Bab Iv

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 103

KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH PELATIHAN PENCEGAHAN BULLYING


TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA
TERHADAP BULLYING DI SMP NEGERI 11 YOGYAKARTA

Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Keperawatan pada


Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh :

SERLY WIDIA NINGSIH

20130320056

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2017
HALAMAN PENGESAHAN KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH PELATIHAN PENCEGAHAN BULLYING TERHADAP


PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA TERHADAP BULLYING DI SMP
NEGERI 11 YOGYAKARTA

Disusun Oleh :

SERLY WIDIA NINGSIH


20130320056
Telah disetujui dan diseminarkan pada tanggal :
21 Agustus 2017

Dosen Pembimbing
Shanti Wardaningsih, Ns., M.Kep., Sp.Jiwa., Ph.D (.....................)
NIK : 19790722200204173058

Dosen Penguji
Kellyana Irawati, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Kep.Jiwa (.....................)
NIK : 198606192011504173184
Mengetahui,

Kaprodi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan


Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Sri Sumaryani, Ns., M.Kep., Sp. Mat., HNC

NIK : 19770313200104173046

ii
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Serly Widia Ningsih

NIM : 20130320056

Program Studi : Ilmu Keperawatan

Fakultas : Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang


penulis tulis ini benar-benar merupakan hasil karya penulis sendiri dan belum
diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber
informasi yang dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks yang dicantumkan dalam Daftar Pustaka
dibagian akhir Karya Tulis Ilmiah ini.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis Ilmiah
ini hasil jiplakan, maka penulis bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Yogyakarta, Agustus 2017

Yang membuat pernyataan

Serly Widia Ningsih

iii
HALAMAN PERSEMBAHAN

1. Penulis mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT yang telah


memberikan kemudahan dan kelancaran dalam menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah ini.
2. Orang tuaku tercinta Bapak Sofyan Mahadir & Ibu Yunizar yang selalu
memberikan dukungan, doa dan restu, semangat, nasehat yang tiada henti
agar terus berusaha dan bersabar dalam mengerjakan Karya Tulis Ilmiah
ini.
3. Kakak tercinta Ahmad Yufirzan yang selalu menanyakan dan
mengingatkan penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
4. Terimakasih juga kepada keluarga besar Bapak dan Ibu yang selalu
mengingatkan untuk terus berusaha dalam menyelesaikan penelitian ini
dan memberikan dukungan serta do’a kepada peneliti.
5. Terimakasih juga kepada Ibu Shanti Wardaningsih, Ns., M.Kep., Sp.Jiwa.,
Ph.D, selaku dosen pembimbing yang selalu sabar dalam membimbing
saya dan mengarahkan ke penlitian yang sesungguhnya sehingga Karya
Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan dengan lancar.
6. Terimakasih juga kepada Ibu Kellyana Irawati, S.Kep., Ns., M.Kep.,
Sp.Kep.Jiwa, selaku dosen penguji yang banyak sekali memberikan
masukan dan melancarkan sidang peneliti.
7. Sahabat semua Dwi Arini, Sushmitha Lantu A, Dinda Santi P, Alviana
Devita, Alqodar Annafish yang selalu memberikan semangat dan
dukungan agar penulis semangat dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
8. Teman seperjuangan skill lab Eyasintri, Labib Alfikri, Karina Saraswati,
Rina Widiya Hasim, Nurul Arifah, yang selalu memberikan dukungan
kepada penulis agar tetap semangat dalam melakukan penelitian ini.
9. Teman satu bimbingan Dian Pepriana, Eka Asti, Fathiyyah, yang telah
memberikan dukungan agar tetap semangat mengerjakan Karya Tulis
Ilmiah ini.
10. Terimakasih juga kepada partner dalam penelitian Sekar Sari yang telah
sabar dalam mengahadapi peneliti di saat peneliti kecewa dan merasa
putus asa dalam menjalani penelitian ini.
11. Terimakasih juga kepada Ati Purwaningsih, Probo Adi, Aneta Putri A,
Ayuk Cucuk, Cristanti, Wiga Eryzha yang telah memberikan semangat
peneliti
12. Teman satu kos Nurita Febriani yang telah memberikan semangat kepada
peneliti dalam mengerjakan Karya Tulis Ilmiah
13. Keluarga besar PSIK 2013 yang selalu memberikan semangat untuk tetap
bersama dalam keadaan suka maupun duka.

iv
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT dengan segala
rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah yang berjudul Pengaruh Pelatihan Pencegahan Bullying Terhadap
Pengetahuan dan Sikap Siswa Terhadap Bullying Di SMP Negeri 11
Yogyakarta. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada junjungan Nabi
besar kita Nabi Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabatnya, dan Insya
Allah kepada kita sebagai umatnya. Semoga ajaran yang beliau ajarkan dapat kita
amalkan dalam kehidupan ini dan semoga kita mendapat syafa’at beliau diakhir
nanti. Aamiin

Karya Tulis Ilmiah diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk


menyelesaikan pendidikan Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Terwujudnya Karya Tulis Ilmiah ini
tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah mendorong dan membimbing
penulis, baik tenaga, ide-ide, maupun pikiran. Oleh karena itu dalam kesempatan
ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang tulus dan sebesar-besarnya
kepada:

1. Bapak dr. Ardi Pramono, Sp.An, selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
2. Ibu Sri Sumaryani, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Mat., HNC, selaku ketua Prodi
Ilmu Keperawatan.
3. Ibu Shanti Wardaningsih, Ns., M.Kep., Sp.Jiwa., Ph.D, selaku dosen
pembimbing saya yang telah banyak memberikan masukan, waktu dan saran
kepada penulis dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Ibu Kellyana Irawati, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Kep.Jiwa, selaku dosen penguji
yang banyak sekali memberikan masukan dan melancarkan sidang peneliti.
5. Kepada orang tua peneliti yaitu bapak Sofyan Mahadir dan ibu Yunizar yang
selalu memberikan semangat, dukungan, doa dan restu kepada peneliti.

v
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan proposal ini masih banyak
kekurangan dan kelemahan, maka dengan segala kerendahan hati peneliti
mengharapkan saran dan kritik yang membangun guna penyempurnaan penulisan.
Semoga proposal ini bermanfaat dan dapat digunakan sebagai informasi bagi
semua yang membutuhkan. Amin

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Yogyakarta, 21 Agustus 2017

Serly Widia Ningsih

vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii

KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL ............................................................................................. vi

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... viii

INTISARI ........................................................................................................... IX

BAB I

PENDAHULUAN .......................................................................................... 11

A. Latar Belakang Masalah......................................................................... 11

B. Rumusan Masalah .................................................................................. 15

C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 15

D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 16

E. Keaslian Penelitian ............................................................................... 16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 19

A. Tinjauan Pustaka .................................................................................... 19

1. Anak-anak .................................................................................. 19

2. Bullying ..................................................................................... 20

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi bullying .............................. 24

4. Pelatihan pada siswa .................................................................. 27

B. Kerangka Teori ...................................................................................... 30

vii
C. Kerangka Konsep.................................................................................... 31

D. Hipothesis............................................................................................... 32

BAB III

METODE PENELITIAN .............................................................................. 33

A. Desain Penelitian ................................................................................... 33

B. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................ 34

C. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................. 35

D. Variabel Penelitian ................................................................................ 36

E. Definisi Operasional ............................................................................. 36

F. Instrumen Penelitian ............................................................................. 36

G. Cara Pengumpulan Data ....................................................................... 39

H. Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................................... 41

I. Pengumpulan Data dan Analisis Data .................................................. 41

J. Etik Penelitian ...................................................................................... 45

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 58

LAMPIRAN..................................................................................................... 61

viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jenis Penelitian ................................................................................... 34

Tabel 3.2 Definisi operasional pelatihan pencegahan bullying dan pengetahuan


dan sikap siswa ................................................................................................. 37

Tabel 3.3 Kisi-kisi kuesioner pengetahuan perilaku bullying ........................... 39

Tabel 3.4 Kisi-kisi kuesioner sikap terhadap bullying ...................................... 40

Tabel 4.1 Distribusi karakteristik responden kelompok kontrol ....................... 48

Tabel 4.2 Distribusi karakteristik responden kelompok intervensi ................... 48

Tabel 4.3 Hasil tingkat pengetahuan dan sikap siswa sebelum diberikan intervensi
pada kelompok kontrol dan intervensi .............................................................. 49

Tabel 4.4 Hasil tingkat pengetahuan dan sikap setelah diberikan intervensi pada
kelompok kontrol dan intervensi ........................................................................ 50

Tabel 4.5 Hasil tingkat pengetahuan sebelum dan setelah intervensi pada
kelompok kontrol dan intervensi
............................................................................................................................. 50

Tabel 4.6 Hasil analisa perbedaan sebelum dan setelah intervensi pada kelompok
kontrol dan intervensi ......................................................................................... 50

Tabel 4. 7 Hasil analisa tingkat pengetahuan setelah diberikan intervensi pada


kelompok kontrol dan intervensi ....................................................................... 52

Tabel 4.8 Hasil analisa sikap setelah diberikan intervensi pada kelompok kontrol
dan intervensi .................................................................................................... 52

ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Kerangka Teori .......................................................................... 21

Gambar 2.2. Kerangka Konsep ...................................................................... 22

x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Lembar permohonan menjadi responden

Lampiran 2 : Lembar persetujuan menjadi responden

Lampiran 3 : Lembar perizinan orang tua

Lampiran 4 : Lembar protokol penelitian

Lampiran 5 : Lembar kuesioner pengetahuan

Lampiran 6 : Lembar kuesioner sikap

Lampiran 7 : Satuan acara pengajaran

xi
Ningsih, S.W. (2017). Pengaruh Pencegahan Bullying Terhadap Pengetahuan dan

Sikap Siswa Terhadap Bullying Di SMP Negeri 11 Yogyakarta

Pembimbing :

Shanti Wardaningsih., Ns., M.Kep., Sp.Kep.J., Ph.D

INTISARI
Latar Belakang: Angka kejadian bullying di Indonesia banyak terjadi di tiga kota
besar, antara lain Yogyakarta, Surabaya, dan Jakarta. Berdasarkan penelitian
sebelumnya oleh Lismayanti (2016) yang dilakukan di SMP Negeri 11
Yogyakarta pada 10 siswa mengaku sering melakukan tindakan bullying seperti
mengejek sebesar 60%, memanggil dengan julukan tertentu sebesar 40%,
memukul atau menjitak sebesar 30%, mengancam sebesar 30%, mengejek melalui
media sosial sebesar 40%, dan menyebarkan gosip sebesar 50%.
Metode Penelitian: Penelitian ini adalah quasy experiment dengan pre-post with
control group. Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling.
86 responden yang mengikuti pelatihan ini dibagi menjadi kelompok kontrol dan
intervensi. Tahap penelitian dimulai dari persiapan meliputi pembagian kuesioner
pre test, pemberian intervensi dan post test. Kelompok intervensi diberikan
pelatihan berupa pengetahuan bullying, dampak, meningkatkan empati, faktor
yang mempengaruhi bullying selama 1 hari. Pengisian kuesioner post test berjarak
2 hari setelah intervensi. Data dinalisis menggunakan uji Wilcoxon dan Mann-
Whitney.
Hasil: Hasil uji Mann-Whitney menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh
pelatihan pencegahan bullying terhadap pengetahuan dan sikap antara kelompok
kontrol dan intervensi dengan nilai p= 0,009 untuk pengetahuan dan p=0,173 pada
sikap. Karena nilai signifikan p<0,05 maka tidak terdapat pengaruh.
Kesimpulan: Tidak ada pengaruh pelatihan pencegahan bullying terhadap
pengetahuan dan sikap siswa kelas VII pada kelompok kontrol dan intervensi
Kata Kunci: Pengetahuan, sikap, pelatihan pencegahan bullying

xii
Ningsih, S. W. (2017). The Effect Of Bullying Prevention Training on Knowledge
and Attitudes Against Bullying At SMP Negeri 11 Yogyakarta

Advisor:
Shanti Wardaningsih., Ns., M.Kep., Sp.Kep.J., Ph.D

ABSTRACT

Background: The number of bullying incidents in Indonesia occurs in three major


cities, including Yogyakarta, Surabaya and Jakarta. Based on previous research
by Lismayanti (2016) conducted at SMP Negeri 11 Yogyakarta on 10 students
admitted to frequent bullying acts like mocking by 60%, summoning with a certain
nickname by 40%, hit or stamp 30%, threaten by 30%, mock Through social
media by 40%, and spreading gossip by 50%.
Reseacrh Method: This research is a quasy experiment with pre-post with control
group. The sampling technique used is simple random sampling. The 86
respondents who participated in this training were divided into control and
intervention groups. The research phase starts from the preparation covering the
division of pre test questionnaire, giving of intervention and post test. The
intervention group was given training in the form of knowledge of bullying,
impact, increase empathy, factors affecting bullying for 1 day. The filling of the post
test questionnaire is 2 days after the intervention. Data were analyzed using the Wilcoxon
and Mann-Whitney tests.

Result: Mann-Whitney test shows that there is no effect of bullying prevention


training on knowledge and attitude between control and intervention group with p
= 0,009 for knowledge and p = 0,173 on attitude. Because of the significant value
p <0.05 then there is no influence.
Conclusion: There is no effect of bullying prevention training on the knowledge
and attitudes of grade VII students in the control and intervention groups.
Keyword: Knowledge, attitude, bullying prevention training

xiii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Setiap negara pasti memerlukan generasi penerus untuk menggantikan

generasi lama. Bangsa yang memiliki generasi penerus akan tetap diakui

keberadaannya, oleh karena itu generasi penerus diperlukan agar dapat

meneruskan perjuangan dan cita-cita suatu negara (Mukhlis R, 2013). Oleh karena

itu, anak sebagai generasi muda perlu mendapatkan kesempatan seluas-luasnya

untuk tumbuh dan berkembang dengan wajar baik secara fisik, mental maupun

sosialnya (Maidin, 2008). Sehingga, anak-anak yang bisa menjadi generasi

penerus itu harus bermoral dan ideal. Anak yang ideal dan bermoral itu harus

memiliki sikap dan kewajiban, berakhlak, berbudi pekerti luhur, tanggung jawab,

toleransi, mempunyai rasa kepedulian dan empati, mandiri, percaya diri, sabar dan

kejujuran (Schiller dan Bryant, 2002).

Tetapi fenomena yang terjadi di Indonesia saat ini banyak tindak kekerasan

yang terjadi di sekolah, dan hal ini dibuktikan banyak pemberitaan di media cetak

maupun televisi tentang tindak kekerasan yang terjadi disekolah. Tindak

kekerasan tersebut banyak dilakukan oleh anak-anak. Anak-anak tersebut bisa

menjadi pelaku maupun korban disekolahnya. (Dwipayanti, 2014). Fenomena

bullying merupakan perilaku yang agresif yang tidak diharapkan terjadi

dikalangan anak-anak. Tetapi perilaku bullying yang paling sering terjadi di


2

kalangan anak terutama usia sekolah. (Control Disease Center: National Center

for Injury Prevention and Control,2014)

Perilaku bullying merupakan tindakan negatif yang dilakukan secara berulang

dan bersifat menyerang. Perilaku ini dilakukan oleh pelaku sendiri maupun

dengan kelompok temannya. Contoh dari perilaku bullying antara lain mengejek,

menyebarkan gosip, menakut-nakuti, mengucilkan, menghasut, memalak atau

menyerang secara fisik seperti mendorong dan memukul (Olweus, 2002).

Adanya fenomena yang terjadi di indonesia ini anak-anak tidak dapat tumbuh

ideal dan sehat, karena maraknya terjadi bullying yang dilakukan oleh teman

maupun orang terdekat atau keluarga. Tindakan ini dapat terjadi dilingkungan

keluarga, sekolah maupun masyarakat. Hubungan antara teman sebaya yang tidak

sehat dan kurangnya dukungan dari lingkungan sosial juga dapat memicu

terjadinya perilaku bullying (Hong dan Espelage, 2012).

