Skripsi Nita Purnamasari (Siap Kirim)
Skripsi Nita Purnamasari (Siap Kirim)
Skripsi Nita Purnamasari (Siap Kirim)
Disusun Oleh:
NITA PURNAMASARI
141100237
i
HALAMAN PERSETUJUAN
Disusun Oleh:
NITA PURNAMASARI
NIM: 141100237
Pembimbing I
Pembimbimg II
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Disusun Oleh:
NITA PURNAMASARI
NIM: 141100237
Telah Disetujui dan disahkan:
Tanggal :
Oleh:
Penguji I
Dr.Sri Handayani, S.Kep.,Ns,.M.Kes ..........................................
Penguji II
Galuh Kartikasari, SST.,M.Kes ...........................................
Penguji III
Dina Putri Utami Lubis, S.Kep.,Ns.,M.Kep ............................................
Mengetahui,
Ketua STIKes Yogyakarta
iii
SURAT PERYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya sendiri.
Sepanjang pengetahuan saya, tidak terdapat karya yang ditulis atau diterbitkan
oramg lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata penulisan
karya ilmiah yang lazim.
Nita Purnamasari
141100237
iv
MOTTO
“Jika seseorang berpergian untuk mencari ilmu, maka Allah SWT akan
menjadikan perjalanannya bagaikan perjalanan menuju surga” – Nabi
Muhammad SAW
Artinya : ”Barang siapa yang keluar untuk mencari ilmu maka ia berada di
jalan Allah”. (HR. Turmudzi)
Raihlah ilmu, dan jalan untuk meraih ilmu dengan cara belajar untuk tenang
dan juga bersabar.(Umar bin khattab)
Sesungguhnya ilmu itu hanya akan di dapatkan dengan kita terus belajar dan
belajar
Jangan menunda nunda melakukan pekerjaan karena tidak ada yang tahu
apakah kita besok masih hidup atau tidak.
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
1. Kedua orang tua saya, bapak Najamudin dan ibu Siti Hajar, yang telah
memberikan dukungan moral maupun materi serta doa yang tiada henti untuk
kesuksesan putrinya, karena tiada kata seindah lantunan doa dan tiada doa
yang paling khusuk selain doa yang terucap dari orang tua. Ucapan terima
kasih saja takkan pernah cukup untuk membalas kebaikan orang tua, karena
itu terimalah persembahan bukti dan cinta ku untuk kalian bapak ibuku.
2. Bapak ibu dosen pembimbing, penguji, pengajar, yang selama ini telah tulus
dan ikhlas meluangkan waktunya untuk menuntun dan mengarahkan saya,
memberi bimbingan dan pelajaran yang tiada ternilai harganya, agar saya
menjadi lebih baik. Terima kasih banyak bapak dan ibu dosen. Jasa kalian
akan selalu dihati.
3. Saudara saya (Neni Kusmiati, Ferdiansyah, Suryadin) tanpa semangat,
dukungan dan bantuan kalian semua takkan mungkin aku sampai di sini.
4. Sahabat saya (Kusmia, Aisyah, Athun, rahmania, reni, adel), Teman Terhebat
KKN 2017 Kelompok III tanpa semangat, dukungan dan bantuan kalian
semua takkan mungkin aku sampai di sini, terima kasih untuk canda tawa,
tangis, dan perjuangan yang kita lewati bersama dan terima kasih untuk
kenangan manis yang telah mengukir selama ini. Dengan perjuangan dan
kebersamaan kita pasti bisa! Semangat!
5. Terima kasih untuk semua pihak yang tidak bias penulis sebutkan satu-
persatu. Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna untuk kemajuan
ilmu pengetahuan di masa yang akan datang. Aamiin
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohiim
Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatum
Dengan memanjat puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyesunan Skripsi
yang berjudul hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan pasien
di ruangan rawat inap kelas II dan III RSUD Wonosari Yogyakarta, penyusunan
Skripsi ini tidak akan selesai tanpak dukungan dan bantuan dari berbagai pihak,
untuk itu penulis ucapkan terima kasih kepada:
1. Sulistyaningsih Prabawati, SST.,M.Kes selaku Ketua stikes Yogyakarta
2. Istichomah, S.Kep.,Ns.,M.kes selaku Ketua Program Studi Ilmu
Keperawatan, sekaligus sebagai pembimbing I yang memberi dukungan
dan masukan yang sangat berguna bagi peneliti dalam menyelesaikan
Skripsi.
3. Dina Putri Utami Lubis, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Pembimbing II yang
memberi dukungan dan masukan yang sangat berguna bagi peneliti
dalam menyelesaikan Skripsi.
4. Dr.Sri Handayani, S.Kep.,Ns,.M.Kes selaku Penguji yang banyak
memberi saran dan kritik guna terselesainya penelitian ini.
