Idk 4 Askep Gagal Jantung Makalah 3a

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 33

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Jantung merupakan salah satu organ penting dalam tubuh manusia
dimana jantung berperan sebagai pompa darah kaya oksigen keseluruh tubuh
manusia maupun mengangkut sisa-sisa makanan dalam jantung (DiGiulio,
2014). Penyakit kardiovaskuler merupakan salah satu jenis penyakit yang saat
ini banyak diteliti dan dihubungkan dengan gaya hidup seseorang. Penyakit
ini merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia (WHO, 2013).
Gagal jantung adalah keadaan patofisiologik dimana jantung sebagai
pompa tidak mampu memenuhi kebutuhan darah untuk metabolisme jaringan
(Wijaya, 2013). Gagal jantung dapat di diagnosis ketika seorang pasien
memiliki tanda gejala seperti: nafas pendek yang tipikal saat istirahat atau
saat melakukan aktifitas disertai kelelahan, tandatanda retensi cairan seperti
kongesti paru atau edema pergelangan kaki serta adanya bukti obyektif dari
gangguan struktur atau fungsi jantung saat istirahat (Siswanto dkk, 2009).
Gagal jantung terjadi karena perubahan fungsi sistolik dan diastolik ventrikel
kiri. Jantung mengalami kegagalan karena efek struktural atau penyakit
intrinsik sehingga jantung tidak dapat menangani jumlah darah yang normal
atau tidak dapat melakukan toleransi peningkatan volume darah (misalnya
selama latihan fisik) (Black & Hawks, 2014). Masalah keperawatan yang
muncul pada pasien gagal jantung adalah gangguan oksigenasi, pola nafas
tidak efektif, intoleransi aktivitas, gangguan kebutuhan istirahat dan tidur,
nyeri (Herdman, 2014).

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa dapat memahami konsep teori dan asuhan
keperawatan klien dengan gangguan sistem kardiovaskuler yaitu gagal
jantung.

1
1.2.2 Tujuan Khusus
A. Anatomi dan fisiologi
1. Menjelaskan tentang anatomi dan fisiologi sistem pernapasan

B. Konsep Dasar :
1. Menjelaskan tentang definisi gagal jantung
2. Menjelaskan tentang etiologi gagal jantung
3. Menjelaskan tentang klasifikasi gagal jantung
4. Menjelaskan tentang manifestasi klinis gagal jantung
5. Menjelaskan tentang patofisiologi gagal jantung
6. Menjelaskan tentang pemeriksaan penunjang gagal jantung
7. Menjelaskan tentang penatalaksanaan gagal jantung
8. Menjelaskan tentang komplikasi gagal jantung
9. Menjelaskan tentang WOC gagal jantung

C. Asuhan keperawatan
1. Menjelaskan tentang pengkajian klien dengan gagal jantung
2. Menjelaskan tentang diagnosis keperawatan klien dengan
gagal jantung
3. Menjelaskan tentang intervensi dan rasional tindakan klien
dengan gagal jantung
4. Menjelaskan tentang implementasi dan evaluasi tindakan
klien dengan gagal jantung

1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini adalah sebagai media
informasi bagi semua kalangan, khususnya perawat mengenai bahaya gagal
jantung serta penatalaksanaan proses keperawatan gagal jantung.

2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Anatomi dan Fisiologi

Gambar 2.1 Anatomi dan Fisiologi

a. Perikardium

Jantung berada dalam rongga berisi cairan yang disebut rongga


perikardial. Dinding dan lapisan rongga perikardial inilah yang disebut
dengan perikardium. Perikardium ialah sejenis membran serosa yang
menghasilkan cairan serous untuk melumasi jantung selama berdenyut dan
mencegah gesekan yang menyakitkan antara jantung dan organ sekitarnya.
Bagian ini juga berfungsi untuk menyangga dan menahan jantung untuk
tetap berada dalam posisinya. Dinding jantung terdiri dari tiga lapisan
yaitu epikardium (lapisan terluar), miokardium (lapisan tengah), dan
endokardium (lapisan dalam).

b. Serambi

Serambi atau disebut juga atrium merupakan bagian jantung atas


yang terdiri dari serambi kanan dan kiri. Serambi kanan berfungsi untuk
menerima darah kotor dari tubuh yang dibawa oleh pembuluh darah.
Sedangkan serambi kiri berfungsi untuk menerima darah bersih dari paru-
paru. Serambi memiliki dinding yang lebih tipis dan tidak berotot karena
tugasnya hanya sebagai ruangan penerima darah.

3
c. Bilik

Sama seperti serambi, bilik atau disebut juga ventrikel merupakan


bagian jantung bawah yang terdiri dari bagian kanan dan kiri. Bilik kanan
berfungsi untuk memompa darah kotor dari jantung ke paru-paru.
Sementara itu, bilik kiri berfungsi untuk memompa darah bersih dari
jantung ke seluruh tubuh. Dinding bilik jauh lebih tebal dan berotot
dibandingkan dengan serambi karena bekerja lebih keras untuk memompa
darah baik dari jantung ke paru-paru maupun ke seluruh tubuh.

d. Katup

Jantung memiliki empat katup yang menjaga aliran darah mengalir


ke satu arah, yaitu:

1. Katup trikuspid, mengatur aliran darah antara serambi kanan dan bilik
kanan.

2. Katup pulmonal, mengatur aliran darah dari bilik kanan ke arteri


pulmonalis yang membawa darah ke paru-paru untuk mengambil
oksigen.

