Makalah BK
Makalah BK
Makalah BK
DOSEN PENGAMPU:
Nur Rahmah, S.Pd.,M.Pd
Disusun Oleh:
Kelompok 2
Andi Dzulfadli Adhin
Fifi Azizah
Fitriani
Nurhalisa
20310036
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT sebab kerena limpahan
rahmat hidayahnya Kami mampu untuk menyelesaikan Makalah Kami dengan
Judul “Tujuan, Fungsi dan Asas Bimbingan Konseling” ini. Shalawat serta salam
tidak lupa kita kirimkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW sebagai
“King of the King, King of the World” yang telah menggulung tikar - tikar
kejahiliaan dan mampu membentangkan tikar – tikar kebenaran. Berdasarkan
petunjuk dan hidayah dari sang Pencipta yaitu Allah SWT yang maha pemurah lagi
maha penyayang.
Selanjutnya dengan rendah hati Kami memohon kritik dan saran dari
pembaca apabila terdapat hal yang ganjil, agar selanjutnya dapat Kami revisi
kembali. Karena Kami menyadari bahwa kesempurnaan hanya milik sang Pencipta
yaitu Allah SWT..
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Penulis,
i
DAFTAR ISI
Kata pengantar ................................................................................................. i
Kesimpulan ...................................................................................................... 15
Daftar Pustaka
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bimbingan dan konseling menjadi salah satu bagian yang terintegrasi dalam proses
siswa secara optimal sesuai dengan kemampuan, minat, bakat dan potensi, serta
mendapatkan kesejahteraan lahir dan batin bagi masing-masing peserta didik dalam
proses pendidikannya. Oleh karena itu, diperlukan adanya tujuan, asas, dan fungsi
bimbingan konseling. Dengan adanya tujuan bimbingan konseling maka arah dan
sasaran yang akan dicapai menjadi lebih jelas. Asas-asas dan fungsi-fungsi dalam
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
sasaran yang akan dicapai. Secara garis besar, tujuan bimbingan dan konseling
dibagi menjadi 2 (dua), yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Berikut penjelasan
1. Tujuan Umum
individu untuk menjadi insan yang berguna dalam kehidupannya yang memiliki
yang tepat berkenaan dengan diri sendiri dan lingkungannya (Prayitno, 1999:114)
kemampuan untuk memahami diri sendiri dan lingkungannya secara tepat dan
obyektif, menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif dan dinamis, mampu
mengambil keputusan secara tepat dan bijaksana, mengarahkan diri sendiri sesuai
2
dengan keputusan yang diambilnya itu, serta akhirnya mampu mewujudkan diri
sini dimaksudkan sebagai sesuatu yang secara hakiki ada pada manusia di satu segi
dan di segi lain sebagai sesuatu yang dapat dikembangkan. Dalam kaitan itu,
dimensi ini membawa seseorang menjadi individu yang mampu tegak berdiri
dengan kepribadiannya sendiri, dengan aku yang teguh, positif, produktif, dan
dinamis.
manusia adalah sekaligus makhluk indivudu dan makhluk sosial. Dimensi pribadi
dan sosial saling berinteraksi dan keduanya saling bertumbuh, saling mengisi, dan
saling menemukan makna yang sesungguhnya.
dimensi pertama dan kedua. Norma, etika, dan berbagai ketentuan yang berlaku
mengatur bagaimana kebersamaan antar individus seharusnya dilaksanakan. Hidup
3
bersama orang lain, baik dalam rangka memperkembangkan dimensi
dan kesosialan dapat bertemu dalam satu kesatuan yang penuh makna. Dapat
keindividualan dan kesosialan akan tidak serasi, bahkan yang satu cenderung
kehidupan. Dengan ketiga dimensi itu mereka dapat hidup dengan sangat layak dan
maupun kehidupan di akhirat, akan tercapai apabila ketiga dimensi yang dibahas
terdahulu itu dilengkapi dengan dimensi yang keempat, yaitu dimensi keagamaan.
Tuhan Yang Maha Esa. Manusia tidak terpukau dan terpaku pada kehidupan di
dunia saja, melainkan mengaitkan secara serasi, selaras, dan seimbang kehidupan
2. Tujuan Khusus
Masalah yang dialami individu sangat beragam, memiliki intensitas yang berbeda-
beda serta bersifat unik. Dengan demikian maka tujuan khusus bimbingan dan
4
konseling untuk individu yang satu dengan individu yang lain tidak boleh
disamakan.
