Analisa Bak Hidrant
Analisa Bak Hidrant
Analisa Bak Hidrant
Tugas Akhir ini Disusun Sebagai Salah Satu Persyaratan Meraih Gelar
Sarjana Program Studi S1 Jurusan Teknik Mesin
Disusun Oleh :
AGI ERGIN
01301-004
i
LEMBAR PERNYATAAN
Nim : 01301-004
hasil karya saya sendiri bukan salinan atau duplikat dari karya orang lain, kecuali
Penulis
ii
LEMBAR PENGESAHAN
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Syukur alhamdilillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Yang telah
memberikan rahmat dan hidayahnya –Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan Tugas Akhir ini, serta tidak lupa salawat dan salam pada junjungan kita
Nabi besar Muhammad SAW, beserta Keluarga, Sahabat, para pengikut beliau
yang setia pada akhir jaman.
Tugas ini dibuat sebagai salah satu syarat bagi Mahasiswa untuk
menempuh Program Sarjana Strata Satu (S 1) pada Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri Universitas Mercu Buana Jakarta. Tugas Akhir ini
disusun dengan judul ANALISA PERENCANAAN POMPA DAN
INSTALASI HYDRANT PADA BANGUNAN GEDUNG X.
Penulis menyadari tidak mungkin dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini
tanpa adanya petunjuk, pengarahan, bimbingan serta dorongan semangat dari
berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan Terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Kedua Orang Tua tercinta saya yang telah memberikan moril maupun
material serta dorongan yang tak pernah pudar.
2. Istriku Yulyanti Handayani, SE, serta putriku Farah Mufidah Mayenti
tercinta yang selalu setia dan sabar menemaniku.
3. Untuk Kakak-kakak serta Adikku yang selalu memerikan dukungan
semangat serta doa.
4. Bapak Ir. Yuriadi Kusuma selaku dekan Fakultas Teknologi Industri.
5. Bapak Nanang Ruhyat. ST. MT Selaku dosen Pembimbing Tugas Akhir,
sekaligus sebagai Koordinator Tugas Akhir ini.
6. Bapak Haji A. septo Wulung. ST, selaku Inspektur Pemadam Kebakaran
Kota Tangerang.
7. Semua Dosen Jurusan Teknik Mesin yang telah memberikan ilmu dan
pengetahuannya.
iv
8. Rudi Tahyan. ST yang telah banyak membantu dalam penyusunan Tugas
Akhir ini.
9. Teman-temanku Zainuri Alfan. ST beserta istri Wida Novitasari. S Kom
Ade Firdianto. ST, Yan Ratianto beserta istri Bayu Rini. S Kom, Imam
Wijaya, Bimas, Budi Listiono. ST, Hendi Saryanto. ST, Achmad Samtari.
ST, Iwan Wahyudi. ST, Dwi Fajar. ST, M. Sholeh. ST.
10. Teman-teman Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Khususnya Angkatan 2001
Universitas Mercu Buana.
11. Kepada seluruh Instruktur Safety Riding Indonesia dan PUSDIKLANTAS
Serpong.
12. Kepada seluruh Pengurus Pusat, Daerah, Chapter Association Motor
Community Indonesia (AMCI) atas doa dan dukungannya selama ini.
13. Keluarga Besar Bike’s Owner’s Community (BIO-C).
14. Teman-teman di Front Indonesia Semesta (FIS).
Penulis menyadari dalam penyusunan Tugas Akhir ini masih banyak
terdapat kekurangan dan keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki, Oleh
karna itu Kritik dan Saran sangat di harapkan untuk Penyempurnaan Tugas akhir
ini dalam rangka mendapatkan hasil yang baik di masa-masa yang akan datang.
Penyusun
v
Abstrak
karena pada bangunan gedung banyak terdapat blok-blok yang terhalang oleh
luasan 930 m². Batas tekanan pada nozzle pada selang hydrant harus 12.1 bar,
apabila terjadi kelebihan tekanan, maka harus dipasang Pressure Reducing Valve
liter/menit (550 gpm) dan 946 liter/menit (250 gpm) untuk setiap penambahan
pipa tegak atau Riser sampai batas maksimum 4.731 liter/menit (1.250 gpm).
