Bimbingan Konseling-WPS Office
Bimbingan Konseling-WPS Office
Bimbingan Konseling-WPS Office
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadiratAllah SWT, karena atas bimbingan dan
hidayah-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah BimbinganKonseling berjudul “Pengertian,
Tujuan,Prinsip, Asas-Asas dan Fungsi Bimbingan Konseling”.Penyusun juga tidak lupa berterimakasih
kepada Ust.Sapari, M.Pdsebagai dosen pengampumata kuliah Kuliah Bimbingan Konseling di Sekolah
Tinggi Agama Islam Asy-Syukriyyah dan juga semua pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan
saran dari pembaca tentunya amat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Besar harapan saya,
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kepentingan semua pihak yang membaca makalah ini.
, Maret 2016
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar BelakangSebagai salah satu lembaga pendidikan, sekolah membutuhkan pelayanan BK dalam
penyelenggaraan dan peningkatan kondisi kehidupan di sekolah demi tercapainya tujuan pendidikan
yang berjalan seiring dengan visi profesi konseling yaitu: terwujudnya kehidupan kemanusiaan yang
membahagiakan melalui tersedianya pelayanan bantuan dalam memberikan dukungan perkembangan
dan pengentasan masalah agar individu berkembang secara optimal, mandiri dan bahagia.Namun untuk
mencapai tujuan tersebut, Konselor haruslah memenuhi Asas dan Prinsip-prisip Bimbingan dan
Konseling. Pemenuhan asas-asas bimbingan itu akan memperlancar pelaksanaan dan lebih menjamin
keberhasilan layanan/kegiatan, sedangkan pengingkarannya akan dapat menghambat atau bahkan
menggagalkan pelaksanaan, serta mengurangi atau mengaburkan hasil layanan/kegiatan bimbingan dan
konseling itu sendiri. Begitu pula dengan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling tidak bisa diabaikan
begitu saja, karena prinsip bimbingan dan konseling menguraikan tentang pokok-pokok dasar pemikiran
yang dijadikan pedoman program pelaksanaan atau aturan main yang harus di ikuti dalam pelaksanaan
program pelayanan bimbingan. Dan dapat juga dijadikan sebagai seperangkat landasan praktis atau
aturan main yang harus diikuti dalam pelaksanaan program pelayanan bimbingan dan konseling di
sekolah.
B. Rumusan Masalah
2.Apa tujuan belajar bimbingan konseling?3. Apa saja prinsip-prinsip dalam bimbingan dan konseling?
BAB II
PEMBAHASAN
Bimbingan dan konseling (BK) merupakan salah satu komponen dalam keseluruhan sistem pendidikan
khususnya di sekolah. Sebagai kaum terpelajar pasti sudah tidak asing lagi dengan kata BK ini bukan? BK
terdiri dari dua kata yaitu Bimbingan dan Konseling. Bimbingan secara etimologis merupakan terjemahan
dari kata “Guidance” yang mempunyai arti “menunjukan, membimbing, menuntun, membantu”. Secara
istilah bimbingan dapat diartikan sebagai suatu bantuan atau tuntunan. Pada dasarnya pengertian
bimbingan yang dikemukakan oleh para ahli memberikan pengertian yang saling melengkapi satu sama
lain, dan untuk memahami pengertian bimbingan tersebut perlu mempertimbangkan beberapa
pengertian bimbingan dari beberapa ahli sebagai berikut :
“Bimbingan sebagai bantuan yang diberikan kepada individu untuk dapat memilih, mempersiapkan diri
dan memangku suatu jabatan dan mendapat kemajuan dalam jabatan yang dipilihnya” (Frank
Parson,1951). Frank Parson merumuskan pengertian bimbingan dalam beberapa aspek yakni bimbingan
diberikan kepada individu untuk memasuki suatu jabatan dan mencapai kemajuan dalam jabatan.
Pengertian ini masih sangat spesifik yang berorientasi karir. (Prayitno, 2004:99) mengemukakan
bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang atau
beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa agar orang yang dibimbing dapat
mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan
sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku. (Mathewson,1969)
Bimbingan sebagai pendidikan dan pengembangan yang menekankan proses belajar yang sistematik.
Mathewson mengemukakan bimbingan sebagai pendidikan dan pengembangan yang menekankan pada
proses belajar.
