Analisis Break Even Point Sebagai Alat Perencanaan Laba
Analisis Break Even Point Sebagai Alat Perencanaan Laba
Analisis Break Even Point Sebagai Alat Perencanaan Laba
Oleh:
WIWIT MULIONO
NIM. 51.14.3.115
Program Studi
AKUNTANSI SYARIAH
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata
1 (S1) Akuntansi Syariah pada Program Studi Akuntansi Syariah
Oleh:
WIWIT MULIONO
NIM. 51.14.3.115
Program Studi
AKUNTANSI SYARIAH
i
4
ii
5
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan (1) mengetahui penjualan yang harus
dipertahankan UD. Flamboyan Coconut Center agar tidak mengalami kerugian (2)
mengetahui jumlah penjualan minimal yang harus dicapai pada jumlah laba yang
direncanakan UD. Flamboyan Coconut Center.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif
adalah dengan menekankan analisisnya pada proses penyimpulan komparasi serta
pada analisis terhadap dinamika hubungan fenomena yang diamati dengan
menggunakan logika ilmiah. Teknik pengumpulan data menggunakan
pengumpulan data melalui dokiumentasi. Analisis data menggunakan rumus titik
impas dan margin keamanan.
UD. Falmboyan Coconut Center adalah perusahaan yang bergerak dibidang
manufaktur, pengolahan sabut kelapa. Hasil analisis sebagai berikut: (1) Titik
impas pada tahun 2015 yaitu Rp 169.170.212,76. Titik impas pada tahun 2016
yaitu Rp 186.122.580,64. Titik impas pada tahun 2017 yaitu Rp 198.024.706,52.
(2) Margin keamanan atau margin of safety tahun 2015 yaitu 60% yang berarti
bahwa pada tingkat penjualan yang struktur biaya yang ada, jumlah maksimum
penurunan target pendapatan penjualan yang menyebabkan perusahaan
mengalami kerugian adalah Rp252.450.000,-. Margin keamanan atau margin of
safety tahun 2016 yaitu 62% yang berarti bahwa pada tingkat penjualan yang
struktur biaya yang ada, jumlah maksimum penurunan target pendapatan
penjualan yang menyebabkan perusahaan mengalami kerugian adalah
Rp307.507.600,-. Margin keamanan atau margin of safety tahun 2017 yaitu 55%
yang berarti bahwa pada tingkat penjualan yang struktur biaya yang ada, jumlah
maksimum penurunan target pendapatan penjualan yang menyebabkan
perusahaan mengalami kerugian adalah Rp244.250.462,5,-. Estimasi perencanaan
laba UD. Flamboyan Coconut Center pada tahun 2018 adalah: (1) Titik impas
UD. Flamboyan Coconut Center pada tahun 2018 dihitung Rp247.530.882,-. Titik
impas UD. Flamboyan Coconut Center pada tahun 2019 dihitung
Rp367.303.890,-. (2) Margin keamanan tahun 2018 sebesar 55%, jumlah
maksimum penurunan target pendapatan penjualan yang tidak menyebabkan
perusahaan mengalami kerugian adalah Rp305.313.007,-. Margin keamanan tahun
2019 sebesar 56%, jumlah maksimum penurunan target pendapatan penjualan
yang tidak menyebabkan perusahaan mengalami kerugian adalah Rp466.296.336,-
. (3) Tahun 2018 laba yang direncanakan untuk memperoleh keuntungan sebesar
25% dari penjualan, maka perusahaan harus dapat melakukan penjualan sebesar
Rp339.893.152,-. Tahun 2019 laba yang direncanakan untuk memperoleh
keuntungan sebesar 27% dari penjualan, maka perusahaan harus dapat melakukan
penjualan sebesar Rp517.564.572,-.
iii
6
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur ke hadirat Allah Swt., yang telah memberikan limpahan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga Peneliti mampu menyelesaikan Tugas Akhir
Skripsi yang berjudul “Analisis Break Even Point sebagai alat perencanaan laba
(Studi Kasus: UD. Flamboyan Coconut Center Kabupaten Batubara)” dengan baik
dan lancar. Peneliti menyadari sepenuhnya tanpa bimbingan dan dukungan dari
berbagai pihak, Tugas Akhir Skripsi ini tidak akan dapat diselesaikan dengan baik
dan benar. Oleh karena itu, pada kesempatan ini Peneliti ingin menyampaikan
rasa terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Saidurrahman, M.Ag, selaku Rektor Universitas Islam
Negeri Sumatera Utara Medan.
2. Bapak Dr. Andri Soemitra, MA, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan
3. Bapak Hendra Harmain, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Akuntansi Syariah
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan, dan selaku dosen
pembimbing skripsi I, yang dengan sabar memberikan bimbingan dan
pengarahan selama menyusun skripsi.
4. Bapak Muhammad Syahbudi, MA, selaku dosen pembimbing skripsi II,
yang dengan sabar memberikan bimbingan dan pengarahan selama
menyusun skripsi.
5. Segenap Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam
Negeri Sumatera Utara Medan.
6. Bapak Yusri Yusni, selaku Direktur UD. Flamboyan Coconut Center
Kabupaten Batubara yang telah memberikan izin penelitian kepada
Peneliti.
7. Ayahanda dan ibunda tercinta, Wakidi dan Mutiara Pandiangan yang telah
mendidik penulis dengan kasih sayangnya dari penulis lahir hingga
mencapai perguruantingi.
iv
7
WIWIT MULIONO
NIM. 51.14.3.115
v
8
DAFTAR ISI
vi
9
A. KESIMPULAN .................................................................................... 60
B. SARAN ...................................................................................... 62
LAMPIRAN ..................................................................................... 70
vii
10
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Klasifikasi biaya ke dalam biaya tetap dan biaya variabel .............. 42
Tabel 4.2 Anggaran biaya tetap tahun 2015, 2016 dan 2017 ........................... 43
Tabel 4.3 Anggaran biaya variabel tahun 2015, 2016 dan 2017 ...................... 43
Tabel 4.7 Laporan anggaran laba kontribusi tahun 2018 naik 25% ................. 51
Tabel 4.8 Laporan anggaran laba kontribusi tahun 2019 naik 50% ................. 52
viii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1
L. M. Samryn, Pengantar Akuntansi 1 mudah membuat jurnal dengan pendekatan siklust
ransaksi, (Jakarta:RajaGrafindo Persada,2012), h. 346
2
Ibid, h.33
3
Mulyadi, Akuntansi Biaya, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2012), h.8-9.
