Makalah Analisis Jean Watson
Makalah Analisis Jean Watson
Makalah Analisis Jean Watson
KELOMPOK II :
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan YME. yang telah melimpahkan rahmat, karunia dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik yang berjudul “TEORI
KEPERAWATAN MENURUT JEAN WATSON” Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini
adalah sebagai salah satu metode pembelajaran bagi mahasiswa-mahasiswi Universitas Harapan
Bangsa Purwokerto terutama Prodi DIV Anestesiologi. Ucapan terima kasih tidak lupa kami
sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah ini
Kami menyadari atas kekurangan kemampuan kami dalam pembuatan makalah ini, sehingga
akan menjadi suatu kehormatan besar bagi kami apabila mendapatkan kritikan dan saran yang
membangun agar makalah ini selanjutnya akan lebih baik. Demikian akhir kata dari kami,
semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak dan pembelajaran budaya khususnya dalam
segi teoritis sehingga dapat membuka wawasan ilmu budaya serta akan menghasilkan yang lebih
baik di masa yang akan datang.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Keperawatan adalah suatu bentuk profesi pelayanan kesehatan sebagai bagian
integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk
pelayanan yang bersifat biologi-psikologi-sosial-spiritual yang komprehensif, ditujukan
pada individu siapa pun baik yang sakit maupun yang sehat yang mencakup seluruh proses
kehidupan manusia. Dunia keperawatan memang tidaklah mudah seperti yang banyak
orang kira. Begitu banyak hal yang harus dimengerti dan juga dipahami untuk bisa
melaksanakan tugas dengan baik sebagai seorang perawat. Di dalam keperawatan ada
empat konsep utama yaitu manusia, lingkungan, sehat-sakit, dan keperawatan itu sendiri.
Semua itu merupakan buah pikir pakar keperawatan yang menjadi dasar pengembangan
keilmuan keperawatan atau teori model konseptual. Dan dari banyak pakar yang
mengungkapkan hal tersebut, disini saya akan menjelaskan teori model konseptual yang
dikemukakan oleh Jean Watson, seorang theorist keperawatan dengan model monsep
teorinya yaitu Human Caring. Teori Jean Watson yang telah dipublikasikan dalam
keperawatan dengan dasar adalah
“ Human Science and Human Care “. Watson percaya bahwa fokus utama dalam
keperawatan adalah pada careative factor, yang bermula dari prespektif humanistik yang
dikombinasikan dengan dasar pengetahuan ilmiah. Oleh karena itu, perawat perlu
mengembangkan filosofi humanistik dan sistem nilai, serta seni yang kuat.
2. Tujuan
a. Agar dapat mengetahui bagaimana teori konseptual dari Jean Watson;
b. Agar dapat mengetahui pengembangan dari teori keperawatan;
c. Agar dapat mengetahui apa itu 10 carative factor dan bagaimana carative factor
itu;
d. Supaya kita dapat mengaplikasikan teori keperawatan dari Jean Watson dalam
keperawatan.
1
B. TINJAUAN TEORI
1. PENGERTIAN
“Human care is the heart of nursing” (Watson: 1985)
Keperawatan sebagai sains tentang human care didasarkam pada asumsi bahwa human
science and human care merupakan domain utama dan menyatukan tujuan keperawatan.
Sebagai human science keperawatan berupaya mengintegrasikan pengetahuan empiris
dengan estetika, humanities, dan kiat/art (Watson, 1985).
Dalam pandangan keperawatan manusia dilihat sebagai sosok yang utuh. Karena
keutuhan ini maka manusia itu unik, berbeda dari manusia lain. Manusia juga diyakini
sebagai sistem terbuka (openned system), yang berinteraksi dengan manusia lain dan
lingkungannya secara dinamis, dan berkesinambungan itu semua penting untuk
perkembangan personalnya.
