Metode-Pelaksanaan Pemel Rutin Lain Kab Pasuruan
Metode-Pelaksanaan Pemel Rutin Lain Kab Pasuruan
Metode-Pelaksanaan Pemel Rutin Lain Kab Pasuruan
METODE
PELAKSANAAN PEKERJAAN
PAKET PEKERJAAN
PEMELIHARAAN LAINNYA
Tahun Anggaran 2019
PENDAHULUAN
Paket pekerjaan Pemeliharaan Rutin Lainnya Pada Dinas Bina Marga Kab. Pasuruan yang di biayai
dari Sumber pendanaan PHNJD (Hibah). Dinas Bina Marga Kab. Pasuruan Tahun Anggaran 2019
berlokasi tersebar di Ruas Jalan Kab. Pasuruan dengan ruang lingkup / batasan lingkup Pekerjaan
Konstruksi untuk Pekerjaan Pemeliharanan Rutin Lain (Konstruksi Jalan) panjang total penanganan = 75,4
Km. Dengan Jangka Waktu Pelaksanaan : 120 (Seratus Dua Puluh) Hari, sedangkan Waktu
Pemeliharaan : 180 (Seratus Delapan Puluh) Hari.
A. PENJELASAN UMUM
Dalam melaksanakan suatu paket pekerjaan harus memperhatikan klasifikasi pekerjaan berdasarkan
waktu yang tersedia, tingkat kesulitan baik secara teknis pelaksanaan maupun non teknis seperti
misalnya pengaturan arus lalu lintas kendaraan serta kuantitas setiap item pekerjaan sehingga dapat
diatur jadwal urutan pelaksanaan pekerjaan, mana pekerjaan yang bisa dilaksanakan terlebih dahulu
karena berhubungan dengan pekerjaan lain atau yang akan dilaksanakan secara bersamaan. Lingkup
pekerjaan/proyek atau dapat dikatakan sebagai Periode Pelaksanaan terdiri dari Periode Mobilisasi,
Periode Pelaksanaan dan Periode Pemeliharaan. Periode Mobilisasi adalah pengiriman alat/peralatan,
personil, pada periode mobilisasi ini dapat dilaksanakan pengukuran kembali (site survey) survai
lapangan yang cukup detil selama periode mobilisasi agar Direksi Pekerjaan dapat melaksanakan
revisi dan menyelesaikan detil pekerjaan sebelum operasi pelaksanaan pekerjaan. Sebelum Pekerjaan
Survai dimulai, Penyedia Jasa Pekerjaan harus mempelajari Gambar asli untuk dikonsultasikan dengan
Direksi pekerjaan, dan harus memastikan dan memperbaiki setiap kesalahan atau perbedaan yang
terjadi, terutama yang berhubungan dengan lebar jalan lama, lokasi setiap station perkerasan dan
struktur drainase. Penyedia Jasa Pekerjaan dan Direksi Pekerjaan harus mencapai kesepakatan dalam
menentukan ketepatan setiap perubahan yang dibuat dalam Gambar ini. Setelah revisi minor terhadap
seluruh rancangan telah selesai, kuantitas dalam daftar kuantitas yang ada dapat diubah oleh Direksi
Pekerjaan, dimana revisi minor ini harus berdasarkan data survai lapangan yang dikumpulkan oleh
Penyedia Jasa sebagai bagian dari cakupan pekerjaan dalam kontrak (Penerbitan detail pelaksanaan
dan perkiraan kuantitas . Periode pelaksanaan yaitu periode pelaksanaan pekerjaan yang terdiri dari
kegiatan pekerjaan utama (pokok), pekerjaan penunjang, dan pekerjaan pemeliharaan.
Pra-Konstruksi
Kegiatan Pra Konstruksi dilakukan sebelum pekerjaan-pekerjaan konstruksi dilakukan.
Kegiatan-kegiatan tersebut yaitu diantaranya :
Rapat pra-konstruksi (PCM) dilakukan untuk membahas tentang rencana pelaksanaan pekerjaan
dan untuk mendapatkan kesepakatan-kesepakatan dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan agar
tidak terjadi salah pengertian tentang :
Program Mutu,
Organisasi Kerja,
Tata Cara Pengaturan Pelaksanaan Pekerjaan,
Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan,
Jadwal Pengadaan Bahan/Material, Mobilisasi Peralatan dan Personil,
Penyusunan Rencana dan Pelaksanaan Pemeriksaan Lokasi Pekerjaan,DLL.