1
2
cara yang paling murah dari segi biaya dan paling banyak memberikan manfaat
dalam pencapaian tujuan perusahaan.
Pemahaman mengenai aplikasi konsep biaya, volume, dan laba dapat
digunakan oleh manajemen sebagai dasar untuk merencanakan komposisi tingkat
biaya, volume, dan laba dapat digunakan oleh manajemen sebagai dasar untuk
merencanakan komposisi tingkat biaya, volume, dan laba yang menguntungkan.
Sebagai komponen yang saling berhubungan komposisinya harus berada pada
titik yang optimal. Studi mengenai hubungan antara pendapatan, biaya, dan laba
kemudian dalam buku ini dikenal sebagai analisis hubungan biaya volume laba.
Pengetahuan dasar yang sangat menentukan dalam analisis biaya, volume,
dan laba adalah pemahaman tentang penyusunan laporan laba-rugi dengan
menggunakan pendekatan variable costing. Pendekatan ini menghasilkan suatu
model laporan laba rugi dimana biaya di klasifikasikan menurut perilakunya. Agar
lebih informatif, maka sebaiknya laporan laba-rugi diuraikan dalam bentuk
laporan penjualan secara total dan penjualan per unit. Selain itu diperlukan juga
hasil analisis vertikal yang menunjukan persentase biaya variabel dan rasio
margin kontribusi dari nilai penjualan.4
Salah satu teknik analisis biaya volume laba adalah analisis break even
pointatau analisis titik impas.Analisis break even point sering digunakan dalam
perencanaan keuangan. Namun rumus ini juga dapat digunakan dalam hal lain
misalnya analisis laporan keuangan. Dalam analisis laporan keuangan kita dapat
menggunakan rumus ini untuk mengetahui:
1. Hubungan antara penjualan biaya dan laba
2. Struktur biaya tetap dan biaya variabel
3. Kemampuan perusahaan dalam memberikan margin untuk menutupi
biaya tetap
4. Kemampuan perusahaan dalam menekan biaya dan batas dimana
perusahaan tidak mengalami laba atau rugi.5
Untuk mengetahui perencanaan laba pada suatu perusahaan, maka dapat
4
L.M Samryn, Akuntansi Manajemen, h. 172-173
5
Sofyan Syafri Harahap, Analisis Kritis Laporan Keuangan, (Jakarta: Rajawali Persada,
2013) h. 357
3
dilakukan juga dengan analisis titik impas. Analisis titik impas adalah suatu cara
atau teknik yang digunakan oleh seorang manajer suatu perusahaan untuk
mengetahui jumlah penjualan dan jumlah produksi suatu perusahaan yang
bersangkutan tidak mengalami untung dan rugi. Dengan kata lain bahwa titik
impas adalah suatu keadaan dimana suatu perusahaan yang pendapatan
penjualannya sama dengan total biaya, atau besarnya kontribusi margin sama
dengan total biaya tetap.6
Kondisi perusahaan yang dialami oleh UD Flamboyan Coconut Center
Kabupaten Batubara untuk tahun 2015-2017 mengalami perubahan pada
pendapatan, beban dan laba rugi. UD Flamboyan Coconut Center Kabupaten
Batubara adalah perusahaan perseorangan milik Bapak Yusri yang melakukan
usaha dari berbahan dasar sabut kelapa. Salah satu produknya adalah cocofiber.
Berikut adalah perkembangan pendapatan, beban dan laba rugi perusahaan untuk
periode akuntansi 2015-2017.
Tabel 1.1Anggaran Biaya Tahun 2015, 2016, dan 2017 UD Flamboyan
Coconut CenterKabupaten Batubara
Jenis Biaya 2015 2016 2017
6
Bastian Bustami dan Nurlela, Akuntansi Biaya Tingkat Lanjut, (Yogyakarta: Graha Ilmu:
2006) h.208
4
Dari data biaya-biaya diatas tahun 2015, 2016 dan 2017 ini dapat kita
simpulkan bahwa dari tahun 2015-2017 biaya-biaya yang dikeluarkan mengalami
kenaikan.
Hal inilah yang melatar belakangi penulis untuk pengambilan judul
tentang Break Even Point, karena dengan menggunakan analisis ini kita dapat
mengetahui bagaimana perencanaan laba untuk masa yang akan datang, agar
perusahaan tidak mengalami penurunan laba yang sangat drastis seperti yang
dialami UD Flamboyan Coconut Center pada tahun 2017. Karena hubungan titik
impas dengan perencanaan laba ini sama-sama berbicara dalam hal anggaran atau
didalamnya mencakup anggaran yang meliputi biaya, harga produk, dan volume
penjualan, yang kesemua itu mengarah ke perolehan laba. Selain itu analisa titik
impas dapat dijadikan tolak ukur untuk menaikkan laba atau untuk mengetahui
penurunan laba yang tidak mengakibatkan kerugian pada perusahaan. Dari
masalah yang telah penulis kemukakan diatas maka penulis tertarik untuk
mengangkat judul penelitian yakni “ Analisis Break Even Point Sebagai Alat
Perencanaan Laba pada UD Flamboyan Coconut Center”
B. Batasan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah, peneliti membatasi masalah
pada tingkat titik impas2015, 2016 dan 2017 untuk merencanakan laba tahun 2018
dan 2019 UD. Flamboyan Coconut Center.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada pembatasan masalah yang telahdiuraikan di atas, maka
rumusan masalahdalampenelitianinidalah:
1. Berapapenjualan yang harus dipertahankan agar UD. Flamboyan
Coconut Center tidak mengalami kerugian tahun 2015, 2016 dan
2017?
2. Bagaimana cara mengetahui margin of safety(margin keamanan) pada
UD. Flamboyan Coconut Center?
3. Berapakah target penjualan yang harus dicapai oleh UD. Flamboyan
5
3. Bagi Peneliti
Hasil dari penelitian dapat memberikan sumbangan ilmu dan memperluas
pengetahuan pembaca baik secara teori maupun praktek. Menambah
wawasan dan pengetahuan penulis khusunya di bidang keuangan. Selain
itu juga bermanfaat sebagai bahan penulisan skripsi yang merupakan salah
satu syarat untuk mencapai gelar sarjana.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN RELEVAN
A. Laporan keuangan
Laporan keuangan merupakan laporan yang memuat informasi mengenai
posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi
sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan
ekonomi.7
Dalam Statement Of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 06,
Financial Accounting Standards Board (FASB) telah mendefinisikan 10 unsur
laporan keuangan yang berhubungan langsung dengan posisi keuangan dan hasil
kerja perusahaan. Unsur-unsur inilah yang nantinya akan membentuk struktur
sebuah laporan keuangan. Berikut ini adalah definisi dari masing-masing unsur
laporan keuangan sebagaiman yang telah diumumkan FASB:8
1. Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh entitas sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan diharapkan akan diperoleh manfaat ekonomi
darinya dan mengalir kepada entitas. Aset terdiri dari asset lancar (current
asset), investasi jangka panjang (long term investment), tanah, property
dan peralatan (land, property and equipment), asset tidak berwujud
(intangible asset), dan asset lainnya.
