Pergub Penyusunan Sop Peem - NTT 2017 Ed Final
Pergub Penyusunan Sop Peem - NTT 2017 Ed Final
Pergub Penyusunan Sop Peem - NTT 2017 Ed Final
2.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 20l4 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nornor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun
2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
3. Republik Indonesia Nomor 5679);
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun
2011 tentang Standar Operasional Prosedur di
Lingkungan Pemerintah Provinsi dan
4. Kabupaten/Kota;
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor
35 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan
Standar Operasional Prosedur Administrasi
Pemerintahan (SOP AP);
MEMUTUSKAN :
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Bagian Kesatu
Batasan Pengertian dan Definisi
2
4. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Provinsi Nusa
Tenggara Timur.
3
17. Hasil Akhir adalah produk/output dari suatu pekerjaan yang
dilaksanakan berupa barang dan jasa.
20. Tingkatan unit kerja adalah unit kerja yang lebih rendah sebagai
pendukung unit kerja diatasnya.
Bagian Kedua
Maksud dan Tujuan
Pasal 2
(1) Maksud ditetapkannya Peraturan Gubernur ini adalah sebagai acuan
bagi Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Provinsi Nusa
Tenggara Timur dalam mengidentifikasi, merumuskan, menyusun,
memonitor, mengevaluasi serta mengembangkan SOP AP dalam
penyelenggaraan pemerintahan sesuai dengan tugas pokok dan
fungsi.
Bagian Ketiga
Manfaat
Pasal 3
Manfaat petunjuk teknis penyusunan dan pelaksanaan SOP AP di
lingkungan pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur diantaranya :
a. sebagai ukuran standar kinerja bagi pegawai dalam menyelesaikan,
memperbaiki, serta mengevaluasi pekerjaan yang menjadi tugasnya;
b. mengurangi tingkat kesalahan dan kelalaian yang mungkin
dilakukan seorang pegawai dalam melaksanakan tugas;
4
c. meningkatkan akuntabilitas, efisiensi dan efektifitas pelaksanaan
tugas dan tanggung jawab individual pegawai dan organisasi secara
keseluruhan; dan
d. menjamin konsistensi pelayanan kepada masyarakat dari aspek
mutu, waktu dan prosedur.
Bagian Keempat
Ruang Lingkup
Pasal 4
Ruang lingkup Peraturan Gubernur ini meliputi :
a. Tahapan Penyusunan SOP AP;
b. Pengawasan dan Pelaksanaan;
c. Pengkajian Ulang dan Penyempurnaan SOP AP;
d. Pelaporan;
e. Pembinaan; dan
f. Pembiayaan.
Bagian Kelima
Prinsip- Prinsip SOP AP
Pasal 5
(1) Prinsip SOP AP di lingkungan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara
Timur terdiri atas :
a. prinsip penyusunan SOP AP; dan
b. prinsip pelaksanaan SOP AP.
(2) Prinsip penyusunan SOP AP di lingkungan Pemerintah Provinsi Nusa
Tenggara Timur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
sebagai berikut :
5
g. kepatuhan hukum, yaitu prosedur yang distandarkan harus
memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku; dan
BAB II
TAHAPAN PENYUSUNAN
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 6
(1) SOP AP disusun oleh pelaksana pekerjaan pada masing-masing unit
kerja.
(2) Penyusunan SOP AP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
melalui tahapan penyusunan sebagai berikut:
6
a. persiapan;
b. identifikasi kebutuhan SOP AP;
c. analisis kebutuhan SOP AP;
d. penulisan SOP AP;
e. verifikasi dan ujicoba SOP AP;
f. pelaksanaan;
g. sosialisasi;
h. pelatihan dan pemahaman; dan
i. monitoring dan evaluasi.
(3) Ketentuan Tahapan penyusunan SOP AP sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran I dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur
ini.
Bagian Kedua
Persiapan
Pasal 7
(1) Persiapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) huruf a
dilakukan dengan membentuk tim, pembekalan tim, menyusun
rencana tindak dan sosialisasi.
(2) Tim Sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melaksanakan dan/atau
mengkoordinasikan semua tahapan penyusunan SOP AP, menyusun
rencana pelaksanaan dan sosialisasi kegiatan penyusunan SOP AP
pada masing masing Perangkat Daerah.