3. Katup mitral, mengalirkan darah yang kaya oksigen dari paru-paru


mengalir dari serambi kiri ke bilik kiri.

4. Katup aorta, membuka jalan bagi darah yang kaya akan oksigen untuk
dilewati dari bilik kiri ke aorta (arteri terbesar di tubuh).

e. Pembuluh darah

Ada tiga pembuluh darah utama yang terdapat di jantung, yaitu:

1. Arteri, membawa darah yang kaya akan oksigen dari jantung ke bagian
tubuh lainnya. Arteri memiliki dinding yang cukup elastis sehingga
mampu menjaga tekanan darah tetap konsisten.

4
2. Vena, pembuluh darah yang satu ini membawa darah yang miskin
oksigen dari seluruh tubuh untuk kembali ke jantung. Dibandingkan
dengan arteri, vena memiliki dinding pembuluh yang lebih tipis.

3. Kapiler, pembuluh darah ini bertugas untuk menghubungkan arteri


terkecil dengan vena terkecil. Dindingnya sangat tipis sehingga
memungkinkan pembuluh darah untuk bertukar senyawa dengan
jaringan sekitarnya, seperti karbon dioksida, air, oksigen, limbah, dan
nutrisi.

2.2. Konsep Dasar


2.2.1 Definisi
Definisi Gagal jantung adalah sindrom klinis (sekumpulan
tanda dan gejala), ditandai oleh kekakuan dan fatik (saat istirahat atau
saat aktivitas) yang disebabkan oleh kelainan struktur atau fungsii
jantung. Gagal dapat disebabkan oleh perbaikan yang dikeluarkan
oleh pengisian ventrikel- (disfungsi diastolik) dan / atau kontraktilitas
miokardial (disfungsi sistolik). (Sudoyo Aru, dkk 2009).

2.2.2 Etiologi
Penyebab gagal jantung menurut Karson (2012) dikelompokkan
sebagai berikut.

a) Kelainan otot jantung

Gagal jantung sering terjadi pada penderia kelainan otot


jantung. Kondisi yang mendasari penyebab kelainan fungsi otot
jantung mencakup aterosklerosis koroner, hipertesnsi srterial dan
penyakit otot degeneratif atau inflamasi.

b) Aterpsklerosis Koroner

Mengakibatkan disfungsi miokardium karena terganggunya


aliran darah ke otot jantung.

c) Hipertensi sistemik atau pulmonal ( peningkatan afterload)

5
Meningkatkan beban kerja jantung dan pada gilirannya
mengakibatkan hipertensi serabut otot jantung.

d) Peradangan dan penyakit miokardium

Degeneratif berhubungan dengan gagal jantung karena


kondisi ini secara lamgsumg merusak serabut jantung,
menyebabkan kontraktivitas menurun.
e) Penyakit jantung Lain,
gagal jantung yang sebenarnya tidak secara langsung
mempengaruhi jantung.

f) Faktor sistemik

Meningkatnya laju metabolisme (misal; demam), hipoksia


dan anemia memikirkan peningkatan curah jantung untuk
memenuhi kebutuhan oksigen sistemik.

2.2.3 Klasifikasi

- Menurut gejala dan intensitas gejala : ( Morton, 2012 )

a. Gagal jantung akut

Timbulnya gejala secara mendadak, biasanya selama beberapa hari


atau beberapa jam.

b. Gagal jantung kronik

Perkembangan gejala selama beberapa bulan sampai beberapa


tahun dan menggambarkan keterbatasan kehidupan sehari-hari.

- Menurut letaknya :

a. Gagal jantung kiri

Merupakan kegagalan ventrikel kiri untuk mengisi /


mengosongkan dengan benar dan dapat lebih lanjut
diklasifikasikan menjadi disfungsi sistolik dan diastolik.

6
b. Gagal jantung kanan

Merupakan kegagalan ventrikel kanan untuk memompa


secara adekuat. Penyebab gagal jantung kanan yang paling sering
terjadi adalah gagal jantung kiri, tetapi gagal jantung kanan dapat
terjadi denga adanya ventrikel kiri benar-benar normal dan tidak
menyebabkan gagal jantung kiri. Gagal jantung kanan dapat juga
disebabkan oleh penyakit paru dan hipertensi arteri pulmonary
primer.

