Business Model Canvas

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH BUSSINES MODEL CANVAS / MODEL BISNIS

KANVAS (BMC)

Dibuat untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Dosen


Mata Kuliah Pengembangan Bisnis
Dosen: Muhamad Ariza Eka Yusendra, S.P.,M.M

Kelas : P01

OLEH KELOMPOK :

Ketua : Adyanto Wahyudhi Nugroho (1511050069)


Anggota : Agnes Dwi Januanti (1511050046)
Dwi Prabowo (1511050056)
Felisita Klaralia (1511050047)
Modyta Anggraini (1511050071)
Putri Melia Sari (1511050076)

JURUSAN SISTEM INFORMASI


FAKULTAS ILMU KOMPUTER
INFORMATICS & BUSINESS INSTITUTE (IBI) DARMAJAYA
BANDAR LAMPUNG
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang Mah Esa atas berkat dan rahmatnya sehingga kami dapat
menyelesaikan pembuatan makalah “Model Bisnis Kanvas (BMC)”. Makalah ini dibuat
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengembangan Bisnis. Makalah ini membahas
tentang Bussines Model Canvas (BMC) itu sendiri. .

Saya ucapkan terima kasih kepada Bapak Muhamad Ariza Eka Yusendra, S.P.,M.M selaku
dosen mata kuliah Pengembangan Bisnis yang telah memberikan tema yang kami dapatkan.
Kami menyadari bahwa makalah kami ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT selalu meridhai segala usaha kita. Amin.

Bandar Lampung, Maret 2018

Penulis

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar 1
Daftar Isi 2
Bab I Pendahuluan 3
Bab II Model Bisnis 4
Bab III Model Bisnis Kanvas 5
Bab IV Penutup 12
Daftar Pustaka 13

2
BAB I

PENDAHULUAN

Di era persaingan usaha yang semakin berkembang dengan pesat dan beraneka
ragam ini, kita dituntut untuk bisa menciptakan sebuah peluang usaha kecil menjadi
peluang usaha besar. Dengan mengikuti perkembangan sikap customer yang
bervariatif. Hal ini menuntut kita untuk menciptakan suatu inovasi yang baru dan bisa
memuaskan kebutuhan masyarakat.

Pada kehidupan yang modern ini masyarakat cenderung membutuhkan sesuatu


yang instan dan serba cepat, maka tidak heran banyak sekali bermunculan produk-
produk baru dan dipasarkan menggunakan media online. Melihat pola hidup yang
seperti ini, banyak orang bersaing untuk menciptakan produk yang instan, murah dan
bisa memuaskan keinginan masyarakat khususnya bagi orang yang memiliki cukup
banyak kesibukan, sehingga memiliki waktu yang terbatas untuk menjangkau atau
mendapatkan produk tersebut.

Untuk mewujudkan itu semua, kita memerlukan perencanaan yang matang agar
usaha yang kita bangun dapat terwujud dan berkembang sesuai harapan kita serta
sejalan dalam koridornya. Maka dari itu, kita perlu benar-benar menentukan dengan
tepat siapa segmen masyarakat yang akan kita bidik, produk apa yang akan dihasilkan,
berapa biaya yang akan dikeluarkan dan hal-hal lainnya yang berhubungan dengan
bisnis yang akan kita jalanin. Bagaimana hal tersebut dapat tergambar jelas dalam
perencaan bisnis? Bisnis model kanvas akan menggambarkannya dengan jelas.

3
BAB II

MODEL BISNIS

Model bisnis adalah sesuatu yang menggambarkan dan menjelaskan mengenai bisnis atau start-
up itu sendiri dengan tujuan agar bisa membantu dalam melakukan pertimbangan perubahan
dan kemajuan bisnis secara professional.

Dalam buku Business Model You, dijelaskan bahwa model bisnis adalah

We defined “business model” as the logic by which an enterprise sustains itself financially.
Put simply, it’s the logic by which an enterprise earns its livelihood.

Seiring perkembangan waktu model bisnis juga mengalami perubahan bisnis. Banyak indikator
yang menyebabkan perubahan bisnis itu sendiri, mulai dari teknologi, Internet, perilaku
customer, sistem distribusi, trend market dan masih banyak lagi. Perusahaan dan pelaku bisnis
tidak bisa mengubah kondisi indikator-indikator yang ada. Sehingga mereka harus beradaptasi
dan menyesuaikan dengan kondisi yang ada. Oleh karena itu, mendefinisikan model bisnis
sangat dibutuhkan.