1. Fungsi Pemahaman
peningkatan perkembangan dan kehidupan siswa (yaitu siswa sendiri, guru BK, dan
perkembangan dan kehidupan siswa. Dalam hal ini fokus utama pelayanan
permasalahannya oleh siswa sendiri dan oleh pihak-pihak lain yang membantu
bantuan terhadap siswa. Sebelum seorang guru BK atau pihak-pihak lain dapat
memberikan layanan tertentu kepada siswa, maka mereka perlu terlebih dahulu
siswa yang akan dibantu. Pemahaman tersebut tidak hanya sekadar mengenal diri
siswa melainkan lebih jauh lagi, yaitu pemahaman yang menyangkut latar belakang
5
2) Kesehatan jasmani
5) Pergaulan sosial
sehingga dapat diperoleh data yang lebih lengkap tentang siswa. Perluasan secara
Pemahaman tentang diri siswa pertama kali perlu dipahami oleh siswa sendiri yang
menyangkut kelemahan dan kekuatan yang dimilikinya. Adapun pihak lain yang
juga memahami diri siswa adalah pihak-pihak yang berkepentingan (guru, orang
tua). Pemahaman pihak lain terhadap siswa dipergunakan oleh guu BK seara
badan acuan utama dalam rangka kerjasama dengan piha-pihak lain dalam
membantu siswa. Bagi guru BK, upaya mewujudkan fungsi pemahaman merupakan
masalah ini jika tidak segera ditangani. Pihak-pihav yang perlu untuk memahami
masalah siswa adalah siswa itu sendiri, orang tua dan guru, serta guru BK. Apabila
pemahaman masalah siswa oleh siswa sendiri telah tercapai, agaknya pelayanan
6
bimbingan dan konseling telah berhasil menjalankan fungsi pemahaman dengan
baik. dalam kaitan ini tidak jarang terjadi siswa merasa telah terbantu dan merasa
konseling dan dipahami dengan sebaik-baiknya oleh siswa. Siswa merasa konseling
dipengaruhi oleh orang tua dan guru, pemahaman masalah juga diperlukan oleh
orang tua dan guru siswa yang bersangkutan. Orang tua, guru, dan guru BK
siswa.
individu mencakup pemahaman terhadap lingkungan dalam arti sempit dan lebih
luas. Para siswa perlu memahami dengan baik lingkungan sekolahnya, sehingga
mereka dapat menjalani kehidupan sekolah dengan semestinya. Selain itu, para
siswa juga perlu memahami berbagai informasi lain yang berguna berkenaan
dengan pendidikan yang sedang dijalaninya sekarang, baik itu tentang tentang
suami istri yang membutuhkan pemahaman tentang lingkungan mereka yang lebih
luas. Hal tersebut berguna untuk tugas, pemecahan masalah dan tujuan mereka
7
2. Fungsi pencegahan
masalah-masalah tersebut.
tersebut.
8
4. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan
Fungsi ini berarti bahwa layanan bimbingan dan konseling yang diberikan
pelayaan itu. Apabila asas-asas itu diikuti dan diselenggarakan dengan baik dapat
terlaksana itu akan berlawanan dengan tujuan bimbingan dan konseling, bahkan
akan dapat merugikan orang-orang yang terlibat didalam pelayanan, serta profesi
1. Asas Kerahasiaan
konseli yang mengalami masalah. Bagi konseli yang bermasalah dan ingin
dapat menyimpan kerahasiaan masalah yang dihadapinya. Oleh karena itu segala
sesuatu yang dibicarakan konseli kepada konselor tidak boleh disebarluaskan pada
pihak-pihak lain. Jika asas ini benar-benar dilaksanakan oleh konselor, maka
konselor dapat kepercayaan dari semua pihak dan mereka akan memanfaatkan jasa
bimbingan dan konseling; sebaliknya, jika konselor tidak dapat memegang asas
kerahasiaan ini, mak hilanglah kepercayaan konseli terhadap konselor, konseli takut
9
kepada konselor dan yang lebih fatal lagi konselin akan menyebar luaskan
pengalaman yang tidak menyenangkan ini kepada konseli lain. Hal yang demikian
merupakan asas kunci dalam usaha bimbingan dan konseling, dan harus benar-
2. Asas Kesukarelaan
Kesukarelaan itu ada pada konselor maupun pada konseli artinya konseli secara
suka dan rela tanpa ada perasaan terpaksa, mau menyampaikan masalah yang
Pihak konselor hendaknya juga dapat memberikan bantuan dengan sukarela, tanpa
Adapun bagi konseli yang dikirim oleh pihak lain untuk mendapat
sikap sukarela pada diri klien, sehingga konseli mampu menghilangkan rasa
3. Asas Keterbukaan
bimbingan dan konseling sangat diperlukan, karena penerapan asas ini akan
hanya sekadar kesediaan untuk menerima saran saja, tetapi keduabelah pihak
diharapkan mau menerapkan asas ini, dimana pihak konseli mau membuka diri