2.2.4 Manifestasi Klinis


a. Kriteria major
- Paroksismal nocturnal dispnea
- Distensia vena leher
- Ronki paru
- Kardiomegali
- Edema paru akut
- Gallop S3
- Peninggian vena jugularis
- Refluks hepatojugular

b. Kriteria monor
- Edema ekstremitas
- Batuk malam hari
- Dipnea d’effort
- Hepatomegali
- Efusi pleura
- Penurunan kapasitas vital 1/3 dari normal
- Takidardia ( >120/menit )
c. Major atau minor
- Penurunan BB >4.5 kg dalam 5 hari pengobatan

Diagnose gagal jantung ditegakkan minimal ada 1 kriteria major dan 2


kriteria minor

2.2.5 Patofisiologi

Kelainan fungsi otot jantung disebabkan oleh aterosklerosis


koroner, hipertensi atreal dan penyakit otot degenaratif / inflamasi.
Aterosklerosis koroner mengakibatkan disfungsi miokardium karena
terganggunya aliran darah ke otot jantung. Terjadinya hipoksia dan

7
asidosis ( akibat penumpukan asam laktat ). Infark miokardium
biasanya mendahului terjadinya gagal jantung. Hipertensi sistemik
( peningkatan afterload ) meningkatkan beban jantung. Hipertrofi
miokard / dapat dianggap sebagai mekanisme kompensasi akan
meningkatkan kontraktilitas jantung. Tetapi untuk alasan tidak jelas,
hipertrofi otot jantung tadi tidak dapat berfungsi secara normal, dan
akhirnya terjadi gagal jantung.

2.2.6 Pemeriksaan Penunjang

a. Elektro kardiogram
(EKG)
Hipertropi atrial atau ventrikel, penyimpangan aksis, iskemia,
disritmia, takikardi dan fibrilasi atrial
b. Uji stress
Merupakan pemeriksaan non-invasi yang bertujuan untuk
menentukan kemungkinan iskemia/ intraks yang terjadi sebelumya
c. Ekokardiografi
Ekokardiografi model m, Ekokardiografi dua dimensi (CT.
SCAN), Ekokardiografi Doppler

d. Katerisasi jantung

Tekanan abnormal merupakan indikasi dan membantu


membedakan gagal jantung kanan dan gagal jantung kiri dan
sitonosis katup atau insufisiensi

e. Radiografi dada
Dapat menunjukkan bembesaran jantung, bayangan
mencerminkan dilatasi atau hipertrofi bilik, atau perubahan dalam
pembuluh darah abnormal
f. Elektrolit
Mungkin berubah karena perpindahan cairan / penurunan fungsi
ginjal

2.2.7 Penatalaksanaan

Penatalaksanaan gagal jantung dibagi atas:

8
1. Terapi non farmakologi

Terapi non farmakologi yaitu antara lain perubahan gaya


hidup, monitoring dan kontrol faktor resiko.

2. Terapi farmakologi

Terapi yang dapat diberikaan antara lain golongan diuretik,


Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor (ACEI), beta bloker,
Angiotensin Receptor Bloker (ARB), glikosida jantung,
vasodilator, agonis beta, serta bipiridin.

2.2.8 Komplikasi

a. Gangguan pertumbuhan
Pada bayi dan anak yang menderita gagal jantung yang lama
biasanya mengalami gangguan pertumbuhan. Berat badan lebih
terhambat dari pada tinggi badan.
b. Dispnea
Pada gagal jantung kiri dengan gangguan pemompaan pada
ventrikel kiri dapat mengakibatkan bendungan paru dan
selanjutnya dapat menyebabkan ventrikel kanan berkompensasi
dengan mengalami hipertrofi dan menimbulkan dispnea dan
gangguan pada sistem pernapasan lainnya.

c. Gagal ginjal
Gagal jantung dapat mengurangi aliran darah pada ginjal,
sehingga akan dapat gagal ginjal jika tidak ditangani.

c. Hepatomegali, ascites,
bendungan pada vena perifer dan gangguan gastrointestinal
pada gagal jantung kanan.

e. Serangan jantung dan stroke

9
Disebabkan karena aliran darah pada jantung rendah,
sehingga menimbulkan terjadinya jendalan darah yang dapat
meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke.

f. Syok kardiogenik
Akibat ketidakmampuan jantung mengalirkan cukup darah
ke jaringan untuk memenuhi kebutuhan metabolisme. Biasanya
terjadi pada gagal jantung refrakter.

2.2.9 WOC

Disfungsi Miokard Beban Tekanan Beban Sistolik Peningkatan Kebutuhan Beban Volume
(AMI) Miokarditis Berlebih Berlebih Metabolisme Berlebih

10
Kontraktilitas Beban Systole Perload
Menurun Meningkat Meningkat

Kontraktilitas
Menurun

Hambatan
Pengosongan
Ventrikel

COP Menurun
↓ Gagal Jantung
Beban Jantung
Meningkat Kanan

CHF

Gagal Pompa Ventrikel Kiri Penurunan Curah Jantung Gagal Pompa Ventrikel Kanan

Forward Failure Backward Tekanan Diastole Naik


↓ ↓ ↓ Failur ↓
Suplai Darah Suplai O2 Otak Renal Flow↓ ↓ Bendungan Atrium Kanan
Jaringan Menurun Menurun LVED naik ↓

↓ KAA ↑ ↓ Bendungan Veng Sistemik

Metabolis anaerob Sinkop Tekanan Vena |

↓ Aldosteron↑ Pulmonalis↑ ↓ ↓
Penimbunan Asam Penurunan ↓ Lien Hepar
Laktat dan ATP Perfusi ↓
Adit↑ Tekanan Kapiler ↓ ↓
↓ Jaringan Paru↑ Splenomegali Hepatomegali
Fatigue ↓
Retensi Na + H2O ↓ ↓ | |
↓ Edema Paru Beban Ventikel ↓
Intoleransi Aktifitas ↓ Mendesak diafrakma
Kelebihan Volume ↓ Kanan↑
Cairan Ronkhi Basah ↓
↓ Sesak Nafas
↓ Hipirteropy
Jaringan Otot Ganguan Ventrikel Kanan ↓
Iskemik
Jantung Pertukaran Gas Pola Nafas Tidak Efektif

