Indonesia Performance Journal: Andhega Wijaya
Indonesia Performance Journal: Andhega Wijaya
Indonesia Performance Journal: Andhega Wijaya
Andhega Wijaya
Abstrak
Kata Kunci: Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui gerak
Bulutangkis, anatomi, keterampilan teknik dasar servis dalam permainan bulutangkis ditinjau dari segi
fsiologi, dan biomekanika anatomis, fisiologis, dan biomekanika tubuh. Penelitian ini menggunakan penelitian
tubuh diskreptif dengan menggnakan pendekatan meta analisa, dengan mencari beberapa
literature yang ada dan membandingkan menambah, sehingga tersusun dari posisi awal,
pelaksanaan, gerakan, tulang yang berperan, dan otot yang berperan.
Abstract
The objective of this research is to know the motion of basic service technique skill in badminton
game in terms of anatomical, physiological, and body biomechanics. This study uses a discrete
study using a meta-analysis approach, by searching for some existing literature and comparing
additions, so that it is composed of the initial position, the execution, the movement, the bones that
play a role, and the muscles involved.
Alamat korespondensi:
Email : [email protected] ISSN 2597-3624
106
Andhega Wijaya, Indonesia Performance Journal 1 (2) (2017)
prestasi. Sebagai cabang olahraga prestasi, organ tubuh yang meliputi: daya kerja jantung,
bulutangkis termasuk olahraga kompetitif yang peredaran darah, daya kerja paru-paru, daya
memerlukan gerakan eksplosif, banyak gerakan kerja pernapasan, daya kerja panca indra, (3)
berlari, meloncat untuk smash, refleks, struktur dan postur tubuh yang meliputi ukuran
kecepatan merubah arah dan juga tinggi dan panjang tubuh, ukuran besar, lebar
membutuhkan koordinasi mata-tangan yang dan berat tubuh, (4) gizi yang meliputi jumlah
baik. makanan yang cukup, nilai makanan yang
Hubungan dengan masalah teknik dasar, memenuhi kebutuhan, variasi makanan
penulis menemukan bahwa seluruh teknik dasar (M.Sajoto,1995:1)Di lihat dari faktor anatomis
yang ada dalam bulutangkis tidak sepenuhnya dan fisiologis tubuh, passing bawah
dilatih dan dikuasai oleh setiap pemain. memerlukan koordinasi antara kerja sendi,
Permasalah di atas disadari meskipun gerak yang terjadi, otot yang berperan serta
permainan yang satu ini sangat digemari namun bentuk kontraksinya, dan tinjauan kerja syaraf
jarang yang melatih dirinya dengan berbagai yang terjadi dalam proses keefektifan kinerja.
teknik dasar yang terdapat dalam permainan Sedangkan untuk faktor biomekanika, passing
bulu tangkis. Servis merupakan bagian teknik bawah memerlukan sifat gerakan, sifat gaya-
yang terpenting di dalam permainan bulu gaya (sudut gerakan), serta prinsip mekanika
tangkis, karena servis merupakan bentuk yang diterapkan, misal : kestabilan dan
pukulan pertama yang dijadikan senjata keseimbangan, gaya otot, kelanjutan aplikasi
pertama dalam pola penyerangan. gaya, dan prinsip-prinsip gerakan. Sehingga
Pemain bulutangkis pada kenyataanya untuk dapat melakukan passing bawah dengan
tingkat kondisi fisik, anatomis, fisiologis, serta benar perlu diperhatikan kestabilan dan
keterampilan biomekanika geraknya berbeda, keseimbangan otot kaki, kelentukan dan
sedangkan untuk diperoleh bibit pemain bola besarnya sudut gerakan lengan terhadap tubuh,
bulutangkis yang baik perlu diketahui seberapa dan ketepatan melakukan ayunan lengan
besar faktor tersebut diatas ikut berpengaruh terhadap perkenaan dengan bola. Keterampilan
terhadap hasil permainan bulutangkis terutama passing bawah yang dilakukan pada pemain
dalam melakukan passing bawah. Syaratsyarat pada umumnya kurang memperhatikan
bibit pemain bulutangkis yang baik antara lain keefektifan dan koordinasi gerak. Seperti
dipenuhi syarat fisik, yaitu kesehatan yang baik melakukan gerakan yang tidak perlu dilakukan
tidak dimiliki cacat tubuh, postur tubuh tinggi, atau gerakan yang berlebih dalam melalukan
dimiliki unsur kondisi fisik yang baik (kekuatan, passing bawah. Hal tersebut hendaknya menjadi
kecepatan, kelincahan, daya tahan, koordinasi, perhatian bagi tiap pemain maupun pelatih
kelentukan, power) dan secara fisiologis dimiliki bulutangkis, yaitu pengetahuan tentang
kemampuan kerja otot yang baik. Apabila anatomi, fisiologi, dan biomekanika terhadap
seseorang ingin mencapai sesuatu prestasi keterampilan gerak passing bawah. Berdasarkan
optimal perlu dimiliki empat macam dari uraian diatas, maka peneliti akan
kelengkapan yang meliputi: (1) pengembangan mengadakan penelitian dengan judul “Analisis
fisik, (2) pengembangan teknik, (3) Gerak Keterampilan teknik service Dalam
pengembangan mental, (4) kematangan juara Permainan bulutangkis ( Suatu Tinjauan
(M, Sajoto,1995:7). Kemudian faktor-faktor Anatomi, Fisiologi, dan Biomekanika ) ” ..