vi
Daftar Isi
Halaman
vii
2.4.5 Klasifikasi Menurut SusunanTingkat………….................... 12
2.4.6 Klasifikasi Menurut Cara Isapan Pompa……….................... 13
2.4.7 Konstruksi Pompa Sentrifugal………………….................... 14
2.5 Head Zat Cair………………..……………................................... 22
2.6 Hukum Kesebangunan …………………...... ................................ 24
2.7 Head Total Pompa……………………….... ................................ 24
2.8 Putaran Spesifik…………………………….................................. 27
2.9 Segitiga Kecepatan……………..................................................... 28
2.10 Performansi ……………............................. ................................ 29
2.11 Daya Pompa Dan Efisiensi……………...... ................................ 30
2.12 Kavitasi…………….................................... ................................ 31
2.13 NPSH (Net Positive Suction Head) yang tersedia…...................... 32
2.14 NPSH (Net Positive Suction Head) yang diperlukan …………... 33
2.15 Berbagai Pengaruh Pada NPSH yang tersedia………..………... 34
BAB III PERENCANAAN HYDRANT……………………….................... 35
3.1 Klasifikasi Bangunan Berdasarkan Tingkat Kebakaran.................... 35
3.1.1 Data Bangunan ………......................................................... 38
3.2 Sistem Pipa Tegak......................................................................... 39
3.3 Perancangan Pipa Tegak .............................................................. 40
3.3.1 Jumlah Pipa Tegak Yang Disyaratkan................................. 40
3.3.2 Ukuran Pipa Tegak.............................................................. 43
3.3.3 Penempatan Pipa Tegak....................................................... 44
3.3.4 Laju Aliran Pada Pipa Tegak................................................ 44
3.3.5 Batasan Tekanan.................................................................. 45
3.3.6 Cadangan Air…………………............................................. 45
3.4 Jenis-jenis dan Perencanaan Peralatan Hydrant............................. 46
3.4.1 Perencanaan Kotak Hydrant................................................. 46
3.4.2 Sistem Sprinkler………………............................................ 48
3.4.3 Sistem Halon………………................................................ 50
3.5 Pembagian Zoning........................................................................ 50
viii
BAB IV PERHITUNGAN INSTALASI POMPA HYDRANT................ 55
4.1 Data-data Perencanaan................................................................... 55
4.2 Perhitungan Head Total Pompa..................................................... 55
4.3 Head Statis Total .......................................................................... 56
4.4 Perbedaan Tekanan....................................................................... 56
4.5 Kerugian Tekanan Akibat Gesekan Pada Pipa.............................. 56
4.5.1 Kerugian Gesekan Pipa Pada Sisi Isap................................. 57
4.5.2 Kerugian Gesekan Pipa Pada Sisi Tekan.............................. 60
4.5.3 Hasil Perhitungan Faktor Gesekan Pada Pipa...................... 64
4.6 Putaran Spesifik Pompa................................................................ 65
4.7 Effisiensi Pompa........................................................................... 66
4.8 Daya Fluida................................................................................... 67
4.9 Daya Pompa.................................................................................. 67
4.9.1 Daya Pompa Untuk Electric Main Pump (Pompa Utama) /
Diesel Pump......................................................................... 68
4.9.2 Daya Pompa Untuk Jockey Pump ....................................... 68
4.10 Kapasitas Cadangan Air.............................................................. 70
BAB V PENUTUP ..................................................................................... 71
5.1 Kesimpulan ................................................................................ 71
5.2 Saran ........................................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 73
LAMPIRAN ................................................................................................ 74
ix
Daftar Gambar
Halaman
x
Gambar 3.2 Sistem Pipa Tegak 150 mm (6”)……………………........... 43
xi
Daftar Tabel
Halaman
xii
NOMENKLATUR
xiii
Tugas Akhir
BAB I
PENDAHULUAN
menjalankan aktifitasnya.
yang disebabkan oleh faktor alam atau faktor manusia diantaranya gempa bumi,
bangunan gedung.
• Perhitungan pompa
Jakarta.
sistem pompa.
BAB I PENDAHULUAN
sistematika penulisan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
LANDASAN TEORI
yang mekanisme kerjanya menggunakan sistem pompa air dengan tekanan cukup
tinggi yang dapat bekerja secara otomatis apabila terjadi kebakaran pada ruang
atau bagian utama dari suatu bangunan. Pompa yang dipakai untuk sistem hydrant
ini adalah sebuah rangkaian pompa yang terpasang secara bersamaan yang dimana
terdiri dari pompa utama (Main Electric Pump), Jockey Pump dan Diesel Pump.
Material peralatan hydrant terbuat dari bahan tahan korosi seperti kuningan,
menjaga tekanan dalam pipa dan mengalirkan air pada saat terjadi kebakaran,
digunakan pompa untuk sprinkler dan hydrant dari tiga macam pompa yang
dipasang pararel.
bila terjadi kebakaran dan bekerja secara otomatis apabila hydrant atau
sprinkler digunakan.
2. Jockey Pump
dalam pipa agar tetap berada pada batas yang ditentukan. Penurunan tekanan
bisa diakibatkan oleh kebocoran pada instalasi pipa, seperti pada sambungan
pipa. Pompa ini mempunyai head yang tinggi dengan kapasitas kecil.
3. Diesel Pump
Pompa ini digunakan apabila terjadi kebakaran dalam keadaan seluruh
aliran listrik mati dan juga sebagai cadangan apabila keadaan pompa utama
rusak, pompa ini memiliki kapasitas yang sama besar dengan kapasitas Main
Electric Pump.
Pompa adalah suatu mesin fluida yang digerakkan oleh suatu penggerak
mula dengan maksud untuk memindahkan fluida dari suatu tempat ke tempat yang
Pada zaman modern ini, telah dikembangkan berbagai macam pompa yang
kapasitas aliran (Q) dan head (H) yang akan diperlukan tergantung dari kebutuhan
cairnya didapat dengan mendesak zat cair keluar. Yang termasuk jenis pompa
ini adalah ;
• Pompa diafragma.
