Jenis-Jenis Dan Fungsi Peralatan Bantu PLTA Musi

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 16

JENIS dan FUNGSI PERALATAN BANTU PLTA

Pada pengoperasian pembangkit listrik tenaga air selain dibutuhkan alat-alat utama seperti
turbin, generator, main transformer, dan switch yard dibutuhkan pula beberapa alat bantu yang
mendukung pengoperasian unit.
Beberapa alat bantu yang digunakan pada PLTA Musi dapat dikelompokkan dalam beberapa
kelompok yaitu:

1. Sistem udara dan minyak tekan


2. Cooling water system (sistem air pindingin)
3. Shaft seal system
4. Sistem pelumasan
5. High pressure pump

Semua peralatan bantu tersebut harus dapat berjalan dengan baik untuk mendukung
keandalan suatu unit, bahkan ada beberapa peralatan bantu yang jika tidak bekerja saat unit
beroperasi dapat menyebabkan trip pada unit.

1. Sistem Udara dan Minyak Tekan


Untuk mendukung keandalan kinerja turbin dibutuhkan beberapa sistem, salah satunya
sistem udara dan minyak tekan. Fungsi utama dari udara dan minyak tekan yaitu:

 Menggerakkan servo motor untuk guide vanes


 Menggerakkan servo motor untuk main inlet valve
 Menggerakkan brakes rotor generator

Secara umum sistem udara dan minyak tekan dapat dikelompokkan menjadi dua
kelompok besar yaitu sistem udara tekan dan sistem minyak tekan. Peralatan bantu yang
mendukung sistem udara dan minyak tekan yaitu:

a) Kompresor
b) Air/oil pressure tank
c) Servo motor untuk main inlet valve
d) Servo motor untuk guide vanes
e) Governor oil pump
f) Turbin governor
g) Brake and jack generator

a. Sistem Udara Tekan.


Sistem udara tekan pada unit PLTA Musi peranannya sangat penting dalam operasi
dari unit itu sendiri. Disamping untuk udara tekan dalam sistem udara tekan dan minyak
tekan, udara kompressor juga digunakan untuk udara pembersih. Pada sistem udara tekan
terdapat dua tangki berdasarkan tekanan pada tanki tersebut yaitu primary air tank high
pressure (68 bar, design pressure 72 bar) dengan kapasitas 120 liter dan brakes air tank
low pressure (12 bar) dengan kapasitas 50 liter. Pada PLTA Musi setiap Unit terdapat dua
unit kompressor (Satu untuk turbin governor dan satu lagi untuk main inlet valve) yang
dihubungkan secara pararel sehingga jika salah satu unit bermasalah maka kompressor
lainnya masih dapat menyuplai udara. Fungsi udara tekan dablam sistem udara tekan dan
minyak tekan yaitu:
1. Fungsi primary air tank high pressure
Untuk menyuplai udara ke air/oil pressure receiver.
2. Brake air tank low pressure
Untuk menyuplai udara ke inflatble shaft seal, generator brakes, dan pilot air.
Berikut merupakan data spesifikasi dari primary air tank dan brake air tank yang dipakai
di Unit PLTA Musi:
1. Tangki Udara Primer

Gambar Primary Air Tank


Tangki Udara Primer memiliki kapasitas 120 liter dan tekanan operasi adalah 68
bar (tekanan desain: 72 bar).

2. Brake Air Tank


Tekanan udara operasi dari tangki udara rem adalah 12 bar dan kapasitas tangki
adalah 50 liter, yang sesuai dengan volume yang cukup untuk menyediakan udara
ke generator setidaknya dua kali operasi pengereman udara tanpa pasokan udara
dari tangki udara utama.