Anak-anak yang terlibat dalam perilaku bullying ini tidak hanya menjadi

korban, tetapi bagi anak yang menonton tindakan bullying yang dilakukan oleh

teman sebaya maupun yang dilakukan oleh guru dilingkungan sekolahnya dan

keluarga dapat berpotensi menjadi pelaku bullying (Wiyani, 2012).

Dari data kasus bullying dan kekerasan yang terjadi pada anak anak di usia

sekolah dan di sekolah-sekolah yang ada di indonesia yang dihimpun oleh World

Vision Indonesia menyebutkan bahwa tahun 2008 terjadi 1.626 kasus, tahun 2009

meningkat menjadi 1.891 kasus yang diantaranya kasus yang terjadi di sekolah

(Widowati, 2010). KPAI juga menemukan bahwa anak yang mengalami bullying

di lingkungan sekolah sebanyak 82,6 %. Diantaranya 29,9% dilakukan oleh guru,


42, 1% dilakukan oleh teman sekelas, 28,0% dilakukan oleh teman lain kelas

(Prima,2012).

Angka kejadian bullying di Indonesia banyak terjadi di tiga kota besar, antara

lain Yogyakarta, Surabaya, dan Jakarta. Pada tingkat Sekolah Menegah Atas

(SMA) kejadian bullying mencapai 67,9%, di tingkat Sekolah Menengah Pertama

(SMP) sebesar 66,1%. Kekerasan yang dilakukan oleh siswa tercatat sebesar

41,2% untuk tingkat SMP dan 43,7% untuk tingkat SMA kekerasan psikologis

berupa pengucilan yang paling tertinggi. Kekerasan yang kedua adalah kekerasan

verbal seperti mengejek dan terakhir kekerasan fisik seperti memukul. Gambaran

kekerasan di SMP di tiga kota besar, yaitu Yogyakarta : 77,5% dengan mengakui

adanya kekerasan dan 22,5% mengakui tidak ada kekerasan; Surabaya : 59,8%

terdapat kekerasan; Jakarta : 61,1% terdapat kekerasan (Wiyani, 2012).

Terdapat dua faktor penyebab bullying yaitu faktor internal dan eksternal.

Faktor internal contohnya karateristik kepribadian anak, kekerasan yang dialami

sebagai pengalaman masa lalu, sikap keluarga yang memanjakan anak sehingga

tidak membentuk kepribadian anak yang matang. Faktor eksternal contohnya yang

menyebabkan kekerasan adalah lingkungan dan budaya, perbedaan etnis,

perbedaan keadaan fisik, masuk ke sekolah yang baru, dan latar belakang sosial

ekonomi (Mangadar, 2012).

Dampak yang dapat timbul dari kejadian bullying pada anak-anak yang

menjadi korban bully, anak cenderung mengalami gejala seperti sakit kepala yang

berulang hingga sulit tidur dan biasanya lebih tinggi dari anak-anak yang lain,

juga anak tidak ingin masuk sekolah karena trauma sehingga menimbulkan angka

absensi di sekolah (Prasetyo, 2013).


Dampak lain yang bisa timbul pada anak yang menjadi korban bully anak

merasa cemas dan ketakutan, sehingga dapat berpengaruh terhadap konsentrasi

mereka dalam belajar. Dampak yang timbul juga berupa fisik dan psikis. Jika

bullying berlanjut dalam jangka waktu yang panjang dapat berpengaruh dalam

segi prestasi siswa dan nilai akademik, anak menjadi menarik diri, menjadikan

anak rentan stress dan depresi (Levianti, 2008).

Undang-undang Nomor 23 tahun 2002 pasal 1 tentang Perlindungan Anak

menyebutkan bahwa Perlindungan Anak adalah: Segala kegiatan untuk menjamin

dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan

berpartisipasi, secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan,

serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi (UUD).

Tindakan yang dilakukan oleh pihak sekolah dalam menangani perilaku

bullying ini dengan adanya guru bimbingan konseling. Tetapi tidak semua sekolah

yang mempunyai guru bimbingan konseling, dan juga peran guru bimbingan

konseling yang kurang. Peran guru bimbingan konseling ini diharapkan mampu

dalam menangani perilaku bullying. Tetapi peran guru bimbingan konseling yang

diberikan ini masih kurang dan belum efektif (Yunika, dkk, 2013).

Berdasarkan penelitian sebelumnya oleh Lismayanti (2016) yang dilakukan di

SMP Negeri 11 Yogyakarta pada 10 siswa mengaku sering melakukan tindakan

bullying seperti mengejek sebesar 60%, memanggil dengan julukan tertentu

sebesar 40%, memukul atau menjitak sebesar 30%, mengancam sebesar 30%,

mengejek melalui media sosial sebesar 40%, dan menyebarkan gosip sebesar

50%. Dari hasil wawancara, mereka menganggap bahwa hal tersebut hanya

bentuk candaan atau tidak serius dan tidak mengetahui bahwa tindakan yang
mereka lakukan adalah bentuk dari perilaku bullying. Selain itu juga penelitian

yang dilakukan oleh Tumon (2014) pada siswa SMP bahwa kurang dari 50%

siswa smp melakukan bullying dan semua pernah menjadi pelaku bullying,

bullying yang sering dilakukan adalah bullying verbal. Di yogyakarta terdapat 16

SMP negeri, dan kejadian bullying yang terjadi di SMP cukup tinggi ditemukan

kasus bullying sekitar 70,65 % pada siswa SMP dan yogyakarta adalah kota yang

paling tinggi diantara surabaya dan jakarta.

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti ingin melakukan penelitian

tentang pengaruh pelatihan pencegahan bullying terhadap pengetahuandan sikap

siswa terhadap bullying di SMP Negeri 11 Yogyakarta.

B. RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh pelatihan

pencegahan bullying terhadap pengetahuan dan sikap terhadap bullying di SMP

Negeri 11 Yogyakarta.

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh pelatihan pencegahan bullying terhadap

pengetahuan dan sikap siswa di SMP Negeri 11 Yogyakarta.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui karakteristik responden.

b. Untuk mengetahui pengetahuan siswa SMP Negeri 11 Yogyakarta

tentang bullying sebelum dan setelah diberikan intervensi.

c. Untuk mengetahui sikap siswa SMP Negeri 11 Yogyakarta tentang

bullying sebelum dan setelah diberikan intervensi.


d. Untuk mengetahui perbedaan pengetahuan dan sikap siswa SMP Negeri

11 Yogyakarta pada kelompok kontrol dan intervensi sebelum diberikan

intervensi.

e. Untuk mengetahui perbedaan pengetahuan dan sikap siswa SMP Negeri

11 Yogyakarta pada kelompok kontrol dan intervensi setelah dilakukan

pelatihan pencegahan bullying.

f. Untuk mengetahui perbedaan pengetahuan dan sikap sebelum dan

sesudah diberikan intevensi pada kelompok kontrol dan intervensi.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi siswa siswi SMP Negeri 11 Yogyakarta agar lebih memahami

tentang bullying dan memiliki sikap yang baik yang dapat menghindari

perilaku bullying.

2. Bagi pihak sekolah dapat mengawasi setiap perilaku dan sikap siswa-

siswi agar dapat mencegah perilaku bullying di SMP Negeri 11

Yogyakarta.

3. Bagi bidang ilmu keperawatan jiwa dapat menambah referensi tentang

pencegahan bullying.

4. Bagi peneliti selanjutnya dapat memperoleh hasil yang perlu dilakukan

untuk penelitian yang lebih lanjut.

E. KEASLIAN PENELITIAN

1. Yunere, F. (2016)., dengan judul “Pengaruh Pelaksanaan Manajemen

Marah Terhadap Perilaku Kekerasan Pada Siswa SMK Negeri 1

Bukittinggi Tahun 2015”. Penelitian ini menggunakan design penelitian

Quasi Intervensi Pre-Post with Control Group dengan intervensi


manajemen marah. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran

pengaruh manajemen marah terhadap penuruunan perilaku kekerasan di

SMK Negeri 1 Bukittinggi Tahun 2015. Sampel penelitian adalah 92

siswa, 46 siswa dengan kelompok kontrol dan 46 siswa kelompok

intervensi yang diberikan intervensi manajemen marah. Hasil penelitian

ini adalah menunjukkan peningkatan respon anger control pada siswa

yang diberikan intervensi manajemen marah dan penurunan respon anger

control (p<0,5) dan pada siswa yang tidak diberikan intervensi

manajemen marah (p>0,5). Terdapat perbedaan penelitian yang akan

dilakukan adalah intervensi yang akan diberikan berupa pelatihan

pencegahan bullying terhadap Pengetahuan siswa, lokasi penelitian,

jumlah sampel penelitian, dan subyek penelitian. Terdapat persamaan

penelitian dengan penelitian yang akan dilakukan adalah desaign

penelitian menggunakan quasyintervensi dengan pre-post kelompok

kontrol.

2. Sari, H. N., Poeti Joefiani., Ahmad Gimmy Prathama Siswadi. (2015).,

dengan judul “Pelatihan Meningkatkan Empati Melalui Psikoedukasi

Kepada Pelaku Bullying Sebagai Upaya Untuk Mengurangi Bullying Di

Sekolah Menegah Pertama”. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan

intervensi berupa pelatihan meningkatkan empati kepada siswa pelaku

bullying, agar ketika empati mereka meningkat kecil kemungkinan untuk

mereka melakukan bullying kepada teman-temannya. Penelitian ini

menggunakan pre-post test design, focus group discussiondengan empat

orang partisipan dan menggunakan roleplay mengenai bullying dan


empati. Hasil dari penelitian ini adalah meningkatnya empati dari ke

empat partisipan tersebut dengan menggunakan pengukuran basic scale

empaty dan wawancara. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang

akan dilakukan adalah menggunakan quasy intervensi desaign, jumlah

sampel penelitian, dan subyek penelitian. Persamaan penelitian ini

dengan penelitian yang akan dilakukan adalah memberikan intervensi

kepada siswa sekolah menengah pertama.

3. Azis,A. R. (2015)., dengan judul “Efektivitas Pelatihan Asertivitas Untuk

Meningkatkan Perilaku Asertif Siswa Korban Bullying”. Penelitian

menggunakan desaign pretest eksperimental murni – post test control

group desaign. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas

pelatihan ketegasan untuk meningkatkan siswa perilaku asertif intimidasi

korban. Populasi penelitian ini adalah 8 siswa anak kelas VII dan VIII

SMPN 1 Jombang – Jember yang intimidasi korban. Perbedaan

penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah lokasi

penelitian, jumlah sampel yang akan diteliti, dan subyek penelitian.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah

menggunakan satu variabel.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

1. Anak – Anak

a. Pengertian

Anak adalah aset bagi suatu bangsa, negara dan juga sebagai

generasi penerus yang akan memperjuangkan cita-cita bangsa dan

menentukan masa depan (Kemenkes, 2014). Anak adalah seseorang

yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak yang masih dalam

kandungan (UUD, 2002).

b. Karakteristik perkembangan anak

Perkembangan adalah bertambahanya kemampuan atau skill

dalam fungsi tubuh seseorang yang lebih kompleks dan teratur

sebagai proses pematangan (Soetjiningsih, 1995).Perkembangan

pada anak setiap fasenya memiliki ciri dan sifat khusus yang

dianggap sebagai tingkah laku yang baik dan buruk. Seperti tingkah

laku anak menolak makanan yang disukainya, sulit diatur, penurut

pada orang tua, mudah tersinggung dan gelisah. Namun semua ciri

dan sifat yang muncul pada anak menunjukkan bahwa anak tersebut

mengalami perkembangan di usianya (Gunarsa, 2008).

Menurut (Maharani Y, dan Hervira Alifiani, 2012) Ciri

perkembangan anak usia 10-12 tahun :


11

1) Intelektual

Pada anak usia 10-12 tahun kebanyakan anak akan menikmati

aspek belajarnya.Pada masa ini juga pikiran anak lebih banyak

terpengaruh oleh teman temannya. Dalam segi intelektual juga,

anak yang sebelumnya berpikir konkret mulai menjadi berpikir

kritis. Anak bisa menjadi suka bahkan benci terhadap sekolah.

2) Fisik

Pada masa ini anak belajar tentang bagaimana kebersihan

personal. Tanda-tanda seorang anak mengalami pubertas sudah

mulai terlihat. Beberapa anak ada yang berkembang dengan

cepat dan lambat.

3) Sosial

Perkembangan sosial pada anak yang berusia 10-12 tahun

pengaruh dan tekanan dari teman sebaya lebih besar, lebih

sering mengerjakan sesuat secara bersama.Pada perkembangan

sosial di usia 10-12 tahun ini anak mulai terlihat menjauhi orang

tuanya.

4) Emosi

Emosi pada anak berusia 10-12 tahun ini mereka lebih sensitif

dan mudah terluka.

2. Bullying

a. Pengertian Bullying

Bullying mengandung tiga unsur yang mendasar dariperilaku

bullying yaitu bersifat menyerang (agresif) dan negatif, dilakukan


12

secara berulang-ulang, adanya ketidakseimbangan kekuatan antara

pihak yang terlibat (Olweus, 1993). Bullying merupakan suatu

kekerasan fisik dan psikologis yang berjangka panjang yang

dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang terhadap individu

yang tidak mampu mempertahankan diri dalam situasi dimana ada

keinginan untuk melukai atau menakuti orang dan membuat orang

tertekan, trauma atau depresi dan tidak berdaya (KPAI, 2014).

Bullying adalah perilaku seseorang atau sekelompok orang yang

dilakukan secara berulang dengan tujuan menyakiti korban secara

mental maupun fisik, dan biasanya terjadi pada anak dalam bentuk

kekerasan anak yang dilakukan oleh teman sebayanya. Biasanya

bullying terjadi berulang kali dan bahkan ada yang dilakukan secara

sistematis (Kuriawati, 2015).

Bullying merupakan perilaku yang menggunakan kekuasaan

untuk menyakiti, menindas, mengancam, dan membuat perasaan

orang lain tidak nyaman yang dilakukan oleh sesorang maupun

sekelompok orang (Pratama dkk, 2014).

b. Jenis perilaku bullying

Menurut (Rosada, 2012 ; Levianti, 2008) tindakan bullying ada

dua, yaitu bullying fisik dan bullying non fisik.

1) Bullying fisik

Bullying fisik adalah bullying yang dilakukan secara

langsung dan dilakukan yang mengarah ke anggota fisik korban.

Beberapa dari tindakan bullying fisik adalah berupa memukul,


13

menendang, mengginggit, mendorong, menjambak, mencubit,

juga mengunci seseorang didalam ruangan hingga memeras dan

merusak barang-barang milik orang lain. Adapun selain dari

beberapa tindakan bullying tersebut yang termasuk bullying fisik

adalah mencekik, meninju, memiting, mencakar, dan meludahi

anak yang menjadi korban bullying (Dewi, 2014).

2) Bullying non fisik,

Bullying non fisik dibagi menjadi dua yaitu bullying verbal

dan non verbal. Bullying verbal adalah kontak verbal secara

langsung. Beberapa tindakan bullying verbal seperti mengancam,

mempermalukan, merendahkan, menganggu, memberi panggilan

nama, memaki, dan menyebarkan gosip. Bullying non verbal

adalah perilaku yang non verbal atau tidak langsung contohnya

seperti memanipulasi persahabatan hingga retak, mendiamkan

seseorang sehingga orang tersebut menjadi terpojokkan, dan

sengaja mengucilkan seseorang. Bullying verbal yang sering

terjadi dan yang sengaja dilakukan oleh pelaku secara terus

menerus dengan tujuan untuk melukai korban dan membuat tidak

nyaman (Kurniawati, 2015).

3) Bullying Relasional

Bullying relasional ini merupakan bentuk lain dari tindakan

bullying. Adapun bentuk lain selain bullying relasional adalah

cyberbullying. Bullying relasional ini dapat menyebabkan

korbannya merasa terasingkan atau terkucilkan secara sosial


14

dengan cara pelaku mendeskriminasi korban berdasarkan ras,

ketidakmampuan korban sehingga muncul harga diri yang lemah

dan etnik. Selain itu juga jenis bullying ini digunakan pelaku

untuk mengabaikan, menolak, atau menghindarkan korban untuk

masuk didalam pergaulan (Coloroso dalam Dewi, 2014).