SISTEM TERBUKA
LINGKUNGAN
2
tingkat kesesuaian antara diri yang dipersepsikan dan diri yang diwujudkan. Dari
beberapa konsep sehat sakit di atas dapat dikemukakan beberapa hal prinsip, antara lain:
a. Sehat menggambarkan suatu keutuhan kondisi seseorang yang sifatnya
multidimensional, yang dapat berfluktuasi tergantung dari interrelasi antara faktor-
faktor yang mempengaruhi.
b. Kondisi sehat dapat dicapai, karena adanya kemampuan seseorang untuk beradaptasi
terhadap lingkungan baik internal maupun eksternal.
c. Sehat tidak dapat dinyatakan sebagai suatu kondisi yang terhenti pada titik tertentu,
tetapi berubah-ubah tergantung pada kapasitasnya untuk berfungsi pada lingkungan
yang dinamis.
3. Teori Watson
Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan teori pengetahuan
manusia dan merawat manusia. Tolak ukur pandangan Watson ini didasari pada unsure
teori kemanusiaan. Pandangan teori Jean Watson ini memahami bahwa manusia memiliki
empat cabang kebutuhan manusia yang saling berhubungan diantaranya kebutuhan dasar
biofisikal (kebutuhan untuk hidup) yang meliputi kebutuhan makanan dan cairan,
kebutuhan eliminasi dan kebutuhan ventilasi, kebutuhan psikofisikal (kebutuhan
fungsional) yang meliputi kebutuhan aktifitas dan istirahat, kebutuhan seksual, kebutuhan
psikososial (kebutuhan untuk integrasi) yang meliputi kebutuhan untuk berprestasi,
kebutuhan organisasi, dan kebutuhan intra dan interpersonal (kebutuhan untuk
pengembangan) yaitu kebutuhan aktualisasi diri.
Berdasarkan empat kebutuhan tersebut, Jean Waston memahami bahwa manusia adalah
makhluk yang sempurna yang memiliki berbagai macam ragam perbedaan, sehingga
dalam upaya mencapai kesehatan, manusia seharusnya dalam keadaan sejahtera baik
fisik, mental dan spiritual karena sejahtera merupakan keharmonisan antara pikiran,
badan dan jiwa sehingga untuk mencapai keadaan tersebut keperawatan harus berperan
dan meningkatkan status kesehatan, mencegah terjadinya penyakit, mengobati berbagai
penyakit dan penyembuhan kesehatan dan fokusnya pada peningkatan kesehatan dan
pencegahan penyakit.
3
berpikir kritis dibutuhkan dalam asuhan keperawatan, namun fokusnya lebih pada
peningkatan kesehatan, bukan pengobatan penyakit.
Watson (1988) dan George (1990) mendefenisikan caring lebih dari sebuah
exisestensial philosophy, ia memandang sebagai dasar spiritual, baginya caring adalah
ideal moral dari keperawatan. Manusia akan eksistensi bila dimensi spritualnya
meningkat ditunjukkan dengan penerimaan diri, tingkat kesadaran diri yang tinggi,
kekuatan dari dalam diri, intuitif. Caring sebagai esensi dari keperawatan berarti juga
pertanggung jawaban hubungan antara perawat-klien, dimana perawat membantu
memperoleh pengetahuan dan meningkatkan kesehatan.
“Theory of Human Caring” (Watson), mempertegas jenis hubungan dan transaksi yang
diperlukan antara pemberi dan penerima asuhan untuk meningkatkan dan melindungi
pasien sebagai manusia yang mempengaruhi kesanggupan pasien untuk sembuh.