2. Kewajiban adalah hutang entitas masa kini yang timbul akibat peristiwa
masa lalu dan penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar
sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi. Dalam PSAK 01
(revisi 2009) kewajiban diklasifikasikan kedalam kewajiban jangka
pendek (short term liabilities) dan kewajiban jangka panjang (long term
liabilities).
3. Ekuitas adalah hak residual atas asset entitas setelah dikurangi semua
kewajiban.
4. Investasi oleh pemilik adalah kenaikan ekuitas yang dihasilkan dari
7
Arfan Ikhsan, dkk. Analisa Laporan Keuangan, (Medan: Penerbit Madenatera, 2016), h.
4.
8
Hery, Teory Akuntansi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), h. 50
7
8
keuangan suatu perusahaan, baik saat tertentu maupun pada periode tertentu.
Laporan keuangan juga dapat disusun secara mendadak untuk kebutuhan
perusahaan maupun secara berkala (rutin). Yang jelas bahwa laporan keuangan
mampu memberikan informasi keuangan kepada pihak dalam dan luar
perusahaan. Berikut ini beberapa tujuan pembuatan atau penyusuan laporan
keuangan, yaitu:9
9
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014) h. 10-11
10
10
Ibid, kasmir, h. 11-12
11
Ibid, kasmir, h.12
12
Ibid, Kasmir, h. 13-14
11
(b) Mengangap daya beli uang akan tetap stabil. Artinya, semua transaksi
atau peristiwa dicatat dalam jumlah uang yang tidak mengadakan
perbedaan antara nilai dari berbagai tahun tahun sebelumnya.
Sebenarnya hal ini bertentangan dengan kenyataan sebenarnya, karena
dalam praktiknya justru daya beli uang selalu berubah dari waktu ke
waktu.
13
Sofyan Syafri Harahap, Teori Akuntansi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013) h. 245
12
C. Akuntansi Biaya
1. Pengertian Biaya
Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dengan satuan
uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan
tertentu.Ada unsur pokok dalam definisi biaya tersebut di atas:16
a. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi
b. Diukur dalam satuan uang
c. Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi
14
Mamduh M Hanafidan Abdul Halim, AnalisisLaporanKeuangan, (Yogyakarta: Unit
PenerbitandanPercetakan AMP-YKPN, 2006) h. 58-59
15
Sofyan Syafri Harahap, Analisis Kritis Laporan Keuangan, (Jakarta: Rajawali
Pers,2009) h. 116
16
Mulyadi, Akuntansi Biaya, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2012) h. 8-16
13
3. Objek Biaya
Objek biaya merupakan suatu dasar yang digunakan untuk
melakukan perhitungan biaya. Oleh karena itu dalm sebuah perusahaan
terdapat banyak hal yang dijadikan sebagai objek biaya di antaranya adalah
objek biaya berdasarkan:19
a. Produk
b. Jasa
c. Proyek
d. Konsumen
e. Merek
f. Aktivitas
g. Departemen
Mengingat begitu banyaknya objek biaya yang dapat digunakan
oleh perusahaaan, namun yang paling umum dilakukan perusahaan adalah
berdasarkan produk, departemen dan aktivitas.
17
Carter dan Usry, Akuntansi Biaya, ( Jakarta: Salemba Empat, 2005), h. 60
18
Ibid,Mulyadi, h. 16.
19
FidausAhmad Dunia, Wasilah Abdullah, Akuntansi Biaya, (Jakarta: Salemba Empat,
2012) h.26
15
D. Perencanaan Laba
Setiap keinginan untuk meningkatkan pertumbuhan perusahaan, maka
harus diikuti dan dimulai dengan perencanaan yang matang serta kerja keras
untuk merealisasikannya. Dalam perencanaan akan disusun hal-hal apa saja yang
akan dilakukan ke depan. Perencanaan yang menghasilkan rencana, yang
merupakan pedoman bagi manajemen untuk melaksanakan kegiatannya.
Oleh karena itu, setiap periode manjemen akan menyusun berbagai
rencana yang berkaitan dengan aktivitas perusahaan ke depan. Penyusunan
relevan didasarkan pertimbangan berbagai faktor yang akan mempengaruhinya,
seperti hal-hal yang sudah dilakukan sebelumnya, baik kendala atau hambatan
yang dihadapi sekarang dan masa yang akan datang.
Menurut Adi Saputro dan Anggraini mengemukakan bahwa perencanaan
laba adalah gambaran keuangan yang naratif mengenai hasil yang diharapkan dari
implememtasi keputusan. Istilah perencanaan laba (anggaran) digunakan karena
secara eksplisit rencana ini menyatakan sasaran dalam kurun waktu dan hasil
keuangan yang diharapkan (pengembalian investasi, laba, biaya) untuk setiap
bagian perusahaan.20 Perencanaan laba sering digunakan sebagai dasar dalam
pengambilan keputusan investasi dan penilaian kinerja manajemen suatu
perusahaan untuk masa yang akan datang. Perencanaan laba atau pengganggaran
mempunyai manfaat bagi perusahaan yaitu:
1. Memberikan pendekatan yang terarah dalam pemecahan permasalahan.
2. Memaksa pihak manajemen untuk secara dini mengadakan penelaahan
terhadap masalah yang dihadapi dan menanamkan kebiasaan pada
organisasi untuk mengadakan telaah yang seksama sebelum mengambil
suatu keputusan.
3. Menciptakan suasana organisasi yang mengarah pada pencapaian laba.
4. Merangsang peran serta dan mengkoordinasi rencana operasi berbagai
segmen dari keseluruhan organisasi manajemen sehingga keputusan
akhir dan rencana saling berkaitan.
20
Dian Ratna Rusmala Dewi, et al, Analisis Hubungan Margin Kontribusi Sebagai Alat
Bantu Perencanaan Laba Pada Industri Gamelan Margolaras Kauman Magetan periode 2014-
2016, (Madiun: Universitas PGRI Madiun, Vol. 5 No. 1, 2017), h. 180.