Pemberitahuan kepada pihak terkait dan Jadwal Sosialisasi dengan pihak terkait (misalnya
dengan Kecamatan setempat, POLRES,KORAMIL, dll)
Program Mutu
Program Mutu merupakan langkah Penyedia Jasa untuk mencapai sasaran akhir perusahaan dalam
menyelesaikan setiap pekerjaan yang ditangani, yaitu biaya hemat, mutu cermat dan waktu tepat.
Program Mutu berisikan tentang :
Informasi mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan,
Organisasi kerja penyedia,
Jadwal pelaksanaan pekerjaan,
Prosedur pelaksanaan pekerjaan,
Prosedur instruksi kerja,
Pelaksana kerja, DLL.
Organisasi Kerja
Organisasi Kerja merupakan organisasi dalam pekerjaan yang diadakan/dilelangkan, diantaranya
organisasi Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa.
Penyedia Jasa menyampaikan secara tertulis kepada Pengguna Jasa mengenai Organisasi Kerja
Penyedia Jasa di paket pekerjaan yang diadakan/dilelangkan sebagai berikut :
Struktur Organisasi,
Daftar Personil Inti berikut Surat Tugas dan penempatannya,
Tenaga Kerja beserta jumlahnya,
Jadwal Mobilisasi Tenaga Kerja, DLL.
Photo Dokumentasi
Penyedia Jasa wajib pembuatan dokumentasi kegiatan pekerjaan dilapangan dalam bentuk tertulis
dan photo – photo untuk masing-masing mata pembayaran :
Sebelum Pelaksanaan (0%)
Sedang Pelaksanaan (50%)
Selesai Pelaksanaan (100%)
Addendum/Perubahan
Apabila dianggap perlu Direksi Pekerjaan bersama–sama dengan Penyedia Jasa dapat membuat
addendum, jika suatu saat terdapat perbedaan antara dokumen yang satu dengan dokumen yang
lain.
Kontraktor harus mengambil semua langkah yang layak untuk melindungi lingkungan (baik di
dalam maupun di luar Lapangan, jalan akses, termasuk base camp dan instalasi lain yang di
bawah kendali Kontraktor) dengan melaksanakan mitigasi kerusakan dan gangguan terhadap
manusia dan harta milik sebagai akibat dari polusi, kebisingan dan sebab-sebab lain dari
pengoperasiannya. Kontraktor juga harus memastikan bahwa pengangkutan dan kegiatan di
sumber bahan dilaksanakan dengan cara yang berwawasan lingkungan.
Sebagai suatu cara untuk memperkecil gangguan lingkungan terhadap penduduk yang
berdekatan dengan lokasi kegiatan maka semua kegiatan konstruksi dan pengangkutan harus
dibatasi dalam jam-jam pengoperasian sebagaimana yang disebutkan dalam Syarat-syarat
Umum Kontrak, kecuali jika disetujui lain oleh Konsultan Pengawas.
Sebelum pelaksanaan kontrak dimulai, jika tidak termasuk dalam kategori dokumen AMDAL
atau UKL-UPL atau DELH (Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup) atau DPLH (Dokumen
Pengelolaan Lingkungan Hidup) maka Pengguna Jasa menyampaikan secara tertulis kepada
Kontraktor untuk berkewajiban menggunakan alat dan material yang mampu mengurangi emisi
gas rumah kaca sebagai mitigasi terhadap perubahan iklim.
Pengambilan sampel dilakukan sesuai dengan ketentuan dalam dokumen lingkungan, Surat
keputusan Kelayakan Lingkungan dan atau ijin Lingkungan yang diambil pada saat sebelum
saat konstruksi berjalan dan setelah konstruksi selesai. Kriteria pengambilan sampel meliputi
lokasi dekat dengan permukiman, fasilitas umum (sekolah, puskesmas, pasar, rumah sakit),
sumber mata air/sungai yang dimanfaatkan oleh penduduk, quary dan lokasi berupa
basecamp.