11
2.2.10 Asuhan Keperawatan Teori
A. Pengkajian
1) Pengkajian mengenai
 Identitas pasien
 Jenis kelamin
 Tanggal lahir
 Umur/usia
 Tempat lahir
 Asal suku Bangsa
 Nama Orang Tua
 Pekerjaan orang Tua
 Penghasilan

2) Keluhan Utama
 Nyeri dada lebih parah ketika batuk.
 Sesak napas 2 hari
 Nyeri dada lebih parah ketika melakukan aktivitas
sehari-hari

3) Riwayat Kesehatan Dahulu


 Apakah sebelumnya pernah menderita nyeri dada, darah
tinggi, DM, hiperlipidemia
 Obat apa saja yang pernah diminum yang berhubungan
dengan obat diuretic, nitral, penghambat beta serta
intihipertensi, ;apakah ada efek samping dan alergi obat.

4) Riwayat Penyakit Sekarang.


 Penyebab kelemahan fisik setelah melakukan aktivitas
yang ringan sampai berat.
 Seperti apa kelemahan melakukan aktivitas yang
disarankan, biasanya disertai dengan sesak nafas.
 Apakah kelemahan fisik bersifat lokal/keseluruhan
sistem ototdan apakah disertai ketidakmampuan dalam
melalkukan pergerakan.
 Bagaimana nilai rentang emampuan dalam melakukan
aktivitas sehari-hari.
 Kapan timbulnya keluhan kelemahan beraktivitas
seberapa lemahnya kelemahan beraktivitas, apakah
setiap waktu, saat istirahat ataupun saat beraktivitas.

5) Riwayat Kesehatan Keluarga

12
 Sesorang yang pernah mengidap penyakit jantung ,
maka akan beresiko mengalami penyakit jantung pula.
 Penyakit yang pernah diderita keluarga dan jika ada
keluarga yang meninggal apa penyebabnya.

6) Perilaku yang mempengaruhi kesehatan


 Keadaan lingkunganya,
 Kebiasaan dalam pola hidup pasien
 Kebiasaan merokok

7) Observasi dan pemeriksaan fisik


a. Keadaan umum
Kesadaran : komposmetis hingga koma
 Tanda-tanda vital

Pengkajian tanda-tanda vital sebelum pasien


sakit(berdasarkan wawancara/catatan kesehatan
pasien,jika ada) dan TTV saat pengkajian.

TTV yang diperiksa meliputi :

x
S = °c N =
mnt

x
TD = mmHg RR =
mnt

b. Pemeriksaan Fisik

1. B1 (Breathing)
Pengkajian yang di dapatkan dengan adanya
tanda kongsti vaskuler pulmonal adalah dispnea,
ortopnea, batuk, dan edema pulmonal akut.

2. B2 (Blood)
a. Inspeksi
Pemeriksaan adanya parut pasca
pembedahan jantung dilakukan untuk melihata
adanya dampak penurunan curah jantung. Tekanan

13
darah saat istirahat sistolik arterial dewasa
normalnya <150 mmHg, diastolik <90 mmHg.
Pengukuran tekanan vena jugularis (JVP) dapat
dilakukan untuk mengukur tekanan atrium kanan
secara tidak langsung, normalnya 6-8 mmH2O jika
kurang dari 5 mmH2O dapat berarti hipovolemik
sementara dan jika lebih dari 9 mmH2O terdapat
gangguan pada pengisian kardiac.
Pengukuran dengan EKG dapat di lihat pada
pasien gagal jantung kongestif pada segmen ST
meninggi, gelombang Q menunjukkan infak
sebelum dan kelainan pada segmen ST. 25
Hipertrofi fentrikel kiri dan gelombang T
berbalik menunjukkan stenosis dan penyakit jantung
hipertensi. Aritmia: defiasi aksis kekanan, reigh
bundle branch block dan hipertrofi ventrikel kanan
menunjukkan adanya disfungsi ventrikel kanan.
b. Palpasi
Karena peningkatan frekuensi jantung
merupakan respon awal jantung terhadap stres,irama
lain yang berhubungan dengan kegagalan pompa
meliputi kontraksi atrium prematur, takikardi atrium
proksimal, dan denyut ventrikel prematur.
Perubahan nadi selama gagal jantung menunjukkan
denyut yang cepat dan lemah.
c. Perkusi
Batas jantung terjadi pergeseran di mana hal
ini menandakan adanya hipertrofi jantung
(Cardiomegali).
d. Auskultasi
Tanda fisik yang berkaitan dengan kegagalan
ventrikel kiri dapat dikenali dengan mudah dengan

14
dua cara. Pertama, bunyi jantung ketiga dan
keempat serta bunyi crakles pada paru mengikuti
kontraksi atrium dan terdengar paling baik dengan
menggunakan bel stetoskop yang ditempelkan tepat
pada apeks jantung. Kedua, bunyi jantung pertama
tidak selalu tanda pasti kegagalan kongestif, tetapi
dapat menurunkan komplain (peningkatan
kekakuan) miokard.