(3) Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. Tim pada tingkat Provinsi meliputi:
1) Ketua : Kepala Biro Organisasi Setda Provinsi NTT
2) Sekretaris : Kepala Bagian Ketatalaksanaan Biro Organisasi
Setda Provinsi NTT
3) Anggota : Para Sekretaris Perangkat Daerah.
b. Tim pada tingkat Perangkat Daerah dibentuk untuk menyusun
rancangan SOP AP pada masing-masing unit kerja meliputi :
1) Ketua : Pimpinan Perangkat Daerah
2) Sekretaris : Sekretaris yang ditunjuk oleh Kepala Perangkat
Daerah
3) Anggota : Para Pejabat Perangkat Daerah.
Bagian Ketiga
Identifikasi Kebutuhan SOP AP
Pasal 8
7
(1) Identifikasi kebutuhan SOP AP pada masing-masing Perangkat
Daerah dirumuskan dengan mengacu pada tugas dan fungsi
Perangkat Daerah.
(2) Identifikasi kebutuhan SOP AP sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan pada masing-masing Perangkat Daerah dan disusun
menurut tingkatan unit kerja.
(3) Hasil identifikasi kebutuhan SOP AP dirumuskan dalam dokumen
inventarisasi judul SOP.
Bagian Keempat
Analisis Kebutuhan SOP AP
Pasal 9
(1) Dokumen inventarisasi judul SOP AP sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8 ayat (3) dijadikan bahan analisis kebutuhan SOP AP.
(2) Hasil analisis dibuat dalam format nama dan nomor SOP AP.
(3) Ketentuan mengenai format nama dan nomor SOP AP sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) adalah sebagaimana tercantum dalam
Lampiran I dan merupakan bagian tidak terpisakan dari Peraturan
Gubernur ini.
Bagian Kelima
Penulisan SOP AP
Paragraf 1
Dasar
Pasal 10
SOP AP disusun berdasarkan nama dan nomor SOP AP sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2).
Paragraf 2
Syarat dan Kriteria
Pasal 11
(1) Penyusunan SOP AP dilakukan dengan persyaratan sebagai berikut:
a. mengacu pada petunjuk yang ditetapkan oleh Gubernur atau
ketentuan peraturan perundang-undangan.
b. ditulis dengan jelas, rinci dan benar;
c. memperhatikan SOP lainnya; dan
d. dapat dipertanggungjawabkan.
(2) Kegiatan yang memerlukan SOP AP memenuhi kriteria sebagai
berikut:
a. kegiatannya dilaksanakan secara rutin atau berulang-ulang;
b. menghasilkan output tertentu; dan
8
c. kegiatannya melibatkan sekurang-kurangnya 2 (dua)
orang/pihak.
Paragraf 3
Jenis SOP AP
Pasal 12
(1) SOP AP di lingkungan Pemerintah Daerah terdiri dari :
a. SOP AP Makro; dan
b. SOP AP Mikro.
(2) Ketentuan mengenai uraian SOP sebagaimana dimaksud pada ayat
satu (1) adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran II dan
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.
Pasal 13
Paragraf 4
Penyusun SOP AP
Pasal 14
(1) Pelaksana pekerjaan pada masing-masing unit kerja melakukan
penyusunan SOP AP.
(2) Penyusunan SOP AP sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dikoordinasikan oleh Sekretaris pada Perangkat Daerah masing-
masing dan/atau Pejabat yang membidangi ketatausahaan.
(3) Penyusunan SOP AP lintas Perangkat Daerah dikoordinasikan oleh
Sekretaris Daerah.
9
Bagian Keenam
Verifikasi dan Uji Coba
Pasal 15
(1) Rancangan SOP AP yang dibuat pelaksana sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 11 ayat (1) diverifikasi.
(2) Verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh
atasan secara berjenjang dan pejabat yang menangani SOP AP.
(3) Rancangan SOP AP hasil verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) dilakukan ujicoba.
(4) Uji coba sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan secara
mandiri oleh unit kerja yang bersangkutan dengan disaksikan oleh
atasan secara berjenjang.
Pasal 16
Bagian Kedelapan
Sosialisasi
Pasal 18
Bagian Kesembilan
Pelatihan dan Pemahaman
Pasal 19
Pelatihan dan pemahaman dapat dilakukan dalam bentuk rapat,
bimbingan teknis dan pendampingan pada pelaksanaan sehari-hari.