Pekerjaan yang merupakan Pengamanan Lingkungan Hidup dari dampak pekerjaan yang
dilaksanakan dengan ketentuan penanganan sebagai berikut :
Memastikan Pengangkutan dan kegiatan di lokasi kegiatan dilaksanakan dengan cara yang
berwawasan lingkungan. Memperkecil gangguan lingkungan dengan cara setiap kegiatan
konstruksi dan pengangkutan harus dibatasi dalam jam-jam pengoperasian.
Penggunaan alat dan material yang mampu mengurangi emisi gas rumah kaca sebagai
mitigasi terhadap perubahan iklim.
Pemantauan secara periode pada setiap lokasi kegiatan di lapangan, lokasi quarry dan lokasi
Base Camp.
Tidak mengganggu sungai atau saluran alami di dalam atau sekitar lokasi pekerjaan.
Pada pekerjaan konstruksi galian dan pengerukan, maka penggalian tersebut akan ditimbun
kembali sampai kembali ke kondisi semula.
Menutup bahan pada Truck dan penutupnya diikat dengan kencang.
Memastikan bahwa semua tingkat kebisingan dan vibrasidari semua kegiatan tidak melampaui
baku mutu lingkungan.
Mengolah air limbah terlebih dahulu sebelum dibuang ke sungai atau saluran pembuangan
lain.
Manajemen Keselamatan Lalu Lintas bertujuan mengurangi efek pekerjaan konstruksi terhadap
arus lalu lintas seminimal mungkin. Selain itu maksud pengaturan ini adalah tetap memberikan
keamanan dan kenyamanan pengguna jalan selama proyek berlangsung. Penetapan metode
pengaturan lalu lintas disusun dan disetujui sebelum pelaksanaan dimulai. Konfirmasi dan
koordinasi dengan instansi terkait selalu dilakukan baik pada saat awal,pelaksanaan, maupun
penyelesaian pekerjaan. Sarana Pengendalian dan Pengaturan Lalu Lintas :
Petugas pengatur lalu lintas
Penyediaan alat-alat pengatur lalu lintas.
Pemasangan rambu-rambu seperti pemasangan barier, traffic cone, rubber cone, rambu
perhatian, rambu pembatasan, rambu larangan, rambu arah, dan lain sebagainya.
Sedangkan dalam rangka Serah Terima Pertama Pekerjaan (PHO), maka disarankan agar
Penyedia Jasa mengajukan permohonan Serah Terima Pertama Pekerjaan (PHO)
sebelum batas akhir pelaksanaan pekerjaan, dan apabila dalam proses Serah Terima
Pertama Pekerjaan (PHO) terdapat perbaikan pekerjaan (defeck) yang waktu pelaksanaan
perbaikannya di luar masa pelaksanaan, maka akan diberlakukan denda keterlambatan
sesuai dengan ketentuan Dokumen Kontrak.
Mobilisasi
Cakupan kegiatan mobilisasi yang diperlukan dalam pelaksanaan paket pekerjaan, secara
umum memenuhi beberapa kriteria berikut ini, diantaranya :
Penyediaan Tanah untuk penempatan peralatan / alat berat, yaitu dengan cara menyewa
lahan kosong dengan luas +/- 1000 M2
Mobilisasi Staf Pelaksana dan Pekerja,
Mobilisasi Alat dan Pemasangan,
Penyediaan Fasilitas Pengendalian Mutu,
Penyediaan Peralatan Pengaturan Lalulintas,
Penyediaan Peralatan K3
Penyediaan Papan Nama Kegiatan,
Pembuatan Pagar
Demobilisasi berupa :
Pembongkaran tempat kerja dan,
Pengembalian kondisi tempat kerja,
Mobilisasi Alat yang disesuaikan dengan kebutuhan pekerjaan, agar pekerjaan dapat menjadi
lebih efesien dan efektif, mobilisasi alat sesuai dengan daftar mobilisasi alat masing-masing
untuk lokasi pekerjaan, dalam pelaksanaan pekerjaan peralatan utama : Alat Pemadat
Pekerjaan Jalan (Paving Set), Excavator, Dump Truck, Motor Grader dan alat berat lainnya
ditempatkan dalam satu lahan kosong dengan luas +/- 1.000 M2 dengan cara sewa yang
dekat dekat dengan lokasi pekerjaan, dan lokasi quary bahan..