Prinsip kerja
Udara dihisap oleh kompresor dari atmosfer. Udara tersebut masuk ke primary air
tank high pressure dengan tekanan 68 bar. Kemudian udara dari primary air tank high
pressure di alirkan ke brakes air tank low pressure melewati reduce valve yang
mengurangi tekanan dari 68 bar menjadi 12 bar.

b. Sistem Minyak Tekan


Sistem minyak tekan pada PLTA Musi yaitu menyuplai oli bertekanan untuk
menggerakkan servo motor yang dialirkan oleh governor oil pump yang memompakan
oli dari sump tank ke dalam air/oil pressure receiver sesuai dengan tekanan kerjanya.
Fungsi minyak tekan dalam sistem udara tekan dan minyak tekan yaitu:

1. Menyuplai oli untuk high pressure pump


2. menyuplai oli untuk brakes rotor generator (lifting of the rotor)
3. menyuplai oli ke air/oil pressure tank

a) Turbine Governor Actuator

Prinsip kerja

Governor oil pump mengalirkan oli dari sump tank ke pressure tank. Governor oil
pump berfungsi terus menerus dengan sistem un-loading dan on-loading yang berarti
apabila tekanan telah cukup pada pressure tank, aliran oli dari pompa akan masuk
kembali ke dalam sump tank melalui bypass valve. Didalam pressure tank ada dua (2)
bagian yaitu bagian atas udara dan bagian bawah pelumas. Udara yang ditekan berasal
dari primary air tank, primary air tank berasal dari kompresor. Oli ditekan oleh udara,
pelumas yang bertekanan dialirkan ke servo motor. Servo motor ini berfungsi untuk
menggerakkan guide vane. Apabila ada oli yang bocor maka akan ditampung di
leakage oil tank.

Berikut merupakan spesifikasi peralatan yang ada di sistem udara dan minyak tekan:

1. Pompa Oli

Pompa oli adalah sebuah pompa vane variabel yang tekanannya dapat diatur.
Salah satu dari dua pompa oli ini didesain untuk beroperasi secara terus menerus
selama turbin beroperasi. Untuk menjaga operasi tersebut tekanan oli diatur
sebesar 60 bar.

2. Tangki Minyak Tekan

Tangki minyak tekan terbuat dari pelat baja karbon untuk bejana tekan untuk
layanan temperatur rendah dengan tekanan desain 60 bar dan dilengkapi dengan
alat pengukur ketinggian permukaan oli, alat pengukur tekanan oli, katup blow-off
udara manual, katup pelepas tekanan, oli switch level, koneksi pasokan oli/udara
dan lubang akses.

Total volume tangki minyak tekan adalah 700 liter.

1. Oil Sump Tank

Gambar Oil Sump Tank

Governor oil sump tank digabungkan dengan panel aktuator governor dan
berkapasitas sebesar 1.400 liter, yang setara dengan 130% dari total volume oli
yang diperlukan di seluruh governor dan sistem oli katup inlet.

1. Leakage Oil Tank

Gambar Leakage Oil Tank

Leakage oil tank disediakan untuk mengumpulkan semua kebocoran oli dari
sistem pasokan oli bertekanan dan berada di El. 165 m. Kapasitas tangki ini
adalah sebesar 500 liter. Leakage oil tank dilengkapi dengan motor AC-penggerak
pompa dengan debit 72 l/min dan tekanan operasi sebesar 8 bar untuk
mengalirkan kembali oli ke oil sump tank.

b) Main Inlet Valve Actuator

Prinsip kerja

Pompa oli mengalirkan oli ke pressure tank. Didalam pressure tank ada dua (2)
bagian yaitu bagian atas udara dan bagian bawah oli. Udara yang ditekan berasal dari
primary air tank, primary air tank berasal dari kompresor. Oli ditekan oleh udara, oli
yang bertekanan dialirkan ke by pass valve, seal control valve yang selanjutnya
dialirkan ke operating seal dan main valve.

Fungsi by pass valve yaitu untuk menyeimbangkan tekanan air up stream dan
down stream. Operating seal yaitu sealing untuk operasional ball valve, fungsinya
yaitu untuk start atau stop ball valve. Cara kerjanya yaitu saat start, operating seal
release (melepas), kemudian ball valve membuka. Saat stop, ball valve close kemudian
operating seal apply (menjepit). Main valve berfungsi untuk membuka atau menutup
saluran air utama atau berfungsi untuk mengalirkan air ke spiral case kemudian
dialirkan ke runner.