Model bisnis Menggambarkan cara mewujudkan tujuan bisnis. Setiap bisnis memiliki model
bisnis masing-masing

Untuk mengetahui bisnis model yang ada coba deskripsikan bisnis kita dari :

1. Siapa customer kita?

2. Apa yang kita lakukan untuk mewujudkan keinginan customer kita?

4
BAB III

MODEL BISNIS KANVAS

Bisnis Model Kanvas adalah salah satu alat untuk membantu kita melihat lebih akurat
bagaimana rupa usaha yang sedang atau kita akan jalani. Dengan tool ini kita seakan melihat
bisnis dari gambaran besar namun tetap lengkap dan mendetail apa saja elemen-elemen kunci
yang terkait dengan bisnis kita. Dengan demikian kita bisa melihat gambaran utuh yang sangat
membantu dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar bisnis kita. Dengan mengevaluasi
satu demi satu elemen-elemen kunci kita jadi lebih mudah menganalisis apa yang kurang tepat,
dan pada akhirnya kita bisa mengambil langkah untuk mencapai tujuan bisnis kita.

Alexander Osterwalder dalam bukunya Business Model Generation menciptakan sebuah


framework yang sederhana dan mudah dimengerti untuk menggambarkan bisnis kita yaitu
Business Model Canvas. Model Bisnis Kanvas merupakan model bisnis yang dituang ke dalam
visual gambar dan dibagi menjadi 9 Aspek Bisnis yang meliputi :

1. Customer segments

2. Value proposition

3. Channel

4. Customer relationship

5. Revenue stream

6. Key resources

7. Key activities

8. Key partners

9. Cost structure

Model bisnis digambarkan secara visual agar lebih mudah mengetahui keterkaitan aspek
perusahaan. Selain itu dengan mewujudkan kedalam visual berarti bisa menyederhanakan
aktivitas yang terlihat rumit.

5
Gambar 1. Bisnis Model Kanvas

1. Customer : Mengetahui Customer Kita

Customer segment adalah kelompok target customer yang akan atau sedang kita bidik
untuk menjadi customer kita. Hal yang harus diperhatikan dalam segmentasi customer
adalah kita harus benar-benar bisa mendefinisikan secara spesifik siapa segment target
customer kita. Segmen target bisa dibedakan berdasarkan hal-hal seperti:

1. Tingkat ekonomi (menengah, atas atau jika ingin lebih spesifik lagi dapat disegmentasi
berdasarkan pendapatan atau uang jajan bulanan target customer kita);

2. Umur;

3. Komunitas tertentu (misalnya komunitas sepeda, komunitas pecinta hewan tertentu atau
komunitas ibu-ibu pengajian dll.);

4. Perilaku khusus dari target customer kita (misalnya reaksinya terhadap harga barang,
kadang ada perilaku tertentu yang malah suka dengan barang-barang mahal, ada juga
yang benar-benar sensitif terhadap harga yang murah dll.).

6
Dengan melakukan segmentasi ini kita akan lebih mengerti dan menangkap kebutuhan
khusus dan sifat-sifat target customer kita.

2. VALUE PROPOSITIONS : Apa yang Kita Tawarkan Dalam Bisnis ?

Gambar 2. Value Propositions

Value proposition atau mudahnya produk adalah hal yang ditawarkan ke target customer
kita. Misalnya kita menjual bahan makanan organik ke komunitas vegetarian, menjual
kreasi dari batik untuk anak muda atau menawarkan jasa pelatihan bisnis ke mahasiswa
dan UKM.

Dikatakan value proposition adalah agar kita tidak terjebak dengan istilah produk yang
selalu identik dengan barang, sementara value proposition tidak selalu tentang barang, dia
sifatnya lebih luas seperti jasa arsitek atau jasa konsultasi dan pelatihan bisnis, atau jasa
fotografi, bahkan gabungan produk dan jasa seperti pemasangan kawat gigi, dll.

3. CHANNELS : Saluran Distribusi

Selanjutnya, kita telah memiliki customer segment dan value proposition/produk yang siap
ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan customer. Sekarang adalah bagaimana kita bisa
memberikan produk/jasa yang customer butuhkan untuk sampai ke tangan mereka?

7
Untuk menyampaikan value proposition ke customer kita perlu channel. Channel adalah
cara yang digunakan untuk memberikan value proposition kita ke customer. Cara ini bisa
sangat bermacam-macam tergantung dari segmen customer yang kita bidik. Chanel ini
adalah salah satu hal yang sangat perlu diperhatikan, karena jika kurang tepat kita tidak
dapat meraih target segmen yang diharapkan. Channel dapat juga disebut bagaimana cara
kita menyampaikan produk kepada customer. Channel tersebut bisa berupa penjualan
langsung, melalui distributor, melalui tenaga marketing, bisa juga melalui website, bisa
melalui forum jual beli, ataupun media sosial laninnya yang sedang berkembang dewasa
ini.