5. Keduan orang tua tercinta, adik-adik saya, dan sahabat-sahabat saya,
yang selalu memberi doa, dan dukungan moral sehingga Skripsi
penelitian ini dapat diselesaikan tepat waktu.
Semoga amal kebaikan yang diberikan kepada penulis dapat imbalan
pahala dari Allah SWT. Penulis menyadari jika Skripsi ini jauh dari
sempurna. Oleh karena itu penulis berharap kritik dan saran yang
membangun.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabaraakatuh
Yogyakarta, September 2018
Penulis
vii
DAFTAR ISI
viii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ....................................................................................... 52
B. Pembahasan ............................................................................................. 58
C. Keterbatasan Penelitian ........................................................................... 65
.................................................................................................................
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................................. 66
B. Saran ........................................................................................................ 66
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN
KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP KELAS II
DAN III RSUD WONOSARI YOGYAKARTA
INTISARI
Latar Belakang: Pelayanan kesehatan merupakan hak bagi setiap orang yang
dijamin oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
yang harus diwujudkan dengan upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya. Pelayanan kesehatan terkait dengan kepuasan pasien
yang menjadi indikator kualitas pelayanan rumah sakit. Kepuasan pasien dapat
terpenuhi dengan pelayanan keperawatan yang dilakukan melalui hubungan
komunikasi terapeutik antara perawat dengan pasien.
Tujuan: Untuk mengetahui hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan
kepuasan pasien di ruangan rawat inap kelas II dan III RSUD Wonosari
Yogyakarta.
Metode: Penelitian ini merupakan korelasi kuantitatif dengan pendekatan cross
sectional. Populasi penelitian adalah sebanyak 115 pasien rawat inap kelas II dan
III RSUD Wonosari Yogyakarta. Sampel penelitian sebanyak 54 responden yang
ditentukan menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen penelitian berupa
kuesioner komunikasi terapeutik perawat dan kepuasan pasien. Metode analisis
data menggunakan uji korelasi Kendall Tau.
Hasil: Komunikasi terapeutik yang diberikan perawat pada pasien berada dalam
kategori baik sebesar 62,96%. Tingkat kepuasan pasien yang menjalani rawat inap
berada dalam kategori puas sebesar 74,07%. Ada hubungan antara komunikasi
terapeutik perawat dengan kepuasan pasien di ruangan rawat inap berdasarkan
nilai pvalue (0,017) < α (0,05).
Kesimpulan: Ada hubungan antara komunikasi terapeutik perawat dengan
kepuasan pasien di ruangan rawat inap kelas II dan III RSUD Wonosari
Yogyakarta.
1
Mahasiswa Program Studi Keperawatan STIKES Yogyakarta
2
Dosen Pembimbing I Program Studi Keperawatan STIKES Yogyakarta
3
Dosen Pembimbing II Program Studi Keperawatan STIKES Yogyakarta
xiii
THE CORRELATION BETWEEN NURSING THERAPEUTIC
COMMUNICATION WITH PATIENT SATISFACTION IN PATIENT
ROOM OF CLASS II AND III IN WONOSARI PUBLIC HOSPITAL
OF YOGYAKARTA
ABSTRACT
Background: The health services are the right of every person guaranteed by the
1945 Constitution of the Republic of Indonesia, which must be realized by efforts
to improve the highest level of public health. Health services related to patient
satisfaction are indicators of the quality of hospital services. Patient satisfaction
can be fulfilled by nursing services that are carried out through therapeutic
communication relationships between nurses and patients.
Objective: To know the correlation between the nurse therapeutic communication
with patient satisfaction in patient room of class II and III in Wonosari Public
Hospital of Yogyakarta.
Method: This research is a quantitative correlation with cross sectional approach.
The study population was 115 inpatients class II and III RSUD Wonosari of
Yogyakarta. The research samples were 54 respondents who were determined
using purposive sampling technique. The research instrument was a nurse
therapeutic communication questionnaire and patient satisfaction. The data
analysis method uses Full Tau correlation test.
Results: Therapeutic communication provided by nurses in patients is in good
category at 62.96%. The level of satisfaction of patients undergoing
hospitalization is in the satisfied category of 74.07%. There is a correlation
between therapeutic communication of nurses and patient satisfaction in inpatient
rooms based on the value of P value as (0.017) < a (0.05).
Conclusion: There is a correlation between therapeutic communication of nurses
and satisfaction of patients in class II and III inpatient rooms at Wonosari Public
Hospital of Yogyakarta.