Berikut merupakan spesifikasi peralatan yang ada di sistem udara dan minyak tekan:

1. Pompa Oli
Pompa oli adalah sebuah pompa vane variabel yang tekanannya dapat diatur.
Salah satu dari dua pompa oli ini dirancang untuk memulai dengan sistem kontrol
tekanan yang beralih pada tangki tekanan oli.
Pompa oli memiliki kapasitas sebesar 110 liter/menit dengan tekanan operasi
sebesar 60 bar dan digerakkan oleh motor AC tiga phase, 400 V dan 15 kW.
Kedua pompa oli tersebut dipasang pada tangki oli inlet valve.
2. Tangki Minyak Tekan
Tangki minyak tekan terbuat dari pelat baja karbon untuk bejana tekan untuk
melayani temperatur rendah dengan tekanan desain 60 bar dan dilengkapi dengan
alat pengukur ketinggian permukaan oli, alat pengukur tekanan oli, katup blow-off
udara manual, katup pelepas tekanan, oli switch level, koneksi pasokan oli/udara
dan lubang akses.
Total volume tangki oli tekan adalah 1.000 liter.
3. Oil Sump Tank (Tangki Pelumas)
Governor oil sump tank digabungkan dengan panel aktuator governor dan
berkapasitas sebesar 1.750 liter, yang setara dengan 130% dari total volume oli
yang diperlukan di seluruh governor dan sistem minyak katup inlet.

a) Kompresor

Gambar Kompresor

Kompressor merupakan alat bantu PLTA Musi yang berfungsi untuk menghasilkan
udara bertekanan dengan cara menghisap udara atmosfer dan kemudian mengkompres
udara sampai tekanan yang diinginkan. Berikut merupakan spesifikasi kompresor yang
ada di PLTA Musi:
Kompresor udara tipe three-stage, mendinginkan udara, tiga-phase 400 V, 3.0 kW
digerakkan dengan tipe motor-AC dan berkapasitas 170 liter/menit pengiriman udara
bebas. Tekanan operasi kompresor adalah 65-68 bar. Kompresor udara dilengkapi dengan
saklar tekanan untuk kontrol otomatis, saringan pendingin udara intake, bongkar muat
dan katup drainase kondensasi, katup pereda tekanan, dll.
Prinsip Kerja kompresor
Pada kompresor terdapat motor yang berguna untuk menggerakkan kompresor untuk
memompakan udara masuk pada primary air tank dan brake air tank. Pada saluran
kompresor tersebut terdapat check valve yang berguna agar udara yang dipompakan
masuk pada primary air tank dan tidak kembali masuk pada kompresor. Sedangkan
saluran antara primary air tank dan brake air tank terdapat alat bernama oriface plate
yaitu untuk membatasi tekanan antara kedua tangki tersebut. Pada primary air tank
tekanan mencapai 68 bar sedangkan brake air tank mencapai 12 bar. Terdapat safety
valve pada kedua tangki yang berguna untuk membuang tekanan udara yang berlebih.
Setelah tekanan terpenuhi maka motor akan mati sehingga kompresor tidak lagi bekerja.
Apabila tekanan berkurang maka motor akan kembali bekerja.

a) Air/oil Pressure Tank

Gambar Tangki Minyak Tekan

Air/oil pressure tank merupakan alat bantu PLTA Musi yang terdiri dari dua jenis zat
yaitu oli dan udara. Air/oil pressure tank berfungsi sebagai tabung untuk menampung
udara bertekanan dan oli bertekanan sebelum disalurkan ke peralatan lain yang
membutuhkan tekanan udara.
b) Governor Oil Pump

Gambar Governor Oil Pump

Governor oil pump merupakan alat bantu PLTA yang berfungsi untuk memompakan
oli dari governor oil tank ke air/oil pressure tank.