16
[Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalahkepada
Allah danhendaklahSetiapdirimemperhatikanapa yang telah d
perbuatnyauntukhariesok (akhirat); danbertakwalahkepada Allah,
Sesungguhnya Allah Mahamengetahuiapa yang kamukerjakan”]23
21
Adolph Matz, et al, Akuntansi Biaya Perencanaan dan Pengendalian, (Jakarta:
Erlangga,1992) h. 6
22
Iskandar Putong, Economics: Pengantar Mikro dan Makro, (Jakarta: Mitra Wacana
Media, 2013) h. 227
23
Q.S Al-Hasyr (59): 18
17
26
Dwi Prastowo, Rifka Julianty, Analisis Laporan Keuangan, (Yogyakarta: Akademi
Manajemen Perusahaan YKPN, 2007) h. 177
27
Kamaruddin Ahmad, Akuntansi Manajemen, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), h.
57.
19
Melalui analisis titik impas kita akan dapat mengetahui bagaimana hubungan
antara biaya tetap, biaya variabel, tingkat keuntungan yang diinginkan, dan volume
kegiatan (penjualan atau produksi). Oleh karena itu, analisis ini juga sering disebut
pula dengan nama cost profit volume analisis.
Analisis titik impas memberikan pedoman tentang berapa jumlah produk
minimal yang haru diproduksi atau dijual. Tujuannya adalah agar perusahaan
mampu memperoleh laba (keuntungan) yang maksimal. Artinya, dengan
memproduksi sejumlah barang dengan kapasitas produksi yang dimilikinya
perusahaan akan tahu batas minimal yang harus dijual dan keuntungan maksimal
yang diperoleh apabila diproduksi secara penuh.
Jumlah produksi yang akan dijual akan berkaitan erat dengan biaya yang
dikeluarkan. Pada akhirnya biaya-biaya ini menjadi penentu terhadap harga jual
perusahaan. Besar kecilnya biaya sangat berpengaruh terhadap harga jual,
demikian pula sebaliknya. Salah satu kegunaan analisis titik impas adalah untuk
menentukan biaya-biaya yang dikeluarkan dan jumlah produksi. Dengan demikian,
akan dapat ditentukan diketahui berapa jumlah yang layak untuk dijalankan.
Manfaat lain dari analisis titik impas untuk membantu manajer mengambil
keputusan dalam hal aliran kas, jumlah permintaan (produkis), dan penentuan
harga suatu produk tertentu. Intinya kegunaan dari analisis ini adalah untuk
menentukan jumlah keuntungan pada berbagai tingkat penjualan.
Dalam rangka penentuan titik impas ini, maka perlu diketahui beberapa hal
yang penting, tujuannya adalah agar titik impas dapat ditentukan dengan tepat,
yaitu:29
a. Berapa tingkat keuntungan (laba) yang ingin dicapai dalam suatu
periode.
b. Berapa besarnya kapasitas produksi yang tersedia atau yang tersedia
atau yang mungkin dapat ditingkatkan.
c. Berapa jumlah biaya yang harus dikeluarkan, baik biaya tetap
maupun biaya variabel.
29
Ibid
21
30
Ibid, h. 167-169
22
pelayanan juga tidak akan mampu memaksimalkan penjualan seperti yang telah
ditentukan.
Produksi atau penjualan minimal agar tidak mengalami kerugian,
maksudnya adalah agar perusahaan mampu menentukan batas jumlah produksi
dalam kondisi tidak rugi dan tidak laba dari kapasitas produksi yang dimilikinya.
Dengan demikian, akan memudahkan perusahaan untuk mempertimbangkan
apakah harga jual sudah layak, jika dikaitkan dengan biaya yang dikeluarkan dan
kapasitas produksi yang dimiliki.Memaksimalkan jumlah produksi artinya dengan
analisis titik impas kita akan tahu, apakah jumlah produksi sudah maksimal atau
belum. Tujuannya agar jangan sampai ada kapasitas produksi yang menganggur.
Kemudian perusahaan juga mampu menjaga agar berproduksi secara efisien.
3. Manfaat Break Even Point
Analisisbreak even point secara umum dapat memberikan informasi
kepada pimpinan, bagaiman pola hubungan antar volume penjualan, cost/biaya,
dan tingkat keuntungan yang akan diperoleh pada level penjualan tertentu.
Analisis break even point dapat membantu pimpinan dalam mengambil keputusan
mengenai hal-hal sebagai berikut:31
a. Jumlah penjualan minimal yang harus dipertahankan agar perusahaan
tidak mengalami kerugian.
b. Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungan
tertentu.
c. Seberapa jauhkah berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak
menderita rugi.
d. Untuk mengetahui bagiamana efek perubahan harga jual, biaya dan
volume penjualan terhadapan keuntungan yang diperoleh.
4. Keterbatasan atau Kelemahan Analisis Titik Impas
Adapun keterbatasan atau kelemahan analisis titik impas adalah:32
a. Perlu adanya asumsi
Artinya, analisis titik impas membutuhkan banyak asumsi, terutama
31
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), h.337
32
Ibid,h. 169-170
23
𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝
𝐵𝐸𝑃 =
ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 − 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙
33
Garisson, Akuntansi Manajerial Edisi 14 , (Jakarta: Salemba Empat, 2006), h.334
25
atau
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝
𝐵𝐸𝑃 𝑟𝑢𝑝𝑖𝑎ℎ = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙
1;
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝐽𝑢𝑎𝑙
atau
batas keamanan
Persentase batas keamanan = total penjualan yang dianggarkan
34
Ibid, Garisson, h.225
26
Dari laporan laba rugi tersebut tampak bahwa margin kontribusi sebesar
Rp. 60.000.000,00 merupakan jumlah yang tersisa untuk menutup biaya
tetap agar memperoleh laba bersih.
80.000
Biaya variabel = 200.000X 100% = 40%
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝:𝐾𝑒𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛
Penjualan minimal = 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙
1;
𝑝𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
120.000 + 30.000
= 4
1− 10
150.000
= 6
10
= 𝑅𝑝. 250.000
28
Penjualan Rp250.000
Biaya variabel (40%) Rp.100.000
Biaya tetap Rp.120.000
Biaya total Rp220.000-
Keuntungan Rp30.000
120.000: 0,2𝑋
x = 4
1;
10
120.000:0,2𝑋
x = 6
10
60.000
Profit margin = 𝑋 100% = 20%
300.000
titik impas ini adalah karena banyaknya asumsi ini. Akan tetapi asumsi-
asumsi ini dapat dilakukan secara tepat.Adapun asumsi-asumsi dan
keterbatasan analisis titik impas adalah:35
a. Biaya
Dalam analisis ini, hanya digunakan dua macam biaya, yaitu biaya
tetap dan biaya variabel. Artinya mengelompokkan biaya tetap disuatu sisi
dan mengelompokkan biaya varaibel disisi lain. dalam hal ini secara
umum untuk memisahkan kedua biaya ini relative sulit karena ada biaya
yang tergolong semua varaibel dan tetap.