• Pompa berputar.
• Pompa ulir.
sampai 90%.
Energi mekanis yang dihasilkan dari putaran impller diubah ke dalam bentuk
pertambahan head tekan, head kecepatan dan head potensial pada zat cair.
• Pompa sentrifugal, yang terdiri dari pompa volut dan pompa difuser.
• Pompa tumbukan.
• Pompa jet.
Kategori pompa tekan dinamis ini mempunyai efisiensi lebih rendah dari
pompa pendesak.
Secara garis besar, pompa terdiri dari pompa sentrifugal dan pompa torak.
Pompa sentrifugal termasuk jenis pompa yang paling sering dan banyak
digunakan. Pemilihan pompa untuk mengalirkan fluida ini didasarkan pada sifat
itu sendiri dan kondisi yang diinginkan. Alternatif pemilahan pompa berdasarkan
dari hasil analisa lapangan, maka pompa sentrifugal lebih banyak mempunyai
Suatu pompa sentrifugal pada dasarnya terdiri dari satu impeller atau lebih
yang dilengkapi dengan sudu-sudu, yang dipasangkan pada poros dan diselubungi
oleh sebuah rumah (casing) yang berbentuk volute. Fluida memasuki impeller
secara aksial didekat poros dan mempunyai energi, baik energi kinetik maupun
memompakan fluida ketempat-tempat yang lebih jauh atau lebih tinggi, jadi dalam
hal ini pompa menambahkan energi pada fluida sehingga energi yang terkandung
pompa sentrifugal ini dapat dibagi menjadi dua macam cara, yaitu :
Pada jenis ini, kecepatan fluida yang keluar dari impeller diperkecil dan
guna dari difuser ini adalah untuk menurunkan kecepatan aliran yang keluar dari
impeller sehingga energi kinetik aliran dapat diubah menjadi energi tekan secara
efisien. Difuser ini digunakan pada pompa yang bertingkat, sehingga difuserini
• Aliran cairannya
• Jumlah tingkatnya
• Cara isapannya
• Pompa Volute Ganda, dimaksudkan agar beban radial pada poros pompa
Dibedakan atas :
• Pompa Vertikal
• Pompa Horizontal
Pompa ini mempunyai poros dengan posisi mendatar, untuk lebih jelasnya
Dibedakan atas :
• Pompa Aliran Aksial, dimana arah aliran cairan sejajar sumbu poros.
• Pompa Aliran Radial, dimana arah aliran cairan tegak lurus sumbu poros.
• Pompa Aliran Campuran, dimana arah aliran tidak aksial maupun radial.
Dibedakan atas :
Pompa ini hanya mempunyai satu impeller. Head total yang ditimbulkan
seri pada satu poros. Zat cair yang keluar dari impeller pertama
Dibadakan atas :
Namun tekanan yang bekerja pada masing sisi isap tidak sama sehingga
akan timbul gaya aksial yang arahnya menuju ke sisi isap menuju ke sisi
ganda.
timbul akibat tekanan yang bekerja pada masing-masing sisi impeller akan
saling membagi. Laju aliran total sama dengan dua kali laju aliran yang
1. Rumah Pompa
Rumah pompa pada pompa sentrifugal berfungsi untuk menampung fluida
yang keluar dari impeller. Selain itu, rumah pompa berfungsi untuk memudahkan
dan mengarahkan fluida yang akan disalurkan keluar pompa. Rumah pompa
biasanya berbentuk volute (spiral) seperti bentuk pada rumah keong. Untuk air
dingin yang mempunyai tekanan relatif rendah, rumah pompa biasanya terbuat
dari bahan besi cor. Untuk tekanan yang melebihi 0,0689 bar (100 Psi) digunakan
dari bahan semi baja, yaitu besi cor berkualitas tinggi. Untuk cairan yang sifatnya
korosif yang dapat memberikan reaksi asam seperti air garam, bahan rumah
2. Impeller
Impeller, dalam pembuatannya, biasanya dicor dalam satu kesatuan.
Impeller berfungsi untuk mengarahkan air dan memutar fluida agar timbul gaya
sentrifugal. Agar dapat diperoleh efisiensi yang tinggi, permukaan impeller harus
dibuat sehalus mungkin, baik dalam saluran pada sudu-sudu maupun pada bagian
luar impeller.
kepada fluida. Energi kecepatan ini dalam pompa diubah menjadi tekanan. Bentuk
impeller dan sudu-sudu harus disesuaikan dengan jenis fluida, tekanan naik yang
dibutuhkan, volume aliran, jumlah putaran dan sebagainya. Bentuk, ukuran dan
jumlah sudu mempunyai pengaruh besar terhadap tekanan naik dan volume aliran.