4) Cyberbullying

Cyberbullying merupakan suatu bentuk tindakan bullying

yang terjadi di dunia cyber atau internet yang dilakukan oleh

teman sebaya mereka. Tindakan bullying ini sering dialami oleh

anak-anak dan remaja dengan berbagai cara yang akan membuat

korban malu, tindakan tersebut seperti mengunggah gambar

maupun mengirim pesan yang bersifat mengancam yang akan

membuat korban dilecehkan dan dihina (Patchin & Hinduja,

2012). Para pelaku cyberbullying ini juga menganggap jika

melakukan bullying lewat internet ini pihak sekolah tidak akan

tahu dan orang tua pun tidak akan tahu, karena bagi orang tua

maupun orang dewasa yang yang tidak mengerti dunia internet

maka akan sulit memantau apa saja yang dilakukan anak nya di

dunia intenet (Narpaduhita & Suminar, 2014).

c. Dampak bullying

Dampak dari perilaku bullying ini dapat menimbulkan gejala

gejala seperti perubahan pada anak, seperti anak yang sebelumnya

ceria mendadak berubah menjadi pendiam dikarenakan adanya

tindakan perilaku bullying disekolah. Selain itu juga anak bisa


15

menjadi cemas, mengurung diri, tidak percaya diri, kurangnya

konsentrasi hingga prestasi disekolah menjadi turun (SEJIWA, 2008

dalam Muliaty, 2012).

Dampak lain yang dapat timbul bagi korban adalah korban

timbul rasa cemas ketika berada dalam keadaan ramai, terisolasi,

depresi bahkan dapat berakhir dengan bunuh diri. Akan tetapi

dampak yang timbul bagi korban tidak langsung muncul pada diri

korban karena dampak dari perilaku ini lebih terlihat dari psikis dan

emosi korban dan prosesnya secara perlahan, dan dalam jangka

waktu yang panjang pihak sekolah maupun orang tua bahkan korban

tidak menyadari dampak tersebut (Prasetyo, 2011).

Selain dari dampak psikologi yang ditimbulkan pada diri

korban dampak fisik juga dapat terjadi seperti memar di daerah yang

dipukuli oleh pelaku, lecet, bengkak, bahkan sulit untuk tidur dan

nafsu makan menurun (Laeheem, 2013).

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi bullying

a. Faktor Internal

1) Faktor Individu

Faktor individu bisa dari berbagai aspek, seperti dari faktor

psikologis anak yang menjadi korban bullying, faktor psikologis

juga timbul karena adanya faktor lingkungan seperti hubungan

korban bullying dengan teman sebayanya yang tidak akrab

sehingga bisa terjadinya dampak pada kesehatan mental korban

(Santrock, 2003).
16

Selain dari faktor psikologis yang dapat mempengaruhi

kejadian bullying, kemampuan akademis juga dapat

mempengaruhi. Berdasarakan penelitian (Febriana B dan dkk,

2016) bahwa dari beberapa korban bullying ini merasa dirinya

bodoh, tidak bisa melakukan apapun, salah dalam melakukan

sesuatu hal, bahkan merasa menjadi bahan omongan temannya

ketika ada dua orang atau lebih sedang berbicara, dari pikiran

korban yang negatif tersebut seringkali korban menjadi tidak

percaya diri.

2) Faktor Keluarga

Anak menjadi pelaku kekerasan disebabkan karena

pengalaman, pengalaman dari keluarga yang tidak harmonis, dan

mungkin anak tersebut menjadi pelaku atau subyek dari kekerasan

tersebut. Kedekatan antara orangtua dan anak menjadi salah satu

faktor yang dapat membuat anak menjadi pelaku maupun korban

bullying. Orang tua yang sibuk bekerja dan tidak mempunyai

waktu bahkan untuk mengawasi anak merupakan suatu hal yang

dapat membuat anak menjadi kurang terkontrol dan sulit di atur

sehingga jika kondisi ini terjadi cukup lama maka akan

berdampak negatif bagi anak (Rahmawan, 2013).

Selain kedekatan antara orang tua dan anak pola asuh juga

mempengaruhi anak untuk menjadi pelaku bullying. Terkadang

orang tua ingin mendidik anak dengan benar tetapi dengan

perilaku cenderung keras yang diterapkan anakakan mengikuti


17

dan menerapkan dalam kehidupannya. Pola asuh yang keras yang

dilakukan dalam kehidupan sehari-hari oleh orang tua kepada

anak misalnya, orang tua berinteraksi kepada anak secara dingin,

bermusuhan, mengecewakan anaknya, acuh tak acuh, kurangnya

kasih sayang kepada anak sehingga anak akan memperlakukan

orang lain dengan cara yang sama dan akan meningkatkan

kecenderungan perilaku bullying (Pontzer, 2010 dalam Suparwi,

2015).

b. Faktor Eksternal

1) Faktor Lingkungan

Lingkungan sekolah menjadi salah satu tempat yang dapat

mempengaruhi perilaku bullying. Tingkat pengawasan disekolah

menentukan seberapa banyak kejadian bullying itu terjadi,

dikarenakan rendahnya tingkat pengawasan anak dirumah oleh

keluarga. Lingkungan sekolah seperti taman dan lapangan harus

ditingkatkan pengawasannya karena anak-anak lebih banyak

melakukan bullying ditempat tersebut (Novianti, 2008 dalam

Usman, 2013).

Disekolah, anak-anak bergaul dengan teman sebayanya.

Teman sebaya idealnya dapat memberikan informasi apapun dan

dapat mengajak temannya dalam mencapai prestasi disekolah,

tetapi pada kenyataanya faktor dari teman sebaya juga dapat

mempengaruhi perilaku bullying dan memberikan dampak yang

negatif pada anak. Teman sebaya dapat juga membawa anak ke


18

hal yang negatif, memperkenalkan alkohol, kenakalan, dan

perilaku abnormal. Dalam pergaulan juga jika seorang anak

diperlakukan seperti diabaikan, mendapatkan penolakan dalam

kelompok tersebut sehingga anak merasa kesepian, dimusuhi dan

akan berakibat pada kesehatan mental anak yang nantinya timbul

masalah kriminal pada anak sehingga anak akan berusaha keras

agar dapat diterima dikelompok teman sebayanya (Santrock, 2003

dalam Usman, 2013).

4. Pelatihan pada siswa

a. Meningkatkan empati

Kurangnya rasa empati yang dimiliki pelaku pada korban yang

menyebabkan pelaku tidak memahami apa yang dirasakan korban

dan tidak peduli terhadap korban. Perasaan bersalah yang ada di diri

pelaku sebenarnya muncul tetapi terkadang pelaku membenarkan

apa yang sudah dilakukan karena menurutnya itu hal yang wajar

yang biasa dilakukan dikelompok pergaulan mereka. Sehingga para

pelaku bullying berhenti melakukan tindakan kekerasan karena tidak

ingin lagi berurusan dengan korban bukan karena sikap empati

pelaku terhadap korban (Rachmah, 2016).

Empati adalah kecenderungan untuk dapat memahami perasaan

dan pikiran orang lain, memahami apa yang dirasakan orang lain.

Seseorang yang berempati cenderung toleran sesama manusia dan

dapat mengendalikan diri, dan juga mempunyai pengaruh yang

bersifat humanistik (Johnson dalam Sari, dkk, 2015). Keterampilan


19

sosial dan emosial pada anak menjadi salah satu bagian yang dapat

diarahkan agar anak dapat menjadi seseorang yang berkompeten

secara sosial dilingkungan sekolah dan membangun suasana yang

positif dilingkungan sekolah (Committe for children, 2012).

Empati juga terdapat dua bagian, yaitu aspek kognitif dan aspek

afektif. Aspek kognitif ini suatu kemampuan kognitif dalam

memahami emosi korban. Pada aspek kognitif, seseorang harus

dapat memahami reaksi korban, memberikan perhatian sepenuhnya

kepada korban dan juga seseorang harus dapat memahami arti dari

reaksi korban secara umum, makna dari situasi secara umum dan

rekasi emosional yang muncul pada korban. Aspek afektif dalam hal

ini proses emosi seseorang yang muncul baik dari sikap pikiran dan

emosi yang muncul karena sadar ataupun tidak sadar, bereaksi

langsung ketika melihat korban atau bisa disebut penularan emosi

(Darrick Jollife dan David. F. Farrington dalam Sari, dkk, 2015).

Dalam meningkakan empati pada siswa proses meningkatkan empati

ini dilakukan melalui edukasi.

b. Keterampilan sosial

Keterampilan sosial adalah suatu kemampuan untuk

menunjukkan perilaku yang baik dan dinilai secara postif maupun

negatif oleh lingkungannya, seseorang dengan keterampilan sosial

ini agar dapat berkomunikasi secara efektif baik verbal maupun

nonverbal dengan situasi dan kondisi ketika itu. Keterampilan sosial

ini membawa seseorang untuk dapat mengungkapkan apa yang


20

dirasakan dan permasalahan apa yang sedang dihadapi sehingga

tidak menjadi sesuatu hal yang buruh menjadi tempat pelampiasan

(Libet dan Lewinshon dalam Shofa, 2015).

Dalam keterampilan sosial ada beberapa aspek antara lain,

hubungan dengan teman sebaya, manajemen diri, kemampuan

akademis, kepatuhan terhdapa peraturan dan dapat menempatkan diri

dalam suatu kelompok atau lingkungan. Hubungan dengan sebaya

ini sama halnya dengan sikap empati, jika hubungan seseorang

dengan teman sebayanya baik maka teman sebaya tersebut bisa

menjadi orang yang dapat melindungi korban agar terhindar dari

tindakan kekerasan yang dilakukan oleh teman sepergaulan yang

lainnya. (Shofa, 2015).


21

B. KERANGKA TEORI

Faktor Internal :
Pengetahuan Bullying :
a. Faktor Individu
a. Definisi bullying
- Psikologis
Dampak bagi korban :
b. Faktor yang
- Biologis
mempengaruhi bullying a. Psikologis :
- Kemampuan akademis
c. Jenis perilaku bullying - Cemas
b. Faktor Keluarga
d. Dampak bullying - Malu
- Keakraban dengan
orang tua - Harga diri rendah
Perilaku Bullying :
- Pola asuh - Kurang konsentrasi
a. Bullying Fisik
- Kekerasan dalam - Prestasi menurun
rumah tangga b. Bullying Verbal
- Bunuh diri
c. Bullying
b. Fisik :
Faktor Eksternal : Relasional
- Memar
a. Faktor Lingkungan d. Cyberbullying
- Bengkak
- Iklim sekolah
Cara mengatasi - Nafsu makan
- Pengaruh teman menurun
bullying :
sebaya
a. Self-Awarness and
- Pengaruh kekerasan
Self-Management
yang ada di TV
Skills
b. Social awarness
c. Relationship Skills

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Sumber : American Institute For Research

Keterangan :

: Diteliti : Tidak diteliti


22

C. KERANGKA KONSEP

Faktor Internal:

a. Faktor Individu

- Psikologis
Pelatihan pada siswa :
- Biologis
a. Bullying Pengetahuan siswa :
- Kemampuan akademis
b. Meningkatkan empati a. Definisi bullying
b. Faktor Keluarga:
c. Pelatihan untuk b. Faktor yang
- Keakraban dengan orang tua
meningkatkan kontrol diri mempengaruhi bullying
- Pola asuh
c. Jenis perilaku bullying
- Kekerasan dalam rumah
d. Dampak bullying
tangga

Faktor Eksternal:

a. Faktor Lingkungan Perilaku bullying :

- Iklim sekolah a. Bullying fisik

- Pengaruh teman sebaya b. Bullying verbal

- Pengaruh kekerasan yang c. Bullying Relasional

ada di tv d. Cyberbullying

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

Keterangan :

: Diteliti : Tidak diteliti


23

C. HIPOTHESIS

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

H0: tidak ada pengaruh pelatihan pencegahan bullying terhadap pengetahuan

dan sikap bullying pada siswa di SMP Negeri 11 Yogyakarta

H1: ada pengaruh pelatihan pencegahan bullying terhadap pengetahuan dan

sikap bullying pada siswa di SMP Negeri 11 Yogyakarta


24

BAB III
METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian

quasy experiment dengan dua kelompok yaitu kelompok kontrol dan intervensi.

Pada kelompok intervensi diberikan pelatihan berupa pelatihan pencegahan

bullying dan kelompok kontrol diberikan leaflet. Suatu kelompok sebelum

diberikan perlakuan diawali dengan pre-test dan kemudian setelah perlakuan

dilakukan pengukuran kembali (post-test) (Nursalam, 2013).

Tabel 3.1.

Subyek Pre-test Perlakuan Post-test

K-A O I O2

K-B O - O2

Keterangan:

K-A : Subyek perlakuan

K-B : Subyek kontrol

- : Aktivitas lainnya

O: Pengukuran Pengetahuan dan sikap siswa sebelum dilakukan pelatihan


pencegahan bullying pada kedua kelompok

I : Intervensi pelatihan pencegahan bullying

O2 : Pengukuran Pengetahuan dan sikap siswa setelah dilakukan pelatihan yang


diberikan pada kelompok intervensi
25

B. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN

a. Populasi

Populasi adalah subyek yang telah memenuhi kriteria yang telah

ditetapkan (Nursalam, 2013). Populasi penelitian ini adalah siswa

SMP Negeri 11 Yogyakarta kelas VII yang berjumlah 136 siswa.

b. Sampel

Sampel adalah bagian populasi yang dapat digunakan sebagai subyek

penelitian melalui sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini akan

diambil dengan menggunakan rumus slovin, sebagai berikut :

Keterangan :

n: jumlah sampel

N: jumlah populasi

e: batas toleransi kesalahan (error tolerance) : 5% (0,05)

n = N

1 +Ne²

= 136

1 + 136 x (0,05)²

= 136

1+ 136 x 0,0025

= 136
26

1,34

= 101

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka jumlah sampel dalam penelitian ini

adalah 101 responden. Peneliti akan menambahkan 10% dari total responden

untuk mengantisipasi gugurnya responden. Sehingga jumlah responden

keseluruhan adalah 111 responden. Tehnik sampling yang akan digunakan dalam

penelitian ini adalah simple random sampling dan diambil berdasarkan kriteria

inklusi.

Ada beberapa kriteria yang digunakan dalam penelitian ini :

a) Kriteria Inklusi

a. Siswa yang bersedia menjadi responden

b. Siswa di SMP Negeri 11 Yogyakarta kelas VII

c. Siswa yang tidak mengalami masalah psikososial

b) Kriteria Ekslusi

a. Siswa yang tidak mengembalikan kuesioner

b. Siswa yang mengundurkan diri

c. Siswa yang tidak termasuk dalam kelas yang dipilih

C. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN

Lokasi penelitian: SMP Negeri 11 Yogyakarta

Waktu penelitian: Penelitian yang akan dilakukan antara bulan Mei –

Agustus 2017.
27

D. VARIABEL PENELITIAN

Variabel penelitian adalah suatu sifat yang akan diukur dan diamati dalam

penelitian yang nilainya akan bervariasi antara satu objek dan satu objek

lainnya (Riyanto, 2011). Dalam penelitian ini peneliti menentukan variabel

dependen adalah pengetahuan dan sikap siswa dan variabel independen adalah

pelatihan pencegahan bullying.