10
Bagian Kesepuluh
Monitoring dan Evaluasi
Pasal 20
Monitoring dan Evaluasi terdiri dari :
a. Monitoring dan Evaluasi Kebijakan; dan
b. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan.
Pasal 21
Monitoring dan Evaluasi kebijakan merupakan kegiatan yang dilakukan
untuk:
a. mengetahui seluruh tugas dan fungsi pada setiap Perangkat Daerah
yang sudah memiliki SOP AP;
b. mengetahui SOP AP yang disusun oleh Perangkat Daerah telah
sesuai dengan petunjuk yang ditetapkan oleh Gubernur atau
ketentuan Perundang-undangan; dan
c. mengetahui efektifitas dan kualitas SOP AP.
Pasal 22
(1) Monitoring dan Evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21
dilaksanakan oleh Biro Organisasi Bagian Tatalaksana dalam
bentuk observasi, interview dengan pelaksana dan diskusi
kelompok kerja.
(2) Dalam melaksanakan Monitoring dan Evaluasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Bagian Tatalaksana dapat membentuk Tim
dengan mengikut sertakan Perangkat Daerah terkait, dan atau
pihak ketiga yang berkompeten.
Pasal 23
(1) Dalam rangka menjamin mutu pelayanan yang pelaksanaannya
sesuai dengan SOP AP, Monitoring dan Evaluasi kebijakan
dilakukan secara berkala sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 1
(satu) tahun.
(2) Hasil Monitoring dan Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaporkan kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah.
Pasal 24
Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan merupakan kegiatan yang
dilakukan untuk :
a. mengetahui pelaksanaan setiap tugas dan fungsi telah sesuai
dengan SOP AP;
11
b. mengetahui respon penerima pelayanan terhadap pelaksanaan tugas
dan fungsi; dan
c. mengetahui efektifitas dan kualitas SOP AP.
Pasal 25
(1) Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 24 dilaksanakan oleh Perangkat Daerah masing-masing.
Pasal 26
(1) Dalam rangka menjamin mutu pelayanan yang pelaksanaannya
sesuai dengan SOP AP, Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan
dilakukan secara berkala sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 6
(enam) bulan dan/atau setiap saat sesuai dengan kebutuhan.
(2) Hasil Monitoring dan Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaporkan kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah dengan
tembusan kepada Biro Organisasi Setda Provinsi Nusa Tenggara
Timur.
BAB III
PENGAWASAN PELAKSANAAN
Pasal 27
(1) Atasan langsung secara melekat dan terus menerus melakukan
pengawasan pelaksanaan SOP AP.
BAB IV
PENGKAJIAN ULANG DAN PENYEMPURNAAN SOP AP
Pasal 28
(1) SOP AP yang diberlakukan perlu dikaji ulang minimal sekali dalam 2
(dua) tahun.
12
BAB V
PELAPORAN
Pasal 29
(1). Hasil pelaksanaan SOP AP pada Perangkat Daerah dilaporkan
kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah dengan tembusan
kepada Biro Organisasi Setda Provinsi Nusa Tenggara Timur.
BAB VI
PEMBINAAN
Pasal 30
Pasal 31
BAB VII
PEMBIAYAAN
Pasal 32
13
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 33
Ditetapkan di Kupang
pada tanggal 5 Oktober 2017
Diundangkan di Kupang
pada tanggal 5 Oktober 2017
SEKRETARIS DAERAH
PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR,
14
LAMPIRAN I : PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR
NOMOR : TAHUN 2017
TANGGAL : 2017
15
d. mengkoordinasikan penyusunan SOP AP;
e. mengkoordinasikan ujicoba SOP AP;
f. melakukan sosialisasi SOP AP;
g. mengawal pelaksanaan SOP AP;
h. melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan SOP AP;
i. melakukan fasilitasi pengkajian ulang dan
penyempurnaan SOP AP; dan
j. melaporkan hasil-hasil pengembangan SOP AP.