"setengah terbuka" atau "tertutup" jika dilengkapi dengan dinding pada sisi
sebelah masuk atau keluar, "tertutup" jika kedua sisinya diberi dinding. Dari
ketiga impeller di atas, impeller tertutup adalah impeller yang paling banyak
digunakan, karena impeller ini mempunyai efisiensi yang lebih besar untuk jangka
a. Radial Impeller
a. Open Impeller
Jenis Open Impeller biasanya dipakai pada pompa yang kecil, mudah
radial impeller.
b. Semi-Open Impeller
Semi-Open Impeller mempunyai dinding pada bagian belakang atau salah
c. Closed Impellerer
Closed Impellerer sering dipakai pada pompa sentrifugal tingkat tunggal
saluran isap ujung untuk cairan yang jernih. Jenis ini mencegah
Wear ring atau cincin penahan aus digunakan untuk mencegah kebocoran
pada celah antara impeller dan rumah pompa. Cincin penahan aus ini mempunyai
celah yang sangat kecil, yang satu dipasang pada impeller dan yang satu lagi
dipasang pada rumah pompa. Cincin penahan aus pada impeller biasanya
diulirkan ke impeller dengan ulir yang arah putarnya berlawanan arah dengan arah
putaran impeller. Cincin panahan aus untuk rumah pompa dapat dibuat tidak
berputar pada kedudukannya. Pemilahan wear ring tergantung dari jenis cairan
yang dialirkan, perbedaan tekanan dan kecepatan putaran. Jenis yang paling
4. Poros
Fungsi poros adalah untuk mentransmisikan momen torsi dar motor
penggerak ke impeller pada saat mulai strat maupun selama pompa bekerja. Letak
5. Seal / Paking
Fungsi seal / paking adalah untuk mencegah fluida keluar melalui poros
dan menahan udara mengalir masuk ke dalam pompa. Paking untuk poros dapat
Stuffing box terdiri dari suatu ruangan yang diisi oleh cincin-cincin
paking dari katun, benang asbes atau bahan buatan biasanya PTFE (Polyetra
Floucthyleen) atau teflon yang tahan terhadap segala macam cairan dan
temperatur. Untuk paking yang terbuat dari metal ( metal putih, kuningan,
luar dengan penekanan paking (gland). Untuk tekanan sampai 50 N/cm² cukup
b. Seal Mekanik
lapisan cairan antara kedua cincin tersebut disebabkan oleh gesekan cairan.
• Internal seal
• External seal
dengan udara.
6. Bantalan (bearing)
Fungsi bantalan pada pompa sentrifugal adalah untuk menjaga poros tetap
lurus akibat adanya gaya radial dan aksial ketika pompa bekerja. Jenis bantalan
Paling banyak dipakai pada pompa sentrifugal kecuali untuk ukuran besar.
Digunakan jika beban lebih besar dari pada yang diijinkan pada single row
Dipakai untuk beban besar dan putaran tinggi, tetapi hanya dapat menahan
Digunakan menahan gaya aksial yang besar. Untuk gaya dari satu arah
dipakai single row type dan untuk dua arah dipakai double row type.
7. Kopling
Kopling digunakan untuk memindahkan gerak putar dan torsi dari motor
ketidak lurusan poros pompa dan poros motor listrik dapat diatur.
− Rigid coupings
− Flexible couplings
Yang paling sering dipakai untuk pompa sentrifugal adalah dengan bushing dari
dan tidak bergeser. Penumpu juga berguna untuk meluruskan poros pompa motor
penggerak dan poros serta menyerap, getaran-getaran yang terjadi ketika pompa
bekerja.
Head adalah tinggi atau permukaan zai cair terhadap suatu bidang tertentu.
Dalam pembahasan ini telah dilakukan pengujian terhadap total head pada pompa
Aliran suatu zat cair (misalnya air) melalui suatu penampang saluran. Pada
penampang tersebut zat cair mempunyai tekanan statis p (N/m²), kecepatan rata-
v2
p
H= + +Z
γ 2⋅ g
Dimana :
v² / 2g : Head kecepatan
Z : Head potensial
Ketika head tersebut diatas tidak lain adalah energi mekanik yang
dikandung oleh satuan berat (1 kg/m³) zat cair yang mengalir pada penampang
yang bersangkutan. Head total tersebut dinyatakan dengan satuan tinggi kolom
cairan zat cair dalam meter. Dalam satuan SI, head (H) dinyatakan sebagai energi
spesifik Y, yaitu energi mekanik yang dikandung oleh cairan persatuan massa
(1kg) zat cair. Satuan Y adalah J/kg, maka energi spesifik tekanan p/ρ, kecepatan
p v2
Y = g⋅H = + + g⋅Z
ρ 2
Jika dua buah pompa sentrifugal yang geometris sebangun satu sama lain,
Dimana ;
Pompa". Hukum ini sangat penting untuk menaksir perubahan performansi pompa
bila putaran dirubah. Hukum ini juga berguna untuk memperkirakan performansi
Head total pompa yang harus disediakan untuk mengalirkan jumlah air
seperti direncanakan, dapat ditentukan dari kondisi instalasi yang akan dilayani
v d2
H = ha + ∆h p + h1 +
2⋅ g
Dimana :
Head ini adalah perbedaan tinggi antara muka air sisi keluar dan
sisi isap, tanda psitif (+) dipakai apabila muka air di sisi keluar
lebih tinggi dari pada sisi isap.