4
The Student of SI Nursing Study Program of STIKES Yogyakarta
5
The Lecture Guidance I of SI Nursing Study Program of STIKES Yogyakarta
6
The Lecture Guidance I of SI Nursing Study Program of STIKES Yogyakarta
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
(Dzomeku, et, al, 2013). Kepuasan merupakan perasaan senang atau puas
bahwa produk atau jasa yang diterima telah sesuai atau melebihi harapan
pasien (Nursalam, 2017). Kepuasan pasien ialah suatu tingkat perasaan pasien
yang timbul sebagai akibat dari kenerja pelayanan kesehatan yang diperoleh
1
baru akan merasa puas apabila kinerja pelayanan kesehatan yang
diperolehnya sama atau melebihi dari apa yang menjadi harapanya dan
sebaliknya, ketidak puasan akan timbul perasaan kecewa terhadap pasien dan
pelayanan yang diterimanya dan bagian keempat (pasal 32) Hak pasien:
pengelolaan keuangan. Oleh karena itu, rumah sakit harus dapat memberikan
kepuasan terhadap pasien selaku konsumen utama rumah sakit (Akbar, Sidin
& Pasinringi, 2013). Rumah sakit sebagai salah satu subsistem pelayanan
2
kesehatan menyelenggarakan dua jenis pelayanan untuk masyarakat yaitu
darurat, unit rawat inap dan unit rawat jalan (Putra, 2013).
selama 24 jam, 7 hari seminggu sehingga perawat adalah bagian yang sangat
perawat dengan pasien terdapat beberapa cara tapi yang sangat penting yaitu
keperawatan. Hal ini, dilakukan agar ketika pasien dan keluarga tiba-tiba
stress atau hal yang tidak dapat diubah dating pasien dan keluarga dapat
3
memiliki keterampilan berkomunikasi secara terapeutik dalam menjalankan
dari pengalaman individu dengan ekspresi seperti emosi, ide, verbal dan
atau lebih yang terproses dari komunikator atau pemberi pesan kepada
itu, ini adalah bagian utama dari praktik keperawatan, penting dalam
4
negosiasi adalah konsep penting untuk penyediaan perawatan berkualitas
tinggi. Oleh karena itu, penting bagi perawat untuk mengembangkan dan
tehnik dan tahapan baku komunikasi terapeutik dengan baik, maka hubungan
yang baik antara perawat dengan pasien akan sulit terbina, dampaknya jika
pelayanan rumah sakit kurang baik, maka jumlah kunjungan pasien ke rumah
sakit tersebut akan berkurang dan pasien akan memberikan persepsi negative
tentang pelayanan rumah sakit tersebut, dampak bagi perawat yaitu hubungan
yang baik antara perawat dan pasien pun akan sulit terbina, juga bias
5
stay” dari hasil penelitian ditemukan bahwa kualitas perawat terhadap
bangsal pribadi daripada di bangsal umum. Selain itu upaya yang harus
tercapai.
perubahan yang signifikan pada tingkat kepuasan pasien dari 25,1% menjadi
70,7% pasien kurang puas dengan pelayanan yang diberikan oleh perawat.
inap RSUD Liwa Lampung Barat tahun 2009 dengan kriteria tidak baik
adalah sebesar 48,5% dan dengan kriteria baik adalah sebesar 51,5%.
Sedangkan tingkat kepuasan pasien dengan kriteria tidak puas sebesar 48,5%
6
dilakukan oleh Misi (2016), di ruang rawat inap Pringgodani RSU Rajawali
berinteraksi antara pasien dengan perawat akan membina hubungan yang baik
dengan keluarga pasien. Komunikasi tersebut baik verbal maupun non verbal
kepuasan pasien adalah suatu tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai
keperawatan. Penelitian yang dilakukan oleh Rorie, Pondaag & Hamel (2014)
di RSUP Prof. Dr. R.D Kandou Manado, pasien yang sedang rawat inap
responden yang ada pasien merasa puas sebanyak 42 orang (91,3%). Sama
halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Bolla di RSUD Subang (2008)
7
orang (56,3%) dan kepuasan pasien sebanyak 10 orang (62,5%) merasa puas.
Dari hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa nilai signifikan 0,011 < 0,05
hal ini berarti ada hubungan antara komunikasi terapeutik perawat dengan
tingkat kepuasan pasien. Selain itu juga didapatkan koefisien korelasi sebesar
baik akan memperoleh kepuasan tinggi pula dari pasien, dari penelitian
tersebut juga terlihat bahwa ada hubungan yang signifikan antara komunikasi
dilakukan oleh perawat. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan ditemukan
pasien rawat jalan dan IGD di RSUD Kota Jogja. Tahap orientasi komunikasi
tanggal 14 Maret 2018 di ruangan rawat inap kelas II dan III RSUD Wonosari
perawat tidak memperkenalkan diri saat pertama kali bertemu dengan pasien,
sedangkan tiga pasien (30%) mengatakan saat pertama kali bertemu dengan
8
pasien perawat memperkenalkan diri. selain itu, lima pasien (50%)
enam pasien (60%) mengatakan perawat tidak mejelaskan tindakan yang akan
menjelaskan tujuan yang akan dilakukan kepada pasien. Tujuh pasien (70%)
mengatakan tidak puas dan tiga pasien (30%) yang mengatakan puas.
