Metode-Pelaksanaan Pemel Rutin Lain Kab Pasuruan

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 21

PELELANGAN UMUM

PASCAKUALIFIKASI PEKERJAAN PENGADAAN JASA


PELAKSANA KONSTRUKSI (PEMBORONGAN)

METODE
PELAKSANAAN PEKERJAAN

PAKET PEKERJAAN
PEMELIHARAAN LAINNYA
Tahun Anggaran 2019

REHABILITASI / PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATAN


REHABILITASI / PEMELIHARAAN JALAN DENGAN PHNJD
(HIBAH)

PT. CIPTA BAGUS NUSA RAYA


METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

PROGRAM : REHABILITASI / PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATAN


KEGIATAN : REHABILITASI / PEMELIHARAAN JALAN PHNJD (HIBAH)
PEKERJAAN : PEMELIHARAAN RUTIN LAIN
LOKASI : KAB. PASURUAN

PENDAHULUAN
Paket pekerjaan Pemeliharaan Rutin Lainnya Pada Dinas Bina Marga Kab. Pasuruan yang di biayai
dari Sumber pendanaan PHNJD (Hibah). Dinas Bina Marga Kab. Pasuruan Tahun Anggaran 2019
berlokasi tersebar di Ruas Jalan Kab. Pasuruan dengan ruang lingkup / batasan lingkup Pekerjaan
Konstruksi untuk Pekerjaan Pemeliharanan Rutin Lain (Konstruksi Jalan) panjang total penanganan = 75,4
Km. Dengan Jangka Waktu Pelaksanaan : 120 (Seratus Dua Puluh) Hari, sedangkan Waktu
Pemeliharaan : 180 (Seratus Delapan Puluh) Hari.

A. PENJELASAN UMUM
Dalam melaksanakan suatu paket pekerjaan harus memperhatikan klasifikasi pekerjaan berdasarkan
waktu yang tersedia, tingkat kesulitan baik secara teknis pelaksanaan maupun non teknis seperti
misalnya pengaturan arus lalu lintas kendaraan serta kuantitas setiap item pekerjaan sehingga dapat
diatur jadwal urutan pelaksanaan pekerjaan, mana pekerjaan yang bisa dilaksanakan terlebih dahulu
karena berhubungan dengan pekerjaan lain atau yang akan dilaksanakan secara bersamaan. Lingkup
pekerjaan/proyek atau dapat dikatakan sebagai Periode Pelaksanaan terdiri dari Periode Mobilisasi,
Periode Pelaksanaan dan Periode Pemeliharaan. Periode Mobilisasi adalah pengiriman alat/peralatan,
personil, pada periode mobilisasi ini dapat dilaksanakan pengukuran kembali (site survey) survai
lapangan yang cukup detil selama periode mobilisasi agar Direksi Pekerjaan dapat melaksanakan
revisi dan menyelesaikan detil pekerjaan sebelum operasi pelaksanaan pekerjaan. Sebelum Pekerjaan
Survai dimulai, Penyedia Jasa Pekerjaan harus mempelajari Gambar asli untuk dikonsultasikan dengan
Direksi pekerjaan, dan harus memastikan dan memperbaiki setiap kesalahan atau perbedaan yang
terjadi, terutama yang berhubungan dengan lebar jalan lama, lokasi setiap station perkerasan dan
struktur drainase. Penyedia Jasa Pekerjaan dan Direksi Pekerjaan harus mencapai kesepakatan dalam
menentukan ketepatan setiap perubahan yang dibuat dalam Gambar ini. Setelah revisi minor terhadap
seluruh rancangan telah selesai, kuantitas dalam daftar kuantitas yang ada dapat diubah oleh Direksi
Pekerjaan, dimana revisi minor ini harus berdasarkan data survai lapangan yang dikumpulkan oleh
Penyedia Jasa sebagai bagian dari cakupan pekerjaan dalam kontrak (Penerbitan detail pelaksanaan
dan perkiraan kuantitas . Periode pelaksanaan yaitu periode pelaksanaan pekerjaan yang terdiri dari
kegiatan pekerjaan utama (pokok), pekerjaan penunjang, dan pekerjaan pemeliharaan.

B. KLASIFIKASI ITEM PEKERJAAN


Klasifikasi item pekerjaan berdasarkan pada urutan pelaksanaannya dibagi menjadi serial dan pararel,
serial berarti pekerjaan harus dilakasnakan secara bertahap atau saling bergantung pada pekerjaan
yang lainnya artinya tidak bisa suatu pekerjaan pekerjaan dimulai sebelum pekerjaan lainnya selesai
terlebih dahulu. Pararel berati bahwa pekerjaan bisa dikerjakan secara bersamaan dan tidak saling
tergantung antara item pekerjaan yang satu dengan item pekerjaan lainnya. Misalnya pekerjaan
pasangan batu, pekerjaan gorong-gorong yang berbeda lokasi, sedangkan pekerjaan yang bersifat
serial diantaranya pekerjaan pekerjaan Hotmix, dengan pekerjaan Lapis Perekat, Maksud dan tujuan
penyusunan Metode Pelaksanaan Pekerjaan ini adalah sebagai dasar acuan yang akan melaksanakan
pekerjaan antara pelaksana pekerjaan dengan pejabat pembuat komitmen selaku pengguna
barang/jasa. Diharapkan dengan adanya koordinasi yang sinergis antara direksi pekerjaan, konsultan
pengawas serta pelaksana akan menghasilkan pelaksanaan fisik pekerjaan sesuai dengan prosedur
dan persyaratan yang direncanakan serta mempermudah pengecekan dan evaluasi pelaksanaan
sehingga dapat memperkecil terjadinya kesalahan dalam pelaksanaan di lapangan sehingga didapat
hasil pekerjaan yang efiisien, efektif, tepat waktu dan mutu yang terjaga.

Pra-Konstruksi
Kegiatan Pra Konstruksi dilakukan sebelum pekerjaan-pekerjaan konstruksi dilakukan.
Kegiatan-kegiatan tersebut yaitu diantaranya :

 PCM (Pre Construction Meeting)

Rapat pra-konstruksi (PCM) dilakukan untuk membahas tentang rencana pelaksanaan pekerjaan
dan untuk mendapatkan kesepakatan-kesepakatan dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan agar
tidak terjadi salah pengertian tentang :
 Program Mutu,
 Organisasi Kerja,
 Tata Cara Pengaturan Pelaksanaan Pekerjaan,
 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan,
 Jadwal Pengadaan Bahan/Material, Mobilisasi Peralatan dan Personil,
 Penyusunan Rencana dan Pelaksanaan Pemeriksaan Lokasi Pekerjaan,DLL.
 Pemberitahuan kepada pihak terkait dan Jadwal Sosialisasi dengan pihak terkait (misalnya
dengan Kecamatan setempat, POLRES,KORAMIL, dll)

 Program Mutu
Program Mutu merupakan langkah Penyedia Jasa untuk mencapai sasaran akhir perusahaan dalam
menyelesaikan setiap pekerjaan yang ditangani, yaitu biaya hemat, mutu cermat dan waktu tepat.
Program Mutu berisikan tentang :
 Informasi mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan,
 Organisasi kerja penyedia,
 Jadwal pelaksanaan pekerjaan,
 Prosedur pelaksanaan pekerjaan,
 Prosedur instruksi kerja,
 Pelaksana kerja, DLL.

 Organisasi Kerja
Organisasi Kerja merupakan organisasi dalam pekerjaan yang diadakan/dilelangkan, diantaranya
organisasi Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa.
Penyedia Jasa menyampaikan secara tertulis kepada Pengguna Jasa mengenai Organisasi Kerja
Penyedia Jasa di paket pekerjaan yang diadakan/dilelangkan sebagai berikut :
 Struktur Organisasi,
 Daftar Personil Inti berikut Surat Tugas dan penempatannya,
 Tenaga Kerja beserta jumlahnya,
 Jadwal Mobilisasi Tenaga Kerja, DLL.

 Tata Cara Pengaturan Pelaksanaan Pekerjaan


Tata Cara Pengaturan Pelaksanaan Pekerjaan merupakan tata cara pengaturan pelaksanaan
pekerjaan untuk mencapai sasaran akhir dari program pekerjaan yang diadakan/dilelangkan,
diantaranya :
 Field Engineering (FE)
Tahapan awal dari pelaksanaan pekerjaan adalah melakukan survei lapangan yang lengkap
terhadap kondisi fisik dan struktur pada perkerasan jalan lama, bahu jalan lama, perlengkapan
jalan lama, dan semua ciri ciri tambahan lainnya seperti sistem drainase, struktur minor lainnya
dan lain sebagainya.
Pelaksaan Survey/Pengukuran Lapangan berupa :
 Menentukan temporary “Bench Mark” (BM) dan menentukan Batas Area Pekerjaan sesuai
dengan gambar layout rencana
 Menentukan Stationing (Sta.) dilakukan pada setiap 25 Meter dipasang patok dengan baik
dan ditempatkan di tempat yang aman untuk daerah lurus serta daerah tikungan disesuaikan
dengan kondisi lapangan
 Melaksanakan Pengukuran (Siteing Out) dilakukan terhadap Potongan Melintang (Cross
Section) dan Memanjang (Longitudinal Section) pada setiap 25 Meter sesuai dengan
Stationing (Sta.) yang telah dipasang
 Menentukan Elevasi dan Dimensi/Kuantitas struktur bangunan lama/rencana,
 Pengukuran awal dilaksanakan pada kondisi 0% sebagai data untuk pembuatan Gambar
Pelaksanaan (Mutual Check 0%), Jadwal Pelaksanaan, DLL.
Kegiatan ini dilakuan untuk menyesuaikan kembali volume atau kuantitas masing-masing item
pekerjaan yang ada dalam kontrak dengan kebutuhan lapangan. Adapun volume pada masing-
masing item pekerjaan bisa bertambah atau berkurang sesuai kebutuhan lapangan. Perubahan
volume dalam Daftar Kuantitaas dan Harga perlu dibuatkan Perubahan Kontrak Volume dan
dituangkan dalam Addenda Kontrak. yang selanjutnya menjadi acuan dalam pelaksanaan
pekerjaan.
 Permohonan Pelaksanaan Pekerjaan (Request Of Works)
Untuk semua item pekerjaan yang akan dilaksanakan, Penyedia Jasa harus mengajukan
Permohonan (Request) disertai Gambar Kerja, Volume, Kesiapan Bahan dan Hasil Pengujian,
Kesiapan Lahan, dan Kesiapan Peralatan & Personil untuk mendapatkan Persetujuan (Approval)
dari Direksi.
 Pelaporan
Laporan – laporan yang harus dibuat dan dipersiapkan oleh Penyedia Jasa berupa :
 Laporan hasil Field Engineering (FE) beserta Gambar Pelaksanaan (Mutual Check 0%),
 Laporan hasil Kemajuan Pekerjaan berupa :
 Laporan Harian,
 Laporan Mingguan,
 Laporan Bulanan,
 Laporan Dokumentasi, 0%, 50% dan 100%. (Photo Dokumentasi pelaksanaan pekerjaan per-
Item masing-masing pekerjaan) serta dibuat dalam bentuk album, yang nantinya diserahkan ke
pada pihak Direksi
 Laporan lainnya, berupa :
 Laporan Hasil Pengendalian Mutu, DLL.