a) Brake and Jack generator


Generator dilengkapi dengan rem yang dioperasikan udara untuk membawa turbin
dan unit generator beroperasi dari kecepatan pengenal 20% (yaitu 500 rpm) sampai
berhenti dalam waktu tiga (3) menit setelah rem diterapkan. Rem generator terdiri dari
tiga (3) silinder rem dan dioperasikan oleh udara bertekanan yang dipasok dari tangki
udara rem yang dirancang untuk mempertahankan tekanan udara rem normal sekitar 12,0
bar. Tekanan udara minimum yang diijinkan untuk operasi rem adalah 10 bar. Setelah
menerapkan rem, vacuum cleaner dioperasikan untuk mengumpulkan debu yang
dihasilkan pada sepatu rem.
Silinder rem juga dirancang yang berfungsi sebagai jack oli yang mungkin
diperlukan untuk mengangkat rotor generator dan bagian berputar turbin untuk pekerjaan
pemeliharaan. Operasi jacking dibuat oleh jenis pompa hidrolik tipe portabel yang
dioperasikan motor. Tekanan operasi oli nominal untuk operasi jacking adalah 120 bar.

2. Sistem Air Pendingin (Cooling Water System)


Sistem air pendingin adalah suatu sistem aliran air yang berfungsi mendinginkan
peralatan yang bergesekan baik secara langsung maupun tidak secara langsung.
Setiap unit di PLTA Musi terdiri atas dua (2) unit cooling water pump, dimana jika
salah satu beroperasi maka pompa yang lain dalam keadaan standby. Juga terdapat 2 (dua)
unit cooling water strainer, 2 (dua) fine filter, 1 (satu) duplex oil strainer, 4 (empat) air
radiator, 2 (dua) heat exchanger. Suplai air untuk sistem pendingin di PLTA Renun berasal
dari draft tube.

Gambar Duplex

Gambar Heat Exchanger

Fungsi Air Pendingin


Manfaat Sistem pendingin pada unit PLTA Musi yaitu:
1. Untuk mendinginkan oli yang panas akibat dari bergeseknya antara poros dengan
bearing.
2. Untuk mendinginkan turbin shaft seal.
3. Untuk mendinginkan turbin guide bearing
4. Untuk mendinginkan thrust and lower guide bearing
5. Untuk mendinginkan thrust and upper guide bearing
6. Untuk mendinginkan main transformer oil
7. Untuk mendinginkan udara panas pada stator

Cooling Air Radiator


Cooling Air Radiator merupakan sistem pendingin udara pada generator yang bertujuan
untuk menjaga temperatur pada generator agar tidak mencapai batas maksimal temperature.
Adanya udara panas pada Generator dipengaruhi oleh:
1. Arus
2. Water circulation/Flow
3. Radiator yang kotor

Peralatan Bantu Sistem Air Pendingin


a) Cooling Water Pump

Gambar Cooling Water Pump


Cooling water pump merupakan alat bantu PLTA Musi yang digunakan untuk
memompakan air dari draft tube ke sistem pendingin (perpipaan/peralatan pendingin).
Pompa air pendingin adalah poros horizontal, tipe sentrifugal dengan kapasitas
debit sebesar 7 m3/menit, head 59 m dan digerakkan oleh motor AC tiga phasa, 400 V
dan 90 kW.
Pompa air pendingin biasanya dioperasikan secara otomatis sesuai dengan urutan
start dan stop otomatis dari unit pembangkit.
Pompa air pendingin juga bisa digunakan untuk mengalirkan air ke dalam penstock
dan draft tube yang dikombinasikan dengan pompa drainase.

Prinsip Kerja
Pada setiap unit PLTA Musi, terdapat 2 unit cooling water pump, pada saat unit
operasi, cooling water pump hanya satu saja yang bekerja sedangkan yang lain sebagai
cadangan apabila pompa yang sedang beroperasi terjadi gangguan. Pada prinsipnya
pompa akan bekerja dengan memompakan air dari draft tube dan dialirkan ke bagian
peralatan yang membutuhkan sistem pendinginan pada saat unit dioperasikan dan
pompa akan berhenti memompakan air pada saat unit dalam keadaan Standby/Standstill.

b) Main Strainer

Gambar Main strainer


Main strainer merupakan peralatan bantu PLTA yang berfungsi sebagai
penyaring/filter terhadap kotoran dari aliran air yang diambil dari draft tube sebelum
dialirkan ke peralatan yang membutuhkan pendinginan.
Main strainers adalah filter balik-rotary tipe motor yang digerakkan otomatis untuk
mencapai pembersihan otomatis sepenuhnya. Main strainers mempunyai elemen filter
sebesar 300 µm. Air dari fasilitas back-flushing dibuang ke sump pit.