Gambar 3. Channel

Macam-macam channel bisa dilakukan, semakin kreatif kita menciptakan channel


penjualan semakin besar peluang kita untuk unggul dalam persaingan dan efektif dalam
menjaring customer. Kunci dari pemilihan channel ini adalah cara yang tepat untuk
menyampaikan value propositions kepada segmen target kita.

4. CUSTOMER RELATIONSHIP : Seberapa dekat kita dengan customer kita.

Dalam customer relationship ada 3 (tiga) hal yang perlu diperhatikan, yaitu get, keep dan
grow. Get yaitu bagaimana cara kita memperoleh customer. Keep adalah cara kita menjaga
customer agar tetap setia berhubungan dengan kita dan grow adalah cara kita membuat
customer memberikan pendapatan lebih kepada kita melalui sub product atau pelayanan
yang kita berikan.

8
Customer relationship, merupakan wadah untuk terus berhubungan baik dan mempererat
hubungan dengan customer kita. Bagaimana kita dapat memberikan pelayanan yang lebih
baik kepada customer dengan memperhatikan 3 (tiga) hal tersebut di atas. Banyak cara
yang dapat dilakukan, baik online maupun offline. Untuk pelayanan secara online Sebut
aja website, facebook, twitter, kaskus, thread dan forum, bbm, ym, whatsapp dll. Semua
itu bisa dijadikan sarana untuk menjalin hubungan dengan customer. Dengan hubungan
yang lancar tersebut kita dapat dengan mudah menyampaikan sesuatu kepada customer
misalnya mengenai produk baru, diskon, penawaran khusus dll. Dan yang tidak kalah
penting adalah kita bisa mendapatkan informasi tentang apa yang menjadi keinginan dari
customer kita. Selain itu, kita dapat membangun hubungan secara offline (kegiatan secara
fisik), misalnya dengan mengadakan event-event tertentu atau gathering.

Dari empat elemen ini sebetulnya kita sudah bisa merancang dan mengevaluasi apakah
bisnis kita ini sudah tepat antara value proposition yang kita tawarkan, segment target yang
kita bidik dan channel yang digunakan. Semua faktor itu harus selaras dan saling
mendukung, keterkaitan dari semua faktor tersebut adalah salah satu faktor kunci dalam
keberhasilan bisnis kita.

5. REVENUE STREAMS (Pendapatan)

Quote: "sebuah bisnis yang baik dan mantap harus memiliki arus pendapatan (revenue
stream) yang sangat jelas dan masuk akal"

Revenue stream ini adalah salah satu yang sangat penting karena inilah nafas yang
membuat usaha kita tetap hidup. Kita sudah merancang dengan cermat empat elemen yaitu
value proposition (jasa/produk) yang akan ditawarkan, penentuan target segmen (customer
segment) yang akan dibidik, penentuan channel penjualan dan menentukan bagaimana
membangun hubungan dengan customer (customer relationship). Pertanyaan berikutnya
dan salah satu yang terpenting adalah “ bagaimana bisnis kita bisa menghasilkan
uang?”

Pada umumnya bisnis, terutama perdagangan menghasilkan uang dari keuntungan


penjualan, atau kadang disebut laba atau profit. Laba atau profit adalah salah satu model
revenue stream yang sederhana. Profit didapat dari selisih semua pendapatan penjualan

9
(omzet) dikurangi semua biaya. Sebagai contoh, kita menjual makanan buka puasa seperti
es teler, berarti profit secara sederhana adalah semua uang dari penjualan dikurangi biaya
bahan + upah kerja + biaya listrik + sewa tempat + kemasan.

Namun demikian tidak semua model bisnis menghasilkan uang dari selisih penjualan -
biaya (profit) saja. Misalnya bisnis jasa. Model bisnis perusahaan yang menawarkan jasa
tentu tidak menghasilkan uang dari profit (saja) tapi yang lebih utama adalah dari
pembayaran atas jasa yang diberikan. Contoh model bisnis jasa ini ada jasa konsultasi, jasa
pembuatan desain arsitektur, desain web, biro iklan, jasa fotografi produk dll. Ada juga
beberapa model usaha yang menghasilkan uang dari komisi, biaya iklan dan banyak model
lain dari revenue stream ini.