 Pembayaran Bulanan (Sertifikat Bulanan)


Pembayaran Bulanan merupakan pembayaran prestasi pekerjaan yang dilakukan dengan cara
Bulanan melalui Usulan Sertifikat Bulanan yang harus disiapkan dan diajukan oleh Penyedia Jasa
dan disetujui sebelum dilaksanakan proses penagihan

 Gambar Pelaksanaan (Shop Drawing/Mutual Check 0%)


Penyedia Jasa harus membuat Shop Drawing sebelum memulai pekerjaan berdasarkan hasil
pendataan Field Engineering (FE) atau Survey Lapangan.

 Gambar Terlaksana/ (As Built Drawing/ Purnabangun 100%)


Gambar Terlaksana (As Built Drawing) dibuat berdasarkan hasil pelaksanaan pekerjaan dilapangan,
dan diserahkan kepada Direksi pada saat serah terima sementara pekerjaan (PHO).

 Photo Dokumentasi
Penyedia Jasa wajib pembuatan dokumentasi kegiatan pekerjaan dilapangan dalam bentuk tertulis
dan photo – photo untuk masing-masing mata pembayaran :
 Sebelum Pelaksanaan (0%)
 Sedang Pelaksanaan (50%)
 Selesai Pelaksanaan (100%)

 Addendum/Perubahan
Apabila dianggap perlu Direksi Pekerjaan bersama–sama dengan Penyedia Jasa dapat membuat
addendum, jika suatu saat terdapat perbedaan antara dokumen yang satu dengan dokumen yang
lain.

 Serah Terima Pertama / Provisional Hand Over (PHO)


Setelah pekerjan selesai 100% (seratus persen) Penyedia Jasa mengajukan permintaan secara
tertulis kepada Pengguna Jasa untuk Serah Terima Pertama Pekerjaan (PHO).
Apabila dalam proses Serah Terima Pertama Pekerjaan (PHO) terdapat perbaikan pekerjaan
(defeck) yang waktu pelaksanaan perbaikannya di luar masa pelaksanaan, maka akan diberlakukan
denda keterlambatan sesuai dengan ketentuan Dokumen Kontrak.

 Serah Terima Kedua / Final Hand Over (FHO)


Setelah Serah Terima Pertama (PHO) selesai dilaksanakan, maka hasil pekerjaan tersebut di
pelihara dari segala hal yang dapat menimbulkan terjadinya kerusakan konstruksi hasil pelaksanaan
pekerjaan. Bila terjadi kerusakan, maka kerusakan tersebut diperbaiki sesuai spesifikasi Dokumen
Kontrak. Setelah masa pemeliharaan selesai dilaksanakan, Penyedia Jasa mengajukan permintaan
secara tertulis kepada Pengguna Jasa untuk Serah Terima Kedua (FHO).

 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan


Jadwal pelaksanaan diperlukan untuk perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan yang
sebagaimana mestinya atas pekerjaan. Jadwal pelaksanaan merupakan urutan kegiatan dari setiap
jenis Mata Pembayaran yang diusulkan oleh Penyedia Jasa dalam melaksanakan Pekerjaan.
Karakteristik Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan :
 Setiap jenis Mata Pembayaran atau kegiatan dari kelompok Mata Pembayaran yang
berkaitan harus digambarkan dalam diagram balok horisontal yang terpisah, dan harus
dibentuk sesuai dengan urutan dari masing-masing kegiatan pekerjaan,
 Pembuatan kurva yang menggambarkan seluruh kemajuan pekerjaan, DLL.

 Jadwal Pengadaan Bahan/Material, Mobilisasi Peralatan Dan Personil


Jadwal ini diperlukan untuk mencapai sasaran akhir dalam menyelesaikan setiap pekerjaan yang
ditangani, yaitu biaya hemat, mutu cermat dan waktu tepat dengan penyedian jadwal sebagai
berikut :
 Jadwal Pengadaan Bahan/Material yang terpisah untuk lokasi semua sumber bahan, bersama
dengan rencana tanggal penyerahan contoh-contoh bahan dan rencana produksi bahan dan
jadwal pengiriman serta Penyimpanan. Untuk pekerjaan ini bahan utama Beton fc’35 Mpa,
Beton fc’=30 Mpa; fc’ 25 Mpa, dan Beton fc’ 10 Mpa dan Material Hotmix yaitu dengan
membeli produk yang sudah jadi yaitu di lokasi Batching Plant sedangkan untuk material
Hotmix dari Lokasi AMP yang berlokasi di Plant untuk bahan alam lainnya (batu kali, pasir
pasang, urugan pilihan, timbunan biasa, agregat Kelas A, B dan S) mengambil di lokasi Quary
Bahan yang terdekat dengan lokasi pekerjaan, khusus untuk pekerjaan (marka jalan
termoplastik) dengan cara disubkontrakkan kepada pihak ketiga yang telah berpengalaman,
untuk bahan khusus yaitu Saluran DS type 3, Tiang Bor Beton, Baja Struktur membeli dari
Distributor/pabrik yang telah bersertifikat
 Jadwal untuk Mobilisasi Peralatan yang akan digunakan lengkap dengan Jenis, Kapasitas,
Kualitas & Kuantitas sesuai penggunaan peralatan yang diperlukan
 Jadwal Mobilisasi semua staf pelaksana dan pekerja sesusai Struktur Organisasi dan
penempatannya

 Manajemen Mutu (Pengendalian Mutu)


Manajemen Mutu diperlukan agar hasil setiap pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan kualitas yang
telah dipersyaratan dalam spesifikasi teknis dokumen kontrak. Hasil setiap pelaksanaan pekerjaan
sesuai dengan kualitas dapat terlaksana melalui proses Pengendalian Mutu yang mencakup segala
bidang yang terkait dalam proses produksi, baik SDM, material, peralatan, proses, sarana kerja
yang diantaranya :
 Memilih SDM sesuai dengan penguasaan dalam bidang Laboratorium dan Pengujian Bahan.
 Pemilihan Material dan Sumbernya, Pengujian Sampel Bahan, Jadwal Kebutuhan Material,
serta Cara Pengiriman dan Penyimpanan.
 Pemilihan Peralatan yang akan digunakan lengkap dengan Jenis , Kapasitas, Kualitas &
Kuantitas serta Jadwal Mobilisasinya.
 Proses Pengendalian Mutu berupa :
 Pengujian Bahan dan Trial (Trial Mix, Trial Emjacment, Job Mix),
 Peralatan,Kompsisi dan Metoda pelaksanaan yang sesuai Standar proses,
 Pengendalian Proses Metoda pelaksanaan,
 Pengecekan hasil Proses.
 Sarana Kerja berupa : Ruang yang memenuhi syarat Keselamatan dan Kesehatan, kemudahan
Akses, terpenuhi Alat Kerja, kemudahan Mobilitas dan Komunikasi, DLL.
 Pengamanan Lingkungan Hidup.
Pekerjaan ini mencakup ketentuan-ketentuan penanganan dampak lingkungandan tindakan
yang diperlukan untuk melaksanakan setiap pekerjaan konstruksi yang diperlukan dalam
Kontrak. Pasal-pasal lain yang terkait dan tertuang dalam Spesifikasi ini untuk meyakinkan
kesadaran dan pemenuhan akan ketentuan-ketentuan tentang Pengamanan Lingkungan
Hidup.

Kontraktor harus mengambil semua langkah yang layak untuk melindungi lingkungan (baik di
dalam maupun di luar Lapangan, jalan akses, termasuk base camp dan instalasi lain yang di
bawah kendali Kontraktor) dengan melaksanakan mitigasi kerusakan dan gangguan terhadap
manusia dan harta milik sebagai akibat dari polusi, kebisingan dan sebab-sebab lain dari
pengoperasiannya. Kontraktor juga harus memastikan bahwa pengangkutan dan kegiatan di
sumber bahan dilaksanakan dengan cara yang berwawasan lingkungan.
Sebagai suatu cara untuk memperkecil gangguan lingkungan terhadap penduduk yang
berdekatan dengan lokasi kegiatan maka semua kegiatan konstruksi dan pengangkutan harus
dibatasi dalam jam-jam pengoperasian sebagaimana yang disebutkan dalam Syarat-syarat
Umum Kontrak, kecuali jika disetujui lain oleh Konsultan Pengawas.
Sebelum pelaksanaan kontrak dimulai, jika tidak termasuk dalam kategori dokumen AMDAL
atau UKL-UPL atau DELH (Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup) atau DPLH (Dokumen
Pengelolaan Lingkungan Hidup) maka Pengguna Jasa menyampaikan secara tertulis kepada
Kontraktor untuk berkewajiban menggunakan alat dan material yang mampu mengurangi emisi
gas rumah kaca sebagai mitigasi terhadap perubahan iklim.

Kontraktor harus membuat/menyiapkan Rencana Kerja Pengelolaan dan Pemantauan


Lingkungan (RKPPL) berdasarkan Dokumen Lingkungan dan Surat Keputusan Kelayakan
Lingkungan (SKKL) dan atau ijin Lingkungan dan ijin Pengelolaan dan Pemantauan
Lingkungan Hidup (PPLH) lainnya yang telah tersedia pada saat Rapat Persiapan
Pelaksanaan (PCM) untuk dilakukan pembahasan bersama Pengguna Jasa dan Konsultan
Pengawas. Bentuk RKPPL sebagaimana dalam Lampiran dari Spesifikasi ini harus
menggambarkan rona awal kondisi lapangan, potensi dampak dari kegiatan pekerjaan dan
rencana pengelolaan lingkungan setiap perubahan rona awal kondisi lapangan.

Berdasarkan RKPPL tersebut, Konsultan Pengawas akan melakukan pemantauan sesuai


periode yang ditentukan dalam Dokumen Lingkungan dari setiap lokasi kegiatan dilapangan,
lokasi quarry dan lokasi basecamp termasuk jalan akses terkait tindak lanjut penanganan
pengelolaan lingkungan.

Pengambilan sampel dilakukan sesuai dengan ketentuan dalam dokumen lingkungan, Surat
keputusan Kelayakan Lingkungan dan atau ijin Lingkungan yang diambil pada saat sebelum
saat konstruksi berjalan dan setelah konstruksi selesai. Kriteria pengambilan sampel meliputi
lokasi dekat dengan permukiman, fasilitas umum (sekolah, puskesmas, pasar, rumah sakit),
sumber mata air/sungai yang dimanfaatkan oleh penduduk, quary dan lokasi berupa
basecamp.