E. DEFINISI OPERASIONAL

Tabel 3.2. Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Pengetahuan Pengetahuan tentang Kuesioner Benar (B), Salah Ordinal


tentang bullying adalah hasil pengetahuan (S), dan Tidak
bullying ukur tingkat bullying Tahu (TT) yang
pengetahuan siswa dengan akan
SMP kelas VII jumlah diinterpretasikan
tentang perilaku pernyataan menjadi
bullying pada teman 17. kategori Baik:
sebaya secara 76-100%,
sengaja yang Cukup: 56-75%,
mencakup bullying Kurang : < 55%
fisik, non fisik dan
cyberbullying
dengan tujuan
menyakiti korban
yang dilakukan
berulang ulang baik
disekolah maupun
ditempat lain.
Sikap Sikap adalah Kuesioner Sangat Setuju Ordinal
persepsi siswa smp sikap (SS), Setuju (S),
kelas VII tentang bullying Kurang Setuju
perilaku bullying dengan (KS), Tidak
yang mencakup jumlah Setuju (TS),
bullying fisik, pernyataan Sangat Tidak
bullying non fisik 21. Setuju (STS)
dan cyberbullying. yang
diinterpretasikan
menjadi positif (
>75%), negatif
(<55%), dan
28

netral (56-74%)

Pelatihan Pelatihan
pencegahan pencegahan bullying
bullying adalah suatu
pelatihan yang
memberikan materi
melalui edukasi
maupun teknik
lainnya mengenai
pencegahan bullying
yang diberikan
kepada kelompok
siswa yang menjadi
responden penelitian.

F. INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen penelitian adalah suatu alat atau fasilitas yang digunakan oleh

peneliti dalam mengumpulkan data agar proses pengumpulan data lebih

mudah diolah dan hasilnya lebih baik (Saryono, 2011).

1. Kuesioner pengetahuan perilaku bullying

Kuesioner pengetahuan perilaku bullying merupakan kuesioner yang

digunakan untuk mengukur pengetahuan siswa tentang perilaku bullying.

Kuesioner ini merupakan kuesioner yang dibuat oleh Prayunika (2016)

yang terdiri dari 17 pertanyaandengan menggunakan closed ended

question dan menggunakan skala Guttman, yaitu benar bernilai 1, salah

dan tidak tahu bernilai 0. Kuesioner akan diinterpretasikan dengan baik

(76-100%), cukup (56-75%), dan kurang (<55%).


29

Tabel 3.3 Kisi-kisi kuesioner pengetahuan perilaku bullying

No Variabel Unsur No Item Jumlah


1. Pengetahuan 1. Definisi 1,2 2
bullying bullying
2. Karakteristik 3,4,5 3
bullying
3. Karakteristik 6,7,8 3
pelaku dan korban
bullying
4. Jenis dan wujud 9,10,11,12 4
bullying
5. Faktor yang 13,14 2
mempengaruhi
bullying
6. Dampak 15,16,17 3
bullying

2. Kuesioner sikap terhadap perilaku bullying

Kuesioner sikap terhadap perilaku bullying ini merupakan kuesioner

yang digunakan untuk mengukur sikap siswa tentang bullying. Kuesioner

ini merupakan hasil modifikasi peneliti dari kuesioner perilaku bullying

yang dibuat oleh Lismayanti (2016). Kuesioner ini terdiri dari 21

pernyataan dengan semua item penrnyataan merupakan pernyataan

unfavorable. Skala yang digunakan adalah skala likert dengan sangat

setuju (1), setuju (2), kurang setuju (3), tidak setuju (4), dan sangat tidak

setuju (5). Kuesioner ini akan diinterpretasikan dengansikap positif (>

75%),negatif (< 55%) dan netral (56-74%).


30

Tabel 3.4 Kisi-kisi kuesioner sikap terhadap bullying

No Variabel Unsur No item Jumlah


1. Sikap Fisik 1,2,3,4,5 5
terhadap
perilaku
bullying
2. Verbal 6,7,8,9,10 5
3. Relasional 12,13,14,15 5
4. Cyberbullying 16,17,19,20 5
5. Bullying tidak 21,22,23,24,25 5
langsung

G. CARA PENGUMPULAN DATA

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Penelitian

ini menggunakan data primer yang diperoleh dari subyek yang telah

memenuhi kriteria inklusi melalui pengisian kuesioner dan data sekunder

yang diperoleh dari penelitian sebelumnya oleh (Lismayanti, 2016),

gambaran umum lokasi penelitian, dan data demogafi.

Pengumpulan data dilakukan dengan tahapan berikut :

1. Tahap persiapan

Peneliti mengajukan permohonana izin kepada Program Studi Ilmu

Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta untuk

mendapatkan surat izin pelaksanaan penelitian. Setelah mendapatkan

surat izin peneliti menyerahkan surat izin penelitian kepada

Bankesbanpol untuk mendapatkan surat izin penelitian dan diberikan ke

pemerintahan kota. Peneliti menyerahkan surat izin penelitian dari pihak

pemerintahan kota kepada kepala sekolah SMP Negeri 11 Yogyakarta

dan menjelaskan tujuan penelitian untuk mendapatkan izin melakukan

penelitian di tempat tersebut. Peneliti berdiskusi dengan pihak sekolah


31

tentang penelitian dan mendapatkan izin serta pembagian jadwal

pelaksanaan.

2. Tahap pelaksanaan

Setelah mendapatkan izin peneliti memperkenalkan diri dan

menjelaskan kepada responden terkait tujuan penelitian. Peneliti

menjelaskan hak-hak sebagai responden termasuk hal untuk menolak

mengsisi kuesioner sebelum pengisian kuesioner dilakukan. Peneliti

memberikan kuesioner pre yang berupa amplop berisi kuesioner

pengetahuan dan surat izin orang tua agar orang tua responden

memberikan izin dan mengetahui akan di berikan suatu pelatihan

pencegahan bullying. Peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner

kepada responden. Peneliti menjelaskan bahwa harus diisi dirumah dan

juga orang tua harus membaca dan menandatangani surat izin yang sudah

dibuat bagi orang tua yang mengizinkan anaknya untuk menjadi

responden. Peneliti kembali lagi ke tempat penelitian untuk mengambil

kuesioner dan surat izin dan ada beberapa siswa yang belum dibagikan

dikarenakan tidak masuk ketika pembagian kuesioner. Peneliti

membagikan kuesioner dan surat izin kepada beberapa siswa yang belum

mendapatkan kuesioner dan surat izin. Peneliti memeriksa kejelasan dan

kelengkapan kuesioner dan memilah kuesioner yang menjadi kriteria

eksklusi dan mendapatkan jumlah responden sebanyak 86 siswa. Peneliti

membagi responden dalam kelompok kontrol dan kelompok intervensi.

Setelah data dikumpulkan, dosen pembimbing memberikan intervensi

kepada kelompok intervensi. Peneliti kembali ke tempat penelitian


32

setelah intervensi dengan jeda waktu 2 hari dan memberikan kuesioner

post test kepada siswa kelompok intervensi dan kontrol.

3. Tahap penyusunan laporan

Pada tahap ini peneliti sudah mendapatkan data pre dan post yang

sudah terkumpul dan peneliti mengolah data untuk dijadikan

pembahasan, hasil, kesimpulan dan saran.

H. UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS

1. Uji validitas

Uji validitas kuesioner pengetahuan perilaku bullying dan sikap terhadap

perilaku bullying menggunakan uji validitas korelasi pearson product

moment karena dalam uji coba validitas intrument ini menggunakan skala

likert:

rxy = ΝΣΧΥ – (ΣΧ). (ΣΥ)

(ΝΣΧ² - (ΣΧ)² (ΝΣΥ)² - (ΣΥ)²

Keterangan :

rxy: Korelasi antara variabel x dan y

N : Banyaknya subjek

ΣX : Skor ganjil

ΣY : Skor genap

X dan Y : Skor masing-masing skala

Menurut Dahlan (2014), kuesioner dikatakan valid jika nilai r hitung >

0,3494 dengan jumlah 30 responden.


33

Hasil uji validitas kuesioner menggunakan pearson product

moment didapatkan 21 pernyataan valid untuk kuesioner Sikap Bullying.

2. Uji reliabilitas

Uji reliabilitas dalam kuesioner pengetahuan perilaku bullying dan sikap

siswa terhadap bullying menggunakan uji Cronbach’s Alpha :

rᵢᵢ = kΣ Sᵢ²

k-1 Sᵗ²

Keterangan :

rᵢᵢ : Koefisien reliabilitas test

k : cacah butir

Sᵢ² : varians skor butir

Sᵗ² : varians skor total

Uji reliabilitas dikatakan reable jika hasil uji cronbach’s > konstanta

(0,06) (Riyanto, 2011). Hasil uji reliabilitas kuesioner menggunakan

cronbach’s untuk kuesioner sikap bullying niali reliabilitasnya yaitu

0,763. Hasil uji reliabilitas tersebut menunjukkan bahwa kuesioner sikap

bullying dapat digunakan untuk pengambilan data.

I. ANALISIS DATA DAN PENGOLAHAN DATA

1. Pengolahan data

Kuesioner yang disebarkan kepada responden akan didapatkan data dan

selanjutnya akan diolah menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: \


34

a. Editing

Pada tahap editing dilakukan untuk memeriksa kembali kelengkapan

jawaban responden dengan memeriksa data dan jawaban. Jika terdapat

data yang tidak lengkap maka kuesioner tersebut dikeluarkan (droup out).

b. Coding

Pada tahap ini dilakukan pemberian kode berupa kolom-kolom yang

berisi nomor responden dan nomer pernyataan agar dapat memudahkan

dalam pengolahan data.

c. Data entry (processing)

Data entry ini memasukan data yang diberikan kode dalam kolom dari

masing-masing responden ke dalam program komputer, dan dalam

penelitian ini menggunkan program SPSS.

d. Pembersihan data (cleaning)

Dalam pembersihan data ini semua data dari responden yang telah

dimasukkan kedalam aplikasi komputer perlu dicek kembali

kemungkinan adanya kesalahan dalam pemberian kode,

ketidaklengkapan data dan lainnya, sehingga kesalahan tersebut dapat

dilakukan pembetulan (Notoadmodjo, 2010).

2. Analisa data

a. Analisa Univariat

Analisa univariat dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

karakteristik demografi meliputi umur, dan jenis kelamin dan

pengetahuan siswa sebelum diberikan intervensi, pengetahuan siswa


35

setelah diberikan intervensi, sikap siswa sebelum diberikan intervensi

dan sikap siswa setelah diberikan intervensi.

b. Analisa bivariat

Analisa bivariat dilakukan untuk mengetahui perbedaan

pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan intervensi pada kelompok

kontrol, apabila data tidak terdistribusi normal maka digunakan uji

statistik yaitu uji wilcoxon. Kemudian untuk mengetahui perbedaan

pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan intervensi pada kelompok

intervensi apabila data tidak terdistribusi normal maka digunakan uji

statistik yaitu uji wilcoxon. Untuk mengetahui perbedaan sikap sebelum

dan sesudah diberikan intervensi pada kelompok kontrol dan apabila

data tidak terdistribusi normal maka digunakan uji wilcoxon. Untuk

mengetahui perbedaan sikap sebelum dan sesudah diberikan intervensi

pada kelompok intervensi dan apabila data tidak terdistribusi normal

maka digunakan uji statistik yaitu uji wilcoxon. Untuk mengetahui

perbedaan pengetahuan sebelum diberikan intervensi antara kelompok

kontrol dan intervensi apabila data tidak terdistribusi normal maka

digunaka uji statistik yaitu mann whiteney. Untuk mengetahui perbedaan

sikap sebelum diberikan intervensi antara kelompok kontrol dan

intervensi apabila data tidak terdistribusi normal maka digunakan uji

statistik yaitu uji mann whiteney. Untuk mengetahui perbedaan

pengetahuan setelah diberikan intervensi pada kelompok kontrol dan

intervensi apabila data tidak terdistribusi normal maka digunakan uji

statistik yaitu uji mann whiteney. Dan untuk mengetahui perbedaan


36

sikap setelah diberikan intervensi pada kelompok kontrol dan intervensi

apabila data tidak terdistribusi normal maka digunakan uji statistik yaitu

uji mann whiteney.

J. ETIK PENELITIAN

Penelitian ini telah disetujui oleh komisi etik FKIK Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta dengan nomor : 282/EP-FKIK-UMY/V/2017.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan prinsip-prinsip etis yang

diterapkan dalam penelitian, dari proposal penelitian sampai hasil penelitian

yang dipublikasikan (Notoadmodjo, 2010).

Prinsip etika dalam penelitian terdiri dari menghormati harkat dan

martabat manusia sehingga peneliti harus mempersiapkan informed concent

yang meliputi penjelasan manfaat penelitian, penjelasan kemungkinan

resiko dan ketidaknyamanan yang ditimbulkan, manfaat yang didapatkan,

persetujuan oleh peneliti dapat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh

responden berkaitan dengan prosedur penelitian, persetujuan responden

untuk tidak ikut serta atau mengundurkan diri dalam kegiatan penelitian,

dan kerahasiaan identitas responden. Menghormati kerahasiaan dan privasi

responden, keadilan inklusivitas, dan memperhitungkan manfaat dan

kerugian yang ditimbulkan (Notoadmodjo, 2010).


37

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 11 Yogyakarta yang berlokasi di

Jalan Hos Cokroaminoto NO. 127, Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten

Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. SMP Negeri 11 Yogyakarta

terdapat banyak fasilitas yang disediakan, diantaranya adalah ruang kelas

yang berjumlah 12 ruangan, ruang kepala sekolah, ruang Bimbingan

Konseling (BK), ruang guru, ruang Tata Usaha (TU), ruang OSIS,

laboratorium bahasa, laboratorium IPA, laboratorium komputer,

perpustakaan, sarana olahraga, mushola, ruang UKS, gudang, toilet, dan

tempat parkir untuk siswa dan guru.

Di SMP Negeri 11 Yogyakarta pada tahun ajaran 2016/2017 memiliki 21

guru dan 742 siswa yang terdiri dari 34 siswa dalam satu kelas dan pada

setiap jenjang memiliki 4 kelas, yaitu kelas A, B, C, dan D. Jenjang kelas VII

memiliki 136 siswa, kelas VIII memiliki 138 siswa, dan kelas IX memiliki

134 siswa (dokumen SMP N 11 Yogyakarta)

B. Hasil Penelitian

1. Analisa Univariat

a. Karakteristik Responden

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 11 Yogyakarta dengan jumlah

siswa 111 orang, namun dalam melakukan penelitian ini hanya terdapat 86

orang siswa. Karakteristik dalam penelitian ini adalah umur, jenis kelamin,

dan kelas yang dijelaskan sebagai berikut :


38

Tabel 4.1 Distribusi karakteristik responden kelompok kontrol

Karakteristik Frekuensi (n) Presentase (%)


a) Umur
12 tahun 7 16,3
13 tahun 28 65,1
14 tahun 8 18,6
15 tahun - -
Total 43 100,0
b) Jenis Kelamin
Laki-laki 15 34,9
Perempuan 28 65,1
Total 43 100,0
c) Kelas
7A 11 25,6
7B 12 27,9
7C 14 32,6
7D 6 14,0
Total 43 100,0
Sumber : Data Primer (2017)

Tabel diatas menunjukkan bahwa siswa di SMP Negeri 11 yogyakarta

pada kelompok kontrol ini di dominasi oleh siswa/i yang berumur 13 tahun

sebanyak 28 orang (65,1%), dan distribusi jenis kelamin pada kelompok

kontrol di dominasi oleh perempuan sebanyak 28 orang (65,1%). Distribusi

kelas di dominasi oleh kelas 7C yaitu sebanyak 14 orang (32,6%).

Tabel 4.2 Distribusi karakteristik responden kelompok intervensi

Karakteristik Frekuensi (n) Presentase (%)


a) Umur
12 tahun 3 7,0
13 tahun 36 83,7
14 tahun 3 7,0
15 tahun 1 2,3
Total 43 100,0
b) Jenis Kelamin
Laki-laki 20 46,5
Perempuan 23 53,5
Total 43 100,0
c) Kelas
7A 7 16,3
7B 16 37,2
7C 9 20,9
7D 11 25,6
Total 43 100,0
39

Sumber : Data Primer (2017)

Tabel diatas menunjukkan bahwa siswa/i pada kelompok intervensi di

dominasi oleh siswa/i yang berumur 13 tahun sebanyak 36 orang (83,7%).

Distribusi jenis kelamin pada kelompok intervensi di dominasi oleh

perempuan sebanyak 23 orang (53,5%) dan distribusi kelas pada kelompok

intervensi ini di dominasi oleh kelas 7B yaitu sebanyak 16 orang (37,2%).