B. Rumusan Masalah
9
dengan kepuasan pasien di ruangan rawat inap kelas II dan III Rumah Sakit
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
kepuasan pasien di ruangan rawat inap kelas II dan III Rumah Sakit
2. Tujuan khusus
pasien di ruangan rawat inap kelas II dan III Rumah Sakit Umum
ruangan rawat inap kelas II dan III Rumah Sakit Umum Daerah
Wonosari Yogyakarta
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
rawat inap kelas II dan III Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari
Yogyakarta
10
2. Manfaat praktis
E. Keaslian Penelitian
ini adalah:
Bangsal Tjan Timur Rumah Sakit Dr. Oen Solo Baru” dengan
11
penelitian adalah pasien di bangsal Tjan Timur yang berjumlah 35
hasil didapatkan nilai p= 0,000 ini berarti bahwa nilai p< α (0,05).
12
3. Penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan (2016) dengan judul
keperawatan.
13
sectional. Populasi dalam penelitian adalah seluruh perawat yang
yang dilakukan oleh perawat dari tahap oreantasi, kerja dan terminasi
baik 50 (50%), kurang baik 44 (44%), dan tidak ada yang tidak baik.
dirawat adalah 54 (54%) merasa puas dan 46 (46%) merasa kurang puas,
dan tidak ada pasien yang merasa tidak puas maupun sangat puas.
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Komunikasi Terapeutik
(Ridhyalla 2015).
15
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi
mengembangkan pribdi klien kea rah yang lebih positif atau adaptif.
16
d. Peningkatan identitas dan integritas diri. Klien yang mengalami
terapeutik yaitu:
menguntungkan.
masalah.
17
a. Perkembangan
b. Persepsi
c. Pengetahuan
d. Emosi
18
e. Nilai
nilai pribadinya.
emosi dan informasi psikologis pada orang lain. Bahasa dan gaya
atau cara untuk menghadirkan diri secara fisik yang dapat memfasilitasi
19
a. Berhadapan.
e. Tetap rileks
melalui perilaku non verbal (Stuart & Sundeen, 1998 dalam Rismalinda
20
c. Isyarat obyek, yaitu obyek yang digunakan secara sengaja atau tidak
a. Resisten
diperlihatkan oleh klien selama fase kerja, karena fase ini sangat
b. Transferens
c. Kontertransferens
21
7. Tehnik komunikasi terapeutik
b. Menunjukan penerimaan
d. Memberi informasi
mengambil keputusan.
e. Mengklasifikasi
dalam kata-kata ide atau pikiran yang tidak jelas dikatakan oleh
klien.
22
f. Memberi penghargaan
a. Fase prainteraksi
terapeutik bagi klien, jiga merasa tidak siap maka perlu belajar
rencana interaksi.
b. Fase orientasi
Fase ini dimulai pada saat bertemu pertama kali denga klien. Pada
saat pertama kali bertemu dengan klien fase ini digunakan tenaga
23
awal dalam membina hubungan saling percaya. Tugas-tugas tenagaa
klien.
Hal- hal yang perlu diperhatikan pada fase ini antara lain:
tangan.
pertemuan.
24
6) Menyepakati masalah. Dengan tehnik memfokuskan tenaga
kebutuhan klien
c. Fase kerja
di tetapkan.
d. Fase terminasi
Fase ini merupakan fase yang sulit dan penting karena hubungan
dapat terjadi pada saat tenaga kesehatan mengakhiri tugas pada unit
yaitu:
25
Tugas tenaga kesehatan pada fase ini yaitu:
dilakukan.
terdiri dari 30 pertanyaan yang meliputi materi: teknik, sikap dan tahap-
respon, yaitu: “Ya” bila dilakukan dan “Tidak” bila tidak dilakukan. Bila
pilihan “Ya” diberi skor 1 dan “Tidak” diberi skor 0. Kuesioner ini sudah
(Aspauh, 3013).
Baik : 51-75%
26
B. Konsep dasar teori kepuasan
kinerja yang dia rasakan dibanding dengan harapannya. Pasien baru akan
merasa puas apabila kinerja layanan kesehatan yang diperoleh sama atau
2010).