Pekerjaan yang merupakan Pengamanan Lingkungan Hidup dari dampak pekerjaan yang
dilaksanakan dengan ketentuan penanganan sebagai berikut :

Memastikan Pengangkutan dan kegiatan di lokasi kegiatan dilaksanakan dengan cara yang
berwawasan lingkungan. Memperkecil gangguan lingkungan dengan cara setiap kegiatan
konstruksi dan pengangkutan harus dibatasi dalam jam-jam pengoperasian.
Penggunaan alat dan material yang mampu mengurangi emisi gas rumah kaca sebagai
mitigasi terhadap perubahan iklim.

Pemantauan secara periode pada setiap lokasi kegiatan di lapangan, lokasi quarry dan lokasi
Base Camp.

Tidak mengganggu sungai atau saluran alami di dalam atau sekitar lokasi pekerjaan.

Pada pekerjaan konstruksi galian dan pengerukan, maka penggalian tersebut akan ditimbun
kembali sampai kembali ke kondisi semula.
Menutup bahan pada Truck dan penutupnya diikat dengan kencang.
Memastikan bahwa semua tingkat kebisingan dan vibrasidari semua kegiatan tidak melampaui
baku mutu lingkungan.

Mengolah air limbah terlebih dahulu sebelum dibuang ke sungai atau saluran pembuangan
lain.

 Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas


Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan bagian dari system
manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab,
pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan
penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan
kerja dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya
tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. Untuk penjelasan masing-masing item pekerjaan
untuk setiap tindakan dan pencegahan keselamatan kerja tercantum dalam formulir K3.

Manajemen Keselamatan Lalu Lintas bertujuan mengurangi efek pekerjaan konstruksi terhadap
arus lalu lintas seminimal mungkin. Selain itu maksud pengaturan ini adalah tetap memberikan
keamanan dan kenyamanan pengguna jalan selama proyek berlangsung. Penetapan metode
pengaturan lalu lintas disusun dan disetujui sebelum pelaksanaan dimulai. Konfirmasi dan
koordinasi dengan instansi terkait selalu dilakukan baik pada saat awal,pelaksanaan, maupun
penyelesaian pekerjaan. Sarana Pengendalian dan Pengaturan Lalu Lintas :
 Petugas pengatur lalu lintas
 Penyediaan alat-alat pengatur lalu lintas.
 Pemasangan rambu-rambu seperti pemasangan barier, traffic cone, rubber cone, rambu
perhatian, rambu pembatasan, rambu larangan, rambu arah, dan lain sebagainya.

 Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas, terdiri dari :


 Penyusunan Rencana Dan Pelaksanaan Pemeriksaan Lokasi Pekerjaan
Penyusunan Rencana ini diperlukan untuk meninjau Lokasi Pekerjaan hasil pelaksanaan
Pekerjaan setiap bulannya sesuai Usulan Sertifikat Bulanan yang didasari atas nilai yang
sudah diselesaikan sampai hari kedua puluh lima pada
periode bulan yang bersangkutan.

Sedangkan dalam rangka Serah Terima Pertama Pekerjaan (PHO), maka disarankan agar
Penyedia Jasa mengajukan permohonan Serah Terima Pertama Pekerjaan (PHO)
sebelum batas akhir pelaksanaan pekerjaan, dan apabila dalam proses Serah Terima
Pertama Pekerjaan (PHO) terdapat perbaikan pekerjaan (defeck) yang waktu pelaksanaan
perbaikannya di luar masa pelaksanaan, maka akan diberlakukan denda keterlambatan
sesuai dengan ketentuan Dokumen Kontrak.
 Mobilisasi
Cakupan kegiatan mobilisasi yang diperlukan dalam pelaksanaan paket pekerjaan, secara
umum memenuhi beberapa kriteria berikut ini, diantaranya :
 Penyediaan Tanah untuk penempatan peralatan / alat berat, yaitu dengan cara menyewa
lahan kosong dengan luas +/- 1000 M2
 Mobilisasi Staf Pelaksana dan Pekerja,
 Mobilisasi Alat dan Pemasangan,
 Penyediaan Fasilitas Pengendalian Mutu,
 Penyediaan Peralatan Pengaturan Lalulintas,
 Penyediaan Peralatan K3
 Penyediaan Papan Nama Kegiatan,
 Pembuatan Pagar
 Demobilisasi berupa :
 Pembongkaran tempat kerja dan,
 Pengembalian kondisi tempat kerja,

Melaksanakan Mobilisasi Personil Penyedia Jasa yang berpengalaman dan bersertifikat


keahlian khusus, mobilisasi personil yang terangkum dalam Struktur Organisasi yang terdiri
dari :
 General Superintendent
 Engineer Jalan
 Pengawas K3 Konstruksi
 Koordinator Manajemen Lalu Lintas dan Keselamatan
 Pelaksana
 Surveyor (Juru Ukur)
 Juru Gambar
 Teknisi Laboratorium Aspal
 Teknisi Laboratorium Beton

 Mobilisasi Alat yang disesuaikan dengan kebutuhan pekerjaan, agar pekerjaan dapat menjadi
lebih efesien dan efektif, mobilisasi alat sesuai dengan daftar mobilisasi alat masing-masing
untuk lokasi pekerjaan, dalam pelaksanaan pekerjaan peralatan utama : Alat Pemadat
Pekerjaan Jalan (Paving Set), Excavator, Dump Truck, Motor Grader dan alat berat lainnya
ditempatkan dalam satu lahan kosong dengan luas +/- 1.000 M2 dengan cara sewa yang
dekat dekat dengan lokasi pekerjaan, dan lokasi quary bahan..

 Penyediaan Fasilitas Kontraktor


berupa : dengan ketentuan sbb :
 Kantor Lapangan ditempat sesuai dengan Lokasi Umum dan penempatannya harus
diusahakan sedekat mungkin dengan daerah kerja (site).
 Bangunan harus mempunyai kekuatan struktural yang baik, tahan cuaca, dan elevasi lantai
yang lebih tinggi dari tanah di sekitarnya.
 Ukuran Kantor Lapangan sesuai untuk kebutuhan umum Penyedia Jasa dan harus
menyediakan sebuah ruangan yang digunakan untuk rapat kemajuan pekerjaan.
 Kantor lapangan mencakup Bangunan untuk penyimpanan bahan, Bengkel untuk
memperbaiki peralatan, Bangunan Pengendalian Mutu (Laboratorium beserta
kelengkapannnya), dan Gudang

PEKERJAAN DIBAGI MENJADI 3 KEGIATAN YAITU :


1. Pekerjaan Rehabilitasi Jalan
2. Pekerjaan Pemeliharaan Rutin Jalan dan Jembatan

C. PEKERJAAN KONSTRUKSI
DIVISI 1 - UMUM
 Mobilisasi
 Rangka Rambu Multi Pesan;
 Rambu Multi Pesan;
 Traffic Cone;
 Rambu Jalan Stop / Pelan2 (lolypop)
 Kendaraan untuk pemeliharaan jalan

DIVISI 2 – DRAINASE
 Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air
 Pasangan Batu dengan Mortar

DIVISI 3 – PEKERJAAN TANAH


 Galian Biasa
 Timbunan Pilihan dari Sumber Galian

DIVISI 4 – PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN


 Lapis Pondasi Agregat Kelas S

DIVISI 5 – PERKERASAN BERBUTIR

DIVISI 6 – PERKERASAN ASPAL

DIVISI 7 - STRUKTUR
 Beton Mutu Sedang fc’=15 Mpa
 Pasangan Batu

DIVISI 8 - PENGEMBALIAN KONDISI DAN PEKERJAAN MINOR


 Waterbound Macadam untuk Pek minor
 Campuran aspal panas untuk pek minor
 Residu Bintumen untuk pek minor
 Galian untuk bahu Jalan dan Pekerjaan Minor Lainnya
 Marka jalan thermoplastik
 Rambu Jalan Tunggal dengan Pemantul High Intensity Grade
 Patok Hektometer
 Perbaiikan Rell Pengaman

DIVISI 9– PEKERJAAN HARIAN

DIVISI 10 – PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN


 Campuran Aspal Panas
 Residu Bitumen
 Pembersihan / perataan / ppembersihan bahu jalan
 Pembersihan dan pembuangan lumpur pada selokan samping diperkeras
 Pemotongan rumput / semak pada RUMAJA
 Pembersihan gorong2 / slub culvert
 Perawatan rambu lalu lintas
 Perawatan Patok Pengarah
 Pemeliharaan jembatan ( Pengecatan Railling dan headwall)
 Pembersihan Drainase / Lubang Drainase pada Lantai Jembatan
 Pembersihan / Pemotongan Rumput dan semak Di sekitar Jembatan ( Oprit Jembatan)
 Pemeliharaan / Pembersihan Expansion Joint

URAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

DIVISI 2 – DRAINASE
 Galian Untuk Selokan Drainase dan Saluran Air
Pekerjaan ini dilaksanakan pada sisi bahu jalan (sesuai dengan gambar rencana atau
sebagaimana yang telah ditentukan dalam gambar rencana (lokasi, lebar, kedalaman dan
kemiringan) serta lokasi pekerjaan sesuai dengan gambar rencana. Pekerjaan sudah termasuk
pekerjaan pembuangan hasil galian ke luar lokasi pekerjan. Pekerjaan ini merupakan salah satu
pekerjaan untuk pemasangan item pekerjaan Pasangan Batu dengan Mortar, Adapun tahapan
pelaksanaannya adalah sebagai berikut :

 ASUMSI :
 Pekerjaan dilakukan secara mekanis (alat berat)
 PEMAKAIAN BAHAN, ALAT DAN TENAGA :
 BAHAN : Tidak ada bahan yang diperlukan.
 ALAT : Excavator, Dump Truck dan Alat Bantu (Pacul, Belincong, Roda Dorong, dll)

 TENAGA : Mandor, Pekerja.