Prinsip Kerja Sistem Air Pendingin


Air diambil dari draft tube dengan menggunakan pompa sentrifugal kemudian
dialirkan ke strainer (menyaring kotoran-kotoran yang terdapat pada air) lalu air
dialirkan kembali ke fine strainer dan masuk ke turbine shaft seal melalui booster pump
dan strainer. Air pendingin juga mengalir ke turbine guide bearing cooler, hydrolic air
cooler, generator thrust and lower guide bearing, generator thrust and upper guide
bearing dan main transformator oil cooler.

Setelah air pendingin bersikulasi pada sistem pendingin, air pendingin (out late)
yang telah melalui masing-masing elemen tersebut akan dialirkan ke water discharged
pit.
Berikut merupakan batas kemampuan volume air yang harus dipenuhi oleh air
pendingin:
 Turbine guide bearing cooler : 195 liters/min
 Turbine shaft seal : 50 liters/min
 Generator air cooler : 4,040 liters/min
 Generator thrust and upper guide bearing cooler : 1,020 liters/min
 Generator lower guide bearing cooler : 195 liters/min
 Main transformator cooler : 350 liters/min
Total volume for each unit : 5,800 liters/min

3. Sistem Air Pendingin Shaft Seal


Shaft seal merupakan suatu peralatan yang terletak pada bagian shaft turbin yang
berfungsi sebagai perapat untuk mencegah masuknya air ke turbin. Adapun alasan
diperlukannya sistem pendingin pada shaft seal karena bagian utama pada shaft seal terdiri
dari karbon, karbon inilah yang berfungsi sebagai penghalang keluarnya air di celah antara
cover turbine dan shaft turbin. Karena adanya gesekan pada shaft turbin dengan shaft seal
yang menimbulkan unsur panas pada sisi karbon shaft seal sehingga diperlukan air
pendingin untuk mendinginkan shaft seal agar karbon tidak rusak akibat panas.
Berikut merupakan spesifikasi dari shaft seal:
Air Shaft Sealing bercabang pada sisi oulet saringan untuk sistem suplai air pendingin.
Dua (2) pompa sentrifugal tipe motor shaft seal booster disediakan untuk meningkatkan
tekanan shaft seal, yang kapasitasnya sebesar 6 m3/jam dengan 6 bar head, pada suplai air
shaft seal line.
Fine filter berfungsi sebagai penyaringan air tahap kedua dari strainer. Fine filter juga
dipasang untuk menghilangkan bahan padat jenis siklon dengan elemen filter mesh 50 μm.
Dua tipe filter elemen mesh 50 μm hand-operated disediakan pada shaft sealing saluran
suplai air untuk masing-masing unit, satu untuk penggunaan normal dan yang lainnya untuk
penggunaan siaga.
Air dari fasilitas back-flushing dari kedua saringan tersebut dibuang ke sump pit.

Prinsip Kerja Sistem Pendingin Shaft Seal


Untuk air pendingin shaft seal berasal dari draft tube yang telah melewati cooling water
pump dengan menggunakan dua buah booster pump dan dua buah strainers (satu untuk
penggunaan normal dan yang lainnya untuk penggunaan siaga), lalu air outlet tersebut
dipompakan langsung ke turbin shaft seal.

