan wajah
yang
menyenangkan saat
berbicara
dengan saya

10
6. Keluarga 0 37% 40,7% 22,2%
menghargai
pendapat saya
7. Keluarga 0 18,5% 59,3% 22,2%
memberikan
kesempatan pada
saya bila ada yang
tidak dimengerti
8. Keluarga berbicara 0 22,2% 51,9% 25,9%
lembut dengan saya
Jumlah 3,7% 27,8% 50,9% 20,8%

Berdasarkan Tabel 2 didapatkan sebesar 50,9% responden lansia sering

mendapatkan dukungan emosional dari keluarga.

2. Dukungan Informasi

Bentuk dukungan ini melibatkan pemberian mengenai informasi,

pengetahuan, petunjuk, saran atau umpan balik tentang situasi dan

kondisi individu. Jenis informasi seperti ini dapat menolong individu

untuk mengenali dan mengatasi masalah dengan lebih mudah. Keluarga

berfungsi sebagai sebuah kolektor dan penyebar informasi tentang dunia.

Apabila individu tidak dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi maka

dukungan ini diberikan dengan cara memberi informasi, nasihat, dan

petunjuk tentang cara penyelesaian masalah.

Tabel 3. Penilaian Mengenai Dukungan Informasi pada Lansia

No. Pernyataan Tidak Jarang Sering Selalu


Pernah % % % %
1. Keluarga 0 33,3% 59,3% 7,4%
memberikan
informasi
mengenai
kesehatan saya
2. Keluarga 3,7% 37% 55,6% 3,7%

11
memberikan
informasi tentang
kegiatan untuk
peningkatan
kesehatan saya
3. Keluarga 0 18,5% 63% 18,5%
mengingatkan saya
untuk makan dan
kontrol kesehatan
4. Keluarga 0 29,6% 59,3% 11,1%
mengingatkan saya
tentang perilaku
yang memperburuk
kesehatan saya
Jumlah 3,7% 29,6% 59,3% 10,2%

Berdasarkan Tabel 3 didapatkan sebesar 59,3% responden lansia sering

mendapatkan dukungan informasi dari keluarga.

3. Dukungan Instrumental

Bentuk dukungan ini merupakan penyediaan materi yang dapat

memberikan pertolongan langsung seperti pinjaman uang, pemberian

barang, makanan serta pelayanan. Salah satu dukungan keluarga yaitu

dukungan instrumental, dukungan instrumental berupa bantuan

langsung seperti materi, tenaga dan sarana. Berisi tentang pemberian

perhatian dan pelayanan dari orang lain. Manfaatnya adalah dapat

mendukung pulihnya energi dan semangat yang menurun. Dampak

diberikannya dukungan instrumental individu akan merasa bahwa masih

ada perhatian atau kepedulian terhadap kesusahan yang dialami.


12
Tabel 4. Penilaian Mengenai Dukungan Instrumental pada Lansia

No. Pernyataan Tidak Jarang Sering Selalu


Pernah % % %
%
1. Keluarga 0 11,1% 40,7% 48,1%
menyediakan
semua kebutuhan
sandang dan
pangan
2. Keluarga 0 18,5% 33,3% 48,1%
menyediakan uang
yang cukup untuk
keperluan saya
setiap bulan
3. Keluarga membawa 0 14,8% 37% 48,1%
ke fasilitas
kesehatan
(puskesmas/rumah
sakit)
Jumlah 0 14,8% 37% 48,1%

Berdasarkan Tabel 4 didapatkan sebesar 48,1% responden lansia selalu

mendapatkan dukungan instrumental dari keluarga.

4. Dukungan Penghargaan

Pemberian dukungan dengan melihat segi positif yang ada dalam

individu dibandingkan dengan orang lain yang berfungsi untuk

menambah penghargaan diri dan perasaan dihargai saat individu

mengalami tekanan.

Tabel 5. Penilaian Mengenai Dukungan Penghargaan pada Lansia

No. Pernyataan Tidak Jarang Sering Selalu


Pernah % % %
%
1. Keluarga 0 22,2% 59,3% 18,5%
memberikan
pujian dan

13
perhatian kepada
saya
Jumlah 0 22,2% 59,3% 18,5%

Berdasarkan Tabel 5 didapatkan sebesar 59,3% responden lansia sering

mendapatkan dukungan penghargaan dari keluarga.

5. Perubahan Fisik

Tabel 6. Penilaian Mengenai Perubahan Fisik pada Lansia

No. Pernyataan Tidak Jarang Sering Selalu


Pernah % % %
%
1. Selama 6 bulan 7,4% 18,5% 44,4% 29,6%
terakhir saya
mengeluh sakit
2. Saya selalu 3,7% 25,9% 33,3% 37%
mengeluh nyeri
pada lutut
3. Saya susah tidur 11,1% 25,9% 29,6% 33,3%
pada malam hari
4. Saya memeriksakan 0 29,6% 29,6% 40,7%
kesehatan saya di
pelayanan
kesehatan setiap
ada keluhan
Jumlah 7,4% 24,9% 34,2% 35,2%

Berdasarkan Tabel 6 didapatkan sebesar 35,2% responden lansia selalu

mengalami perubahan fisik.