 METODA KERJA :
 Lokasi pekerjaan sebelumnya telah dilakukan pengukuran dan pemasangan patok
 Pekerjaan galian dilakukan sesuai dengan gambar rencana (lebar, panjang dan
kedalaman)
 Pekerjaan galian dengan menggunakan alat Excavator dibantu dengan alat bantu
 Hasil galian kemudian di muat ke dalam Dump Truck, selanjutnya Dump Truck membuang
hasil galian ke luar lokasi pekerjaan sebagaimana yang telah ditentukan/disetujui oleh
Direksi pekerjaan
 Perapihan setelah pekerjaan
 PRA - RK3K & PENGENDALIAN MUTU :
 Pengaturan lalu lintas dan pemasangan rambu-rambu pada lokasi pekerjaan
 Tidak ada bahan/ material yang harus diuji

 Pasangan Batu dengan Mortar


Pekerjaan Pasangan Batu dengan Mortar dilaksanakan setelah pekerjaan Galian untuk
Selokan Drainase dan Saluran Air selesai dilaksanakan. Pemasangan bentuk dan dimensi
(lokasi, lebar, kedalaman dan kemiringan saluran) serta lokasi pekerjaan sesuai dengan
gambar rencana. Adapun tahapan pelaksanaannya adalah sebagai berikut :
 ASUMSI :
 Pekerjaan dilakukan secara semi mekanis (tenaga manusia dan alat mekanis).
 Bahan utama (semen, batu, pasir pasang) diterima seluruhnya di lokasi pekerjaan.
 PEMAKAIAN BAHAN, ALAT DAN TENAGA :
 BAHAN : Semen, Batu Belah, Pasir.
 ALAT : Concrete Mixer, Water Tank Truck, Alat Bantu.
 TENAGA : Mandor, Tukang, Pekerja.
 METODA KERJA :
 Semen, pasir dan air dicampur dan diaduk menjadi mortar dengan menggunakan
Concrete Mixer di lokasi pekerjaan (site mix) campuran/perbandingan antara pasir dan
semen dan kebutuhan air, sebagaimana yang telah ditentukan dalam Spesifikasi teknis
 Penyediaan air dengan menggunakan Water Tank Truck.
 Sebelum dipasang, batu dibersihkan dan dibasahi seluruh permukaannya.
 Setiap jarak tertentu dari dinding pasangan, dipasang suling-suling air dari bahan PVC
dia 2”, dan ujungnya diberi ijuk
 Penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan.
 PRA - RK3K & PENGENDALIAN MUTU :
 Pengaturan lalu lintas dan pemasangan rambu-rambu pada lokasi pekerjaan.
 Bahan material yang akan dipasang/dipakai untuk item pekerjaan ini, maka sebelumnya
contoh bahan tersebut diajukan ke Direksi Pekerjaan untuk d i s e t u j u i , serta
pengendalian mutu hasil campuran Mortar dilapangan dan pemasangan rambu-rambu
pada lokasi pekerjaan
 Bahan material yang akan dipasang/dipakai untuk item pekerjaan ini, maka sebelumnya contoh
bahan dan hasil pengujian (secara tertulis) tersebut diajukan ke Direksi Pekerjaan untuk d i s e t
u j u i , serta pengendalian mutu hasil campuran Mortar dilapangan.

DIVISI 3 – PEKERJAAN TANAH


 Pekerjaan Galian Biasa
Pekerjaan ini dilaksanakan sebagaimana yang ditentukan dalam gambar rencana sesuai dengan
dimensi, garis dan kelandaian dan elevasi penampang melintang yang disyaratkan. Pekerjaan ini
mencakup penggalian, penanganan, pembuangan atau penumpukan tanah. Pekerjaan galian
diperuntukan untuk pekerjaan pelebaran jalan pada bahu, dengan lokasi sesuai dengan gambar
rencana. Adapun tahapan pelaksanaannya adalah sebagai berikut :
 ASUMSI :
Pekerjaan dilakukan secara manual (alat bantu).
 PEMAKAIAN BAHAN, ALAT DAN TENAGA :
 BAHAN : Tidak ada bahan yang diperlukan.
 ALAT : Dump Truck, Alat Bantu (Pacul, Belincong, Roda Dorong, dll)
 TENAGA : Mandor, Pekerja.
 METODA KERJA :
 Pekerjaan Galian dilakukan sesuai dengan gambar rencana
 Pekerjaan Galian dilakukan dengan menggunakan alat bantu
 Hasil galian kemudian di muat ke dalam Dump Truck, selanjutnya Dump Truck membuang hasil
galian ke luar lokasi pekerjaan sebagaimana yang telah ditentukan / disetujui oleh Direksi
pekerjaan
 Perapihan setelah hasil pekerjaan
 PRA - RK3K & PENGENDALIAN MUTU :
 Pengaturan lalu lintas dan pemasangan rambu-rambu pada lokasi pekerjaan
 Tidak ada bahan material yang harus diuji

 Timbunan Pilihan dari Sumber Galian


Pekerjaan mencakup pengadaan, penganggkutan, penghamparan dan pemadatan yang diperlukan
untuk membentuk dimensi timbunan sesuai dengan garis, kelandaian dan elevasi penampang
melintang yang disyaratkan atau disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Pekerjaan ini dilaksanakan pada
daerah yang memerlukan timbuan biasa Adapun tahapan pelaksanaannya adalah sebagai berikut :
 ASUMSI :
 Pekerjaan dilakukan secara semi mekanis (tenaga manusia dan alat mekanis).
 Bahan dasar (Bahan Timbunan pilihan).
 Gambar detail penampang melintang yang menunjukan permukaan yang telah dipersiapkan
untuk penghamparan timbunan
 Bahan material diserahkan kepada Direksi Pekerjaan paling lambat 14 hari sebelum
pelaksanaan untuk penggunaan pertama kalinya sebagai bahan timbunan, yaitu dua contoh
bahan masing-masing 50 Kg untuk setiap jenis bahan, satu contoh disimpan oleh Direksi
Pekerjaan sebagai bahan rujukan selama periode kontrak.
 Bahan material yang akan dipasang/dipakai untuk item pekerjaan ini, maka sebelumnya contoh
bahan tersebutdiajukan ke Direksi Pekerjaan untuk d i s e t u j u i
 PEMAKAIAN BAHAN, ALAT DAN TENAGA :
 BAHAN : Bahan Timbunan pilihan.
 ALAT : Wheel Loader, Dump Truck, Motor Grader, Tandem Roller, Water Tank Truck, Alat Bantu.
 TENAGA : Mandor, Pekerja
 METODA KERJA :
 Di Lokasi Sumber Galian, Wheel Loader memuat material timbunan pilihan ke dalam Dump
Truck, selanjutnya Dump Truck membawa material ke lokasi pekerjaan
 Material Timbunan pilihan kemudian dihamparkan dengan mempergunakan Motor Grader
dibantu dengan alat bantu.
 Hamparan timbunan pilihan disiram air dengan menggunakan Water Tannk Truck (sebelum
pemadatan) dan di padatkan lapis demi lapis dengan menggunakan Tandem Roller, bagian
yang tidak terjangkau oleh Roda Tandem Roller digunakan alat pemadat Stamper
 Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapihkan tepi hamparan dan level permukaan
dengan menggunakan alat bantu.
 PRA - RK3K & PENGENDALIAN MUTU :
 Pengaturan lalu lintas dan pemasangan rambu-rambu pada lokasi pekerjaan
 Komposisi setiap bahan yang diusulkan untuk bahan timbunan bersama-sama dengan hasil
pengujian laboratorium yang menunjukan bahwa sifat-sifat bahan tersebut memenuhi ketentuan
spesifikasi teknis
 Hasil pengujian kepadatan yang membuktikan bahwa pemadatan pada permukaan yang telah
disiapkan untuk timbunan yang akan dihampar cukup memadai.
 Pengendalian mutu hasil kepadatan dan kadar air dilapangan.

DIVISI 4 – PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN


Konstruksi perkerasan berbutir digunakan sebagai lapis pondasi jalan yang meliputi kegiatan pengadaan
(pembentukan dan pencampuran), pengangkutan, penghamparan dan pemadatan campuran agregat di
atas permukaan yang telah disiapkan sesuai persyaratan yang ditunjukkan dalam gambar rencana.
a. Standar mutu konstruksi perkerasan berbutir meliputi: (i) SNI 03-1743-1989 tentang metode
pengujian kepadatan berat untuk tanah; (ii) SNI 03-1744-1989 tentang metode pengujian CBR
laboratorium; (iii) SNI 03-1966-1990 tentang metode pengujian batas plastis; (iv) SNI 03-1967-1990
tentang tentang metode pengujian batas cair dengan alat Cassagrande; (v) SNI 03-2417-1991 tentang
metode pengujian keausan agregat dengan mesin abrasi Los Angeles; (vi) SNI 03-2828-1992 tentang
metode pengujian kepadatan lapangan dengan alat konus pasir; (vii) SNI 03-4141-1996 tentang
metode pengujian gumpalan lempung dan butir-butir mudah pecah dalam agregat; (viii) SNI 03-1738-
1989 atau AASHTO T 193-81 tentang metode pengujian CBR lapangan; (ix) SNI 03-1965.1-2000 atau
AASHTO D T 217-87 tentang metode pengujian kadar air tanah dengan alat speedy.

b. Persyaratan bahan perkerasan berbutir pada prinsipnya harus terbuat dari bahan batu pecah dalam
ukuran yang bervariasi membentuk gradasi tertutup, masing-masing untuk Kelas A, Kelas B dan Kelas
C, Asal batuan dapat diambil dari beberapa sumber material secara teknis dapat diuji kekuatannya
dengan pengujian keausan agregat. Bahan susun butiran tiap kelas lapis pondasi memiliki dua fraksi
agregat, yaitu fraksi agregat kasar dan fraksi agregat halus. Ketentuan agregat kasar adalah: (i)
agregat kasar (tertahan pada ayakan 4,75 mm) harus terdiri dari partikel yang keras dan awet; (ii)
agregat kasar Kelas A yang berasal dari batu kali harus 100 % mempunyai paling sedikit dua bidang
pecah; (iii) agregat kasar Kelas B yang berasal dari batu kali harus 65 % mempunyai paling sedikit satu
bidang pecah; dan (iv) agregat kasar Kelas C berasal dari kerikil. Ketentuan agregat halus (lolos
ayakan 4,75 mm) harus terdiri dari partikel pasir atau batu pecah halus. Agregat harus bebas dari
bahan organik dan gumpalan lempung atau bahan-bahan lain yang tidak dikehendaki dan memenuhi
standar mutu gradasi butiran agregat dan sifat- sifat fisik agregat. Sifa-sifat fisik agregat sebagai bahan
susun lapis pondasi jalan dapat ditunjukkan dalam Tabel 2.4. Homogenitas campuran dapat dicapai
dengan instalasi pemecah batu atau pencampur yang menggunakan pemasok mekanis terkalibrasi
untuk memperoleh aliran yang menerus dari komponen-komponen campuran dengan proporsi yang
benar dan tepat. Dalam keadaan apapun tidak dibenarkan melakukan pencampuran di lapangan
dengan motor grader, loader atau backhoe kecuali dengan alat khusus pulvi mixer.

c. Persyaratan peralatan processing harus direncanakan, dipasang, dioperasikan dengan kapasitas yang
optimum sehingga dapat mencampur agregat dan air secara merata sehingga menghasilkan campuran
yang homogen yang diperlukan untuk pemadatan. Lapis pondasi agregat harus dipadatkan dengan alat
pemadat seperti alat pemadat roda besi dengan penggetar (vibrator roller), alat pemadat roda besi
(three wheel roller atau tandem roller), dan alat pemadat roda karet (pneumatic tyre roller). alat
penghampar (motor grader) material campuran yang harus mampu menyebarkannya dengan lebar dan
toleransi permukaan yang diinginkan. Dump truck dengan penutup terpal harus digunakan untuk
pengangkutan bahan ke lokasi pekerjaan.