3. Kewenangan Tim Penyusunan SOP AP pada Perangkat
Daerah, antara lain:
a. memperoleh informasi dari satuan unit kerja atau sumber
lain;
b. melakukan review dan pengujian;
c. melakukan analisis dan menyeleksi berbagai alternatif
prosedur yang akan distandarkan;
d. menyusun SOP AP; dan
e. mendistribusikan hasil analisis kepada seluruh anggota
Tim untuk direview.
b. Memberikan pelatihan-pelatihan kepada anggota Tim.
c. Seluruh anggota Tim harus memperoleh pembekalan yang cukup
tentang penyusunan SOP AP agar Tim dapat bekerja dengan baik
dan menghasilkan output yang diharapkan.
2. Identifikasi kebutuhan SOP AP
a. Prinsip dasar yang perlu diperhatikan dalam mengidentifikasi
kebutuhan SOP AP:
1) prosedur kerja yang mengacu pada struktur organisasi dan
tata kerja, tugas dan fungsi Perangkat Daerah;
2) prosedur kerja pokok yang menjadi tanggung jawab semua
anggota organisasi;
3) aktifitas yang dikerjakan secara rutin dan/atau berulang-
ulang;
4) prosedur kerja yang akan di SOP-kan mempunyai tahapan
kerja yang jelas; dan
5) mempunyai output yang jelas.
b. Identifikasi kebutuhan SOP AP dilakukan dengan
mempertimbangkan:
1) kondisi internal organisasi (Lingkungan Operasional);
2) peraturan perundang-undangan; dan
3) kebutuhan organisasi dan stakeholder-nya.
16
c. Hasil identifikasi kebutuhan SOP AP disusun menjadi daftar
inventarisasi judul SOP AP.
3. Analisis kebutuhan SOP AP
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
a. prosedur kerja harus sederhana;
b. pengkajian dilakukan sebaik-baiknya untuk mencegah duplikasi
pekerjaan;
c. prosedur yang fleksibel;
d. pembagian tugas yang tepat;
e. pengawasan terus-menerus dilakukan;
f. penggunaan urutan pelaksanaan pekerjaan yang sebaik-baiknya;
dan
g. tiap pekerjaan yang diselesaikan harus memperhatikan tujuan.
Setelah dilakukan analisis kebutuhan SOP AP maka akan
menghasilkan nama dan nomor SOP AP. Untuk membantu
menyusun nama dan nomor SOP AP dapat digunakan tabel
sebagaimana contoh di bawah ini:
NAMA DAN NOMOR
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ADMINISTRASI
PEMERINTAHAN (SOP AP)
NO JUDUL SOP NOMOR SOP
17
6. Pelaksanaan
a. Agar SOP AP dapat dilaksanakan sesuai ketentuan perlu dilakukan
perencanaan pelaksanaan yang meliputi:
1) penetapan jadwal sosialisasi;
2) penetapan pejabat yang akan melakukan sosialisasi; dan
3) penyiapan SOP AP yang akan disosialisasikan.
18
penyempurnaan terhadap SOP AP yang telah diterapkan atau
bahkan sejauhmana diperlukan SOP AP yang baru.
19
terkait tersebut adalah kegiatan mikro yang selanjutnya bila disusun
akan menjadi SOP AP mikro.
20
halaman yang menggunakan kop, tidak perlu mencantumkan nomor
halaman.
7. Tanggal SOP AP
Tanggal SOP AP ditulis dengan tata urut sebagai berikut:
a. Tanggal diketik lengkap.
b. Bulan diketik lengkap.
c. Tahun diketik lengkap empat digit dengan angka Arab.
Contoh: 17 Agustus 2017.
8. Simbol-simbol dalam diagram alir dicetak hitam putih atau tidak
berwarna:
NO SIMBOL NAMA SIMBOL ARTI
1 Simbol Kapsul Kegiatan mulai dan
berakhir
2 Simbol Kotak Proses atau kegiatan
eksekusi;
3 Simbol Belah Mendeskripsikan
Ketupat kegiatan pengambilan
keputusan
21
Tidak Ada
22
Untuk proses kegiatan rapat/diskusi:
23
c. Prinsip yang digunakan: apabila hanya satu anak panah
menghubung simbol segi lima maka tidak perlu ditulis nomor.
Apabila menghubungkan lebih dari satu anak panah maka
diberikan nomor.