3. B3 (Brain)
Kesadaran penderita biasanya agak terganggu
apabila terjadi gangguan perfusi jaringan dalam
skala berat. Pengkajian terhadap pasien ditandai
dengan wajah pasien yang terlihat meringis,
menangis, atau merintih.

4. B4 (Bladder)
Pengukuran volume keluaran urine
berhubungan dengan asupan cairan, karena itu
perawat perlu memantau adanya oliguria sebagai
tanda awal dari terjadinya shock kardiogenik.
Adanya edema ekstremitas mendadak terjadi retensi
cairan yang parah.

5. B5 (Bowel)
Pasien biasanya merasakan mual dan
muntah, penurunan nafsu makan akibat pembesaran
vena dan stasis vena di dalam rongga abdomen, serta
penurunan berat badan.

6. B6 (Bone)

15
Hal-hal yang biasanya terjadi dan ditemukan
pada pengkajian B6 adalah sebagai berikut:
a. Kulit dingin
b. Mudah lelah
c. Perubahan bentuk tulang

Pemeriksaan penunjang

a. Elektro
kardiogram (EKG)
Hipertropi atrial atau ventrikel, penyimpangan aksis, iskemia,
disritmia, takikardi dan fibrilasi atrial

Analisa Data

Data yang sudah terkumpul selanjutnya dikelompokkan dan


dilakukan analisa serta sintesa data. Di bedakan atas data subjektif
dan objektif. Data yang telah dikelompokkan tadi dianalisa sehingga
dapat diambil kesimpulan tentang masalah keperawatan dan
kemungkinan penyebab yang dirumuskan dalam bentuk diagnosa
keperawatan.

B. Diagnosa Keperawatan

1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan


afterload iskemia miokard, hipertrofi ventricular

2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan


umum ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen

16
3. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan
membran kapiler alveolus yang diakibatkan oleh tekanan
kapiler paru

C. Intervensi

Memikirkan suatu tindakan yang dilakukan perawat


untuk kepentingan pasien serta untuk menguramgi/ mengatasi
resiko penurunan curah jantung, intoleransi aktivitas, dan nyeri
akut.
D.Implementasi
Melakukan hal ada pada intervensi dan aktivitas yang
telah dicatat dalam rencana keperawatan pasien dapat dilakukan
tepat waktu dan sesuai prioritas untuk mengurangkan /mengatasi
resiko penurunan curah jantung , intoleransi aktivitas, dan nyeri
akut .
E Evaluasi
Mengevaluasi respon pasien terhadap perawatan yang telah
diberikan untuk mngetahui hasil yang dicapai

BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN KASUS

3.1. Trigger Case


Tuan H pada tanggal 29 april 2019 dibawa ke IGD RSU persahabatan dan
dibawa keruang cempaka , klien mengeluh nyeri dada 3 minggu sebelum

17
mrs. Timbul terutama saat batuk dan sesak nafas , sesak sejak 2 hari
sebelum mrs, dan apabila melakukan aktivitas sehari-hari semakin
bertambah. Sesaknya tidak berkurang dengan pemberian obat dari dokter,
pasien tidur menggunakan bantal lebih dari 2.

3.2. Pengkajian
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN PASIEN BRONKITIS

Pengkajian tanggal : Jam :


MRS tanggal : No.RM :
Diagnosa masuk : Hari rawat :
Ruang/kelas :

A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Penanggung jawab biaya :
Usia : Nama :
Jenis kelamin : Alamat :
Agama : Hub. Keluarga :
Pendidikan : Telepon :
Status perkawinan :
Pekerjaan :
Alamat :
KELUHAN UTAMA :

B. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

C. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

1. Pernah dirawat □ ya,jenis............. □ tidak

18
2. Riwayat penyakit kronis dan menular □ ya,jenis............. □ tidak
3. Riwayat penyakit alergi □ ya, jenis............. □ tidak
4. Riwayat operasi □ ya,jenis............. □ tidak
-Kapan :...............................................................
-Jenis operasi : ...............................................................
5. lain-lain:
........................................................................................................................
........................................................................................................................
D. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

□ ya :......................... □ tidak

GENOGRAM

E. PERILAKU YANG MEMPENGARUGI KESEHATAN

□ Alkohol ya □ tidak □
Keterangan :..............................................................................................
□ Merokok ya □ tidak □
Keterangan :..............................................................................................
□ Obat ya □ tidak □
Keterangan :..............................................................................................
□ Olahraga ya □ tidak □
Keterangan :..............................................................................................

F. OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK


1. Keadaan Umum

Tanda-tanda vital
Keadaan umum : baik sedang lemah
x
S = ◦C N= /Mnt

19
x
RR= /Mnt TD= mmHg
MASALAH KEPERAWATAN : Demam Tinggi
2. Sistem Pernafasan (B1)
a. RR =
b. Keluhan sesak nyeri waktu sesak orthophena
Batuk Produktif Tidak Produktif
Secret :................. Bau
:.................
Warna :................. Konsistensi :................
c. Pola Nafas Irama □ Teratur □ Tidak Teratur
d. Jenis
Pernafasan Cuping Hidung □Ada □ Tidak
Septum Nasi □ Simetris □ Tidak Simetris
e. Bentuk Dada □ Simetris □ Asimetris □BarrelChest
□ Funnel Chest □ Pigeons Chest
f. Suata Napas □ Vesicular □ Whezzing
□ Ronchi D/S □ Ralesd/S
g. Alat Bantu Napas □ Ya □ Tidak
Jenis :....................... .....Flow.......................Lpm....................
h. Penggunaan WSD
Jenis =.............................................................
Jumlah Cairan =.............................................................
Undulasi =.............................................................
Tekanan =.............................................................
i. Trakeastomy □ Ya □ Tidak
j. Lain-Lain =
MASALAH KEPERAWATAN :
..........................................................................................................
..........................................................................................................
3. Sistem Kardiovaskuler (B2)

a. Keluhan nyeri dada ya tidak

20
P: .............................................................................................................

Q: .............................................................................................................

R: .............................................................................................................

S: .............................................................................................................

T: .............................................................................................................

CRT : ......................................................................................................

b. Konjungtiva pucat ya tidak


c. Bunyi jantung: Normal Murmur Gallop lain-lain
d. Irama jantung: Reguler Ireguler
S1/S2 tuggal ya tidak
e. Akral : Hangat Panas
Dingin kering Dingin basah
f. Siklus primer Normal Menurun
g. JVP : ........................................................................................................
Lain-lain: ..................................................................................................

MASALAH KEPERAWATAN :

...................................................................................................................
...................................................................................................................

4. Sistem Persarafan (B3)

a. Kesadaran composmentis apatis somnolen sopor koma


GCS
b. Pupil isokor anisokor
c. Sclera Anikterus Ikterus
d. Konjungtiva Ananemia Anemis
e. Istirahat/Tidur : .........................................................
f. Nyeri tidak ya, Skala nyeri : lokasi :
g. Refleks fisiologis : patella triceps biseps lain-lain :
h. Refleks patologis : babinsky budzinsky kernig lain-lain
i. Keluhan pusing ya tidak
MASALAH KEPERAWATAN :

21
...................................................................................................................
...................................................................................................................

5. Sistem Perkemihan (B4)

a. Kebersihan genetalia : Bersih Kotor


b. Sekret : Ada Tidak
c. Ulkus : Ada Tidak
d. Kebersihan Meatus uretera : Bersih Kotor
e. Keluhan kencing Ada Tidak
Bila ada jelaskan :

...................................................................................................................
...................................................................................................................

f. Kemampuan berkemih
Spontan Alat bantu, sebutkan................................

Jenis : .....................................

Ukuran : .....................................

Hari Ke : .....................................

g. Produksi urine : ..................ml/jam

Warna : ................................................

Bau : ...............................................

h. Kandung kemih : Membesar Ya Tidak


i. Nyeri Tekan : Ya Tidak
j. Intake CairanOral : ................cc/hari Parenteral : ...........cc/hari
k. Balance Cairan :.................................................................................
o. Lain-
lain : ..........................................................................................................
........
MASALAH KEPERAWATAN :

...................................................................................................................
..................................................................................................................

22
6. Sistem Pencernaan (B5)

a. TB :...................cm BB :....................Kg
b. IMT:.................... Interpretasi :....................
c. LLA:...................

MASALAH KEPERAWATAN :

........................................................................................................................
........................................................................................................................
.....................................................................................................................

d. Mulut : Bersih Kotor


e. Mukosa mulut : Lembab Kering Merah Stomatitis
f. Tenggorokan Nyeri telan Sulit menelan

Pembesaran tonsil Nyeri telan

g. Abdomen Supel Tegang nyeri tekan

Luka operasi Jejas lokasi :

Pembersihan hepar ya tidak

Pembesaran lien ya tidak

Ascites ya tidak

Drain Ada Tidak

- Jumlah : .........................
- Warna : .........................
- Kondisi area sekitar insersi : .........................................

Mual ya tidak

Muntah ya tidak

Terpasang NGT ya tidak

Bising usus : .......................x/mnt

h. BAB : ..........x/hr,

konsistensi : Lunak Cair Lendir/darah

Konstipasi Inkontinensia Kolostomi

i. Diet Padat Lunak Cair

Diet Khusus : .................................................................................

23
Nafsu Makan Baik Menurun

Frekuensi : ..........x/hr Jumlah : ............ Jenis: ...........

Lain-
lain .................................................................................................................
.......

MASALAH KEPERAWATAN :

7. Sistem Muskuloskeletal dan Integumen (B6)

a. Kekuatan Otot

b. Pergerakkan sendi bebas terbatas

c. Kelainan ekstremitas ya tidak

d. Kelainan tlg. Belakang ya tidak

e. Fraktur ya tidak

- Jenis : ......................................................................

f. Traksi/spalk/gips ya tidak

- Jenis : .........................................

- Beban : .........................................

- Lama pemasanagn : ...........................................

g. Penggunaan spalk/gips ya tidak

h. Keluhan nyeri : ya tidak

i. Sirkulasi perifer : ......................................

j. Kompartemen sindrom ya tidak

k. Kulit Ikterik Sianosis Kemerahan Hiperpigmentasi

l. Akral Hangat Panas Dingin Kering Basah

m. Turgor Baik Kurang Jelek

n. Odema : Ada Tidak ada

24
o. Luka operasi jenis : .................. Luas : Bersih Kotor

p. Tanggal operasi : ...................

q. Jenis operasi : ...................

r. Lokasi : ...................

s. Keadaan : ..................

t. Drain : Ada Tidak ada

u. Jumlah : ..................

v. Warna : ..................