d. Pelaksanaan konstruksi perkerasan berbutir pada umumnya terdiri atas 4 (empat) tahapan kegiatan
secara berurutan, yaitu: i) pengadaan material termasuk pembentukan ukuran agregat dan proses
pencampurannya; (ii) uji coba penghamparan dan pemadatan; (iii) penghamparan material campuran
di lokasipekerjaan; dan (iv) pemadatan pada material campuran yang sudah dihampar. Pengadaan
material diambil dari beberapa lokasi sumber material dengan diawali pengujian mutu pendahuluan
untuk mendapatkan sifat fisik keausan butiran agregat sehingga dapat diteruskan uji sifat fisik lainnya,
antara lain: (i) CBR laboratorium; (ii) kepadatan kering maksimum dan kadar air optimum laboratorium;
dan (iii) analisa jenis satuan geologi. Selanjutnya diikuti proses pencampuran berbagai ukuran butiran
agregat dalam keadaan kadar air optimum menjadi bahan susun lapis pondasi agregat. Langkah
berikutnya adalah melakukan uji trial penghamparan dan pemadatan untuk mendapatkan kesepakatan
tenis,antara lain: (i) tebal hampar dan padat untuk menghitung faktor konversi material; (ii) jenis dan
jumlah passing alat pemadatan; (iii) nilai CBR lapangan, nilai kepadatan dan kadar air lapangan; (iv)
model penghamparan dan pemadatan yang sesuai spesifikasi teknis. Penghamparan material
campuran dilakukan dengan alat penghampar (motor grader) untuk mendapatkan tebal hampar yang
rata (sesuai berita acara trial penghamparan) sedemikian sehingga tidak menyebabkan segregasi
antara butiran agregat kasar dan halus. Pemadatan dilakukan setelah proses penghamparan dinilai
sudah memenuhi prosedur teknis dan kadar air bahan berada dalam rentang 1,5% di bawah kadar
airoptimum dan 1,5% di atas kadar air optimum (SNI 03-1743-1989) serta tidak terjadi hujan (dalam
kondisi kering). Pemadatan awal dilakukan dengan vibrator roller, diikuti pemadatan antara dengan
three wheel roller atau tandem roller dan pemadatan akhir dengan pneumatic tyre roller. Jumlah
lintasan (passing) tiap alatpemadat tersebut disesuaikan dengan berita acara trial pemadatan.
Prosespemadatan dimulai darisepanjang tepidanbergerak sedikit demi sedikit ke arah sumbu
jalan,dalam arah memanjang. Padabagian ruasjalanyang membelok (tikungan), pemadatan harus
dimulai dari bagian yang rendah dan bergerak sedikit demi sedikit ke bagian yang lebih tinggi.
Pemadatan harus dilanjutkan sampai seluruh bekas roda alat pemadat hilang dan permukaan lapisan
dalam kondisi rata.

e. Pengendalian mutu pekerjaan pekerasan berbutir dilakukan padasetiaptahapan lapispondasi


agregat mulaidari pengadaan pembentukan butiran danpencampuran, pengangkutan, penghamparan
sampai pemadatan. Pengujian awaldilakukan masing-masing minimal tiga sampelterhadap tiapsumber
material (quarry) untuk mengetahui nilai CBR laboratorium, nilai kepadatan kering maksimum dan
kadar air optimum, serta sifat-sifat fisik material agregat. Pengangkutan material lapis pondasi agregat
dengan kendaraan truk dilakukan penutupan dengan terpalagarkadar airnya tidak berubah dan dalam
perjalanannya tidak menebarkan debu (dokumen RKL-RPL atau UKL-UPL sebagaimana mengacu
pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun2006).Pada penghamparan material lapis
pondasi agregat, pengendalian mutu dilakukan dengan pengecekan kerataan permukaan tempat
material dihampar dan pengukuran tebal hampar tiap lapisan agar tidak melebihi tebal hampar yang
sudah disepakati (berita acara trial penghamparan). Pengendalian mutu pada pemadatan material lapis
pondasi agregat yang sudah dihampar dilakukan secara berurutan, adalah: (i) pengecekan jenis dan
kondisi alat pemadat (berita acara trial pemadatan); (ii) mencatat jumlah passing alat pemadat pada
tiap lapisan material yang dihampar (berita acara trial pemadatan); (iii) melakukan uji mutu daya
dukung yang meliputi pengujian CBR lapangan, pengujian kepadatan lapangan dan pengujian kadar air
lapangan; (iv) mengevaluasi nilai ambang batas mutu yang mensyaratkan bahwa kepadatan lapangan
minimal 95% terhadap kepadatan kering maksimum laboratorium, kadar air lapangan berada pada
rentang toleransi 1,5% terhadap kadar air optimum Laboratorium, dannilaiCBR lapangan minimal 90%
terhadap CBR laboratorium.Setiap1000 meter kubik bahan yang diproduksi paling sedikit harus meliputi
tidak kurang dari 5 (lima) masing-masing untuk pengujian indeks plastisitas dan gradasi butiran, serta
satu uji penentuan kepadatan kering maksimum (SNI 03-1743-1989, metode D). Pengambilan sampel
uji mutu di lapangan harus dilakukan padaseluruh luasan pemadatan
 Lapis Pondasi Agregat Kelas S (bahu jalan)
Pekerjaan ini mencakup pekerjaan pemasokan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan pada
tanah dasar yang telah disiapkan atau permukaan lainnya yang disetujui sesuai dengan dimensi, garis,
kelandaian dan elevasi penampang yang disyaratkan sesuai dengan gambar. Pekerjaan lapis pondasi
agregat kelas S ini dilaksanakan setelah pekerjaan perkerasan jalan (Hotmix) selesai dilaksanakan
Adapun tahapan pelaksanaannya adalah sebagai berikut :
 ASUMSI :
 Pekerjaan dilakukan secara semi mekanis (tenaga manusia dan alat mekanis).
 Bahan dasar (Agregat Kelas S ) diterima di lokasi pekerjaan.
 Gambar detail penampang melintang yang menunjukan permukaan yang telah dipersiapkan untuk
penghamparan agregat kelas S
 Bahan material diserahkan kepada Direksi Pekerjaan paling lambat 21 hari sebelum pelaksanaan
untuk penggunaan pertama kalinya sebagai bahan agregat kelas S, yaitu dua contoh bahan
masing-masing 50 Kg untuk setiap jenis bahan, satu contoh disimpan oleh Direksi Pekerjaan
sebagai bahan rujukan selama periode kontrak..
 Menyampaikan ke Direksi Pekerjaan asal lokasi bahan dan komposisi setiap bahan yang
diusulkan.
 Bahan material yang akan dipasang/dipakai untuk item pekerjaan ini, maka sebelumnya contoh
bahan tersebut diajukan ke Direksi Pekerjaan untuk d i s e t u j u i
 PEMAKAIAN BAHAN, ALAT DAN TENAGA :
 BAHAN : Bahan Agregat Kelas S.
 ALAT : Wheel Loader, Dump Truck, Motor Grader, Tandem Roller, Water Tank Truck,
Alat Bantu.
 TENAGA : Mandor, Pekerja
 METODA KERJA :
 Di Lokasi Quary Bahan, Wheel Loader memuat material Agregat kelas S ke dalam Dump Truck,
selanjutnya Dump Truck membawa material tersebut ke lokasi pekerjaan.
 Material Agregat Kelas S kemudian dihampar dengan mempergunakan Motor Grader dibantu
dengan alat bantu.
 Sebelum dilakukan pemadatan hamparan timbunan disiram air dengan menggunakan Water
Tank Truck dan di padatkan lapis demi lapis dengan menggunakan Tandem Roller.
 Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapihkan tepi hamparan dan level permukaan
dengan menggunakan Alat Bantu.
 PRA - RK3K & PENGENDALIAN MUTU :
 Pengaturan lalu lintas dan pemasangan rambu-rambu pada lokasi pekerjaan.
 Komposisi setiap bahan yang diusulkan untuk bahan agregat kelas S bersama-sama dengan
hasil pengujian laboratorium yang menunjukan bahwa sifat-sifat bahan tersebut memenuhi
ketentuan spesifikasi teknik.
 Pengendalian mutu hasil kepadatan dan kadar air dilapangan.

DIVISI 7 - STRUKTUR
 Pasangan Batu
Pekerjaan Pasangan Batu dipasang sebagai tembok penahan tanah. Dengan lokasi, (dimensi) sesuai
dengan gambar rencana. Adapun tahapan pelaksanaannya adalah sebagai berikut :
 ASUMSI :
 Pekerjaan dilakukan secara semi mekanis (tenaga manusia dan alat mekanis).
 Bahan dasar (semen, batu, pasir pasar) diterima seluruhnya di lokasi pekerjaan.
 PEMAKAIAN BAHAN, ALAT DAN TENAGA :
 BAHAN : Semen, Batu Belah, Pasir.
 ALAT : Concrete Mixer, Water Tank Truck, Alat Bantu.
 TENAGA : Mandor, Tukang, Pekerja
 METODA KERJA :
 Semen, pasir dan air dicampur dan diaduk menjadi mortar dengan menggunakan Concrete
Mixer di lokasi pekerjaan (site mix)
 Penyediaan air dengan menggunakan Water Tank Truck.
 Batu dibersihkan dan dibasahi seluruh permukaannya sebelum dipasang dengan Alat Bantu.
 Setiap jarak tertentu dari dinding pasangan batu, dipasang suling-suling air dari bahan PVC dia
2”, dan ujungnya diberi ijuk
 Penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan.
 PRA - RK3K & PENGENDALIAN MUTU :
 Pengaturan lalu lintas dan pemasangan rambu-rambu pada lokasi pekerjaan
 Bahan material yang akan dipasang/dipakai untuk item pekerjaan ini, maka sebelumnya contoh
bahan tersebut diajukan ke Direksi Pekerjaan untuk d i s e t u j u i d a n dilakukan pengujian
laboratorlum, serta pengendalian mutu hasil campuran Mortar dilapangan.

DIVISI 8 - PENGEMBALIAN KONDISI DAN PEKERJAAN MINOR


 Waterbound Macadam untuk Pekerjaan Minor
 ASUMSI :
Pekerjaan dilakukan secara mekanis (alat mekanis).
 PEMAKAIAN BAHAN, ALAT DAN TENAGA :
 Bahan : Agregat Kasar; Agregat Halus
 Alat : Wheel Loader; Dump Truck; Theree Wheel Loader
 Tenaga : Mandor; Pekerja
 METODE KERJA
 Permukaan dasar dibersihkan dan diratakan
 Agregat dimuat ke dalam Dump Truck dengan menggunakan Wheel Loader (di Base
Camp)
 Agregat Kasar ditebarkan (manual) sesuai tebal yang diperlukan dan dipadatkan dengan
Three Wheel Roller (6-8 Ton) minimum 6 lintasan.
 Agregat Halus ditebarkan dan dipadatkan dengan disiram air agar mengisi rongga Agregat
Kasar
 PRA - RK3K & PENGENDALIAN MUTU :
 Pengaturan lalu lintas dan pemasangan rambu-rambu pada lokasi pekerjaan
 Bahan material yang akan dipasang/dipakai untuk item pekerjaan ini, maka sebelumnya
contoh bahan tersebut diajukan ke Direksi Pekerjaan untuk d i s e t u j u i d a n dilakukan
pengujian laboratorlum, serta pengendalian mutu hasil kepadatan dan kadar air
dilapangan.