27
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien
b. Harga
c. Emosional
Pasien yang merasa banga dan yakin bahwa orang lain kagum
d. Kinerja
28
yang diberikan yaitu dengan memperhatikan kebersihan, keramaha,
e. Estetika
f. Karakteristik produk
kelengkapannya.
g. Pelayanan
pelayanan keperawatan.
h. Komunikasi
29
perawat dalam memberikan bantuan terhadap keluhan pasien.
i. Suasana
j. Fasilitas
parker, ruang tunggu yang nyaman dan ruang kamar rawat inap.
k. Lokasi
penting dalam penyediaan pelayanan yang lebih baik, lebih efisien dan
30
yang dilakukan, maka pelayanan tersebut dapat dipastikan tidak efektif
puas akan setia lebih lama, kurang sensitive terhadap harga dan memberi
pasien yaitu:
a. Caring
social masyarakat).
b. Kolaborasi
c. Kecepatan
31
dilayani bila pasien membutuhkan, waktu tunggu yang pendek untuk
mendapatkan pelayanan.
d. Empati
f. Sincerity (Kejujuran)
4. Klasifikasi kepuasan
berikut:
a. Sangat memuaskan
32
administrasi), yang seluruhnya menggambarkan tingkat kualitas
b. Memuaskan
sedang.
c. Tidak memuaskan
33
Berpedoman pada skala liker, kepuasan pasien dikategorikan
menjadi, sangat puas, puas, tidak puas, dan sangat tidak puas. Kategori
sangat puas, puas, tidak puas, dan sangat tidak puas. kuesioner ini sudah
dari empat respon, yaitu sangat puas, puas, tidaak puas, sangat tidak puas
nilai 3, jika menjawab “tidak puas” mendapat nilai 2, dan jika jawaban
mendapat nilai 2, jika menjawab “tidak puas” mendapat nilai 3, dan jika
34
Dan dikategorikan sebagai berikut (Hidayat, 2009)
Puas : 51-75%
cukup besar bagi kepuasan pasien yang berobat dan dirawat, sebaliknya
35
D. Kerangka Teori
36
E. Kerangka Konsep
Keterangan :
= Yang diteliti
= Tidak Diteliti
37
F. Hipotesis
38
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan penelitian
secara bersama dan pada saat yang sama (Notoatmodjo, 2012). Penelitian ini
dengan kepuasan pasien di ruangan rawat inap kelas II dan III RSUD
Wonosari Yogyakarta
1. Lokasi penelitian
Lokasi dalam penelitian ini di ruangan rawat inap Rumah Sakit Umum
2. Waktu penelitian
C. Subyek penelitian
1. Populasi
39
Sakit Umum Daerah Wonosari Yogyakarta, pada bulan Februari di
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimili oleh
tertentu yang telah dibuat, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang
inklusi dan eksklusi yang dapat dimasukkan atau layak diteliti sebagai
Kriteria Inklusi:
f. Koperatif
40
Kriteria Eksklusi:
D. Variabel penelitian
perawat.
41
E. Definisi oprasional
Definisi Alat
Variabel Skala Skor
oprasional ukur
Komunikasi Perawat dalam kuisioner Ordinal Kriteria
terapeutik berkomunikasi 1. Sangat
baik: 76-
yang
100%
direncanakan 2. Baik: 51-
75%
secara sadar,
3. Tidak baik:
bertujuan dan 26-50%
kegiatannya
dipusatkan untuk
kepuasan pasien.
Kepuasan Tingkat kuisioner Ordinal Kriteria
pasien kepuasan pasien 1. Sangat
puas: 76-
setelah
100%
mendapatkan 2. Puas: 51-
75%
pelayanan dari
3. Tidak puas:
pemberi 26-50%
4. Sangat
pelayanan atau
tidak puas:
hasil yang di 0-5%
rasakan di
42
bandingkan
dengan
harapanya
F. Instrumen penelitian
1. Jenis instrumen
responden dengan cara memberi tanda (√) pada table yang menjadi
pilihannya.
yaitu “Ya” bila dilakukan “Tidak” bila tidak dilakukan. Kuesioner ini
sudah baku, sehingga tidak perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas
43
Instrument yang kedua adalah kuesioner kepuasan pasien yang
respon, yaitu sangat puas, puas, tidaak puas, sangat tidak puas
nilai 3, jika menjawab “tidak puas” mendapat nilai 2, dan jika jawaban
mendapat nilai 2, jika menjawab “tidak puas” mendapat nilai 3, dan jika
puas: 76-100%, Puas: 51-75%, Tidak puas: 26-50%, Sangat tidak puas:
2. Kisi-kisi penelitian
Komunikasi
terapeutik
No Tahap-tahap Item pertanyaan Total
komunikasi
terapeutik.
1. Pra-interaksi 1,2,3,4,5 5
2. Oreantasi 6,7,8,9,10,11,12 7
3. Fase kerja 13,14,15,16,17,18,19,20 8
4. Fase terminasi 21,22,23,24,25,26,27,28,29,30 10
Total 30
44
Table 3.3Kisi-kisi kepuasan pasien
Item pertanyaan
No Tingkat kepuasan pasien
Favorable Unfavorable
1. Caring 1,3 2,4
2. Kolaborasi 5,7 6,8
3. Kecepatan 9,11 10,12
4. Empati 14,16 13,15
5. Sikap sopan 17,18 19,20
6. Kejujuran 21,22 23,24
Total 24
3. Uji validitas
4. Uji reliabilitas
45
Instrument komunikasi terapeutik perawat dan kepuasan pasien tidak
1. Pengumpulan data
a. Data primer
menggunakan kuesioner.
b. Data sekunder
Data yang diperoleh dari catatan medik di ruangan rawat inap kelas
Wonosari Yogyakarta.
