Tugas Teologi Kontekstualisasi 2
Tugas Teologi Kontekstualisasi 2
Tugas Teologi Kontekstualisasi 2
Pengertian – Pengertian
Arti kontekstual sendiri adalah sesuai dengan situasi atau kondisi dalam
konteks. Kontekstualisme adalah upaya untuk menyesuaikan atau menyelaraskan
dengan konteks, yang bertujuan agar yang dikontekstualisasikan dapat
diaktualisasikan dalam konteks tertentu.
Teologi kontekstual adalah cara pewartaan injil yang dimana penginjil
memberikan injil kepada siapa saja atau penerima injil yang belum percaya Tuhan
Yesus dengan menggunakan konteks yang sama dengan orang yang diinjili.
Contohnya seperti baju suatu daerah tertentu dapat dipakai dimana saja diluar
daerah itu. Inti dari kontekstualisasi adalah kita mengenalkan Allah dengan
firman-Nya melalui budaya dan tradisi, supaya dapat dimengerti dan dipahami.
Menurut B. J. Nicholls, teologi kontekstual adalah menerjemahkan injil kerajaan
yang tidak berubah dalam bentuk lisan, yang bermakna bagi bangsa-bangsa dalam
budaya mereka dan dalam situasi ekstensial mereka.
Ada 2 tujuan tentang berteologi kontekstual :
1. berteologi atau membangun teologi misi dari dalam konteks social, kultural
atau budaya, politik dan ekonomi.
2. berteologi dalam rangka member respon pada persoalan-persoalan social,
politik, ekonomi, kultural, dan religious yang secara langsung dihadapi oleh
gereja.
Kunci dari teologi itu sendiri adalah misi, kontekstual dan gereja. Tanpa itu
teologi tidak akan dapat mempunyai arti yang baik.
1
Kontekstualisasi dalam perjanjiaan Allah dapat dilihat di Yeremia 29 : 7
“Usahakanlah kesejahteraan kota kemana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk
kota itu kepada Tuhan, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu.”
2
C. Isu-isu Penting Dalam Kontekstualisasi
Kontekstualisasi bukan sekedar komunakasi, tetapi sifat hakiki injil itu
sendiri.
Dalam konteks tertentu diskusi kontekstualisasi hanya terbatas pada
sinkretisme (proses perpaduan dari beberapa paham atau aliran agama).
Kontekstualisasi terkait erat dengan tradisi dan pembaruan kebangkitan
dalam gereja.
Adanya konflik teologi biblika atau ilmu yang mempelajari kepribadian
Allah dengan teologi kontekstual
Mengingatkan bahaya sinkretisme, budaya, reduksi isi injil atau wahyu
yang dicocokan dengan tuntutan.