Watson mengemukakan bahwa caring merupakan inti dari keperawatan. Dalam hal ini
caring merupakan perwujudan dari semua faktor yang digunakan perawat dalam
memberikan pelayanan kesehatan pada klien. Kemudian caring juga menekankan harga
diri individu, artinya dalam melakukan praktik keperawatan, perawat senantiasa selalu
menghargai klien dengan menerima kelebihan maupun kekurangan klien. Watson juga
mengemukakan bahwa respon setiap individu terhadap suatu masalah kesehatan unik,
artinya dalam praktik keperawatan, seorang perawat harus mampu memahami setiap
respon yang berbeda dari klien terhadap penderitaan yang dialaminya dan memberikan
pelayanan kesehatan yang tepat dalam setiap respon yang berbeda baik yang sedang
maupun akan terjadi. Selain itu, caring hanya dapat ditunjukkan dalam hubungan
interpersonal yaitu hubungan yang terjadi antara perawat dengan klien, dimana perawat
4
menunjukkan caring melalui perhatian, intervensi untuk mempertahankan kesehatan
klien dan energi positif yang diberikan pada klien. Watson juga berpendapat bahwa
caring meliputi komitmen untuk memberikan pelayanan keperawatan yang didasarkan
pada ilmu pengetahuan. Dalam praktiknya, perawat di tantang untuk tidak ragu dalam
menggunakan pengetahuan yang dimilikinya dalam praktik keperawatan.
Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan Human Caring
Theory. Tolak ukur pandangan Watson ini didasari pada unsur teori kemanusiaan. Jean
Watson, 1985 (dalam B. Talento, 1995) membagi kebutuhan dasar manusia dalam dua
peringkat utama, yaitu kebutuhan yang tingkatnya lebih rendah (lower order needs) dan
kebutuhan yang tingkatnya lebih tinggi (higher order needs).
Pemenuhan kebutuhan yang tingkatnya lebih rendah tidak selalu membantu upaya
kompleks manusia untuk mencapai aktualisasi diri. Tiap kebutuhan dipandang dalam
konteksnya terhadap kebutuhan lain dan semuanya dianggap penting. Kebutuhan
manusia yang saling berhubungan diantaranya kebutuhan dasar biofisikal (kebutuhan
untuk hidup yang meliputi kebutuhan makanan dan cairan, kebutuhan eliminasi,
kebutuhan ventilasi, kebutuhan psikofisikal (kebutuhan fungsional) yang meliputi
kebutuhan aktivitas dan istirahat, kebuthan seksualitas; kebutuhan psikososial
(kebutuhan untuk integrasi) yang meliputi kebutuhan intrapersonal dan interpersonal
(kebutuhan aktualisasi diri).
Berdasarkan kebutuhan tersebut, Jean Watson memahami bahwa manusia adalah
makhluk yang sempurna yang memiliki berbagai macam ragam perbedaan, sehingga
dalam upaya mencapai kesehatan, manusia seharusnya dalam keadaan sejahtera baik
fisik, mental, dan spiritual karena sejahtera merupakan keharmonisan antara pikiran,
badan dan jiwa sehingga untuk mencapai keadaan tersebut keperawatan harus berperan
dalam meningkatkan status kesehatan, mencegah terjadinya penyakit, mengobati
berbagai penyakit dan penyembuhan kesehatan.
5
9) Membantu dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia
10) Mengembangkan factor kekuatan eksistensial-fenomenologis.
Tetapi kesepuluh carrative factors ini sebagai suatu kerangka untuk memberikan suatu
bentuk dan focus terhadap fenomena keperawatan. Watson menganggap istilah “factors”
terlalu standart terhadap sensibilitasnya di masa kini. Ia pun kemudian menawarkan suatu
konsep yang lebih sesuai dengan evolusi teorinya dan arahnya di masa depan. Konsep
tersebut adalah “clinical caritas” dan “caritas processes”, yang dianggapnya lebih cocok
dengan ide-ide dan arah perkembangan teorinya (Watson,2004). Dimana clinical caritas
process terdiri dari yaitu.
a) Menerapkan perilaku yang penuh kasih sayang dan kebaikan dan ketenangan
dalam konteks kesadaran terhadap caring.
b) Hadir dengan sepenuhnya dan mewujudkan serta mempertahankan sistem
kepercayaan yang dalam dan dunia kehidupan subjektif dari dirinya dan orang
dirawat.