 Galian untuk Bahu Jalan Pekerjaan Minor


Pekerjaan ini terdiri dari pengembalian kondisi dari perkerasan jalan aspal yang pondasinya telah
rusak atau amblas Adapun tahapan pelaksanaannya adalah sebagai berikut :
 ASUMSI :
Pekerjaan dilakukan secara mekanis (alat mekanis).
 PEMAKAIAN BAHAN, ALAT DAN TENAGA :
 BAHAN : Agregat Kelas A.
 ALAT : Whell Loader, Dump Truck, Tandem Roller 2-4 Ton, Water Tank Truck, alat bantu
 TENAGA : Mandor, Pekerja.
 METODA KERJA :
 Whell Loader memuat Agregat ke dalam Dump Truck di Quary bahan/sumber bahan
 Dump Truck mengangkut Agregat ke lokasi pekerjaan
 Material Agregat di lokasi pekerjaan dihampar dengan menggunakan alat bantu.
 Hamparan Agregat dibasahi dengan Water Tank Truck sebelum dipadatkan dengan Tandem
Roller 2-4 Ton
 Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapihkan tepi hamparan dan level
permukaan dengan menggunakan alat bantu.
 PRA - RK3K & PENGENDALIAN MUTU :
 Pengaturan lalu lintas dan pemasangan rambu-rambu pada lokasi pekerjaan
 Bahan material yang akan dipasang/dipakai untuk item pekerjaan ini, maka sebelumnya
contoh bahan tersebut diajukan ke Direksi Pekerjaan untuk d i s e t u j u i d a n dilakukan
pengujian laboratorlum, serta pengendalian mutu hasil kepadatan dan kadar air
dilapangan.

 Campuran Aspal Panas untuk Pekerjaan Minor


Setelah pekerjaan perbaikan pondasi untuk pekerjaan minor selesai dilaksanakan maka lapisan
pondasi ditutup dengan menggunakan material campuran aspal panas. Adapun tahapan
pelaksanaannya adalah sebagai berikut :
 ASUMSI :
 Pekerjaan dilakukan secara semi mekanis dan alat bantu
 PEMAKAIAN BAHAN, ALAT DAN TENAGA :
 BAHAN : Agregat Kasar, Agregat Halus, Fraksi Filler, Asphalt.
 ALAT : Asphalt Mixing Plant (AMP), Whell Loader, Generator Set (GENSET), Dump
Truck Tandem Roller 2-4 Ton atau Pedestrian Roller
 TENAGA : Mandor, Pekerja.
 METODA KERJA :
 Pekerjaan dilakukan secara mekanis (alat mekanis).
 Whell Loader memuat Agregat ke dalam Cold Bin di lokasi AMP
 Agregat kemudian di campur dengan apal panas di alat Asphalt Mixing Plant (AMP)
menjadi material Hotmix
 Hotmix kemudian dimuat kedalam Dump Truck dan diangkut ke lokasi pekerjaan.
 DUMP TRUCK kemudian menuangkan Hotmix kemudian dihamparkan dibantu dengan
alat bantu, lalu kemudian dipadatkan dengan Tandem Roller 2-4 Ton atau dengan
Pedestrian Roller
 Selama pemadatan, sekelompok pekerja akan merapihkan tepi hamparan dengan
menggunakan ALAT BANTU.
 PRA - RK3K & PENGENDALIAN MUTU :
 Pengaturan lalu lintas dan pemasangan rambu-rambu pada lokasi pkerjaan
 Bahan material yang akan dipasang/dipakai untuk item pekerjaan ini, maka sebelumnya
contoh bahan tersebut diajukan ke Direksi Pekerjaan untuk d i s e t u j u i d a n dilakukan
pengujian laboratorlum, serta pengendalian mutu dilapangan berupa : pengendalian suhu,
pengendalian ketebalan, pengendalian kepadatan, dan pengendalian bahan Campuran
Aspal Panas yang telah terhampar.

 Residu Bintumen untuk Pekerjaan Minor


Setelah pekerjaan perbaikan pondasi untuk pekerjaan minor selesai dilaksanakan lalu dilakukan
sprayer residu bintumen setelah itu lapisan pondasi ditutup dengan menggunakan material
campuran aspal panas. Adapun tahapan pelaksanaannya adalah sebagai berikut :
 ASUMSI :
 Pekerjaan dilakukan secara semi mekanis dan alat bantu
 PEMAKAIAN BAHAN, ALAT DAN TENAGA :
 BAHAN : Asphalt; Kerosin(Minyak tanah)
 ALAT : Air Compressor; Dump Truck
 TENAGA : Mandor, Pekerja.
 METODA KERJA :
 Aspal dan minyak tanah dicampur dan dipanaskan sehingga menjadi campuran aspal cair
 Permukaan yang akan dilapis dibersihkan dari debu dan kotoran dengan Air Compresor
 Campuran aspal cair disemprotkan dengan Asphalt Sprayer ke atas permukaan yang
akan dilapis
 Angkutan Aspal dan Minyak tanah menggunakan Dump Truck
 PRA - RK3K & PENGENDALIAN MUTU :
 Pengaturan lalu lintas dan pemasangan rambu-rambu pada lokasi pkerjaan
 Bahan material yang akan dipasang/dipakai untuk item pekerjaan ini, maka sebelumnya
contoh bahan tersebut diajukan ke Direksi Pekerjaan untuk d i s e t u j u i d a n dilakukan
pengujian laboratorlum, serta pengendalian mutu dilapangan berupa : pengendalian suhu,
pengendalian ketebalan, pengendalian kepadatan, dan pengendalian bahan Campuran
Aspal Panas yang telah terhampar.
 Marka Jalan Termoplastik
Pekerjaan ini dilaksanakan pada akhir pekerjaan dari paket kegiatan ini berupa pengecatan Marka
Jalan dengan Termoplastik. Pekerjan ini dilaksakan diatas permukaan jalan Hotmix yang telah
selesai dilaksanakan. Adapun tahapan pelaksanaannya adalah sebagai berikut
 ASUMSI :
Pekerjaan dilakukan secara semi mekanis (tenaga manusia dan alat mekanis).
 PEMAKAIAN BAHAN, ALAT DAN TENAGA :
BAHAN : Cat Marka Jalan, Glass Bit.
ALAT : DUMP TRUCK/FLAT BED TRUCK, COMPRESSOR, ALAT BANTU.
TENAGA : Mandor, Pekerja.
 METODA KERJA :
 Permukaan jalan dibersihkan dari debu/kotoran.
 Cat disemprotkan dengan COMPRESSOR diatas permukaan perkerasan jalan.
 Peralatan beserta bahan dibawa oleh Dump Truck/Flat Bed Truck
 Glass Bit diberikan / ditebarkan dengan tenaga manusia segera setelah cat marka di
semprotkan.
 Penyelesaian dan perapihan setelah pengecatan marka jalan.
 PRA - RK3K & PENGENDALIAN MUTU :
 Pengaturan lalu lintas dan pemasangan rambu-rambu pada lokasi pekerjaan
 Bahan material yang akan dipasang/dipakai untuk item pekerjaan ini, maka sebelumnya
contoh bahan tersebut diajukan ke Direksi Pekerjaan untuk d i s e t u j u i , serta
pengendalian mutu hasil penyemprotan cat Marka Jalan dilapangan.

 Patok Kilometer
Pekerjaan patok Kilometer berisi informasi yang dipasang pada setiap interval jarak 1 Km yang
dipasangan pada bagian kiri dan kanan jalan. Adapun tahapan pelaksanaannya adalah sebagai
berikut :

 ASUMSI :
 Pekerjaan dilakukan dengan cara manual
 Bahan (patok kilometer) diterima seluruhnya di lokasi pekerjaan.

 PEMAKAIAN BAHAN, ALAT DAN TENAGA :


 BAHAN : Patok kilometer dari bahan beton bertulang diterima dilokasi pekerjaan.
 ALAT : Pertukangan tukang batu
 TENAGA : Mandor, Tukang, Pekerja.
 METODA KERJA :
 Patok Kilometer terbuat dari beton bertulang dipasang pada lokasi yang telah ditentukan
 Mutu beton yang digunakan minimal fc’= 30 Mpa
 Penggalian tanah dilakukan untuk menempatkan patok kilometer agar tidak runtuh/longsor
 Penyelesaian dan perapihan setelah pekerjaan selesai
 Bilamana diperlukan patok kilometer di cat dengan cat kayu
 PRA - RK3K & PENGENDALIAN MUTU :
 Pengaturan lalu lintas dan pemasangan rambu-rambu pada lokasi pkerjaan
 Bahan material yang akan dipasang/dipakai untuk item pekerjaan ini, maka sebelumnya
contoh bahan dan hasil pengujian bahan tersebut diajukan ke Direksi Pekerjaan untuk d i s
etujui,
 Patok Hektometer
Pekerjaan patok hectometer berisi informasi yang dipasang antara patok kilometer satu dengan patok
kilometer lainnya yang pada setiap interval jarak 100 m yang dipasangan pada bagian kiri dan kanan jalan.
Adapun tahapan pelaksanaannya adalah sebagai berikut :
 ASUMSI :
 Pekerjaan dilakukan dengan cara manual
 Bahan (patok hektometer) diterima seluruhnya di lokasi pekerjaan.
 PEMAKAIAN BAHAN, ALAT DAN TENAGA :
 BAHAN : Patok hektometer dari bahan beton bertulang diterima dilokasi pekerjaan.
 ALAT : Pertukangan tukang batu
TENAGA : Mandor, Tukang, Pekerja.
 METODA KERJA :
 Patok Hektometer terbuat dari beton bertulang dipasang pada lokasi yang telah ditentukan
 Mutu beton yang digunakan minimal fc’= 20 Mpa
 Penggalian tanah dilakukan untuk menempatkan patok kilometer agar tidak runtuh/longsor
 Penyelesaian dan perapihan setelah pekerjaan selesai
 Bilamana diperlukan patok kilometer di cat dengan cat kayu
 PRA - RK3K & PENGENDALIAN MUTU :
 Pengaturan lalu lintas dan pemasangan rambu-rambu pada lokasi pkerjaan
 Bahan material yang akan dipasang/dipakai untuk item pekerjaan ini, maka sebelumnya contoh
bahan dan hasil pengujian bahan tersebut diajukan ke Direksi Pekerjaan untuk d i s e t u j u i ,

 Rell Pengaman (Guard Drill)


Pekerjaan rell pengaman dilaksanakan pada daerah yang strategis yang rawan akan kecelakaan.
Adapun tahapan pelaksanaannya adalah sebagai berikut :
 ASUMSI :
 Pekerjaan dilakukan secara manual (tenaga manusia).
 Bahan : Railling diterima di lokasi pekerjaan
 BAHAN, ALAT DAN TENAGA :
 BAHAN : Rell Pengaman dan peralatan las.dan dudukan pipa rell pengaman (Beton)
 ALAT : Alat Bantu berupa Las Litrik.
 TENAGA : Mandor, Tukang, Pekerja.
 METODA KERJA :
 Menentukan titk lokasi penggalian untuk kedudukan tiang rell pengaman
 Titik lokasi tiang rell pengaman kemudian digali sesuai dengan gambar
 Campuran beton dipasang pada pada lokasi tiang pengaman
 Rell pengaman dipasang sesuai dengan Gambar rencana.
 Pelaksanaan dan perkuataanya dengan cara di baut dan di las.
 PRA - RK3K & PENGENDALIAN MUTU :
 Pengaturan lalu lintas dan pemasangan rambu-rambu pada lokasi pekerjaan
 Bahan material yang akan dipasang/dipakai untuk item pekerjaan ini, maka sebelumnya
contoh bahan tersebut diajukanke Direksi Pekerjaan untuk d i s e t u j u i untuk d i s e t u j u
i d a n dilakukan pengujian laboratorlum, serta pengendalian mutu dilapangan berupa
pengukuran ketebalan Rell Pengaman.