C. PEKERJAAN KONSTRUKSI
DIVISI 1 - UMUM
Mobilisasi
Rangka Rambu Multi Pesan;
Rambu Multi Pesan;
Traffic Cone;
Rambu Jalan Stop / Pelan2 (lolypop)
Kendaraan untuk pemeliharaan jalan
DIVISI 2 – DRAINASE
Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air
Pasangan Batu dengan Mortar
DIVISI 7 - STRUKTUR
Beton Mutu Sedang fc’=15 Mpa
Pasangan Batu
DIVISI 2 – DRAINASE
Galian Untuk Selokan Drainase dan Saluran Air
Pekerjaan ini dilaksanakan pada sisi bahu jalan (sesuai dengan gambar rencana atau
sebagaimana yang telah ditentukan dalam gambar rencana (lokasi, lebar, kedalaman dan
kemiringan) serta lokasi pekerjaan sesuai dengan gambar rencana. Pekerjaan sudah termasuk
pekerjaan pembuangan hasil galian ke luar lokasi pekerjan. Pekerjaan ini merupakan salah satu
pekerjaan untuk pemasangan item pekerjaan Pasangan Batu dengan Mortar, Adapun tahapan
pelaksanaannya adalah sebagai berikut :
ASUMSI :
Pekerjaan dilakukan secara mekanis (alat berat)
PEMAKAIAN BAHAN, ALAT DAN TENAGA :
BAHAN : Tidak ada bahan yang diperlukan.
ALAT : Excavator, Dump Truck dan Alat Bantu (Pacul, Belincong, Roda Dorong, dll)
b. Persyaratan bahan perkerasan berbutir pada prinsipnya harus terbuat dari bahan batu pecah dalam
ukuran yang bervariasi membentuk gradasi tertutup, masing-masing untuk Kelas A, Kelas B dan Kelas
C, Asal batuan dapat diambil dari beberapa sumber material secara teknis dapat diuji kekuatannya
dengan pengujian keausan agregat. Bahan susun butiran tiap kelas lapis pondasi memiliki dua fraksi
agregat, yaitu fraksi agregat kasar dan fraksi agregat halus. Ketentuan agregat kasar adalah: (i)
agregat kasar (tertahan pada ayakan 4,75 mm) harus terdiri dari partikel yang keras dan awet; (ii)
agregat kasar Kelas A yang berasal dari batu kali harus 100 % mempunyai paling sedikit dua bidang
pecah; (iii) agregat kasar Kelas B yang berasal dari batu kali harus 65 % mempunyai paling sedikit satu
bidang pecah; dan (iv) agregat kasar Kelas C berasal dari kerikil. Ketentuan agregat halus (lolos
ayakan 4,75 mm) harus terdiri dari partikel pasir atau batu pecah halus. Agregat harus bebas dari
bahan organik dan gumpalan lempung atau bahan-bahan lain yang tidak dikehendaki dan memenuhi
standar mutu gradasi butiran agregat dan sifat- sifat fisik agregat. Sifa-sifat fisik agregat sebagai bahan
susun lapis pondasi jalan dapat ditunjukkan dalam Tabel 2.4. Homogenitas campuran dapat dicapai
dengan instalasi pemecah batu atau pencampur yang menggunakan pemasok mekanis terkalibrasi
untuk memperoleh aliran yang menerus dari komponen-komponen campuran dengan proporsi yang
benar dan tepat. Dalam keadaan apapun tidak dibenarkan melakukan pencampuran di lapangan
dengan motor grader, loader atau backhoe kecuali dengan alat khusus pulvi mixer.
c. Persyaratan peralatan processing harus direncanakan, dipasang, dioperasikan dengan kapasitas yang
optimum sehingga dapat mencampur agregat dan air secara merata sehingga menghasilkan campuran
yang homogen yang diperlukan untuk pemadatan. Lapis pondasi agregat harus dipadatkan dengan alat
pemadat seperti alat pemadat roda besi dengan penggetar (vibrator roller), alat pemadat roda besi
(three wheel roller atau tandem roller), dan alat pemadat roda karet (pneumatic tyre roller). alat
penghampar (motor grader) material campuran yang harus mampu menyebarkannya dengan lebar dan
toleransi permukaan yang diinginkan. Dump truck dengan penutup terpal harus digunakan untuk
pengangkutan bahan ke lokasi pekerjaan.