H. Analisa data
1. Pengolahan data
antara lain:
46
a. Editing (penyuntingan data)
b. Coding (pengkodean)
c. Tabulating (tabulating)
2. Analisa data
a. Analisa univaria
Keterangan:
p = Persentase
47
b. Analisa bivariat
∑ ∑
( )
Keterangan :
I. Jalannya penelitian
1. Tahap persiapan
dan II, mengurus surat ijin studi pendahuluan dan mengajukan surat ijin
48
sampai proposal disetujui lalu mengadakan ujian proposal dan revisi
2. Tahap pelaksanaan
49
3. Tahap penyelesaian
J. Etika penelitian
persetujuan berikut.
menuliskan kode atau inisial pada lembar penggumpulan data yang akan
disajikan.
50
3. Kerahasiaan (Confidential)
pada hasil penelitian. Pada penelitian ini, identitas responden dan data
tentang dirinya akan dirahasiakan dan hanya data hasil penelitian yang
51
BAB IV
A. Hasil Penelitian
berikut:
yang efektif dan efisien. Motto RSUD Wonosari adalah “Cepat, Bersih,
Simpatik”.
52
Terdapat tiga (3) jenis pelayanan yang langsung berhubungan
2. Karakteristik Sampel
Tabel 4.1
Karakteristik Jenis Kelamin Pasien Rawat Inap Kelas II dan III
Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari Yogyakarta
Hasil ini menunjukkan bahwa pasien rawat inap kelas II dan III
kelamin perempuan.
53
b. Karakteristik Usia Sampel Penelitian
Tabel 4.2
Karakteristik Usia Pasien Rawat Inap Kelas II dan III Rumah
Sakit Umum Daerah Wonosari Yogyakarta
Usia Frekuensi Persentase
17-25 tahun 7 12,96%
26-35 tahun 13 24,07%
36-45 tahun 14 25,93%
45-55 tahun 9 16,67%
56-65 tahun 11 20,37%
Total 54 100,00%
bahwa pasien rawat inap kelas II dan III Rumah Sakit Umum Daerah
Tabel 4.3
Karakteristik Pendidikan Pasien Rawat Inap Kelas II dan III
Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari Yogyakarta
54
pendidikan Sarjana sebanyak 7 orang (12,96%). Hasil ini
menunjukkan bahwa pasien rawat inap kelas II dan III Rumah Sakit
pendidikan SMA.
3. Analisis Univariat
Tabel 4.4
Komunikasi Terapeutik Perawat Rawat Inap Kelas II dan III
Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari Yogyakarta
menunjukkan bahwa pasien rawat inap kelas II dan III Rumah Sakit
55
b. Kepuasan Pasien
Tabel 4.5
Kepuasan Pasien Rawat Inap Kelas II dan III Rumah Sakit
Umum Daerah Wonosari Yogyakarta
4. Analisis Bivariat
Tabel 4.6
Tabulasi Silang Komunikasi Terapeutik Perawat dengan Kepuasan
Pasien Rawat Inap Kelas II dan III Rumah
Sakit Umum Daerah Wonosari Yogyakarta
56
yang mengatakan komunikasi terapeutik perawat dalam kategori baik.
kepuasan pasien rawat inap kelas II dan III Rumah Sakit Umum Daerah
jika nilai pvalue ˂ α (0,05). Uji ini dilakukan untuk menguji hipotesis
perawat dengan kepuasan pasien di ruangan rawat inap kelas II dan III
sebagai berikut.
57
Tabel 4.7
Hasil Uji Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat dengan
Kepuasan Pasien Rawat Inap Kelas II dan III Rumah Sakit Umum
Daerah Wonosari Yogyakarta
pasien di ruangan rawat inap kelas II dan III Rumah Sakit Umum Daerah
B. Pembahasan
rawat inap kelas II dan III Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari Yogyakarta
58
baik sebanyak 34 orang (62,96%), diikuti 12 orang (22,22%) dalam
kategori sangat baik, dan sisanya 8 orang (14,81%) dalam kategori tidak
baik, sehingga tidak terdapat pasien dalam kategori sangat tidak baik.