Halaman 1 Halaman 1
----------------------------------------------------------------------------------------------------
Halaman 2 Halaman 2
1 2 Halaman 1 1 1 Halaman 1 1 1
----------------------------------------------------------------------------------------------------
1 2 2 1 1 2
Halaman 2 Halaman 2
24
terpaksa bersilangan maka digambarkan dengan tanda “Ω =
omega”
25
Panah balikan ke Panah balikan ke Panah balikan ke
simbol di sebelah simbol di atas simbol di sebelah
kiri kanan
Bersilangan
26
LAMPIRAN IV : PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR
NOMOR : TAHUN 2017
TANGGAL : 2017
a. Unsur Dokumentasi.
Merupakan unsur dari Dokumen SOP AP yang berisi hal-hal yang
terkait dengan proses pendokumentasian SOP sebagai sebuah
dokumen, mencakup:
1. Halaman Judul SOP AP
Halaman judul merupakan halaman pertama sebagai sampul
muka sebuah dokumen SOP AP. Halaman judul ini berisi
informasi mengenai:
1) Judul SOP AP.
2) Nama Unit Kerja.
3) Tahun pembuatan
4) Informasi lain yang diperlukan.
Contoh halaman judul sebuah dokumen SOP AP.
27
KOP
PEMERINTAH DAERAH
STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR ADMINISTRASI JUDUL
PEMERINTAHAN (SOP AP) COVER SOP
BIRO ORGANISASI SETDA
PROVINSI NTT
TAHUN
TAHUN PEMBUATAN
SOP AP
28
2. Peraturan Gubernur.
Karena Dokumen SOP AP merupakan pedoman setiap pegawai
(baik pejabat struktural, fungsional, atau yang ditunjuk untuk
melaksanakan satu tugas dan tanggung jawab tertentu), dokumen
ini harus memiliki kekuatan hukum. Dalam halaman selanjutnya
setelah halaman judul, disajikan Peraturan Gubernur tentang
penetapan dokumen SOP AP.
3. Daftar isi dokumen SOP AP.
Daftar isi ini dibutuhkan untuk membantu mempercepat
pencarian informasi dan menulis perubahan/revisi yang dibuat
untuk bagian tertentu dari SOP terkait. Prosedur-prosedur yang di
SOP-kan akan mencakup prosedur dari seluruh unit kerja,
kemungkinan besar dokumen SOP akan sangat tebal. Oleh karena
itu, dokumen ini dapat dibagi ke dalam beberapa bagian, yang
masing-masing memiliki daftar isi.
b. Unsur Prosedur
Unsur prosedur merupakan bagian inti dari dokumen SOP. Unsur ini
dibagi dalam dua bagian, yaitu Bagian Identitas dan Bagian
Flowchart.
1. Bagian identitas.
Nomor SOP AP ………
Keterkaitan : Peralatan/perlengkapan :
1. ……… 1. ……………
2. …....... 2. ……………
Peringatan : Pencatatan/pendataan :
1. …….. 1. ……………
2. …….. 2. ……………
29
Bagian Identitas dari unsur prosedur dalam SOP dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1) Logo dan Nama Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur
tidak berwarna;
2) Nomor SOP AP, diisi dengan nomor secara berurutan dan
diketik.
3) Tanggal Pengesahan, diisi tanggal pengesahan SOP AP oleh
pimpinan perangkat daerah.
4) Tanggal Revisi, diisi tanggal SOP AP direvisi atau tanggal
rencana diperiksa kembali SOP AP yang bersangkutan.
5) Pengesahan oleh pimpinan perangkat daerah. Item
pengesahan berisi nomenklatur jabatan,tanda tangan, nama
pejabat yang disertai dengan NIP serta stempel/cap instansi.
6) Judul SOP AP, diisi dengan Nama prosedur yang akan
distandarkan.
7) Dasar Hukum, Diisi dengan peraturan perundang-undangan
yang menjadi dasar disusunnya Standar Operasional
Prosedur.
8) Keterkaitan, diisi dengan penjelasan mengenai keterkaitan
prosedur yang distandarkan dengan prosedur lain yang
distandarkan.
9) Peringatan, memberikan penjelasan mengenai
kemungkinan-kemungkinan yang terjadi ketika prosedur
dilaksanakan atau tidak dilaksanakan. Peringatan
memberikan indikasi berbagai permasalahan yang mungkin
muncul dan berada di luar kendali pelaksana ketika
prosedur dilaksanakan, serta berbagai dampak lain yang
ditimbulkan. Dalam hal ini dijelaskan pula bagaimana cara
mengatasinya bila diperlukan. Umumnya menggunakan
kata peringatan, yaitu jika/apabila atau batas waktu
kegiatan harus sudah dilaksanakan;
10) Kualifikasi Pelaksana, memberikan penjelasan mengenai
kualifikasi pelaksana yang dibutuhkan dalam
melaksanakan perannya pada prosedur yang distandarkan.