d. Pelaksanaan konstruksi perkerasan berbutir pada umumnya terdiri atas 4 (empat) tahapan kegiatan
secara berurutan, yaitu: i) pengadaan material termasuk pembentukan ukuran agregat dan proses
pencampurannya; (ii) uji coba penghamparan dan pemadatan; (iii) penghamparan material campuran
di lokasipekerjaan; dan (iv) pemadatan pada material campuran yang sudah dihampar. Pengadaan
material diambil dari beberapa lokasi sumber material dengan diawali pengujian mutu pendahuluan
untuk mendapatkan sifat fisik keausan butiran agregat sehingga dapat diteruskan uji sifat fisik lainnya,
antara lain: (i) CBR laboratorium; (ii) kepadatan kering maksimum dan kadar air optimum laboratorium;
dan (iii) analisa jenis satuan geologi. Selanjutnya diikuti proses pencampuran berbagai ukuran butiran
agregat dalam keadaan kadar air optimum menjadi bahan susun lapis pondasi agregat. Langkah
berikutnya adalah melakukan uji trial penghamparan dan pemadatan untuk mendapatkan kesepakatan
tenis,antara lain: (i) tebal hampar dan padat untuk menghitung faktor konversi material; (ii) jenis dan
jumlah passing alat pemadatan; (iii) nilai CBR lapangan, nilai kepadatan dan kadar air lapangan; (iv)
model penghamparan dan pemadatan yang sesuai spesifikasi teknis. Penghamparan material
campuran dilakukan dengan alat penghampar (motor grader) untuk mendapatkan tebal hampar yang
rata (sesuai berita acara trial penghamparan) sedemikian sehingga tidak menyebabkan segregasi
antara butiran agregat kasar dan halus. Pemadatan dilakukan setelah proses penghamparan dinilai
sudah memenuhi prosedur teknis dan kadar air bahan berada dalam rentang 1,5% di bawah kadar
airoptimum dan 1,5% di atas kadar air optimum (SNI 03-1743-1989) serta tidak terjadi hujan (dalam
kondisi kering). Pemadatan awal dilakukan dengan vibrator roller, diikuti pemadatan antara dengan
three wheel roller atau tandem roller dan pemadatan akhir dengan pneumatic tyre roller. Jumlah
lintasan (passing) tiap alatpemadat tersebut disesuaikan dengan berita acara trial pemadatan.
Prosespemadatan dimulai darisepanjang tepidanbergerak sedikit demi sedikit ke arah sumbu
jalan,dalam arah memanjang. Padabagian ruasjalanyang membelok (tikungan), pemadatan harus
dimulai dari bagian yang rendah dan bergerak sedikit demi sedikit ke bagian yang lebih tinggi.
Pemadatan harus dilanjutkan sampai seluruh bekas roda alat pemadat hilang dan permukaan lapisan
dalam kondisi rata.
DIVISI 7 - STRUKTUR
Pasangan Batu
Pekerjaan Pasangan Batu dipasang sebagai tembok penahan tanah. Dengan lokasi, (dimensi) sesuai
dengan gambar rencana. Adapun tahapan pelaksanaannya adalah sebagai berikut :
ASUMSI :
Pekerjaan dilakukan secara semi mekanis (tenaga manusia dan alat mekanis).
Bahan dasar (semen, batu, pasir pasar) diterima seluruhnya di lokasi pekerjaan.
PEMAKAIAN BAHAN, ALAT DAN TENAGA :
BAHAN : Semen, Batu Belah, Pasir.
ALAT : Concrete Mixer, Water Tank Truck, Alat Bantu.
TENAGA : Mandor, Tukang, Pekerja
METODA KERJA :
Semen, pasir dan air dicampur dan diaduk menjadi mortar dengan menggunakan Concrete
Mixer di lokasi pekerjaan (site mix)
Penyediaan air dengan menggunakan Water Tank Truck.
Batu dibersihkan dan dibasahi seluruh permukaannya sebelum dipasang dengan Alat Bantu.
Setiap jarak tertentu dari dinding pasangan batu, dipasang suling-suling air dari bahan PVC dia
2”, dan ujungnya diberi ijuk
Penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan.