Hasil ini menunjukkan bahwa pasien rawat inap kelas II dan III Rumah
oleh perawat dari tahap oreantasi, kerja dan terminasi di ruangan rawat
inap RST. Dr. Soetarto Yogyakarta berada dalam kategori baik sebesar
50,0%.
kelemahan diri pasien. Perawat memiliki data pasien dengan baik, yang
59
membuat rencana pertemuan secara tertulis dengan baik, yang akan
60
Fase terminasi komunikasi terapeutik perawat berada dalam
selanjutnya.
dirancang untuk tujuan terapi. Pendapat ini sejalan dengan Mohr, dalam
komunikasi terapeutik.
responden yang merasa tidak puas hal tersebut disebabkan oleh beberapa
yang terpenting dalam penentuan kualitas produk atau jasa rumah sakit
61
letak rumah sakit, kelengkapan fasilitas juga menentukan penilaian
kepuasan pasien.
sehingga pasien sebagian besar merasa puas dengan pelayanan yang ada
bahwa perawat dalam pelayanan sangat ramah dan sopan pada pasien
54,0%.
kinerja sesuai dengan harapan, pasien akan sangat puas, dan cenderung
akan setia lebih lama, kurang sensitif terhadap harga, serta memberi
62
3. Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat dengan Kepuasan Pasien
Rawat Inap Kelas II dan III Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari
Yogyakarta
dan sisanya 1 pasien (1,85%) dalam kategori sangat baik. Dari sebanyak
kategori sangat baik, dan sisanya 4 pasien (7,41%) dalam kategori tidak
Kendall Tau, didapatkan hasil nilai pvalue (0,017) < α (0,05). Hasil ini
rawat inap kelas II dan III Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari
63
diberikan oleh perawat. Pasien yang merasa puas dengan pelayanan
rumah sakit.
Timur Rumah Sakit Dr. Oen Solo Baru berdasarkan nilai pvalue (0,000) <
α (0,05). Hasil ini juga sesuai dengan penelitian Aswad (2015), yang
terapeutik yang optimal dan kinerja perawat yang cepat dalam mengatasi
64
antara perawat dengan pasien; 2) perawat dapat menghargai pasien
C. Keterbatasan Penelitian
adalah masih terdapat responden yang masih kurang memahami isi kuesioner
kepada responden.
65
BAB V
A. Kesimpulan
rawat inap kelas II dan III Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari
inap kelas II dan III Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari Yogyakarta
pasien di ruangan rawat inap kelas II dan III Rumah Sakit Umum Daerah
B. Saran
kepuasan pasien.
66
2. Bagi ilmu keperawatan
67
DAFTAR PUSTAKA
Alemu, et al. (2014). Change In In-Patient Satisfaction With Nursing Care And
Communication At Debre Markos Hospital, Amhara Region, Ethiopia.
American journal of health research, 2(4), 171-176.
Dzomeku, et, al. (2013). In-patient satisfaction with nursing care: a case study at
kwame nkrumah university of science and technology hospital.
International journal of research in medical and health sciences.
68
Gerson. (2010). Pengantar keperawatan profesional. Jakarta: EGC
Handayani dan Riyadi, (2015). Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah Bidang
Kesehatan. Yogyakarta.
Hidayat, (2009). Metode Penelitian Dan Tehnik Analisa Data. Jakarta : Salemba
Medika
69
Pohan. (2010). Komunikasi terapeutik dalam praktik keperawatan. Bandung:
Refika Aditama
Radtke, K. (2013). Improving patient satisfaction with nursing communication
using bedside shift report.
Santika, (2015), Hubungan Indeks Massa Tubuh (Imt) Dan Umur Terhadap Daya
Tahan Umum (Kardiovaskuler) Mahasiswa Putra Semester Ii Kelas A
Fakultas Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan Ikip Pgri Bali Tahun 2014
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 1 : Hal. 42 – 47, Juni 2015.
70
LAMPIRAN
71
Lampiran 1
Nama :
Alamat :
Saya menjamin bahwa penelitian ini tidak akan berakibat negativ dan saya
akan menjamin semua kerahasiaan jawaban yang saudara berikan. Atas kesediaan
saya ucapkan terima kasih.
Yogyakarta, September
2018
Penulis
Nita purnamasari
72
Lampiran 2
Nama :
Umur :
Saya memahami bahwa penelitian ini tidak berakibat negativ, oleh karena
Yogyakarta, September
2018
Responden
(……………………)
73
KUESIONER
Umur : ...........................................................................
Pekerjaan : ...........................................................................
Pendidikan : ...........................................................................
B. Komunikasi terapeutik
Pilih jawaban yang sesuai menurut anda dan berikan tanda check (√), pada
kolom yang telah disediakan. “Ya” bila dilakukan “Tidak” bila tidak
dilakukan.
No Pernyataan Ya Tidak
A. Pra-interaksi
1. Sebelum berinteraksi dengan pasien, perawat
mengetahui nama dan umur pasien.
2. Ketika bertemu dengan pasien, perawat tersenyum
sambil mengucapkan salam kepada pasien
3. Perawat memperkenalkan diri saat pertama kali
bertemu dengan pasien.
4. Perawat menanyakan nama panggilan yang
disukai pasien dengan ramah.
5. Perawat menyebut nama pasien saat interaksi
74
dengan pasien.
B. Oreantasi
6. Perawat menjelaskan tanggung jawabnya kepada
pasien.