DIVISI 10 - PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN


Pekerjaan pemeliharaan rutin terdiri dari pekerjaan pemeliharaan rutin kondisi kondisi, pemeliharaan rutin
jalan dan pemeliharaan rutin jembatan dengan item pekerjaan sebagaiamana yang tercantum dalam daftar
kuantitas.
Pekerjaan yang tercakup dalam pekerjaan ini harus meliputi pekerjaan layanan pemeliharaan jalan untuk
menjamin agar perkerasan, bahu jalan, drainase, perlengkapan jalan, bangunan pelengkap jalan dan
pengendalian tumbuh-tumbuhan selalu dipelihara setiap saat dalam kondisi pelayanan yang dapat
diterima oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
Sejak ditetapkan tanggal mulai kerja dilakukan pekerjaan Pengembalian kondisi dan minor dan harus
dapat diselesaikan pada masa mobilisasi atau sebelum dilakukan pekerjaan utama. melaksanakan
pekerjaan layanan pemeliharaan jalan hingga tercapainya pemenuhan tingkat layanan jalan yang
ditetapkan sampai berakhirnya Periode Kontrak.
Pekerjaan yang diklasifikasikan sebagai layanan pemeliharaan jalan yaitu setiap pekerjaan yang dilakukan
oleh penyedia jasa untuk memperbaiki kerusakan - kerusakan atau pemeliharaan pekerjaan yang meliputi
perkerasan jalan, bahu jalan, drainase, perlengkapan jalan, bangunan pelengkap (jika ada) dan
pengendalian tumbuh - tumbuhan guna memenuhi tingkat layanan jalan pada lokasi jalan yang ditunjukkan
dalam kontrak. Penyedia Jasa harus dapat melaksanakan pemenuhan tingkat layanan jalan berdasarkan
indikator kinerja jalan yang ditetapkan selama masa kontrak. Adapun klasifikasi pekerjaan layanan
pemeliharaan jalan untuk pemenuhan tingkat layanan jalan meliputi :

a. Perkerasan Jalan
i) Perkerasan Berpenutup Aspal
Pekerjaan layanan pemeliharaan jalan untuk perkerasan berpenutup aspal mencakup kegiatan yang
terutama bertujuan untuk memelihara kerataan permukaan jalur lalu lintas, seperti menutup
celah/retak permukaan (sealing), penambalan lubang-lubang (patching), perataan setempat (spot
leveling), perbaikan tepi perkerasan, pelaburan aspal, perbaikan permukaan yang bergelombang
atau keriting (corrugations), pelepasan butir dan meratakan alur (rutting) yang dalam untuk
mempertahankan lereng melintang jalan yang standard dan sebagainya.
Pekerjaan layanan pemeliharaan perkerasan juga untuk memperbaiki kekuatan struktural perkerasan
jika dipandang perlu sebagai bagian dari pekerjaan perbaikan dalam layanan pemeliharaan jalan,
untuk mencegah kerusakan yang lebih besar dan menjaga kinerja perkerasan jalan, sebagaimana
yang ditetapkan dalam indikator kinerja jalan dalam Spesifikasi.
ii) Perkerasan Kaku (Rigid Pavement)
Layanan pemeliharaan untuk perkerasan beton semen (perkerasan kaku/rigid pavement), meliputi
perbaikan celah pada ekpansi (Expansion Joint Repairs), penurunan lantai (slab) pada sambungan,
perbaikan retak dan lubang pada lantai (slab).
Perbaikan kerusakan meliputi pengisian celah pada ekpansi termasuk dengan rubberized asphalt,
pengangkatan lantai beton yang turun untuk mengisi rongga dibawah lantai dengan semen pengisi
menggunakan mud jacking machine, sedangkan kerusakan lantai yang retak atau pecah harus
ditambal/diisi dengan beton yang kualitasnya harus sama atau lebih tinggi dari kualitas beton
yang ada.

b ) Bahu Jalan
Pekerjaan layanan pemeliharaan bahu jalan atau perbaikan yang terutama bertujuan untuk memelihara
atau perbaikan bahu jalan sehingga kemiringannya tetap sesuai dengan ketentuan sebagaimana yang
disyaratkan, seperti pengisian lubang, pengeprasan,pembuangan tanaman liar atau rumput, semak-
semak dan benda lainnya sehingga bahu jalan dapat berfungsi dengan baik sebagaimana yang
ditetapkan dalam indikator kinerja bahu jalan yang persyaratkan.
Pekerjaan ini juga mencakup pengisian pada lubang-lubang bahu dengan mutu material yang sama
dengan bahu jalan yang ada (existing), pemotongan permukaan bahu jalan jika elevasi permukaan
bahu jalan lebih tinggi dari permukaan jalan dan sebaliknya, pembentukan kemiringan/kerataan bahu,
perbaikan amblas/penurunan, pembuangan semak-semak atau tanaman liar atau rumpu/rumput
dan/atau penghalang lainnya yang mengganggu fungsi bahu jalan.

c) Drainase
Pekerjaan layanan pemeliharaan drainase atau perbaikan drainase yang bertujuan supaya sistem
drainase berfungsi dengan baik dan lancar, pada lokasi yang termasuk dalam cakupan pekerjaan
drainase antara lain saluran samping, saluran melintang, saluran pembuang (outlet), saluran
pengumpul (inlet), saluran olakan (catch pits) dan seluruh sistem drainase yang terkait dengan
pekerjaan serta perbaikan lereng timbunan/galian pada lokasi dalam kontrak.
Pekerjaan layanan pemeliharaan drainase meliputi pekerjaan pemeliharaan dan/atau perbaikan struktur
drainase dengan pelapisan (pasangan batu, beton bertulang dan lainnya) pada saluran samping,
saluran melintang, saluran pembuang dan saluran pengumpul. Pekerjaan ini juga meliputi normalisasi
drainase termasuk pemotongan semak/ rumput pada sisi saluran, pembuangan lanau, daun, kotoran,
tanah sedimen atau endapan, semak dan bahan-bahan lainnya hingga luasan penampang basah
saluran tidak berkurang dan perbaikan lereng timbunan/galian. Seluruh sistem drainase yang terkait
harus dipelihara dengan baik dan diperbaiki jika terjadi kerusakan hingga dapat berfungsi dengan
normal dan baik, sesuai dengan indikator kinerja drainase yang dipersyaratkan, jika diperlukan
pembersihan saluran pembuang atau saluran pengumpul menuju hulu dan hilir sampai sejauh 100
meter di luar batas daerah konstruksi dan ruang milik jalan.

LAYANAN PEMELIHARAAN PERKERASAN.


Lokasi Tempat-tempat Yang Memerlukan Layanan Pemeliharaan
Tempat-tempat perkerasan lama yang memerlukan layanan pemeliharaan harus dirancang oleh Penyedia
Jasa dengan cara pemeriksaan visual.
Metode dan besarnya pekerjaan perbaikan harus sesuai dengan jenis permukaan berdasarkan ketentuan
teknis dalam Spesifikasi Umum. Sebelum dilakukan pelapisan ulang, untuk tempat – tempat lokasi
perkerasan lama yang mengalami kerusakan harus segera diperbaiki dengan melaksakan pengembalian
kondisi atau rekonstruksi pada periode mobilisasi.

Perkerasan Berpenutup Aspal.


Uraian
Pemeliharaan pada perkerasan berpenutup aspal harus mencakup Laburan Aspal (BURAS) pada
permukaan retak, pengisian dan penambalan lubang-lubang (pembongkaran dan pengembalian kondisi)
serta perbaikan pelepasan butir dan amblas. Semua ruas perkerasan yang secara struktural dianggap
tidak utuh (unsound) oleh Pejabat Pembuat Komitmen harus dibongkar dan diperbaiki.
Standar yang disyaratkan untuk perkerasan berpenutup aspal dalam Kontrak haruslah sedemikian rupa
sehingga dalam waktu tiga bulan setelah lapangan diserahkan kepada Penyedia Jasa, atau dalam waktu
yang lebih pendek sesuai dengan perintah Pejabat Pembuat Komitmen, tidak terdapat lubang atau retak-
retak atau penurunan setempat pada perkerasan lama yang belum ditutup. Selanjutnya, Penyedia Jasa
harus memelihara seluruh permukaan sehingga setiap kerusakan yang mungkin terjadi setiap
saat dalam Periode Kontrak termasuk Periode Pemeliharaan harus diperbaiki berdasarkan waktu waktu
tanggap yang telah ditetapkan.

Bahan
Perbaikan Lubang dan Penambalan Kecil
Bahan yang digunakan untuk penambalan lubang harus sama atau lebih tinggi mutunya dari bahan yang
ada di sekelilingnya, kecuali diperintahkan lain oleh Pejabat Pembuat Komitmen. (contoh, perkerasan
dengan Lapis Pondasi Agregat Kelas A, AC-BC dan AC-WC, maka Lapis Pondasi Agregat Kelas A harus
diperbaiki dengan Lapis Pondasi Agregat Kelas A, lapis pondasi beraspal dengan AC-BC dan lapis
permukaan diperbaiki dengan AC-WC, kecuali diperintahkan lain oleh Pejabat Pembuat Komitmen).
Bahan yang digunakan dapat mencakup bahan timbunan pilihan, Lapis Podasi Agregat Kelas A (untuk
jalan berpenutup aspal), AC-BC, ACWC, Lapis Resap Pengikat, Lapis Perekat, AC-BC, AC-WC, atau
bahan konstruksi lainnya untuk perkerasan, sesuai dengan jenis lapisan perkerasan yang sedang
diperbaiki. Bahan-bahan ini umumnya harus sesuai dengan Spesifikasi Umum atau
Spesifikasi Teknik yang berkaitan, seperti yang diperintahkan Pejabat Pembuat Komitmen.