PRA - RK3K & PENGENDALIAN MUTU :
Pengaturan lalu lintas dan pemasangan rambu-rambu pada lokasi pekerjaan
Bahan material yang akan dipasang/dipakai untuk item pekerjaan ini, maka sebelumnya contoh
bahan tersebut diajukan ke Direksi Pekerjaan untuk d i s e t u j u i d a n dilakukan pengujian
laboratorlum, serta pengendalian mutu hasil campuran Mortar dilapangan.
Patok Kilometer
Pekerjaan patok Kilometer berisi informasi yang dipasang pada setiap interval jarak 1 Km yang
dipasangan pada bagian kiri dan kanan jalan. Adapun tahapan pelaksanaannya adalah sebagai
berikut :
ASUMSI :
Pekerjaan dilakukan dengan cara manual
Bahan (patok kilometer) diterima seluruhnya di lokasi pekerjaan.
a. Perkerasan Jalan
i) Perkerasan Berpenutup Aspal
Pekerjaan layanan pemeliharaan jalan untuk perkerasan berpenutup aspal mencakup kegiatan yang
terutama bertujuan untuk memelihara kerataan permukaan jalur lalu lintas, seperti menutup
celah/retak permukaan (sealing), penambalan lubang-lubang (patching), perataan setempat (spot
leveling), perbaikan tepi perkerasan, pelaburan aspal, perbaikan permukaan yang bergelombang
atau keriting (corrugations), pelepasan butir dan meratakan alur (rutting) yang dalam untuk
mempertahankan lereng melintang jalan yang standard dan sebagainya.
Pekerjaan layanan pemeliharaan perkerasan juga untuk memperbaiki kekuatan struktural perkerasan
jika dipandang perlu sebagai bagian dari pekerjaan perbaikan dalam layanan pemeliharaan jalan,
untuk mencegah kerusakan yang lebih besar dan menjaga kinerja perkerasan jalan, sebagaimana
yang ditetapkan dalam indikator kinerja jalan dalam Spesifikasi.
ii) Perkerasan Kaku (Rigid Pavement)
Layanan pemeliharaan untuk perkerasan beton semen (perkerasan kaku/rigid pavement), meliputi
perbaikan celah pada ekpansi (Expansion Joint Repairs), penurunan lantai (slab) pada sambungan,
perbaikan retak dan lubang pada lantai (slab).
Perbaikan kerusakan meliputi pengisian celah pada ekpansi termasuk dengan rubberized asphalt,
pengangkatan lantai beton yang turun untuk mengisi rongga dibawah lantai dengan semen pengisi
menggunakan mud jacking machine, sedangkan kerusakan lantai yang retak atau pecah harus
ditambal/diisi dengan beton yang kualitasnya harus sama atau lebih tinggi dari kualitas beton
yang ada.
b ) Bahu Jalan
Pekerjaan layanan pemeliharaan bahu jalan atau perbaikan yang terutama bertujuan untuk memelihara
atau perbaikan bahu jalan sehingga kemiringannya tetap sesuai dengan ketentuan sebagaimana yang
disyaratkan, seperti pengisian lubang, pengeprasan,pembuangan tanaman liar atau rumput, semak-
semak dan benda lainnya sehingga bahu jalan dapat berfungsi dengan baik sebagaimana yang
ditetapkan dalam indikator kinerja bahu jalan yang persyaratkan.
Pekerjaan ini juga mencakup pengisian pada lubang-lubang bahu dengan mutu material yang sama
dengan bahu jalan yang ada (existing), pemotongan permukaan bahu jalan jika elevasi permukaan
bahu jalan lebih tinggi dari permukaan jalan dan sebaliknya, pembentukan kemiringan/kerataan bahu,
perbaikan amblas/penurunan, pembuangan semak-semak atau tanaman liar atau rumpu/rumput
dan/atau penghalang lainnya yang mengganggu fungsi bahu jalan.
c) Drainase
Pekerjaan layanan pemeliharaan drainase atau perbaikan drainase yang bertujuan supaya sistem
drainase berfungsi dengan baik dan lancar, pada lokasi yang termasuk dalam cakupan pekerjaan
drainase antara lain saluran samping, saluran melintang, saluran pembuang (outlet), saluran
pengumpul (inlet), saluran olakan (catch pits) dan seluruh sistem drainase yang terkait dengan
pekerjaan serta perbaikan lereng timbunan/galian pada lokasi dalam kontrak.