Untuk memisahkan biaya ini dapat dilakukan melalui dua
pendekatan sebagai berikut:
a) Pendekatan Analitis, yaitu kita harus meneliti setia jenis dan unsur
biaya yang terkandung satu per satu dari biaya yang ada beserta sifat-
sifat biaya tersebut.
b) Pendekatan historis, dalam hal ini yang harus dilakukan adalah
memisahkan biaya tetap dan variabel berdasarkan angka-angka dan
data biaya masa lampau.
1. Biaya tetap
Biaya tetap merupakan biaya yang secara total tidak mengalami
perubahan, walaupun ada perubahan volume produksi atau penjualan
(dalam batas tertentu). Artinya kita menganggap biaya tetap konstan
sampai kapasitas tertentu saja, biasanya kapasitas produksi yang
dimiliki.
2. Biaya variabel
Biaya variabel merupakan biaya yang secara total berubah sesuai
dengan perubahan volume produksi dan penjualan. Dalam hal ini sulit
terjadi dalam praktiknya karena dalam penjualan jumlah besar akan
ada potongan potongan tertentu, baik yang diterima maupun yang
diberikan perusahaan.
35
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), h. 338-
340
30
3. Harga jual
Harga jual maksudnya dalam analisis ini hanya digunakan untuk satu
macam harga jual atau harga barang yang dijual atau diproduksi.
4. Tidak adnya perubahan harga jual
Artinya, diasumsikan harga jual per satuan tidak dapat dirubah selam
periode analisis. Hal ini bertentangan dengan kondisi yang
sesungguhnya, dimana harga jual dalam suatu periode dapat berubah-
ubah seiring dengan perubahan biaya-biaya lain yang berhubungan
dengan produk maupun tidak.
yang dapat digunakan untuk menentukan berapa besar laba yang diinginkan.
Dalam hal ini perlu adanya teknik atau cara agar laba tersebut dapat diperoleh
seefektif dan seefisien mungkin, untuk itu perlu diterapkan analsis BEP.
Analisis titik impas dengan perencanaan laba mempunyai hubungan kuat
sebab analisa titik impas dan perencanaan laba sama-sama berbicara dalam hal
anggaran atau di dalamnya mencakup anggaran yang meliputi biaya, harga
produk, dan volume penjualan, yang kesemua itu mengarah keperolehan laba.
Untuk itu dalam perencanaan perlu penerapan atau menggunakan analisa titik
impas untuk perkembangan ke arah masa datang dan perolehan laba. Selain itu
analisa titik impas dapat dijadikan tolak ukur untuk menaikkan laba atau untuk
mengetahui penurunan laba yang tidak mengakibatkan kerugian pada industri.
1. Tingkat Keamanan (Margin of Safety)
Margin of safety adalah angka yang menunjukkan jarak antara
penjualan yang direncanakan atau dibudgetkan (budgedted sales) dengan
penjualan pada titik impas. Dengan demikian maka, margin of safety adalah juga
menggambarkan batas jarak, dimana kalau berkurangnya penjualan melampaui
batas jarak tersebut perusahaan akan menderita kerugian.37
Menggunakan rumus Margin of Safety (margin keamanan) adalah
sebagai berikut:
a. Batas keamanan= total penjualan yang dianggarkan-BEP
b. Persentase batas keamanan dapat pula dihitung dengan:
𝑏𝑎𝑡𝑎𝑠𝑘𝑒𝑎𝑚𝑎𝑛𝑎𝑛
Persentase batas keamanan=𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛𝑦𝑎𝑛𝑔𝑑𝑖𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟𝑘𝑎𝑛
37
Bambang Riyanto, Manajemen Keuangan: Dasar-dasar pembelajaran
perusahaan,(Yogyakarta: BPFE, 2001), h.366
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian merupakan aktivitas yang ditujukan untuk mengetahui seluk-
beluk sesuatu. Kegiatan ini dilakukan karena ada permasalahan yang memerlukan
jawaban, ingin membuktikan sesuatu yang telah lama dialami sepanjang
kehidupan manusia, atau mengetahui berbagai latar belakang terjadinya sesuatu.
Banyak alasan yang mendorong munculnya penelitian.38
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu dengan
menekankan analisisnya pada proses penyimpulan komparasi serta pada analisis
terhadap dinamika hubungan fenomena yang diamati dengan menggunakan logika
ilmiah.39
C. Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder. Data sekunder yaitu data yang
diperoleh secara tidak langsung dan dalam bentuk sudah jadi, baik berupa
publikasi maupun data perusahaan yang dibuat oleh pihak perusahaan dengan
aktivitasnya.
38
Boedi Abdullah, Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian Ekonomi Islam Muamalah,
(Bandung: Pustaka Setia, 2014), h.17
39
Saifuddin Azmar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), h.5
40
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi, (Jakarta: Fajar Interpratma
Mandiri, 2013) h. 153
34
35
atau
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝
𝐵𝐸𝑃 𝑟𝑢𝑝𝑖𝑎ℎ =
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑚𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝
𝐵𝐸𝑃 𝑢𝑛𝑖𝑡 =
ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑗𝑢𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡 − 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙 𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡
atau
𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝
𝐵𝐸𝑃 𝑢𝑛𝑖𝑡 =
𝐶𝑀 𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡
41
Iskandar Putong, Economics: Pengantar Mikro dan Makro, (Jakarta: Mitra Wacana
Media, 2013) h. 226
36
BAB IV
bidang pengolahan kelapa yang didirikan pada tanggal 19 Maret 2012. UD.