Bimbingan dan konseling merupakan satu kesatuan yang sangat erat dimana keduanya memiliki tujuan
untuk memperjelas arah atau sasaran yang hendak dicapainya.Adapun secara garis besar, bimbingan dan
konseling memiliki tujuan, yaitu:
1. Tujuan umum Sejalan dengan perkembangan konsepsi bimbingan dan konseling,maka tujuan
bimbingan dan konseling senantiasa mengalami perubahan,dari yang sederhana sampai ke yang lebih
komperehesif. Secara umum, bimbingan dan konseling bertujuan untuk individu memperkembangkan
diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan dan predisposisi yang dimilikinya seperti
kemampuan dasar dan bakat –bakatnya, berbagai latar belakang yang ada (latar belakang keluarga,
pendidikan, status sosial ekonomi), serta sesuai dengan tuntutan positif lingkungannya. Dengan kata lain,
bimbingan dan konseling bertujuan membantu peserta didik agar memiliki kompetensi mengembangkan
potensi dirinya seoptimal mungkin atau mewujudkan nilai-nilai yang terkandung dalam tugas-tugas
perkembangan yang harus dikuasainya sebaik mungkin. Di sisi lain, menurut Prayitno (1999:16) tujuan
umum bimbingan dan konseling dilakukan dalam rangka pengembangan keempat dimensi kemanusiaan
individu, yaitu :
ini memungkinkan seseorang mengembangkan potensi yang ada pada dirinya secara optimal yang
mengarah pada aspek – aspek kehidupan yang positif. Bakat,minat,kemampuan dan berbagai
kemungkinan yang termuat dalam aspek-aspek mental-fisik dan biologis berkembang dalam rangka
dimensi individual itu.Dengan perkembangan dimensi ini membawa seseorag menjadi individu yang
mampu tegak berdiri dengan kepribadiannya sendiri, dengan aku yang teguh, positif, produktif, dan
dinamis.
Dimensi ini memberikan warna moral terhadap perkembangan dimensi pertama dan kedua. Norma,
etika, dan berbagai ketentuan yang berlaku mengatur bagaimana kebersamaan antar individu
seharusnya dilaksanakan. Dimensi kesusilaan ini memiliki peranan penting karena dengan dimensi ini
menjadi pemersatu antara keindividualan dan kesusilaan dalam satu kesatuan yang penuh makna Hidup
bersama orang lain baik dalam rangka memperkembangkan dimensi keindividual dan dimensi sosial
tidak dapat dilakukan seadanya saja,tetapi perlu dilakukan secara terarah.
Hidup bersama orang lain perlu diselenggarakan sedemikian rupa,sehingga semua orang yang ada di
dalamnya memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya,demi kehidupan bersama. Dimensi kesusilaan
dapat menjadi pemersatu,sehingga keindividualan dan kesosialan dapat bertemu dalam satu kesatuan
yang penuh makna.Tanpa adanya dimensi ini, maka berkembangnya dimensi kendividualan dan
kesusilaanakan tidak serasi, bahkan yang satu akan cenderung menyalahkan yang lain. Dengan dimensi
ini memungkinkan manusia dapat menjalani kehidupan dengan sangat layak dan dapat mengembangkan
ilmu,teknologi dan seni.
Kehidupan manusia yang selengkapnya yaitu yang menjangkau baik itu kehidupan di duniawi maupun
kehidupan di akhiratakan tercapai jika ketiga dimensi tersebut dilengkapi dengan dimensi keempat.
Dimensi ini lebih menitikberatkan pada hubungan diri manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa. Di mana
manusia tidak terpukau dan terpaku pada kehidupan di dunia saja, melainkan mengaitkan secara serasi,
selaras, dan seimbang antara kehidupan dunia dan akhirat Dengan proses konseling,klien dapat :
1. Mendapat dukungan selagi klien memadukan segenap kekuatan dan kemampuan untuk mengatasi
permasalahan yang dihadapi.
2. Memperoleh wawasan baru yang lebih segar tentang berbagai alternatif,pandangan dan pemahaman-
pemahaman serta keterampilan-keterampilan baru.
2. Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus dari bimbingan dan konseling merupakan penjabaran dari tujuan umum yang
dikaitkan secara langsung dengan permasalahan yang dialami individu yang bersangkutan, sesuai dengan
kompleksitas permasalahan yang dialami. Sebagaimana kita ketahui bahwa individu memiliki
karakteristik yang bersifat unik, sehingga tujuan khusus dari bimbingan dan konseling juga bersifat unik
pula, dimana untuk pencapaian tujuannya disesuaikan dengan karakteristik masing - masing
individu,atau tidak boleh disamakan.
Prinsip merupakan paduan hasil kajian teoritik dan telaah lapangan yang digunakan sebagai pedoman
pelaksanaan sesuatu yang dimaksudkan.