Tabel 4.3 Hasil tingkat pengetahuan dan sikap siswa sebelum diberikan
intervensi pada kelompok kontrol dan intervensi

Karakteristik Kelompok kontrol Kelompok Intervensi


(Pre test) (Pre test)
F % F %
a) Pengetahuan
Kurang 1 2,3 10 23,3
Cukup 1 2,3 12 27,9
Baik 41 95,3 21 48,8
Total 43 100,0 43 100,0
b) Sikap
Positif 43 100,0 43 100,0
Total 43 100,0 43 100,0
Sumber : Data Primer (2017)

Berdasarkan tabel diatas bahwa distribusi tingkat pengetahuan pada

kelompok kontrol sebelum diberikan intervensi didominasi oleh pengetahuan

yang baik sebanyak 41 orang (95,3%). Distribusi sikap pada kelompok

kontrol sebelum diberikan intervensi memiliki sikap positif sebanyak 43

orang (100,0%). Distribusi tingkat pengetahuan pada kelompok intervensi

didominasi oleh pengetahuan yang baik sebanyak 21 orang (48,8%) dan

memiliki sikap postif sebanyak 43 orang (100,0%).


40

Tabel 4.4 Hasil tingkat pengetahuan dan sikap siswa setelah diberikan
intervensi pada kelompok kontrol dan intervensi

Karakteristik Kelompok Kontrol Kelompok Intervensi


(Post test) (Post test)
F % F %
a) Pengetahuan
Kurang 2 4,7 5 11,6
Cukup 2 4,7 8 18,6
Baik 39 90,7 30 69,8
Total 43 100,0 43 100,0
b) Sikap
Positif 43 100,0 43 100,0
Total 43 100,0 43 100,0
Sumber : Data Primer (2017)

Berdasarkan tabel diatas distribusi tingkat pengetahuan siswa setelah

diberikan intervensi pada kelompok kontrol didominasi oleh pengetahuan

yang baik sebanyak 39 orang (90,7%), dan memiliki sikap yang positif

sebanyak 43 orang (100,0%). Distribusi tingkat pengetahuan setelah

diberikan intervensi pada kelompok intervensi didominasi oleh pengetahuan

yang baik yaitu sebanyak 30 orang (69,8%) dan memiliki sikap yang positif

sebanyak 43 orang (100,0%).

2. Analisa Bivariat

a. Hasil Perbedaan Tingkat Pengetahuan Sebelum Dan Setelah

Diberikan Intervensi Pada Kelompok Kontrol Dan Intervensi

Tabel 4.5 Hasil analisa perbedaan tingkat pengetahuan sebelum dan


setelah diberikan intervensi pada kelompok kontrol dan intervensi
dengan uji wilcoxon

Variabel Median Mean ± Std. P


(Min – Max) Deviasi
Kelompok Pre 6-17 16,02 ± 1,970 0,006
Kontrol Post 0-17 14,84 ± 3,093
Kelompok Pre 4-17 11,79 ± 2,981 0,001
Intervensi Post 8-17 13,58 ± 2,728
Sumber : Data Primer (2017)
41

Berdasarkan tabel diatas terdapat nilai signifikan p=0,006 pada analisa

pengetahuan pada kelompok kontrol, karena nilai signifikan p<0,005 maka

dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan antara pengetahuan sebelum

dan sesudah diberikan intervensi pada kelompok kontrol. Berdasarkan data

diatas juga terdapat nilai signifikan p=0,001 pada analisa pengetahuan

sebelum dan sesudah diberikan intervensi pada kelompok intervensi, karena

nilai signifikan p<0,005 maka terdapat perbedaan pengetahuan sebelum dan

sesudah diberikan intervensi pada kelompok intervensi.

b. Hasil Perbedaan Sikap Sebelum Dan Sesudah Diberikan Intervensi Pada

Kelompok Kontrol Dan Intervensi

Tabel 4.6 Hasil analisa perbedaan sikap sebelum dan sesudah


diberikan intervensi pada kelompok kontrol dan intervensi dengan uji
wilcoxon

Variabel Median Mean ± Std. P


(Min-Max) Deviasi

Kelompok kontrol 58-105 89,49 ± 12,084 0,43


69-105 93,21 ± 10,995
Kelompok Intervensi 68-105 87,65 ± 9,798 0,118
70-105 90,84 ± 9,631
Sumber : Data Primer (2017)

Berdasarkan data diatas terdapat nilai signifikan p=0,43 pada

analisa sikap sebelum dan sesudah diberikan intervensi pada kelompok

kontrol, karena nilai signifikan p<0,005 maka tidak terdapat perbedaan

sikap sebelum dan sesudah diberikan intervensi pada kelompok kontrol.

Berdasarkan tabel diatas juga terdapat nilai signifikan p= 0,118 pada

analisa sikap sebelum dan sesudah diberikan intervensi pada kelompok

intervensi, karena nilai signifikan p<0,05 maka tidak terdapat perbedaan

sikap sebelum dan sesudah pada kelompok intervensi.


42

c. Analisa Hasil Perbedaan Tingkat Pengetahuan Setelah Diberikan

Intervensi Antara Kelompok Kontrol Dan Kelompok Intervensi

Tabel 4.9 Hasil analisa perbedaan tingkat pengetahuan setelah


diberikan intervensi antara kelompok kontrol dan kelompok
intervensi

Variabel Mean Z Std. Deviasi P


Post test
Kel. Kontrol 50,37 -2,595 2,967 0,009
Kel. Intervensi 36,63

Sumber : Data Primer (2017)

Berdasarkan tabel diatas hasil dari nilai signifikan p=0,009 pada analisa

perbedaan tingkat pengetahuan setelah diberikan pelatihan pencegahan

bullying pada kelompok kontrol dan intervensi, karena nilai signifikan p<0,05

maka hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh pelatihan

pencegahan bullying pada kelompok kontrol dan intervensi.

d. Analisa Hasil Perbedaan Sikap Setelah Diberikan Intervensi Antara

Kelompok Kontrol Dan Kelompok Intervensi

Tabel 4.10 Hasil analisa perbedaan sikap setelah diberikan intervensi


antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi

Variabel Mean Z Std. P


(Post test) Deviasi
Kel. Kontrol 47,16 -1,363 10,343 0,173
Kel. Intervensi 39,84
Sumber : Data Primer (2017)

Berdasarkan tabel diatas terdapat nilai signifikan p=0,173 pada analisa

perbedaan sikap setelah diberikan pelatihan pencegahan bullying pada

kelompok kontrol dan intervensi, karena nilai signifikan p<0,05 maka

tidak ada pengaruh pelatihan pencegahan bullying antara kelompok

kontrol dan intervensi.


43

B. PEMBAHASAN

1. Karakteristik Responden

a. Umur

Berdasarkan tabel 4.1, hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-

rata umur pada kelompok kontrol yaitu 13 tahun dan rata-rata umur pada

kelompok intervensi yaitu 13 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa umur

rata-rata siswa sekolah pertama dapat menjadi seorang pelaku maupun

korban dalam perilaku bullying. Anak pada usia 12-15 tahun sudah bisa

berpikir kritis dan dapat diajak untuk menyeleseaikan masalah

menggunakan pikirannya (Syahbana, 2012). Hal ini sejalan dengan

penelitian oleh (Rohman, 2016) bahwa anak yang menjadi korban

bullying pada umur 10-12 tahun dan salah satu faktor terjadinya bullying

adalah anak yang berusia 6-12 tahun, karena dalam periode tersebut anak

sudah mulai diarahkan untuk berinteraksi dengan lingkungan sosial.

b. Jenis Kelamin

Berdasarkan tabel 4.1, hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis

kelamin rata-rata jenis kelamin pada kelompok kontrol dan intervensi

adalah perempuan, pada penelitian ini responden perempuan lebih

mendominasi, namun peneliti tidak mengetahui apakah responden

tersebut menjadi pelaku ataupun korban bullying. Pada penelitian

sebelumnya (Karina, Hastuti, & Alfiasan, 2013), pelaku bullying

didominasi oleh perempuan (86,0%). Hal ini tidak sejalan dengan penelitian

(Maghrifah, 2010) bahwa dalam penelitin tersebut pelaku bullying didominasi

oleh laki-laki yang sering menjadi pelaku bullying secara fisik mauapun verbal.

Penelitian sebelumnya (Lisma, 2016) bahwa siswa laki-laki lebih sering


44

melakukan perilaku bullying fisik, dan siswa perempuan lebih sering

melakukan perilaku bullying verbal.

c. Kelas

Berdasarkan tabel 4.1, hasil penelitian menunjukkan bahwa ada

perbedaan kelas yang paling dominan antara kelompok kontrol dan

intervensi. Pada kelompok kontrol kelas yang paling dominan adalah

kelas 7C dan pada kelompok intervensi adalah kelas 7B. Dalam hal ini

penliti belum menduga diantara dua kelas tersebut yang paling tinggi

menjadi pelaku ataupun korban bullying, dikarenakan kelas yang menjadi

sasaran dalam pelatihan ini adalah kelas 7 saja sehingga tidak ada

tingkatan kelas yang membedakan antara senior dan junior.

2. Perbedaan Tingkat Pengetahuan Sebelum Dan Setelah Intervensi

a. Perbedaan Tingkat Pengetahuan Sebelum dan Setelah

Intervensi pada Kelompok Kontrol dan Intervensi

Berdasarkan tabel 4.3, hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada

perbedaan pengetahuan sebelum diberikan intervensi antara kelompok

kontrol dan intervensi. Masing-masing kelompok memiliki pengetahuan

yang baik. Hal ini dikarenakan dalam pengisian kuesioner dirumah,

sehingga dalam pengisian kuesioner responden dapat memiliki

kesempatan bertanya kepada orang tua dan dibantu oleh orang tua.

Setelah diberikan pelatihan tentang bullying dan pencegahannya pada

kelompok kontrol memiliki pengetahuan yang baik, hanya saja terdapat

perbedaan jumlah responden yang memiliki pengetahuan yang baik

sebelum dan setelah diberikan intervensi. Pada kelompok intervensi

terdapat perbedaan pengetahuan antara sebelum dan setelah diberikan


45

intervensi, jumlah responden yang memiliki pengetahuan yang baik

mejadi bertambah setelah diberikan pelatihan.

Pengetahuan adalah hasil dari usaha ingin tahu seseorang terhadap

suatu hal dan terjadi setelah melakukan penginderaan terhadap hal

tersebut. Penginderaan terjadi melalui pancaindera seseorang yaitu

penglihatan, pendengaran, penciuman perabaan dan perasaan. Sebagian

orang mendapatkan pengetahuan melalui penglihatan dan pendengaran

(Mariati, Hastuti, & Saleh, 2016). Adapun faktor-faktor yang

mempengaruhi pengetahuan adalah pendidikan, media massa/sumber

informasi, sosial budaya, ekonomi, lingkungan, dan pengalaman

(Notoatmodjo, 2010). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian bahwa pada

kelompok intervensi mengalami kenaikan jumlah responden yang

berpengetahuan baik. Hal ini diperkuat dengan salah satu faktor yang

mempengaruhi pengetahuan yaitu media massa/sumber informasi berupa

pelatihan dan pemberian video tentang bullying. Pada kelompok kontrol

mengalami penurunan jumlah responden yang mempunyai perilaku baik,

karena pada kelompok tersebut memiliki sumber informasi melalui

leaflet.

b. Perbedaan sikap sebelum dan setelah diberikan intervensi pada

kelompok kontrol dan intervensi

Berdasarkan tabel 4.4, hasil menunjukkan bahwa sikap yang dimiliki

kelompok kontrol dan intervensi sebelum dan setelah diberikan intervensi

adalah sikap positif. Tidak terdapat perbedaan antara kelompok kontrol

dan intervensi sebelum dan setelah diberikan intervensi. Sikap merupakan


46

suatu penilaian baik positif maupun negatif dari suatu objek tertentu

(Notoatmodjo, 2003 dalam Wulansih, Arif, 2011). Ada beberapa faktor

yang mempengaruhi sikap adalah pengalaman pribadi, pengaruh orang

lain yang dianggap penting, pengaruh kebudayaan, media massa/sumber

informasi, faktor emosional dan lembaga pendidikan dan lembaga agama

(Azwar, 2013). Salah satu faktor yang mempengaruhi sikap pada

kelompok intervensi adalah media massa/sumber informasi yang

disampaikan yang berisi tentang perilaku bullying yang banyak terjadi.

C. Kekuatan dan Kelemahan Penelitian

1. Kekuatan Penelitian

a) Penelitian ini menggunakan kuesioner yang sudah valid

b) Penelitian ini menjelaskan pengaruh pelatihan pencegahan bullying

2. Kelemahan Penelitian

a) Keterbatasan waktu dan pengisian kuesioner yang memungkinkan

responden untuk bertanya kepada orang tua dan bukan menurut

pribadi mereka

b) Hasil dari kuesioner post test yang bergantung pada kejujuran

responden
47

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan peneliti, dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Karateristik responden dalam penelitian berdasarkan usia, usia yang

paling dominan adalah umur 13 tahun sebanyak 28 orang dari 86

responden. Berdasarkan jenis kelamin didominasi oleh siswa laki-laki

sebanyak 28 orang atau. Berdasarkan kelas didominasi oleh kelas 7C

sebanyak 14 orang. Tingkat pengetahuan siswa meningkat setelah

diberikan intervensi pada kelompok intervensi namun tidak untuk

kelompok kontrol.

2. Tidak ada perbedaan antara sikap dan pengetahuan antara kelompok

kontrol dan intervensi setelah diberikan pelatihan pencegahan

bullying. .

B. Saran

1. Profesi Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan dan

pengembangan ilmu keperawatan terkait dengan pelatihan pencegahan

pada siswa kelas VII.

2. Sekolah

Media pembelajaran dalam peneltian ini dapat dijadikan sumber

informasi dalam mencari pengetahuan tentang bullying.


48

3. Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya dapat menggunakan penelitian ini sebagai

referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya dan

mengembangkan pengetahuan dan cara pencegahan bullying yang

lebih mendalam.
49

DAFTAR PUSTAKA

Aziz, A. R. (2015). Efektivitas Pelatihan Asertivitas Untuk Meningkatkan


Perilaku Asertif Siswa Korban Bullying. Jurnal Konseling dan
Pendidikan Vol 3 No 2 Juni 2015 : 8-14. Diakses 13 Februari 2017
dari http://jurnal.konselingindonesia.com

Azwar, S. (2013). Sikap Manusia, edisi 2. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Control Disease Center : National Center fo Injury Prevention and Control


(2014). Bullying Suicide. Diakses 13 Februari 2017 dari
http://www.cdc.gov/violenceprevention/pdf/bullying-suicide-
translationfinal-a-pdf.

Dewi, A. Narulita (dkk). (2015). Prevalensi Dan Bentuk Kekerasan Yang Terjadi
Terhadap Anak Di Sekolah Pada Sekolah Menegah Kejuruan Di
Kota Semarang.Skripsi. Skripsi strata satu. Universitas
Diponegoro. Semarang

Dewi, S. I. G. A., dan Putri M E Purwani, S. (2014). Pengaturan Cyber Bullying


dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi
dan Transaksi Elektronik. Kertha WicaraVol 3 No 02 Diakses 24
Januari 2017 dari http://ojs.unud.ac.id

Dwipayanti. (2014). Hubungan antara tindakan bullying dengan prestasi belajar


anak korban bullying pada tingkat sekolah dasar. Jurnal psikologi
udayana, Vol 1 No 2 :251-260. Diakses 11 Desember 2016 dari
http://ojs.unud.ac.id

Febriana, B (dkk). (2016). Pengaruh Terapi Kognitif Terhadap Harga Diri Remaja
Korban Bullying.Jurnal Ilmu Keperawatan Vol 4 No 1 Mei 2016.
Diakses 6 Februari 2017 dari http://www.jik.ub.ac.id

Gunarsa, S. D dan Yulia, S. D. G., (2008). Psikologi Perkembangan Anak Dan


Remaja. Jakarta : Gunung Mulia 2008.