Kabupaten Batu Bara memiliki visi yaitu “Kabupaten Batu Bara Sejahtera
kesehatan, dan taraf perekonomian”. Dalam hal ini kami sebagai penggagas
kepada visi dan misi tersebut. Adapaun sektor yang akan di kelola adalah sumber
daya pertanian kelapa, mengingat bahwa Kabupaten Batu Bara merupakan salah
memanfaatkan tenaga dari masyarakat sekitar yang ingin bekerja dan dengan
pada Oktober 2012 di PT. Agin Court Resources Martabe, pengiriman terus
37
38
meskipun pada akhirnya mereka tidak sanggup membayar demplot yang telah
dibuat karena PT. BHE bankrut. Setelah peristiwa tersebut UD. Flamboyan
Adapun Visi dan Misi UD. Flamboyan Coconut Centre adalah sebagai
berikut:
kelapa.
b. Misi :
konsumen.
organisasi UD. Flamboyan Coconut Centre dapat dilihat pada gambar berikut:
Direktur
Accounting
Manager Produksi
Marketing
Masinis
40
Staff Gudang
Karyawan Produksi
B. Hasil Penelitian
analisis titik impas (Break even Point), penjualan yang harus pertahankan
untuk tahun 2015, 2016, dan 2017 dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Penjualan 2015
UD. Flamboyan Coconut Center agar tidak mengalami kerugian pada tahun 2015
b. Penjualan 2016
UD. Flamboyan Coconut Center agar tidak mengalami kerugian pada tahun 2016
41
c. Penjualan 2017
UD. Flamboyan Coconut Center agar tidak mengalami kerugian pada tahun 2017
sebesar 55% dari total pendapatan yang ada atau sekitar Rp 244.250.462,5.
perhitungan di atas diperoleh tingkat margin of safety tahun 2015 sebesar 60%.
Margin of safety tahun 2016 mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya, yaitu
dari 60% menjadi 62%. Margin of safety tahun 2017 mengalami penurunan dari
3. Target penjualan UD. Flamboyan Coconut Center 2015, 2016 dan 2017
2015 tersebut masih kurang yaitu sebesar Rp420.750.000 dari yang telah
ditargetkan.
2016 tersebut masih kurang juga dari yang telah ditargetkan dari tahun 2016
tersebut yang mana pada tahun 2016 hanya memperoleh penjualan sebesar Rp
495.980.000. sedangkan pada tahun 2017 penjualan juga masih kurang dari
penjualan 2016 yang hanya sebesar Rp444..091.750, untuk itu perusahaan harus
sebesar 25% dari laba tahun 2017. Hal ini didukung beberapa faktor seperti
peningkatan daya minat dan daya beli masyarakat terhadap produk dari hasil
industri kelapa. Selain itu produk yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi dan
juga didukung strategi pemasaran yang bagus. Sementara jika dilihat dari analisis
Dan pada tahun 2019 penulis mengestimasikan peningkatan laba sebesar 50%
dari laba tahun 2017. Terjadi peningkatan estimasi dari 25% menjadi 50% dimana
Sementara jika dilihat dari analisis titik impas dalam mencapai peningkatan laba
menderita kerugian..
C. Pembahasan
menggunakan data yang menjadi dasar, data tersebut adalah data anggaran biaya
tahun 2015, 2016, dna 2017. Data tersebut disajikan di lampiran 1 dalam bentuk
tabel.
tetap dan biaya variabel. Berikut ini adalah tabel klasifikasi biaya ke dalam biaya
Tabel 4.1
Biaya tetap terdiri dari depresiasi, biaya gaji dan biaya lain-lain.
Tabel 4.2
b. Biaya Variabel
Biaya variabel terdiri dari biaya bahan baku, biaya bahan penolong, biaya
distribusi dan biaya telepon dan listrik. Tabel di bawah ini menggambarkan
Tabel 4.3
Adapun biaya variabel per unit dapat dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
𝑝𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛
kuantiti = ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑗𝑢𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡
420.750.000
kuantiti 2015 = = 140.250
3000
495.980.000
kuantiti 2016 = = 165.326
3000
444.091.750
kuantiti 2017 = = 148.030
3000
24.750.000
Biaya variabel per kg 2015 = = 176
140.250
32.370.900
Biaya variabel per kg 2016 = = 195
165.326
32.115.950
Biaya variabel per kg 2017 = = 217
148.030
Berdasarkan anggaran biaya tahun 2015, 2016, dan 2017 manajemen dapat
dimiliki perusahaan. Setelah data anggaran biaya diketahui maka dapat dihitung
rencana laporan laba dengan metode konstribusi seperti tertera dalam tabel
berikut:
46
Tabel 4.4
Ratio Contribution Margin (RCM) tahun 2015 dapat dihitung sebagai berikut:
𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 𝐾𝑜𝑛𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖
Rasio Margin Kontribusi = x 100%
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
396.000.000
Rasio Margin Kontribusi = x 100% = 94%
420.750.000
Tabel 4.5
Ratio Contribution Margin (RCM) tahun 2016 dapat dihitung sebagai berikut:
𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 𝐾𝑜𝑛𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖
Rasio Margin Kontribusi = x 100%
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
463.609.100
Rasio Margin Kontribusi = x 100% = 93%
495.980.000
47
Tabel 4.6
Ratio Contribution Margin (RCM) tahun 2017 dapat dihitung sebagai berikut:
𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 𝐾𝑜𝑛𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖
Rasio Margin Kontribusi = x 100%
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
411.975.800
Rasio Margin Kontribusi = x 100% = 92%
444.091.750
dipengaruhi oleh total penjualan. Tahun 2015 UD. Flamboyan Coconut Centre
memiliki Ratio Contribution Margin (RCM) 94%. Hal ini berarti bahwa UD.
Margin (RCM) 93%. Hal ini berarti bahwa UD. Flamboyan Coconut Centre
Margin (RCM) . Hal ini berarti bahwa UD. Flamboyan Coconut Centre
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝
BEP = 𝑅𝐶𝑀
159.020.000
BEP = = Rp. 169.170.212,76
94%
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝
BEP kg = 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝐽𝑢𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑟 𝑈𝑛𝑖𝑡;𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙 𝑝𝑒𝑟 𝑈𝑛𝑖𝑡
159.020.000
BEP kg = = 56.310 kg
3000;176
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝
BEP = 𝑅𝐶𝑀
172.164.000
BEP = = Rp. 185.122.580,64
93%
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝
BEP kg = 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝐽𝑢𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑟 𝑈𝑛𝑖𝑡;𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙 𝑝𝑒𝑟 𝑈𝑛𝑖𝑡
172.164.0000
BEP kg= = 61.377 kg
3000;195
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝
BEP = 𝑅𝐶𝑀
182.182.730
BEP = = Rp. 198.024.706,52
92%
49
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝
BEP kg = 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝐽𝑢𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑟 𝑈𝑛𝑖𝑡;𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙 𝑝𝑒𝑟 𝑈𝑛𝑖𝑡
182.182.730
BEP kg = = 65.462 kg
3000;217
mendapatkan laba dan tidak mendapatkan rugi. Pada tahun 2015 BEP dalam
rupiah UD. Flamboyan Coconut Centre sebesar Rp.169.170.212,76 , dan BEP per
Unit adalah 56.310 yang berarti bahwa pada tahun 2015, perusahaan mampu
sebesar Rp.185.122.580,64 dan BEP per Unit adalah 61.377yang berarti bahwa
pada tahun 2015, perusahaan mampu menutupi seluruh biaya tersebut untuk
mencapai impas.