Untuk perkerasan kaku (rigid pavement) mutu beton yang digunakan harus sama atau lebih tinggi dari
mutu beton yang ada lokasi pekerjaan, jika menggunakan bahan tambahan (additive) sebagai bahan
campuran beton maka proporsi campuran bahan tambahan (additive) harus sesuai dengan ketentuan dari
jenis additive yang digunakan

Laburan Aspal Pada Permukaan Perkerasan Berpenutup Aspal


Pelaksanaan
Perbaikan Lubang
Semua lubang harus ditambal. Semua perkerasan struktural yang tidak utuh (unsound) harus digali dan
diisi kembali. Tepi dan dasar lubang harus digali sampai bahan yang utuh (sound).
Pada permukaan yang telah disiapkan haris bersih dan bebas dari air yang tergenang sebelum
penambalan dimulai. Setiap lapisan harus diisi dan dipadatkan dalam satu operasi, dimulai dari lapisan
yang paling bawah. Pengisian dan pemadatan umumnya harus sesuai dengan Spesifikasi yang berkaitan
dengan bahan yang digunakan, kecuali cara manual boleh digunakan untuk pengisian dan pemadatan.
Lapis perekat harus digunakan sesuai takaran dan disemprotkan sampai merata untuk melapisi semua
permukaan yang akan diisi oleh campuran aspal.
Setelah penambalan selesai, mesin gilas mekanis atau pelat berpenggetar harus digunakan untuk
memadatkan lapisan teratas.

Pemotongan Ringan Dengan Motor Grader


Untuk perkerasan tanpa penutup aspal yang berlubang banyak dan keriting (corrugation), permukaan jalan
itu harus dipangkas sedikit dengan motor grader secara rutin, terutama pada musim kemarau, agar dapat
mengendalikan ketidak-rataan dan keriting (corrugation). Bilamana melaksanakan pemangkasan ringan
dengan motor grader pada musim kemarau, bahan-bahan yang lepas harus didorong ke
arah tepi jalan. Pada musim hujan, bahan-bahan harus didorong ke arah sumbu jalan.
Perhatian Selama Operasi Perataan Kembali
Perhatian khusus harus diberikan oleh Penyedia Jasa untuk mencegah motor grader melintasi lewat
sumbu jalan dengan posisi pisau diturunkan, karena hal ini akan mengakibatkan punggung jalan menjadi
hilang. Perhatian khusus juga harus diberikan oleh Penyedia Jasa selama operasi pemotongan untuk
menghindari lempung lunak pada selokan samping terdorong ke arah jalur
lalu lintas.

Standar Untuk Pekerjaan Layanan pemeliharaan Perkerasan.


Sejak saat lapangan diserahkan kepada Penyedia Jasa sampai Periode Pemeliharaan berakhir dan
sebelum maupun sesudah penghamparan setiap lapis perkerasan baru menurut Kontrak, Penyedia Jasa
harus melaksanakan pekerjaan layanan pemeliharaan perkerasan sebagaimana yang diperlukan sehingga
diperoleh struktur perkerasan dan kondisi pelayanan permukaan jalan yang
baik pada setiap saat.
Untuk menjamin bahwa pekerjaan itu dilaksanakan menurut standar yang memadai, Direksi Teknis atau
yang mewakilinya akan melakukan inspeksi visual terhadap permukaan jalan dan akan memberitahu
Penyedia Jasa atas setiap cacat pada permukaan (lubang, retak, amblas dsb.) yang memerlukan
perbaikan.
Pekerjaan pemeliharaan rutin jalan terdiri dari pekerjaan : terdiri dari pekerjaan

 Galian untuk Saluran Air dan Lereng


 Timbunan Pilihan untuk Lereng Tepi Saluran
 Lapis Pondasi Agregat Kelas S
 Campuran Aspal Panas
 Residu Bitumen
 Perkerasan Beton Semen
 Lapis Pondasi Beton Kurus
 Pengendalian Tanaman
 Pembersihan Drainase
 Pembersihan dan Perbaikan Rel Pengaman
 Pembersihan dan Perbaikan Patok Patok/Rambu

PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN JEMBATAN.


Pekerjaan layanan pemeliharaan bangunan pelengkap jalan bertujuan untuk mencegah kerusakan
bangunan pelengkap jalan yang lebih besar dan dapat berfungsi sebagaimana menurut jenisnya. Kegiatan
layanan pemeliharaan terhadap bangunan pelengkap jalan dimaksud meliputi tembok penahan tanah,
trotoar, pulau jalan, fasilitas penyeberangan pejalan kaki, lereng timbunan/galian dan jembatan (jika ada)
yang mencakup pemeriksaan rutin secara teratur dengan membuat pelaporan semua kondisi
komponen utama dari bangunan struktur. Pekerjaan ini juga meliputi pembersihan untuk melancarkan
drainase termasuk membuang tumbuhan liar maupun sampah atau endapan pada saluran air,
pembersihan kotoran dan sampah pada sambungan ekspansi, pengecatan sederhana pada perletakan
dan komponen logam lain yang peka terhadap karat, pemeliharaan lantai jembatan, plat injak (approach
slab) dan expansion joint pada jembatan dilokasi ruas jalan dalam kontrak. Perbaikan bangunan
struktur dan penggantian beton, komponen baja yang rusak pada struktur jembatan, pengecatan kembali
baja struktur atau baja lainnya atau struktur kayu, penggantian bahan pada lantai struktur, dan perbaikan
dan pengembalian kondisi setiap lapisan aspal di atas lantai struktur harus dianggap sebagai pekerjaan
penggantian bangunan struktur yang tidak termasuk dalam program layanan pemeliharaan, namun
Penyedia Jasa harus melakukan pengamatan/pemantauan kondisi struktur bangunan pelengkap
secara periodik dan dibuat laporan serta rekomendasinya yang disampaikan pada Pejabat Pembuat
Komitmen atau Direksi Teknis.
Pengamatan atau pemeriksaan jembatan dilakukan untuk memastikan bahwa struktur jembatan stabil dan
aman serta menentukan apakah pemeliharaan yang efektif sudah dilakukan dan/atau menentukan apakah
dibutuhkan tindakan darurat penanganan jembatan. Dalam prosedur pemeriksaan jembatan pada setiap
komponen dan elemen jembatan diberi nomor dan ditentukan dalam level hierarkinya, sedangkan elemen-
elemen komponen jembatan yang memerlukan pembersihan dalam pekerjaan layanan pemeliharaan
dibuat dalam catatan. Pemeriksaan atau pengamatan jembatan dilaksanakan dengan
pemeriksaan visual terhadap jembatan yang biasanya berhubungan dengan pemeriksaan jalan yang
meliputi :

a. Memeriksa apakah struktur jembatan masih aman untuk dilalui oleh lalu –lintas;
b. Memeriksa keselamatan struktur secara keseluruhan dan terpadu; dan
c. Memeriksa apakah timbul suatu kondisi yang tidak lazim yang membutuhkan penyelidikan pemeliharaan
atau penanganan darurat lebih lanjut;
d. Memeriksa bahwa seluruh komponen jembatan dapat berfungsi secara wajar;
e. Melakukan pembersihan komponen jembatan, terutama yang berdampak terhadap komponen jembatan
yang tidak berfungsi.

Bangunan Atas Jembatan dan Bangunan Bawah Jembatan


Di daerah bangunan atas jembatan dan bangunan bawah jembatan, operasi pembersihan dan
pembabatan yang berikut harus dilaksanakan sampai diterima oleh Pejabat Pembuat Komitmen;
Semua tanaman yang berjuntai harus dipotong secukupnya dan sam-pahnya dibuang dengan rapi;
Semua lubang sulingan yang disediakan pada abutment dan tembok sayap harus bebas dari sampah-
sampah yan menyumbatnya.
Semua dudukan jembatan dan kepala pier harus dijaga supaya bebas dari sampah, kotoran dan air.
Semua sambungan pada permukaan kayu harus dijaga agar bebas dari sampah dan kotoran sedemikian
hingga tidak menyimpan air yang akan mempercepat proses pelapukan;
Semua permukaan baja harus dijaga agar bebas dari sampah dan kotoran sedemikian hingga tidak
menyimpan air yang akan mempercepat proses korosi.
Semua lubang pembuangan air, pipa buangan air, saluran drainase dan lubang keluaran harus dijaga
bersih dari sampah supaya air dapat mengalir bebas, sehingga terhindar dari limpahan air pada
perletakan, dudukan perletakan dan rembesan melalui sambungan atau retak-retak.
Paku, baut jembatan atau pecahan kayu tidak boleh menonjol di atas permukaan lantai jembatan sehingga
dapat menusuk ban kendaraan yang lewat.
Pekerjaan rutin pemeliharaan jembatan sebagaimana tercantum dalam daftar kuantitas yaitu :
 Pembersihan Jembatan
 Perbaikan Retak/kerusakan Beton Non Struktural
 Pengecatan Sederhana
 Perbaikan Pasangan Batu
 Perbaikan Pipa Cucuran dan Drainase
 Perbaikan Sambungan Siar Muai
 Perbaikan Sandaram

D. SERAH TERIMA PEKERJAAN (PHO).


Setelah selesainya pelaksanaan pekerjaan 100%, penyedia jasa akan melakukan serah terima
pekerjaan kepada pengguna jasa dan apabila pekerjaan dinyatakan selesai serta diterima dengan baik
oleh pengguna jasa untuk dibuatkan serah terima pekerjaan (PHO), sebelum dilakukan serah terima
pertama pekerjaan ini kontraktor telah menyelesaikan secara administrasi dan teknis (gambar Back Up,
As Built Drawing, MC 100, Dokumentasi 0%, 25%, 50%, 75% dan 100%).

E. PEMELIHARAAN
Pemeliharaan setelah selesai pelaksanaan pekerjaan akan terus dilakukan pemeliharaan sesuai
ketentuan dalam Dokumen Kontrak. Pelaksanaan kegiatan pemeliharaan dilakukan terhadap semua
item pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan dengan jangka waktu pemeliharaan sejak Berita Acara
Serah Terima Pertama Pekerjaan (PHO).

F. PENUTUP
Metode pelaksanaan pekerjaan ini yang kami usulkan adalah sebagai kerangka acuan dalam
melaksanakan pekerjaan dilapangan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan pada Spesfikasi
Teknik maupun spesifikasi khusus atau atas petunjuk Direksi Pekerjaan secara sistimatis agar dalam
penyelesaian pekerjaan ini sesuai dengan tepat waktu, tepat mutu, tepat biaya sehingga akan tercapai
kinerja yang sinergi dengan jadwal waktu yang telah ditentukan.

Surabaya, 18 Juni 2018


Penawar
PT. CIPTA BAGUS NUSA RAYA

……………………………..
Direktur Utama

Anda mungkin juga menyukai