Dalam pelayanan bimbingan dan konseling prinsip-prinsip yang digunakannya bersumber dari kajian
filosofis, hasil-hasil penelitian dan pengalaman praktis tentang hakikat manusia, perkembangan dan
hakikat manusia dalam konteks sosial budayanya, pengertian, tujuan, fungsi dan proses penyelenggaraan
bimbingan dan konseling. Pemahaman tentang prinsip-prinsip dasar ini sangatpenting dan perlu
terutama dengan kaitannya dalam penerapan di lapangan. Konselor yang telah memahami secara benar
dan mendasar prinsip-prinsipdasar bimbingan dan konseling iniakan dapat menghindarkan diri dari
kesalahan dan penyimpangan-penyimpangan dalam praktik pemberian layanan bimbingan dan
konseling. Misalnya Van Hoose (1969) mengemukakan bahwa :
a. Bimbingan didasarkan pada keyakinan bahwa dalam diri tiap anak terkandung kebaikan-kebaikan;
setiap pribadi mempunyai potensi dan pendidikan hendaklah mapu membantu anak memanfaatkan
potensinya itu.
b. Bimbingan didasarkan pada ide bahwa setiap anak adalah unik; seorang anak berbeda dari yang lain.
c. Bimbingan merupakan bantuan kepada anak-anak dan pemuda dalam pertumbuhan dan
perkembangan mereka menjadi pribadi-pribadi yang sehat.
d. Bimbingan merupakan usaha membantu mereka yang memerlukannya untuk mencapai apa yang
menjadi idaman masyarakat dan kehidupan umumnya.
e. Bimbingan adalah pelayanan unik yang dilaksanakan oleh tenaga ahli dengan latihan-latihan khusus,
dan untuk melaksanakan pelayanan bimbingan diperlukan minat pribadi khusus pula.
Semua butir yang dikemukakan oleh Van Hoose itu benar, tetapi butir-butirtersebut belum merupakan
prisip-prisip yang jelas aplikasinya dalam praktek bimbingan dan konseling. Apabila butir-butir tersebut
hendak dijadikan prisip-prinsip bimbingan dan konseling, maka aspek-aspek operasionalnya harus
ditambahkan. Berkenaan dengan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling, Arifin dan Eti Kartikawati
(1994) menjabarkan prinsip-prisip bimbingan dan konseling kedalam empat bagian, yaitu :
a. Prinsip-prinsip umum
Prinsip-prinsip yang akan dibahas dapat ditinjau dari prinsip-prinsip secara umum, dan prinsip-prinsip
khusus prinsip-prinsip khusus adalah prinsip-prinsip bimbingan yang berkenaan dengan sasaran layanan,
masalah klien/permasalahan individu, program layanan, dan prinsip-prinsip perkembangan pelaksanaan
pelayanan.
1. Prinsip-prinsip umum
a. Karena bimbingan ini berhubungan dengan sikap dan tingkah laku individu, perlu diingat bahwa sikap
dan tingkah laku individu itu terbentuk dari segala aspek keperibadian yang unik dan ruwet karena
dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman.
b. Perlu dikenal dan dipahami perbedaan individual daripada individu-individu yang dibimbing, ialah
untuk memberikan bimbingan yang tepat sesuai denganapa yang dibutuhkan oleh individu yang
bersangkutan
d. Masalah yang tidak dapat diselesaikan di sekolah harus diserahkan padaindividu atau lembaga yang
mampu dan berwenang,melakukannya
e. Bimbingan harus dimulai dengan indentifikasi kebutuhan-kebutuhan yang dirasakan oleh individu yang
dibimbing.
BAB III
PENUTUP
Berdasarkan pembahasan pada bab—bab sebelumnya, maka penyusun dapat menyimpulkan bahwa
pelayanan Bimbingan Konseling atau yang sering disingkat BK, adalah hal yang penting dan perlu di
lembaga pendidikan. Kesuksesan tujuan BK sangat dipengaruhi oleh kemampuan konselor dalam
menjalankan tugasnya. Untuk menjadi konselor yang mumpuni di bidangnya, ada beberapa hal yang
harus difahami, mulai dari pemahaman, tujuannya, prinsip, asas-asas, dan fungsi dari bimbingan
konseling. Tujuan dari bimbingan konseling terdiri dari tujuan umum yang meliputi dimensi invidualitas,
sosialitas, moral dan religiusitas, dan tujuan khusus yang merupakan penjabaran dari tujuan umum.
DAFTAR PUSTAKA
Priyatno dan Erman Amti. 1994. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.
Arimbawa, Putu. (2013). “Makalah Pengertian, Makna, Tujuan, dan Fungsi Konseling”.
Tersedia: https://bagusharyonos.wordpress.com/2013/05/31/konsep-dasar-bimbingan-dan-konseling-a-
pengertian-bimbingan/