7. Perawat menjelaskan perannya kepada pasien
sebelum melakukan tindakan.
8. Perawat menjelaskan tindakan keperawatan atau
kegiatan yang akan dilakukan kepada pasien.
9. Perawat menyampaikan tujuan yang akan
dilakukan kepada pasien.
10. Perawat menjelaskan cara kerja atau prosedur
tindakan yang akan dilakukan kepada pasien.
11. Perawat memberitahu kepada pasien lamanya
tindakan yang akan dilakukan.
12. Perawat memberi kesempatan kepada pasien
untuk bertanya.
C. Fase kerja
13. Perawat menanyakan keluhan utama pasien
sebelum tindakan.
14. Perawat tanggap terhadap keluhan yang
disampaikan pasien selama interaksi.
15. Perawat tetap menjaga privasi pasien selama
melaksanakan tindakan.
16. Perawat memulai kegiatan atau tindakan dengan
cara yang baik.
17. Perawat meminta kerjasama pasien selama
prosedur tindakan yang dilakukan.
18. Perawat memperhatikan respon pasien selama
melakukan tindakan.
19. Perawat memberitahu pasien bahwa tindakan
75
sudah selesai dilakukan.
20. Perawat memberitahu pasien hasil tindakan yang
telah dilakukan.
D. Fase terminasi
21. Perawat menanyakan perasaan pasien setelah
tilakukan tindakan.
22. Perawat menberitahu pasien tentang apa yang
boleh atau tidak boleh dilakukan pasien
sehubungan dengan penyakitnya.
23. Perawat memberikan pujian disaat pasien dapat
berkerja sama selama tindakan dilakukan.
24. Perawat memberi kesepakatan dengan pasien
untuk kegiatan berikutnya setelah interaksi
(tempat, waktu, dan kegiatan).
25. Perawat mengucapkan terima kasih kepada pasien
atas kerjasamanya yang baik.
26. Perawat mengahiri pertemuan atau interaksi
dengan pasein dengan cara yang baik.
27. Perawat mendengarkan dengan baik saat pasien
mengungkapkan perasaan atau keluhannya.
28. Perawat tetep mempertahankan kontak mata
ketika berkomunikasi dengan pasien.
29. Selama komunikasi dengan pasien, perawat
menunjukan sikap terbuka dengan tidak melipat
tangan saat interaksi.
30. Pada saat berkomunikasi, perawat berhadapan
dengan pasien atau memposisikan sejajar dengan
pasien.
76
C. Kepuasan pasien
Pilih jawaban yang sesuai menurut anda dan berikan tanda check (√), pada
Jawaban
77
Jawaban
78
Jawaban
79
80
81
82
83
84
ANALISIS DATA
A. Karakteristik Responden
Umur
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid remaja akhir 7 13.0 13.0 13.0
dewasa awal 13 24.1 24.1 37.0
dewasa akhir 14 25.9 25.9 63.0
lansia awal 9 16.7 16.7 79.6
lansia akhir 11 20.4 20.4 100.0
Total 54 100.0 100.0
Pendidi kan
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SD 13 24.1 24.1 24.1
SMP 15 27.8 27.8 51.9
SMA 19 35.2 35.2 87.0
Perguruan Tinggi 7 13.0 13.0 100.0
Total 54 100.0 100.0
B. Analisis Univariat
Komunikasi Terapeuti k
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid sangat baik 12 22.2 22.2 22.2
baik 34 63.0 63.0 85.2
tidak baik 8 14.8 14.8 100.0
Total 54 100.0 100.0
Kepuasan Pasien
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid sangat puas 3 5.6 5.6 5.6
puas 40 74.1 74.1 79.6
tidak puas 11 20.4 20.4 100.0
Total 54 100.0 100.0
85
C. Analisis Bivariat
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Komunikasi Terapeutik
54 100.0% 0 .0% 54 100.0%
* Kepuasan Pasien
Kepuasan Pasien
sangat puas puas tidak puas Total
Komunikasi sangat baik Count 1 10 1 12
Terapeutik % of Total 1.9% 18.5% 1.9% 22.2%
baik Count 2 26 6 34
% of Total 3.7% 48.1% 11.1% 63.0%
tidak baik Count 0 4 4 8
% of Total .0% 7.4% 7.4% 14.8%
Total Count 3 40 11 54
% of Total 5.6% 74.1% 20.4% 100.0%
Correlati ons
Komunikasi Kepuasan
Terapeutik Pasien
Kendall's tau_b Komunikasi Correlation Coef f icient 1.000 .236*
Terapeutik Sig. (2-tailed) . .017
N 54 54
Kepuasan Correlation Coef f icient .236* 1.000
Pasien Sig. (2-tailed) .017 .
N 54 54
*. Correlation is signif icant at the 0.05 lev el (2-t ailed).
86
DOKUMENTASI PENELITIAN
87
88
89