Dalam hal pompa menerima energi dari aliran yang masuk ke sisi
isapannya, seperti pada pompa penguat (pompa booster), maka head total pompa
H = ha + ∆ h p + h1 +
1
2⋅ g
(
⋅ vd2 − v s2 )
Dimana :
selisih perubahan permukaan air dan dasar yang dipakai untuk menentukan
Adapun hubungan antara tekanan dan Head tekanan dapat diperoleh dari
rumus berikut :
P
h p = 10 x
γ
Dimana,
P : Tekanan (N/m²)
berikut :
Y = g⋅H
sebagai berikut :
Q1 / 2
ns = n ⋅
H 3/ 4
Dimana :
b. ns = 35 – 80 impeller Francis
Untuk setiap titik pada garis aliran, dapat digambarkan segitiga kecepatan.
titik tersebut atau sudut yang dibentuk oleh kecepatan-kecepatan tersebut. Hal ini
C3 W3
W2
C2 C 2m = C 3m
a3 a2 ß3
ß2
µ2
C3µ = k .C2µ
C2µ
µ2
Dimana :
U : Kecepatan tangensial
dipertimbangkan.
2.10 Performansi
Bentuk pompa pada umumnya tergantung pada ns, jadi dapat dimengerti
bila karakteristiknya juga akan tergantung pada ns. karakteristik sebuah pompa
head total pompa, daya poros, efisiensi pompa terhadap kapasitas. Kurva
pompa dengan harga ns yang semakin besar. Kurva daya terhadap kapasitas
mempunyai harga minimum bila kapasitas aliran sama dengan nol pada pompa
hanya sedikit menurun bila kapasitas berubah menjahui harga optimunnya. Dalam
memilih pompa yang tepat bagi keperluan tertentu, karakteristik pompa seperti
Rumusan secara garis besar untuk daya pompa yang diperlukan adalah :
Pw
Pp =
ηP
Dimana :
Pw : Daya air
Pw = ρ x g x Q x H
Dimana :
(1 + α )
Pm = Pp
ηt
Dimana :
2.12 Kavitasi
Kavitasi adalah gejala menguapnya zat cair yang sedang mengalir, karena
tekanan berkurang sampai di bawah tekanan uap jenuhnya atau tekanan sisi isap
pompa lebih rendah dari tekanan uap jenuh fluida pada temperatur fluida tersebur.
Akibat zat cair mendidih dan akan berbentuk gelembung-gelembung uap zat cair,
yang terjadi pada zat cair yang mengalirkan di dalam pompa. Gelembung-
pada dinding saluran disekitar aliran yang berkavitasi akan mengalami kerusakan.
Pada pompa bagian yang mudah mengalami kavitasi adalah pada sisi isap pompa,
tinggi sangat rawan terhadap terjadi kavitasi. Kavitasi akan timbul apabila tekanan
neto sisi isap pompa turun menjadi lebih rendah dari tekanan uap pada temperatur
cairnya maka dapat timbul gelembung udara yang menyebabkan kavitasi tersebut.
Agar tidak terjadi kavitasi harus diusahakan agar tidak ada satu bagianpun
dari aliran di dalam pompa yang mempunyai tekanan statis lebih rendah dari
NPSH yang tersedia adalah head yang dimiliki zat cair pada sisi isap
pompa (ekivalen dengan tekanan mutlak pada sisi pompa), dikurangi dengan
tekanan uap jenuh zat cair tersebut. Oleh karena itu besarnya NPSH yang tersedia
Pa P
hsv = − v − hs − his
ρ ⋅ g ρ .g
Dimana :
yang masih tersedia atau tersisa pada sisi isap pompa setelah dikurangi dengan
setelah sisi masuk sudu impeller. Di bagian ini tekanan adalah lebih rendah dari
pada tekanan pada bagian sisi isap atau lubang isap pompa. Hal ini dapat
disebabkan oleh karena adanya kerugian head di nosel isap, kenaikan kecepatan
aliran karena luas penampang yang menyempit dan kenaikan kecepatan aliran
Jadi agar tidak terjadi penguapan zat cair, maka tekanan pada lubang isap
pompa dikurangi dengan penurunan tekanan di dalam pompa, harus lebih tinggi
dari pada tekanan uap jenuh zat cair. Head tekanan besarnya sama dengan
penurunan tekanan ini disebut dengan NPSH yang diperlukan. Agar pompa dapat
beroperasi dengan tidak mengalami kavitasi maka NPSH yang tersedia harus lebih
Jika head total pompa pada titik efisien maksimum dinyatakan sebagai H
dan NPSH yang diperlukan untuk titik ini adalah NPSHr, maka didefinisikan
sebagai :
NPSHr = σ . H
Dimana :
H : Head pompa
atmosfer atau tekanan yang bekerja pada permukaan zat cair tekanan uap air pada
temperatur yang bersangkutan dan head isap statis. Adapun besarnya NPSH yang
tersedia dapat dihitung dari kondisi instalasi pompa terpasang, dalam hal ini
NPSH yang tersedia harus lebih besar dari pada NPSH yang diperlukan.