6. Perubahan Psikologis

Tabel 7. Penilaian Mengenai Perubahan Psikologis pada Lansia

No. Pernyataan Tidak Jarang Sering Selalu


Pernah % % %
%

14
1. Saya selalu marah- 3,7% 33,3% 33,3% 29,6%
marah bila
permintaan tidak
dituruti
2. Saya dapat 0 3,7% 44,4% 51,9%
berhubungan baik
dengan orang lain
3. Bila stres saya 0 14,8% 44,4% 40,7%
melakukan
kegiatan yang saya
senangi
4. Saya mudah 0 33,3% 18,5% 48,1%
tersinggung jika
keluarga berbicara
keras kepada saya
Jumlah 3,7% 21,2% 35,2% 42,6%

Berdasarkan Tabel 7 didapatkan sebesar 42,6% responden lansia selalu

mengalami perubahan psikologis.

DISKUSI

Dukungan keluarga terdiri atas 4 dimensi, antara lain dukungan emosional,

dukungan informasi, dukungan instrumental, dan dukungan penghargaan.

Dukungan keluarga bertujuan untuk menghadapi adanya perubahan fisik dan

psikologis pada lansia serta berfungsi sebagai tempat berlindung bagi lansia

untuk menghadapi perubahan. Sebesar 50,9% pada responden lansia sering

mendapatkan dukungan emosional dari keluarga. Hal ini menunjukkan

bahwa dukungan emosional yang diberikan kepada lansia relatif baik.

Sangian (2017) menjelaskan bahwa lansia sangat membutuhkan dukungan


emosional sehingga lansia merasa dirinya tidak menanggung beban sendiri

tetapi ada orang lain yang memperhatikan,

15
mendengar, dan membantu memecahkan masalah yang terjadi. Semakin

besar dukungan emosional, maka lansia dapat menerima dirinya sesuai

dengan perubahan-perubahan yang terjadi di masa tuanya. 19

Kemudian sebesar 59,3% responden lansia sering mendapatkan

dukungan informasi. Keluarga diharapkan berperan sebagai pemberi saran,

sugesti, serta informasi yang dapat digunakan untuk mengungkapkan suatu

masalah. Dukungan ini dapat menahan munculnya suatu stressor karena

informasi yang diberikan dapat menyumbangkan sugesti yang khusus pada

lansia.18

Dukungan instrumental selalu didapatkan oleh lansia sebesar 48,1%.

Bentuk dukungan tersebut dapat membuat lansia merasa dihargai karena

diperhatikan oleh keluarga. Menurut Afriani (2013) juga mengatakan bahwa

kelompok lansia yang berperilaku sehat mungkin disebabkan karena keluarga

mampu dan mau menyediakan sarana yang dibutuhkan lansia, serta perilaku

keluarga juga dapat dijadikan sebagai referensi lansia dalam berperilaku

sehat maupun berperilaku tidak sehat. 16

Pada responden lansia sering mendapatkan dukungan penghargaan

sebesar 59,3%. Bentuk dukungan ini berupa penghargaan positif kepada

lansia, pemberian semangat, persetujuan pada pendapat lansia, serta

perbandingan yang positif dengan individu lain. Hal ini membantu lansia

dalam membangun harga diri dan kompetensi. Tradisi keluarga di Indonesia


masih menghargai lansia untuk memberikan pendapat dalam menyelesaikan

masalah keluarga. Para usia lanjut mempunyai peranan

16
yang menonjol sebagai seorang yang “dituakan”, bijak dan berpengalaman,

pembuat keputusan, dan kaya pengetahuan. 16

Dukungan yang diberikan oleh karena faktor perubahan fisik dan

psikologis yang dialami lansia. Pada responden lansia yang selalu mengalami

perubahan fisik didapatkan sebesar 35,2%, gejala perubahan fisik yang

dirasakan seperti mengeluh nyeri pada sendi, sulit untuk tidur, dan

sebagainya. Pada perubahan psikologis selalu dialami oleh lansia dengan

persentase sebesar 42,6%.

KESIMPULAN DAN SARAN

Perubahan fisik dan psikologis merupakan hal alami yang akan dialami oleh

lansia. Bentuk dukungan keluarga yang diberikan terhadap lansia dapat

menjadi alat untuk menghadapi perubahan fisik dan psikologis mereka.