Lain-lain
: ......................................................................................................................
.......

MASALAH KEPERAWATAN :

.............................................................................................................................

.............................................................................................................................

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Elektro kardiogram (EKG)
Hipertropi atrial atau ventrikel, penyimpangan aksis, iskemia,
disritmia, takikardi dan fibrilasi atrial

25
ANALISA DATA

N DATA ETIOLOGI MASALAH


O
1 DS : TN. Hmengatakan Penyakit jantung Penurunan curah jantung
nyeri dada sejak 3 minggu ↓
sebelum MRS. Gagal jantung

DO :-sesat + Gagal pompa ventrikel
-batuk+ kanan

Penyempitan lumen ventrikel

Bendungan atrium kanan

Bendungan vena sistemik

Hepar

Hepatomegaly

nyeri
2 DS : TN.Hmengatakan Penyakit jantung Gangguan pertukaran gas
sesak nafas sejak 2 hari ↓
sebelum MRS Gagal jantung

DO : Gagal pompa ventrikel kanan
-saat melakukan aktivitas ↓
sesaknya bertambah Tekanan diastole
-sesak tidak berkurang ↓
dengan obat dokter Bendungan atrium kanan

Bendungan vena sistemik

Lien

Splenomegaly

Mendesak diafragma

Sesak nafas

26
3.3. Diagnosa Keperawatan

1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload


iskemia miokard, hipertrofi ventricular

2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran


kapiler alveolus yang diakibatkan oleh tekanan kapiler paru

3.4. Intervensi

No Diagnosa Tujuan/kriteria Tgl/


Intervensi Rasional
. keperawatan hasil jam

1. Penurunan curah Tujuan: 1. Jelaskan pada 1. Pengetahuan


jantung -penurun keluarga dan yang memadai
berdasarkan cardiac output klien tindakan memungkinka
perubahan tidak terjadi keperawatan n klien dan

27
kontraktilitas yang akan keluarga
miokardial, Kriteria hasil: dilakukan kooperatif
2. Berikan
frekuensi, irama -tanda vital terhadap
dukungan
dan konduksi dalam batas tindakan
emosional
listrik normal sesuai keperawatan
dengan 2. Pasien
batas usia,
memberikan semangat
frekuensi
penjelasan dalam proses
jantung dan
sederhana penyembuhan
curah jantung
3. Observasi 3. mengetahui
dalam batas
Intake dan pot sejak dini
diterima aluran
cairan dengan
untuk 4. Observasi
menghitung
meningkat, tanda-tanda
secara tepat
toleransi vital
agar tidak
terhadap
terjadi defisit
aktivitas
cairan
meningkat 4. Peningkatan
suhu tubuh
mencerminkan
masih adanya
bakterimia,
viremia
2. Gangguan Tujuan: 1. kaji kedalaman 1. Mengetahui
pertukaran gas -pola nafas pernafasan pergerakan
pasien akan frekuensi,ekspe dada simetris
efektif nsi dada atau,tidak
2. catat upaya
pergerakan
pernafasan
Kriteria hasil: dada tidak
termasuk
-perawatan simetris
penggunaan
sesak pasien mengidentifika
bantu nafas
berkurang , sikan
3. auskultasi
pergerakan gangguan pola
bunyi nafas dan
dinding dada nafas

28
menurun catat bila ada 2. menggunakan
bunyi alat bantu
tambahan nafas
4. kolaborasi
mengidentifika
pemberian
sikan bahwa
oksigen
suplai oksigen
5. pantau TTV
tidak adekuat
3. bunyi nafas
tambahan
4. pasien butuh
02 dalam
darah
5. 5.ttv
menunjukan
keadaan umum
pasien

3.5. Implementasi dan Evaluasi

DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI


Resiko - Lakukan pemeriksaan S : Klien mengatakan
penurunan pada dada untuk nyeri dada 3 minggu
curah jantung mengetahui adanya nyeri sebelum MRS
O : Tidak terkaji
pada dada (intensitas,
A : Masalah
lokasi dan durasi)
penurunan curah
- Pantau atau cek status
jantung masih ada
pernapasan klien sesuai
P : Menganjurkan
kebutuhan
klien untuk minum
- Mengatur jadwal latihan
obat dan melakukan
dan istirahat klien

29
- Memantau TTV klien latihan secara teratur
sesuai kebutuhan
Gangguan - Buka jalan napas dengan S : Klien mengatakan
pertukaran teknik chin lift/jaw thrust nyeri timbul saat
- Lakukan auskultasi
gas batuk dan sesak
dengan stetoskop
napas
- Memantau status
O : Tidak terkaji
pernapasan pada klien A : Masalah
- Memantau TTV klien
gangguan pertukaran
sesuai kebutuhan
gas masih ada
- Kolaborasi pemasangan
P : Menganjurkan
nasal kanul
klien untuk terapi
secara teratur

BAB 4

STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR (SOP)

4.1. Standar Operational Prosedur (Sop) pemasangan Elektrokardiogram


EKG

STANDART OPERATING PROSEDUR (SOP)


PEMASANGAN ELEKTROKARDIOGRAM (EKG)
STIKES Nahdlatul
UlamaTuban
No. Dokumen: No. Revisi Halaman :
TanggalTerbit : DosenPembimbing :
PROTAB
Hanim Nur Faizah, S. Kep., Ns., M. Kep
Pengertian Elektrokardiogram merupakan alat diagnostik yang digunakan untuk
merekam aktivitas listrik jantung.