BAB III
PERENCANAAN HYDRANT
dan jenis bangunan yang akan digunakan. Hal ini untuk mencegah terjadinya
kesalahan dalam pemasangan instalasi hydrant dan pemilihan jenis pompa juga
diantaranya adalah :
• Rumah Ibadah
• Bangunan Pendidikan
• Rumah Sakit
• Perpustakaan
• Musium
• Perumahan
• Pabrik pengalengan
• Pabrik elektronik
• Pabrik gelas
• Pabrik gula
• Pabrik destilasi
• Pabrik Permesinan
• Pusat perdagangan
• Pabrik ban
• Pengecoran
• Ekstrusi metal
mudah terbakar
• Solvent cleaning
pencelupan.
Pada sistem pipa tegak kering, semua instalasi dalam keadaan kosong
tanpa ada kandungan air. Apabila terjadi musibah kebakaran, sumber air
jalan yang mudah dijangkau dan tidak tersembunyi. Sistem pipa tegak kering
hanya boleh dipasang pada daerah-daerah atau Negara-negara yang air dapat
membeku dalam pipa. Sehingga sistem pipa tegak kering tidak dianjurkan
dipasang di Indonesia.
Sebaliknya pada sistem pipa tegak basah, semua instalasi terisi air
digunakan. Untuk sistem pipa tegak basah harus dicadangkan air yang cukup
yang biasanya disimpan pada Ground Water Tank (GWT) atau Water
Reservoir. Pompa dengan laju aliran dan head yang cukup harus disediakan
pemadam kebakaran setelah persediaan air pada Ground Water Tank habis.
Setiap pipa tegak harus melayani tiap luas ruangan tidak lebih dari 930 m²
dari setiap lantainya dan dalam jangkauan 38 m dari katup landing yang dipasang
pada setiap pipa tegak. Pada gambar H – 01 dibawah ini adalah contoh
Pada perencanaan ini jumlah pipa tegak di lantai basement 2 dan basement
1 yang digunakan sebagai tempat parkir mobil, jumlah pipa tegak dan box hydrant
dihitung berdasarkan luas bangunan yaitu 1 (satu) kotak hydrant untuk luas 930
m². Tetapi pada bangunan di atasnya, dimana hunian apartemen ini dibatasi oleh
terhalang, dengan demikian jumlah pipa tegak akan lebih banyak, karena 2 unit
apartement terdapat 1 (satu) buah pipa tegak, walaupun luasnya kurang dari 930
m².
Berikut ini adalah jumlah kotak hydrant pada masing lantai berdasarkan
a. Bangunan Parkir
b. Bangunan Apartement
basement 2, basement 1 dan lantai dasar, satu pipa tegak ada yang melayani lebih
sebagai berikut :
bangunan tidak lebih dari 40 m dan hanya ada satu katup landing disetiap
lantainya. Atap
< 40 m
Lantai dasar
Luas lantai
>930 m²
< 40 m < 40 m
> 24 m
tersedia).
dan api.
terdapat pipa gas, pipa uap, pipa bahan baker atau kabel listrik.
d. Apabila tidak terpasang pada daerah yang terlindung, maka pipa harus
Untuk sistem kelas I dan kelas III laju aliran minimum dari pipa tegak
hidroulik terjauh harus sebesar 1.893 liter/menit (550 gpm). Laju aliran untuk pipa
tegak tambahan harus sebesar 946 liter/menit (250 gpm) untuk setiap pipa tegak,
tetapi jumlah total laju aliran tidak boleh melebihi 4.731 liter/menit (1.250 gpm).
Pada sistem kombinasi dimana pasokan air disamping untuk hydrant juga
digunakan untuk sistem sprinkler otomatis, maka laju aliran yang digunakan
adalah yang terbesar dari hydrant atau sprinkler dan tetap tidak melebihi 4.731
Untuk sistem kelas II, laju aliran minimum untuk pipa tegak terjauh adalah
379 liter/menit (100 gpm). Aliran tambahan tidak dipersyaratkan bila terdapat
Tekanan sisa pada titik terjauh dihitung secara hidroulik adalah 4,5 bar.
Sedangkan tekanan maksimum pada setiap box hydrant tidak melampaui 12.1 bar
(175 psi), apabila tekanan melebihi 12,1 bar karena bangunan cukup tinggi, maka
pada zona bawah perlu dipasang Pressure Reducing Valve, sebuah katup untuk
Cadangan air pada Ground Water Tank harus tersedia setiap saat dan tidak
boleh digunakan untuk keperluan lainnya. Cadangan air yang disediakan harus
Volume air yang harus tersedia untuk cadangan air kebakaran adalah :
V=Qxt
V : Volume air
V = 4.731 x 45
Berikut perkiraan cadangan air selama 45 menit pada kapasitas pompa dari
1 250 42,581
2 500 85,162
3 750 127,744
4 1000 170,325
5 1250 212,895
hydrant harus memenuhi standarisasi yang ada dan jumlahnya harus sesuai
• Jumlah : 45 buah
• Jumlah : 8 buah
c. Pillar hydrant
Pillar hydrant adalah salah satu perlengkapan dari sistem yang
hydrant ini berfungsi untuk memadamkan api dari luar bangunan dan
Hal ini dikarenakan tekanan pada pillar hydrant dan laju aliran air cukup
besar.