SOP administrasi dilakukan oleh lebih dari satu pelaksana,
oleh sebab itu maka kualifikasi yang dimaksud adalah
berupa kompetensi (keahlian dan ketrampilan) bersifat
umum untuk semua pelaksana dan bukan bersifat individu,
30
yang diperlukan untuk dapat melaksanakan SOP AP secara
optimal.
11) Peralatan dan Perlengkapan, memberikan penjelasan
mengenai daftar peralatan utama (pokok) dan perlengkapan
yang dibutuhkan yang terkait secara langsung dengan
prosedur yang di-SOP-kan.
12) Pencatatan dan Pendataan, Diisi dengan penjelasan
mengenai berbagai hal yang perlu didata, dicatat atau
diparaf oleh setiap pegawai yang berperan dalam
pelaksanaan prosedur yang telah distandarkan.
2. Bagian Flowchart
Bagian Flowchart merupakan uraian mengenai langkah langkah
kegiatan secara berurutan dan sistematis dari prosedur yang
distandarkan, yang berisi:
1) Nomor, diisi nomor urut.
2) Tahap Kegiatan, diisi tahapan kegiatan yang merupakan urutan
logis suatu proses kegiatan. Biasanya menggunakan kalimat
aktif dengan awalan me-.
3) Pelaksana, merupakan pelaku (aktor) kegiatan. Simbol simbol
diagram alir sesuai dengan proses yang dilakukan dan tidak
berwarna. Keterangan simbol sebagaimana ditentukan pada
daftar simbol. Pelaksana diisi dengan nama-nama jabatan
(Pejabat Pelaksana, Jabatan Fungsional Tertentu, Jabatan
Struktural) yang ada di unit kerja yang bersangkutan yang
melakukan proses kegiatan. Urutan penulisan jabatan dimulai
dari jabatan yang terlebih dahulu melakukan tahap kegiatan.
4) Mutu Baku, berisi kelengkapan yang diperlukan per
kegiatan/aktivitas, waktu pelaksanaan per kegiatan, output
yang didapatkan per kegiatan dan keterangan. Agar SOP AP ini
terkait dengan kinerja, maka setiap kegiatan/aktivitas
hendaknya mengidentifikasikan mutu baku. Kelengkapan
merupakan syarat atau kelengkapan pelaksanaan kegiatan
sehingga suatu kegiatan dapat dilaksanakan. Apabila
kelengkapan tidak terpenuhi, prosedur tidak dapat
dilaksanakan dengan sempurna. Kelengkapan pada
kegiatan/aktivitas 1 merupakan persyaratan yang harus
dipenuhi untuk memulai prosedur. Output pada
kegiatan/aktivitas 1 merupakan hasil kelengkapan yang telah
31
diproses sesuai kegiatan pertama. Output kegiatan 1 akan
menjadi kelengkapan pada kegiatan 2, output kegiatan 2 akan
menjadi kelengkapan pada kegiatan 3 dan seterusnya, serta
bisa ditambahkan apabila ada kelengkapan lain. Yang perlu
menjadi perhatian adalah output akhir haruslah sesuai dengan
judul SOP AP. Sebagai contoh SOP AP penerbitan KTP maka
outputnya adalah “KTP”, bukan surat. Dalam penentuan waktu,
perlu ada acuan hukum yang berlaku, dalam hal prosedur
tersebut diatur dalam suatu produk hukum. Apabila prosedur
tersebut tidak diatur dalam suatu produk hukum, maka
penentuan waktu didasarkan pada kesepakatan setelah
diujicoba. Norma waktu bisa dalam hitungan menit, jam, hari,
bulan. Mutu baku ini akan menjadi alat kendali mutu sehingga
produk akhirnya (end product) dari sebuah proses telah
memenuhi kualitas yang diharapkan. Keterangan dapat diisi
dengan penjelasan singkat mengenai hal-hal yang perlu
diperjelas seperti: Anggota Tim Kerja, SOP yang terkait, Biaya
yang diperlukan, dan Persyaratan.
32