dalam rangka untuk pemecahan masalahnya, dari pihak konselor ada kesediaan
10
untuk menjawab pertanyaan konseli maupun mengungkapkan keadaan dirinya bila
Dalam proses konseling diharapkan para konseli dapat berbicara jujur dan
terbuka tentang keadaan dirinya. Dengan keterbukaan ini penelaah masalah serta
Hal yang perlu diketahui bahwa terlaksananya asas ini dalam proses konseling tentu
saja lebih diharapkan. Keterbukaan dan kejujuran dari pihak konseli akan terwujud,
hubungan konseling sedemikian rupa, sehingga konseli yakin bahwa konselor juga
4. Asas Kekinian
adalah masalah-masalah yang saat ini sedang dirasakan, bukan masalah yang
pernah dialami pada masa lampau, dan kemungkinan masalah yang akan dialami
yang akan datang. Untuk mendukung fungsi pencegahan, maka pertanyaan yang
perlu dijawab adalah apa yang perlu dilakukan sekarang, sehingga kemungkinan
5. Asas Kemandirian
tergantung pada guru BK. Ciri-ciri pokok dari siswa dari siswa setelah dibimbing
11
b. Menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif dan dinamis
dari keseluruhan proses konseling dan hal itu disadari oleh kedua belah pihak yaitu
pihak guru BK dan siswa. Dengan demikian, maka para guru BK hendaknya
6. Asas Kegiatan
Hasil usaha layanan bimbingan dan konseling tidak akan berarti bila siswa
bimbingan. Hasil usaha bimbingan tidak tercipta dengan sendirinya tetapi harus
konseling.
7. Asas Kedinamisan
yang lebih baik. perubahan bukan sekadar mengulang-ulang hal-hal yang lama yang
12
dikehendaki. Asas kedinamisan ini hendaknya mengacu pada hal-hal baru yang
8. Asas Keterpaduan
dari siswa dan dibimbing, sebagaimana diketahui siswa yang dibimbing itu
memiliki berbagai segi kalau keadaannya tidak saling serasi dan terpadu akan justru
juga diperhatikan keterpaduan isi dan proses layanan yang diberikan. Jangan terjadi
aspek layanan yang satu tidak serasi atau bahkan bertentangan dengan aspek
9. Asas Kenormatifan
norma agama, norma adat, norma hukum/negara, norma ilmu, maupun kebiasaan
sehari-hari. Asas ini diterapkan terhadap isi dan proses penyelenggaraan bimbingan
dan konseling, yang meliputi seluruh isi layanan, prosedur, teknik, dan peralatan
yang dipakai.
sistematis, dan dengan mempergunakan prosedur, teknik, serta alat yang memadai.
Asas keahlian ini akan menjamin keberhasilan usaha bimbingn dan konseling, dan
ini akan menunjukkan bahwa pelayanan bimbingan dan konseling adalah pekerjaan
13
pengalaman. Teori dan praktik bimbingan dan konseling perlu dipadukan. Oleh
karena itu, maka sebagai guru BK ahli harus menguasai teori dan praktik konseling
kemampuan yang dimiliki untuk membantu siswa tetapi siswa belum dapat terbantu
sebagaimana yang diharapkan. Hal tersebut terjadi karena masalah yang dialami
ini, guru BK dapat mengalihtangankan siswa tersebut kepada petugas atau badan
lain yang lebih ahli untuk menangani masalah siswa atas persetujuan siswa yang
akan dialihtangankan.
Penanganan suatu masalah akan lebih optimal hasilnya bila ditangani oleh
petugas yang memiliki keahlian dan kewenangan yang sesuai dengan masalah
siswa. Demikian halnya dengan konseling yang hanya menangani siswa “normal”
(tidak sakit jasmani dan rohani dan bekerja dengan kasus-kasus yang terbebas dari
Asas ini menunjuk pada suasana umum yang hendaknya tercipta dalam
rangka hubungan keseluruhan antara guru BK dan siswa. Asas ini semakin
“ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa”. Asas ini menuntut agar
layanan bimbingan dan konseling tidak hanya dirasakan keberadaannya pada waktu
siswa mengalami masalah dan menghadap guru BK saja, namun di luar hubungan
14
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari beberapa uraian yang telah kami paparkan diatas, dapat disimpulkan
bahwa tujuan bimbingan dan konseling secara garis besar dibedakan menjadi dua
secara optimal, dan tujuan khusus untuk membantu individu agar dapat mencapai
pemahaman yang terdiri dari pemahaman tentang klien, masalah klien, dan
lingkungan yang labih luas. 2). Fungsi pencegahan. 3). Fungsi pengentasan. 4). Dan
15
DAFTAR PUSTAKA
Studio Press.
CV Rajawali.
Konseling (http://Fahmimuh13.blogspot.com/2012/12/fungsi-dan-
tujuan-asas-asas-bimbingan_17.html)
16