Urban Design
Urban Design
Urban Design
1. Pendahuluan
1.1. Peranan Ruang Publik Kota
Ruang publik merupakan sebuah elemen kota yang dapat memberikan
karakter tersendiri yang berfungsi sebagai ruang interaksi sosial bagi masyarakat dan
juga sebagai pendukung kegiatan dalam perancangan kota. Ruang publik terdiri dari
RTH 30% dan RTNH 20% berdasarkan UU No 26 Tahun 2007 Tentang Penataan
Ruang.
1.2. Permasalahan Ruang Publik Kota
Masih banyak terdapat ruang-ruang kota yang belum difungsikan atau
dikembangkan menjadi ruang publik yang sehat dan menampung kegiatan
masyarakat kota.
1.3. Kedudukan Ilmu Perancangan Kota
Perancangan Kota merupakan sebuah ilmu yang menjembatani antara ranah
planologi (makro) dengan ranah arsitek (mikro). Ruang lingkup Urban Design dapat
dipahami tidak hanya melihat bagaimana merancang fisik kawasan dengan tema
tertentu tetapi juga bagaimana ruang dibentuk dengan tujuan masyarakat dapat
berinteraksi dengan lingkungannya. Panduan rancang serta pengendalian diarahkan
guna menciptakan ruang kawasan yang ekslusif/berkarakter yang berkaitan dengan
masalah kualitas fisik lingkungan.
2) Teori Sektor
Setiap kawasan di dalam sebuah kota dapat berkembang sepanjang
dihubungkan oleh sistem transportasi. Kota dipandang tidak lagi
berkembang secara terpusat melainkan dapat menyebar memunculkan
sub pertumbuhan tergantung akses serta potensi kawasan dalam menarik
kegiatan lainnya.
2.9. Konservasi
Konsep tentang konservasi kota memperhatikan beberapa aspek yaitu
bangunan tunggal, struktur dan gaya arsitektur, umur bangunan atau kelayakan
bangunan. Konservasi merupakan kegiatan penanganan bangunan bersejarah
secara preventif serta memperbaikinya agar dapat bertahan lebih lama. Beberapa
terminologi konservasi yaitu:
1) Preservasi: melestarikan bangunan kuno tanpa mengganti elemen aslinya;
2) Konservasi: Strategi penanganan untuk menjaga kualitas bangunan
bersejarah;
3) Rehabilitasi: Mengembalikan bangunan bersejarah yang tidak berfungsi
menjadi berfungsi kembali;
4) Peningkatan: Peningkatan nilai, penampilan, tingkat kenyamanan, utilitas,
hingga nilai ekonomis sebuah bangunan;
5) Monumen Bersejarah: Kegiatan mencari bukti-bukti yang mencakup
bangunan arsitektur tunggal dan kawasan desa atau kota;
6) Warisan Budaya: Terdiri dari monument, kelompok bangunan kuno, dan
tapak yang memiliki nilai sejarah tinggi. Kriteria yang digunakan yaitu
aspek estetis, nilai sejarah, situasi kota, ruang-ruang yang ada, dan
konfigurasi kota.
7. Proses
7.1. Proses Desain Ruang Publik
Penataan ruang publik merupakan bagian Rencana Teknis Ruang Kota
(RTRK) yang didesain oleh pertimbangan-pertimbangan antara lain:
1) Adanya indikasi permasalahan pembangunan dan lingkungan pada blok-
blok peruntukan yang perlu penanganan;
2) Adanya permasalahan perwujudan keharmonisan bangunan dengan
lingkungan setempat dalam rangka kegiatan pembangunan pada blok-blok
peruntukan.
9.3. Contents
Konten terdiri dari beberapa unsur yaitu:
1) Gaya arsitektur.
2) Skala.
3) Material bangunan.
4) Warna bangunan.
5) Tekstur.
6) Ragam arsitektur bangunan.
7) Karakter.
8) Keunikan.
3) Tanpa partisipasi
Manipulasi
Kurangnya apresiasi dan ketertarikan dari masyarakat