• Jumlah : 8 buah
d. Siamesse Connection
Alat ini digunakan untuk menyambungkan pasokan air dari mobil
• Jumlah : 2 buah
pemipaan yang berisi air bertekanan. Dengan demikian air dapat segera
dipancarkan melalui kepala sprinkler pada saat kebakaran dan sistem ini sangat
handal karena tidak ada sistem lain yang harus diaktifkan selain kepala sprinkler
itu sendiri. Sistem ini juga dilengkapi dengan Head Detector atau Smoke Detector.
• Kepekaan temperatur : 68 ºC
penempatan, yaitu :
S = Jarak antara dua Sprinkler Head yang terletak pada suatu jalur pipa
D = Jarak antara dua pipa cabang di dalam suatu ruang
Berikut adalah beberapa jenis Sprinkler Head dan Drencher yang umum
digunakan :
Pada tipe ini berisi sebuah bola (bulb) yang terbuat dari kaca spesial
(special glass) yang digunakan untuk menahan katup air pada tempatnya.
Bola (bulb) tersebut berisi cairan kimia berwarna dimana bila dipanaskan
mengembang yang akhirnya gelas akan pecah sehingga katup terbuka dan
air akan mengalir menuju deflektor dan air akan memancar keluar untuk
Tabel 3.2 Rata – rata Temperatur dan Warna cairan Bola (Bulb)
sehingga air akan terpancar pada bagian tengah dari ruangan atau koridor.
Tipe ini digunakan untuk memancarkan air pada (di atas) ruangan
tertutup atau perkantoran. Untuk satu ruangan biasanya terdapat tiga atau
Tipe ini tidak jauh berbeda dengan tipe window drencher tetapi
luasnya api.
Sistem ini pada peletakkannya dan instalasinya tidak begitu jauh berbeda
dengan Sprinkler System, hanya saja sistem ini fluida yang digunakan hanya
berupa gas atau serbuk. Sistem ini biasa digunakan pada ruang perpustakaan,
ruang komputer atau ruang kontrol listrik yang mana pada ruangan tersebut tidak
tekanan maksimum yang diijinkan pada nozzle hydrant yaitu 12.1 bar. Pembagian
Pada sistem satu zona pipa tegak dari pompa ke titik hydrant yang
tertinggi cukup dilayani dengan satu pipa tegak. Sedangkan pada sistem dua zona
perlu adanya pembagian dua zona yaitu zona rendah dan zona tinggi. Pada zona
tekanan, karena tekanan pada pompa cukup tinggi agar sampai pada zona tinggi.
maksimum yang diijinkan dan kemampuan pompa. Sedang pada zona rendah dan
sedang berlaku sama seperti sistem dua zona yaitu perlu dipasang Pressure
Di bawah ini adalah contoh gambar sistem satu zona, dua zona dan banyak
BAB IV
harus mampu mensuplai air sampai ke titik terjauh dengan tekanan yang
berikut :
H = ha + ∆hP + h1 +
1
2g
(
Vd2 − Vs2 )
Dimana :
∆hp : Perbedaan head tekanan yang bekerja pada kedua permukaan air (m)
(V d
2
)
− Vs2
= Selisih head kecepatan keluar antara sisi tekan dan isap (m)
2g
Harga head total pompa yang digunakan harus lebih besar dari head total
pompa yang harus dihitung, karena jika nilai total pompa yang akan dihitung lebih
• Grafitasi : 9,8
Perbedaan head tekanan pada kotak hydrant terjauh dan tertinggi yaitu 45
• Laju aliran
• Fitting-fitting
• Valve-valve
Q = v⋅A
Q
v=
π 2
⋅D
4
0,07885
=
3,14
⋅ (0,2) 2
4
= 2,511 m/s
L v2
hf = f ⋅
D 2⋅g
v⋅D
Re =
υ
2,511 ⋅ 0,2
Maka, Re =
0,542 × 10 −6
= 926568,2
Untuk nilai Re > 4000 maka aliran yang terjadi adalah aliran turbulen.
Maka dapat digunakan rumus Darcy atau diagram Moody untuk mendapatkan
faktor gesekan ( f ) dalam pipa pada aliran turbulen. Dengan menggunakan rumus
Darcy yaitu :
0,0005
λ = 0,020 +
D
0,0005
= 0,020 +
0,2
= 0,0225
20 2,5112
Maka, h f = 0.0225 ⋅
0,2 2 ⋅ 9.8
= 0,723 m
v = 2,511 m/s
f = 0,75
v2
hf = f
2⋅g
2,5112
h f = 0.75
2 ⋅ 9,8
= 0,2412 m
v = 2,511 m/s
f = 0,9
v2
hf = f
2⋅g
2,5112
h f = 0.9
2 ⋅ 9,8
= 0,2895 m
v = 2,511 m/s
f = 0,8
v2
hf = f
2⋅g
2,5112
h f = 0.8
2 ⋅ 9,8
= 0,2573 m
v= 2,511 m/s
f = 0,10
v2
hf = f
2⋅g
2,5112
h f = 0.10 ⋅ 2
2 ⋅ 9,8
= 0,064 m
Q = v⋅A
Q
v=
π 2
⋅D
4
0,07885
=
3,14
⋅ (0,15) 2
4
= 4,464 m/s
L v2
hf = f ⋅
D 2⋅g
v⋅D
Re =
υ
4,464 ⋅ 0,15
Maka, Re =
0,542 × 10 −6
= 1235424,3
Untuk nilai Re > 4000 maka aliran yang terjadi adalah aliran turbulen.