Tahun 2017 BEP dalam rupiah UD. Flamboyan Coconut Centre sebesar
Rp.198.024.706,52 , dan BEP per Unit sebesar 65.462yang berarti bahwa pada
tahun 2015, perusahaan mampu menutupi seluruh biaya tersebut untuk mencapai
impas.
berikut:
berikut:
495.980.000; 186.122.580,64
MOS = x 100% = 62%
495.980.000
berikut:
perhitungan di atas diperoleh tingkat margin of safety tahun 2015 sebesar 60%
yang berarti bahwa pada tingkat penjualan dan struktur biaya yang ada, jumlah
yaitu dari 60% menjadi 62%. Jumlah maksimum kenaikan target pendapatan
harus tetap diperhatikan. Margin of Safety pada tahun 2016 sebesar 62% yang
berarti bahwa pada tingkat penjualan dan struktur biaya yang ada, jumlah
sebelumnya, yaitu dari 62% menjadi 55%. Jumlah maksimum penurunan target
karena rentang penurunan penjualan yang dapat ditolerir adalah lebih besar
safety berarti semakin cepat perusahaan menderita kerugian, dalam hal ini terdapat
agar mencapai tingkat laba yang diharapkan lebih terkendali, maka dapat dihitung
𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝:𝑙𝑎𝑏𝑎
a. Target penjualan tahun 2015 = 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖 𝑚𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜
159.020.000:236.980.000
= 94%
= 𝑅𝑝421.276.596
namun penjualan yang didapatkan oleh perusahaan untuk tahun 2015 tersebut
masih kurang dari yang telah ditargetkan, target penjualan ini menjadi acuan bagi
perusahaan untuk target penjualan 2016. Penjualan yang didaptakan tahun 2016
sebesar Rp 495.080.000 hal ini telah melebihi target yang telah dibuat untuk tahun
2015.
𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝:𝑙𝑎𝑏𝑎
b. Target penjualan tahun 2016 = 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖 𝑚𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜
172.164.000:291.445.100
= 93%
= 𝑅𝑝498.504.409
2016 tersebut masih kurang juga dari yang telah ditargetkan dari tahun 2016
tersebut yang mana pada tahun 2016 hanya memperoleh penjualan sebesar Rp
495.980.000. sedangkan pada tahun 2017 penjualan juga masih kurang dari
penjualan 2016 yang hanya sebesar Rp444..091.750, untuk itu perusahaan harus
𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝:𝑙𝑎𝑏𝑎
c. Target penjualan tahun 2017 = 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖 𝑚𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜
53
182.182.730:229.793.070
= 92%
= 𝑅𝑝447.799.783
Target penjualan UD. Flamboyan Coconut Center tahun 2017 adalah sebesar
𝑅𝑝447.799.783, angka ini juga masih kurang dari penjualan pada tahun 2017 ini
dilakukan perencanaan laba pada tahun yang mendatang. Dalama hal ini penulis
akan merencanakan laba UD. Flamboyan Coconut Centre pada tahun 2018 dan
2019. Perencanaan yang dilakukan berupa perhitungan estimasi dari penulis untuk
meningkat 25% dari laporan anggaran laba konstribusi UD. Flamboyan Coconut
Tabel 4.7
𝑝𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛
kuantiti = ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑗𝑢𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡
40.144.937
Biaya variabel per kg 2018 = = 217
185.038
555.114.687
Kuantiti 2018 = = 185.038
3000
Ratio Contribution Margin (RCM) tahun 2018 dapat dihitung sebagai berikut:
𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 𝐾𝑜𝑛𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖
Rasio Margin Kontribusi = x 100%
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
514.969.750
Rasio Margin Kontribusi = x 100% = 92%
555.114.687
meningkat 50% dari laporan anggaran laba konstribusi UD. Flamboyan Coconut
Center tahun 2018 dikarenakan peneliti melihat beberapa faktor pendukung yang
diantaranya yakni:
konsumen.
sangat kreatif.
55
berikut:
Tabel 4.8
𝑝𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛
kuantiti = ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑗𝑢𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡
60.217.405
Biaya variabel per kg = = 217
277.557
832.672.030
kuantiti = = 277.557
3000
Ratio Contribution Margin (RCM) tahun 2019 dapat dihitung sebagai berikut:
𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 𝐾𝑜𝑛𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖
Rasio Margin Kontribusi = x 100%
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
772.454.626
Rasio Margin Kontribusi = x 100% = 93%
832.672.030
Margin (RCM) 92%. Hal ini berarti bahwa UD. Flamboyan Coconut Centre
Margin (RCM) 93%. Hal ini berarti bahwa UD. Flamboyan Coconut Centre
1). Titik Impas atau Break Even Point (BEP) dan Perencanaan Laba
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝
BEP = 𝑅𝐶𝑀
227.728.412
BEP = = Rp. 247.530.882
92%
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝
BEP kg = 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝐽𝑢𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑟 𝑈𝑛𝑖𝑡;𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙 𝑝𝑒𝑟 𝑈𝑛𝑖𝑡
227.728.412
BEP kg = = 81.828 kg
3000;217
514.968.662
Q = 2783
Q = 185.040kg
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝
BEP = 𝑅𝐶𝑀
57
341.592.618
BEP = = Rp. 367.303.890
93%
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝
BEP kg = 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝐽𝑢𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑟 𝑈𝑛𝑖𝑡;𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙 𝑝𝑒𝑟 𝑈𝑛𝑖𝑡
341.592.618
BEP kg = = 122.742 kg
3000;217
772.452.993
Q = 2783
Q = 277.561kg
Pada tahun 2018 BEP dalam rupiah UD. Flamboyan Coconut Centre
sebesar Rp.247.530.882dan BEP unit nya 81.828, yang berarti bahwa pada tahun
2018, perusahaan mampu menutupi seluruh biaya tersebut untuk mencapai impas.