4. Sistem Pelumasan
Sistem pelumasan berfungsi untuk:

 Mengurangi gesekan dan keausan


 Mengurangi panas/sebagai media pendingin terhadap peralatan yang dilumasi
 Mengurangi korosi
 Sebagai pembatas antara dua komponen
 Membentuk perapat sehingga kotoran tidak mudah masuk
 Mengurangi dan memperkecil kejutan sehingga mengurangi noise dan vibration

Bagian peralatan yang dilakukan pelumasan


a) Generator Upper Thrust Bearing
Sistem pelumasan pada generator upper thrust bearing berfungsi untuk
menghasilkan gaya angkat ke atas (thrust) untuk mengimbangi gaya berat dan axial
thrust pada runner.
Pada generator upper thrust bearing sistem pelumasannya bersifat sirkulasi artinya
oli akan bersirkulasi menghisap oli yang bersih dan dingin dan mengeluarkan oli yang
lebih panas dan lebih kotor dengan efek sentrifugal akibat putaran poros.
Agar temperatur oli pada generator upper thrust bearing tidak melebihi standar yang
telah ditetapkan, maka perlunya suatu sistem pendingin yang dapat menstabilkan
temperature pada oli yang juga akan berdampak terhadap temperatur pada thrust
bearing. Sebab jika temperatur pada bearing tinggi, maka temperatur minyak pelumas
pun juga akan tinggi sehingga kehandalan dari oli tidak akan efektif lagi. Oleh sebab itu
temperatur pada bearing harus sangat diperhatikan. Pada generator upper thrust bearing
sistem pendingin oli terletak didalam.
b) Generator Upper Guide Bearing
Pelumasan pada generator upper guide bearing berfungsi untuk memisahkan bagian
permukaan yang dapat bergesekan antara bearing dan shaft sehingga mengurangi
gesekan antara dua permukaan bersinggungan dan memperlambat atau
meminimalisasikan keausan.
Pada generator upper guide bearing, sistem pelumasannya bersifat sirkulasi artinya
oli akan bersirkulasi menghisap oli yang bersih dan dingin dan mengeluarkan oli yang
lebih panas dan lebih kotor dengan efek sentrifugal akibat putaran poros.
c) Generator Lower Guide Bearing
Pelumasan pada generator lower guide bearing berfungsi untuk memisahkan bagian
permukaan yang dapat bergesekan antara bearing dan shaft sehingga mengurangi
gesekan antara dua permukaan bersinggungan dan memperlambat keausan. Generator
lower guide bearing terletak pada bagian lower bracket. Pada generator lower guide
bearing, sistem pelumasannya tidak bersifat sirkulasi.
d) Turbine Guide Bearing
Pelumasan pada generator upper guide bearing berfungsi untuk memisahkan bagian
permukaan yang dapat bergesekan antara bearing dan shaft sehingga mengurangi
gesekan antara dua permukaan bersinggungan dan memperlambat keausan.
Pelumasan pada turbine guide bearing bersifat tanpa sirkulasi artinya oli yang
digunakan pada bagian turbine guide bearing tidak mengalami sirkulasi. Sedangkan
yang bersirkulasi adalah sistem pendinginnya.

5. High Pressure Pump (HPP)


HPP berfungsi untuk mengangkat rotor generator khusus di bagian upper dan thrust
bearing untuk mengurangi gesekan. HPP bekerja pada saat akan start dan stop. Dengan
bekerja HPP maka putaran pada rotor akan menjadi lebih halus di sekitar upper dan thrust
bearing.
Prinsip kerja
Pada saat unit akan start maka HPP akan bekerja. HPP merupakan bagian dari peralatan
bantu dimana semua bagian peralatan bantu harus terlebih dahulu operasi agar unit bisa
dioperasikan. HPP akan memompakan oli bertekanan ke bagian upper dan thrust bearing.
Oli yang terdapat pada bagian bearing akan bertekanan sehingga mampu mengangkat bagian
rotor generator di bagian thrust bearing. Setelah unit beroperasi dan telah dibebani maka
HPP akan stop. Hal ini karena rotor telah berputar dan karena putarannya itu maka tinggi
rotor yang diangkat HPP tadi dapat dipertahankan. Lalu HPP akan kembali bekerja saat stop.
Saat beban dilepas dan putaran akan mulai turun, HPP akan bekerja kembali sehingga
setelah unit/rotor kecepatannya berkurang, rotor tidak tiba-tiba jatuh. Setelah putaran
berhenti maka HPP akan perlahan-lahan menurunkan tekanannya sehingga rotor turun
secara perlahan.

Anda mungkin juga menyukai