Modul Vii Selesai

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

MODUL VII

RANGKAIAN DETEKTOR
KABEL PUTUS

Disusun Oleh :

Kelompok IX

Lailatur Rohmah 180491100010


Riyan Maulana 180491100035
Moh. Aim Wiza Rahmana Putra 180491100044
Julian Fery Kurniawan 180491100049

LABORATORIUM MEKATRONIKA DASAR


PROGRAM STUDI S1 TEKNIK MEKATRONIKA
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
BANGKALAN
TAHUN 2019
MODUL VII
RANGKAIAN DETEKTOR KABEL PUTUS

7.1. Tujuan
Berikut adalah tujuan dilakukannya penelitian dan perangkaian alat
detektor kabel.
1. Memahami penggunaan IC 555
2. Dapat merancang rangkaian dari penggunaan IC 555

7.2. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang di gunakan dalam penelitian dan perangkaian alat
detektor kabel.:
1. IC 555
2. Resistor
3. PCB Dot Matrix
4. Kapasitor
5. Buzzer

7.3. Dasar Teori


7.3.1 IC 555
IC 555 pewaktu ini menggabungkan sebuah osilator relaksasi, dua
pembanding, flip-flop RS, dan sebuah Transistor pembuang. IC serbaguna ini
mempunyai banyak manfaat sehingga telah menjadi standart industri. Dan
berfungsi sebagai rangkaian pewaktu monostable dan isolator stabil. Fungsi
dari IC 555 bisa bermacam-macam, karena dapat menghasilkan sinyal
pendetak/sinyal kotak. Tergantung kreativitas saja untuk merangkainya, beberapa
diantaranya adalah sebagai clock untuk jam digital, hiasan menggunakan lampu
LED, menyalakan 7-segment dengan rangkaian astable, metronome dalam
industry music, timer counter, atau dengan lebih dalam mengutak-atik lagi dapat
memberikan PWM (pulse width modulation) yang mengatur frekuensi sinyal
logika high untuk mengatur duty cycle yang diinginkan. Keterang dari masing-
masing pin pada IC 555:
a. Pin 1 Ground (0V)
Merupakan, pin input dari sumber tegangan DC paling negatif.
b. Pin 2 Trigger
Merupakan, input negatif dari lower komparator (komparator B) yang
menjaga osilasi tegangan terendah kapasitor pada 1/3 Vcc dan mengatur
RS flip-flop.
c. Pin 3 Output
Merupakan pin keluaran dari IC 555
d. Pin 4 Reset
Merupakan pin yang berfungsi untuk me-reset latch didalam IC yang
akan berpengaruh untuk menjadikan kondisi awal dari IC. Pin ini
tersambung ke suatu gate (gerbang) transistor bertipe PNP, jadi transistor
akan aktif jika diberi logika low. Biasanya pin ini langsung dihubungkan
ke VCC agar tidak terjadi reset.
e. Pin 5 Control Voltage
Berfungsi untuk mengatur kestabilan tegangan referensi input negatif
(komparator A). pin ini bisa dibiarkan tergantung (diabaikan), tetapi untuk
menjamin kestabilan referensi komparator A, biasanya dihubungkan
dengan kapasitor berorde sekitar 10 nF ke pin ground.
f. Pin 6 Threshold
Pin 6 threshold terhubung ke input positif (komparator A) yang akan
me-reset RS flipflop ketika tegangan pada pin 6 mulai melebihi 2/3 Vcc.
g. Pin 7 Discharge
Pin 7 discharge terhubung ke open collector transistor internal (Tr)
yang emitternya terhubung ke ground.
h. Pin 8 VCC
Pin 8 VCC untuk menerima supply DC voltage. Biasanya akan bekerja
optimal jika diberi 5V s/d 15V. Supply arusnya dapat dilihat di datasheet,
yaitu sekitar 10mA s/d 15mA.
Berikut Gambar 7.1. merupakan datasheet IC 555.

