Laporan Praktikum Kebisingan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 3

BAB KEBISINGAN

1. Pendahuluan
a. Definisi kebisingan
Kebisingan didefinisikan sebagai “suara yang tak dikehendaki, misalnya yang merintangi
terdengarnya suara-suara, musik dan sebagainya, atau yang menyebabkan rasa sakit atau yang
menghalangi gaya hidup. (JIS Z 8106 [IEC60050-801] kosa kata elektro-teknik internasional Bab 801:
akustikal dan elektroakustik)”. Menurut Kepmenaker No. Kep – 51/MEN/1999, kebisingan adalah
semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses produk dan atau alat-alat
kerja yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran.
b. Jenis kebisingan
 Steady State Noise : kebisingan dimana fluktuasi intensitas ≤ 6 dB.
 Impact/impulse noise : kebisingan dimana waktu yang diperlukan untuk mencapai (peak intensity)
≤ 35 milidetik dan waktu yang diperlukan untuk penurunan intensitas sampai 20 dB di bawah
puncak ≤ 500 milidetik. Bila impuls terjadi berulang dengan interval waktu ≤ 0,5 detik atau bila
jumlah impuls per detik > 10 detik dinamakan continuous noise / kebisingan kontinyu
 Intermitten/interrupted noise : kebisingan dimana suara mengeras kemudian melemah secara
perlahan-lahan.
c. Nilai ambang batas kebisingan
Menurut permenaker no. 5 tahun 2018, Nilai ambang batas kebisingan di tempat kerja yaitu sebesar
85 dB dengan waktu pemaparan 8 jam per hari. Tidak boleh terpajan lebih dari 140 dB walaupun
sesaat.
2. Cara pengukuran
a. Menurut SNI 7231:2009 tentang metode pengukuran intensitas kebisingan di tempat kerja
 Prinsip pengukuran
Tingkat tekanan bunyi diukur dengan alat sound level meter yang mempunyai kelengkapan
Leq A dengan rentang waktu tertentu pada pembobotan waktu S. Tekanan bunyi menyentuh
membran mikropon pada alat, sinyal bunyi diubah menjadi sinyal listrik dilewatkan pada filter
pembobotan (weighting network), sinyal dikuatkan oleh amplifier diteruskan pada layar
hingga dapat terbaca tingkat intensitas bunyi yang terukur.
 Peralatan
Sound level meter yang digunakan untuk mengukur tingkat intensitas kebisingan di tempat
kerja memiliki kelengkapan untuk mengukur tingkat tekanan SLM bunyi sinambung setara
pada pembobotan A secara langsung ataupun tidak langsung. Alat ukur tersebut sesuai
dengan yang ditetapkan SNI 05-2962-1992.
Kelengkapan alat minimal memiliki :
a. skala pembobotan A
b. kecepatan respon pada pembobotan waktu slow (S)

Alat ukur tingkat intensitas kebisingan di tempat kerja sebelum digunakan, harus dikalibrasi
sesuai dengan konfigurasi yang dimuat di dalam buku petunjuk alat. Alat ukur tersebut juga
harus memiliki sertifikat kalibrasi yang masih berlaku.

 Prosedur pengukuran
a. Hidupkan alat ukur intensitas kebisingan.
b. Periksa kondisi baterei, pastikan bahwa keadaan power dalam kondisi baik.
c. Pastikan skala pembobotan.
d. Sesuaikan pembobotan waktu respon alat ukur dengan karakteristik sumber bunyi yang
diukur (S untuk sumber bunyi relatif konstan atau F untuk sumber bunyi kejut).
e. Posisikan mikropon alat ukur setinggi posisi telinga manusia yang ada di tempat kerja.
Hindari terjadinya refleksi bunyi dari tubuh atau penghalang sumber bunyi.
f. Arahkan mikropon alat ukur dengan sumber bunyi sesuai dengan karakteristik mikropon
(mikropon tegak lurus dengan sumber bunyi, 70o – 80o dari sumber bunyi).
g. Pilih tingkat tekanan bunyi (SPL) atau tingkat tekanan bunyi sinambung setara (Leq)
Sesuaikan dengan tujuan pengukuran.
h. Catatlah hasil pengukuran intensitas kebisingan pada lembar data sampling. Lembar data
sampling minimum memuat ketentuan seperti berikut:
1. Nama perusahaan ; 2. Alamat perusahaan ; 3. Tanggal sampling ; 4. Likasi titik
pengukuran ; 5. Rentang waktu pengukuran ; 6. Hasil pengukuran intensitas kebisingan ;
7. Tipe alat ukur ; 8. Tipe kalibrator ; 9. Penanggung jawab hasil pengukuran
i. Bila alat ukur Sound Level Meter tidak memiliki fasilitas Leq, maka dihitung secara manual
dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Leq = 10 Log { 1/T[ t1xantilog (L1/10) +
t2xantilog (L2/10) + ...tnxantilog (Ln/10)]
b. menurut alat SVANTEX SV 971
1. tekan tombol on/off secara bersamaan.
2. pastikan baterai cukup untuk digunakan selama pengukuran.
3. lakukan kalibrasi sebelum dan sesudah pengukuran. (114 dBA)
4. pasang windscreen untuk meminimalisir angina.
5. pilih metode fast atau slow kemudian enter.
6. tekan start.
7. paparkan setinggi saraf pendengaran.
8. tunggu hingga nilai stabil (tidak lebih dari ± 3 dB).
9. tekan stop.
10. catat hasil pengukuran pada lembar data sampling.
11. tekan on/off bersamaan.
3. hasil pengukuran
 Lokasi dan Waktu Pengukuran
Lokasi: Balai Keselamatan Kerja Surabaya
1. Ruang ECG, Spirometer, Periksa Mata
2. Ruang Dokter
Tanggal Pengukuran: 26 April 2019
Waktu Pengukuran:
1. Ruang ECG, Spirometer, Mata: 09.50 WIB
2. Ruang Dokter: 10.10 WIB
 Alat : SVANTEX SV 971
 Data pengukuran
No Lokasi Jam Hasil Hasil Jenis Keterangan
pengukuran konversi kebisingan (sumber
(dbA) (dbA) bising)
1 Ruangan ECG 9.50 64,7 64,7 continuous Aktivitas
2 Ruang dokter 10.10 71,5 71,5 Continuous aktivitas

Kesimpulan :
Berdasarkan hasil pengukuran di ruang ECG dan ruang dokter, didapatkan hasil pengukuran
kebisingan dari masing-masing ruang termasuk dalam kondisi aman dan tidak melebihi NAB.

Anda mungkin juga menyukai