Maka dapat digunakan rumus Darcy atau diagram Moody untuk mendapatkan
faktor gesekan ( f ) dalam pipa pada aliran turbulen. Dengan menggunakan rumus
Darcy yaitu :
0,0005
λ = 0,020 +
D
0,0005
= 0,020 +
0,15
= 0,0233
16 4,464 2
Maka, h f = 0.0233 ⋅
0,15 2 ⋅ 9.8
= 2,50 m
v = 4,464 m/s
f = 0,85
v2
hf = f
2⋅g
4,464 2
h f = 0.85
2 ⋅ 9,8
= 0,8641 m
v = 4,464 m/s
f = 0,9
v2
hf = f
2⋅g
4,464 2
h f = 0.9
2 ⋅ 9,8
= 0,9150 m
v = 4,464 m/s
f = 0,8
v2
hf = f
2⋅g
4,464 2
h f = 0.8
2 ⋅ 9,8
= 0,8133 m
v = 4,464 m/s
f = 0,10
v2
h f = f ⋅k
2⋅g
4,464 2
h f = 0.10 ⋅ 1
2 ⋅ 9,8
= 0,1016 m
v = 4,464 m/s
f = 0,2
v2
hf = f
2⋅g
4,464 2
h f = 0.2
2 ⋅ 9,8
= 0,2033m
HK pipa =Lxf
HK fitting/valve = f x LEK x k
Dimana :
L : Panjang pipa
k : Jumlah fitting/valve
= 167,98 m
Vd2 − Vs2
H = h a + ∆h P + h 1 +
2g
(4,464 − 2,511)
= 99,96 + 45 + 167,98
2 ⋅ 9,8
n Q
ns =
H3/ 4
3800 0,07885
ns =
162 3 / 4
= 23,50 rpm
Daya fluida adalah energi yang secara effektif diterima air akibat dari
PW = ρ x g x Q x H
Maka,
= 125309,9 N.m/s
= 125309,9 W
= 125,3099 kW
Daya pompa adalah daya yang harus tersedia dan digunakan oleh fluida.
Daya ini merupakan daya yang harus digerakkan oleh motor penggerak pompa.
Daya pompa yang diperlukan untuk menggerakkan sebuah pompa adalah sama
ρ ×g×Q×H
P=
ηP
4.9.1 Daya pompa untuk Elektric Main Pump (Pompa Utama) / Diesel Pump
Karena kapasitas Elektrik Main Pump (Pompa Utama) dan Diesel Pump
ρ ×g×Q×H
P=
ηP
1000 × 9,81 × 0,07885 × 162
=
0,80
125309,9
=
0,80
= 156637,37 W
= 156,63737 kW
• Cairan : Air
• Massa jenis Cairan (ρ) : 1000 kg/m³
• Temperatur cairan : 25ºC
• Efisiensi pompa (np) : 80 %
• Grafitasi (g) : 9,81 m/s²
putaran spesifik (ns) = 14,85 rpm maka diperoleh effisiensi pompa (ηp) =
55 %.
ρ ×g×Q×H
P=
ηP
1000 × 9,81 × 0,03153 × 162
=
0,55
50108,10
=
0,55
= 91105,64 W
= 91,10564 kW
Volume air yang harus tersedia untuk cadangan air kebakaran adalah :
v=Qxt
= 212,895 liter
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Nasional Indonesia (SNI) yaitu satu kotak hydrant untuk luasan 930 m².
liter/menit (550 gpm) dan 946 liter/menit (250 gpm) untuk setiap
6. Batas maksimum tekanan yang diijinkan pada nozzle hydrant yaitu 12,1
bar.
menit, sehingga kapasitas cadangan air pada Ground Water Tank adalah
213 m³.
5.2 Saran
pada setiap tiga bulan sekali untuk memastikan sistem dan peralatan
distabilkan kembali.
5. Air cadangan pada Ground Water Tank hanya dipakai apabila kebakaran
terjadi, oleh kerena itu tidak boleh dipakai untuk keperluan lain.
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta, 2000.
8. Sularso dan Tahara Haruo, Pompa Dan Kompresor, PT. Pradnya Paramita,
Jakarta, 1987.
LAMPIRAN
1 25 95
2 50 189
3 100 379
4 150 568
5 200 757
6 250 946
7 300 1136
8 400 1514
9 450 1703
10 500 1892
11 750 2839
12 1000 3785
13 1250 4731
14 1500 5677
15 2000 7570
16 2500 9462
17 3000 11355
18 3500 13247
19 4000 15140
20 4500 17032
21 5000 18925