Gambar 7.1. IC 555


7.3.2 PCB DOT MATRIX
PCB adalah singkatan dari Printed Circuit Board yang dalam bahasa
Indonesia sering diterjemahkan menjadi Papan Rangkaian Cetak atau Papan
Sirkuit Cetak. Seperti namanya yaitu Papan Rangkaian Tercetak (Printed Circuit
Board), PCB adalah Papan yang digunakan untuk menghubungkan komponen-
komponen Elektronika dengan lapisan jalur konduktornya. PCB dot matrix yaitu
jenis PCB yang memiliki lubang pada semua lapisan yang berisi tebaga, dimana
lapisan tembaganya sudah di layout (dibuatkan jalur/dibentuk) berupa lingkaran-
lingkaran kecil, PCB jenis ini biasanya digunakan pada rangkaian elektronik yang
sederhana dan biaya produksinya juga relatif lebih murah. Berikut Gambar 7.2.
merupakan PCB dot matrix.

Gambar 7.2. PCB dot matrix.

7.4. Tugas Pendahuluan


7.4.1 Datasheet IC 555
Berikut Gambar 7.3. merupakan datasheet IC 555.
Gambar 7.3. IC 555
Pin 1: ground Pin 5: control voltage
Pin 2: trigger Pin 6: threshold
Pin 3: output Pin 7: discharge
Pin 4: reset Pin 8: VCC
7.4.2 Datasheet IC 4017

Berikut Gambar 7.4. merupakan datasheet IC 4017.

Gambar 7.4. IC 4017


Pin 1: output 5 Pin 9: output 8
Pin 2: output 1 Pin 10: output 4
Pin 3: output 0 Pin 11: output 9
Pin 4: output 2 Pin 12: carry out
Pin 5: output 6 Pin 13: enable input
Pin 6: output 7 Pin 14: clock input
Pin 7: output 3 Pin 15: reset input
Pin 8: VCC Pin 16: ground
7.4.3 Fungsi dan Kegunaan IC 555
Rangkaian ini tidak lain adalah sebuah rangkaian pewaktu ( timer )
monostable. Prinsipnya rangkaian ini akan menghasilkan pulsa tunggal dengan
lama tertentu pada keluaran pin 3, jika pin 2 dari komponen ini dipicu. Pada
dasarnya aplikasi utama IC NE555 ini digunakan sebagai timer (Pewaktu) dengan
operasi rangkaian monostable dan pulse generator (pembangkit pulsa) dengan
operasi rangkaian astable. Selain itu, dapat juga digunakan sebagai time delay
generator dan sequential timing.
7.4.4 Fungsi dan Kegunaan IC 4017
Pengertian dan Fungsi Setiap Kaki IC 4017 | IC 4017 adalah suatu
rangkaian terpadu yang berfungsi sebagai decade counter (Penghitung interval).
Maksud dari decade counter yakni dapat merubah salah satu output menjadi
berlogika tinggi secara bergantian dari output 0 hingga ke output 9 sehingga total
output rangkaian ini berjumlah sepuluh buah dengan total pin/kaki sebanyak 16
dan memiliki fungsinya masing masing.
IC 4017 sendiri dikendalikan dengan clock atau pulsa (gelombang kotak)
yang nantinya akan menentukan kecepatan perpindahan output dari IC 4017 itu
sendiri. semakin tinggi frekuensi dari clock yang dimasukan ke kaki 14 pin ic
4017, maka akan semakin cepat pula perpindahan logika dari output IC tersebut.
Agar IC 4017 ini dapat berkerja sebagai mana mestinya, tentunya diperlukan
rangkaian tambahan. Rangkaian tambahan tersebut adalah rangkaian clock yang
menggunakan IC NE555.

7.5. Tugas Praktikum


7.5.1 Desain Rangkaian Alat
Desain rangkaian alat sangat diperlukan sebelum membuat alat-alat
elektronik. Tujuan dibuatnya skema rangkaian adalah untuk memudahkan dalam
menganalisa sebuah rangkaian dan komponen yang dibutuhkan untuk membuat
alat tersebut. Melalui desain rangkaian ini dapat diketahui nilai-nilai dari setiap
komponen yang akan digunakan.. Oleh sebab itu sebelum membuat alat detektor
arus sebaiknya membuat desain rangkaian untuk mengetahui alur dari arus dan
tegangan yang dibutuhkan. Setelah membuat rangkaian bisa diaplikasikan pada
PCB untuk mengatur jalur atau lintasan dan sambungan pada suatu rangkaian..
Berikut adalah Gambar 7.4. yang merupakan desain rangkaian alat detector kabel
putus yang akan dibuat.