30
Indikasi -
Tujuan 1. Mengetahui kelainan irama jantung pasien.
2. Mengetahui kelainan miokardium.
3. Mengetahui efek pengunaan obat jantung.
4. Mengetahui terjadinya gangguan elektrolit pada pasien.
5. Mengetahui infeksi lapisan jantung.
Petugas Perawat
Persiapan Alat 1. Mesin Elektrokardium (EKG)
2. Kertas EKG
3. Jelly
4. Tissue
5. Bengkok
6. Kapas alkohol
Persiapan Pasien dan 1. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan pada
pasien/keluarga
Lingkungan
2. Menjelaskan tujuan tindakan pada pasien/keluarga.
3. Meminta persetujuan pasien.
4. Mengatur posisi tidur terlentang pada pasien.
Persiapan Perawat 1. Perawat mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
2. Perawat memberitahu tujuan dan prosedur tindakan yang akan
dilakukan.
Prosedur Pelaksanaan 1. Baca orderan/instruktur pemasangan
2. Jelaskan kepada pasien/keluarga tentang tindakan yang akan
dilakukan.
3. Menyiapkan dan mendekatkan alat ke pasien.
4. Melonggarkan atau melepaskan pakaian bagian atas klien.
5. Mengoleskan jelly pada elektrokorde/
6. Pasang elektroda pada Ekstermitas atas dan bawah untuk
merekam ekstermitas lead.
a. Merah pada ekstermitas kanan atas.
b. Kuning pada ekstermitas kiri atas.
c. Hitam pada ekstermitas kanan bawah.
d. Hijau pada ekstermitas kiri bawah.
7. Pasang Elektroda parakardial untuk merekam prekardial lead.
a. Pasang V1 pada interkostal ke 4 garis sternum kanan.
b. Pasang V2 pada interkostal ke 4 garis sternum kiri.
c. Pasang V3 pada pertengahan V2 dan V4.
d. Pasang V4 pada interkostal ke 5 pada midklafikula kiri.
e. Pasang V5 pada garis axial anterior.
f. Pasang V6 pada pertengahan axila sejajar V4.
8. Hidukan mesin Elektrokardiogram.
9. Lakukan pencatatan identitas klien pada EKG.
10. Lakukan kalibrasi dengan kecepatan ml/detik.
11. Lakukan perekaman sesuai order.
12. Matiin EKG dan pelepasan elektoda pada tubuh klien.
13. Bantu klien memakai pakaian kembali.

31
BAB 5
PENUTUP
5.1.Kesimpulan

Gagal jantung dapat di diagnosis ketika seorang pasien memiliki tanda


gejala seperti: nafas pendek yang tipikal saat istirahat atau saat melakukan
aktifitas disertai kelelahan, tandatanda retensi cairan seperti kongesti paru
atau edema pergelangan kaki serta adanya bukti obyektif dari gangguan
struktur atau fungsi jantung saat istirahat (Siswanto dkk, 2009). Gagal
jantung terjadi karena perubahan fungsi sistolik dan diastolik ventrikel kiri.
Jantung mengalami kegagalan karena efek struktural atau penyakit intrinsik
sehingga jantung tidak dapat menangani jumlah darah yang normal atau tidak
dapat melakukan toleransi peningkatan volume darah (misalnya selama
latihan fisik) (Black & Hawks, 2014). Masalah keperawatan yang muncul
pada pasien gagal jantung adalah gangguan oksigenasi, pola nafas tidak
efektif, intoleransi aktivitas, gangguan kebutuhan istirahat dan tidur, nyeri

5.2. Saran

Sebagai seorang perawat diharapkan mampu memahami dan


mengetahui masalah yang berhubungan dengan gangguan sistem
kardiovaskuler pada pasien terutama bronkitis, agar perawat mampu
melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan gagal jantung. Sebagai
salah satu tenaga kesehatan yang sering berinteraksi dengan pasien, perawat
harus mampu memenuhi kebutuhan pasien, salah satunya adalah kebutuhan
yang berhubungan dengan sistem kardiovaskuler terutama gagal jantung.
Penyusunan makalah ini belum sempurna, untuk itu diperlukan peninjauan
ulang terhadap isi dari makalah ini.

32
DAFTAR PUSTAKA

Nurarif, Amin Huda dan Hardi Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc Edisi Revisi Jilid 2.
Yogjakarta: Mediaction

Doenges, Marilynn E, 2003, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk


Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, ; alih bahasa, I
Made Kariasa; editor, Monica Ester, Edisi 3, Jakarta : EGC
Williams, Lippincott & Wilkins.2008.Kapita selekta penyakit : dengan implikasi
keperawtan ed2.Jakarta: EGC.

33

Anda mungkin juga menyukai