Pekerjaan layanan pemeliharaan drainase meliputi pekerjaan pemeliharaan dan/atau perbaikan struktur
drainase dengan pelapisan (pasangan batu, beton bertulang dan lainnya) pada saluran samping,
saluran melintang, saluran pembuang dan saluran pengumpul. Pekerjaan ini juga meliputi normalisasi
drainase termasuk pemotongan semak/ rumput pada sisi saluran, pembuangan lanau, daun, kotoran,
tanah sedimen atau endapan, semak dan bahan-bahan lainnya hingga luasan penampang basah
saluran tidak berkurang dan perbaikan lereng timbunan/galian. Seluruh sistem drainase yang terkait
harus dipelihara dengan baik dan diperbaiki jika terjadi kerusakan hingga dapat berfungsi dengan
normal dan baik, sesuai dengan indikator kinerja drainase yang dipersyaratkan, jika diperlukan
pembersihan saluran pembuang atau saluran pengumpul menuju hulu dan hilir sampai sejauh 100
meter di luar batas daerah konstruksi dan ruang milik jalan.
Bahan
Perbaikan Lubang dan Penambalan Kecil
Bahan yang digunakan untuk penambalan lubang harus sama atau lebih tinggi mutunya dari bahan yang
ada di sekelilingnya, kecuali diperintahkan lain oleh Pejabat Pembuat Komitmen. (contoh, perkerasan
dengan Lapis Pondasi Agregat Kelas A, AC-BC dan AC-WC, maka Lapis Pondasi Agregat Kelas A harus
diperbaiki dengan Lapis Pondasi Agregat Kelas A, lapis pondasi beraspal dengan AC-BC dan lapis
permukaan diperbaiki dengan AC-WC, kecuali diperintahkan lain oleh Pejabat Pembuat Komitmen).
Bahan yang digunakan dapat mencakup bahan timbunan pilihan, Lapis Podasi Agregat Kelas A (untuk
jalan berpenutup aspal), AC-BC, ACWC, Lapis Resap Pengikat, Lapis Perekat, AC-BC, AC-WC, atau
bahan konstruksi lainnya untuk perkerasan, sesuai dengan jenis lapisan perkerasan yang sedang
diperbaiki. Bahan-bahan ini umumnya harus sesuai dengan Spesifikasi Umum atau
Spesifikasi Teknik yang berkaitan, seperti yang diperintahkan Pejabat Pembuat Komitmen.
Untuk perkerasan kaku (rigid pavement) mutu beton yang digunakan harus sama atau lebih tinggi dari
mutu beton yang ada lokasi pekerjaan, jika menggunakan bahan tambahan (additive) sebagai bahan
campuran beton maka proporsi campuran bahan tambahan (additive) harus sesuai dengan ketentuan dari
jenis additive yang digunakan
a. Memeriksa apakah struktur jembatan masih aman untuk dilalui oleh lalu –lintas;
b. Memeriksa keselamatan struktur secara keseluruhan dan terpadu; dan
c. Memeriksa apakah timbul suatu kondisi yang tidak lazim yang membutuhkan penyelidikan pemeliharaan
atau penanganan darurat lebih lanjut;
d. Memeriksa bahwa seluruh komponen jembatan dapat berfungsi secara wajar;
e. Melakukan pembersihan komponen jembatan, terutama yang berdampak terhadap komponen jembatan
yang tidak berfungsi.
E. PEMELIHARAAN
Pemeliharaan setelah selesai pelaksanaan pekerjaan akan terus dilakukan pemeliharaan sesuai
ketentuan dalam Dokumen Kontrak. Pelaksanaan kegiatan pemeliharaan dilakukan terhadap semua
item pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan dengan jangka waktu pemeliharaan sejak Berita Acara
Serah Terima Pertama Pekerjaan (PHO).
F. PENUTUP
Metode pelaksanaan pekerjaan ini yang kami usulkan adalah sebagai kerangka acuan dalam
melaksanakan pekerjaan dilapangan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan pada Spesfikasi
Teknik maupun spesifikasi khusus atau atas petunjuk Direksi Pekerjaan secara sistimatis agar dalam
penyelesaian pekerjaan ini sesuai dengan tepat waktu, tepat mutu, tepat biaya sehingga akan tercapai
kinerja yang sinergi dengan jadwal waktu yang telah ditentukan.
……………………………..
Direktur Utama