Hong, J. S., Espelage, D. L. (2012). A review of reseacrh on bullying and peer


victimization in school: An ecological system analysis. Aggression
and Violent Behavior 17 (2012) 311-322. Diakses 24 Januari 2017
dari https://www.researchgate.net

Hervira, A., & Maharani, Y. (2012). Pusat Tumbuh Kembang Anak. Jurnal
Tingkat Sarjana Bidang Seni Rupa dan Desain, 1(1), 1-10.
50

Kementrian Kesehatan RI. (2014). Kondisi Pencapaian Program Kesehatan Anak


Indonesia. Diakses 11 Desember 2016 dari http://depkes.go.id

Kurniawati, R. Nursalim, M. Pratiwi, T. I., Nuryono, W. (2015, Juli). Penelitian


Deskriptif Perilaku Bullying Verbal Langsung Pada Siswa Kelas
VII Di SMP Negeri 2 Manyar-Gresik. Jurnal Mahasiswa
Bimbingan Dan Konseling. Diakses 24 Januari 2017 dari
http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-bk-
unesa/article/view/12497/16231

Laeheem, K. (2013). Guidelines for Solving Bullying Behaviors among Islamic


Private School Students in Songkhla Province. Asian Social
Science Vol 9 No 11 (2013). Diakses 2 Februari 2017 dari
http://www.ccsenet.org

Levianti. (2008). Konformitas Dan Bullying Pada Siswa. Jurnal Psikologi Vol. 6
No. 1 Juni 2008. Diakses pada 14 Februari 2017 dari
http://digilib.esaunggul.ac

Maidin, G. (2008). Perlindungan Hukum Terhadap Anak Dalam Sistem Peradilan


Pidanan Anak Di Indonesia. Bandung : Refika Aditama

Mangadar, S. (2012). Perilaku Bullying Pada Mahasiswa Berasrama. Jurnal


Psikologi Vol. 39 No. 2 Desember 2012: 233-243. Diakses pada 14
Februari 2017 dari https://jurnal.ugm.ac.id

Mariati, M., Hastuti, L., & Saleh, I. (2016). HUBUNGAN PENGETAHUAN


DAN SIKAP BIDAN DENGAN PERILAKU BIDAN DALAM
PELAKSANAAN PROGRAM INISIASI MENYUSU DINI DI
KABUPATEN BENGKAYANG. Fakultas Ilmu Kesehatan

Narpaduhita, Rr. P. D., dan Dwi Retno Suminar. (2014). Perbedaan Perilaku
Cyberbullying Ditinjau Dari Pengetahuan Siswa Terhadap Iklim
Sekolah Di SMK Negeri 8 Surabaya. Jurnal Psikologi Klinis dan
Kesehatan Mental Vol 3 No 3 Desember 2014. Diakses 2 Februari
2017 dari http://journal.unair.ac.id

Nursalam, (2013). Metode Penelitian Ilmu Keperawatan. Edisi3. Jakarta :


Salemba Medika.

Notoatmodjo, (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.

Olweus, D. (2002). Bullying at School :Basic Fact and Effects of a School Based
Intervention Program. Journal of Child Psychology and Psichiatry.
35: 1171-1190.
51

Prasetyo, A. B. E. (2013). Bullying di Sekolah dan Dampaknya bagi Masa Depan


Anak.EL TARBAWI Jurnal Pendidikan Islam Vol 4 No 1(2011).
Diakses 2 Februari 2017 dari http://jurnal.uii.ac.id

Prima, A. (2012). Kekerasan di Sekolah Pernah Dialami 87,6 persen Siswa.


Diakses 20 Januari 2017 dari
http://edukasi.kompas.com/read/2012/07/30/12305778/kekerasan.d
i.sekolah.pernah.dialami.87,6.persen.siswa

Rahchmah, D. N. (2016). Empati Pada Pelaku Bullying. Jurnal Ecopsy Vol 1 No 2


April 2014. Diakses 6 Februari 2017 dari http://ppjp.unlam.ac.id

Rahmawan, I. A. (2013). Hubungan Antara Pola Asuh Permisif Dengan Intensi


Bullying Pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 4
Yogyakarta. Jurnal Fakultas Psikologi Vol 2 No 1 (2013). Diakses
6 Februari 2017 dari http://www.jogjapress.com

Republik Indonesia, (2002). Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang


Perlindungan Anak. Lembaran Negara RI Tahun 2002, Nomor 109.
Sekretariat Negara. Jakarta

Rohman, M. Z. (2016). Hubungan Antara Usia, Tingkatan Kelas, dan Jenis


Kelamin dengan Kecenderungan Menjadi Korban Bullying.

Riyanto, A. (2011). Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta :


Nuha Medika

Sari, N. H., Poeti Joefiani., Ahmad Gimmy Prathama Siswadi. (2015). Pelatihan
Meningkatkan Empati Melalui Psikoedukasi Kepada Pelaku
Bullying Sebagai Upaya Untuk Mengurangi Bullying Di Sekolah
Menengah Pertama. Skripsi. Magister Psikologi Profesi.
Universitas Padjadjaran Bandung. Bandung.

Schiller, P. dan Bryant, T. (2002). Values Book for Chilren, 16 Moral Dasar Bagi
Shofa, A. U. (2015). Terapi Rasional Emotif (RET) Dengan Menggunakan Teknik
Konfrontasi Untuk Meningkatkan Keterampilan Sosial Anak
Korban Bullying Di Gundih Bubutan Surabaya. Skripsi. Skripsi
strata satu. Universitas Sunan Ampel Surabaya. Surabaya.

Soetjinigsih, (1995). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC

Suparwi, S (2015). Perilaku Bullying Siswa Ditinjau Dari Pengetahuan Pola Asuh
Otoriter Dan Kemampuan Berempati. Inferensi Jurnal Penelitian
Sosial Keagamaan Vol 8 No 1 Juni 2014 : 159-179. Diakses 6
Februari 2017 dari http://inferensi.iainsalatiga.ac.id
52

Syahbana, A. (2012). Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa


smp melalui pendekatan contextual teaching and learning.
EDUMATICA| Journal Pendidikan Matematika, 2(01).

Syamita, E. L. (2016). GAMBARAN PERILAKU BULLYING PADA REMAJA


DI SMP NEGERI 11 DAN SMP MUHAMMADIYAH 3
YOGYAKARTA

Usman, I (2013). Kepribadian, Komunikasi, Kelompok Teman Sebaya, Iklim


Sekolah dan Perilaku Bullying. Jurnal Psikologi Indonesia Vol 10
No 1. Diakses 6 Februari 2017 dari http://journal.uad.ac.id

Wiyani, Novan Ardy. 2012. Save Our Children From School Bullying. Jogjakarta
: Ar-Ruzz Media.

Yunere, F. (2016). Pengaruh Pelaksanaan Manajemen Marah Terhadap Perilaku


Kekerasan Pada Siswa SMK Negeri 1 Bukittinggi Tahun 2015.
Tesis. Magister Keperawatan kekhususan keperawatan jiwa.
Universitas Andalas. Padang

Yunika, R. (2013). Upaya Guru Bimbingan dan Konseling Dalam Mencegah


Perilaku Bullying di SMA Negeri Se Kota Padang. Jurnal Ilmiah
Konseling Vol. 2 No. 3, September 2013. Diakses 24 Januari 2017,
dari http://ejournal.unp.ac.id
53

LAMPIRAN
54

Lampiran I. Lembar Permohonan Menjadi Responden

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth.

Siswa siswi SMP Negeri 11 Yogyakarta

Dengan hormat,

Yang bertanda tangan di bawah ini adalah mahasiswa Program Studi Ilmu

Keperawatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta.

Nama : SERLY WIDIA NINGSIH

NIM : 20130320056

Akan mengadakan penelitian tentang “PENGARUH PELATIHAN

PENCEGAHAN BULLYING TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP

SISWA TERHADAP BULLYING DI SMP NEGERI 11 YOGYAKARTA”

Untuk itu saya mohon kesediaan siswa siswi untuk menjadi responden

dalam penelitian ini. Segala hal yang bersifat rahasia akan dirahasiakan dan

digunakan hanya untuk penelitian ini.

Demikian surat permohonan ini disampaikan, atas kesediaan siswa siswi

sebagai respoden saya ucapkan terima kasih.

Yogyakarta, ........................... 2017

Peneliti,

Serly Widia Ningsih


55

Lembar II. Lembar Persetujuan Menjadi Responden

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama responden :

Usia :

Dengan ini menyatakan bahwa saya telah mendapatkan penjelasan maksud

dari pengumpulan data untuk penelitian tentang “PENGARUH PELATIHAN

PENCEGAHAN BULLYING TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP

SISWA TERHADAP BULLYING DI SMP NEGERI 11 YOGYAKARTA”

Untuk itu secara sukarela saya menyatakan bersedia menjadi responden

penelitian tersebut. Adapun bentuk kesediaan saya adalah bersedia mengisi

kuesioner.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan dengan penuh

kesadarn tanpa paksaan.

Yogyakarta ............................... 2017

Responden

(.................................................)
56

Lampiran III. Lembar Perizinan Orang Tua

LEMBAR PERIZINAN ORANG TUA

Saya orang tua dari:

Nama :

Kelas :

Dengan ini saya menyatakan memberikan izin kepada anak saya untuk
penelitian “Pengaruh Pelatihan Pencegahan Bullying Terhadap Pengetahuan Dan
Sikap Siswa Terhadap Bullying Di SMP Negeri 11 Yogyakarta”. Apabila
Bapak/Ibu ada keperluan untuk menanyakan terkait penelitian, dapat
menghubungi peneliti dengan no hp. 085384850408 dan dosen pembimbing
dengan no hp. 081393068151.

Yogyakarta ............................. 2017

Wali Murid

(......................................... ..........)
57

Lampiran IV. Lembar Protokol Penelitian

Populasi siswa kelas VII SMP


Negeri 11 Yogyakarta

Simple Random
Sampling
Sample

Penilaian Pengetahuan
dan Sikap siswa
(pre test)

Kelompok intervensi, diberikan Kelompok kontrol


penjelasan mengenai bullying dan
pencegahan bullying dan diberikan
leaflet

Tanpa intervensi penjelasan


mengenai bullying dan
pencegahan

Siswa mendemonstrasikan

Penilaian pengetahuan
dan sikap siswa
(post test)

Penilaian Pengetahuan
dan Sikap siswa
(post test) Diberikan Leaflet
58

LEMBAR KUESIONER

Kuesioner pengetahuan perilaku bullying

I. Identitas Responden

1. Nama :
2. Usia :
3. Jenis Kelamin :
4. Kelas :
II. Petunjuk pengisian kuesioner
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan teliti, kemudian beri
tanda checklist (√) pada jawaban yang sesuai dengan pilihan anda.
Keterangan B : Benar
S : Salah
TT : Tidak tahu

No Pernyataan B S TT
1. Bullying merupakan perilaku negatif
seperti mencela dan mencelakai teman
yang dilakukan secara berulang
sehingga menyebabkan seseorang tidak
senang atau merasa tersakiti.
2. Bullying adalah penggunaan kekerasan,
ancaman atau paksaan untuk
mengintimidasi orang lain.
3. Ciri-ciri bullying adalah sering
berperilaku agresif, sengaja melakukan
kejahatan, dilakukan berkali-kali.

4. Perilaku bullying dapat dilakukan oleh


semua orang.

5. Seseorang melakukan bullying atas


dasar dendam atau iri hati, adanya
semangat ingin menguasai korban
dengan kekuatan fisik dan
meningkatkan popularitas pelaku
dikalangan teman sepermainan (preer
group)-nya.
59

No Pernyataan B S TT
6. Bullying dapat dilakukan oleh
seseorang atau kelompok yang biasa
disebut dengan geng.
7. Pelaku bullying biasanya merupakan
seseorang yang mencari perhatian dari
banyak orang dan suka menimbulkan
permasalahan.
8. Ciri-ciri korban bullying antara lain:
korban cenderung pendiam, sulit
bergaul dengan yang lain.
9. Jenis bullying yang dapat dilihat
dengan kasat mata dan terjadi sentuhan
fisik antara pelaku dan korban itu
merupakan jenis bullying fisik.

10. Bullying verbal merupakan bullying


yang dapat terdetteksi lewat indera
pendengaran.
11. Perbuatan seperti membentak,
meledek, menghina, danmencela
merupakan jenis bullying verbal.
12. Memandang sinis, memandang penuh
ancaman, mendiamkan dan
mengucilkan merupakan jenis bullying
mental.
13. Pola asuh orang tua yang tidak baik
seperti orang tua yang selalu marah,
mngkritik bahkan memanjakan
anaknya, itu dapat menyebabkan
perilaku bullying.
14. Seseorang yang hidup dikeluarga yang
salah satu anggota keluarganya sering
memukul atau menyiksa dapat
menyebabkan perilaku bullying.

15. Dampak bullying ini sangat berbahaya


jika tidak segera ditangani.

16. Bullying dapat berdampak, seperti


kepercayaan diri yang rendah,
mengasingkan diri, menderita
ketakutan sosial bahkan bisa sampai
melakukan bunuh diri.
17. Bullying tidak hanya berdampak secara
fisik tetapi juga secara psikologis.
60

Kuesioner sikap bullying

A. Jawablah pertanyaan berikut secara jujur dengan memberi tanda checklist


(√) pada kolom yang disediakan
Pilihan jawaban :
SS : Sangat setuju
S : Setuju
KS : Kurang setuju
TS : Tidak setuju
STS : Sangat tidak setuju

No Pernyataan SS S KS TS STS
1. Saya pernah meninju teman
saya tanpa sebab.
2. Say apernah ditendang
teman saya dengan sengaja.
3. Bagi kami dorong-
mendorong tanpa sebab
adalah hall biasa.
4. Dengan niat yang kurang
baik, boleh menyentuh
bagian tubuh teman seperti
mencolek, mengelus,
mepeuk dan mencubit.
5. Dilingkungan sekolah
diperbolehkan untuk
merusak barang teman
dengan sengaja.

6. Memanggil teman dengan


julukan atau dengan
panggilan yang membuat
teman jengkel atau marah.

7. Boleh menghina apabila


melihat teman disekolah
memiliki bentuk wajah
yang kurang baik.
61

No Pernyataan SS S KS TS STS
8. Antar sesama teman boleh
mengintimidasi atau
pengancaman dengan kata-
kata seperti : awas kamu ya
...
9. Dengan sengaja menyuruh
teman melakukan tindakan
yang tidak dikehendaki
olehnya.

10. Meminta uang atau barang


kepada teman dengan cara
memaksa
11. Dengan niat buruk
mengadu domba teman
agar dijauhi teman lainnya.

12. Dalam bergaul boleh


mengacuhkan teman tanpa
sebab tertentu.
13. Dengan niat kurang baik
sengaja menuduh teman
melakukan sesuatu hal
buruk yang tidak dia
lakukan.
14. Dengan sengaja menjauhi
atau mengucilkan teman
yang tidak disenangi.

15. Dizinkan melalui social


media mengirimkan
ancaman dengan kata-kata
ejekan kepada teman
melalui hp/internet
(facebook, dll).
16. Diizinkan melalui social
media mengirimkan
ancaman dengan kata-kata
kasar kepada teman melalui
hp/internet (facebook,dll).