Gambar 7.4. Desain rangkaian detektor kabel putus


7.5.2 Langkah-Langkah Rangkaian
Setelah menyelesaikan project praktikum tentang IC NE555 sebagai
pembandingan tegangan, maka didapatkan langkah-langkah pengoperasian
detector kabel putus dengan menggunakan IC NE555, sebagai berikut:

1. Tancapkan IC NE555, resistor 10Ω, kapsitor 4,7μϜ, dan LED ke PCB dot
matrix.
2. Hubungkan pin 1 IC NE555 ke positive power supply 9V.
3. Hubungkan pin 8 IC NE555 ke negative power supply 9V.
4. Hubungkan pin 3 ke kaki positive LED dan kaki negative LED di
hubungkan ke negative power supply 9V sebagai output.
5. Hubungkan pin 3 ke kaki positive dizzer dan kaki negative dizzer di
hubungkan ke negative power supply 9V sebagai output.
6. Hubungkan pin 7 ke resistor yang sudah di sambungkan ke positive power
supply 9V.
7. Hubungkan pin 6 ke pin 7, lalu hubungkan ke kaki positive kapasitor.
8. Hubungkan kaki negative kapasitor ke pin 1 yang sudah tersambung ke
negative power supply 9V.
9. Hubungkan pin 2 dengan antena detector.
10. Pada percobaan pertama, antena detector akan di dekatkan pada kabel
yang terhubung dengan arus listrik (kabel normal/tidak putus) sehingga
lampu indikator menyala dan dizzer berbunyi. Berikut Gambar 6.1.
Merupakan percobaan pertama.

Gambar 7.5. Percobaan pertama.


11. Pada percobaan kedua, antena detector akan di dekatkan pada kabel yang
terhubung dengan arus listrik (kabel rusak/putus) sehingga lampu indikator
mati dan dizzer tidak berfungsi. Berikut Gambar 6.2. Merupakan
percobaan kedua.

Gambar 7.6. Percobaan kedua.


7.6. Kesimpulan
Detector kabel merupakan suatu alat dengan rangkaian komponen
sederhana yang dapat digunakan untuk mendeteksi masuk tidaknya aliran listrik
pada alat elektronik dengan mengarahkan alat pada kabel agar didapatkan hasil
dengan cara melihat indikator pada alat. Apabila indikator menyala terang maka
kabel alat elektronik berfungsi dengan baik dan apabila nyala indikator redup pada
bagian kabel lain maka pada bagian kabel tersebut ada bagian yang putus.
Pada rangkaian detektor kabel putus merupakan rangkaian yang
menggunakan ic NE 555. Ic NE 555 merupakan ic atau sirkuit yang banyak
digunakan pada rangkaian elektronika, seperti rangkaian timer, running LED, dan
masih banyak yang lainnya. Pada rangkaian detektor current ic 555 berfungsi
sebagai penangkap frekuensi sinyal listrik, dimana pin 2 berfungsi sebagai
pematik sinyal pada arus yang mengalir karena pada dasarnya, arus listrik
mengandung elektromagnetik, sehingga antena pada pin 2 akan menerima sinyal,
untuk mematik rangkaian. Pada pin 6 dan 7 disambungkan pada kapasitor
elektrolit yang berfungsi untuk menentukan interval , begitupun komponen
pendukung lainnya seperti resistor yang disambungkan pada vcc supaya stabilitas
tegangan tetap terjaga. Pada output rangkaian digunakan indikator LED dan
Buzzer sebagai output dari rangkaian detektor current.
7.7. Daftar Pustaka
[1] Irma Yulia Basri, Arsyfadhillah, Dedy Irfan, Thamrin. 2018. Rancang
Bangun Media Pembelajaran Mini Trainer IC 555. Jurnal Inovasi Vokasional dan
Teknologi. Volume 18 Number 2, 2018 : 66 – 67
[2] Surjono, Herman Dwi. 2011. Elektronika: Teori dan Penerapan. Jember:
Penerbit Cerdas Ulet Kreatif.
[3] Rachmad, Nur. 2014. RANCANG BANGUN ALAT PENDETEKSI
ARUS LISTRIK MENGGUNAKAN IC CMOS CD 4093.
https://www.academia.edu. Diakses pada 30 Juni jam 14:30 WIB.
[4] Rangkaian elektronika. 2013. “Pengertian PCB (Printed Circuit Board)
dan Jenis-jenis PCB”. https://teknikelektronika.com/pengertian-pcb-printed-
circuit-board-jenis-jenis-pcb/. Diakses pada 30 Juni jam 14:30 WIB.

Anda mungkin juga menyukai