c) Memberikan perhatian terhadap praktik-praktik spiritual dan transpersonal diri
orang lain, melebihi ego dirinya.
d) Mengembangkan dan mempertahankan suatu hubungan caring yang
sebenarnya, yang saling bantu dan saling percaya.
e) Hadir untuk menampung dan mendukung ekspresi perasaan posotif dan negatif
sebagai suatu hubungan dengan semangat yang dalam dari diri sendiri dan
orang yang dirawat.
f) Menggunakan diri sendiri dan semua cara yang diketahui secara kreatif sebagai
bangian dari proses caring, untuk terlibat dalam penerapan caring-healing yang
artistic.
g) Terlibat dalam pengalaman belajar mengajar yang sebenarnya yang mengakui
keutuhan diri orang lain dan berusaha untuk memahami sudut pandang orang
lain.
h) Menciptakan lingkungan healing pada seluruh tingkatan, baik fisik maupun
nonfisik, lingkungan yang kompleks dari energi dan kesadaran, yang memiliki
keholistikan, keindahan, kenyamanan, martabat, dan kedamaian.
i) Membantu terpenuhinya kebutuhan dasar, dengan kesadaran caring yang
penuh, memberikan “human care essentials“, yang memunculkan penyusuaian
jiwa, raga dan pikiran, keholistikan dan kesatuan diri dalam seluruh aspek care;
dengan melibatkan jiwa dan keberadaan secara spiritual.
j) Menelaah dan menghargai misteri spiritual, dan dimensi eksistensial dari
kehidupan dan kematian seseorang, “soul care” bagi diri sendiri dan orang
yang dirawat.
6
b. Transpersonal Caring Relationship
Menurut Watson (1999), Transpersonal caring relationship berkarakteristikkan
hubungan khusus manusia yang tergantung pada moral perawat yang berkomitmen,
melindungi, dan meningkatkan martabat manusia seperti dirinya atau lebih tinggi
dari dirinya. Perawat merawat dengan kesadaran yang dikomunikasikan untuk
melestarikan dan menghargai spiritual, oleh karena itu tidak memperlakukan
seseorang sebagai sebuah objek.
Perawat sadar bahwa mempunyai hubungan dan potensi untuk menyembuhkan.
Hubungan ini menjelaskan bagaimana perawat telah melampaui penilain secara
objektif, menunjukkan perhatian kepada subjektifitas seseorang, dan lebih
mendalami situasi kesehatan diri mereka sendiri. Kesadaran perawat menjadi
perhatian penting untuk berkelanjutan dan pemahaman terhadap persepsi orang lain.
Pendekatan ini melihat keunikan dari kedua belah pihak, yaitu perawat dan pasien,
dan juga hubungan saling menguntungkan antara dua individu, yang menjadi dasar
dari suatu hubungan. Oleh karena itu, yang merawat dan yang di rawat keduanya
terhubung dalam mencari makna dan kesatuan, dan mungkin mampu merasakan
penderitaan pasien. Istilah transpersonal berarti pergi keluar dari diri sendiri dan
memungkinkan untuk menggapai kedalaman spiritual dalam meningkatkan
kenyamanan dan penyembuhan pasien. Pada akhirnya, tujuan dari transpersonal
caring relationship adalah berkaitan dengan melindungi, meningkatkan dan
mempertahankan martabat, kemanusiaan, kesatuan dan keselarasan batin.
7
6. Paradigma Keperawatan Menurut Watson
a. Keperawatan
Keperawatan adalah penerapan art dan human science melalui transaksi
transpersonal caring untuk membantu manusia mencapai keharmonisan pikiran, jiwa
dan raga yang menimbulkan selfknowlegde, self-control, self-care, dan selfhealing.
Salah satu asumsi Watson mengatakan bahwa kondisi sosial, moral, dan ilmu
pengetahuan sangat berkontribusi terhadap kondisi kesehatan manusia dan
masyarakat, sehingga perawat perlu berkomitmen terhadap pemberian asuhan
kesehatan yang ideal melalui kajian teori, praktek, dan riset keperawatan.