17. Saya sengaja


menyebarluaskan berita
kurang baik yang belum
jelas kebenarannya melalui
hp/internet (facebook,dll).
62

No Pernyataan SS S KS TS STS
18. Meminjam alat komunikasi
teman seperti hp dengan
niat memberikan ejekan
dengan teman sejawa
disekolah.
19. Saya melakukan teror
dengan niat yang buruk
melalui hp/internet
(facebook,dll).
20. Jika teman melakukan
kesalahan langsung
menertawakannya di depan
teman-teman lainnya.
21. Saya sengaja memberikan
benda-benda yang bisa
membuat teman saya takut.
63

SATUAN ACARA PENGAJARAN

Mata Ajar : Pencegahan bullying terhadap pengetahuan dan sikap


siswa terhadap bullying

Pokok Bahasan : Pelatihan pencegahan bullying terhadap pengetahuan dan


sikap siswa terhadap bullying

Sasaran : Siswa siswi kelas VII SMP Negeri 11 Yogyakarta

Semester : VIII

Waktu : 60 menit

Hari/Tanggal : Selasa / 18 Juli 2017

Tempat : SMP Negeri 11 Yogyakarta

I. Tujuan Instruksional Umum


Setelah mengikuti pelatihan selama 65 menit, siswa siswi kelas VII SMP
Negeri 11 Yogyakarta pada kelompok intervensi dapat
II. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti pelatihan selama 65 menit, siswa siswi kelas VII SMP
Negeri 11 Yogyakarta pada kelompok intervensi dapat:
1. Mengetahui pengertian bullying
2. Mengetahui jenis perilaku bullying
3. Mengetahui dampak bullying
4. Mengetahui bagaimana cara meningkatkan empati
5. Mengetahui bagaimana mengontrol diri
III. Materi Pelatihan
1. Definisi bullying
Bullying mengandung tiga unsur yang mendasar dari perilaku
bullying yaitu bersifat menyerang (agresif) dan negatif, dilakukan
secara berulang-ulang, adanya ketidakseimbangan kekuatan antara
pihak yang terlibat (Olweus, 1993).
64

Bullying merupakan suatu kekerasan fisik dan psikologis yang


berjangka panjang yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok
orang terhadap seseorang yang tidak mampu mempertahankan diri
dalam situasi dimana ada keinginan untuk melukai atau menakuti
orang dan membuat orang tertekan, trauma atau depresi dan tidak
berdaya (KPAI, 2014).Bullying adalah perilaku seseorang atau
sekelompok orang yang dilakukan secara berulang dengan tujuan
menyakiti korban secara mental maupun fisik, dan biasanya terjadi pada
anak dalam bentuk kekerasan anak yang dilakukan oleh teman
sebayanya. Biasanya bullying terjadi berulang kali dan bahkan ada yang
dilakukan secara sistematis (Kuriawati, 2015).
2. Jenis bullying
Menurut (Rosada, 2012 ; Levianti, 2008) tindakan bullying ada

dua, yaitu bullying fisik dan bullying non fisik.

a. Bullying fisik

Bullying fisik adalah bullying yang dilakukan secara langsung dan

dilakukan yang mengarah ke anggota fisik korban. Beberapa dari

tindakan bullying fisik adalah berupa memukul, menendang,

mengginggit, mendorong, menjambak, mencubit, juga mengunci

seseorang didalam ruangan hingga memeras dan merusak barang-

barang milik orang lain. Adapun selain dari beberapa tindakan

bullying tersebut yang termasuk bullying fisik adalah mencekik,

meninju, memiting, mencakar, dan meludahi anak yang menjadi

korban bullying (Dewi, 2014).

b. Bullying non fisik,

Bullying non fisik dibagi menjadi dua yaitu bullying verbal dan non

verbal. Bullying verbal adalah kontak verbal secara langsung.


65

Beberapa tindakan bullying verbal seperti mengancam,

mempermalukan, merendahkan, menganggu, memberi panggilan

nama, memaki, dan menyebarkan gosip. Bullying non verbal adalah

perilaku yang non verbal atau tidak langsung contohnya seperti

memanipulasi persahabatan hingga retak, mendiamkan seseorang

sehingga orang tersebut menjadi terpojokkan, dan sengaja

mengucilkan seseorang. Bullying verbal yang sering terjadi dan

yang sengaja dilakukan oleh pelaku secara terus menerus dengan

tujuan untuk melukai korban dan membuat tidak nyaman

(Kurniawati, 2015).

c. Bullying Relasional

Bullying relasional ini merupakan bentuk lain dari tindakan

bullying. Adapun bentuk lain selain bullying relasional adalah

cyberbullying. Bullying relasional ini dapat menyebabkan

korbannya merasa terasingkan atau terkucilkan secara sosial

dengan cara pelaku mendeskriminasi korban berdasarkan ras,

ketidakmampuan korban sehingga muncul harga diri yang lemah

dan etnik. Selain itu juga jenis bullying ini digunakan pelaku untuk

mengabaikan, menolak, atau menghindarkan korban untuk masuk

didalam pergaulan (coloroso dalam Dewi, 2014).

d. Cyberbullying

Cyberbullying merupakan suatu bentuk tindakan bullying yang

terjadi di dunia cyber atau internet yang dilakukan oleh teman

sebaya mereka. Tindakan bullying ini sering dialami oleh anak-


66

anak dan remaja dengan berbagai cara yang akan membuat korban

malu, tindakan tersebut seperti mengunggah gambar maupun

mengirim pesan yang bersifat mengancam yang akan membuat

korban dilecehkan dan dihina (Patchin dan Hinduja, 2012). Para

pelaku cyberbullying ini juga menganggap jika melakukan bullying

lewat internet ini pihak sekolah tidak akan tahu dan orang tua pun

tidak akan tahu, karena bagi orang tua maupun orang dewasa yang

yang tidak mengerti dunia internet maka akan sulit memantau apa

saja yang dilakukan anak nya di dunia intenet (Narpaduhita dan

Suminar, 2014).

3. Faktor yang mempengaruhi bullying

a. Faktor Internal

i. Faktor Individu

Faktor individu bisa dari berbagai aspek, seperti dari faktor

psikologis anak yang menjadi korban bullying, faktor

psikologis juga timbul karena adanya faktor lingkungan seperti

hubungan korban bullying dengan teman sebayanya yang tidak

akrab sehingga bisa terjadinya dampak pada kesehatan mental

korban (Santrock, 2003).

Selain dari faktor psikologis yang dapat mempengaruhi

kejadian bullying, kemampuan akademis juga dapat

mempengaruhi. Berdasarakan penelitian (Febriana B dan dkk,

2016) bahwa dari beberapa korban bullying ini merasa dirinya

bodoh, tidak bisa melakukan apapun, salah dalam melakukan


67

sesuatu hal, bahkan merasa menjadi bahan omongan temannya

ketika ada dua orang atau lebih sedang berbicara, dari pikiran

korban yang negatif tersebut seringkali korban menjadi tidak

percaya diri.

ii. Faktor Keluarga

Anak menjadi pelaku kekerasan disebabkan karena

pengalaman, pengalaman dari keluarga yang tidak harmonis,

dan mungkin anak tersebut menjadi pelaku atau subyek dari

kekerasan tersebut. Kedekatan antara orangtua dan anak

menjadi salah satu faktor yang dapat membuat anak menjadi

pelaku maupun korban bullying. Orang tua yang sibuk bekerja

dan tidak mempunyai waktu bahkan untuk mengawasi anak

merupakan suatu hal yang dapat membuat anak menjadi

kurang terkontrol dan sulit di atur sehingga jika kondisi ini

terjadi cukup lama maka akan berdampak negatif bagi anak

(Rahmawan, 2013).

Selain kedekatan antara orang tua dan anak pola asuh juga

mempengaruhi anak untuk menjadi pelaku bullying. Terkadang

orang tua ingin mendidik anak dengan benar tetapi dengan

perilaku cenderung keras yang diterapkan anak akan mengikuti

dan menerapkan dalam kehidupannya. Pola asuh yang keras

yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari oleh orang tua

kepada anak misalnya, orang tua berinteraksi kepada anak

secara dingin, bermusuhan, mengecewakan anaknya, acuh tak


68

acuh, kurangnya kasih sayang kepada anak sehingga anak akan

memperlakukan orang lain dengan cara yang sama dan akan

meningkatkan kecenderungan perilaku bullying (Pontzer, 2010

dalam Suparwi, 2015).

c. Faktor Eksternal

2) Faktor Lingkungan

Lingkungan sekolah menjadi salah satu tempat yang dapat

mempengaruhi perilaku bullying. Tingkat pengawasan

disekolah menentukan seberapa banyak kejadian bullying itu

terjadi, dikarenakan rendahnya tingkat pengawasan anak

dirumah oleh keluarga. Lingkungan sekolah seperti taman dan

lapangan harus ditingkatkan pengawasannya karena anak-anak

lebih banyak melakukan bullying ditempat tersebut (Novianti,

2008 dalam Usman, 2013).

Disekolah, anak-anak bergaul dengan teman sebayanya.

Teman sebaya idealnya dapat memberikan informasi apapun

dan dapat mengajak temannya dalam mencapai prestasi

disekolah, tetapi pada kenyataanya faktor dari teman sebaya

juga dapat mempengaruhi perilaku bullying dan memberikan

dampak yang negatif pada anak. Teman sebaya dapat juga

membawa anak ke hal yang negatif, memperkenalkan alkohol,

kenakalan, dan perilaku abnormal. Dalam pergaulan juga jika

seorang anak diperlakukan seperti diabaikan, mendapatkan

penolakan dalam kelompok tersebut sehingga anak merasa


69

kesepian, dimusuhi dan akan berakibat pada kesehatan mental

anak yang nantinya timbul masalah kriminal pada anak

sehingga anak akan berusaha keras agar dapat diterima

dikelompok teman sebayanya (Santrock, 2003 dalam Usman,

2013).

4. Dampak bullying

Dampak dari perilaku bullying ini dapat menimbulkan gejala

gejala seperti perubahan pada anak, seperti anak yang sebelumnya

ceria mendadak berubah menjadi pendiam dikarenakan adanya

tindakan perilaku bullying disekolah. Selain itu juga anak bisa

menjadi cemas, mengurung diri, tidak percaya diri, kurangnya

konsentrasi hingga prestasi disekolah menjadi turun (SEJIWA,

2008 dalam Muliaty, 2012).

Dampak lain yang dapat timbul bagi korban adalah korban timbul

rasa cemas ketika berada dalam keadaan ramai, terisolasi, depresi

bahkan dapat berakhir dengan bunuh diri. Akan tetapi dampak

yang timbul bagi korban tidak langsung muncul pada diri korban

karena dampak dari perilaku ini lebih terlihat dari psikis dan emosi

korban dan prosesnya secara perlahan, dan dalam jangka waktu

yang panjang pihak sekolah maupun orang tua bahkan korban tidak

menyadari dampak tersebut (Prasetyo, 2011).Selain dari dampak

psikologi yang ditimbulkan pada diri korban dampak fisik juga

dapat terjadi seperti memar di daerah yang dipukuli oleh pelaku,


70

lecet, bengkak, bahkan sulit untuk tidur dan nafsu makan menurun

(Laeheem, 2013).

5. Pelatihan pada siswa

b. Meningkatkan empati

Kurangnya rasa empati yang dimiliki pelaku pada korban yang

menyebabkan pelaku tidak memahami apa yang dirasakan

korban dan tidak peduli terhadap korban. Perasaan bersalah yang

ada di diri pelaku sebenarnya muncul tetapi terkadang pelaku

membenarkan apa yang sudah dilakukan karena menurutnya itu

hal yang wajar yang biasa dilakukan dikelompok pergaulan

mereka. Sehingga para pelaku bullying berhenti melakukan

tindakan kekerasan karena tidak ingin lagi berurusan dengan

korban bukan karena sikap empati pelaku terhadap korban

(Rachmah, 2016).

Empati adalah kecenderungan untuk dapat memahami perasaan

dan pikiran orang lain, memahami apa yang dirasakan orang lain.

Seseorang yang berempati cenderung toleran sesama manusia

dan dapat mengendalikan diri, dan juga mempunyai pengaruh

yang bersifat humanistik (Johnson dalam Sari, dkk, 2015).

Keterampilan sosial dan emosial pada anak menjadi salah satu

bagian yang dapat diarahkan agar anak dapat menjadi seseorang

yang berkompeten secara sosial dilingkungan sekolah dan

membangun suasana yang positif dilingkungan sekolah

(Committe for children, 2012).


71

Empati juga terdapat dua bagian, yaitu aspek kognitif dan aspek

afektif. Aspek kognitif ini suatu kemampuan kognitif dalam

memahami emosi korban. Pada aspek kognitif, seseorang harus

dapat memahami reaksi korban, memberikan perhatian

sepenuhnya kepada korban dan juga seseorang harus dapat

memahami arti dari reaksi korban secara umum, makna dari

situasi secara umum dan rekasi emosional yang muncul pada

korban. Aspek afektif dalam hal ini proses emosi seseorang yang

muncul baik dari sikap pikiran dan emosi yang muncul karena

sadar ataupun tidak sadar, bereaksi langsung ketika melihat

korban atau bisa disebut penularan emosi (Darrick Jollife dan

David. F. Farrington dalam Sari, dkk, 2015). Dalam

meningkakan empati pada siswa proses meningkatkan empati ini

dilakukan melalui edukasi.

c. Keterampilan sosial

Keterampilan sosial adalah suatu kemampuan untuk

menunjukkan perilaku yang baik dan dinilai secara postif

maupun negatif oleh lingkungannya, seseorang dengan

keterampilan sosial ini agar dapat berkomunikasi secara efektif

baik verbal maupun nonverbal dengan situasi dan kondisi ketika

itu. Keterampilan sosial ini membawa seseorang untuk dapat

mengungkapkan apa yang dirasakan dan permasalahan apa yang

sedang dihadapi sehingga tidak menjadi sesuatu hal yang buruh


72

menjadi tempat pelampiasan (Libet dan Lewinshon dalam Shofa,

2015).

Dalam keterampilan sosial ada beberapa aspek antara lain,

hubungan dengan teman sebaya, manajemen diri, kemampuan

akademis, kepatuhan terhdapa peraturan dan dapat menempatkan

diri dalam suatu kelompok atau lingkungan. Hubungan dengan

sebaya ini sama halnya dengan sikap empati, jika hubungan

seseorang dengan teman sebayanya baik maka teman sebaya

tersebut bisa menjadi orang yang dapat melindungi korban agar

terhindar dari tindakan kekerasan yang dilakukan oleh teman

sepergaulan yang lainnya. (Shofa, 2015).

IV. Metode

a. Ceramah

b. Tanya Jawab

V. Kegiatan Pembelajaran

No Kegiatan Pengajar Waktu Kegiatan siswa kelas VII

1. Mengucapkan salam, 7 menit Menjawab salam,


memperkenalkan diri dan memperhatikan dan
berdoa bersama berdoa bersama
2. Menjelaskan tujuan 4 menit Memperhatikan
pembelajaran
3. Bertanya kepada siswa kelas 10 menit Menjawab pertanyaan
VII tentang pengetahuan
bullying dan sikap terhadap
bullying
4. Menjelaskan dengan siswa 25 menit Memperhatikan
kelas VII pengetahuan
tentang bullying dan
bagaimana meningkatkan
empati
5. Mendorong dan 10 menit Bertanya dan menjawab
memberikan kesempatan pertanyaan pengajar
73

pada siswa kelas VII untuk


bertanya dan pengajar
bertanya tentang materi
yang sudah disampaikan
7. Evaluasi secara lisan 5 menit Menjawab pertanyaan
8. Menutup pertemuan, 5 menit Memperhatikan, berdoa,
membaca doa dan dan menjawab salam
mengucap salam
Jumlah 65 menit

VI. Rincian Biaya

a. Konsumsi : Rp. 370.000

b. Souvenir : Rp. 166.500

Rp. 882.500

VII. Media

a. Laptop

b. Proyektor

c. PPT

d. Leaflet

e. Video

VIII. Evaluasi

Kuesioner posttest tentang pengetahuan perilaku bullying dan sikap

terhadap bullying
74

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

PENJELASAN PENELITIAN KEPADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI


11 YOGYAKARTA

Saya, Serly Widia Ningsih mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan


Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta. Saat ini saya sedang melakukan penelitian dengan judul:

“PENGARUH PELATIHAN PENCEGAHAN BULLYING TERHADAP


PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA TERHADAP BULLYING DI SMP
NEGERI 11 YOGYAKARTA”

Penelitian bertujuan untuk mengetahuipengaruh pelatihan pencegahan


bullying terhadap pengetahuan dan sikap siswa di SMP Negeri 11
Yogyakarta.
Pada penelitian ini, peneliti mengajak siswa kelas VII untuk berpartisipasi
dalam penelitian ini. Siswa kelas VII dan telah memenuhi kriteria inklusi akan
diminta untuk menjadi informan dalam penelitian yang akan dilakukan dengan
mengisi informed consent, kemudian dikembalikan kepada peneliti untuk
pengambilan data berikutnya.