Syarat dari bisnis model yang bisa hidup adalah jelas bagaimana bisnis ini bisa
menghasilkan uang. Jadi jika kita ditawarkan bisnis lalu revenue stream dari bisnis
tersebut tidak jelas bagaimana bisnis tersebut bisa menghasilkan uang, maka ini bukan
jenis bisnis yang bisa terus bernafas dan tumbuh. Sebuah bisnis yang baik dan mantap
harus memiliki arus pendapatan (revenue stream) yang sangat jelas dan masuk akal.

6. KEY PARTNERS : Siapa partner anda?

Sukses berbisnis tidak bisa sendirian, kita harus bekerjasama dengan banyak pihak lainnya.
Tentukan dari awal apakah bisnis kita memerlukan investor untuk permodalan atau tidak.
Apakah kita perlu mengadakan perjanjian kerjasama khusus dengan distributor ataupun
reseller? Serta siapa saja yang akan menjadi supplier dalam bisnis kita ini.

Menggandeng partner yang melengkapi kemampuan yang kita miliki akan meningkatkan
peluang keberhasilan bisnis. Misalnya, kita sangat ahli membuat makanan yang enak, cari
partner yang bisa menjual makanan kita (marketing). Misalnya kita kenal distributor suatu
produk yang lebih murah, cari partner yang bisa membuat website, untuk dijual online.

Pikirkan untuk menjalin kolaborasi dengan partner baik itu investor, supplier, distributor
maupun reseller.

10
7. KEY ACTIVITIES (Kegiatan Utama)

Dalam memulai bisnis kita harus dapat menentukan kegiatan utama apa saja yang harus
dilakukan dalam usaha menghasilkan value propositions dan revenue stream. Kegiatan
tersebut meliputu, produksi, selling dan support.

Misalnya kita bisnis makanan unik berbahan dasar tempe. Tentunya kegiatan-kegiatan
yang perlu dilakukan antara lain dalam hal produksi adalah membeli bahan-bahan,
memasak (produksi), mengepak produk tersebut, lalu membuat kemasan. Untuk hal selling
dapat dilakukan promosi, iklan baik online maupun offline. Adapun kegiatan support yang
berupa membantu penjualan, mengadakan kerjasama seperti keagenan atau membuka
peluang distributor maupun reseller.

8. KEY RESOURCE (Sumber Daya Utama)

Key resource ini adalah syarat yang harus dipenuhi atau sumber daya utama yang harus
dimiliki untuk melakukan aktivitas utama bisnis kita, jika kita kehilangan key resource ini
bisnis tidak akan berjalan lancar. Suber daya ini dapat berupa manusia, barang, bangunan,
finansial, intelektual dll. Sebagai contoh, Anton membuka usaha kantin di deket kampus,
maka key resource atas bisnis Anton tersebut adalah sumber daya yang harus dimiliki agar
kantin tersebut jalan, seperti tempat usaha/gerai, pegawai dan juru masak, alat-alat masak.

9. COST STRUCTURE

Semua usaha yang dilakukan memerlukan biaya, lakukan perhitungan secara seksama, lalu
putuskan apakah rencana rencana bisnis kita menguntungkan atau tidak?

Mengetahui menguntungkan/tidaknya sebenarnya sederhana saja, kita dapat merinci


semua sumber daya yang dibutuhkan dan memperkirakan berapa pendapatan yang akan
diterima dengan harga yang sesuai. Lantas apakah penghasilan kita lebih besar dari
pengeluaran? Jika tidak berarti kita akan merugi dan bisnis ini tidak layak dijalankan.

11
BAB IV

PENUTUP

KESIMPULAN

Bisnis model canvas merupakan tool yang memudahkan kita dalam merencanakan bisnis baru
dengan sembilan aspek yang dikemukakan oleh Alexander Osterwalder yaitu, customer
segments, value propositions, channel, customer relationships, revenue streams, key resources,
key activities, key partners serta cost structure.

Dengan menggambarkan dan memetakan rancangan bisnis kita pada bisnis model kanvas,
membantu kita dalam memulai, melihat rupa bisnis yang dimiliki dan menganalisis model
bisnis serta mengembangkan bisnis tersebut sesuai alurnya. Bisnis model kanvas ini sangat
memudahkan dalam melakukan keputusan untuk melakukan langkah-langkah strategis untuk
bisnis yang dijalani.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompasiana.com/hewynda/business-model-canvas_55100a9da33311c137ba7e34

https://mgt-logistik.com/model-bisnis-kanvas-adalah/

13

Anda mungkin juga menyukai