penentu pencapaian olahraga antara lain, aspek
biologis terdiri dari: (1) potensi atau METODE
kemampuan dasar tubuh yang meliputi
kekuatan, kecepatan, kelincahan, tenaga, daya Pendekatan yang digunakan dalam
tahan otot, daya kerja jantung dan paru-paru, penelitian ini adalah penelitian deskriptif
kelentukan, keseimbangan, ketepatan dan dengan menggunakan pendekatan meta analisa.
kesehatan untuk olahraga, (2) fungsi organ-
107
Andhega Wijaya, Indonesia Performance Journal 1 (2) (2017)
108
Andhega Wijaya, Indonesia Performance Journal 1 (2) (2017)
DAFTAR PUSTAKA
109
Andhega Wijaya, Indonesia Performance Journal 1 (2) (2017)
Bogdan, Robert and Taylor, Steven J. 1993. James G, Hay. 1985. The Biomechanic of Sport
Introduction, Qualitative Research Techniques, Prentice Hall Englewood
Method. New York: John Wiley and Cliffs, New Jersey.
Sons.
Maksum, Ali. 2009. Metodologi Penelitian
Bompa, Tudor O. 1999. Periodization training Dalam Olahraga. Surabaya: Fakultas
for sport. Auckland New Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri
Zealand: Champaign Human Illinois. Surabaya.
Borg, Walter, and M.D, Gall. 1983. McGinnis, Peter M. 2005. Biomechanics of
Sport and Exercise. Canada: Human
Educational Research An Introduction.
Kinetics.
New York: Longman.
Moleong, J. L. 2002. Metodologi Penelitian
Budiwanto. S. Human Kinetics. 2004.
Pengetahuan Dasar Melatih Olahraga. Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Malang: Jurusan Ilmu Keolahragaan FIP Rosdakarya.
UM Universitas Negeri Malang. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif.
BWF. 2011. Coaches Manual. (Online), Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
(http://www.bwf.org diakses 30 Agustus Pate, Rotella and MC Clenaghan. 1984.
2017). Scientific Foundationof Coaching. New
Degeng, S. 2002. Metodologi Penelitian York : Sounders College Publishing.
Pengembangan. Malang: Depdiknas Terjemahan.
Pusat Penelitian Pendidikan Universitas
Negeri Malang. PB. PBSI, 1983. Buku Pedoman Bulutangkis.
Jakarta. PB PBSI.
Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan. Jakarta : Departemen
Poole, James. 2005. Belajar Bulutangkis.
Pendidikan Nasional.
Bandung: Pionir Jaya.
Drake, R. L., Vogl, W., and Mitchell, A.W.M.
2007. Gray’s Anatomy for Students. Pudjianto. 1978. Bermain Bulutangkis.
Elsevier. Bandung: Gramedia.
Drowatzky, John N. 1981. Motor Learning
Principles and Practices. Minnesota: Purnama, Sapta K. 2012. Kepelatihan
Burgess Publishing Company. Bulutangkis Modern. Surakarta: Yuma
pustaka.
Furqon, H. M. 1995. Teori Umum Latihan. Schmidt, R.A. 1991. Motor learning principles
Surakarta: Sebelas Maret University for physical therapy. In: Foundation for
Press. Physical Therapy. Contemporary
Management of Motor Control
Fox, Edward L., Bowers, Richard W., and Foss,
Problems: Proceedings of the II-STEP
Merle L. 1993. The Physiological Basis
Conference. Alexandria, VA: Foundation
For Exercises and Sport. Iowa: Madison
for Physical Therapy.
Winconsin Dubuque.
Soekarman. 1985. Dasar Olahraga untuk
Gallahue, David L., and Ozmun, John C. 1998.
Understanding Motor Development: Pembina, Pelatih dan Atlet. Bandung:
Infants, Children, Adolescents, Adults Tarsito.
4th edition. University of Massachusetts Subardjah, Herman. 2000. Bulutangkis. Jakarta:
Boston: McGraw-Hill. Ditjen Pendidikan Olahraga.
Hakim nurhakim. 2005. Sudjana. 1990. Penilaian Hasil Proses Belajar
http://pb1mci.blogspot.co.id/2016/03/k Mengajar. Bandung: Remaja Resdakarya.
emahiran-servis.html
Sugiyanto. 1991. Perkembangan dan Belajar
Hermawan Aksan. (2013). Mahir Bulutangkis. Gerak. Jakarta: Depdikbud Universitas
Bandung : Nuansa Cedekia Terbuka.
Hidayat, Imam. 1997. Biomekanika. Bandung:
FPOK UPI Bandung.
110
Andhega Wijaya, Indonesia Performance Journal 1 (2) (2017)
111