A. Kesukarelaan dalam Penelitian


Siswa kelas VII berhak memilih untuk ikut berpartisipasi sebagai informan
dalam penelitian ini tanpa ada unsur paksaan. Bila pasien siswa sudah
memutuskan untuk ikut berpartisipasi lalu berubah pikiran, maka anggota
tersebut bebas untuk mengundurkan diri tanpa ada denda maupun sanksi.
Apabila siswa telah bersedia untuk ikut berpartisipasi dalam penelitian, maka
anggota akan diminta untuk menandatangani lembar persetujuan sebanyak 1
rangkap untuk disimpan oleh peneliti sebagai bukti.

B. Prosedur Penelitian
Penelitian dilakukan di SMP Negri 11 Yogyakarta dengan melakukan
pembagian kuesioner yang dilakukan setelah mendapatkan izin, persetujuan
sesuai dengan perjanjian, dan informed consent pada siswa. Pengisian
kuesioner akan dilakukan pada saat di sekolah. Pengisian kuesioner akan
diawasi oleh peneliti, apabila jumlah sampel masih belum memenuhi, sisanya
akan dilaksanakan pada hari berikutnya.
75

C. Kewajiban Partisipan Penelitian


Sebagai informan anggota berkewajiban mengikuti aturan atau petunjuk
penelitian sesuai dengan yang telah disebutkan diatas.

D. Risiko Efek Samping dan Ketidaknyamanan


Penelitian ini tidak memiliki risiko yang berbahaya. Peneliti akan berusaha
meminimalisir segala bentuk ketidaknyamanan atau efek samping yang
merugikan dari penelitian. Apabila selama penelitian atau setelah penelitian
ini berlangsung terdapat kecurangan yang dirasakan oleh informan, maka
peneliti siap bertanggung jawab akan hal tersebut.
76

Hasil Uji Valid dan Reliabilitas


77

Hasil Olah Data Penelitian

1. Uji Normalitas

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Pre_pengetahuan_Intervensi 43 100,0% 0 ,0% 43 100,0%


Pre_Pengetahuan_Kontrol 43 100,0% 0 ,0% 43 100,0%
Pre_Sikap_Intervensi 43 100,0% 0 ,0% 43 100,0%
Pre_Sikap_Kontrol 43 100,0% 0 ,0% 43 100,0%
Post_Pengetahuan_Intervensi 43 100,0% 0 ,0% 43 100,0%
Post_Pengetahuan_kontrol 43 100,0% 0 ,0% 43 100,0%
Post_Sikap_Intervensi 43 100,0% 0 ,0% 43 100,0%
Post_Sikap_Kontrol 43 100,0% 0 ,0% 43 100,0%

Descriptive

Descriptives

Statistic Std. Error

Pre_pengetahuan_Intervens Mean 11,79 ,455


i 95% Confidence Interval for Lower Bound 10,87
Mean Upper Bound 12,71
5% Trimmed Mean 11,93

Median 12,00

Variance 8,884

Std. Deviation 2,981

Minimum 4

Maximum 17

Range 13

Interquartile Range 4

Skewness -,698 ,361

Kurtosis ,175 ,709


Pre_Pengetahuan_Kontrol Mean 16,02 ,300
95% Confidence Interval for Lower Bound 15,42
Mean Upper Bound 16,63
5% Trimmed Mean 16,34
78

Median 17,00
Variance 3,880
Std. Deviation 1,970
Minimum 6
Maximum 17
Range 11
Interquartile Range 2
Skewness -3,523 ,361
Kurtosis 15,816 ,709
Pre_Sikap_Intervensi Mean 87,65 1,494
95% Confidence Interval for Lower Bound 84,64
Mean Upper Bound 90,67
5% Trimmed Mean 87,77
Median 88,00
Variance 95,994
Std. Deviation 9,798
Minimum 68
Maximum 105
Range 37
Interquartile Range 13
Skewness -,110 ,361
Kurtosis -,580 ,709
Pre_Sikap_Kontrol Mean 89,49 1,843
95% Confidence Interval for Lower Bound 85,77
Mean Upper Bound 93,21
5% Trimmed Mean 90,28
Median 90,00
Variance 146,018
Std. Deviation 12,084
Minimum 58
Maximum 105
Range 47
Interquartile Range 19
Skewness -,788 ,361
Kurtosis ,414 ,709
Post_Pengetahuan_Interven Mean 13,58 ,416
si 95% Confidence Interval for Lower Bound 12,74
Mean Upper Bound 14,42
5% Trimmed Mean 13,67
79

Median 14,00
Variance 7,440
Std. Deviation 2,728
Minimum 8
Maximum 17
Range 9
Interquartile Range 5
Skewness -,473 ,361
Kurtosis -,925 ,709
Post_Pengetahuan_kontrol Mean 14,84 ,472
95% Confidence Interval for Lower Bound 13,89
Mean Upper Bound 15,79
5% Trimmed Mean 15,27
Median 16,00
Variance 9,568
Std. Deviation 3,093
Minimum 0
Maximum 17
Range 17
Interquartile Range 3
Skewness -2,994 ,361
Kurtosis 12,114 ,709
Post_Sikap_Intervensi Mean 90,84 1,469
95% Confidence Interval for Lower Bound 87,87
Mean Upper Bound 93,80
5% Trimmed Mean 91,18
Median 92,00
Variance 92,759
Std. Deviation 9,631
Minimum 70
Maximum 105
Range 35
Interquartile Range 14
Skewness -,605 ,361
Kurtosis -,452 ,709
Post_Sikap_Kontrol Mean 93,21 1,677
95% Confidence Interval for Lower Bound 89,83
Mean Upper Bound 96,59
5% Trimmed Mean 93,86
80

Median 96,00
Variance 120,884
Std. Deviation 10,995
Minimum 69
Maximum 105
Range 36

Interquartile Range 20
Skewness -,641 ,361
Kurtosis -,820 ,709

Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.


Pre_pengetahuan_Intervensi ,146 43 ,022 ,946 43 ,044
Pre_Pengetahuan_Kontrol ,341 43 ,000 ,545 43 ,000
*
Pre_Sikap_Intervensi ,063 43 ,200 ,977 43 ,520
*
Pre_Sikap_Kontrol ,100 43 ,200 ,926 43 ,009
Post_Pengetahuan_Intervensi ,166 43 ,005 ,913 43 ,003
Post_Pengetahuan_kontrol ,242 43 ,000 ,675 43 ,000
Post_Sikap_Intervensi ,122 43 ,110 ,940 43 ,027
Post_Sikap_Kontrol ,160 43 ,007 ,889 43 ,001

2. Karakteristik Responden

Kontrol

a. Umur

Umur_Kontrol

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 12 7 16,3 16,3 16,3

13 28 65,1 65,1 81,4

14 8 18,6 18,6 100,0

Total 43 100,0 100,0


81

b. Jenis Kelamin
JK_Kontrol

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid laki-laki 15 34,9 34,9 34,9

perempuan 28 65,1 65,1 100,0

Total 43 100,0 100,0

c. Kelas
Kelas_Kontrol

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 7A 11 25,6 25,6 25,6

7B 12 27,9 27,9 53,5

7C 14 32,6 32,6 86,0

7D 6 14,0 14,0 100,0

Total 43 100,0 100,0

Intervensi
a. Umur
Umur_Intervensi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 12 3 7,0 7,0 7,0

13 36 83,7 83,7 90,7

14 3 7,0 7,0 97,7

15 1 2,3 2,3 100,0

Total 43 100,0 100,0

b. Jenis Kelamin
JK_Intervensi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid laki-laki 20 46,5 46,5 46,5

perempuan 23 53,5 53,5 100,0

Total 43 100,0 100,0


82

c. Kelas
Kelas_Intervensi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 7A 7 16,3 16,3 16,3

7B 16 37,2 37,2 53,5

7C 9 20,9 20,9 74,4

7D 11 25,6 25,6 100,0

Total 43 100,0 100,0

PRE PENGETAHUAN INTERVENSI

Statistics
pre_pengetahuan_kat

N Valid 43

Missing 0
Mean 2,26
Std. Error of Mean ,125
a
Median 2,33
Mode 3
Std. Deviation ,819
Variance ,671
Skewness -,516
Std. Error of Skewness ,361
Kurtosis -1,314
Std. Error of Kurtosis ,709
Range 2
Minimum 1
Maximum 3
Sum 97
b
Percentiles 25 1,52

50 2,33

75 2,98

pre_pengetahuan_kat

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid kurang 10 23,3 23,3 23,3


cukup 12 27,9 27,9 51,2
83

baik 21 48,8 48,8 100,0

Total 43 100,0 100,0

PRE PENGETAHUAN KONTROL

Statistics
pra_pengetahuank_kat

N Valid 43

Missing 0
Mean 2,93
Std. Error of Mean ,052
a
Median 2,95
Mode 3
Std. Deviation ,338
Variance ,114
Skewness -5,174
Std. Error of Skewness ,361
Kurtosis 27,663
Std. Error of Kurtosis ,709
Range 2
Minimum 1
Maximum 3
Sum 126
b
Percentiles 25 2,44

50 2,95

75 .

pra_pengetahuank_kat

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid kurang 1 2,3 2,3 2,3

cukup 1 2,3 2,3 4,7

baik 41 95,3 95,3 100,0

Total 43 100,0 100,0


84

PRE SIKAP INTERVENSI

Statistics
Pre_sikapintervensi_kat

N Valid 43

Missing 0
Mean 3,00
Std. Error of Mean ,000
a
Median .
Mode 3
Std. Deviation ,000
Variance ,000
Std. Error of Skewness ,361
Std. Error of Kurtosis ,709
Range 0
Minimum 3
Maximum 3
Sum 129
b
Percentiles 25 .

50 .

75 .

Pre_sikapintervensi_kat

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Positif 43 100,0 100,0 100,0

PRE SIKAP KONTROL

Statistics
Pre_Sikapkontrol_kat

N Valid 43

Missing 0
Mean 3,00
Std. Error of Mean ,000
a
Median .
Mode 3
Std. Deviation ,000
Variance ,000
85

Std. Error of Skewness ,361


Std. Error of Kurtosis ,709
Range 0
Minimum 3
Maximum 3
Sum 129
b
Percentiles 25 .

50 .

75 .

Pre_Sikapkontrol_kat

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Positif 43 100,0 100,0 100,0

3. Perbedaan Pre Post Pengetahuan Intervensi

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

Pre_pengetahuan_Intervensi 43 11,79 2,981 4 17


Post_Pengetahuan_Intervensi 43 13,58 2,728 8 17

Wilcoxon Signed Ranks Test

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks


a
Post_Pengetahuan_Interven Negative Ranks 13 13,38 174,00
si - b
Positive Ranks 27 23,93 646,00
Pre_pengetahuan_Intervens Ties 3
c

i
Total 43

a. Post_Pengetahuan_Intervensi < Pre_pengetahuan_Intervensi


b. Post_Pengetahuan_Intervensi > Pre_pengetahuan_Intervensi
c. Post_Pengetahuan_Intervensi = Pre_pengetahuan_Intervensi

b
Test Statistics

Post_Pengetah
uan_Intervensi -
Pre_pengetahu
an_Intervensi
a
Z -3,192
86

Asymp. Sig. (2-tailed) ,001

4. Perbedaan Pre Post Pengetahuan Kontrol

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

Pre_Pengetahuan_Kontrol 43 16,02 1,970 6 17


Post_Pengetahuan_kontrol 43 14,84 3,093 0 17

Wilcoxon Signed Ranks Test

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks


a
Post_Pengetahuan_kontrol - Negative Ranks 23 17,78 409,00
Pre_Pengetahuan_Kontrol b
Positive Ranks 9 13,22 119,00
c
Ties 11

Total 43

a. Post_Pengetahuan_kontrol < Pre_Pengetahuan_Kontrol


b. Post_Pengetahuan_kontrol > Pre_Pengetahuan_Kontrol
c. Post_Pengetahuan_kontrol = Pre_Pengetahuan_Kontrol

b
Test Statistics

Post_Pengetah
uan_kontrol -
Pre_Pengetahu
an_Kontrol
a
Z -2,733
Asymp. Sig. (2-tailed) ,006

5. Perbedaan Pre Post Sikap Intervensi

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

Pre_Sikap_Intervensi 43 87,65 9,798 68 105


Post_Sikap_Intervensi 43 90,84 9,631 70 105

Wilcoxon Signed Ranks Test


87

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks


a
Post_Sikap_Intervensi - Negative Ranks 16 18,38 294,00
Pre_Sikap_Intervensi b
Positive Ranks 24 21,92 526,00
c
Ties 3

Total 43

a. Post_Sikap_Intervensi < Pre_Sikap_Intervensi


b. Post_Sikap_Intervensi > Pre_Sikap_Intervensi
c. Post_Sikap_Intervensi = Pre_Sikap_Intervensi
Test Statisticsb

Post_Sikap_Int
ervensi -
Pre_Sikap_Inter
vensi
a
Z -1,562
Asymp. Sig. (2-tailed) ,118

6. Perbedaan Pre Post Sikap Kontrol

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

Pre_Sikap_Kontrol 43 89,49 12,084 58 105


Post_Sikap_Kontrol 43 93,21 10,995 69 105

Wilcoxon Signed Ranks Test


Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks


a
Post_Sikap_Kontrol - Negative Ranks 15 17,30 259,50
Pre_Sikap_Kontrol b
Positive Ranks 25 22,42 560,50
c
Ties 3

Total 43

a. Post_Sikap_Kontrol < Pre_Sikap_Kontrol


b. Post_Sikap_Kontrol > Pre_Sikap_Kontrol
c. Post_Sikap_Kontrol = Pre_Sikap_Kontrol

b
Test Statistics
88

Post_Sikap_Ko
ntrol -
Pre_Sikap_Kon
trol
a
Z -2,024
Asymp. Sig. (2-tailed) ,043

7. Perbedaan Pre Pengetahuan Kelompok Kontrol dan Intervensi

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

Kelompok_Pre_Pengetahua 86 13,91 3,292 4 17


n
Gruping_Pre 86 1,50 ,503 1 2

Mann-Whitney Test
Ranks

Gruping_Pre N Mean Rank Sum of Ranks

Kelompok_Pre_Pengetahuan Kontrol 43 61,42 2641,00

dimension1
Intervensi 43 25,58 1100,00

Total 86

a
Test Statistics

Kelompok_Pre_
Pengetahuan

Mann-Whitney U 154,000
Wilcoxon W 1100,000
Z -6,809
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000

8. Perbedaan Post Pengetahuan Kontrol dan Intervensi

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

Kelompok_Post_Pengetahu 86 14,21 2,967 0 17


an
Gruping_Post 86 1,50 ,503 1 2
89

Mann-Whitney Test
Ranks

Gruping_Post N Mean Rank Sum of Ranks

Kelompok_Post_Pengetahu kontrol 43 50,37 2166,00


an dimension1
intervensi 43 36,63 1575,00

Total 86

a
Test Statistics

Kelompok_Post
_Pengetahuan

Mann-Whitney U 629,000
Wilcoxon W 1575,000
Z -2,595
Asymp. Sig. (2-tailed) ,009

9. Perbedaan Post Sikap Kontrol Intervensi

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

Kel_Post_Sikap 86 92,02 10,343 69 105


Gruping_Post 86 1,50 ,503 1 2

Mann-Whitney Test
Ranks

Gruping_Post N Mean Rank Sum of Ranks

Kel_Post_Sikap kontrol 43 47,16 2028,00

dimension1
intervensi 43 39,84 1713,00

Total 86

a
Test Statistics

Kel_Post_Sikap

Mann-Whitney U 767,000
Wilcoxon W 1713,000
Z -1,363
Asymp. Sig. (2-tailed) ,173
90

Anda mungkin juga menyukai