Ada 10 faktor utama yang membentuk aktivitas perawatan, antara lain:
a) Membentuk sistem nilai humanistik altruistik.
b) Membangkitkan rasa percaya dan harapan.
c) Mengembangkan kepekaan kepada diri sendiri, maupun kepada orang lain.
d) Mengembangkan hubungan yang sesuai harapan pasien / “helping trust”
e) Meningkatkan intuisi dan peka terhadap ekspresi perasaan baik positif, maupun
negative.
f) Menggunakan metoda ilmiah “problem solving” yang sistematik untuk
mengambil keputusan.
g) Meningkatkan hubungan interpersonal “teaching-learning”.
h) Memberi dukungan/support, melindungi, dan membantu memperbaiki kondisi
mental, fisik, sosial-kultural, serta spiritual.
i) Bantuan yang diberikan dapat memuaskan kebutuhan manusia.
j) Menghargai terhadap kekuatan yang dimiliki pasien.
b. Klien
Klien adalah individu atau kelompok yang mengalami ketidakharmonisan pikiran,
jiwa dan raga, yang membutuhkan bantuan terhadap pengambilan keputusan tentang
kondisi sehat-sakitnya untuk meningkatkan harmonisasi, self-control, pilihan
dan selfdetermination.
c. Kesehatan
Kesehatan adalah kesatuan dan keharmonisan didalam pikiran, jiwa dan raga antara
diri dengan orang lain dan antara diri dengan lingkungan.
d. Lingkungan
Lingkungan adalah dimana interaksi transpersonal caring terjadi antara klien dan
perawat.
8
a) Caring dapat didemonstrasikan dan dipraktekkan dengan efektif hanya secara
interpersonal.
b) Caring terdiri dari carative factors yang menghasilkan kepuasan terhadap kebutuhan
manusia tertentu.
c) Efektif caring meningkatkan kesehatan dan pertumbuhan individu dan keluarga.
d) Respon caring menerima seseorang tidak hanya sebagai dia saat ini, tetapi juga
menerima akan jadi apa dia dikemudian.
e) Lingkungan caring adalah sesuatu yang menawarkan perkembangan dari potensi
yang ada, dan disaat yang sama membiarkan seseorang untuk memilih tindakan
yang terbaik bagi dirinya saat itu.
f) Caring lebih ”healthogenic” daripada curing.
g) Praktik caring merupakan sentral bagi keperawatan.
9
C. PEMBAHASAN
1) Pembahasan 4W 1H
a) What
Apa saja kebutuhan dasar menurut Henderson?
Jawab :
b) Who
Siapa yang menyatakan bahwa keperawatan sebagai sains tentang human
care?
Jawab :
Jean Watson
c) Where
Dimana fokus keperawatan pada teori Jean Watson?
Jawab :
fokus utama dalam keperawatan adalah pada carative factor yang bermula dari
perspektif humanistik yang dikombinasikan dengan dasar pengetahuan ilmiah. Oleh
karena itu, perawat perlu mengembangkan filososfi humanistik dan sistem nilai
serta seni yang kuat. Filosofi humanistik dan sistem nilai ini memberi fondasi yang
kokoh bagi ilmu keperawatan, sedangkan dasar seni dapat membantu perawat
mengembangkan visi mereka serta nilai-nilai dunia dan keterampilan berpikir kritis.
Pengembangan keterampilan berpikir kritis dibutuhkan dalam asuhan keperawatan,
namun fokusnya lebih pada peningkatan kesehatan, bukan pengobatan penyakit.
d) When
Kapan perawat berperan care giver?
Jawab :
Ketika berhadapan dengan pasien perawat berperan sebagai care giver Watson juga
berpendapat bahwa perawat mempunyai caring meliputi komitmen untuk
memberikan pelayanan keperawatan yang didasarkan pada ilmu pengetahuan.