Tahun 2019 BEP dalam rupiah UD. Flamboyan Coconut Centre sebesar
Rp.367.303.890dan BEP unit sebesar 122.742, yang berarti bahwa pada tahun
berikut:
555.114.687;247.530.882
MOS = x 100% = 55%
555.114.687
berikut:
2018 sebesar 55% yang berarti bahwa pada tingkat penjualan dan struktur biaya
yang ada, jumlah maksimum penurunan target pendapatan penjualan yang tidak
Margin keamanan tahun 2019 sebesar 56% yang berarti bahwa pada
tingkat penjualan dan struktur biaya yang ada, jumlah maksimum penurunan
D. Analisis Penelitian
penjualan cukup untuk menutup semua biaya produksi dan penjualan tetapi tidak
ada laba yang diperoleh. Titik impas yang dimana perusahaan tidak mendapatakan
keuntungan dan juga tidak mengalami kerugian. Titik impas yang dialami UD.
Flamboyan Coconut Center pada tahun 2015, 2016 dan 2017 yaitu pada tahun
2015 BEP dalam rupiah UD. Flamboyan Coconut Center sebesar Rp.
169.170.212,76dan BEP per kg sebesar 56.310 yang berarti bahwa pada tahun
2015, perusahaan mampu menutupi seluruh biaya tersebut untuk mencapai impas.
Tahun 2016 BEP dalam rupiah UD. Flamboyan Coconut Center sebesar
Rp.185.122.580,64 dan BEP per kg sebesar 61.377 yang berarti bahwa pada tahun
2016, perusahaan mampu menutupi seluruh biaya tersebut untuk mencapai impas.
Tahun 2017 BEP dalam rupiah UD. Flamboyan Coconut Center sebesar
Rp.198.024.706,52dan BEP per kg sebesar 65.462 yang berarti bahwa pada tahun
2017, perusahaan mampu menutupi seluruh biaya tersebut untuk mencapai impas.
mencapai titik impas walaupun disetiap tahunnya terjadi penaikan dan penurunan
baik dalam segi jumlah penjualan dan volume biaya-biaya yang dikeluarkan
perusahaan. Hal ini biasa dialami oleh perusahaan-perusahaan dimana terjadi naik
jenis produk yang ditawar. Tetapi dalam hal ini perusahaan mampu menutup
biaya-biaya tersebut.
60
terjadi. Besar margin of safetyatau batas keamanan agar jumlah penjualan UD.
perusahaan tidak menderita rugi. Dari data BEP dan Contribution margin
anggaran penjualan tahun 2015.2016 dan 2017 maka diperoleh tingkat margin of
safety pada tahun 2015 sebesar 60% yang berarti bahwa pada tingkat penjualan
Margin of safety pada tahun 2016 sebesar 62% yang berarti bahwa pada
Margin of safety pada tahun 2017 sebesar 55% yang berarti bahwa pada
244.250.462,5.
jumlah penjualan yang boleh berkurang dari rencana semula sehingga perusahaan
tidak menderita rugi. Margin keamanan ini didapat dari perhitungan persentase
hasil penjualan dikurang titik impas. Dalam margin keamanan jika perusahaan
keuntungan.
karena rentang penurunan penjualan yang dapat ditolerir adalah lebih besar
tingkat laba yang diharapkan. Mencari laba yang diharapkan meliputi perencanaan
agar mencapai tingkat laba yang diharapkan lebih terkendali. Penjualan tahun
2015-2017 masih kurang dari target penjualan yang telah dihitung maka
sebab dari hal tersebut kita dapat merencanakan laba yang akan diperoleh.
laba pada tahun 2018 dan 2019. Data yang menjadi dasar peneliti melakukan
estimasi perencanaan ini yaitu dari data anggaran tahun 2017. Hasil analisis
Pada tahun 2018 dan 2019 titik impas yang dimana perusahaan tidak
mendapat keuntungan dan tidak juga mengalami kerugian yaitu 2018 BEP UD.
Flamboyan Coconut Center sebesar Rp. 247.530.882 yang berarti bahwa pada
tahun 2018 perusahaan mampu menutupi seluruh biaya tersebut untuk mencapai
impas.
62
367.303.890 yang berarti bahwa pada tahun 2019 perusahaan mampu menutupi
penjualan dapat menurun sebelum kerugian mulai terjadi. Dari perhitungan BEP
dan Contribusi margin estimasi penjualan 2018 dan 2019 yaitu pada tahun 2018
sebesar 55% yang berarti bahwa pada tingkat penjualan dan jumlah maksimum
Margin keamanan tahun 2019 sebesar 56% yang berarti bahwa pada
466.296.336..
kenaikan penjualan yang akan dialami perusahaan pada tahun 2018 sebesar 25%
dan tahun 2019 sebesar 50%. Hal ini dilatarbelakangi darihasil analisis ditahun
2015, 2016 dan 2017. Letak geografis perusahaan yang sangat strategis untuk
63
mendapatkan bahan baku perusahaan. Selain itu juga minat dari para konsumen
BAB V
A. Kesimpulan
1. Dari hasil analisis yang dilakukan oleh peneliti bahwa perusahaan mampu
mencapai titik impas atau mencukupi biaya-biaya pada tahun 2015, 2016
dan 2017. Titik impas ialah titik dimana total pendapatan sama dengan
total biaya yang dikeluarkan perusahaan. Dimana pada tahun 2015 titik
2016 titik impas yang dicapai perusahaan sebesar Rp. 185.122.580,64 dan
495.980.000 dan biaya tetap sebesar Rp. 172.164.000. Pada tahun 2017
titik impas yang dicapai perusahaan sebesar Rp. 198.024.706,52 dan BEP
per kg sebesar 61.377 dengan total penjualan sebesar Rp. 444.091.750 dan
dengan penjualan pada break even. Dengan demikian margin of safety juga
64
65
penurunan dari 62% menajdi 55%. Pada tahun 2015 ke tahun 2016
3. Penjualan tahun 2015-2017 masih kurang dari target penjualan yang telah
telah ditentukan, sebab dari hal tersebut kita dapat merencanakan laba
b. Margin keamanan tahun 2018 sebesar 55% yang berarti bahwa pada
Margin keamanan tahun 2019 sebesar 56% yang berarti bahwa pada
25% dari penjualan maka perusahaan harus dapat menjual sebesar Rp.
B. Saran
yang diharapkan.
67
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, Dian Ratna Rusmala. et al. Analisis Hubungan Margin Kontribusi sebagai
Alat Bantu Perencanaan Laba pada Industri Gamelan Margolaras Kauman
Magetan Periode 2014-2016. Madiun: Universitas PGRI Madiun. Vol. 5
No. 1. 2017.
Sorongan, Srivo Nindy. Grace B Nangoi. Analisis Titik Impas Sebagai Dasar
Perencanaan Laba Jangka Pendek Produk Kacang Olahan Pada Industri
Kecil Menengah di Kawangkoan. Jurnal EMBA 1647 Vol. 02 No. 2 Juni
2014.
70