Keluarga mendukung aktifitas lansia tanpa mengatur apa yang harus lansia

lakukan, memberikan semangat agar lansia bisa menerima kekurangan dan

kelebihan yang ada pada dirinya, dan mengajak lansia untuk hidup

bersosialisasi dengan masyarakat dan teman sebayanya, serta memberikan

dukungan materi terhadap lansia untuk mencukupi kebutuhannya sehari-

hari. Pada penelitian ini didapatkan dukungan keluarga yang sudah baik

terhadap lansia. Disarankan bagi anggota keluarga untuk selalu mendampingi

dan memberikan dukungan kepada lansia agar tercipta kualitas hidup yang

lebih baik lagi.


17
UCAPAN TERIMAKASIH

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan

penelitian ini. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. dr. Dini Widianti, MKK, DipIDK, selaku dosen pembimbing kepaniteraan

Ilmu Kedokteran Komunitas Universitas YARSI, yang telah memberikan

bimbingan dalam pelaksanaan dan penyusunan penelitian ini.

2. dr. Allan Sartana, selaku kepala Puskesmas Tegal Angus, Kecamatan

Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.

3. Lansia di Puskesmas Tegal Angus, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten yang telah bersedia menjadi responden

dalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

1. WHO. (2015). Definition of an older or elderly person. Diakses pada

tanggal 1 Oktober 2018 dari

http://www.who.int/healthinfo/survey/ageingdefnolder/en/

2. KEMENKES. 2016. Infodatin Lanjut Usia Indonesia.

http://www.depkes.go.id. Diakses pada tanggal 1 Oktober 2018.

3. Badan Pusat Statistik Indonesia. 2010. Jumlah Penduduk Indonesia.

Jakarta. http://www.bps.go.id. Diakses tanggal 1 Oktober 2018.


18
4. Fatimah. 2013. Merawat Manusia Lanjut Usia Suatu Pendekatan

Proses Keperawatan Gerontik. Jakarta: TIM.

5. Makhfudli & Efendi, F. (2009). Keperawatan kesehatan komunitas:

Teori dan praktik dalam keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

6. Nugroho, H.W. 2013. Keperawatan Gerontik Edisi ke 2. Jakarta: EGC.

7. Suprajitno. 2013. Asuhan Keperawatan Keluarga: Aplikasi dalam

Praktik. Jakarta: EGC

8. Pratikwo, Suryo. 2016. Analisis Pengaruh Faktor Nilai Hidup,

Kemandirian dan Dukungan Keluarga Terhadap Perilaku Sehat

Lansia di Kelurahan Medono Kota Pekalongan. Semarang: Program

Magister Promosi Kesehatan PPs Undip.

9. Sarafino, E. (2009). Health Psychology: Biopsychological

Interaction. Kanada: John Wiley & Sons.

10. Fatmah. 2010. Gizi Usia Lanjut. Jakarta: Erlangga.

11. Friedman, M. 2003. Keperawatan Keluarga: Teori dan Praktik.

Edisi ketiga. Jakarta: EGC.

12. Watson, R. 2003. Perawatan Pada Lansia. Alih Bahasa Musri.

Jakarta: EGC.

13. Pender, N. J., Murdaugh, C. L., & Parsons, M. A. (2002). Health

promotion in nursing practice. New Jersey: Prentice Hall.

14. Taylor, S.E. (2006). Health psychology (6th ed). Singapore: M.C. Grow

Hill Book Company.


19
15. Suryo, Harbandinah, Bagoes (2006), dalam penelitiannya yang

berjudul Analisis Pengaruh Faktor Nilai Hidup, Kemandirian Dan

Dukungan Keluarga Terhadap Perilaku Sehat Lansia Di Kelurahan

Medono Kota Pekalongan Tahun 2006. Diunduh tanggal 2 Oktober

2018 dari www.library.upnvj.ac.id

16. Mangasi, Afriani. 2013. Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan

Motivasi Lansia Dalam Mempertahankan Kualitas Hidup Lansia Di

RW 05 Kelurahan Paseban Kecamatan Senen Jakarta Pusat 2012.

Jakarta: STIK Sint Carolus.

17. Hoi et al. BMC Geriatrics, (2011). Elderly care in daily living in rural

Vietnam: Need and its socioeconomic determinants. Research Article.

18. Astuti, Agnes Dewi. 2013. Dukungan Informasi Dari Keluarga Dapat

Meningkatkan Kualitas Hidup Lansia Hipertensi. Palangkaraya:

Poltekkes Kemenkes.

19. Sangian, L.M.L., Wowiling, F. & Malara, R., 2017. Hubungan

Dukungan Emosional Keluarga Dengan Penerimaan Diri Pada Lansia

Di Desa Watutumou III. e-Jurnal Keperawatan, 5(2).

Anda mungkin juga menyukai