10
Dalam praktiknya, perawat di tantang untuk tidak ragu dalam menggunakan
pengetahuan yang dimilikinya dalam praktik
e) How
Bagaimana Paradigma Keperawatan Menurut Watson ?
1. Keperawatan\
Keperawatan adalah penerapan art dan human science melalui transaksi
transpersonal caring untuk membantu manusia mencapai keharmonisan
pikiran, jiwa dan raga yang menimbulkan selfknowlegde, self-control, self-
care, dan selfhealing.
2. Klien
Klien adalah individu atau kelompok yang mengalami ketidakharmonisan
pikiran, jiwa dan raga, yang membutuhkan bantuan terhadap pengambilan
keputusan tentang kondisi sehat-sakitnya untuk meningkatkan
harmonisasi, self-control, pilihan dan selfdetermination.
3. Kesehatan
Kesehatan adalah kesatuan dan keharmonisan didalam pikiran, jiwa dan
raga antara diri dengan orang lain dan antara diri dengan lingkungan.
4. Lingkungan
Lingkungan adalah dimana interaksi transpersonal caring terjadi antara
klien dan perawat.
11
D. IMPLIKASI DALAM ILMU KEPERAWATAN
12
E. KESIMPULAN DAN SARAN
1) Kesimpulan
Filosofi Watson tentang asuhan keperawatan (1979,1985,1988) berupaya untuk
mendefinisikan hasil dari aktivitas keperawatan yang berhubungan dengan aspek
humanistic dari kehidupan (Watson 1979; Marriner-Tomey, 1994). Dari pembahasan
makalah diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa :
Jean Watson membagi kebutuhan manusia melalui 4 bagian pokok :
a) Kebutuhan Biophisikal
Kebutuhan makan dan cairan, kebutuhan eliminasi dan vertilasi
b) Kebutuhan Psikofisikal
Kebutuhan aktifitas dan istirahat dan kebutuhan oktualisasi
c) Kebutuhan Psikososial
d) Kebutuhan Intrapesonal Dan Intepersonal
Pada dasarnya manusia adalah makhluk yang sempurna, sehingga untuk mencapai
kesempurnaan, manusia dituntut untuk selalu dalam keadaan sehat secara fisik dan
rohani. Untuk mencapai keadaan tersebut manusia harus memprioitaskan pada
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit
2) Saran
Manusia hendaknya dapat beinteraksi atau berhubungan baik dengan manusia lainnya.
Dengan berinteraksi, segala kebutuhan manusia akan mudah terpenuhi. Untuk dapat
memenuhi kebutuhannya, manusia harus memilki pengetahuan manusia dan
pemeliharaan / perawatan manusia. Tanpa adanya ilmu pengetahuan manusia tidak dapat
berinteraksi dan bersosialisasi dengan baik di masyarakat. Tanpa adanya pemeliharaan /
perawatan diri, manusia juga akan sakit dan tidak akan dapat memenuhi kebutuhan. Maka
dari itu, manusia dituntut untuk menjaga kesehatan dan pencegahan segala penyakit
dimanapun dan kapanpun.
13
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Aziz Alimul dan Hamid, Achir Yani S. 2005. Buku Saku Praktikum Kebutuhan
Dasar Manusia. Jakarta: EGC
Kusnanto. 2004. Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta: EGC
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC
Jean Watson. 2007. “Watson’s Theory of Human Caring and Subjective Living
Experiences: Carative Factors/Caritas Pricesses As a Disciplinary Guide To
The Professional Nursing Practice”. Diakses pada tanggal 11 Desember 2013
dari www.scielo.br/pdf/tce/v16n1/a16v16n1.pdf
Nelson, John., Watson, Jean. 2012. Measuring Caring. LLC: Springer Publishing
Company.
Watson, Jean. 1940. Caring Science: A Theory of Nursing. LLC: Springer Pulishing
Company.
14